Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

TOKEN ECONOMY

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas

Mata Kuliah Modifikasi Perilaku

Dosen Pengampu : Muhimmatul Hasanah., S.Psi., M.A.

Disusun Oleh :

Muchammad Fajar Purdianto 210701039

Ramadani Nur Cholis 210701044

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK

2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. yang telah memberikan banyak
nikmat, terutama nikmat kesehatan dan kesempatan sehingga proses pembuatan Makalah
penelitian mata kuliah Modifikasi Perilaku ini dapat penulis laksanakan dengan baik. Makalah
dengan judul “Token Economy” dapat di selesaikan dengan baik pula.

Penulis menyadari banyak pihak yang membantu dan berkontribusi dalam


terselesaikannya makalah ini. Segala bentuk bantuan, baik berupa dukungan moril dan materil
sangat membantu penulis dalam mengumpulkan semangat dan keinginan untuk menyelesaikan
studi. Dengan demikian penulis ucapkan terima kasih dengan ketulusan hati kepada pihak-
pihak yang telah membantu dan membimbing penulis selama menyusun Makalah ini, yakni
kepada:

1. Bapak Awang Setiawan Wicaksono, S.Psi., M.Psi., selaku Dekan Fakultas Psikologi,
2. Ibu Ima Fitri Sholichah,S.Psi., M.A., selaku Kepala Prodi Psikologi,
3. Ibu Muhimmatul Hasanah., S.Psi., M.A. selaku Dosen pengampu mata kuliah
Modifikasi Perilaku.
4. Orang tua kami yang tidak pernah lelah mendoakan dan memberi dukungan.
5. Tidak lupa teman-teman Psikologi Kelas Sore yang saling mendukung dan membantu.

Semoga Allah Ta’ala memberikan pahala yang berlimpah atas segala bentuk bantuan
yang telah diberikan kepada penulis. Selain itu penulis juga berharap agar makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca dari berbagai kalangan. Penulis kemudian mengucapkan
permohonan maaf jika selama proses penyusunan makalah banyak melakukan kesalahan, baik
berbentuk lisan maupun tulisan, yang dilakukan secara disengaja maupun tidak disengaja.

Gresik, 09 Mei 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................................2

DAFTAR ISI ..................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................4
1.1. Latar Belakang Masalah ..........................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah ....................................................................................................4
1.3. Tujuan Penulisan ......................................................................................................4
1.4. Manfaat Penulisan ....................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Token Economy .....................................................................................6
2.2. Variasi Pelaksanaan Token Economy.......................................................................6
2.3. Kelebihan dan Kekurangan Token Economy...........................................................7
2.4. Tahapan Penerapan Token Economy .......................................................................8
2.5. Area Aplikasi Token Economy ................................................................................10
2.6.Contoh Kasus dan Intervensi Token Economy .........................................................11
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan ..............................................................................................................14
3.2. Saran ........................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................15

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Perilaku adalah cerminan dari kepribadian seseorang. Perilaku tidak lain adalah suatu
fungsi dan interaksi antara individu dengan lingkungannya. Perilaku merupakan hal
penting dimana banyak hal yang dapat di pengaruhi, misalnya saja tujuan hidup dari
individu itu sendiri. Dalam ruang lingkup psikologi, perilaku seseorang dapat di ubah
sesuai dengan hal yang di inginkan.
Modifikasi perilaku merupakan salah satu jenis intervensi klinis dimana perilaku yang
dianggap bagus pada individu dapat di tingkatkan serta perilaku yang dianggap kurang
baik dapat di tekan. Banyak metode dalam intervensi Modifikasi Perilaku yang dapat di
gunakan seperti Token Economy. Token economy merupakan salah satu metode yang
dapat diterapkan dalam modifikasi perilaku, token economy adalah salah satu teknik dalam
modifikasi perilaku dengan cara pemberian satu kepingan (atau satu tanda, satu isyarat)
sesegera mungkin setiap kali setelah perilaku sasaran muncul. Oleh karena itu dari adanya
latar belakang ini penulis akan membuat makalah mengenai “Token Economy”.
1.2. Rumusan Masalah
Dari ada latar belakang dia atas, maka dapat dijadikan sebuah rumusan masalah,
antara lain :
1. Apa yang di maksud dengan Token Economy ?
2. Apa variasi token economy ?
3. Apa kelebihan dan kekurangan token economy ?
4. Bagaimana tahapan penerapan token economy ?
5. Bagaimana area aplikasi token economy ?
6. Contoh kasus dan intervensi penerapan token economy?
1.3. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, dapat ditemukan tujuan penulisan makalah ini,
antara lain :
1. Supaya dapat memahami tentang Token Economy
2. Supaya dapat memahami tentang variasi Token Economy
3. Supaya dapat memahami kelebihan dan kekurangan dari Token Economy
4. Supaya dapat memahamu tahapan penerapan token economy
5. Supaya dapat memahami area aplikasi token economy

4
6. Supada dapat memahami contoh kasus penerapan dan intervensi token economy
1.4. Manfaat Penulisan
Harapan dari penulis setelah menulis makalah ini, diharapkan dapat bermanfaat untuk
kedepannya baik dari:
1. Segi teoritis
Makalah ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan manfaat dalam dunia
pendidikan terkait Token Economy dalam modifikasi perilaku.
2. Segi praktis
1) Bagi mahasiswa
Secara khusus, makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan belajar dalam
memahami token economy dalam modifikasi perilaku.
2) Bagi penulis
Untuk menambah wawasan pengetahuan penulis akan memahami Token
Economy dalam Modifikasi Perilaku..

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Token Economy


Token Economy merupakan suatu wujud modifkasi perilaku yang dirancang untuk
meningkatkan perilaku yang diinginkan dan mengurangi perilaku yang tidak diinginkan
dengan pemberian token (tanda-tanda). Martin dan Pear (2015: 675) menjelaskan bahwa
“token economy adalah sebuah program behavioral, individu dapat memperoleh token
untuk beragam perilaku yang diinginkan dan dapat menukarkan penanda atau token
tersebut demi memperoleh penguat pendukung”. Token atau tanda khusus diberikan
sebagai penghargaan atas perilaku yang diubah, baik memunculkan perilaku yang
diinginkan, maupun menghilangkan perilaku yang tidak diinginkan.
Token economy sebagai salah satu teknik modifikasi perilaku, dalam
pelaksanaannya didasarkan pada pendekatan perilaku yang menggunakan penguatan
positif. Erford (2016: 395) menyatakan bahwa “token economy adalah suatu bentuk
reinforcement positif yang dalam prosesnya seorang siswa menerima suatu token ketika
mereka memperlihatkan perilaku yang diinginkan”. Token yang diterima diakumulasikan
dalam jumlah tertentu, untuk kemudian ditukarkan dengan penguat (hadiah).
Teknik token economy adalah teknik yang menekankan pada pemberian
penghargaan yang bertujuan untuk memotivasi siswa agar berperilaku sesuai dengan
yang diharapkan. Purwanta (2015: 148) menjelaskan bahwa “token economy merupakan
salah satu teknik dalam modifikasi perilaku dengan cara pemberian satu kepingan (atau
satu tanda, satu isyarat) sesegera mungkin setiap kali setelah perilaku sasaran muncul”.
Token-token tersebut dikumpulkan dan kemudian dalam jangka waktu tertentu dapat
ditukarkan dengan hadiah atau sesuatu yang mempunyai makna. Singkatnya token
economy merupakan sebuah penguatan untuk perilaku yang dikelola dan diubah,
seseorang dapat menerima penguatan untuk meningkatkan atau mengurangi perilaku
yang diinginkan.
2.2. Variasi Pelaksanaan Token Economy
Terdapat beberapa variasi pada pelaksanaan token economy, kurang lebihnya ada
tiga variasi token economy, antara lain :
1. Respon Cost, variasi token ekonomi dengan respon cost adalah setiap munculnya
perilaku yang tidak diinginkan maka akan ada biaya perilaku, dengan cara mengambil
kembali token yang telah didapat oleh peserta. Setiap perilaku yang tidak diinginkan

6
akan mengakibatkan penyitaan sejumlah token sesuai kesepakatan awal yang telah
dibuat. Bentuk biaya respon yang paling umum digunakan adalah penarikan token
atau denda. Teknik ini umum digunakan untuk menekan perilaku. Hall (dalam Dolls,
2013) menggunaan teknik biaya respon untuk mengurangi rengekan pada anak kecil.
Peneliti memberikan kertas kecil kepada anak laki-laki, kertas tersebut berisikan
nama anak tersebut. Kertas tersebut diambil ketika ketika anak laki-laki tersebut
menunjukkan perilaku negatif. Walaupun kertas yang berisikan nama tersebut tidak
memiliki arti yang jelas system ini dapat mengurangi perilaku negatif.
2. Sistem Lotre, pada sistem lotre ini perilaku yang menjadi target modifikasi dihargai
dengan token yang kemudian dikumpulkan dan pada periode tertentu akan ada undian
untuk menentukan individu mana yang akan mendapatkan hadiah tersebut. Sistem ini
dapat meminimalkan jumlah hadiah. Namun demikian, McLaughlin dan Wiliam
menyebutkan bahwa pada usia dan populasi peserta tertentu akan sulit terpengaruh
tanpa hadiah langsung yang didapat dari token yang telah dikumpulkan (dalam Dolls,
2013).
3. Sistem Level, dalam sistem level menerapkan adanya perbedaan tingkat sesuai
dengan standart perilaku sasaran peserta. Perilaku sasaran terdiri dari beberapa
perilaku, semakin tinggi tingkatan perilaku target semakin tinggi tingkat penguatan
dan pengukuhan idaman juga lebih tinggi, sehingga jika muncul perilaku yang tidak
diinginkan dapat mengakibatkan penurunan tingkat atau hilangnya pengukuh idaman
atau hadiah tersebut. Pada sistem ini perlu diperhatikan kemampuan dalam
membagikan hadiah secara efisien dan pembagian level secara tepat agar lebih mudah
penerapanya sesuai kebutuhan perubahan perilaku yang diinginkan.
2.3. Kelebihan dan Kekurangan Token Economy
Dalam modifikasi perilaku menggunakan Token Economy memiliki kelebihan dan
kekurangan dari Token Ekonomi tersebut,
1. Kelebihan Token Economi
Token economy sebagai salah satu teknik dalam memodifikasi perilaku tentu
memiliki kelebihan dibandingkan dengan teknik lain. Ayllon dan Azrin
(Miltenberger, 2008: 510-513) menyatakan bahwa menggunakan token economy
mempunyai banyak kelebihan, yaitu:
1) Token dapat menguatkan tingkah laku siswa dengan seketika setelah terjadi.
2) Token economy tersusun dengan baik sehingga tingkah laku siswa yang
diharapkan diperkuat secara konsekuen.
7
3) Token merupakan penguat yang dikondisikan secara umum karena akan
dipasangkan dengan penguat lain yang bervariasi.
4) Token mudah untuk dibagikan dan penerima mudah menjumlahkan.
5) Token dapat dengan mudah diukur sehingga tingkah laku yang berbeda dapat
menerima token lebih banyak atau lebih sedikit.
6) Penukaran token mudah dilaksanakan karena penerima dapat menjumlahkan
token yang dapat mengubah masalahnya dalam bertingkah laku.
7) Penerima dapat belajar kemampuan-kemampuan yang terlibat dalam
perencanaan ke depannya dengan menyimpan token untuk penukaran hal-hal
yang lebih diinginkan.
2. Kekurangan Token Economy
Miltenberger (2008: 513) menyatakan bahwa, “the disadvantages involved in
the use of a token economy include the time and effort involved in organizing and
conducting the program and the cost of purchasing the backup reinforcers”.
Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa kekurangan dalam
penerapan token economy yaitu pada waktu, pengorganisasian program, dan harga
pembelian token. Waktu dalam perencanaan cukup lama karena harus dirancamg
dengan matang, begitu pula pengorganisasiannya. Pembelian token juga
memerlukan biaya yang besar karena pengadaan pengukuh bukan hanya untuk satu
siswa, melainkan siswa dalam suatu kelompok bahkan kelas.
Selain itu beberapa kekurangan atau kelemahan token economy antara lain yaitu
sebagai berikut:
1) Membutuhkan waktu yang cukup lama.
2) Kurangnya pembentukan motivasi intrinsik, karena token merupakan dorongan
dari luar diri.
3) Dibutuhkan dana lebih banyak untuk penyediaan pengukuh pendukung/backup
reinforcement.
4) Manajemen yang tidak mendukung akan menghambat jalannya program.
5) Staf yang tidak terlatih akan memunculkan perilaku negatif jika perilaku positif
atau perilaku yang diharapkan tidak diberikan penguatan

2.4. Tahapan Penerapan Token Economy


Menurut Martin & Pear, (2003), sebelum menerapkan token ekonomi, perlu
dirancang atau disiapkan langkah-langkahnya yaitu :
8
1) Menentukan perilaku target (deciding oln the target behavior)
Perilaku target akan ditentukan dari banyaknya individu dengan siapa individu itu
bekerja, dengan menghitung jarak pendek dan jarak panjang perilaku sasaran yang
ingin dicapai dari masalah perilaku yang ditemukan.
2) Pengambilan data dasar (taking baselines)
Pengambilan data dasar (baselines) dilakukan sebelum memulai prosedur
berikutnya. Data perilaku subjek harus diperoleh sebelum memulai token ekonomi.
Hal ini dilakukan karena memungkinan subjek mendapatkan kepuasan yang
diperoleh dari kebaikan dan kelebihan penerapan token ekonomi yaitu tidak
memerlukan waktu, tenaga, dan biaya. Setelah program dijalanakan, data yang
diperoleh dibandingkan dengan data dasar (baselines) yang menentukan efektivitas
program.
3) Memilih pengukuh cadangan (Selecting backup reinforcers)
Memilih kembali metode yang pada dasarnya sama yaitu untuk memperkuat
perilaku. Tetap di dalam pikiran, bagaimana cara yang pernah dilakukan, bahwa
sebuah sistem token ekonomi yang pada umumnya merupakan pengukuh yang
praktis dan dapat digunakan, karena token ekonomi tidak menjadi batas bagi mereka.
Dimana token tersebut diberikan setelah respon yang diinginkan muncul
4) Memilih jenis token ekonomi yang digunakan (Selecting the type of token economy
to use).
Tanda dapat diambil disalah satu bentuk yang telah diasumsikan. Poker chips yang
sering digunakan, cek pribadi, tanda pada grafik di dinding, atau catatan dalam buku,
bintang atau perangko yang ditempel dalam buku dan masih banyak lagi token
ekonomi yang mungkin sesuai dengan kebutuhan subjek.
5) Mengidentifikasi bantuan yang tersedia (identifying available help)
Bantuan dari orang lain mungkin tidak penting dalam token ekonomi yang kecil
seperti kelas, tetapi pasti membutuhkan bantuan terutama pada tahap-tahap awal
program. Dalam pemberian token ekonomi dengan skala yang besar, bantuan seperti
fasilitas psikiatri sangat penting. Ada beberapa sumber yang dapat memberikan
bantuan: (a) orang-orang yang sudah ditugaskan untuk bekerja dengan klien (guru
pembantu, pembantu perawat, asisten pengajar); (b) relawan (anggota organisasi
sipil dan kelompok-kelompok aksi masyarakat); (c) perilaku individu dalam
lembaga, dan (d) anggota atau peserta token ekonomi itu sendiri. Dalam beberapa

9
kasus, klien telah mengajarkan untuk memberikan token ekonomi kepada diri
mereka sendiri sesuai pada perilaku yang diharapkan.
6) Memilih lokasi atau tempat (choosing the locations)
Tidak ada lokasi khusus untuk token ekonomi, rancanan token ekonomi yang bagus
dikarenakan memiliki sedikit atau tidak ada pilihan lokasi. Beberapa lokasi lebih
baik dari pada yang lain , namun, tergantung pada pertimbangan jenis token
ekonomi.
2.5. Area Aplikasi Token Economy
Token Ekonomi telah digunakan dengan berbagai modifikasi sistem manajemen
perilaku (Filheck, 2004). Sesuai kebutuhan intervensi, guru prasekolah penting untuk
mengetahui prosedur penerapan sistem token ekonomi dan dengan proaktif
melaksanakan sistem ini pada seluruh peserta yang ada dikelas akan memberikan
manfaat yang besar (Filheck, 2004). Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Filheck
(2004) menyebutkan bahwa penerapan token ekonomi berjalan positif dan efektif serta
menunjukkan efisiensi waktu ketika diterapkan dengan sistem level dan melalui
pelatihan baik ke guru dan ke orangtua. Selain dipraktikan di pra sekolah, teknik token
ekonomi ini banyak digunakan pada tingkat sekolah dasar.
Teknik ini menunjukkan hasil yang efektif dalam menurunkan kebiasaan yang
tidak baik untuk anak- anak usia sekolah dasar di dalam kelas (Thompson, McLaughlin
dan Derby, 2011). Siswa akan mendapatkan token ketika selesai melaksanakan tugas dan
token akan dikurangi ketika siswa menunjukkan perilaku yang tidak baik. Program token
ekonomi ini akan menunjukkan hasil yang baik pada tingkat penyelesaian tugas ketika
jadwal penukaran antara token dengan pengukuh idaman dirancang secara bervariasi
(Dolls, 2018). Teknik token ekonomi ini juga menunjukkan hasil yang efektif ketika
dipraktikan di kelas tingkat Sekolah Menengah Pertama. Siswa menunjukkan perubahan
perilaku yang lebih baik, meningkatkan manajemen diri siswa, menurunkan perilaku
yang tidak baik dan meningkatkan perilaku pro sosial serta peningkatan nilai akademik
siswa. Sistem penambahan poin dan pengurangan poin lebih memiliki dampak yang
signifikan dari pada sistem penguatan token saja. Kemampuan guru atau manajer sistem
memiliki peran yang penting untuk meningkatkan efektifitas program. Guru jarang
menerapkan teknik token ekonomi di Sekolah Menengah Atas. Penerapan ini jarang
dilakukan karena guru menganggap teknik ini kurang efektif untuk anak-anak usia
remaja. Namun penelitian Crawford dan Mclaughlin (1982) menunjukkan hasil bahwa
tugas yang diberikan pada Siswa Menengah Atas dua kali lipat terselesaikan ketika siswa
10
termotivasi mendapatkan token dan pengukuh idaman. Pada seting kelas perguruan
tinggi, teknik token ekonomi ini juga telah menunjukkan keefektifannya. Teknik ini dapat
meningkatkan keaktifan dan partisipasi mahasiswa dalam diskusi dikelas. Penelitia
Nelson (2010) menunjukkan bahwa mahasiswa menunjukkan keaktifan dua kali lipat
sesudah penerapan sistem token ekonomi ini.
Teknik token ekonomi ini juga dilakukan di seting komunitas dan rumah atau
keluarga. Sistem ini efektif untuk mengurangi perilaku yang maladaptif dan
meningkatkan perilaku yang adaptif, peningkatkan perilaku sosial dan meningkatkan
penyelesaian atau perilaku mengerjakan tugas. Ketika teknik ini dipraktikan di
lingkungan rumah terkait pendisiplinan akademik dan perilaku sosial anak dapat
menunjukkan dampak positif pada peningkatan nilai akademik dan perilaku belajar anak
di sekolah. Kerjasama guru kelas dan orang tua murid di rumah juga meningkatkan
keefektifan penerapan teknik ini. Pada Komunitas Rumah Tahanan pernah di aplikasikan
teknik token ekonomi ini dan menunjukkan peningkatan tingkat perilaku sasaran
(Bippes, 1986)
2.6. Contoh Kasus dan Intervensi Token Economy
Mengurangi Perilaku Agresif Memukul Pada Peserta Didik Hambatan Intelektual
Dengan Teknik Token Ekonomi Di SLBN 02 Jakarta.
Berdasarkan hasil observasi di SLB Negeri 02 Jakarta, terdapat 8 peserta didik
hambatan intelektual dalam satu kelas. Ada salah satu peserta didik yang termasuk anak
dengan hambatan intelektual yang ringan. Anak dengan hambatan intelektual tersebut
memiliki perilaku yang sangat agresif dan sangat mengganggu saat proses belajar
mengajar. Perilaku agresif yang sering dimunculkan oleh peserta didik adalah memukul
temannya, mengejek temannya, menendang teman, berbicara kasar atau berbicara yang
tidak pantas, berkelahi dengan teman dan emosi yang mudah meledak-ledak. Peserta
didik sangat sering mengejek temannya dengan memanggil nama orang tua temannya.
Jika, peserta didik tersebut diejek oleh temannya, peserta didik akan marah dan memukul
teman-temannya. Selain itu, saat proses belajar pun peserta didik sering mengganggu
temannya, seperti memukul, menarik-narik baju temannya, dan membuat kegaduhan di
dalam kelas. Teman-temannya sering menghindar dari peserta didik tersebut, karena
perilaku agresif memukulnya. Peserta didik sering memukul temannya dibagian kepala
dan punggung temannya. Hal tersebut sangat membahayakan orang lain. Perilaku
memukul tersebut muncul terkadang secara spontan. Peserta didik juga sering mengejek
temannya, karena hal tersebut perilaku memukulnya pun akan muncul.
11
Pihak sekolah lebih sering menggunakan reinforcement negative dalam menangani
perilaku agresif peserta didik. Reinforcement negative yang diberikan, seperti mencatat
perilaku buruk peserta didik setiap harinya, menghukum, memarahi, atau mengurangi
jam istirahat peserta didik. Penggunaan strategi tersebut juga belum mengurangi perilaku
agresif peserta didik.
Di SLB Negeri 02 Jakarta belum menggunakan reinforcement positive untuk
mengurangi perilaku agresif peserta didik. Peneliti pun menggunakan reinforcement
positive untuk mengurangi perilaku agresif peserta didik. Reinforcement positive yang
peneliti gunakan adalah token ekonomi. Alasan pemilihan token ekonomi, karena
sebelumnya peserta didik selalu diberikan reinforcement negative, secara verbal ataupun
non verbal, dan selalu diberikan hal-hal yang peserta didik tidak sukai.
Hasil Penelitian
Penelitian ini dikatakan kurang berhasil, walaupun sudah mengalami penurunan,
dikatakan kurang berhasil karena penurunan perilaku memukul tidak signifikan.
Penurunan dapat dilihat dari tabel frekuensi yang dicatat dan diukur. Hal ini dapat
diketahui dengan membandingkan frekuensi pengurangan perilaku memukul sebelum
dan sesudah intervensi.
Munculnya perilaku memukul selalu berawal dari subyek sendiri. Subyek yang
memulai mengejek temannya, temannya tidak terima sehingga subyek diejek oleh
temannya, tetapi subyek tidak terima dan kembali membalasnya dengan pukulan. Selain
itu, ketika subyek tidak bisa menyelesaikan tugasnya, subyek selalu ingin melihat
jawaban temannya (menyontek), tetapi temannya selalu tidak mau memberikan
jawabannya kepada subyek, hal tersebut juga menjadi pemicu subyek memukul
temannya. Selain itu, subyek juga menunjukkan perilaku yang jahil kepada teman-
temannya, salah satunya dengan menyembunyikan alat tulis ataupun buku temannya. Hal
tersebut membuat teman subyek marah, sehingga menimbulkan pertengkaran dan
perilaku memukul pun muncul. Bagian tubuh yang menjadi sasaran pukulannya adalah
punggung, tangan, dan kepala. Teman-teman yang menjadi sasaran pukulannya tidak
hanya 1 atau 2 orang temannya saja, melainkan semua teman-teman di kelasnya, laki-
laki ataupun perempuan.
Setelah dilakukannya intervensi, penurunan perilaku memukul subyek tidak
signifikan. Faktor yang menyebabkan penurunan perilaku memukul tidak signifikan
adalah kondisi lingkungan saat pelaksanaan intervensi. Suasana kelas yang kurang
kondusif, membuat subyek terganggu saat pelaksanaan intervensi. Teman subyek tetap
12
mengejek subyek, walaupun subyek sudah tidak mengejek dan tidak memukulnya, hal
tersebut membuat emosi subyek kembali memanas, sehingga perilaku memukul pun
muncul dan stiker yang sudah diberikan harus dikembalikan kembali kepada peneliti.
Selain itu, ketika subyek ingin menempel stiker di buku, teman-temannya berperilaku
jahil kepada subyek, yaitu menarik stiker yang akan subyek tempel, hal tersebut dapat
memunculkan kembali perilaku memukulnya. Kondisi lingkungan saat intervensi yang
kurang kondusif ini yang menyebabkan penurunan perilaku tidak signifikan.
Penggunaan teknik token ekonomi dapat menurunkan frekuensi perilaku memukul
subyek, tetapi tidak signifikan. Walaupun penurunan tidak signifikan, token ekonomi
cukup membantu penurunan perilaku agresif memukul teman pada peserta didik
hambatan intelektual.
Implikasi
Implikasi dari penelitian ini yaitu penerapan token ekonomi dapat dalam mengurangi
perilaku negatif, salah satunya adalah memukul teman pada peserta didik hambatan
intelektual yang meliputi frekuensi perilaku selama pembelajaran di kelas berlangsung.
Selain itu, menjadi pengetahuan baru untuk guru dalam menangani peserta didik
yang memiliki perilaku agresif. Token ekonomi tidak hanyak untuk mengurangi perilaku
agresif saja. Guru dapat menerapkannya dalam bidang akademik.

13
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Martin dan Pear (2015: 675) menjelaskan bahwa “token economy adalah sebuah
program behavioral, individu dapat memperoleh token untuk beragam perilaku yang
diinginkan dan dapat menukarkan penanda atau token tersebut demi memperoleh
penguat pendukung”
2. Terdapat beberapa variasi pada pelaksanaan token economy, kurang lebihnya ada
tiga variasi token economy, yaitu Respon Cost, Sistem Lotre, dan Sistem Level.
3. Terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan dari Token Economy antara lain :
Token dapat menguatkan tingkah laku siswa dengan seketika setelah terjadi. Dan
Token economy tersusun dengan baik sehingga tingkah laku siswa yang diharapkan
diperkuat secara konsekuen, sedangkan kekurangan dari token ekonomi adalah
Membutuhkan waktu yang cukup lama Dan Kurangnya pembentukan motivasi
intrinsik, karena token merupakan dorongan dari luar diri.
4. Menurut Martin & Pear, (2003), sebelum menerapkan token ekonomi, perlu
dirancang atau disiapkan langkah-langkahnya yaitu : Menentukan perilaku target,
Pengambilan data dasar, Memilih pengukuh cadangan, Memilih jenis token ekonomi
yang digunakan, Mengidentifikasi bantuan yang tersedia, dan Memilih lokasi atau
tempat.
5. Teknik token ekonomi ini juga dilakukan di seting komunitas dan rumah atau
keluarga. Sistem ini efektif untuk mengurangi perilaku yang maladaptif dan
meningkatkan perilaku yang adaptif, peningkatkan perilaku sosial dan meningkatkan
penyelesaian atau perilaku mengerjakan tugas. Ketika teknik ini dipraktikan di
lingkungan rumah terkait pendisiplinan akademik dan perilaku sosial anak dapat
menunjukkan dampak positif pada peningkatan nilai akademik dan perilaku belajar
anak di sekolah.
3.2. Saran
Semoga kedepannya dapat menemukan materi yang lebih akurat mengenai token
ekonomi dalam modifikasi belajar ini.

14
DAFTAR PUSTAKA
Fahrudin, Adi. 2012. Teknik Ekonomi Token Dalam Pengubahan Perilaku Klien (Token
Economy Technique In The Modification Of Client Behavior).

Hidayah, Nurul. 2022. Meningkatkan Motivasi Belajar Menggunakan Token Ekonomi Dalam
Kalangan Murid Berkeperluan Pendidikan Khas. Amalan Terbaik Dalam Pendidikan
Khas dan Inklusif (Negeri Melaka) Jilid 1.

Mega Rosdiana, Aprilia.2022. Teknik Token Ekonomi : Teori dan Aplikasi. Jurnal Bimbingan
dan Konseling Islam. Vol. 02 No. 0.

Muriyawati, dan Faridah Aiunur Rohmah. 2016. Pengaruh Pemberian Token Ekonomi
Terhadap Motivasi Belajar Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar Vol.
2, No. 2.

Purwanta, Edi. 2012. Modifikasi Perilaku Anak Berkebutuhan Khusus. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.

Purwanta, Edi. 2005. Modifikasi Perilaku Alternatif Penanganan Anak Luar Biasa. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional.

Ramadhan Sahar, Ersa. 2022. Mengurangi Perilaku Agresif Memukul Pada Peserta Didik
Hambatan Intelektual Dengan Teknik Token Ekonomi Di SLBN 02 Jakarta.

Rafiqah, Ainul, dkk. 2022. Application of the Token Ekonomi Method (Savings Bintang) in
Reducing Aggressive Behavior in Class VI Deaf Children at SLB Al Qasmi Watampone.

15

Anda mungkin juga menyukai