PERTEMUAN 6
TEORI DAN KONSEP PENGANGGARAN SEKTOR PUBLIK
A. CAPAIAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa mampu menyimpulkan dan
memperjelas teori dan konsep penganggaran sektor publik.
B. URAIAN MATERI
b. Teliti/Komprehensif
Anggaran perlu memperlihatkan secara menyeluruh pengeluaran serta
pendapatan pemerintah. Sebab itu, keberadaan dana non anggaran pada
dasarnya melanggar prinsip penganggaran komprehensif.
c. Integritas anggaran
Dana umum mencakup semua pendapatan serta pengeluaran pemerintah.
d. Nondiscretionary appropriation
Jumlah yang disepakati bagi legislatif perlu digunakan secara efektif, ekonomis
serta efisien.
e. Periodik
Pengganggaran adalah proses suatu cara siklus, dan bisa bersifat
multitahunan ataupun bersifat tahunan.
f. Akurat
Pengukuran anggaran seharusnya bukan hanya memasukkan persediaan
yang ter (hidden reserve) yang bisa disebabkan berlangsungnya
ketidakefisienan serta pemborosan anggaran juga dapat menimbulkan
terlihatnya underestimate pemasukan serta overestimate pengeluaran.
g. Jelas
Anggaran diharapkan dapat dimengerti, tidak terjadi kebingunan serta dapat
dimengerti oleh masyarakat.
h. Transparan
Anggaran perlu dijelaskan terhadap masyarakat umum
3) Cenderung sentralistis;
4) Bersifat spesifikasi;
5) Tahunan;
6) Menggunakan prinsip-prinsip anggaran bruto”
Tahun 2007, “pelayanan dasar adalah bagian dari pelaksanaan urusan wajib
pemerintah dan memiliki karakteristik sebagi pelayan yang sangat mendasar,
berhak diperoleh oleh setiap warga secara minimal, dijamin ketersediaannya oleh
konstitusi dan konvensi internasional; didukung data dan informasi terbaru yang
lengkap; serta tidak menghasilkan keuntungan materi”. SPM mempunyai
pembatasan waktu kinerja, terlepas dari negara ataupun wilayah. Oleh karena itu,
SPM adalah salah satu wujud dokumentasi teknis penyelenggaraan pelayanan
dasar, yang menggambarkan beberapa kegiatan wajib yang dilakukan oleh
pemerintah. Di konteks pemerintah daerah, perencanaan tercapainya SPM
tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah serta
Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra-SKPD). Sebagai
bagian dari mekanisme penganggaran, berbagai kegiatan untuk mencapai SPM
adalah :
a. Menyeimbangkan antara kebijakan umum anggaran (KUA) dan pencapaian
SPM pada RPJMD melalui program wajib usaha pemerintah dalam plafon
anggaran sementara (PPAS).
b. Selain membatasi waktu untuk mencapai SPM yang ditetapkan pemerintah,
menyusun rincian kegiatan setiap program untuk mencapai SPM sesuai
indikator kinerja.
c. Menentukan kegiatan prioritas untuk mencapai SPM. Salah satu cara untuk
memprioritaskan aktivitas adalah analytic hierarchy process (AHP)
d. Gunakan analisis standar belanja (ASB) untuk melihat besaran anggaran untuk
setiap kegiatan
Seperti halnya penjelasan di atas, penganggaran mempunyai peran yang
penting dalam keberhasilan implementasi SPM. Tanpa anggaran yang sesuai
serta tercukupi, pemerintah tidak akan bisa menerapkan SPM sesuai dengan
yang sudah diterapkan. Sebab itu, perlu mengamati prinsip memperhitungkan
anggaran pada SPM, walaupun memanfaatkan pendekatan pembiayaan berbasis
kegiatan sebagai berikut (Ritonga, 2010: 137-138).
a. Pendanaan mengacu pada langkah-langkah suatu progra/ kegiatan
b. Investasi fisik hanya dilakukan pada sarana/prasarana yang berhubungan
langsung pada pelaksanaan SPM
c. Jangan menghitung kebutuhan belanja umum, tetapi hitung semua langkah
kegiatan tanpa memperhatikan sumber biaya
C. LATIHAN SOAL
1. Sebutkan dan jelaskanlah fungsi Anggaran Sektor publik!
2. Bagaimana ciri-ciri anggaran sektor publik? Dan bagaimana perbedaannya
terhadap anggaran sektor swasta?
3. Dalam merencanakan penganggaran sektor publik diperlukan prinsip-prinsip
dalam melaksanakannya, apa saja prinsip-prinsip tersebut?
4. Anggaran dengan pendekatan NPM merupakan anggaran yang mengarah pada
kinerja, yang berisikan atas planning programming and budgeting system (PPBS),
Zero Based Budgeting (ZBB), serta performance budgeting. Menurut anda,
manakah pendekatan yang paling baik digunakan pada system penganggaran
pemerintah di Indonesia?
5. Bagaimana perkembangan teori penganggaran sektor publik?
D. DAFTAR PUSTAKA
Indra, Bastian. 2001. Akuntansi Sektor Publik di Indonesia, Yogyakarta, BPFEUGM