Anda di halaman 1dari 19

PEDAGOGIK

KEWIBAWAAN, TANGGUNG JAWAB DAN KASIH SAYANG

Dosen Pembimbing :

Disusun oleh :

STKIP
PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
SEMESTER 2
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah S.W.T atas limpahan
rahmat dan kasih saying serta petunjuknya sehingga memberikan kemampuan dan
kemudahan bagi kami dalam penyusunan makalah ini.

Di dalam makalah ini kami selaku penyusun hanya sebatas ilmu yang bisa
kami sajikan dengan topik Kewibawaan, Kaih Sayang dan Tanggung Jawab.
Dimana dalam topik tersebut ada beberapa hal yang dapat kita pelajari.

Makalah ini disusun untuk memenuhi syarat program studi Pedagogik,


dengan judul : “Kewibawaan, Kasih Sayang dan Tanggung Jawab” untuk
menyelesaikan makalah ini adalah suatu hal yang mustahil apabila tidak mendapat
bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis
menyampaikan terimakasih kepada :

1. Bpk. ……………..selaku pembimbing.


2. Kedua orang tua penulis yang selalu memberikan dukungan dan do’a.
3. Teman – teman PRODI PGSD semester 2 siang.
4. Semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung
hingga terselesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa keterbatasan pengetahuan dan pemahaman kami


tentang Kewibawaan, Kaih Sayang dan Tanggung Jawab menjadikan
keterbatasan kami pula untuk memberikan penjelasan yang lebih mengenai hal
tersebut. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun
selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Harapan kami semoga makalah ini membawa manfaat untuk kita semua.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
proses kegiatan karya tulis ini.

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................1

DAFTAR ISI ......................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................4

A. Latar Belakang..............................................................................4

B. Rumusan Masalah.........................................................................5

1. Bagaimana konsep kasih sayang dalam pendidikan?..............5

2. Bagaimana konsep kewibawaan  dalam  pendidikan?.............5

3. Bagaimana konsep tanggung jawab dalam pendidikan?.........5

C. Tujuan Pembelajaran.....................................................................5

1. Mengetahui konsep kasih sayang dalam pendidikan...............5

2. Mengetahui konsep kewibawaan dalam pendidikan................5

3. Mengetahui tanggung jawab pendidikan.................................5

BAB II PEMBAHASAN................................................................................6

A.Konsep Kasih Sayang dalam Pendidikan.......................................6


B.Konsep Kewibawaan dalam Pendidikan........................................10
C.Konsep Tanggung Jawab dalam Pendidikan..................................14

BAB III PENUTUP.........................................................................................17

A.Kesimpulan....................................................................................17

2
B.Saran...............................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................18

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Pendidik merupakan orang dewasa yang membimbing anak agar si anak
tersebut bisa menuju ke arah kedewasaan. Peran orang dewasa di dalam proses
pembelajaran sangat penting karena tidak mungkin orangyang belum dewasa
mendewasakan orang yang belum dewasa. Sosok pendidik begitu besar dalam
proses pembelajaran dalam mendidik, mengajar, membimbing, mengarahan,
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik, namun selain itu seorang
pendidik harus memiliki suatu kasih sayang, kewibawaan dan tanggung jawab
terhadap peserta didiknya. 

            Pada prakteknya, ternyata menerapkan kasih sayang, kewibawaan,


dan tanggung jawab dalam proses pendidikan tidak mudah, banyak hambatan dan
kendala yang dihadapi pendidik, baik berkaitan dengan pemahaman maupun
kemampuan pendidik. Untuk itu, kemauan dan ketulusan pendidik dalam
menjalankan tugasnya menjadi dasar dalam memahami sifat dan sikap anak didik.

           Kasih sayang, kewibawaan, dan tanggung jawab pendidikan,


merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena suatu ruh dari
pendidikan atau menjadi suatu yang perlu dimiliki oleh seorang pendidik. Tanpa
kasih sayang anak akan berkembang menurut kemauan-kemauannya sendiri,
karena pendidik sama sekali tidak peduli terhadap perkembangan peserta
didiknya. Tanpa kewibawaan, pendidik akan kehilangan kepercayaan dari peserta
didiknya. Peserta didik bertindak semaunya tanpa peduli terhadap pendidiknya.
Semua upaya pendidik mungkin akan dilecehkan oleh peserta didiknya. Tanpa
tanggung

4
B. RUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang diatas maka saya dapat menarik suatu permasalahan
sebagai berikut :

1. Bagaimana konsep kasih sayang dalam pendidikan?


2. Bagaimana konsep kewibawaan  dalam  pendidikan?
3. Bagaimana konsep tanggung jawab dalam  pendidikan?

C. TUJUAN PEMBELAJARAN

Adapun yang tujuan yang akan di dapat dalam penyusunan makalah ini
adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui konsep kasih sayang dalam pendidikan.


2. Mengetahui konsep kewibawaan dalam pendidikan pendidikan.
3. Mengetahui tanggung jawab pendidikan.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A.  Konsep Kasih Sayang dalam Pendidikan


Kasih sayang merupakan fitrah manusia, artinya setiap manusia ditakdirkan
oleh Allah SWT memiliki kasih sayang terhadap sesamanya. Dalam hal
pendidikan, kasih sayang harus mendasari semua upaya dalam membawa anak
menuju tujuannya, yaitu kedewasaan. Orang tua (ayah dan ibu) sudah pasti
seharusnya mereka menumpahkan kasih sayang terhadap anak-anaknya
selama meraka membimbingnya sampai mencapai dewasa.

Begitupun juga seorang guru sebagai pendidik, mereka harus menumpahkan


kasih sayang pula terhadap anak didiknya karena kasih sayang merupakan syarat
mutlak dalam melakukan interaksi dengan anak didiknya, baik di dalam kelas
maupun diluar kelas. Tanpa kasih sayang pendidikan takan bermakna apa-apa.

1. Makna Kasih Sayang


Kasih sayang merupakan pola hubungan yang unik di antara dua orang
manusia atau lebih. Pola hubungan ini ditandai oleh adanya perasaan kasih
sayang, saling mengasihi, saling mencintai, saling memperhatikan dan saling
memberi. Dengan demikian, maka dapat dikatakan bahwa kasih sayang adalah
kebutuhan alami manusia sehingga akan mempengaruhi kehidupannya. Manusia
tidak bisa hidup tanpa makanan dan minuman, demikian juga manusia tidak bisa
hidup tanpa kasih sayang. Manusia mencintai dirinya dan ingin dicintai oleh
orang lain. Anak-anak lebih membutuhkan kasih sayang daripada orang dewasa.

Seorang anak tidak begitu peka apakah ia tinggal di gunung atau di hutan,
jenis pakaian apa yang dikenakan atau menu makanan apa yang dimakan, anak
tidak begitu peka tapi ia sangat peka dengan perasaan orang lain terhadapnya.
Kasih sayang merupakan suatu penyerahan diri secara total dari pendidik (orang
dewasa) tanpa pamrih kepada anak didik, dengan tujuan mencapai tujuan
pendidikan, yaitu kedewasaan. Dengan kasih sayang seorang pendidik
6
menyerahkan seluruh pribadinya demi kepentingan anak didik, dengan tanpa
memikirkan pembalasan apa yang diharapkan dari si anak.

Kasih sayang adalah kebutuhan setiap orang, maka kasih sayang sedemikan
dahsyat mempengaruhi kehidupan anak manusia. Anak-anak yang dibesarkan
dalam limpahan kasih sayang akan tumbuh menjadi anak yang mandiri dan kuat
dan memiliki ketajaman hati nurani. Dengan kasih sayang yang diberikan oleh
orang tua kepada anaknya, anak nantinya akan mampu memperlakukan orang
lain dengan penuh kecintaan. Ketika ia dewasa ia akan belajar mencintai istriya,
anak-anaknya, sahabat, dan masyarakat disekitarnya dengan maksimal. Manusia
yang dicintai akan membalas kasih sayang orang yang mencintainya. Karena
manusia itu pada dasarnya sangat mencintai dirinya, maka ia juga akan
mencintai orang yang mencintai dirinya dan memandang dengan pandangan
yang positif. Begitu pula anak-anak yang tumbuh dalam lautan kasih sayang
orangtuanya akan memandang orangtuanya sebagai manusia yang baik, bisa
dipercaya dan patut didengar. Orangtua yang mencintai anaknya akan lebih
banyak manuai sukses dalam mendidik anak-anaknya.

Kasih sayang mempengaruhi kesehatan fisik. Hati yang berbunga-bunga


karena limpahan kasih sayang akan menyehatkan saraf dan fisik. Anak-anak
yang kenyang dengan kasih sayang orangtuanya, tubuhnya lebih sehat dari anak-
anak yang kurang mendapatkan kasih sayang. Anak-anak yang besar dalam
limpahan kasih sayang orangtua akan menjadi anak-anak yang memiliki hati
yang hangat.
Karena sudah merasakan kebahagiaan kasih sayang dari orangtuanya. Kasih
sayang juga akan menyelamatkan anak-anak dari sifat-sifat kerdil. Anak-anak
yang kurang atau tidak mendapatkan kasih sayang orangtuanya akan tumbuh
sebagai anak yang merasa terkucilkan. Ia akan membenci orangtua dan orang
lain dan besar kemungkinan akan menjadi anak-anak yang suka melakukan hal-
hal yang berbahaya.

2. Dampak Kasih Sayang yang Berlebihan


7
Kasih sayang orangtua memang penting tapi kalau terlalu berlebihan akan
mendatangkan akibat yang tidak diharapkan. Kasih sayang itu seperti air atau
makanan kalau diberikan dengan ukuran yang tepat dan dengan jumlah yang
tepat, maka anak memberikan hasil yang maksimal, tapi kalau tidak demikian
akan berubah menjadi sesuatu yang tidak baik. Kasih sayang yang terlalu
berlebihan untuk anak-anak adalah pengkhianatan.

Anak-anak itu bukan mainan orangtua, tapi ia adalah manusia yang masih
kecil yang harus dididik untuk menyongsong masa depannya. Orangtua harus
sadar bahwa, suatu hari mereka akan lepas dari mereka. Anak-anak juga tidak
selamanya anak-anak. Mereka akan tumbuh menjadi dewasa dan harus bergaul
dalam kehidupan sosial akan mengalami hal-hal yang menyenangkan,
menyedihkan, menyengsarakan dan membahagiakan.

Sebagai orangtua yang baik, mereka harus mempersiapkan sesuatu untuk


masa depan anak-anak mereka. Mereka harus dididik supaya menjadi manusia
yang tangguh di hari esok. Jangan membiarkan mereka menjadi anak-anak yang
tidak berdaya, lemah dan selalu mengiba-iba uluran tangan orang lain.

3. Peranan Kasih Sayang Dalam Pendidikan


Peranan kasih sayang dalam pendidikan di sekolah merupakan bagian yang
tak terpisahkan dalam membentuk sikap, kepribadian dan perilaku anak
disamping peran keluarga dan masyarakat. Banyak peran yang semestinya
dilakukan oleh seorang pendidik dalam menjalankan proses pendidikan,
diantaranya:
a. Pendidik sebagai pembimbing
Dengan kasih sayang diberikan oleh pendidik, anak akan mendapatkan
bimbingan untuk menjalani kehidupan, baik yang sedang dijalani saat ini
maupun bekal kehidupan dimasa yang akan datang. Banyak peserta didik yang
tidak mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya , pendidik ditempatkan
8
sebagai tempat bertanya, mengadu, meminta pendapat, berkeluh kesah, curhat,
berlindung dan posisi lainnya dalam diri seorang anak didik.

b. Pendidik sebagai pembentuk kepribadian


Seorang pendidik yang baik akan memperhatikan tingkah laku peserta
didiknya sebagai bagian dari perannya dalam menjalankan proses pendidikan.
Pembentukan kepribadian anak disekolah merupakan hal yang tidak mudah,
terbukti dari beberapa pemberitaan media massa/ koran, seorang anak didik yang
melakukan bunuh diri karena ingin menyelamatkan harga diri dan rasa malu
yang dialaminya karenatidak dapat membayar uang sekolah.

c. Pendidik sebagai tempat perlindungan


Tindakan anak yang kabur dari rumah merekakarena diakibatkan tidak
menemukan kasih sayang dirumahnya. Dalam tindakan ini anak akan mencari
perlindungan kepada siapa saja yang dianggap dekat atau yang dapat
memberikan perhatian, beruntung jika mereka mendapat tempat berlindung pada
orang yang berlatar belakang baik, tetapi jika sebaliknya , maka akan berakibat
merusak masa depannya.
Maka semestinya sebagai seorang pendidik harus bisa menyikapi
permasalahan-permasalahan yang dihadapi para peserta didiknya, pendidik harus
dapat berlaku bijaksana , memberikan kasih sayang dan harus dapat memberikan
perlindungan terhadap anak didiknya.

d. Pendidik sebagai figur tauladan


Seorang pendidik harus berperilaku ramah, hangat dan selalu tersenyum,
tidak memperlihatkan muka kusam atau kesal, merespon pembicaraan atau
pertanyaan anak didik, sehingga akan menumbukan kondisi psikologis yang
menyenagkan bagi anak dan dapat menjadi contoh bagi para anak didiknya.

e. Pendidik sebagai sumber pengetahuan


Pendidik harus mentransfer pengetahuan dengan didasari oleh kasih
sayang pada saat memberikan materi dan bimbingan. Sebagai seorang pendidik
9
juga harus bertanggung jawab memikirkan sikap dan perilaku anak didiknya
dikemudian hari. Dalam proses pembeljaran dimana terjadi tranformasi
pengetahuan, sikap memberi dan melarang semestinya dilakukan secara hati-hati
terhadap anak didiknya. Pengetahuan dapat merubah sikap dan perilaku anak,
perubahan dapat positif apabila pengetahuan yang diterima anak sesuai dengan
masanya dan sebaliknya apabila tidak sesuai akan membentuk perilaku anak
yang negatif. Misalnya pendidikan seks yang diberikan guru dengan tidak hati-
hati akan berdampak pada perilaku yang salah tentang kehidupan seks. Oleh
karena itu, seorang guru dalam menyampaikan pengetahuan harus didasari
dengan kasih sayang.

Beberapa hal yang mungkin terjadi apabila guru tidak berhati-hati dalam
menyampaikan pengetahuan :
1). Akan merusak jalinan kasih sayang di antara guru dan anak didik.
2).Anak akan belajar pada sumber lain yang apabila tidak di bimbing tidak
menutup kemungkinan menghasilkan perilaku yang tidak di harapkan.
3).Kurangnya bimbingan dari guru sebagai pendidik akan menumbuhkan
perilaku yang tiak bertanggung jawab atas perbuatannya.

Dengan demikian jelaslah bahwa kasih sayang memegang peranan


penting, tidak hanya di lingkungan keluarga, tetapi sudah seharusnya di sekolah,
guru sebagai pengganti orang tua menumbuh kembangkan hubungan kasih
sayang dengan anak didiknya. Dengan ketulusan dan rasa kasih sayang yang
diberikan oleh seorang guru, anak didik akan merasa senang mengikuti proses
pendidikan di sekolah dan tujuan pendidikan akan mudah diwujudkan.

B. Konsep Kewibawaan dalam Pendidikan


Kewibawaan  adalah suatu daya mempengaruhi yang terdapat pada
seseorang, sehingga orang lain yang berhadapan dengan dia, secara sadar dan
suka rela menjadi tunduk dan patuh kepadanya.

10
Pengenalan dan pengakuan kewibawaan membutuhkan bahasa, sehingga
pengenalan dan pengakuan wibawa itu berjalan sejajar dengan tumbuhnya
bahasa pada kanak-kanak. Bahasa merupakan tempat pertemuan antara pendidik
dan peserta didik. Dengan bahasa, peserta didik dapat mengerti apa arti anjuran
dan larangan dari pendidik, sehingga dengan demikian dapatlah dikenal dan
diakui berwibawa.

Guru sebagai seorang pendidik harus memiliki kewibawaan dalam


pembelajaran didalam kelas maupun kegiatan lain di luar kelas. Interaksi atau
hubungan pendidikan tersebut, biasanya diwarnai oleh adanya aspek pendidikan
yang didasari dengan kewibawaan. Hal ini menunjukan bahwa adanya ikatan
hakiki antara pendidikan dan kewibawaan, yakni kewibawaan yang diperlukan
oleh pendidikan.
Kewibawaan merupakan syarat mutlak dalam pendidikan, artinya jika
tidak ada kewibawaan makapendidikan itu tidak mungkin terjadi. Sebab, dengan
adanya kewibawaan segala bentuk bimbingan yang diberikan oleh pendidik akan
diikuti secara suka rela oleh anak didik. Sebaliknya bila kewibawaan tidak ada,
segala bentuk bimbingan dan pendidikan tidak mungkin diturutioleh anak didik,
sehingga tanpa kewibawaan, pendidik akan kehilanggan predikatnya sebagai
pendidik.

1. Makna kewibawaan
Ciri utama yang seharusnya dimiliki oleh seorang pendidik yaitu adalah
adanya kewibawaan yang terpancar dari dirinya terhadap anak
didik. Kewibawaan adalah suatu pengaruh yang diakui kebenaran dan
kebesarannya, bukan sesuatu yang memaksa. Kewibawaan harus berbanding
dengan ketidak berdayaan anak didik, jika pendidik kemampuannya tidak
berbeda dengan anak didik, maka kewibawaan seorang pendidik tersebut akan
sukar ditegakan. Dengan demikian kewibawaan seorang pendidik akan diakui
apabila pendidik mempunyai kelebihan dari anak didik baik sikap, pengetahuan
maupun ketrampilannya.

11
Pendidik harus memiliki kewibawaan dimata anak didik, karena anak
didikmembutuhkan perlindungan, bantuan, bimbingan, dan lain sebagainya dari
seorang pendidik dan seoarang pendidik harus bersedia untuk memenuhinya.
Kewibawaan adalah suatu daya memengaruhi yang terdapat pada seseorang,
sehingga orang lain yang berhadapan dengan dia, secara sadar dan suka rela
menjadi tunduk dan patuh kepadanya. Jadi barang siapa yang memiliki
kewibawaan, akan dipatuhi secara sadar dengan tidak terpaksa, dengan tidak
merasa diharuskan dari luar, dengan penuh kesadaran, keinsyafan, tunduk,
patuh, menuruti semua yang dikehendaki oleh pemilik kewibawaan itu.

2. Fungsi Kewibawan dalam Pendidikan


Selanjutnya akan kita bicarakan mengenai fungsi-fungsi kewibawaan
dalam pendidikan.Artinya pembawa yang dipergunakan sampai waktu si anak
menjadi dewasa, dan sesudah dewasa, gezag itu dihentikan. Pendidikan terdapat
dalam pergaulan antara orang dewasa dan anak-anak. Sebagai pergaulan antar
orang dewasa sesamanya, orang menerima dan bertanggung jawab sendiri
terhadap pengaruh-pengaruh pergaulan. Dalam hal ini tampak bahwa fungsi
kewibawaan yaitu membawa si anak ke arah pertumbuhannya yang kemudian
dengan sendirinya mengakui wibawa orang lain dan mau menjalankannya juga.

3. Mempertahankan Kewibawaan dalam Pendidikan


Pendidik harus mempertahankan kewibawaan yang di milikinya sehingga
kewibawaan tersebut harus di pelihara dan di binanya langeveld (dalam umar
tirtaraharja dkk 2000) mengemukakan tigaseni kewibawaan untuk
memeliharanya, yaitu:
a. Kepercayaan
Pendidik harus percaya bahwa dirinya bisa dan mampu mendidik dan juga
harus percaya bahwa anak didik dapat di didik.

b. Kasih sayang
Kasih sayang mengandung dua makna yakni penyerahan diri kepada yang
di kasih sayangi dan pengendalian terhadap yang di sayangi.dengan penyerahan
12
diri,pada pendidik timbul kesediaan untuk berkorban berupa pengabdian dalam
bekerja pengendalian terhadap yang di sayangi agar  anak didik tidak berbuat
sesuatu yang merugikan dirinya.
c. Kemampuan mendidik
Kemampuan mendidik dapat dikembangkan melalui beberapa cara
diantaranya pengkajian terhadap ilmu pengetahuan khususnya ilmu pendidikan ,
mengambil manfaat daripengalaman kerja dll.

Selain ketiga hal di atas, dalam mempertahankan kewibawaan tersebut


perlu didukung oleh keadaan batin pemilik kewibawaan ( orang dewasa : orang
tua, guru dan yang lainnya ), yaitu :
a). Adanya rasa cinta
Kewibawaan itu dapat dimiliki seseorang apabila hidupnya penuh kecintaan
dengan atau kepada orang lain.
b). Adanya rasa demi kamu
Adalah suatu sikap yang dapat dilukiskan sebagai suatu tindakan, perintah
atau anjuran bukan untuk kepentingan memerintah tetapi untuk kepentingan
orang yang diperintah.
c). Adanya kelebihan batin
Seorang guru yang menguasai bidang studi yang menjadi tanggung jawabnya,
bisa berlaku adil dan objektif, bijaksana, merupakan contoh-contoh yang dapat
menimbulkan kewibawaan batin.
d). Adanya ketaatan kepada norma
menunjukkan bahwa dalam tingkah lakunya dia sebagai pendukung norma
yang sungguh-sungguh, selalu menepati janji yang pernah di buat, displin dalam
hal-hal yang yelah di gariskan.

4. Kewibawaan dan Peserta Didik


Dapat dikatakan bahwa kewibawaan ialah syarat mutlak (conditiosine qua
non) untuk mendidik. Lengeveld berpendapat bahwa pendidikan anak
sesungguhnya baru dimulai pada umur 3 tahun. Jika ada usaha yang dimulai atau

13
diberikan sebelum anak berusia 3 tahun, ini disebut dengan pendidikan
pendahuluan.

Jika anak sudah dapat mengakui kewibawaan pendidik, maka saat itulah
dapat dimulai pendidikan dan pengenalan norma yang sesungguhnya. Anak
bukan sekedar harus berbuat sesuai dengan norma secara paksa tanpa
mengetahui normanya, melainkan norma itu sendirilah yang diperkenalkan
kepada perdik. Maka dari itu, pendidik harus menjadikan diri sendiri menjadi
perwujudan norma itu sendiri. Selain itu, ada atau tidaknya pendidik sangat
mempengaruhi sifat perdik menghadapi norma.

C.  Konsep Tanggung Jawab dalam Pendidikan


Manusia adalah makhluk yang mempunyai tanggung jawab dan
kewajiban. Setiap manusia mempunyai tanggung jawab terhadap orang lain,
terutama terhadap orang-orang yang berada dibawah kekuasaannya,
pemimpin bertanggung jawab atas apa yang dipimpinnya sehingga seorang
pemimpin atau penguasa akan ditanya tentang rakyatnya, seorang laki-laki
bertanggung jawab atas keluarganya, seorang istri akan bertanggung jawab di
rumah dan anak suaminya begitu juga seorang pendidik memiliki tanggung
jawab terhadap anak didiknya, orang tua anak didik, masyarakat, bangsa dan
Tuhan, tentang apa yang telah dikerjakannya.

1. Pengertian tanggung jawab


Tanggung jawab dalam arti harfiah ialah tanggungan beban untuk menjawab
atau lebih tegasnya adalah tanggungan beban untuk menerangkan suatu kelakuan
tertentu. Bertanggung jawab selalu dalam hubungan dengan orang lain.
Bertanggung jawab dapat menerangkan perbuatan kita dan kepentingan kita
dengan orang lain. Tidak mengganggu orang lain berarti dewasa secara sosial,
dewasa secara sosial berarti dapat bertanggung jawab atas segala perbuatan.
Bertanggung jawab dimaksudkan sebagai suatu keadaan dimana semua
tindakan atau perbuatan atau sikap merupakan penjelmaan dari nilai-nilai moral
serta nilai-nilai luhur kesusilaan dan keagamaan. Bisa juga dikatakn bahwa
14
bertanggung jawab berarti dapat didakwa berdasarkan nilai-nilai moral dan nilai-
nilai susila maupun nilai-nilai agama. Dengan kata lain bertanggung jawab
berarti berada dalam tatanan norma, kesusilaan dan agama, dan tidak di luarnya.

2. Pendidikan dan Tanggung Jawab


Menyinggung masalah peserta didik, khususnya pada tingkat dewasa,
hendaknya para pendidik harus mengetahui apa yang disebut kedewasaan.
Karena pada hakekatnya pendidikan adalah mendewasakan anak. Kedewasaan
adalah ketika peserta didik telah bertanggung jawab atas keadaan dirinya baik
secara psikologis, paedagogis, biologis dan sosiologis.

Disekolah guru merupakan pendidik yang paling bertanggung jawab dalam


membimbing anak didik untuk mencapai tujuan pendidikan nasional yakni
adalah berkembangnnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan
bertanggung jawab yang tercantum dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003.

Hasil pendidikan adalah manusia yang bertanggung jawab seperti yang


dijelaskan dalam tujuan pendidikan nasional tadi bahwa, tujuan pendidikan
nasional adalah membentuk manusia sosial yang cakap dan warga negara
demokratis serta bertanggung jawab tentang kesejahteraan masyarakat dan dan
tanah air. Rumusan tujuan pendidikan terdiri atas dua bagian, yaitu :

a.    Tujuan individual : membentuk manusia susila yang cakap. Istilah manusia


susila yang cakap dimaksudkan bahwa setiap manusia indonesia harus mendapat
pendidikan dan pengajaran sehingga manusia Indonesia menjadi manusia yang
susila dan juga cakap. Bukan individu yang susila tetapi tidak cakap, juga bukan
individu yang cakap tetapi tidak susila. Karena individu susila yang tidak cakap
tidak akan menjadikan sejahtera dan kemakmuran bangsanya.  Dan individu
yang cakap tetapi tidak susila dapat berbahaya bagi bangsa dan masyarakat

15
sebab kecakapan yang dimiliki digunakan untuk menjalankan kejahatan terhadap
bangsanya, masyarakatnya atau menjadi manusia yang tidak bertanggung jawab.

b .Tujuan kemasyarakatan : membentuk warga negara demokratis serta


tanggung jawab tentang kesejahteraan masyarakat dan tanah air. Jadi yang
dikehendaki adalah warga negara yang berjiwa demokratis dan sekaligus
tanggung jawab tentang kesejahteraan masyarakat dan tanah air.

3. Tindakan yang berkaitan dengan Bertanggung Jawab


Seorang guru harus bertanggung jawab terhadap tugasnya sebagai guru, yaitu
mendidik dan mengajar anak-anak yang telah dipercayakan orang tua anak
kepadanya. Sekarang sudah ada undang-undang No. 14 tahun 2005 tentang guru
dan dosen yang merupakan suatu landasan moral bagi guru untuk menjalankan
tugasnya secara profesional karena itu guru yang bertanggung jawab senantiasa
akan berbuat dan bertindak tidak keluar dari undang-undang tersebut.

16
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kasih Sayang, Kewibawaan, dan Tanggung Jawab Pendidikan, merupakan
ruh dari pendidikan, tidak dapat di pisahkan satu sama lainya . ketiga hal
tersebut dapat dikatakan merupakan prasyarat dalam melaksanakan pendidikan.
Pada praktiknya, ternyata menerapkan kasih sayang, kewibawaan, dan tanggung
jawab dalam proses pendidikan tidak mudah, banyak hambatan dan kendala
yang dihadapi pendidik, baik berkaitan dengan pemahaman maupun kemampuan
pendidik.

B. SARAN
Kita sebagai calon pendidik hendaknya mempunyai rasa kasih sayang karena
tanpa kasih sayanag anak akan berkembang menurut kemauanya sendiri, maka
dari itu seorang calon pendidik harus mempunyai rasa kasih sayang terhadap
anak didiknya. Seorang guru harus memilki kewibawaan tapa kewibawaan
pendidik akan kehilangan kepercayaan dari anak didiknya. Seorang pendidik
harus memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap tugasnya sebagi guru
yaitu mendidik dan mengajar anak-anak yang telah dipercayakan orang tua anak
kepadanya.

17
Daftar Pustaka

 Purwanto, N. (2007). Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung : PT.


Remaja Rosdakarya

 Sadulloh, Uyoh. (2011). Pedagogik (Ilmu Mendidik). Bandung:ALFABETA

18

Anda mungkin juga menyukai