Kontrak Perilaku
Kontrak Perilaku
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
persetujuan antara dua orang atau lebih (konselor dan konseli) untuk
perilaku yang realistik dan dapat diterima oleh kedua belah pihak. Setelah
perjanjian dua orang ataupun lebih untuk berperilaku dengan cara tertentu
dan untuk menerima hadiah bagi perilaku itu. Kontrak ini menegaskan
21
Komalasari, Teori dan Teknik Konseling, 2011, hal. 172
22
Latipun, Psikologi Konseling, 2008, hal. 120
20
21
23
Fauzan, lutfi. 2009. Kontrak Perilaku. Dalam http://lutfifauzan. wordpress.
com/2009/08/09/kontrak-perilaku
24
Ibid.
22
keuntungan.
atau lebih untuk bertingkah laku dengan cara tertentu dan untuk
menerima hadiah bagi tingkah laku itu. Kontrak ini menegaskan harapan
tingkah laku yang diharapkan tidak realistis, atau jika ada komponen
dengan kalimat yang berbeda. Jika dalam proses ini dihasilkan pernyataan
yang sangat berbeda, maka kontrak harus ditulis ulang dalam bahasa lebih
a. Reward harus segera diberikan. Hal ini merupakan salah satu unsur
b. Kontrak awal harus berisi hal-hal yang ringan, dan berikan reward
pada hal-hal tersebut. Terutama bagi tingkah laku baru yang belum
luas
c. Selain itu tugas yang harus mereka lakukan perlu dirinci, dan kriteria
25
Alberto, P.A. & Troutman, A.C. Aplikasi Analisis Behavioral Untuk Guru , (Columbus, OH: 2009)
25
akan.....”
siswa
berikut:
berikut:
laku baru)
26
Komalasari, Teori dan teknik konseling. 2011, hal. 173
27
Fauzan, lutfi. 2009. Kontrak Perilaku. Dalam http://lutfifauzan. wordpress.
com/2009/08/09/kontrak-perilaku
27
dirinya sendiri.
a. Pilih tingkah laku yang akan diubah dengan melakukan analisis ABC
menetap.29
a. Kelebihan
lain.
28
Ibid,
29
Komalasari, Teori dan teknik konseling. 2011, hal. 175
28
b. Kekurangan
baik.30
8. Self-Contract
30
Mujursejathi. 2011. Teknik-teknik Behavior Konseling. Online http://id.shvoong.com/social-
sciences/education/2173602-teknik-teknik-behaviour-konseling/#ixzz1dq59YamI
29
dapat melalui penyiapan dan pemberian tanda atau poin setiap perilaku
pernik-pernik yang kita sukai untuk dikumpulkan. Jika tanda (token) atau
poin telah terkumpul dalam jumlah yang kita tentukan, kita dapat
sebagai berikut.
30
orang yang dihormati ataupun orang yang dipercaya mau peduli bagi
diberikan.
kontrak.
membatalkan kontrak.
tanda merespon agar dapat bonus, dan memberi tanda bila me-reinforce
yang lain.
1. Pengertian Motivasi
mereka lakukan.31
"dorongan" atau rangsangan atau "daya penggerak" yang ada dalam diri
ekstrinsik dijabarkan sebagai motivasi yang datang dari luar individu dan
33
http://www.pengertianahli.com/2013/09/pengertian-motivasi-menurut-para-ahli.html
33
yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk
melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu, atau usaha yang dapat
2. Teori-teori Motivasi
motivasi. Teori-teori yang berkembang pada masa ini adalah hierarki teori
kebutuhan, teori X dan Y, dan teori dua faktor. Teori-teori kuno dikenal
karena merupakan dasar berkembangnya teori yang ada hingga saat ini
manusia terdapat hierarki dari lima kebutuhan, yaitu fisiologis (rasa lapar,
34
Qodratilah, Kamus Bahasa Indonesia untuk Pelajar, (Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan
Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2011), hal.332
35
Stephen P.robbins; Timothy A. Judge, Perilaku Organisasi, (Jakarta: Salemba Empat, 2008),hal.
222-232
36
Abraham Harold Maslow, Motivasi dan Kepribadian, ( New York: Harper & Row, 1954), hal. 57-67
34
haus, seksual, dan kebutuhan fisik lainnya), rasa aman (rasa ingin
dilindungi dari bahaya fisik dan emosional), sosial (rasa kasih sayang,
manajer pelaksana karena teori ini logis secara intuitif. Namun, penelitian
tidak memperkuat teori ini dan Maslow tidak memberikan bukti empiris
manusia dalam teori X, ada pula empat asumsi positif yang disebutkan
37
A. Judge, Perilaku Organisasi, (Jakarta: Salemba Empat),hal. 222-232
38
Ibid,
39
Ibid,
36
baru ini, melainkan teori yang menggambarkan kondisi pemikiran saat ini
berperilaku sebaliknya.
40
Ibid, hal. 229-239
41
David, Clarence McClelland, Menuju Keberhasilan Masyarakat, (New York: Van Nostrand
Reinhold, 1961), hal. 63-73
38
kognitif telah diteliti secara eksensif dan ada banyak studi yang
mendukung.42
apa yang harus dilakukan dan berapa banyak usaha yang harus
dikeluarkan.44
d) Teori penguatan
42
Judy, Cameron; w. David, Pierce, Penguatan, Reward, dan Motivasi Intrinsik: sebuahMeta-Analisis,
Ulasan Penelitian Pendidikan, 1994. hal. 363-423.
43
Locke, E. A., Teori Tugas Motivasi dan Insentif, Perilaku Organisasi dan Kinerja Manusia, 1968,
hal. 157-159
44
Early, " Perencanaan Tugas dan Energi Curahan: Eksplorasi Bagaimana Tujuan Pengaruh
Kinerja", Jurnal Psikologi, 1987. hal. 107-114
39
e) Teori Keadilan
f) Teori harapan
yang ada dan pada daya tarik dari hasil itu terhadap individu
tersebut.46
46
Ibid,
47
Carol, Wade, Carol, Tavris, Psikologi: Jilid 2,( Jakarta: Erlangga, 2007), hal. 142-152
40
lain yang mendukung diantaranya ialah faktor internal yang datang dari
tersebut.
Dengan kata lain, semua motivasi individu timbul bila tingkah laku
48
Slamet Santoso, Teori-teori Psikologi Sosial, (Bandung: Refika Aditama, 2010), hal.114
41
hanya oleh sasaran itu. Misal: anak yang lapar dan melihat roti tadi,
diperoleh, sehingga dalam kasus ini dorongan asli. Misal: anak lapar,
melihat roti dan kemudian minum susu tadi, merasakan bahwa susu
yang diminum dapat mengurangi sedikit laparnya maka anak itu makin
menskors.
42
Dalam masyarakat yang masih belum maju cara ini dapat diterapkan,
tetapi pada masyarakat yang maju cara ini dapat menimbulkan masalah
bertahan lama.
pengenalan.
a. Perception/pengamatan.
tekun.
b. Thougt/pemikiran.
49
Ibid, hal. 115-116
44
c. Affect/perasaan.
disekolah.
karena dengan motivasi yang dimiliki siswa akan menjadi pribadi yang
di sekolah. Namun jika siswa itu rendah dalam motivasi, maka setiap
dan malas.
mengerjakan PR.
diharapkan.
mengandung 3 (tiga) unsur yakni: (a) unsur tugas, (b) unsur belajar (home
resitasi tidak sama dengan pekerjaan rumah, tetapi jauh lebih luas dari itu.
pekerjaan rumah harus dapat merangsang para siswa untuk aktif belajar
fase, hal ini dikemukakan oleh Sutari Imam Bernadib bahwa metode
dipelajari.
tersebut, ialah:
dipertanggungjawabkan.
2) jenis tugas yang jelas dan tepat sehingga anak mengerti apa yang
ditugaskan tersebut
lain
ini.
3) penilaian hasil pekerjaan siswa baik dengan tes maupun non tes
Dari konsep tersebut, bahwa bila guru telah memberikan tugas pada
siswa, hari berikutnya harus dicek apakah sudah dikerjakan atau belum.
“Bahwa tugas harus dilakukan oleh siswa perlu jelas. Ini berarti
yang perlu dipelajari oleh para siswa, agar para siswa tidak merasa
bingung apa yang harus mereka pelajari dari segi-segi mana yang harus
akan lebih rajin. Hal ini dinyatakan oleh S. Nasution ialah sebagai
berikut:
dalam kehidupan setiap pelajar dan setiap orang dalam dunia yang
Metode ini belum dapat ditingkatkan pada suatu taraf di mana semua
yang paling tepat. Memberi bantuan serupa ini bertambah pelik, karena
merumuskan tujuan yang jelas hendak dicapai oleh para siswa. Hal ini
berikut:
berikut:
51
sekolah itu. Dengan kegiatan melaksanakan tugas siswa aktif belajar, dan
guru dengan tujuan agar siswa memiliki hasil belajar yang lebih permanen,
teknik ini agar sasaran yang disebutkan di atas dapat tercapai, maka perlu
lagi apa yang harus dikerjakan, dan apa yang menjadi tugasnya.
sumber sesuai dengan tujuan yang telah digariskan dan penjelasan dari
guru. Dalam proses ini guru perlu mengontrol, pelaksanaan tugas itu,
tidak dikerjakan oleh orang lain, maka perlu diawasi dan diteliti.
sendiri.
dan destruktif.
diberikan.
mendengarkan di sekolah.
54
perkembangan murid. Hal ini dinyatakan oleh Nana Sudjana dan Daeng
a. Kelebihan
b. Kelemahan
guru dan orang tua, sukar untuk menetapkan apa tugas itu
pekerjaan rumah.
Jika perlu diingat, bahwa semua guru pasti memberi tugas. Oleh
sebab itu, kenyataan siswa banyak mempunyai tugas dari beberapa mata
56
baik untuk digunakan, tetapi jangan terlalu kerap kali diberikan agar
perkembangan siswa secara wajar. Hal ini dijelaskan oleh Imam Sutari
Bernadib “bahwa tugas yang harus dilakukan oleh murid harus jelas, agar
para murid tidak menjadi bingung karena kurang jelas. Segi mana yang
lebih dari tiga puluh tahun. Meskipun demikian, masalah-masalah yang terjadi
dalam dunia bimbingan dan konseling sekarang tidak jauh berbeda dengan
masalah yang terjadi pada masa yang lalu. Permasalahan motivasi belajar siswa,
keterlambatan, serta absensi masih banyak dialami oleh siswa. Pada sisi yang
yang ada di sekolah. Jadi, siswa harus mengerti dan mengenal terlebih dahulu
maupun masyarakat.51
mengerjakan tugas pekerjaan rumah siswa SMP. Sebelum membahas tentang inti
masalah tersebut, terlebih dahulu kita harus mengetahui asal usul teknik kontrak
50
Aip, Badrujaman, Teori dan Aplikasi Evaluasi Program Bimbingan Konseling, (Jakarta: Indeks,
2011), hal.3
51
Dewa Ketut Sukardi, Bimbingan dan Penyuluhan Belajar di Sekolah, (Surabaya: Usaha Nasional,
1983), hal. 74
58
yang diinginkan atau yang tidak diinginkan. Kontrak seperti itu bisa menolong
individu untuk tetap memiliki komitmen dalam hal melakukan rencana perbuatan
rendah dalam mengerjakan tugas pekerjaan rumah, guna merubah perilaku siswa
yang jarang ataupun enggan untuk mengerjakan PR yang diberikan oleh guru di
sekolah.
motivasi, jika dalam diri siswa tidak memiliki motivasi atau motivasi siswa
rendah dalam hal tersebut maka siswa akan merasa enggan bahkan malas untuk
semakin besar kesuksesan belajarnya. Seorang yang besar motivasinya akan giat
52
http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/BK-Psikologi/article/view/15152
59
berusaha, tampak gigih tidak mau menyerah, giat membaca buku-buku untuk
yang motivasinya lemah, tampak acuh tak acuh, mudah putus asa, perhatiannya
Pada teknik behavior contract ini, terdapat tujuan yang ingin dicapai oleh
seorang terapis atau konselor pada konseli yang ditanganinya, diantaranya yaitu
(1) melatih individu untuk mengubah tingkah lakunya yang maladaptif menjadi
adaptif, yakni perilaku yang enggan untuk mengerjakan PR menjadi lebih giat
melatih siswa untuk tidak bergantung pada teman lain dalam mengerjakan PR.
dengan konseli terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan agar pelaksanaan
1. Memilih tingkah laku yang akan diubah dengan menggunakan analisis ABC.
53
Abu Ahmadi, Psikologi Belajar, (Jakarta: rineka cipta, 1991), hal. 79
60
diatasi dengan melakukan teknik behavior contract karena tujuan dari teknik
tersebut salah satunya adalah merubah perilaku konseli dari yang kurang sesuai
dalam kasus ini adalah enggan untuk mengerjakan PR menjadi perilaku yang