Anda di halaman 1dari 8

Analisis Puisi Karya Sastra Islam: Al-Hamziyah an-Nabawiyyah

Dalam Buku Asy-Syauqiyat Karya Ahmad Syauqi

MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Genre Sastra Arab
Dosen Pengampu: Dr. Hindun, M. Hum.

Disusun oleh :
Muhammad Ardiansyah 21/474626/SA/20825

PROGRAM STUDI SASTRA ARAB


FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2022
A. Pengantar
Istilah sastra Islam tentunya tidak terlepas dengan turunnya Al-Qur`an dan
diutusnya Nabi Muhammad sebagai utusan Allah SWT. Nabi Muhammad SAW diutus
sebagai pembawa kabar gembira bagi umat Muslim berupa agama Islam sekaligus
mendakwahkannya ke seluruh dunia. Datangnya Islam pada masa Jahiliyyah
membawa banyak perubahan dalam kehidupan masyarakat Arab dari segala bidang.
Tidak hanya itu, Allah SWT juga menurunkan Al-Qur`an sebagai petunjuk yang paling
sempurna dari kitab-kitab sebelumnya. Al-Qur`an adalah sebuah kirab Allah SWT
yang diturunkan kepada Muhammad SAW penuh sarat akan makna dan mukjizat
(Wargadinata, 2008:215). Al-Qur`an juga memberikan kontribusi besar terhadap
perkembangan dan kemajuan di bidang sastra. Bahasa Arab yang sudah dari awal
merupakan bahasa yang kaya dan indah, menjadi lebih sempurna lagi setelah
datangnya Islam dan Al-Qur`an.

Sastra Islam (‫اإلسالم‬ ‫)أدب‬, meskipun wujudnya itu sudah ada sejak masa yang lalu
bahkan saat masa Nabi Muhammad SAW. Hanya saja, sastra Islam baru dikenal
sebagai salah satu genre sastra pada tahun 50-an abad ke 19. Dan pada masa itu disebut
dengan masa keemasan sastra islam. Adab al-Islam adalah sastra yang dibuat untuk
menjelaskan keyakinan Islam dan ajaran-ajaran islam yang tinggi (luhur) secara
keseluruhan. Sastra Islam bersumber dari ruh agama Islam dan dasar-dasarnya
(Hindun: 2022). Kemudian ada juga beberapa definisi sastra Islam menurut para ahli:
1. Dr. Abdurrahman Rafa`at Pasya menyatakan bahwa sastra Islam adalah
seni sastra yang bertendensi (memiliki tujuan) untuk menceritakan tentang
realita kehidupan, semesta, dan manusia dari rasa seorang sastrawan. Juga
bentuk ungkapan yang bersumber dari penggambaran dalam agama Islam untuk
Pencipta, Makhluk-makhluk-Nya, dan tidak meninggalkan nilai-nilai
keislaman.
2. Dr. Ma’mun Jarar berpendapat bahwa sastra Islam adalah sastra yang
menyajikan penggambaran islam di alam semesta, kehidupan, dan manusia.
Disana harus berpusat pada syarat-syarat sastra dan Islam secara bersamaan.
3. Prof. Na’im al-Ghaul mengungkapkan bahwa sastra Islam adalah
ungkapan yang estetis, indah, dan yang bertujuan sesuai dengan penggambaran
islam tentang alam semesta, kehidupan, dan manusia. Yang paling penting
adalah ungkapan itu harus bertujuan, bahwa karya sastra itu terikat dengan
Islam.
Jadi kesimpulannya, Adab al-Islam adalah sastra yang ditulis berdasarkan ajaran
Al-Qur`an, hadits Rasul, pemikiran-pemikiran Islam, metodenya, dan budayanya. Dan
bentuk-bentuk seperti inilah yang dianggap sebagai metode atau manhaj sampai masa
depan.
Sastra Islam memiliki karakteristik - karakteristik yang harus teraplikasikan dengan
baik dan jelas pada sebuah karya sastra untuk dapat disebut sastra Islam. Karakteristik
- karakteristik tersebut adalah:
1. Sastra yang bertujuan
Seorang sastrawan muslim tidak menjadikan karya sastra sebagai tujuan
akhir, sebagaimana yang dilakukan oleh sastrawan yang membuat seni untuk
seni. Karya sastra itu sebagai sarana. Tujuan ini dikhususkan untuk kemurnian
Iman kepada Allah dalam hati, juga untuk memurnikan nilai-nilai keutamaan
Islam.
2. Sastra Islam adalah sastra yang terikat (Tidak bebas)
Keterikatannya itu berbeda dengan keterikatan suatu kelompok tertentu
yang eksisten. Dia terikat dengan Islam, nilai - nilainya, gambaran -
gambarannya, dan berpegang pada dasar - dasar Islam, teladan - teladan, dan
tujuan - tujuan Islam.
3. Sastra yang Murni (Contohnya harus ditulis oleh sastrawan muslim)
Kemurnian ini tampak dalam keterikatan sastrawan islam dengan
kemurnian yang ada dalam kalangan umat Islam. Bersih dari kriteria - kriteria
yang ada dari umat islam. Sastranya itu teruji untuk Allah dari ruh-Nya yang
tinggi yang menjelaskan keistimewaan - keistimewaan umat Islam.
4. Merdeka (Terbebas Dari Gaya Kesenian)
Sastrawan muslim terbebas dari kebebasan yang dimiliki sastrawan lain.
Seorang sastrawan muslim tidak boleh berpandangan lain kecuali islam.
5. Berakar Kuat Dengan Ajaran - Ajaran Islam
Karena keberadaannya berdasarkan nilai - nilai, ajaran - ajaran agama Islam
yang berakar kuat, maka sastra itu juga menjaga tokoh - tokoh, bangsa - bangsa,
jiwa - jiwa, pemikiran - pemikiran, dan kenangan - kenangan berdasarkan
Islam. Maka yang berubah hanya baju luarnya saja (dulu Khutbah, sekarang
Novel), ilmunya tidak berubah.
6. Etika (Etika Islam)
Sastra Islam adalah sastra yang beretika. Dari kata - kata yang terdapat
dalam karya sastra itu mengandung simbol - simbol keislaman, karena
keterikatan penciptaan karya sastra dalam sastra islam bagi sastrawan muslim
itu merupakan kehebatannya.
7. Kesempurnaan (Harus ada kombinasi antara bentuk dan isi)
Sastra Islam juga dituntut indah dalam bentuk dan isinya, oleh karena itu
sastra yang buruk itu tidak pantas kalau judulnya islami. Kenapa harus
sempurna? Karena sastra yang dimaksud itu seharusnya menggabungkan tujuan
yang agung dengan cara yang agung juga.
8. Kesadaran
Sastrawan muslim harus sadar bahwa dia juga seorang mu`min, dia harus
merasakan dengan sungguh - sungguh tanggung jawab yang diberikan Allah
kepadanya. Harus mampu memakai kata - kata yang indah dalam menulis.
Dalam makalah ini, saya akan mencoba untuk menganalisis dan menjelaskan
keterkaitan atau kesesuaian antara suatu karya sastra Islam dengan karakteristik-
karakteristik yang telah disebutkan. Karya yang akan saya analisis adalah salah satu
puisi dari buku karangan Ahmad Syauqi “Asy-Syauqiyat” yang berjudul “Al-Hamziyah
an-Nabawiyyah”.

B. Pembahasan

Ahmad Syauqi (‫شوقي‬ ‫)أمحد‬ seorang penyair dan penulis Mesir yang dianggap

sebagai salah satu penyair Arab terbesar sepanjang masa. Ahmad Syauqi mendapatkan

julukan Amir asy-Syu`ara (‫الشعراء‬ ‫ )أمري‬pada tahun 1927 disebabkan inovasi besarnya
terhadap puisi Arab kontemporer dan dedikasinya dalam menulis dan berkarya serta
pengaruh yang ia berikan kepada seluruh sastrawan di dunia.
Beberapa karya Ahmad Syauqi adalah Asy-Syauqiyyat, Majnun Laila, ‘Adzra`ul-
Hindi, Masra’u Kleopatra, Al-’a`id minal-Maut, Al-Aswaq adz-Dzahab, Riwayatu
Qambiz, dan lain sebagainya. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, kita akan
melihat bersama salah satu karya sastra yang ditulis oleh beliau yang berjudul Asy-
Syauqiyat. Buku tersebut merupakan kumpulan dari puisi puisi beliau dari banyak tema
dan salah satu judul dari banyak puisi di dalamnya adalah Al-Hamziyah an-
Nabawiyyah. Karya Sastra Asy-Syauqiyat memenuhi kriteria untuk disebut dengan
Sastra Islam karena ditulis oleh Ahmad Syauqi yang merupakan seorang Muslim.
Kemudian dalam puisi ini, Ahmad Syauqi menjelaskan tentang keadaan seluruh dunia
atas kelahiran Nabi Muhammad SAW seperti yang dituliskan dalam bait - baitnya :
Ahmad Syauqi menjelaskan bahwa dunia memancarkan cahaya pada hari Nabi
Muhammad SAW dilahirkan, dan cahaya ini menyebar di semua tempat, dan penyair
menunjukkan luasnya kebahagiaan manusia di semua penjuru pada hari kelahiran Nabi.
Penyair menjelaskan keadaan para malaikat di surga, dan keadaan seluruh dunia,
bagaimana mereka bersukacita atas kelahiran Nabi SAW.
Lalu selain itu juga, Ahmad Syauqi juga menggunakan kata - kata yang indah dan
melambangkan nilai - nilai keislaman, seperti dalam bait:

‫الروح واملأل املالئك حوله‬


“Ruh (Jibril) dan para malaikat mengelilinginya,”

‫والعرش يزهو واحلظرية تزدهي‬


“Singgasana ‘Arsy begitu megah dan surga begitu mewah,”

‫واملنتهى والسدرة العصماء‬


“Serta Sidratul Muntaha pula begitu kokoh.”
‫الر ْس ِل فهي صحيفة‬ ِ
ُ ‫نُظ َمت أَسامى‬
“Tersusun nama-nama Rasul dalam lembaran”
ٍ
ُ‫ واسم حممد طُغراء‬، ‫اللوح‬
ِ ‫يف‬
“Di Lauh Mahfudz, nama Muhammad tertera dengan jelas”

‫اجلاللة يف بدي ِع حروفِه‬


ِ ‫اسم‬
ُ
“Nama Allah dengan huruf hurufnya yang indah”

‫السماء فزيّنت‬
ّ ‫اّلل‬
ّ ‫بشر‬
ّ ‫بك‬
“Karenamu (Muhammad SAW) Allah memberikan kabar gembira kepada langit
maka langit terhias.”

C. Penutup
Puisi Al-Hamziyah an-Nabawiyyah karya Ahmad Syauqi dapat dikategorikan
sebagai sebuah Adab al-Islam atau Sastra Islam berdasarkan hasil analisis pada
pembahasan sebelumnya. Ahmad Syauqi yang merupakan seorang sastrawan muslim
menulis puisi Al-Hamziyah an-Nabawiyyah dengan tujuan memuji Nabi Muhammad
SAW serta menjelaskan keadaan dunia yang bersukacita atas kelahiran Nabi, bahkan
Ahmad Syauqi juga menjelaskan keadaan para malaikat di surga ketika kelahiran Nabi
Muhammad SAW. Selain itu, dalam puisi ini juga dapat ditemukan banyak kata yang
melambangkan nilai - nilai keislaman seperti kata “Allah”, “Arsy”, “Sidratul
Muntaha”, “Lauh Mahfudz”, dan sebagainya. Sehingga bisa dikatakan bahwa puisi ini
berakar kuat dengan nilai - nilai keislaman.
Berdasarkan hasil dari analisis saya, puisi karya Ahmad Syauqi yang berjudul Al-
Hamziyah an-Nabawiyyah ini memiliki karakteristik yang sesuai dengan karakteristik
sastra Islam. Jadi bisa disimpulkan bahwa puisi Al-Hamziyah an-Nabawiyyah
merupakan sebuah sastra Islam.
Daftar Pustaka

Aljazeera.net. Ahmad Syauqi. Dikutip 27 September 2022 dari


https://www.aljazeera.net/encyclopedia/icons/2014/12/4/%D8%A3%D8%AD%D9%
85%D8%AF-%D8%B4%D9%88%D9%82%D9%8A

Books-library.net. Afdhalu Kutubin Ahmad Syauqi. Dikutip 27 September 2022


dari https://books-library.net/a-2338-best-download

Syauqi, Ahmad. Asy-Syauqiyat. Mesir: Hindawi Publications, 1926

Wargadinata, Wildana dan Fitriani, Laily. Sastra Arab Lintas Budaya. Malang:
UIN, 2008.

Anda mungkin juga menyukai