Anda di halaman 1dari 22

TOKEN EKONOMI

Kelompok 7
Krisna Maulana Sukma
William Robert Sutrisno
DEFINISI TOKEN
EKONOMI
Purwanto (2012) mengartikan token ekonomi atau tabungan
kepingan sebagai salah satu metode modifikasi perilaku dengan
cara pemberian kepingan (Tanda) sesegera mungkin setiap kali
setelah perilaku-perilaku yang di harapkan muncul.
Kepingan-kepingan ini yang nantinya dapat di tukarkan dengan
benda atau fasilitas tertentu yang diinginkan subjek. Benda yang di
tukarkan itu yang sering disebut dengan pengukuh idaman dari
target. Salah satu contoh dari penerapan token ekonomi adalah
Ibu-ibu yang berbelanja di toserba dengan kelipatan tertentu.
Kelipatan tertentu itu dapat beberapa kupon dan jumlah kupon
tertentu dapat di tukarkan dengan gelas cantik yang motif dan
modelnya dapat di pilih sendiri.
Token ekonomi merupakan prosedur untuk
meningkatkan, mengajar, mengurangi, dan
memelihara berbagai perilaku. Token ekonomi PRINSIP-
dicadangkan untuk menangani perilaku-perilaku PRINSIP
yang tidak mempan dengan program lain. oleh
karena itu perencanaan dalam metode ini harus
TOKEN
cermat. Salah satu prinsip yang harus
EKONOMI
diperhatikan oleh pengembang adalah berkaitan
dengan token atau kepingan itu sendiri.

Kazdin (Purwanto, 2012) menjelaskan bahwa meski jenis dan ukuran


dari token berbeda-beda tapi karakteristik harus dimiliki oleh semua
kepingan yaitu dapat dilihat jelas, dapat diraba dan dapat dihitung.
Selain berhubungan dengan tokennya, Walker ( Purwanto,
2012) menjelaskan bahwa dalam token ekonomi terdapat
beberapa elemen pokok. Elemen tersebut adalah:

1. Hindari penundaan. pemberian reinforcement (penguatan)


dilakukan seketika setelah perilaku sasaran muncul atau sesuai
dengan kesepakatan di awal antara konselor dengan konseli. 

2. Berikan reinforcement secara konsisten. Pemberian


reinforcement secara terus menerus dan konsisten akan
mempercepat peningkatan perilaku sasaran, waktu pemberian
reinforcement perlu diperhatikan, karena bila mundur atau maju
cukup lama intensitasnya program akan berkurang. 
3. Persyaratan hendaknya harus jelas. Sebelum penandatanganan
kontrak atau kesepakatan pelaksanaan program token economy,
aturan yang digunakan harus jelas dan mudah diikuti. Baiknya antara
subyek dan peneliti berdiskusi terlebih dahulu mengenai aturan-
aturan dan persyaratan untuk memperoleh reward. 

4. Pilih reinforcement yang sesuai dan kualitasnya memadai. Agar


reinforcement yang ditawarkan efektif, perlu dicocokkan macam dan
kualitasnya dengan situasi dan kondisi subyek, pemilihan
reinforcement juga perlu memperhatikan masalah etika dan
persetujuan masyarakat atau orang lain. 
5. Jodohkan pemberian reward dengan pengukuhan sosial positif.
Bila aktivitas atau tindakan sosial positif telah efektif sebagai
penguatan (reinforcement), tentu salah satu tujuan yang harus
dicapai dalam penggunaan reward adalah agar subyek dapat
berpindah dari penguatan reward ke penguatan sosial.

6. Perhitungan efek terhadap orang lain. Orang-orang disekitar


subyek diusahakan agar mereka ikut membantu subyek memperoleh
reward, yang bila dalam jumlah tertentu seluruh kelompok akan ikut
menikmati reinforcement. Namun perlu dijaga supaya mereka tidak
terlalu mendorong keras atau mengancam subyek.

7. Perlu persetujuan berbagai pihak. Pelaksanaan program reward


perlu adanya ijin dari pihak yang berkaitan, yaitu orang-orang yang
ditumpangi program utamanya. Karena itu perlu ijin pelaksanaan dari
orang tua, guru, kepala sekolah dan orang lain yang mengelola
program yang ditumpangi. 

8. Perlu kerja sama subyek. Program token economy (tabungan


reward) sulit berhasil bila tidak ada komunikasi yang jelas dengan
subyek. Makin jelas aturan main, maka semakin setuju subyek pada
program yang akan dilaksanakan dan semakin lancar dalam
pelaksanaan program sehingga semakin efektif hasilnya. 
9. Perlu pencatatan. Pencatatan yang cermat mengenai frekuensi
sasaran dan perilaku disampaikan sebagai penanggung jawab juga
untuk mengetahui keefektifan atau keberhasilan program tersebut.

10. Follow-up dan penundaan pengukuhan. Bila program reward telah


berhasil meningkatkan perilaku, sedangkan penguatan sosial belum
dapat menggantikan keseluruhan program reward, maka perlu
diadakan latihan penundaan pemberian reward.

PROSEDUR Menurut Purwanta (2005),


tahapan atau langkah-
langkah yang dilakukan
dalam pelaksanaan token
ekonomy agar berjalan
dengan baik adalah
sebagai berikut:
Dalam tahap persiapan, terdapat beberapa hal yang perlu
diperhatikan, yaitu:

1. Menetapkan tingkah laku atau kegiatan yang akan diubah yang


disebut sebagai tingkah laku yang ditargetkan.

2. Menentukan barang (benda) atau kegiatan atau kegiatan apa saja


yang mungkin dapat menjadi penukar kepingan. Guru atau orang tua
harus yakin benar bahwa kegiatan atau barang tersebut disukai oleh
anak. Dalam hal ini, guru atau orang tua dapat juga memilih barang-
barang atau kegiatan dengan cara menanyakan kepada anak
barang-barang atau kegiatan apa yang disukai anak sebagai hadiah.
3. Mencari Garis Basal, yakni memperoleh data sebelum melakukan
penanganan, biasanya melalui pengamatan selama dua minggu terhadap
perilaku target. Sesudah program dimulai, kita bisa membandingkan data
dengan data yang diperoleh saat menentukan garis basal, sehingga dapat
menentukan efektivitas program.

4. Memberi nilai atau harga untuk setiap kegiatan atau tingkah laku yang
ditargetkan dengan kepingan. Misalnya, apabila anak menyerahkan PR-nya
kepada guru setiap pagi sebelum masuk kelas, ia akan menerima 25 poin
kepingan. 

5. Menetapkan harga barang-barang atau kegiatan penukar (reinforcers =


sebagai pengukuh) dengan kepingan. Misalnya, anak boleh menggunakan
video game selama 15 menit dengan harga 30 kepingan.
Tahap Pelaksanaan 
Tahap pelaksanaan diawali dengan pembuatan kontrak antara
siswa dengan guru. Kontrak cukup secara lisan dan kedua belah
pihak dapat saling memahami, atau dapat ditulis tangan dan
ditandatangani pihak yang bersangkutan. Guru dalam tahap ini
melaksanakan pembelajaran sesuai perencanaan. Apabila
tingkah laku yang ditargetkan muncul, maka siswa segera
diberikan kepingan. Setelah kepingan sudah mencukupi untuk
ditukarkan dengan barang yang diinginkan, siswa dibimbing ke
tempat penukaran kepingan dengan membeli barang sesuai
nilai kepingan yang didapat.
Dalam tahap pelaksanaan, terdapat rambu-rambu yang perlu
diperhatikan, yaitu: 
1.Pelaksana perlu menyiapkan alat merekam data, siapa yang
mengambil data, dan kapan data direkam. 
2.Menentukan siapa yang akan mengelola pengukuh. 
3.Menentukan jumlah kepingan yang dapat diperoleh setiap
perilaku setiap subjek, setiap hari.
4.Waspada terhadap kemungkinan hukuman, seyogianya
menggunakan sedikit hukuman.
Tahap Evaluasi 

Pada tahap ini akan diketahui faktor-faktor yang perlu ditambah


atau dikurangi dalam daftar pengubahan perilaku yang telah
dilaksanakan. Misalnya nilai kepingan perlu diuji untuk setiap
tingkah laku yang akan diubah, dan melihat ketertarikan subjek
dalam program yang dibuat. Keberhasilan dan kekurangan dalam
pelaksanaan didiskusikan untuk merencanakan program
selanjutnya.
Tahap Evaluasi 

1. Mendefinisikan target tingkah laku. Langkah pertama dalam


perencanaan program token economy adalah untuk mengenali
dan mendefinisikan tingkah laku yang diharapkan di mana
tingkah laku tersebut akan mendapat penguatan dalam
program. Tujuan mendefinisikan target tingkah laku menjamin
klien mengetahui tingkah laku yang diharapkan dari mereka.
Memberi ketentuan target tingkah laku juga penting untuk
diperhatikan sehingga perubahan dapat dicatat dan penerapan
token reinforcement dapat dipercaya.
Tahap Evaluasi 

2. Mengenali item yang dipergunakan sebagai token. Token harus


menjadi sesuatu agen perubahan nyata yang dapat diberikan
dengan seketika setelah dari tiap contoh target tingkah laku. Token
harus praktis dan tepat untuk dimiliki dan disalurkan dalam
lingkungan treatment ketika target tingkah laku terjadi. Token dalam
bentuk yang mudah dihitung dan dibawa. Ada beberapa kasus, klien
bisa menghitung jumlah token yang diperoleh akan tetapi mereka
tidak bisa menjaga token-nya, misalnya diagram di dinding, poin di
papan tulis, dan lain-lain.
Tahap Evaluasi 

3. Mengenali penguat yang membackup. Token economy yang efektif


harus memperhatikan penguat yang membackup. Dalam program
ini penguat untuk setiap orang berbeda-beda sehingga pemilihan
penguat yang membackup harus spesifik dan merupakan kebutuhan
klien sebenarnya. Penguat yang membackup dapat berupa sesuatu
yang dapat dimakan seperti snack atau minuman, mainan atau
sesuatu yang nyata, atau berupa aktivitas seperti bermain game,
menonton video atau TV dan beberapa hak istimewa.
Tahap Evaluasi 
4. Memutuskan jadwal penguatan yang tepat. Sebelum program
dilaksanakan, perlu dibuat jadwal untuk pemberian token. Hal ini sangat
penting untuk menjamin siswa yang mempunyai cukup token agar bisa
menukarnya denganteratur.

5. Menetapkan tarif penukaran token. Penguat yang membackup harus


dibeli dengan perolehan token untuk tingkah laku yang diharapkan hingga
token dapat ditukar dengan penguat yang mempunyai tarif. Item yang
lebih kecil ditukar dengan token yang lebih sedikit, sedangkan item yang
lebih besar ditukar dengan token yang lebih banyak. Jumlah maksimum
token dalam sehari juga perlu diperhitungkan. Sebaiknya penukaran token
tersebut memungkinkan untuk dicapai oleh siswa akan tetapi tidak
menjenuhkan.
Tahap Evaluasi 
6. Menetapkan waktu dan tempat penukaran token. Secara periodik, siswa
bisa menukarkan token pada waktu dan tempat yang telah dijadwalkan.
Tempatnya dapat berupa ruangan yang memamerkan barang yang
merupakan penguat yang membackup.

7. Memutuskan apakah menggunakan balasan harga. Komponen balasan


harga tidak selalu dipergunakan dalam token economy. Apabila token
economy mampu menguatkan tingkah laku yang diharapkan, komponen
ini tidak perlu disertakan. Apabila tingkah laku yang tidak diharapkan
muncul, komponen ini perlu dilaksanakan. Siswa akan kehilangan beberapa
token jika siswa melakukan perilaku yang tidak diharapkan tersebut.
Kelebihan Token Ekonomi
Menurut Safaria (2005), beberapa kelebihan atau keunggulan penggunaan token
economy antara lain yaitu sebagai berikut:
1.Token dapat menguatkan tingkah laku target dengan seketika setelah terjadi.
2.Token economy tersusun dengan baik sehingga tingkah laku target yang diharapkan
diperkuat secara konsekuen.
3.Token merupakan penguatan yang dikondisikan secara umum karena akan
dipasangkan dengan penguat lain yang bervariasi. Sebagai hasilnya fungsi token
sebagai penguat tanpa ada ketetapan khusus dan selalu ada.
4.Token mudah untuk dibagikan dan penerimaan mudah untuk dijumlahkan.
5.Token dapat dengan mudah diukur sehingga tingkah laku yang berbeda dapat
menerima token lebih banyak atau sedikit.
6. Penerima dapat belajar kemampuan-kemampuan yang terlibat dalam perencanaan
ke depannya dengan menyimpan token tersebut untuk penukaran terhadap hal-hal
yang ingin dicapai.
Kelemahan Token Ekonomi
Kekurangan dalam penerapan token economy yaitu pada waktu, pengorganisasian
program, dan harga pembelian token. Waktu dalam perencanaan cukup lama
karena harus dirancang dengan matang, begitu pula pengorganisasiannya. Selain
itu beberapa kekurangan atau kelemahan token economy antara lain yaitu
sebagai berikut:
1. Membutuhkan waktu yang cukup lama.
2. Kurangnya pembentukan motivasi intrinsik, karena token merupakan dorongan
dari luar diri.
3. Dibutuhkan dana lebih banyak untuk penyediaan pengukuh pendukung/backup
reinforcement.
4. Manajemen yang tidak mendukung akan menghambat jalannya program.
Staf yang tidak terlatih akan memunculkan perilaku negatif jika perilaku positif
atau perilaku yang diharapkan tidak diberikan penguatan.
THANK YOU
I hope you can get helpful
knowledge from this presentation.
Good luck!

Anda mungkin juga menyukai