8:
PERUNDINGAN KOLEKTIF
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai Integritas, Anda harus mampu:
1.1 Menjelaskan perundingan kolektif dengan baik.
1.2 Menjelaskan jenis-jenis perundingan kolektif
1.3 Menyebutkan sifat-sifat perundingan kolektif .
B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran 1.1:
PERUNDINGAN KOLEKTIF
1. Perundingan Kolektif
Perundingan kolektif adalah suatu proses dimana perwakilan manajemen dan
serikat pekerja yang bertemu untuk merundingkan satu kesepakatan tenaga
kerja. Perundingan kolektif ini akan memuat persetujuan tentang ketentuan
khusus menyangkut upah, jam, dan kondisi kerja.
Manajemen menggunakan beberapa teknik untuk mempersiapkan
perundingan.
Pertama : manajemen menyediakan data yang merupakan landasan
membangun posisi perundingannya. Berupa data upah dan tunjangan, serta
perbandingan tarif upah local dan tarif yang dibayar untuk pekerja yang sama
dalam indusrti. Data tentang distribusi tenaga kerja ( missal ; dari segi usia, jenis
kelamin, senioritas), factor-faktor tersebut juga menentukan apa yang
sesungguhnya akan di bayar dalam tunjangan. Yang juga penting adalah data
ekonomi internal menyangkut baiaa tunjangan, level pendapatan keseluruhan, dan
jumlah serta biaya kerja lembur. Manajemen juga akan „membiayai‟ kontrak
tenaga kerja terbaru dan menetapkan biaya yang meningkat-total, per karyawan,
dan per-jam dari tuntutan serikat pekerja.
Kedua : survey sikap untuk menguji reaksi dari karyawna terhadap
berbagai seksi kontrak yang mungkin dirasakan manajemen menuntut
perubahan dan konferensi tidak resmi dengan pemimpin serikat pekerja setempat
guna membahas efektivitas operasional dari kontrak dan mengusulkan
pemeriksaan percobaan tentang gagasan manajemen bagi perubahan.
Tahap-tahap
perundingan
perundingan actual khususnya berlangsung melalui beberapa tahap
pengembangan.
Pertama : masing-masing pihak menyajikan tuntutannya. Tahap ini kedua pihak
biasanya cukup jauh berdasarkan beberapa soal.
Kedua : ada satu pengurangan tuntutan. Pada tahap ini masing-masing pihak
menukarkan beberapa dari tuntutannya untuk mendapatkan yang lain.
Ketiga : semua pihak membentuk subkomite gabungan untuk mencoba
mewujudkan alternative yang masuk akal.
Keempat : perwakilan serikat pekerja memeriksa secara informal para penyelia
mereka dan anggota serikat pekerja, perwakilan manajemen memeriksa
manajemen puncak. Akhirnya, begitu segala sesuatu menjadi teratur, satu
persetujuan resmi disepakati dan ditandatangani.
Faktor – faktor Pengaruh Dalam Perundingan Kolektif
Ada beberapa hal perlu diperhatikan dalam perundingan kolektif, yang
akan
mempengaruhi sikap, proses dan hasil perundingan. Di antara faktor – faktor
tersebut adalah :
Cakupan Perundingan
Yaitu banyaknya buruh yang akan terkena hasil perundingan atau perjanjian
kerja.
Apakah berlaku untuk para karyawan dalam suatu departemen, divisi, perusahaan
atau seluruh karyawan dalam suatu industri.
Tekanan – tekanan Perundingan Serikat Karyawan
Serikat karyawan mempunyai beberapa strategi dan taktik tertentu yang
digunakan
untuk memaksakan kelonggaran – kelonggaran yang lebih besar dari perusahaan.
Selain penggunaan taktik tawar – menawar atau sering dikenal dengan istilah
“perdagangan sapi”, ada tiga tipe tekanan yang lebih kuat yang kadang – kadang
digunakan, (1) pemogokan (strikes), (2) picketing (mencegah atau menghalangi
karyawan – karyawan yang ini ingin masuk kerja sewaktu diadakan pemogokan, dan
(3) boycott.
Peranan Pemerintah
Kedua belah pihak, serikat karyawan dan buruh, sering lebih senang
mempersilahkan
intervensi pemerintah untuk menyelesaikan berbagai masalah hubungan kerja
mereka. Intervensi ini paling tidak dalam bentuk segala perundang – undangan dan
peraturan di bidang perburuhan.
Kesediaan Perusahaan
Kesediaan perusahaan untuk berunding secara terbuka dengan serikat karyawan
ditentukan oleh kemampuan atau kekuatan perusahaan, filsafat kepemimpinan,
gaya
manajemen dan kemungkinan penggunaan alat – alat pemaksa (misal, pemecatan.
Skorsing, demosi dan sebagainya).
a. Proses Perundingan
Kolektif
Proses perundingan kolektif mempunyai tiga tahap yang saling berurutan. Tahap
persiapan negosiasi adalah tahap pertama dan tahap kritis. Keberhasilan tahap
kedua, perundingan, sangat tergantung pada kesiapan kedua belah pihak.
Tahap ketiga merupakan kegiatan – kegiatan “follow – up”, yaitu administrasi
perjanjian (kontrak) kerja. Untuk melaksanakan tugas – tugas tersebut, dalam
departemen personalia mungkin perlu ditambahkan bagian hubungan perburuhan
atau industrial relations.
b. Persiapan untuk
Negosiasi
Tujuan diadakannya perundingan adalah untuk menyusun suatu perjanjian kerja.
Perjanjian kerja (kontrak), atau disebut juga labor agreement, menguraikan
berbagai hak, kewajiban dan tanggung jawab manajemen dan serikat karyawan
atau karyawan sebagai individu. Seperti ditunjukkan dalam gambar 2, tahap
persiapan mencakup kegiatan – kegiatan untuk memonitor lingkungan,
menyusun rencana perundingan, memilih negotiators atau tim perunding,
mendapatkan persetujuan manajemen puncak dan mempertimbangkan faktor –
faktor pengaruh. Dalam
penyusunan rencana perundingan, manajemen memilih berbagai strategi,
kebijaksanaan dan taktik yang akan digunakan dalam proses perundingan.
Selanjutnya, untuk mengimplementasikan rencana, tim perunding dibentuk.
Tim biasanya dipimpin oleh kepala bagian hubungan perburuhan atau seorang
penasehat hukum (pengacara) perusahaan. Tim bisa juga beranggotakan para ahli
di bidang – bidang tertentu, seperti pengupahan, dan para manajer lini yang
menguasai operasi
– operasi
perusahaan.
Memonito Mengadministrasikan
r perjanjian kerja
lingkunga
n