Makalah
ditunjukkan untuk memenuhi tugas Analisis Pengubahan Tingkah Laku
dosen pengampu Eni Rindi Antika, S.Pd., M.Pd. Muslika, S.Pd., M.Pd.
Oleh
Lenia Nawang Arum 1301418004
Ryan Aditya Pratama 1301418038
Ari Eko Wibowo 1301418045
Tachia Eka Wahyuni 1301418059
Sara Irene Fangidae 1301418060
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kemi
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-nya, yang telah melimpahkan rahmat,hidayah,
dan inayah-nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
Token Economy.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah bekerja sama dalam pembuatan makalah
ini. Terlepas dari semua itu, kami menyadari bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi
terhadap pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Token ekonomi merupakan salah satu teknik yang digunakan dalam hubungannya dengan merubah
tingkah laku seseorang. Token ekonomi adalah teknik yang bertujuan untuk meningkatkan perilaku
individu yang diinginkan dan untuk mengurangi perilaku individu yang tak diinginkan. Perilaku
manusia adalah suatu fungsi dan interaksi antara individu dengan lingkungannya. Individu membawa
kedalam tatanan organisasi, kemampuan, kepercayaan, pribadi, kebutuhan, dan dan pengalaman masa
lampaunya. Bagi individu yang mempunyai karakteristik yang berbeda satu sama lain biasanya
terdapat satu ketentuan atau pola-pola perilaku yang menurut khalayak merupakan perilaku baku yang
harus diikuti oleh semua individu yang tergabung dalam satu komunitas yang diterapkan dalam
peraturan. Dan apabila karakteristik organisasi maka akan terwujud perilaku individu dalam
organisasi. Oleh karena itu perubahan perilaku seorang individu dalam hal ini penulis membahas
perubahan perilaku dengan teknik “Token Ekonomi”.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Token Ekonomi merupakan suatu wujud modifikasi perilaku yang dirancang untuk meningkatkan
perilaku yang diinginkan dan mengurangi perilaku yang tidak diinginkan dengan pemakaian token
(tanda-tanda). Individu menerima token dengan cepat setelah mempertunjukkan perilaku yang
diinginkan. Token itu dikumpulkan dan dipertukarkan dengan suatu obyek atau kehormatan yang
penuh arti.
Istilah program token ekonomi merujuk pada sembarang sistem ketika seseorang dibayar atas
tindakan positifnya dan didenda jika melakukan tindakan negatif. Pembayaran dapat dilakukan dalam
bentuk koin atau poin, yang digunakan untuk membeli imbalan boleh berupa barang atau hak
istimewa (Edward 2006: 160). Token ekonomi merupakan suatu prosedur dimana beberapa token
(kupon), (misal kepingan poker, atau stiker) diberikan ketika muncul perilaku yang dikehendaki dan
dapat ditukar dengan benda-benda atau aktivitas yang diinginkan (Davidson, 2010).
Secara singkatnya Token Ekonomi merupakan sebuah system reinforcement untuk perilaku yang
dikelola dan diubah, seseorang mesti dihadiahi/diberikan penguatan untuk meningkatkan atau
mengurangi perilaku yang diinginkan.
Sering kali Token Ekonomi digunakan di dalam pengaturan dalam sebuah lembaga (seperti
rumah sakit jiwa atau fasilits rehabilitasi) untuk mengatur perilaku dari individu yang bisa tak dapat
diramalkan atau agresif. Bagaimanapun, tujuan yang lebih utama dari Token Economies untuk
mengajar perilaku yang sesuai dan ketrampilan-ketrampilan sosial yang dapat digunakan dalam satu
lingkungan yang alami (wajar).
2
berbagai kesulitan orangtua), dan rumah sakit dapat juga menggunakan Token Economies. Token
Economies dapat digunakan secara individu atau di dalam kelompok-kelompok.
Sebagaimana prosedur pengubahan perilaku lainnya, langkah yang dilakukan pertama kali untuk
token economy adalah penentuan perilaku target. Perilaku target yang dimaksud, bisa berupa perilaku
yang diinginkan dan bisa pula perilaku yang tidak diinginkan. Untuk perilaku yang diinginkan, maka
token economy digunakan untuk meningkatkannya, sedangkan untuk perilaku yang tak diinginkan,
token economy digunakan untuk mengurangi perilaku tersebut.
Dalam hal ini, penentuan perilaku target harus observable dan operasional. Tujuan dari pemberian
definisi operasional adalah untuk menegaskan bahwa individu yang ingin diubah perilakunya, benar-
benar mengetahui apa yang harus dilakukannya.
Token yang dimaksudkan di sini haruslah sesuatu yang nyata, riil, observable, dan bisa diberikan
sesegera mungkin oleh agen perubahan kepada individu yang dijadikan target pengubahan perilaku,
setelah perilaku yang diinginkan muncul. Token harus bersifat praktis dan mempermudah agen
perubahan untuk bisa langsung memberikannya pada individu yang bersangkutan. Token harus
berupa sesuatu yang bisa dikumpulkan oleh individu, bahkan kalau bisa, merupakan sesuatu yang
mudah dibawa oleh individu. Biasanya, token berupa kartu, tanda tangan, poin, bintang, replica uang,
stiker, manik-manik, karton, dan stempel.
Efektivitas token economy tentu saja bergantung pada back up reinforcer yang diberikan. Hal ini
disebabkan karena token economy disajikan bersama-sama dengan back up reinforcer sehingga bisa
disebut sebagai reinforcer bersyarat. Back up reinforcer harus dipilih secara khusus dan disesuaikan
dengan karakteristik individu yang dijadikan sasaran untuk pengubahan tingkah laku.
Back up reinforcer bisa berupa sesuatu yang bisa dimakan seperti snack atau minuman, sesuatu
berupa barang mainan, activity reinforcer misalnya games yang sangat menarik, hak istimewa
(privilege) misalnya gambar hasil karya dipajang di mading, dan kedekatan (proximity), misalnya
membantu guru membagikan buku di kelas.
Back up reinforcer tidak tersedia untuk individu yang bersangkutan, kecuali hanya bisa diperoleh
dengan menukarkan token. Hal ini akan mempertinggi nilai penguatan, sebab dengan ketiadaan back
up reinforcer tanpa token, berarti memberlakukan prinsip deprivasi untuk individu. Sehingga lebih
mudah untuk membuat individu melakukan perilaku yang diinginkan.
Yang bisa dijadikan sebagai back reiinforcer adalah sesuatu yang berada di luar kebutuhan dasar
individu, merupakan sesuatu yang tiadk biasa, dan bisa juga bernilai tinggi, sehingga tidak mungkin
didapatkan oleh individu dalam situasi hari-hari biasa.
3
e. Menetapkan banyaknya token yang bisa ditukar
Agen perubahan juga harus menentukan banyaknya token yang bisa ditukarkan dengan back up
reinforcer. Sehingga hanya setelah berhasil mengumpukan token sebanyak yang ditentukan, individu
bisa mendapatkan back up reinforcer yang telah disediakan oleh agen perubahan.
Individu mengumpulkan token dari perilaku yang diinginkan sepanjang waktu. Secara berkala, setelah
jumlah token mencukupi, individu diperbolehkan untuk menukarkan token mereka dengan back up
reinforcers. Waktu dan tempat untuk pertukaran harus direncanakan terlebih dahulu. Dalam beberapa
kasus, ada tempat yang disebut dengan toko token, yaitu tempat khusus di mana back up reinforcers
disimpan. Sebagaimana yang dijelaskan di atas, back up reinforcer seharusnya tidak disimpan di
tempat yang bisa diakses oleh individu dengan mudah.
Response cost tidak selalu digunakan dalam token ekonomi. Jika tujuan token ekonomi adalah untuk
memperkuat perilaku yang diinginkan dan tidak ada masalah di dalamnya, token ekonomi tidak perlu
memasukkan response cost sebagai salah satu komponennya. Jika ada perilaku yang tidak diinginkan
yang tiba-tiba muncul, maka response cost bisa dimasukkan dalam token ekonomi.
Dalam setting apapun, sebelum melakukan prosedur token economy, maka staff dalam setting
tersebut harus dilatih terlebih dahulu untuk bisa menerapkan token economy dengan baik. Hal-hal
yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut.
(2) Memberikan token segera setelah perilaku target terjadi, sesuai dengan
jadwal reinforcement yang benar
(3) Membedakan setiap detail dari semua masalah perilaku yang diidentifikasi
(5) Mempertahankan integritas token dan mencegah pencurian atau pemalsuan token
(6) Mengetahui waktu dan banyaknya token yang bisa ditukar dengan back up reinforcement.
1. Keuntungan:
Menggunakan program penguatan, token Economies memiliki banyak keuntungan (Ayllon & Azrin,
1965; Kazdin & Bootzin, 1972; maag, 1999) di antaranya:
a. Token dapat digunakan untuk memperkuat perilaku target segera setelah terjadi.
4
b. Token economies sangat terstruktur, oleh karena itu, target perilaku yang diinginkan diperkuat
lebih sering secara konsisten.
d. Token dapat dikuantifikasi dengan mudah sehingga perilaku yang berbeda dapat diterima.
f. Besarnya reward/hadiah adalah sama nilainya untuk semua individu dalam suatu kelompok.
2. Kelemahan :
a. Kurangnya pembentukan motivasi intrinsik, karena token economies merupakan dorongan dari
luar diri.
d. Penggunaan waktu dan usaha yang digunakan untuk mengatur dan melaksanakan program
f. Pelatihan staf, terutama ketika token economy memiliki komponen yang kompleks atau ketika
dilakukan dalam skala besar.
5
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Token ekonomi merupakan sebuah system reinforcement untuk perilaku yang dikelola dan diubah,
seseorang mesti dihadiahi atau diberikan penguatan untuk meningkatkan atau mengurangi perilaku
yang diinginkan. Tujuan yang utama dari token economies adalah untuk menguatkan perilaku yang
diinginkan terhadap klien. Hal itu digunakan sebagai program untuk mengurangi perilaku mereka
yang tidak menyenangkan melalui sebuah struktur lingkungan treatmentpada setting yang mendidik.
6
DAFTAR PUSTAKA
Denadenada.blogspot.com. (16 oktober 2018). Makalah token ekonomi. Diakses pada 10 November
2019. https://denadenanda.blogspot.com/2018/10/makalah-token-ekonomi.html
Inibirublog.blogspot.com. (20 mei 2015). Makalah token ekonomi. Diakses pada 10 november 2019.
http://inibirubirublog.blogspot.com/2015/05/makalah-token-ekonomi.html