Anda di halaman 1dari 11

Artikel Mini Riset Humaniora (2022)

STUDI LITERATUR PERANAN LITERASI BAGI SISWA KELAS 9 G MTs N 1


JEPARA
Oleh: Muhammad Bagas Pratama Adi Nugraha
Pembimbing: Sinta Ayu Nawang Wulan

Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Jepara

Abstrak
Penguasaan literasi memiliki peranan penting bagi siswa, sekaligus menjadi indikator
penting untuk meningkatkan prestasi siswa dalam mencapai kesuksesan. Namun data yang
ada menunjukkan bahwa tingkat literasi siswa di Indonesia masih relatif rendah. Penelitian
ini merupakan penelitian studi literatur. Penelitian dilaksanakan dengan tujuan
mendeskripsikan pengertian literasi, melakukan penelusuran dan menganalisis minat
penelitian terhadap topik literasi, menganalisis masalah dalam pengembangan literasi, dan
upaya pengembangan literasi bagi siswa. Hasil penelitian ini memberikan pemahaman
tentang literasi, kendala yang dihadapi dalam GLS dan upaya yang upaya dilakukan dalam
pengembangan literasi siswa, serta memberikan rekomendasi area penelitian literasi yang
masih perlu ditingkatkan. Pengamatan terhadap sejumlah publikasi menunjukkan adanya
perhatian pada pengembangan literasi sekaligus menunjukan area yang perlu ditingkatkan.
Kata kunci: Literasi, Multiliterasi, Gerakan Literasi Sekolah

Latar Belakang kesuksesan. Penanaman literasi sedini


Pada dasarnya literasi dipandang mungkin harus disadari karena menjadi
sebagai kemampuan membaca dan modal utama dalam mewujudkan bangsa
menulis. Seseorang dikatakan literat jika ia yang cerdas dan berbudaya. Budaya literasi
mampu membaca dan menulis. Namun, bermanfaat dalam mewujudkan peran
sejalan dengan perubahan waktu, definisi generasi muda dalam aspek pembangunan
literasi bergeser dalam makna lebih luas negara. Literasi dasar terdiri atas baca tulis,
menjadi literasi dalam berbagai ilmu numerasi, sains, digital, financial, budaya
(multiliterasi). Kemampuan literasi peserta dan kewargaan merupakan bagian dari
didik berkaitan erat dengan tuntutan kecakapan abad 21.
keterampilan membaca yang berujung Berkaitan dengan kemampuan
pada kemampuan memahami informasi literasi siswa, dimana kemampuan literasi
secara analitis, kritis dan reflektif. siswa Indonesia saat ini masih cukup
Penguasaan literasi merupakan memprihatinkan. Hal ini disebabkan oleh
indikator penting untuk meningkatkan kenyataan bahwa kemampuan literasi
prestasi seseorang dalam mencapai membaca, literasi sains, dan literasi
1
Artikel Mini Riset Humaniora (2022)

matematika siswa Indonesia masih rendah Mendasarkan pada pentingnya


jika dibandingkan dengan siswa di negara kemampuan literasi dan masih rendahnya
lain. Hal ini menunjukkan bahwa persoalan kemampuan literasi siswa. Hasil penelitian
literasi masih menjadi hal yang harus ini memberikan pemahaman tentang
dibenahi. Berdasarkan survei yang literasi, indentifikasi masalah dan upaya
dilakukan Program for International yang dapat dilakukan untuk pengembangan
Student Assessment (PISA) yang di rilis literasi siswa, serta memberikan
Organization for Economic Co-operation rekomendasi area penelitian literasi yang
and Development (OECD) pada 2019, masih perlu ditingkatkan.
Indonesia menempati peringkat ke 62 dari
70 negara, atau merupakan 10 negara Rumusan Masalah
terbawah yang memiliki tingkat literasi Masalah dalam penelitian ini
rendah. (Kemenkopmk, 2021). dirumuskan sebagai berikut:
Menurut data UNESCO, minat 1) Apakah yang dimaksud dengan
baca masyarakat Indonesia sangat literasi.
memprihatinkan, hanya 0,001%. Artinya, 2) Bagaimana minat penelitian
dari 1.000 orang Indonesia, cuma 1 orang terhadap topik literasi.
yang rajin membaca. Total jumlah bahan 3) Apa saja masalah yang ada dalam
bacaan dengan total jumlah penduduk pengembangan literasi pada siswa.
Indonesia memiliki rasio nasional 0,09. 4) Bagaimana meningkatkan literasi bagi
Artinya, satu buku ditunggu oleh 90 orang siswa.
setiap tahun, sehingga Indonesia memiliki
tingkat terendah dalam indeks kegemaran Tujuan Penelitian
membaca (Kemendagri, 2021). Standar Penelitian ini dilaksanakan dengan
UNESCO minimal 3 buku baru untuk tujuan:
setiap orang setiap tahun. 1) Mendeskripsikan pengertian literasi.
Gerakan Literasi Sekolah 2) Melakukan penelusuran dan
dikembangkan berdasarkan Permendikbud menganalisis minat penelitian terhadap
Nomor 21 Tahun 2015 tentang topik literasi.
Penumbuhan Budi Pekerti, meluncurkan 3) Menganalisis masalah literasi pada
sebuah gerakan literasi sekolah untuk siswa.
menumbuhkan sikap budi pekerti luhur 4) Menganalisis pengembangan literasi
kepada anak-anak melalui bahasa. bagi siswa.

2
Artikel Mini Riset Humaniora (2022)

yang ditentukan oleh penulis dari setiap


Metode Penelitian jurnal yang diambil.
Penelitian ini menggunakan metode Adapun kriteria pengumpulan
studi kepustakaan atau literatur review. artikel jurnal sebagai berikut:
Literatur review merupakan ikhtisar 1) Tahun literatur yang diambil mulai
tentang penelitian yang sudah dilakukan tahun 2013 sampai dengan 2021,
mengenai topik yang spesifik untuk kesesuaian kata kunci penulisan dan
menunjukkan kepada pembaca apa yang keterkaitan hasil penelitian.
sudah diketahui tentang topik tersebut dan 2) Strategi dalam pengumpulan jurnal
apa yang belum diketahui, untuk mencari melalui pencarian jurnal penelitian
rasional dari penelitian yang sudah yang dipublikasikan di internet
dilakukan atau untuk ide penelitian menggunakan search engine Google
selanjutnya (Denny & Tewksbury, 2012). Scholar dan tabulasi data penelitian
Prosedur analisis data dengan menggunakan Mendeley dengan kata
reduksi data, penyajian data, dan penarikan kunci: Literasi dan Gerakan Literasi
kesimpulan. Reduksi data dilakukan Sekolah, kemudian mengembangkan
dengan pengumpulan informasi dan data kata kunci tersebut berdasarkan jenis
mengenai literasi dan Gerakan Literasi literasi, pihak yang terkait dan jenjang
Sekolah (GLS). Kemudian penyajian data pendidikan.
dilakukan dengan pemaparan informasi
dengan menyederhanakan makna dan Kajian Pustaka
menginterpretasikan informasi. Berdasarkan istilah literasi berasal
Selanjutnya, penarikan kesimpulan dari bahasa Latin litteratus (littera), yang
dilakukan dengan cara memberikan setara dengan kata letter dalam bahasa
kesimpulan dari hasil penelitian sesuai Inggris yang merujuk pada makna
dengan tujuan yang diharapkan oleh kemampuan membaca dan menulis. Secara
peneliti. harfiah literasi berasal dari kata literacy
Data yang digunakan dalam yang berarti melek huruf (Echols &
penelitian ini diperoleh dari hasil-hasil Hassan, 2003).
penelitian yang sudah dilakukan dan Selanjutnya (Kuder & Hasit, 2002)
diterbitkan dalam jurnal online nasional. mengemukakan literasi merupakan semua
Proses pengumpulan data dilakukan proses pembelajaran baca tulis yang
dengan penyaringan berdasarkan kriteria dipelajari seseorang termasuk di dalamnya
empat keterampilan berbahasa

3
Artikel Mini Riset Humaniora (2022)

(mendengar, berbicara, membaca, dan juga harus kuasai yaitu Literasi kedaerahan
menulis). (Kemenkopmk, 2021).
Dalam konteks literasi Sedangkan Clay (2001) dalam
keindonesian saat ini literasi diartikan (Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah
sebagai kemampuan membaca, menulis, Kemendikbud, 2018) membagi komponen
memandang, dan merancang suatu hal literasi informasi terdiri atas: Literasi Dini
dengan disertai kemampuan berpikir kritis (Early Literacy), Literasi Dasar (Basic
yang menyebabkan sesorang dapat Literacy), Literasi Perpustakaan, Literasi
berkomunikasi dengan efektif dan efisien Media (Media Literacy), Literasi
sehingga menciptakan makna terhadap Teknologi (Technology Literacy), Literasi
dunianya (Kharizmi, 2015). Lebih lanjut Visual (Visual Literacy).
pemahaman literasi pada akhirnya sampai
pada tahap multiliterasi. Pembahasan
Multiliterasi dimaknai sebagai Deskripsi dan Ruang Lingkup Literasi
keterampilan menggunakan beragam cara Adapun deskripsi dari masing-
untuk menyatakan dan memahami ide-ide masing literasi sebagai berikut:
dan informasi dengan menggunakan 1) Literasi Dasar (Basic Literacy)
bentuk-bentuk teks konvensional maupun Literasi dasar yaitu kemampuan untuk
bentuk-bentuk teks inovatif, simbol, dan mendengarkan, berbicara, membaca,
multimedia (Abidin, 2015 dalam (Dirjen menulis, dan menghitung (counting)
Pendidikan Dasar dan Menengah berkaitan dengan kemampuan analisis
Kemendikbud, 2018)). untuk memperhitungkan (calculating),
Dalam era saat ini dibutuhkan mempersepsikan informasi
kemampuan multiliterasi atau digital-age (perceiving), mengomunikasikan, serta
literacy meliputi (Kharizmi, 2015): literasi menggambarkan informasi (drawing)
dasar (basic literacy), literasi sains berdasarkan pemahaman dan
(science literacy), literasi ekonomi pengambilan kesimpulan pribadi.
(economic literacy), literasi teknologi 2) Literasi Sain (science literacy)
(technologi literacy), literasi visual (visual Literasi sains adalah kemampuan
literacy), literasi informasi (information menggunakan pengetahuan sains
literacy), literasi multikultural untuk mengidentifikasi permasalahan
(multicultural literacy), kesadaran global dan menarik kesimpulan berdasarkan
(global awareness). Literasi lainya yang bukti-bukti dalam rangka memahami
serta membuat keputusan tentang alam

4
Artikel Mini Riset Humaniora (2022)

dan perubahan yang dilakukan mengikuti teknologi seperti peranti


terhadap alam melalui aktivitas keras (hardware), peranti lunak
manusia (PISA, 2000). (software), serta etika dan etiket dalam
(Holbrook & Rannikmae, 2007) memanfaatkan teknologi (Hamid,
menyatakan literasi sains berarti 2016).
penghargaan pada ilmu pengetahuan 5) Literasi Visual (Visual Literacy)
dengan cara meningkatkan komponen Literasi visual adalah pemahaman
belajar dalam diri agar dapat tingkat lanjut antara literasi media dan
memberikan kontribusi pada literasi teknologi, yang
lingkungan sosial. (Wenning & mengembangkan kemampuan dan
Rebecca, 2006) kemampuan literasi kebutuhan belajar dengan
sains dapat diketahui dengan memanfaatkan materi visual dan audio
mengukur kemampuan inkuiri siswa visual secara kritis dan bermartabat.
(kemampuan menyelidiki). Materi visual yang tidak terbendung
3) Literasi Ekonomi (Economic Literacy) baik dalam bentuk cetak, auditori,
Literasi ekonomi adalah suatu kondisi maupun digital, perlu dikelola dengan
yang menggambarkan seseorang baik. Bagaimanapun didalamnya
memahami permasalahan dasar banyak konten yang perlu disaring
ekonomi secara baik, sehingga dapat berdasarkan etika dan kepatutan.
melakukan kegiatan ekonomi dengan 6) Literasi Informasi (Information
benar. Masalah ekonomi berkaitan Literacy)
dengan bagaimana seseorang dapat Literasi Informasi adalah sebuah
memanfaatkan keterbatasan keahlian untuk mengenali kebutuhan
sumberdaya yang dimiliki untuk dapat informasi, sumber informasi, mencari,
menentukan pilihan alternatif menggunakan dan mengevaluasinya.
pemecahan masalah yang tepat dalam Jadi, seseorang yang menguasai
memenuhi kebutuhan hidupnya, literasi informasi adalah orang yang
dengan mempertimbangkan antara memiliki kemampuan akan dasar-
pengorbanan biaya dengan hasil dasar yang dibutuhkan untuk
(manfaat) yang akan diperoleh. mendapatkan informasi dari sumber-
4) Literasi Teknologi (Technologi sumber yang bervariasi, baik tercetak
Literacy) maupun elektronik, untuk
Literasi teknologi yaitu kemampuan mendapatkan apa yang diinginkannya
memahami kelengkapan yang kapan saja. Orang yang literate

5
Artikel Mini Riset Humaniora (2022)

informasi adalah orang yang nonfiksi, memanfaatkan koleksi


tercerahkan oleh informasi dan dapat referensi dan periodikal, memahami
membuat sebuah keputusan dan dewey decimal system sebagai
memecahkan masalah yang klasifikasi pengetahuan yang
dihadapinya dengan benar, dan memudahkan dalam menggunakan
percaya diri. perpustakaan, memahami penggunaan
7) Literasi Multikultural (Multicultural katalog dan pengindeksan, hingga
Literacy) memiliki pengetahuan dalam
Literasi multikultural diartikan sebagai memahami informasi ketika sedang
sikap untuk menyadari keberagaman menyelesaikan sebuah tulisan,
dalam masyarakatnya. Seseorang yang penelitian, pekerjaan, atau mengatasi
memiliki tingkat literasi multikultural masalah (Hamid, 2016).
tinggi berarti memiliki kesadaran 10) Literasi Media (Media Literacy)
sepenuhnya pada ranah hard skill Literasi media yaitu kemampuan
(competence atau penguasaan untuk mengetahui berbagai bentuk
pengetahuan dan keterampilan media yang berbeda, seperti media
mengajarkannya) dan soft skill cetak, media elektronik (media radio,
(conscience atau suara hati dan media televisi), media digital (media
compassionate commitment atau internet), dan memahami tujuan
komitmen berbela rasa) mengenai penggunaannya (Hamid, 2016).
kenyataan keberagaman (Kurniawan, 11) Literasi Visual (Visual Literacy)
2021). Literasi visual adalah pemahaman
8) Literasi Dini (Early Literacy) tingkat lanjut antara literasi media dan
Literasi dini yaitu kemampuan untuk literasi teknologi, yang
menyimak, memahami bahasa lisan, mengembangkan kemampuan dan
dan berkomunikasi melalui gambar kebutuhan belajar dengan
dan lisan yang dibentuk oleh memanfaatkan materi visual dan audio
pengalamannya berinteraksi dengan visual secara kritis dan bermartabat
lingkungan sosialnya (Hamid, 2016). (Hamid, 2016).
9) Literasi Perpustakaan (Library
Literacy) Analisis Minat Penelitian dengan Topik
Literasi perpustakaan antara lain, Literasi.
memberikan pemahaman cara Untuk mengetahui minat penelitian
membedakan bacaan fiksi dan terhadap tema literasi, dilakukan

6
Artikel Mini Riset Humaniora (2022)

penelusuran publikasi artikel menggunakan dapat mengubah sikap dan pandangan yang
Mendeley. Penelusuran pertama yang lebih luas.
dilakukan yaitu dengan menggunakan kata
kunci Literasi. Berdasarkan pada Tabel 1 Tabel 1. Hasil Penelusuran Artikel pada
Mendeley dengan kata Kunci
menunjukkan bahwa perkembangan
Literasi
penelitian atau publikasi berkaitan dengan
topik literasi terjadi perkembangan yang
sangat signifikan sejak tahun 2017. Hal ini
disinyalir dipengaruhi oleh program
pemerintah mencanangkan Gerakan
Literasi Sekolah (GLS) yang digulirkan
pada Maret 2016. Melalui program
tersebut sekaligus menumbuhkan minat
penelitian terhadap topik Literasi maupun
Gerakan Literasi Sekolah.
Dari hasil penelusuran
menunjukkan bahwa topik Literasi Media Sumber: Mendeley, diolah 2022
menjadi publikasi dengan jumlah
terbanyak, disusul Literasi Informasi, Upaya meningkatkan literasi siswa
Literasi Sains, Literasi Teknologi dan hendaknya dilakukan sedini mungkin agar
Literasi Dasar. kompetensi literasi para siswa dapat
Berdasarkan data tersebut juga meningkat. Untuk melihat sejauhmana
menunjukkan perlunya dilakukannya minat penelitian literasi berdasarkan pada
penelitian lebih lanjut pada beberapa topik objek penelitian dilihat dari jenjang
yang masih belum banyak penelitiannya, sekolah. Dilakukan penelusuran publikasi
atau menjadi area yang belum jenuh. dengan kata kunci Literasi dan Jenjang
Jumlah publikasi yang paling sedikit yaitu Pendidikan (Sekolah Dasar, Sekolah
berkaitan dengan tema Literasi Kesadaran Menengah, Sekolah Atas).
Global. Berdasarkan hasil penelusuran
Kesadaran global merupakan salah sebagaimana Tabel 2 menunjukkan bahwa
satu yang akan membekali kita dalam objek penelitian pada Sekolah Dasar
memasuki era globalisasi. Dengan menunjukkan jumlah dominan
memiliki kedasadaran global diharapkan dibandingkan dengan Sekolah Menengah
dan Sekolah Atas. Hasil analisis ini

7
Artikel Mini Riset Humaniora (2022)

sekaligus mengkonversi bahwa Gerakan Literasi Sekolah (GLS)


peningkatan literasi siswa dilakukan sejak dilaksanakan dengan tujuan memperkuat
awal yaitu jenjang pendidikan dasar. penumbuhan budi pekerti. Berdasarkan
hasil penelusuran publikasi dengan topik
Tabel 1. Hasil Penelusuran Artikel pada GLS dan Budi Pekerti menunjukkan hasil
Mendeley dengan kata Kunci masih relatif terbatas.
Literasi dan Jenjang Pendidikan
Dalam penelitian ini secara spesifik
juga dilakukan penelusuran pada topik
GLS dan Madrasah Tsanawiyah (Mts),
untuk melihat bagaimana minat penelitian
GLS pada objek penelitian di Mts. Hasil
Sumber: Mendeley, diolah 2022 penelusuran menunjukkan bahwa

Gerakan literasi akan berhasil jika penelitian GLS pada objek Mts

berjalan secara holistik. Selain guru di menunjukkan hasil masih relatif terbatas.

sekolah, orang tua, perpustakaan,


Tabel 2. Hasil Penelusuran Artikel pada
pemerintah, dan pihak swasta dapat Mendeley dengan kata Kunci
bersama-sama mendukung mewujudkan Gerakan Literasi Sekolah dan
Pihak yang Terkait
gerakan literasi.
Untuk mengetahui peran dari
masing-masing pihak terkait, dilakukan
penelurusan dengan kata kunci Gerakan
Literasi Sekolah dan Pihak yang Terkait
(Orang Tua Siswa, Guru, Peserta Didik).
Dari hasil analisis (Tabel 3) menunjukkan Sumber: Mendeley, diolah 2022

bahwa jumlah publikasi menunjukkan


jumlah terbanyak pada Guru dan Peserta Masalah Literasi Pada Siswa.

didik. Berdasarkan pada hasil kajian

Selain Guru dan Peserta Didik, terhadap penelitian sebelumnya, diperoleh

orang tua siswa memiliki peran yang beberapa faktor yang menjadi kendala

penting, namun jumlah penelitian literasi dalam implementasi GLS. Masalah

dengan objek orang tua siswa menduduki tersebut berdampak pada tingkat literasi

jumlah paling sedikit. siswa. Adapun kendala yang dihadapi


dalam implementasi GLS diantaranya
sebagai berikut:
8
Artikel Mini Riset Humaniora (2022)

- Kesadaran siswa dan guru untuk terus - Peran guru dalam implementasi literasi
konsisten dalam melaksanakan GLS diantaranya mengajarkan siswa untuk
(Pradana, Fatimah, & Rochana, 2017), memahami literasi dengan benar,
(Wirastiwi, 2020), (Agustin & mengajak siswa untuk berpikir kritis
Cahyono, 2017). dalam setiap kegiatan dan
- Faktor keamanan lingkungan sebagai memanfaatkan sudut baca dan
alasan sulitnya penerapan lingkungan perpustakaan.
kaya teks dan pelibatan public masih - Peran yang dapat dilakukan orang tua
sangat minim (Winarsih & Bawawa, dalam mengembangan minat literasi
2019). dengan menyediakan Home Literacy
- Kurangnya buku bacaan (Wirastiwi, Environment (HLE), penyediaan
2020), keberadaaan perpustakaan fasilitas yang menarik minat anak dalam
(Agustin & Cahyono, 2017), kurangnya hal literasi dan keterlibatan orang tua
sarana dan prasarana pendukung dalam kegiatan literasi anak. Kesulitan
program GLS. yang dihadapi oleh orang tua dalam
- Kurangnya penggiat/motivator di mengembangkan literasi diantaranya
bidang literasi (Ginanjar, Fahmi, & badmood, jenuh, bosan, tidak semangat,
Casim, 2019). dan malas belajar. Sedangkan cara yang
- Kurangnya pembinaan dari pihak dinas dapat dilakukan orang tua dalam
terkait (Wirastiwi, 2020), (Dafit & mengatasi kendala dalam
Ramadan, 2020). mengembangkan minat literasi yaitu
- Kurangnya perhatian dari orang tua dengan memahami karakter anak
siswa (Wirastiwi, 2020), kurangnya sehingga paham bagaimana mengatasi
sosialisasi dari pihak sekolah pada masalah anak serta orangtua memiliki
orang tua siswa (Dafit & Ramadan, kreativitas dalam menciptakan suasana
2020). belajar seperti tidak sedang belajar
sehingga anak tidak mudah jenuh dan
Pengembangan Literasi bagi Siswa. bosan (Juni & Ruhaina, 2013).
Pengembangan literasi dapat - Upaya yang bisa dilakukan pihak
dilakukan oleh seluruh elemen yang terkait sekolah mengupayakan pemenuhan
dalam GLS, melalui pelaksanaan peran, fasilitas sarana dan prasarana
tugas dan tanggungjawab masing-masing pendukung, pemenuhan buku bacaan
pihak dengan baik, diantaranya: perpustakaan.

9
Artikel Mini Riset Humaniora (2022)

- Peran stakeholder lain diantaranya masing-masing sesuai dengan kapasitas


mendorong pihak pemuda desa melalui yang dimiliki. Dengan difasilitasinya
pengembangan perpustakaan desa praktik literasi yang baik serta lingkungan
literasi yang memadai baik disekolah
maupun dirumah maka tidak menutup
kemungkinan akan meningkatkan
Simpulan
kemampuan literasi siswa.
Penguasaan literasi penting bagi Hasil penelitian ini memberikan
siswa sekaligus menjadi indikator penting rekomendasi perlu dilakukanya penelitian
untuk meningkatkan prestasi siswa dalam lebih lanjut pada Literasi Kesadaran
mencapai kesuksesan. Penguatan literasi Global, literasi multikultural dan literasi
hendaknya dilakukan sejak sedini visual, hal ini didasarkan masih
mungkin, dengan melibatkan peran aktif terbatasnya penelitian yang ada terhadap
dari berbagai pihak diantaranya Siswa, tema tersebut. Berdasarkan pada objek
Guru, Tenaga Kependidikan, Orang Tua penelitian peneliti memberikan
Siswa, Komite Sekolah, Alumni dan pihak- rekomendasi berkaitan dengan perlu
pihak lain yang terkait dengan dikakukannya penelitian lebih lanjut terkait
pembelajaran di sekolah. GLS, khususnya pada objek orang tua
Berdasarkan pada hasil analisis peseta didik, dimana hasil penelusuran
diperoleh bahwa kesulitan yang dihadapi diperoleh jumlah penelitian yang ada
oleh siswa dalam meningkatkan masih relatif terbatas.
kemampuan literasi diantaranya belum
sesuainya praktik literasi, kurangnya Daftar Pustaka
lingkungan literasi yang tersedia, dan
tingkat literasi orangtua yang berbeda
sehingga berdampak pada kurangnya
literasi yang diperoleh siswa dari rumah
(Kharizmi, 2015). Untuk mengatasinya
diperlukan upaya bersama yang harus
dilakukan oleh berbagai pihak yang
berhubungan dengan peningkatan literasi
siswa. Dalam hal ini, pengambil kebijakan
(pemerintah), sekolah, guru, dan orangtua
memiliki tugas dan tanggung jawab

10
Artikel Mini Riset Humaniora (2022)

Echols, M. J., & Hassan, S. (2003). Kamus Inggris Indonesia: An English- Indonesian
Dictionary. Jakarta: Gramedia.
Kuder, J. S., & Hasit, C. (2002). Enhancing Literacy for All Students. USA: Pearson
Education Inc.
Saomah, A. (t.thn.). Implikasi Teori Belajar Terhadap Pendidikan Literasi.
Kharizmi, M. (2015). Kesulitan Siswa Sekolah Dasar Dalam Meningkatkan Kemampuan
Literasi. JUPENDAS, 11-21.
Denny, S. A., & Tewksbury, R. (2012). How to Write a Literature Review. Journal of
Criminal Justice Education, 1-17.
Hamid, M. (2016). Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah. Jakarta: Direktorat Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,.
Holbrook, J., & Rannikmae, M. (2007). The Nature of Science Education for Enhancing
Scientific Literacy. International Journal of Science Education, 1347–1362.
Wenning, C. J., & Rebecca, E. (2006). A Generic Model For Inquiry-Oriented Labs in
Postsecondary Introductory Physics. J Phys Teac Edu, 24-33.
Juliana. (2013). Pengaruh Literasi Ekonomi Terhadap Perilaku Konsumsi Mahasiswa
Pendidikan Ekonomi FKIP UNTAN. Pontianak: UNTAN.
Kurniawan, H. (2021). Tingkat Literasi Multikultural Mahasiswa Pendidikan Sejarah Dalam
Memahami Materi Sejarah Pergerakan Nasional Indonesia. Jurnal Agastya, 83-75.
Kemenkopmk. (2021, November 19). Tingkat Literasi Indonesia Memprihatinkan, Kemenko
PMK Siapkan Peta Jalan Pembudayaan Literasi Nasional. Dipetik Mei 2022, dari
www.kemenkopmk.go.id.
Kemendagri. (2021, Maret 23). Tingkat Literasi Indonesia di Dunia Rendah, Ranking 62 Dari
70 Negara. Dipetik Mei 2022, dari perpustakaan.kemendagri.go.id/.
Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud. (2018). Desain Induk, Gerakan
Literasi Sekolah. Jakarta: Kemendikbud.
Pradana, B. H., Fatimah, N., & Rochana, T. (2017). Pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah
Sebagai Upaya Membentuk Habitus Literasi Siswa Di Sma Negeri 4 Magelang.
Solidarity, 167-179.
Winarsih, S., & Bawawa, m. (2019). Gerakan Literasi di Sekolah Dasar. Musamus, 48-54.
Wirastiwi, w. (2020). Penerapan Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Dasar. Refleksi
Edukatika, 230-238.
Agustin, S., & Cahyono, B. E. (2017). Gerakan literasi sekolah untuk meningkatkan budaya
baca di SMANegeri1 Geger. Linguista, 55-62.
Dafit, F., & Ramadan, Z. H. (2020). Pelaksanaan Program Gerakan Literasi Sekolah (GLS)
diSekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 1429-1437.
Juni, A., & Ruhaina, L. (2013). Pengembangan Minat Literasi Dasar Anak Usia Dini Oleh
Orangtua. Surakarta: Institutional Repository UMS.
Ginanjar, A. A., Fahmi, R. F., & Casim, C. (2019). Implementasi Program Geakan Literasi
Sekolah (GLS) Tingkat SMP di Kabupaten Tasikmalaya. Literasi, 84-90.

11

Anda mungkin juga menyukai