Anda di halaman 1dari 1

DISKUSI 1 HUKUM ACARA PERDATA

Ijin menanggapi

Hukum acara perdata pada dasarnya mempunyai beberapa asas yang menjadi dasar dari ketentuan-
ketentuan dalam hukum acara perdata, jika kita melihat pada contoh kasus diatas dapat diberlakukan
asas tidak ada keharusan mewakilkan karena seperti yang telah diketahui HIR tidak mewajibkan orang
untuk mewakilkan kepada orang lain apabila hendak berperkara di muka pengadilan, baik sebagai
penggugat, maupun sebagai tergugat, sehingga pemeriksaan di persidangan dapat terjadi secara
langsung terhadap para pihak yang berkepentingan, namun para pihak dapat dibantu atau diwakili oleh
kuasa hukum apabila dikehendaki (pasal 123 HIR/ Pasal 147 RBg), keberadaan seorang kuasa hukum
dalam penyelesaian perkara di pengadilan banyak manfaatnya juga. Mereka yang belum pernah
berhungan dengan pengadilan dan harus berperkara di pengadilan sering menjadi kebingungan, baik
pada saat mengajukan perkaranya, maupun pada saat persidangan, oleh karenanya penunjukan kuasa
hukum (wakil) sangat bermanfaat. Terlebih lagi dengan apabila kuasa hukum atau wakil adalah orang
yang mengetahui hukum dan beritikad baik. Mereka dapat memberikan bantuan yang tidak sedikit
kepada hakim dalam memeriksa suatu perkara karena mereka dapat memberikan sumbangan pikiran
dalam memecahkan suatu persoalan-persoalan hukum. asas selanjutnya yang berkaitan dengan contoh
kasus diatas yakni; Hakim Bersifat menunggu yaitu inisiatif untuk mengajukan gugatan sepenuhnya
diserahkan kepada mereka yang berkepentingan (yang merasa dirugikan). Ini berarti bahwa apakah
akan ada proses atau tidak, apakah suatu perkara atau gugatan akan diajukan atau tidak, sepenuhnya
diserahkan kepada mereka yang merasa dirugikan. karena seperti yang telah kita ketahui yang
mengajukan gugatan adalah pihak-pihak yang berkepentingan, sedangkan hakim bersikap menunggu
diajukannya gugatan (Pasal 118 HIR, Pasal 142 RBg), dalam hal ini hakim sebagai lembaga pengadilan
harus menunggu laporan gugatan dari Joni sebagai orang yang merasa dirugikan (menerima umpan
bola), karena yang menyelenggarakan prosesnya adalah negara. ketika joni mengajukan kasus tersebut
kepada hakim maka hakim tidak boleh menolak untuk memeriksa dan mengadili dengan alasan apapun
UU No. 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman. Asas selanjutnya yang terkait dengan kasus di
atas yakni Hakim Aktif, karena dalam beracara dengan HIR/RBg, Hakim Indonesia harus aktif sejak ;
perkara dimasukan ke pengadilan, memimpin sidang, melancarkan jalannya persidangan, membantu
para pihak dalam mencari kebenaran, penjatuhan putusan sampai dengan pelaksanaan putusan
(eksekusi).

HKUM4405,
HAL: 1.24 - 1.33

Anda mungkin juga menyukai