Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

MODIFIKASI PERILAKU
”TOKEN EKONOMI”

Oleh :
Kelompok 10
Alma Maulani : 1815040058
Rahayu Melika Utari : 1815040092
Naila Shofiyati : 2015040106

Dosen Pembimbing :

Masnida Khairat , M.A.

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI ISLAM

FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI IMAM BONJOL PADANG

1443 H/ 2022 M
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena ridho-Nya lah makalah ini bisa
selesai pada waktunya. Ucapan terimakasih kepada semua oknum yang terlibat dalam
pembuatan makalah terutama kepada dosen pembimbing, Bu Masnida Khairat, MA.
karena telah memberikan kesempatan kepada kami untuk mengerjakan makalah
dengan judul, “Modifikasi Perilaku : Token Ekonomi”.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam pembuatan


makalah ini dari inilah kami memohon pada para pembaca agar dapat memberikan
kritik dan saran untuk pedoman perbaikan makalah kedepannya.

Saya penulis sekaligus perwakilan dari pemakalah kelompok Sembilan


berharap melalui makalah yang kami rancang, bisa memberikan manfaat kepada para
pembaca. Aamiin.

Sabtu, 26 Februari 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………..i

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………ii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ………………………………………………………………..1


B. Rumusan Masalah …………………………………………………………….1
C. Tujuan Pembahasan …………………………………………………………..1

BAB II : PEMBAHASAN

A. Pengertian Token Ekonomi ………………………………….……………….2


B. Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Token Ekonomi ………….……..2
C. Implementasi Program Token Ekonomi………………………….………….3
D. Kelebihan dan Kekurangan Token Ekonomi……………………………….5
E. Panduan …………………………………………………………………….6

BAB III : PENUTUP

A. Kesimpulan ………………………………………………………………….10
B. Saran ………………………………………………………………………...10

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………….11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perilaku merupakan salah satu dari sekian banyak kajian Psikologi yang sangat menarik
untuk diteliti. Banyak ilmuan psikologi mengupayakan banyak cara, mengorbanan banyak
waktu, tenaga dan pikiran untuk mengupas segala hal yang terakit dengan perilaku manusia yang
tentunya akan sangat bermanfaat bagi umat manusia. Salah satu kajian bertemakan perilaku
adalah modifikasi perilaku. Dibentuknya ilmu ini bukan dikarenakan untuk menanamkan doktrin
pada manusia untuk membenci sisi buruk yang ia miliki, namun ilmu ini mengajaran manusia
untuk mengenal dirinya lebih dalam dari perilaku-perilaku yang ia miliki, dan juga
mengembangkan potensi-potensi yang ia miliki menjadi lebih optimal. Kali ini pemakalah
menyajikan materi mengenai Token Ekonomi, ada juga yang menyebutnya sebagai keeping
tabungan. Secara garis besar, program ini digunakan untuk memunculkan perilaku yang
diinginkan, meningkatkan dan mempertahankan perilaku yang diinginkan dengan sistem reward.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu token economy?
2. Apa saja faktor yang mempengaruhi efektivitas program token ekonomi?
3. Apa bentuk Implementasi token ekonomi?
4. Apa saja kelebihan dan kekurangan token ekonomi?
5. Apa panduan dalam penerapan token ekonomi?
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui apa itu token ekonomi.
2. Untuk tahu dan paham apa saja faktor yang mempengaruhi program tersebut.
3. Untuk lebih memahami bentuk implementasi dari token ekonomi.
4. Untuk tahu dan paham apa saja kekurangan dan kelebihan token ekonomi
5. Untuk bisa mengetahui panduan pelaksanaan token ekonomi.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Token Ekonomi

Token Ekonomi adalah merupakan salah satu dari sekian banyaknya metode modifikasi
perilaku. Tujuan dari metode ini adalah untuk menguatkan tingkah laku seseorang dan
mempertahankannya agar sesuai dengan yang diharapkan. Token ekonomi ini biasanya
menggunakan hadiah sebagai reward untuk penguatan simbolik.

Menurut Purwanta (2012 ; 148), token Economy atau bisa disebut juga sebagai tabungan
kepingan merupakan salah satu teknik yang digunakan dalam modifikasi perilaku dengan
memberikan kepingan (Semacam mata uang atau alat tukar) sesegera mungkin setelah
seseorang tersebut melakukan perilaku yang ditargetkan. Pendapat beliau sejalan dengan dua
tokoh lainnya yaitu, Martin dan Pear (2009 :323). Mereka menyatakan bahwa token ekonomi
adalah program dimana sekelompok individu akan diberikan sebuah token jika mereka
melakukan sebuah perilaku yang diinginkan. Token tersebut nantinya akan dikumpulkan
untuk nantinya akan ditukarkan dengan hadiah.

Penggunaan tekhnik ini diharapkan dapat memicu, meningkatkan, dan mempertahankan


tingkah laku yang diinginkan. Alat tukar token ekonomi ini bisa berbentuk tiket, kupon,
kancing baju, kepingan bintang, atau hal-hal yang lain yang bersifat simbolik. Saat semua
token terkumpul, token-token tersebut bisa ditukarkan dengan barang-barang yang diinginkan
seseorang sesuai kesepakatan.

B. Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Penggunaan Token Ekonomi


Purwanta dalam karyanya mengemukakan tentang aturan dan pertimbangan yang perlu
diperhatikan dalam pelaksanaan teknik ini. Hal ini sangat diperlukan karena dapat
mempengaruhi efektifitas teknik token ekonomi.
1. Hindari penundaan pemberian token. Token sebaiknyya diberikan setelah munculnya
perilaku yang diinginkan.
2. Tetap konsisten dalam pemberian token agar peningkatan perilaku yang diinginkan
semakin mempercepat peningkatan perilaku sasaran.
3. Menghitung hadiah dengan harga kepingan.

2
4. Persyaratan dan aturan harus jelas dan dimengerti serta diikuti seluruh partisipan.
5. Pilihlah hadiah yang memiliki kualitas baik, ringan, mudah dibawa dan disimpan
6. Adanya reward yang sangat diidamkan peserta
7. Perlu memperhitungkan antara reward dengan minat partisipan. Semakin besar minat
partisipan pada reward tersebut, maka semakin mahal harganya.
8. Kelancaran mengadakan reward dengan minat tinggi
9. Pemberian kepingan (token) harus diiringi dengan memberikan reward sosial yang
bersifat positif yang berfungsi untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa maupun
guru.
10. Harus mempertimbangkan efeknya terhadap oran lain. Pastikan untuk bersikap adil
dan tak menimbulkan rasa iri dengki diantara para partisipan
11. Perlu persetujuan dari berbagai pihak agar pelaksanaan berlangsung tanpa hambatan
12. Perlu adanya kerjasama subjek dengan pelaksana
13. Perlunya latihan pelaksanaan oleh tim pelaksana agar persiapan lebih matang.
14. Perlu adanya pencatatan sebagai bentuk tanggung jawab untuk memantau
perkembangan dan keberhasilan program.
15. Follow up penundaan kepingan. Apabila pemberian reward sosial belum bisa
menggantikan token ekonomi maka perlu adanya penundaan pemberian kepingan.
(Purwanta, 2015)

Berdasarkan dari ungkapan Purwanta, bisa ditemukan beberapa faktor penting,


seperti persetujuan pihak-pihak yang terlibat, kerelaan, kepercayaan dan kerjasama dari
para partisipan program, kematangan rencana dan kesiapan eksekusi rencana program.
Minat partisipan, kondisi partisipasn, ketepatan program, serta daya tarik dari reward yang
tersedia.

C. Implementasi Program Token Economy


Token ekonomi sebagai komponen program behavioral sudah digunakan di
berbagai lingkup untuk klien individual maupun kelompok. Sistem ini sudah digunakan
di bangsal psikiatrik, pusat penanganan dan rehabilitasi, pusat penanganan dan ruang-
ruang kelas bagi individu dengan disabilitas perkembangan dan autisme, ruang-ruang
kelas bagi anak dan remaja dengan gangguan hiperaktivitas dan defisit atensi, kelas-kelas

3
normal dari TK hingga ruang perkuliahan, di rumah untuk anak-anak bermasalah, di
penjara, di dunia militer, di semua bidang keperawatan, dan di pusat-pusat pemulihan dan
penyembuhan(Boniecki&Moore, 2003; Corrigan, 1995; Dickerson, Tenhula, & Green-
Paden, 2005; Ferreri, 2013; Filcheck, McNeil, Greco, & Bernard, 2004; Hackenberg,
2009; Higgins, Silverman, &Heil, 2007; Liberman, 2000; Matson&Boisjoli, 2009).
Token ekonomi juga digunakan di komunitas eksperimental para mahasiswa di
perkuliahan yang dikelola secara behavioral(Johnson, Welch, Miller, &Altus, 1991;
Thomas & Miller, 1980).
Teknik-teknik yang digunakan di dalam token ekonomi juga diperluas hingga
beragam lingkup komunitas untuk menurunkan perilaku membuang sampah
sembarangan, menurunkan tingkat pencemaran udara, tanah dan air, menurunkan
perilaku boros BBM sehari-hari, meningkatkan rasa aman di dalam penggunaan
transportasi publik, meningkatkan integrasi ras dan kerja sama antarbudaya,
meningkatkan perilaku untuk bisa memenuhi lapangan kerja yang ditawarkan, dan
perilaku mandiri pada masyarakat yang kurang beruntung di sistem ekonomi.
Pemakaian teknik token ekonomi di keluarga normal biasanya ditujukan untuk
mengontrol perilaku anak dan menangani masalah di dalam pernikahan. Sedangkan di
lingkup pekerjaan, token ekonomi digunakan untuk meningkatkan perilaku rasa aman,
menurunkan keterlambatan dan basen kerja, serta meningkatkan performa kerja
(Boerke&Reitman, 2011; Kazdin, 1977, 1985).
Contoh implementasi token ekonomi adalah pelaksanaan program Model
Mengajar Keluarga (TFM: Teaching-Family Model) di sebuah kelompok perumahan di
Lawrence, Kansas. TFM merupakan program token ekonomi yang sangat efektif untuk
menangani kenakalan remaja yang banyak berulah di rumah, lingkungan tempat tinggal,
maupun di sekolahnya, dan diputuskan bersalah oleh pengadilan karena kasus-kasus
kejahatan kecil seperti pencurian dan berkelahi. Dalam program TFM, 4 hingga 8
individu tinggal bersama pasangan yang sudah menikah di sebuah keluarga besar.
Ciri-ciri utama TFM meliputi:
1. Token ekonomi di mana partisipan mendapat poin karena menunjukkan perilaku
sosial yang tepat, performa akademik yang baik, dan keterampilan hidup sehari-hari
yang dibutuhkan, dapat dipertukarkan dengan sejumlah hak istimewa seperti

4
mendapatkan snack atau makanan favorit, menonton acara televisi yang disukai,
mengerjakan hobi, waktu tidur tambahan dan izin berpartisipasi dalam kegiatan di
luar rumah.
2. Sistem pengaturan diri sendiri di mana partisipasi remaja di pengembangan aturan
hidup sehari-hari dan di manajemen program.
3. Evaluasi performa para partisipan.

Pengaplikasian TFM sudah meluas sejak pengembangannya di awal 1970-an,


seperti penggunaannya di lingkup sekolah, rumah, dan komunitas masyarakat di seluruh
Amerika Serikat dan Kanada, dan ke berbagai individu seperti anak yang terganggu
emosinya, individu dengan autisme atau disabilitas perkembangan, dan para remaja di
kasus keluarga angkat entah karena penganiayaan atau pengabaian (Martin &Pear, 2015).

D. Kelebihan dan Kekurangan Token Ekonomi

Penggunaan penguat-penguat token memiliki dua manfaat utama:

1. Token ekonomi dapat diberikan langsung setelah perilaku yang diinginkan muncul, dan
‘diuangkan’ di waktu yang berikutnya untuk mendapatkan penguat-penguat pendukung.
Token dapat digunakan sebagai jembatan bagi penundaan cukup lama antara respons
target dan penguat pendukung, khususnya ketika penguat sulit atau tidak dapat diberikan
langsung mengikuti perilaku. Contohnya, seorang remaja memotong rumput dan
memersihkan halaman di awal minggu karena diizinkan menggunakan mobil keluarga di
akhir minggu untuk pergi bersama teman-temannya.
2. Token yang dipasangkan dengan banyak penguat terkondisikan umum yang karenanya
tidak lagi bergantung pada operasi motivasi tertentu untuk memperoleh kekuatannya.
Contohnya, ketika seorang pelatih memberikan beragam hadiah seperti tiket konser
gratis, liburan dan lain-lain di akhir bulan jika performa latihan para atletnya meningkat
sesuai target di awal bulan(Martin &Pear, 2015).
3. Token ekonomi dapat digunakan untuk memperkuat perilaku target segera setelah itu
terjadi.
4. Token ekonomi sangat terstruktur, karena itu perilaku target yang diinginkan sering
diperkuat secara lebih konsisten.

5
5. Token ekonomi adalah penguat terkondisi yang digeneralisasikan karena dipasangkan
dengan berbagai penguat lainnya.
6. Sebagai hasilnya, token ekonomi berfungsi sebagai penguat, terlepas dari operasi
penetapan spesifik apapun yang munkin ada untuk klien setiap saat.
7. Token ekonomi mudah untuk diberikan dan mudah bagi penerima untuk
mengakumulasikannya.
8. Token penguat dapat dikuantifikasikan dengan mudah, jadi perilaku berbeda dapat
menerima lebih besar atau lebih kecil banyaknya token atau penguat.
9. Biaya respon lebih mudah diterapkan dalam token ekonomi karena penerima telah
mengumpulkan token yang dapat dihapus bergantung pada teradinya perilaku yang
bermasalah.
10. Penerima dapat mempelajari kemampuan seperti merencanakan masa depan dengan
menabung token untuk pembelian yang lebih besar.

Kelemahan dalam penggunaan token ekonomi diantaranya adalah waktu dan usaha dalam
mengorganisir dan melakukan program dan biaya dari pembelian penguat cadangan. Pelatihan
staff dan manajemen juga merupakan sebuah masalah, terkhusus ketika token ekonomi
memiliki komponen yang kompleks atau dilaksanakan dalam skala besar (Miltenberger,
2015).

Menurut Cooper dkk (dalam Radley, 2019) token ekonomi dapat menjadi mengganggu,
mengabadikan diri (self-perpetuating), dan memberatkan. Lebih jauh, mereka mencatat ada
pertimbangan hukum dan etik dalam penggunaan token ekonomi yang berkaitan dengan
individualisasi dari rencana intevensi.

E. Panduan dalam Penerapan Token Economy

Agar dapat menyiapkan token ekonomi dan mengelolanya dengan efektif, ada 8 langkah
yang perlu dipahami dan diimplementasikan,

1. Menentukan perilaku target

6
Perilaku target ditentukan utamanya oleh (a) jenis individu yang terlibat, (b)
tujuan jangka pendek dan jangka panjang yang idraih, dan (c) masalah perilaku
tertentu yang mengganggu pencapaian tujuan-tujuan tersebut.
2. Mengambil garis dasar dan menyimpan data
Data garis dasar untuk perilaku target spesifik harus diperoleh sebelum token
ekonomi dimulai, seperti taraf perilaku yang memuaskan yang ingin dicapai sehingga
manfaat yang potensial yang diperoleh dari penyiapan program token ekonomi tidak
serta merta menjustifikasi waktu,upaya atau ongkos yang terpakai untuk
melakukannya. Setelah program dimulai, pengumpulan data terkait perilaku target
tetap dilanjutkan, kemudian bandingkan data-data tersebut dengan data garis dasar
yang akan memungkinkan untuk menentukan efektivitas program.
3. Memilih jenis token yang digunakan
Token dapat berupa uang mainan, kartu, chip poker, karcis, stiker, stempel, atau
apa pun yang bisa digunakan sebagai penanda yang cocok dengan kebutuhan token
ekonomi. Secara umum, token mestinya atraktif, ringan, mudah dibawa, awet, mudah
dipegangn dan tentuna tidak mudah dipalsukan.
4. Memilih penguat pendukung atau cadangan
Metode yang digunakan dalam memilih penguat pendukung pada esensinya sama
seperti metode yang digunakan dalam memilih penguat positif. Hal yang perlu diingat
adalah sistem token dapat meningkatkan beragam penguat praktis yang bisa
digunakan karena token dapat diberikan kapan pun meski tidak langsung mengikuti
respon yang diinginkan. Ketika mempertimbangkan penguat yang normalnya
tersedia, lakukan dengan kehati-hatian yang ekstrem untuk menghindari masalah etik
yang serius.

Penggunaan token menyediakan kemungkinan digunakannya denda sebagai


hukuman atas perilaku yang tidak diinginkan (Lippman&Motta, 1993;
Sullivan&O’Leary, 1990). Sama seperti bentuk hukuman lainnya, denda ini tidak boleh
sering digunakan dan hanya sebagai langkah terakhit bagi perilaku tak diinginkan yang
sudah terdefinisikan dengan jelas. Jika denda digunakan dalam token ekonomi, maka
penting untuk menambahkan latihan kontingensi yang mengajarkan individu bagaimana
menerimma denda dengan cara yang relatif tidak emosional dan agresif.

7
5. Mengelola penguat pendukung atau cadangan
Apabila penguat pendukung yang akan digunakan dan bagaimana cara
memberikannya telah ditetapkan, maka metode umum untuk mengoperasikannya perlu
dipertimbangkan. Sebuah ‘toko’ atau komisaris seperti meja guru atau ruangan khusus
untuk penyimpanan dan pemberian penguat pendukung adalah ciri esensial kebanyakan
token ekonomi. Seberapa sering penguat pendukung tersedia untuk bisa dibeli haruslah
ditentukan mekanismenya. Di awal, frekuensinya boleh saja tinggi, tetapi kemudian
diturunkan secara bertahap.
6. Mengidentifikasi bantuan yang tersedia
Bantuan dapat diperoleh dari sejumlah besar: (a) individu yang sudah bertugas
menangani klien seperti perawat, asisten pengajar dan lain-lain, (b) sukarelawan, (c)
individu yang sudah berkembang secara behavioral di dalam institusi tersebut, dan (d)
anggota token ekonomi itu sendiri.
7. Memantau dan melatih staff dan pembantu
Staff dan pembantu yang mengelola token ekonomi juga tunduk pada kaidah hukum
perilaku. Perilaku target mereka juga harus diidentifikasikan. Contohnya perhatian harus
diberikan untuk memastikan bahwa token selalu diberikan dengan cara yang positif dan
jelas definisinya langsung mengikuti respon yang diinginkan. Staff dan pembantu juga
harus sering diberi penguatan bagi perilaku yang sudah tepat mereka berikan, dan
dikoreksi jika perilaku mereka kurang tepat semata-mata demi efektivitas
pengimplementasian token ekonomi.
8. Mengatasi potensi masalah
Dalam perancangan sebuah token ekonomi, sama seperti prosedur kompleks lainnya,
adalah bijak untuk mengantisipasi potensi masalah. Beberapa masalah yang sering kali
muncul adalah (a) kebingungan, khususnya selama hari-hari pertama setelah dimulainya
token ekonomi, (b) kekurangan jumlah staf atau penolong, (c) upaya-upaya individu
untuk mendapatkan token yang belum mereka terima atau penguat pendukung lantaran
jumlah token belum cukup, (d) individu bermain-main dengan tokennya dan
memanipulasinya sedemikian rupa agar bertambah, dan (e) kegagalan penguat
pendukung.

8
Sebelum token ekonomi diimplementasikan, maka perlu disiapkan sebuah manual atau
seperangkat aturan tertulis yang menjelaskan dengan tepat bagaimana token ekonomi akan
dioperasikan. Manual ini mestinya menjelaskan secara detail apa saja detail perilaku yang
akan diperkuat, bagaimana mereka akan diperkuat lewat token dan penguat pendukung,
waktu-waktu penguatan yang tersedia, data apa yang harus dicatat, dan tanggung jawab
serta tugas setiap anggota staf dan penolong. Manual juga mestinya mengandung
prosedur-prosedur tertentu untuk menilai apakah aturan sudah diikuti dengan tepat , dan
prosedur-prosedur untuk memastikan bahwa aturannya memang sudah tepat. Manual juga
berisi metode untuk arbitrasi atau memutuskan perselisihan di antara aturan-aturan, dan
kesempatan untuk berpartisipasi di dalam prosedur arbitrasi harus diberikan dalam taraf
yang paling praktis dan konsisten dengan tujuan-tujuan token ekonomi

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Token Ekonomi adalah merupakan salah satu dari sekian banyaknya metode modifikasi
perilaku. Tujuan dari metode ini adalah untuk menguatkan tingkah laku seseorang dan
mempertahankannya agar sesuai dengan yang diharapkan. Faktor penting, seperti persetujuan
pihak-pihak yang terlibat, kerelaan, kepercayaan dan kerjasama dari para partisipan program,
kematangan rencana dan kesiapan eksekusi rencana program. Minat partisipan, kondisi
partisipasn, ketepatan program, serta daya tarik dari reward yang tersedia.

Adapun kelebihan token ekonomi yaitu. Token ekonomi bisa meningkatkan tingah laku
yang diinginkan. Perilaku ditingkatkan bersifat konsekuen. Program ini dirancang secara
umum, tokennya mudah dibagikan dan juga mudah dihitung, mudah dilaksanakan, dan dapat
membuat peserta berlatih untuk merancang rencana dan memecahkan masalah yang
dihadapinya. Kekurangannya adalah karena token ekonomi memiliki sistem yang kompleks
dan berskala besar, jadi butuh menghabiskan banyak biaya, tenaga, dan waktu.

Prosedur program token ekonomi berjalan dengan beberapa tahapan, yaitu,


mengamati target program, Mengambil garis dasar dan menyimpan data, memilih jenis token
yang digunakan, memilih penguat atau pendukung cadangan, mengelola pendukung atau
penguat cadangan, mengidentifikasi bantuan yang tersedia, memantau dan melatih staff
pembantu, mengatasi potensi masalah.

B. Saran

Pembuatan makalah ini tak pernah luput dari kesalahan dan hal itulah yang membuat tim
pemakalah menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, alangkah
baiknya baik pembaca maupun penulis makalah ini memperluas pengetahuan dan wawasan
tentang materi kali ini dengan lebih banyak membaca juga dapat mengamalkan ilmu-ilmu
yang dipelajari di waktu dan situasi yang tepat demi mewujudkan Tri Dharma Perguruan
Tinggi.

10
DAFTAR PUSTAKA

Martin, G., &Pear, J. (2015). Behaviormodification: Whatitisandhowtodoit. Routledge.

Miltenberger, R. G. (2015). Behaviormodification: Principlesandprocedures. CengageLearning.

Purwanta, Edi. (2015). Modifikasi Perilaku : Alternatif Penanganan Anak Berkebutuhan Khusus.
Modifikasi Perilaku : Alternatif Penanganan Anak Berkebutuhan Khusus. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar.

Radley, K. C., &Dart, E. H. (Eds.). (2019). Handbookofbehavioralinterventions in schools:


Multi-tieredsystemsofsupport. Oxford UniversityPress.

Sullivan & O’Leary, (1990) Maintenance Following Reward and Cost Token Programs.
Behavior Therapy. Washington DC : APA

11

Anda mungkin juga menyukai