Anda di halaman 1dari 2

Ada 6 macam warna gelang pasien yang digunakan dan masing-masing warna memiliki fungsiidentifikasi

yang berbeda, yaitu:1.


 
Biru Muda, gelang ini digunakan sebagai tanda identifikasi untuk pasien-pasien berjeniskelamin laki-
laki;2.
 
Merah Muda/ Pink, gelang ini digunakan sebagai tanda identifikasi untuk pasien-pasien berjenis kelamin
perempuan;3.
 
Kuning, gelang ini digunakan sebagai tanda identifikasi untuk pasien-pasien yang berisiko jatuh;4.
 
Merah, gelang ini digunakan sebagai tanda identifikasi untuk pasien-pasien yangmemiliki riwayat alergi
terhadap suatu jenis obat;5.
 
Putih, gelang ini digunakan sebagai tanda identifikasi untuk pasien-pasien (biasanya bayiyang baru
lahir) yang tidak/ belum jelas jenis kelaminnya; dan6.
 
Ungu, gelang ini digunakan sebagai tanda identifikasi untuk pasien-pasien dengan
kategori ‘
do not resuscitate
’ (DNR).

Kapan identifikasi harus dilakukan terhadap pasien rawat inap?


Identifikasi akan dilakukan sebelum melakukan tindakan prosedur perawatan, sebelum memberi
transfusi darah, sebelum pengambilan sampel laboratorium atau radiologi, sebelum memberikan
terapi injeksi atau oral, dan sebelum memberikan nutrisi. “Tujuannya untuk menghindari kesalahan
identitas,” ujar Lusi, sapaan akrab Lusiana Agung Retno. Ia mengatakan, kesalahan identifikasi di
sebuah rumah sakit pernah terjadi. Sebelum identifikasi dilakukan dengan benar, pasien hanya
ditandai dengan nomor kamar atau nomor bed (ranjang,red) atau memanggil nama psien. Jika di
dalam kamar ada dua pasien yang kebetulan namanya mirip, bisa jadi perawat salah
mengidentifikasi. Selain gelang identitas, ada juga gelang risiko. Tujuan dari pemakaian gelang
risiko adalah untuk mengetahui sejauh mana risiko yang ada pada seorang pasien. Gelang risiko
terdiri dari tiga jenis, yaitu:

–GelangKuning
Gelang kuning menandakan bahwa pasien mempunyai risiko jatuh tinggi. Artinya pasien tersebut
perlu diawasi lebih ketat. Misalnya pasien pasca operasi, pasien dengan penurunan kesadaran, atau
pasien dengan alat bantu.
– Gelang Merah
Gelang merah menandakan pasien mempunyai riwayat alergi obat. “Gunanya agar dokter atau
perawat waspada bahwa si pasien punya riwayat alergi terhadap obat tertentu,” ucap Lusi.
– Gelang Ungu
Gelang warna ungu menandakan bahwa si pasien harapan hidupnya rendah atau dikenal dengan
istilah Do Not Resuscitation (DNR).
2. Komunikasi Efektif
Langkah atau poin kedua untuk keselamatan pasien adalah komunikasi efektif. Tujuannya supaya
komunikasi antarpetugas medis tepat waktu, akurat, lengkap, tidak ambigu, dan dipahami penerima
pesan. Komunikasi efektif di rumah sakit ada 2 jenis, yaitu read back dan repeat back. Read back
menulis dan membacakan kembali pesan yang diterima, sedangkan repeat back mengulang
kembali apa yang dipesankan, kemudian baru ditulis, misalnya dalam keadaan emergency. “Ini lebih
kepada petugas medis,” ungkap Lusi.
Apa saja yang dikomunikasikan? “Hanya hasil kritis saja yang dikomunikasikan,” jawabnya. Langkah
setelah read back adalah memberikan stempel atau tandatangan penerima dan pemberi pesan,
seperti tanggal, jam, dan nama paraf. “Parafnya harus ditandatangani maksimal 1 x 24 jam.”
Prosedur tersebut penting untuk jejak medis pengobatan pasien selama dirawat di rumah sakit dan
tidak terjadi delay treatment.

6. Mengurangi Risiko Jatuh


Ada tiga kriteria risiko rawat inap di sebuah rumah sakit, yaitu tidak berisiko, risiko rendah, dan risiko
tinggi. “Untuk mengurangi risiko jatuh, RS melakukan penilaian pasien sejak awal,” kata Lusi.
Penilaiannya menggunakan dua jenis formulir, formulir Hamty Dumty untuk anak-anak dan for-mulir
Morse untuk dewasa. Tak hanya itu, menangani pasien dengan risiko jatuh tinggi, selain
menandainya dengan gelang warna kuning, rumah sakit juga akan memasang tanda yang ditempel
di pintu masuk kamar dan ranjang. Pencegahan selanjutnya ranjang dalam posisi rendah,
memasang hand rel, rem, mendekatkan dengan bel agar pasien mudah ketika memerlukan bantuan
perawat. Penerangan dalam ruangan juga harus cukup dan menghindari barang-barang yang
berserakan di bawah ranjang. “Sandalnya pun tidak yang licin dan harus pasien harus dengan alat
bantu seperti kacamata dan tongkat,” beber Lusi. Dan yang tak kalah pentingya saat merawat
pasien dengan gelang kuning adalah melibatkan keluarga pasien. Pasien dengan gelang kuning
juga disematkan pada pasien rawat jalan. Menurut Lusi, penilaiannya dengan mengetahui bahwa
pasien berusia di atas 65 tahun, pasien menggunakan alat bantu, punya riwayat jatuh tiga bulan
sebelumnya, dan anak-anak dengan gangguan tumbuh kembang, seperti anak autis. Gelang
identitas pasien akan dilepas sebelum pasien meninggalkan rumah sakit. “Semua itu demi
keselamatan pasien, jangan sampai pasien yang datang berobat bukannya sembuh malah
menambah penyakitnya,” kata Lusi. ***

Anda mungkin juga menyukai