Anda di halaman 1dari 14

I.

ASAL MUASAL TEKNIK BEHAVIORAL CONTRACT


Behavioral contract (kontrak perilaku), atau contingency contract, didasarkan
pada prinsip operant conditioning, reinforcement positif, dan dapat digunakan sebagai
salah satu variasi prinsip Premack. Kontak perilaku adalah kesepakatan tertulis antara dua
orang individu atau lebih di mana salah satu atau kedua orang sepakat untuk terlibat
dalam sebuah perilaku target (Miltenberger, 2007). Sebagai tambahan, kontarak perilaku
melibatkan pengadministrasian konsekuensi positif (atau mungkin kadang-kadang
negatif) yang contigent dengan terjadinya atau tidak terjadinya perilaku target. Kontrak
perilaku menetapkan seluruh detail target perilaku, termasuk di mana perilaku itu akan
terjadi, bagaimana perilaku itu dilaksanakan, dan kapan perilaku itu harus diselesaikan.
Semua orang terlibat dalam kontrak harus menegosiasikan syarat-syaratnya sehingga
kontraknya dapat diterima oleh setiap orang.
Istilah contingency contract digunakan untuk pertama kalinya oleh L.P. Homme
pada 1996 ketika ia melaporkan menggunakan kontrak dengan para dropout SMA untuk
memberikan reinforcement pada kinerja akademis (Cantrell, Cantrell, Huddleston, &
Woolridge, 1996). Meskipun mereka dipopulerkan oleh para terapis perilaku dan realitas,
kontrak perilaku sekarang diintegrasikan ke dalam banyak pendekatan teoritik yang
berbeda (Hackney & Cormier, 2012), termasuk motivational interviewing (Enea &
Dafinoiu, 2009).
Salah satu kekuatan utama kontrak perilaku adalah ia menuntut orang-orang untuk
konsisten. Oleh sebab itu, kontrak cenderung popular di antara anak-anak karena dapat
memberikan tanggung jawab kepada orang tua atau guru di dalam kelas ketentuan
kesepakatannya. Anak–anak tidak lagi merasa bergantung belas kasihan orang yang
memiliki kekuasaan. Alih-alih, mereka belajar untuk menerima tanggung jawab atas
tindakannya sendiri. Kontrak perilaku menetapkan tingkat timbal balik di antara orang–
orang yang terlibat, apakah itu pasangan menikah, orang tua dan anak, atau guru dan
siswa. Kontrak dapat diubah atau direnegosiasikan dari waktu ke waktu dan pada
akhirnya berakhir begitu perilaku targetnya menjadi rutin.

1
II. BAGAIMANA CARA MENGIMPLEMENTASIKAN TEKNIK BEHAVIORAL
CONTRACT
Kontrak perilaku seharusnya digunakan ketika teknik-teknik yang lebih sederhana
dan kurang intrusif seperti pujian dan reinforcement, telah gagal dan dibutuhkan prosedur
yang lebih kuat. Bila mana mungkin, kontrak perilaku seharusnya berlaku secara
individual daripada diadaptasi untuk digunakan dengan kelompok. Sebelum menulis
sebuah perilaku, perilaku target seharusnya diidentifikasi. Perilaku target bisa termasuk
agar perilaku yang tidak diinginkan meningkat (Miltenberger, 2007). Bilamana mungkin,
perilaku target seharusnya dirumuskan secara positif; contohnya, “tetap pada tugas
selama waktu bekerja di kursi.” Perumusan positif tujuan memungkinkan diterapkannya
sebuah strategi yang didasarkan pada reinforcement positif dan memperoleh reward
untuk kepatuhan perilaku yang baik. Seluruh pihak terkait seharusnya bertemu sebagai
sebuah tim untuk memutuskan perilaku-perilaku mana yang akan ditangani. Biasanya itu
adalah masalah paling disruptif ata pervasif. Data basal seharusnya dikumpulkan untuk
menentukan di mana, dalam kondisis apa, dan seberapa sering perilaku saat ini terjadi.
Informasi ini kelak akan digunakan ketika menentukan tujuan awalnya.
Kontrak perilaku memiliki sejumlah komponen esensial (lihat Tabel 36.1). Begitu
perilaku diidentifikasi, tiga langkah lagi harus diselesaikan sebelum menulis kontrak
perilakunya. Pertama, putuskan bagaimana perilaku itu akan diukur (Miltenberger, 2007).
Perilaku mungkin diobservasi secara langsung atau diukur berdasarkan hasilnya. Pilih di
mana kontrak akan digunakan dan siapa yang akan terlibat dalam mengukur perilaku
target. Selanjutnya, dengan menggunakan data basal frekuensi perilaku, identifikasi
ekspektasi dan tujuan perilaku yang spesifik. Tetapkan berapa sering perilaku target harus
dilakukan agar dianggap sukses. Kontrak seharusnya fleksibel dan memungkinkan
aproksimasi suksesif ke arah tujuan, artinya, ekspetasi seharusnya dinaikkan perlahan-
lahan untuk memungkinkan kemajuan ke arah frekuensi target (James & Gilliland, 2003).
Untuk mengubah perilaku, klien harus terlihat berperilaku baik dan menerima
reinforcement. Dengan demikian, penting bahwa klien mengalami kesuksesan di minggu
pertama. Setelah tujuan perilaku ditetapkan, identifikasi reinforcement dan/atau hukuman
yang akan digunakan sehubungan dengan kesuksesannya.

2
Bilamana mungkin, biarkan klien membantu membuat menu reinforcement,
khususnya ketika bekerja dengan anak-anak, teteapi ingat untuk menjaga reinforecemnt-
nya tetap kecil dan manageable. Putuskan apakah konsekuensi negatif akan digunakan
untuk kegagalan mencapai tujuan. Di samping itu, putuskan siapa yang akan
mengimplementasi rencana contingency dan tentukan skedul reinforcement apa yang
akan mengikuti. Skedul dengan rasio tetap atau interval tetap seringkali adalah yang
terbaik di awal, tetapi kemudian pindah ke skedul rasio-variabel atau interval-variabel
begitu perilaku target telah dikuasi dan dapat membantu mempertahankan perilaku ini.
Sebuah klausa bonus juga dapat dimasukkan untuk me-reward klien untuk kemajuan
terus-menerus atau luar-biasa.
Setelah menyolidkan detail–detail rencana perilaku, kontrak dapat ditulis.
Pastikan untuk memasukkan tanggal mulai, perilaku target, kriteria, dan tenggat waktu
untuk penyelesaian tugas, dan reinforcement yang akan digunakan. Diskusikan kontrak
dengan klien dan semua pihak yang terlibat. Kontrak harus jelas bagi setiap orang yang
terlibat, dan tujuan–tujuan perilakunya harus sspesifik (James & Gilliland, 2003). Setiap
orang yang terlibat seharusnya menandatangani kontrak dan menerima salinannya.
Terakhir, tetapkan sebuah pertemuan evaluasi setelah satu atau dua minggu untuk
memantau kemajuan kontrak. Sebuah bagan kemajuan, log, atau sasaran yang dapat
dilihat lain seharusnya digunakan untuk menunjukkan kemajuan ke arah pencapaian
tujuan.
Ketika memantau kemajuan, setiap aspek kontrak seharusnya diperiksa. Pastikan
bahwa perilaku targetnya tepat, dapat dicapai, dan dipahami oleh klien.

TABEL 36.1 Komponen-Komponen Kontark Perilaku


1. Mengidentifikasi perlaku yang akan dimodifikasikan.
2. Mengintroduksikan dan mendiskusikan ide kontrak perlaku.
3. Mengembangkan kontrak dan menyodorkannya kepada semua pihak yang terlibat.
Memasukkan detail-detail di bawah ini:
a. Nama klien
b. Perilaku spesifik yang akan diubah (mulai dengan yang kecil)
c. Bagaiman Anda akan tahu kapan klien berhasil.
d. Reinforcement untuk kinerja yang sukses.

3
e. (opsional) Konsekuensi wajar untuk ketidakpatuhan.
f. (opsional) Sebuah klausa bonus
g. Tindak lanjut (waktu dan tanggal)
h. Tanda tangan
4. Garis besar prosedur tindak lanjut.
5. Menginisiasi programnya.
6. Mencatat kemajuan dan mengevaluasi hasil-hasil.
7. Memodifikasi bila perlu.

Putuskan apakah waktu yang cocok diberikan untuk menyelesaikan tugasnya. Evaluasi
reinforcement-reinforcement-nya, apakah cocok, efektif, dan diberikan secara tepat
waktu? Di samping itu, putuskan apakah ekspektasi-ekspektasi kontraknya realistis, jelas,
dan dinyatakan sebagai aproksimasi-aproksimasi kecil ke arah tujuan yang diinginkan
(James & Gilliland, 2003).

III. VARIASI – VARIASI TEKNIK BEHAVIORAL CONTRACT


Ada beberapa tipe kontrak perilaku. Dalam kontrak satu pihak, yang juga disebut
sebagai kontrak unilateral, seorang individu ingin mengubah sebuah perilaku target
(Miltenberger, 2007). Ia membuat berbagai pengaturan untuk seorang manajer kontrak
untuk mengimplementasikan kontiggensi–kontingensi reinforcement atau hukuman.
Kontrak satu pihak dapat digunakan untuk meningkatkan perilaku yang diinginkan,
misalnya olahraga, belajar, kebiasaan makan yang baik, atau perilaku terkait-sekolah atau
terkait-pekerjaan, atau mengurangi perilaku yang tidak diinginkan, seperti makan
berlebih, menggigit kuku, menonton tv berlebihan. Di lain pihak, kontrak dua pihak, atau
kontrak bilateral, memungkinkan kedua belah pihak untuk mengidentifikasi perilaku-
perilaku target dan kontingensi–kontingensi yang akan diimplementasikan. Kontrak dua
pihak biasanya ditulis di antara orang–orang yang memiliki hubungan signifikan satu
dengan yang lainnya (misalnya, pasangan, orangtua, dan anak, kakak-adik, teman, rekan
sekerja). Kontrak quid pro quo melibatkan hubungan antara dua perilaku target; yang
satu akan diberikan sebagai balasan untuk yang lain. Akan tetapi, kontrak paralel ini
memungkinkan masing-masing individu untuk menangani perilaku targetnya sendiri
tanpa menyandarkan diri pada kinerja yang lain.

4
Tipe kontrak perilaku lain, self-contract, dapat dirancang untuk membantu
seorang individu memenuhi tujuan (Hackney & Cormier, 2012). Self-contract identik
dengan kontrak– kontrak perilaku lain, kecuali bahwa reward-nya diadministrasikan
sendiri oleh klien. Kontrak-kontrak ini bisa sangat membantu ketika bekerja dengan
anak-anak atau remaja. Perilaku yang diperlukan seharusnya diidentifikasi dengan jelas
dan diuraikan menjadi sub-sub tugas yang lebih kecil dan dapat diberi reward secara
terpisah. Seringkali kontrak perilaku tradisional dapat dialihkan menjadi self-contract
ketika klien menjadi lebih suksesdalam melakukan perlaku target. Manajer kontrak
secara perlahan-lahan melepaskan kontrol atas kontrak yang dimulai dengan
reinforcement-nya, setelah itu identifikasi tugas, dan terakhir waktu dan frekuensinya.

IV. CONTOH TEKNIK BEHAVIORAL CONTRACT


Patrick adalah seorang siswa SMA tahun kedua berusia 16 tahun yang dibawa ke
konselor profesional karena membolos. Patrick tidak memiliki riwayat masalah perilaku
dan telah memiliki nilai di atas rata-rata selama karier sekolahnya. Akan tetapi, selama
semester musim semi yang sekarang, guru-gurunya menjadi semakin prihatin tentang
potensinya untuk berhasil naik kelas 11 karena sering tidak masuk kelas.

Konselor (K): Jadi, Anda tidak membolos sepanjang jam sekolah? Anda ada di sekolah…
Anda hanya tidak hadir di kelas-kelas tertentu?

Patrick (P): Begitulah.

K: Bantu saya untuk memahami alasan Anda untuk ini; Saya yakin Anda punya alasan
yang kuat…

P: Tidak terlalu. Saya tidak tahu. Maksud saya… awalnya sesekali saja karena teman-
teman saya hanya nongkrong di tempat parkir di belakang lapangan futbol dan tidak
mau masuk kelas. Saya mulai dengan duduk-duduk bersama mereka. Lalu saya
merasa tidak enak dengan duduk-duduk bersama mereka. Lalu saya merasa tidak
enak karena membolos dan saya ingin menghindari gurunya karena saya pikir dia
akan marah kepada saya. Atau mungkin saya akan membolos kelas itu lagi karena,
Anda tahu sekali Anda membolos, Anda akan ketinggalan pelajaran. Saya mungkin

5
akan ketinggalan tugas atau materi yang saya perlukan untuk belajar. Seperti bola
salju, saya rasa. Anda tahu maksud saya?

K: Saya rasa begitu, Patrick. Bagi saya, tampak masuk akal.

P: Betulkah?

K: Tentu. Saya benar-benar menghargai Anda, mau dudk di sini dan jujur kepada saya.
Perlu usaha besar untuk itu. Benar-benar masuk akal bagaimana sesuatu bermula, dan
setelah itu tidak dapat dikontrol.

P: Yah, benar sekali.

K: Jadi, apakah Anda risau kalau tidak bisa naik ke kelas 11 kalau Anda terus
membolos?

P: Tidak, tidak terlalu. Saya rasa seharusnya risau ya? Akan tetapi, saya tidak tah
seberapa pentingnya. Orang tua saya takut bahwa saya mungkin akan ikut sekolah
musim panas. Namun demikian, hal itu bukanlah masalah besar. Kebanyakan teman
saya mungkin juga akan begitu. Jadi, maksud saya, peduli apa. Em, tidak, saya rasa
hal itu tidak terlalu merisaukan.

Konselor profesionalnya sekarang mengerti motivasi untuk perilaku Patrick dan juga
bahwa konsekuensi wajar tidak naik kelas bukan merupakan motivator yang cukup untuk
memperbaiki perilaku membolos Patrick. Akhirnya, konselor profesional melihat sikap
hormat dan kejujuran Patrick dalam sesi konseling dan merasa bahwa ia dan situasinya
bisa mendapatkan manfaat dari kontrak perilaku. Langkah 1, mengidentifikasi perilaku
yang akan dimodifikasi, telah dilakukan, dan konselor profesional melanjutkan ke
langkah 2, mengintrodusikan ide kontrak perilaku. Dalam melakukan itu, konselor
mencoba mengumpulkan informasi yang dibutuhkan untuk kontrak tulis.

K: “Orang tua Anda yang ketakutan” juga tidak merisaukan Anda?

P: Em… ya… memang. Akan tetapi, lalu saya berpikir, “Bung, saya tidak merasa tidak
akan masuk kelas Bahasa Inggris hari ini” atau kelas apa pun dan lebih mudah untuk
membolos karena saya tidak memikirkan ketakutan orang tua saya atau tentang naik

6
dari kelas 10. Semua itu terlalu jauh, dan orang tua saya toh memang mudah panic,
dan seperti yang sudah saya katakana, sekolah musim panas bukan masalah besar

K: Patrick, apakah Anda ingin menjadi lebih baik tentang kehadiran di kelas… jika ada
alasan yang lebih penting bagi Anda, maukah Anda menghadiri kelas-kelas secara
lebih teratur

P: Tentu saja. Maksud saya, tentu saya mau memperbaiki kalau ada alasannya.

K: Oke, jadi, yang ingin saya lakukan adalah menemukan apa yang penting bagi remaja
16 tahun seperti diri Anda. Hal-hal apakah yang akan Anda coba negosiasikan dari
waktu ke waktu, dengan orang tua Anda, dengan diri Anda ssendiri, atau dengan gru
Anda?

Konselor berusaha melihat kemungkinan reinforcement positif.

P: Tidur telat di malam Minggu! Ya ampun, saya menjadi gila karena orang tua saya
tidak mau mengizinkan saya tetap tidur setelah jam 8.30 atau 9.30 di Sabtu pagi…
tidak pernah… membuat saya gila! Saya ingin tidur sampai makan siang, misalnya.
Akan tetapi, mereka berdua tidak mengizinkan itu dan hal itu seperti aturan mati di
rumah saya.

K: Makan siang, ya? Menyenangkan sekali. Bagus. Ada yang lain?

P: Saya selalu menegosiasikan mobil baru. Begitu maksud Anda?

K: Well, saya akan memberi tahu Anda apa yang saya pikirkan di sini, lalu Anda akan
melihat apakah kedua usul Anda cocok dengan hal itu. Orang tua dan guru-guru Anda
benar-benar menginginkan Anda berhasil di sekolah. Mereka tahu itu tidak akan
terjadi kalau Anda terus membolos. Sekarang saya tah bahwa Anda tidak benar-benar
peduli tentang apa yang saya sebut konsekuensi wajar… tidak naik ke kelas 11 atau
orang tua Anda ketakutan seperti yang Anda bilang… setidaknya Anda tidak peduli
bahwa itu sangat penting… seperti ketika Anda duduk-duduk di tempat parkir atau di
belakang lapangan futbol bersama teman-teman Anda. Faktanya, sebagian
konsekuensi wajar, seperti melewatkan tugas dan persepsi guru Anda, sebenarnya

7
meningkatkan kecenderungan Anda untuk membolos lagi. (Berhenti sebentar untuk
membiarkan Patrick mengendapkannya.) Ini menghadirkan dilemma.

P: Kalau anda melihatnya begitu, memang iya! (Menganggukkan kepala dan merenung.)
Saya rasa memang begitu.

K: Betapa hebatnya kalau kita bisa sampai pada kesepakatan bersama antara Anda, guru-
guru Anda, saya, orang tua Anda… kita semua, yang akan membuat Anda lebih mau
masuk kelas.

P: Saya tidak melihat kemungkinan itu.

K: Well, orang tua Anda ingin Anda berhenti membolos. Membolos tidak terlalu
merisaukan Anda. Anda ingin tidur sampai siang di Sabtu pagi. Orang tua tidak
mengizinkan itu. Anda mengerti?

P: Saya rasa begitu.

K: Dengan timbal balik semacam itu, dapatkah Anda memikirkan contoh-contoh atau
poin-poin negosiasi lain antara Anda dan orang tua Anda. Tidur di hari Sabtu cocok
untuk diusulkan ke orang tua Anda. Hal itu bisa kita pertimbangkan. Mobil baru
mungkin tidak, meskipun bisa kita cek, kalau Anda mau.

P: Tidak - mereka sudah bilang tidak akan. Jam malam selalu menjadi masalah besar.
Saya selalu minta jam malam lebih, dan mereka selalu membaut saya kecewa.

K: Oke. Bagus. Itu memberi kita beberapa pilihan. Yang ingin saya lakukan selanjutnya
adalah duduk bersama Anda dan orang tua Anda dan membuat kontrak yang akan
memberi Anda insentif sedikit lebih besar untuk ikut pelajaran. Kontrak ini akan
sangat spesifik mengenai apa yang diharapkan dari Anda dan apa yang terjadi kalau
Anda mematuhinya, dan apa yang terjadi jika tidak.

P: Apa yang Anda maksud dengan “apa yang terjadi kalau saya tidak mematuhinya?”

Konselor mencoba melihat konsekuensi wajar untuk ketidakpatuhan.

8
K: Well, sesuatu yang Anda katakan sebelumnya menarik perhatian saya. Anda bilang
menurut dugaan guru Anda akan marak ketika Anda membolos kelasnya dan Anda
tahu jika membolos pasti Anda lebih cenderung tidak masuk ke kelas itu lagi. Benar
begitu?

P: Ya.

K: Well, kita belum tau apa positifnya bagi Anda kalau Anda memperbaiki tingkat
keikutsertaan Anda… kita masih harus menegosiasikan itu dengan orang tua Anda…
tetapi saya juga ingin konsekuensi negatifnya sesuai dengan laporan ke guru Anda di
akhir hari, kalau Anda membolos, dan menerima bahan yang Anda lewatkan dan PR
kalau ada. Dengan cara itu, tahu bahwa Anda hars menghadapi guru Anda di hari
yang sama mudah-mudahan akan mencegah Anda untuk membolos. Kalau toh Anda
tetap membolos, menerima bahan dan tugas-tugas yang Anda lewatkan akan
mengurangi kemungkinan Anda untuk membolos lagi di hari berikutnya. Bagaimana
pendapat Anda?

P: Wow, berat betul. Akan tetapi… saya rasa, saya suka idenya… Maksud saya, itu
akan baik bagi saya… saya harus melihat detail-detailnya sebelum saya
menyetujuinya, bukan?

K: Ya. Kita akan menuliskannya, dan Anda akan melihat semuanya sebelum saya
meminta Anda menandatangani kontrak. Saya punya usul, mari kita buat janji temu
lain di minggu ini dengan Anda dan orang tua Anda. Sebelum itu saya akan
mendiskusikan opsi-opsi dengan guru-guru Anda. Bagaimana menurut Anda?

P: Bagus.

Sesi berikutnya mingg itu berlangsung bersama Patrick dan kedua orang tuanya.

K: Patrick, guru-guru Anda semua siap memberi bahan-bahan dan tugas-tugas yang
Anda lewatkan di hari yang sama ketika menemui mereka dan memintanya. Mereka
masing-masing juga akan menyimpan lembar kehadiran terpisah untuk Anda setiap
hari dan saya akan mengambilnya setiap siang setelah jam sekolah usai. Dengan cara

9
itu, saya akan membuat catatan harian kehadiran Anda di masing-masing kelas dan
akan langsng melaporkannya ke ayah dan ibu Anda. Setuju?

P: Setuju. Jadi, jika saya membolos, saya harus menemui guru yang bersangkutan di hari
yang sama dan meminta PR dan bahan yang tetinggal?

K: Ya.

P: Dengan begitu beliau tahu saya benar-benar ada di sini hari itu.

K: Bagaimanapun mereka tahu, Patrick. Anda juga berani dan kerjakan apa yang harus
Anda kerjakan agar tidak tertinggal… tidak mengalami bola salju, seperti yang Anda
bilang.

P: Ya. Anda benar.

K: Oke, jadi ibu dan ayah, yang ingin kam diskusikan dengan Anda berdua hari ini
adalah beberapa ide yang telah Patrick godok bersama saya, yang dapat mendorong
kehadirannya di kelas, dan saya tahu Anda semua menginginkan hal itu!

Ibu (I): Oke, kami mendengarkan.

K: Patrick, mengapa tidak Anda mulai… beri tahu mereka dua ide yang kita
pertimbangkan.

P: Well, dua hal yang benar-benar akan membantu saya adalah kalau saya tahu boleh
tidur di hari Sabtu atau kalau saya boleh keluar sampai lebih larut di Jumat malam
atau Sabtu malam.

Ayah (A): Sungguh? Tidur sampai siang atau jam malam lebih larut lebih penting
dibanding naik ke kelas 11? Luar biasa.

K: Kadang-kadang, Ayah, apa yang tampaknya penting bagi kita tidak demikian halnya
pada remaja.

A: Saya pikir juga begitu. (Kea rah Ibu). Bagaimana pendapat Ibu?

10
I: Jadi, kami dapat mempertimbangkan salah satunya sebagai imbalan bagi
kehadirannya di kelas?

K: Ya. Seperti yang telah saya jelaskan di telepon, saya ingin menggunakan kontrak
perilaku di antara kita semua yang akan menyebutkan hal positif spesifik yang akan
didapatkan Patrick untuk mengikuti sejumlah kelas, dan hal negatif yang akan
dihadapi Patrick tiap kali ia membolos. Inilah yang sampai sejauh ini kami dapatkan.
Tiap kali ia membolos, ia tahu dan setuju untuk menemui gurunya secara pribadi
sebelum sekolah usai, pertama-tama menunjukkan bahwa pada hari itu ia hadir di
sekolah, dan kedua, meminta informasi dan tugas yang belum diperolehnya. Kami
tahu ini sesuatu yang ingin dihindari oleh Patrick, dan kami juga tahu bahwa
melakukan it akan membantu mencegahnya membolos pelajaran itu keesokan harinya
sebagai sebuah langkah penghindaran.

I: Oke. Saya suka itu.

K: Sekarang, yang ingin saya lakukan adalah menyatakan dalam kontrak bahwa untuk
setiap lima hari sekolah, tidak harus lima hari berturut-turut tetapi akumulasi dari
total lima hari, di mana setiap kelas diikuti, ia mendapatkan sesuatu yang pasti, ia
mendapatkan janji Anda berdua yang akan Anda penuhi sesuai apapun yang kita
putuskan hari ini… sesuatu yang berkaitan dengan jam malam atau tidur. Mereka
adalah privilege yang paling berarti baginya.

I: Saya paham. Well, saya mau mengizinkannya bangun lebih siang di Sabtu pagi
daripada memberinya jam malam lebih larut.

A: Saya lebih suka memperpanjang jam malamnya.

I: Memperpanjang jam malamnya dapat membawa lebih banyak masalah potensial,


tanpa menyebut bahayanya. Apa ruginya membiarkannya tidur sampai siang?

A: Benar. Jadi saya tidak menentang tidur.

P: Ayah dan ibu sama sekali tidak tahu berapa banyak kelas yang harus saya ikuti.

11
K: Baiklah, mari kita tuliskan itu, dengan semua detailnya, dan ditandatangani semua
orang. Ingat, kita semua sepakat di sini.

Konselor profesional menyebutkan seluruh ketentuan yang telah disepakati dalam


kontrak, lengkap dengan perilaku yang diharapkan yang disusun dengan bahasa positif,
sarana bagi konselor untuk memantau kehadiran Patrick di kelas, konsekuensi positif
dan negatif untuk hadir atau membolos, tanggal mulai, dan tanggal selesai. Terakhir,
janji temu dijadwalkan untuk dua minggu yang akan datang untuk mengases kepatuhan
Patrick dengan ketentuan kontrak.

V. KEGUNAAN DAN EVALUASI TEKNIK BEHAVIORAL CONTRACT


Keberhasilan penggunaan kontrak telah didokumentasikan dengan baik dalam
literatur selama lebih dari 40 tahun. Kontrak perilaku dapat digunakan untuk
mengajarkan perilaku baru, mengurangi perilaku yang tidak diinginkan, atau
meningkatkan perilaku yang diharapkan (Downy, 1990). Kontrak membantu untuk
digunakan dengan berbagai keterampilan akademis dan sosial, dan telah berhasil dengan
siswa-siswa di kelas reguler maupun di pendidikan khusus. Allen, Howard, Sweeney, dan
McLaughlin (1993) mendemonstrasikan bahwa kontrak perilaku dapat meningkatkan
perilaku tetap-pada-tugas dengan segera dan signifikan pada siswa kelas dua dan tiga.

Kontrak Perilaku

Nama Siswa: Patrick Daniels Tanggal: 2 Maret 2015

Ketentuan Kesepakatan
Patrick setuju untuk mengikuti mata pelajaran dari Senin sampai Jumat di Payne High School.
Patrick memahami bahwa selain pengecualian-pengecualian, termasuk sakit serius atau keadaan
darurat keluarga yang mengharuskan untuk untuk meninggalkan kampus sebelum jam sekolah
selesai, akan dianggap absen. Jadwal kelas-kelas itu mencakup Sejarah Amerika, Anatomi dari
Fisiologi, Sastera Inggris l, dan Aplikasi Excel.

12
Jika kelima mata pelajaran telah diikuti selama lima hari kumulatif, orangtua Patrick,
Eileen dan Davis Daniels, setuju untuk menghadiahi Patrick dengan mengzinkannya tidur
sampai siang di hari Sabtu berikutnya. Hadiah ini akan terus diberikan selama sisa waktu
kontrak ini.
Jika Patrick membolos, ia setuju menemui guru mata pelajaran tersebut, di hari yang
sama, secara pribadi, untuk meminta bahan dan tugas-tugas yang belum didapatkannya.
Tindakan ini diharapkan selama jangka waktu kontrak ini.
Konselor profesionalnya, Monica Reed, akan mencatat kehadiran Patrick di setiap mata
pelajaran, melaporkan kemajuannya kepada Bapak dan Ibu Danieles. Sistem memantau
kehadiran ini akan berlaku selama jangka waktu kontrak ini.
Ketentuan-ketentuan kontrak ini ini akan berlaku mulai hari Senin, 5 Maret, dan akan
berlanjut selama semester musim semi, yang berakhir pada hari Jumat, 18 Mei.
Kami menyepakati ketentuan-ketentuan yang tertulis di dalam kontrak perilaku ini.

Patrick Daniels Tanggal Eileen Daniels Tanggal

Monica Reed Tanggal Davis Daniels Tanggal

GAMBAR 36.1 Kontrak perilaku Patrick

Di samping itu, Kelley dan Stokes (1982) melaporkan bahwa kontrak perilaku yang
menggunakan uang sebagai hadiah untuk menyelesaikan halaman-halaman buku-kerja
dalam program latihan kerja dapat meningkatkan produktifitas siswa-siswa kurang
beruntung yang lebih tua. Kontrak perilaku yang dirancang oleh orangtua juga
meningkatkan kinerja PR anak-anak mereka (Miltenbergerm, 2007). Miller dan Kelly
(1994) melaporkan bahwa jika orangtua dan anak-anak sekolah dasar menegosiasikan
kontrak perilaku secara perilaku, tiga dari empat siswa meningkat keakuratan PR-nya,
dan dua dari empat siswa mengalami peningkatan signifikan pada perilaku tetap-pqada-
tugasnya.

13
Di samping lingkungan sekolah, kontrak telah digunakan di penjara, rumah sakit
jiwa, dan halfway house (Milukas, 1978). Kontrak perilaku juga telah digunakan di ranah
medis dan psikiatrik rawat-inap maupun rawat-jalan. Dalam perawatan jangka panjang,
masalah utama yang menantang para anggota staf adalah penghuni (pasien) yang tidak
mematuhi kebijakan, menolak perawatan, atau abusive. Kontrak perilaku adalah salah
satu cara untuk menyediakan struktur yang diperlukan agar para penghuni mau bekerja
sama dengan perawatan mereka (Hartz et. al., 2010). Kontrak juga sering digunakan
dalam terapi perkawinan atau terapi pasangan (Miltenberger, 2007) dan dalam
motivational interviewing (Enea & Dafinoui, 2009). Kontrak perilaku juga digunakan
untuk pengelolaan berat badan dan penanganan obat dan alkohol, mengurangi merokok,
dan memantau kebugaran fisik (James & Gilliland, 2003).

14

Anda mungkin juga menyukai