Makalah Karsinoma
Makalah Karsinoma
GANGGUAN KARSINOMA
Dosen Pengampu: Nikma Alfi Rosida, S.Kep., Ns., M.Kep
DI SUSUN OLEH:
1. ANISA WAHYUNING
TYAS (P21109)
2. APRILIA
(P21110)
3. ARDHIA CINDHY NUR AZIZAH
(P21111)
4. ARETA URIA AYU WULANDARI (P21112)
5. ARFIAN DITYA SETYA PERMANA (P21113)
6. ARIN NOR KOMARIAH (P21114)
7. ARSITA TRINATA DEWI (P21115)
8. ARRIJALU BAHRUL HUDA (P21116)
9. BHARA ARDHI SYAHFRUDDIN (P21117)
10. CINDY RIZKA AULIA (P21118)
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Gangguan Karsinoma” ini
tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dosen pada mata kuliah Patofisiologi. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang gangguan karsinoma
Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Nikma Alfi Rosida, S.Kep., Ns., M.Kep
selaku dosen pengampu mata kuliah Patofisiologi yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.3 Tujuan............................................................................................................................2
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................17
3.2 Saran.............................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................18
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kanker adalah penyakit sel yang dikarakteristik-kan dengan proliferasi sel yang
tidak terkontrol (Sarafino & Smith, 2012). Kanker juga seringkali disebut tumor
ganas. Masyarakat di banyak bangsa seringkali menganggap kanker merupakan
penyakit yang tidak bisa disembuh-kan, penyakit pengantar kematian, dan lebih sering
dialami oleh orang yang sudah berusia lanjut (Remennick, 2006). Karsinoma adalah
jenis kanker yang berkembang dari jaringan kulit atau jaringan penyusun dinding
organ. Jenis kanker ini akan muncul ketika sel-sel penyusun dinding organ tubuh
mengalami kerusakan atau mutasi DNA. Mutasi DNA inilah yang nantinya akan
menyebabkan sel tumbuh dan berkembang secara tidak terkendali (Laksmi Wulandari,
2022:143). Data dari Global Burden of Cancer (GLOBOCAN) yang dirilis oleh
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan bahwa ada 19,3 juta kasus baru kanker
dan hampir 10 juta kematian akibat kanker pada tahun 2020 (WHO, 2021). Penyebab
terbesar kematian akibat kanker setiap tahunnya antara lain disebabkan oleh kanker
paru, hati, perut, kolorektal, dan kanker payudara (Kemenkes RI, 2015). Angka
kematian akibat kanker lebih tinggi di negara berkembang dibandingkan dengan
negara maju. Perbedaan ini mencerminkan perbedaan faktor risiko dan keberhasilan
penanganan deteksi, serta ketersediaan pengobatan (Torre, Lindsey A,2012).
Kanker paru-paru adalah penyebab utama kematian akibat kanker di kalangan laki-
laki di negara maju dan negara berkembang. Sedangkan untuk perempuan, kanker
payudara menjadi kematian terbanyak baik di negara maju maupun berkembang.
Penyebab utama lain dari kematian akibat kanker di negara-negara maju adalah
kanker kolorektal pada laki-laki dan perempuan serta kanker prostat pada laki-laki. Di
negara berkembang, kanker hati, dan kanker perut merupakan jenis kanker yang
paling banyak menyebabkan kematian di antara laki-laki. Sedangkan kanker serviks
uteri merupakan kanker terbanyak penyebab kematian pada perempuan di negara
berkembang (Torre, Lindsey A,2012)
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep keganasan karsinoma?
2. Apa saja jenis-jenis karsinoma?
3. Apa saja etiologi karsinoma payudara, usus besar, labung, kulit, dan paru-
paru?
1
4. Apa patofisiologi karsinoma payudara, usus besar, lambung, kulit, dan paru-
paru?
5. Bagaimana manifestasi klinik karsinoma payudara, usus besar, lambung, kulit,
dan paru-paru?
6. Bagaimana penatalaksanaan medik dan keperawataan mengenai karsinoma
payudara, usus besar, lambung, kulit, dan paru-paru?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep karsinoma
2. Untuk mengetahui jenis-jenis karsinoma
3. Untuk mengetahui etiologi karsinoma payudara, usus besar, lambung, kulit,
dan paru-paru
4. Untuk mengetahui patofisiologi karsinoma payudara, usus besar, lambung,
kulit, dan paru-paru
5. Untuk mengetahui manifestasi klinik karsinoma payudara, usus besar,
lambung, kulit, dan paru-paru
6. Untuk mengetahui penatalaksanaan medik dan keperawataan mengenai
karsinoma payudara, usus besar, lambung, kulit, dan paru-paru
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker yang sering terjadi
pada perempuan di Indonesia. Kanker payudara memiliki kontribusi sebesar
30% dan merupakan jenis kanker yang paling mendominasi di Indonesia
bahkan mengalahkan kanker leher rahim atau kanker serviks yang
berkontribusi sebesar 24% (Depkes RI, 2013). Penyebab timbulnya kanker
payudara belum diketahui secara pasti namun bersifat multifaktorial atau
3
banyak faktor. Beberapa hal yang dapat menjadi penyebab kanker payudara
yaitu adanya kelemahan genetik pada sel tubuh sehingga mempermudah
dimana sel kanker, iritasi dan inflamasi kronis yang selanjutnya dapat
berkembang menjadi kanker, radiasi sinar matahari dan sinar x, senyawa
kimia aflatoxin BI, asbestos, nikel, arsen, arang, tarr, asap rokok, kontrasepsi
oral dsb, serta makanan yang bersifat karsinogenik misalnya makanan pada
karbohidrat yang diolah dengan digoreng ikan asin dan sebagainya
(Suryaningsih dan Sukaca, 2009).
2. Karsinoma usus besar atau kolorektal
Kanker kolorektal adalah suatu tumor maligna yang muncul dari jaringan
epitel dari kolon atau rektum. Kanker kolorektal ditujukan pada tumor ganas
yang ditemukan di kolon dan rektum. Kolom dan rektum adalah bagian dari
usus besar pada sistem pencernaan yang disebut juga traktus gastrointestinal.
Lebih jelasnya kolon berada di bagian proksimal usus besar dan rektum di
bagian distal sekitar 5 sampa 7 cm di atas anus. Kolon dan rektum berfungsi
untuk menghasilkan energi bagi tubuh dan membuang zat-zat yang tidak
berguna.
3. Karsinoma lambung (adenocarcinoma)
4
Gejala pada penyakit kanker lambung sangat sulit untuk dideteksi karena
sangat sedikit gejala yang terjadi. Gejala kanker lambung dapat dideteksi
cenderung pada saat mencapai stadium lanjut seperti nafsu makan menurun,
penurunan berat badan cepat kenyang mulas mulus atau gangguan
pencernaan.
4. Karsinoma kulit (squamous cell carsinoma)
Kanker paru adalah keganasan yang berasal dari luar paru (metastasis
tumor paru) maupun yang berasal dari paru sendiri, di mana kelainan dapat
5
disebabkan oleh kumpulan perubahan genetik pada sel epitel saluran nafas
yang dapat mengakibatkan proliferasi sel yang tidak dapat dikendalikan.
Kanker paru primer yaitu tumor ganas yang berasal dari epitel bronkus atau
karsinoma bronkus (Purba, 2015).
2.1 Etiologi Karsinoma
1. Karsinoma payudara
Faktor genetik
Individu yang membawa mutase genetik, lahir satu langkah
lebih dekat dengan timbulnya tumor dan juga memiliki
kecenderungan dapat menderita kanker di usia muda (Dickson RB,
dkk, 2005). Proses pada kanker payudara ini bisa berlangsung
mulai dari mutasi genetik, hyperplasia, karsinoma in situ, dan juga
kanker metastatic. Pada kanker payudara herediter, yang terjadi
pertama kali adalah mutase yang berhubungan dengan repair DNA
dan apoptosis (DeVita, dll, 2005).
Faktor hormonal
Hormon yang memicu timbulnya kanker pada payudara adalah
hormon estrogen. Paparan estrogen akan meningkatkan faktor-
faktor proliferasi sel dan bila tidak terkendali secara biologis akan
berkembang menjadi kanker mengikuti tahapan-tahapannya
(DeVita, dkk, 2005).
Faktor lingkungan
Paparan agen karinogenesis dari lingkungan dapat berupa zat
kimia, zat makanan, infeksi, dan faktor fisik seperti radiasi
radioaktif, dan trauma (Willett, dkk, 2000)
2. Karsinoma kalorektal
Faktor usia
Diagnosis kanker kolorektal meningkat progresif sejak
penderita berusia 40 tahun dan meningkat tajam di atas umur 50
tahun. Angka kejadian pada usia 60-79 tahun lebih tinggi 50 kali
dibandingkan pada usia 40 tahun (Sugeng, dkk, 2019)
Faktor hereditas
6
Familial Adenomatous Polyposis (FAP) dan Hereditary
Colorecal Cancer (HNPPCC) atau dikenal dengan sindroma Lynch
adalah kondisi yang paling sering diwariskan (Sugeng, dkk, 2019)
Faktor lingkungan
Individu yang berimigrasi dari daerah yang beresiko tinggi ke
daerah yang beresiko rendah akan meningkatkan insiden kanker
kolorektal menyerupai daerah tersebut (Sugeng, dkk, 2019)
Faktor yang dapat dimodifikasi
Seperti contoh pola nutrisi dan diet, kurangnya aktivitas fisik
dan obesitas, kebiasaan merokok, dan kebiasaan mengkonsumsi
minuman beralkohol (Sugeng, dkk, 2019)
4. Karsinoma kulit
Terpapar oleh radiasi sinar ultraviolet secara berlebihan
7
Luka yang sudah lama namun tidak sembuh, contohnya luka bakar
seperti marjolin’s ulcer yang dapat berkembang menjadi
karsinoma sel skuamosa
Tahi lalat yang berukuran lebih besar dari 20 mm beresiko tinggi
menjadi sel kanker
Toksin arsenic yang merupakan salah satu resiko peningkatan
insiden karsinoma sel skuamosa
Kekurangan beberapa vitamin dan mineral tertentu
Perokok aktif maupun pasif (Buljan M, dkk, 2008)
5. Karsinoma paru-paru
Kebiasaan merokok
Paparan zat karsinogen (seperti asbestos, radiasi ion, radon, arsen,
dan lain-lain)
Polusi udara
Penyakit paru-paru seperti pneumonitis intesisial kronik
Riwayat paparan radiasi daerah toraks
Genetik (Ismail, 2010)
8
2. Karsinoma usus besar
9
3. Karsinoma lambung/perut
10
4. Karsinoma kulit
11
5. Karsinoma paru-paru
Asap rokok,polusii
udara,Pemajanan Okupasi
Peradangan Kronik
Pembelahan
Karsinoma Paru-Paru
Penurunan ekspansi
Bersihan Jalan Napas paru
Tidak Efetif
Sesak Napas
Pola nafas tidak
Efektif
Malaise
Intoleran aktivitas
12
2.3 Manifestasi Klinis Karsinoma
1. Karsinoma Payudara
Manifestasi awal berupa munculnya benjolan pada jaringan payudara,
yakni penebalan yang berbeda dari jaringan payudara lainnya, ukuran satu
payudara menjadi lebih besar atau lebih rendah dari payudara lainnya,
perubahan posisi atau bentuk puting susu, lekukan pada kulit payudara,
perubahan pada puting (seperti adanya retraksi, sekresi cairan yang tidak
biasa, dan ruam di sekitar area putting), rasa sakit yang konstan di bagian
payudara atau ketiak, dan pembengkakan di bawah ketiak (Jemal, 2017).
No. Stadium Karakteristik
1. Stadium 1 A Tumor berukuran 2 cm atau lebih kecil dan belum menyebar
ke luar payudara.
2. Stadium I B Tumor ditemukan di kelenjar getah bening dekat payudara.
Ukuran tumor berkisar 2 cm atau lebih kecil, sehingga tumor
masih belum tampak dari luar payudara
3. Stadium II A 1. Tumor berukuran ≤ 2 cm. Tumor dapat ditemukan di
dalam payudara dan pada 1-3 kelenjar getah bening di
dekat ketiak atau di dekat tulang dada.
2. Tumor dapat berukuran lebih dari 2 cm namun tidak lebih
dari 5 cm dan tidak ditemukan di dalam kelenjar getah
bening.
3. Stadium II B 1. Tumor berukuran lebih dari 2 cm tetapi tidak lebih dari 5
cm dan terdapat area kecil dari tumor yang berada di
kelenjar getah bening.
2. Tumor berukuran lebih dari 2 cm tetapi tidak lebih dari 5
cm dan terdapat penyebaran pada 1-3 kelenjar getah
bening di dekat ketiak atau kelenjar getah bening di dekat
tulang dada.
3. Tumor berukuran lebih dari 5 cm namun tidak
ditemukan penyebaran pada kelenjar getah bening.
3 Stadium III A 1. Tumor belum tampak di permukaan payudara dengan
berbagai ukuran dan dapat ditemukan pada 4-9 kelenjar
getah bening di bawah lengan atau di dekat tulang dada
13
2. Tumor berukuran lebih dari 5 cm dan sebagian kecil
sel kanker berada pada kelenjar getah bening
3. Tumor berukuran lebih dari 5 cm dan telah menyebar pada
3 kelenjar getah bening di dekat ketiak atau pada kelenjar
getah bening di dekat tulang dada
Stadium III B Sel kanker mulai menyebar ke kulit payudara hingga ke
dinding dada. Pada kondisi ini sel kanker merusak jaringan
kulit hingga terjadi pembengkakan. Selain itu, sel kanker
mulai menyebar hingga ke 9 kelenjar getah bening di ketiak
atau kelenjar getah bening di dekat tulang dada
Stadium III C Tumor dapat memiliki berbagai ukuran bahkan bisa jadi tidak
ditemukan tumor, namun sel kanker di kulit payudara
menyebabkan pembengkakan hingga terbentuk ulcer. Selain
itu pada stadium ini kanker telah menyebar ke dinding dada
4. Stadium IV Pada stadium ini sel kanker telah mengalami metastase ke
bagian tubuh lainnya di luar payudara seperti tulang, paru-
paru, hati, otak, maupun pada kelenjar limfa pada batang
leher
14
e. Rasa cepat lelah, lesu lemah atau letih
f. Turunnya berat badan secara drastis dan tidak dapat dijelaskan
sebabnya
3. Karsinoma Perut/Lambung
Kanker lambung pada stadium awal sering kali tidak menimbulkan
gejala. Kalaupun muncul gejala, umumnya dianggap sebagai gejala sakit
maag biasa. Berikut ini adalah beberapa gejala yang dapat dirasakan
penderita kanker lambung pada stadium awal:
Perut kembung dan sering bersendawa
Nyeri ulu hati
Naiknya asam lambung (heartburn)
Cepat kenyang saat makan
Mual
Muntah
Kanker lambung stadium lanjut akan menimbulkan gejala yang lebih
berat. Pada tahap inilah umumnya penderita baru datang berobat ke dokter.
Beberapa gejala kanker lambung pada stadium lanjut adalah:
Muntah darah
BAB berwarna hitam atau BAB berdarah
Kurang darah atau anemia
Sakit kuning
Nafsu makan berkurang
Penurunan berat badan
Tubuh terasa lemas
Pembengkakan pada perut karena penumpukan cairan.
4. Karsinoma Kulit
a. Benjolan kecil yang membesar
b. Benjolan yang permukaannya tidak rata dan mudah berdarah
c. Tahi lalat yang berubah warna.
d. Koreng atau borok dan luka yang tidak mau sembuh
e. Bercak kecoklatan pada orang tua
f. Bercak hitam ysng menebal pada telapak kaki dan tangan
5. Karsinoma paru-paru
15
Umumnya, kanker paru-paru tidak menimbulkan gejala pada tahap atau
stadium awal. Gejala baru akan muncul ketika tumor sudah cukup besar
atau kanker sudah menyebar ke jaringan lain. Beberapa manifestasi klinis
awal yang dapat timbul pada penderita adalah:
a. Batuk terus-menerus yang dapat disertai dahak atau darah
b. Suara serak
c. Tubuh lemas
d. Nyeri dada
e. Mengi
2.4 Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan Karsinoma
1. Penatalaksanaan Non bedah (Nonsurgical Management)
a. Terapi oksigen
Terapi oksigen diberikan jika pasien mengalami
hipoksemia,sehingga perawat dapat memberikan oksigen dengan
via masker atau nasal kanula.
b. Terapi obat
Jika klien mengalami bronkospasme, dokter dapat memberikan
obat golongan bronkodilator (seperti pada klien asma) dan
kortikosteroid untuk mengurangi bronkospasme, inflamasi, dan
edema.
c. Kemoterapi
Kemoterapi merupakan pilihan pengobatan pada klien dengan
karsinoma bronkogenik pasca operasi, terutama pada small-cell
lung cancer karena metastasis. Kemoterapi dapat juga digunakan
bersamaan dengan terapi bedah. Obat-obat kemoterapi yang
biasanya diberikan untuk menangani kanker, termasuk kombinasi
dari obat-obat berikut:
Cyclophosphamide, deoxorubicin, methotrexate, dan
procarbazine
Etoposide dan cisplatin
Mitomycin, vinblastine, dan cisplatin
d. Imunoterapi
16
Banyak pasien dengan karsinoma bronkogenik mengalami
gangguan imun. Obat imunoterapi yang biasa diberikan adalah
cytokin
e. Terapi radiasi
Terapi radiasi dilakukan dengan indikasi sebagai berikut :
Pasien dengan karsinoma bronkogenik yang operable
tetapi risiko jika dilakukan pembedahan
Pasien adenokarsinoma atau sel skuamosa inoperable
yang mengalami pembesaran kelenjar getah bening pada
hilus ipsilateral dan mediastenal
Pasien dengan karsinoma bronkogenik dengan oat cell
Pasien kambuhan sesudah lobektomi atau
peneumonektomi
f. Terapi laser
1. Laser karbon dioksida
Sinar laser ini digunakan untuk membuat sayatan yang
tidak terlalu dalam, seperti pada pengangkatan kanker kulit.
2. Laser argon
Laser jenis ini mengombinasikan cahaya dengan
kemoterapi untuk membunuh lebih banyak sel kanker.
Laser argon juga dapat dipakai untuk prosedur
pembedahan.
3. Laser Nd:YAG (neodymium-doped yttrium aluminium
garnet)
Laser jenis ini berkemampuan untuk mencapai lapisan
jaringan tubuh yang lebih dalam. Laser jenis ini dapat
digunakan untuk mengatasi kelainan pada bagian tubuh
yang sulit dijangkau, seperti pada kasus kanker tenggorokan
2. Pembedahan (Surgical Management)
a. Dilakukan pada tumor stadium I, stadium II jenis karsinoma,
adenokarsinoma, dan karsinoma sel besar undifferentiated
b. Dilakukan khusus pada stadium III secara individual yang
mencakup tiga kriteria berikut:
17
Karakteristik biologis tumor:
o Hasil baik pada tumor dari sel skuamosa dan
epidermoid
o Hasil cukup baik pada adenokarsinoma dan karsinoma
sel besar undifferentiated
o Hasil buruk pada oat cell
Letak tumor dan pembagian stadium klinik untuk
menentukan reseksi terbaik
Keadaan fungsional penderita
18
BAB III
PENUTUP
3
3.1 Kesimpulan
Kanker adalah penyakit yang banyak menyebabkan kematian dan tidak bisa
disembuh-kan,dan lebih sering dialami oleh orang yang sudah berusia lanjut.
Karsinoma merupakan jenis kanker yang berkembang dari jaringan epitel atau
jaringan penyusun dinding organ. Jenis kanker ini akan muncul ketika sel-sel
penyusun dinding organ tubuh mengalami kerusakan atau mutasi DNA.
Angka kematian yang disebabkan kanker paling banyak ditemukan di negara maju
dan berkembang adalah Kanker paru-paru dan Kanker Payudara.Penyebab utama lain
dari kematian akibat kanker di negara-negara maju adalah kanker kolorektal pada
laki-laki dan perempuan serta kanker prostat pada laki-laki. Di negara berkembang,
kanker hati, dan kanker perut merupakan jenis kanker yang paling banyak
menyebabkan kematian di antara laki-laki. Sedangkan kanker serviks uteri merupakan
kanker terbanyak penyebab kematian pada perempuan di negara berkembang
3.2 Saran
Tentunya penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan makalah di atas masih
banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna. Adapun nantinya penulis akan
segera melakukan perbaikan susunan makalah ini dengan menggunakan pedoman dari
beberapa sumber dan kritik yang bisa membangun dari para pembaca.
19
DAFTAR PUSTAKA
20
Williams & Wilkins. Diakses dari
http://eprints.undip.ac.id/31216/10/Daftar_Pustaka.pdf
Dewi,Makasari. 2016. Sebaran Kanker di Indonesia, Riset Kesehatan Dasar 2007. Diakses
dari https://indonesianjournalofcancer.or.id/e-journal/index.php/ijoc/article/view/
494/242
Dickson RB, Lippman ME. 2005. Molecular Biology of Breast Cancer. Diakses dari
https://www.e-journal.unair.ac.id/JBE/article/download/1309/1068
Gusti Ayu Triara Dewi, Lucia Yovita Hendrat. 2015. Analisis Risiko Kanker Payudara
Berdasar Riwayat Pemakaian Kontrasepsi Hormonal Dan Usia Menarche. Jurnal
Berkala Epidemiologi, Vol. 3
Hendry. N, 2007, Pencegahan dan terapi kanker, Jakarta, Penerbit: balai.
Iskandar. (2007). Kanker. Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer
Jemal, A. 2017. Global Cancer in Women: Burden and Trends. Cancer Epidemiology,
Biomarkers & Prevention. Diakses dari www.doi.org/10.1158/1055-9965.EPI-16-
0858
Kabel A. M., Baali F. H. 2015. Breast Cancer: Insights into Risk Factors,Pathogenesis,
Diagnosis and Management, Journal of Cancer Research and Treatment
Kemenkes RI. 2015. Situasi Penyakit Kanker. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. Diakses
dari https://www.kemkes.go.id/article/view/15081800004/situasi-penyakit-
kanker.html
Laksmi. 2022. Terapi Personal sebagai Upaya Terobosan dalam Pengobatan Kanker Paru.
Surabaya: Penerbit Airlangga University Press.
Made Putri Hendaria, AAGN Asmarajaya, Sri Maliawan. 2013. Kanker Kulit. SMF Ilmu
Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Udayana RSUP Sanglah Denpasar. Diakses
dari https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum/article/download/4944/3740/
Muhammad Sayuti, Nouva. 2019. Kanker Kolorektal Jurnal Averrous Vol.5. Diakses dari
https://ojs.unimal.ac.id/index.php/averrous/article/download/2082/1187
Nagini S. 2012. Carcinoma of The Stomach: A Review of Epidemiology, Pathogenesis,
Molecular Genetics and Chemoprevention. World J Gastrointest Oncol. Diakses dari
https://jbiomedkes.org/index.php/jbk/article/view/136/84
21
Nanda. 2016. WOC Tumor Mammae. Diakses dari
https://www.scribd.com/document/365341087/WOC-Tumor-Mammae
National Cancer Institute, 2009. What Is Cancer? U.S. National Institutes of Health.
Available from: http://www.cancer.gov/cancertopics/what-is-cancer
Purba & Wibisono. 2015. Pola Klinis Kanker Paru di RSUP dr. Kariadi Semarang Periode
Juli 2014.
Siwi S.U, dan Mustikasari. 2017. Aspek Psikososial Pada Penderita Kanker
Payudara:Studi Pendahuluan. Jurnal Keperawatan Indonesia. Diakses dari
http://www.jki.ui.ac.id/index.php/jki/article/view/503/588
Sugeng, Eka Meyliana and Gumay, Ainun Rahmasari and Bakri, Saekhol. 2019. Efek
Pemberian Ekstrak Daun Carica Pubescens Terhadap Jumlah Leukosit Tikus Sprague
Dawley yang Diinduksi Azoxymethane.E-Journal UNDIP. Diakses dari
http://eprints.undip.ac.id/69344/
Surya, Bachtiar. 2007. Penatalaksanaan Bedah Terkini dari Karsinoma Lambung. Diakses
dari https://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/694/08E00131.pdf?
sequence=2&isAllowed=y
Suryaningsih & Sukaca. 2009. Gambaran Remaja Putri tentang Kanker Payudara. Diakses
dari www.digilib.stikeskusumahusada.ac.id
Tengku Nur Wahyudi. 2013. WOC Karsinoma Paru. Diakses dari
https://www.scribd.com/document/140919892/WOC
Torre, Lindsey A. 2012. Global Cancer Statistics Willett WC, Rockhill B, Hankinson SE,
Hunter DJ, Colditz. 2000. Epidemiology and Nongenetic Causes of Breast Cancer
22
Dalam: Harris JR, Lippmann ME, Morrow M, Osborne CK (eds): Diseases of the
Breast. Second edition. Philadelphia: Lippincott, Williams&Wilkins,
Yayasan Kanker Indonesia. 2018. Harapan Terpadu World Cancer Day 2018. Buletin YKI
23