Anda di halaman 1dari 7

30 Agustus 2022

1
INFLASI IHK JULI 2022 MENCAPAI 4,94% KARENA INFLASI PANGAN 11,47%
PROTEKSIONISME PANGAN & REALISASI INFLASI IHK NASIONAL (YOY)
KENAIKAN HARGA KOMODITAS GLOBAL
RINCIAN PER KELOMPOK
INFLASI JULI 2022

PANGAN
BERGEJOLAK
11,47% (YOY)
Sumber: Bloomberg dan perhitungan BI
Sumber: BPS

INFLASI IHK DAERAH (YOY) JULI 2022 HARGA DIATUR


PEMERINTAH
PROBLEM STRUKTURAL VOLATILITAS
6,51% (YOY)
INFLASI PANGAN BERGEJOLAK

INTI
2,86% (YOY)

Sumber: BPS Sumber: BPS

Sumber: BPS

2
Sumber: BPS, diolah
TEKANAN INFLASI KE DEPAN DIPRAKIRAKAN MENINGKAT

INFLASI 2022 DIPRAKIRAKAN LEBIH TINGGI


FAKTOR PENYEBAB DARI BATAS ATAS SASARAN

• GANGGUAN CUACA LA NINA


• KESENJANGAN PASOKAN ANTARWAKTU &
PANGAN ANTARDAERAH
BERGEJOLAK • KENAIKAN HARGA KOMODITAS GLOBAL
• KENAIKAN PERMINTAAN HOTEL, RESTORAN, &
CATERING

• HARGA ENERGI MENINGKAT


HARGA • MOBILITAS MENINGKAT
DIATUR
PEMERINTAH
• FUEL SURCHARGE ANGKUTAN UDARA Sumber: BPS, Estimasi BI

• EKSPEKTASI INFLASI MENINGKAT Berisiko di


• PERMINTAAN MENINGKAT GRADUAL atas rentang
• RISIKO NILAI TUKAR sasaran
INTI • DAMPAK LANJUTAN KENAIKAN VF DAN AP 2023 3,0%+1%

3
KEBIJAKAN BANK INDONESIA
BI 7-Day NAIK 25 BPS Suku Bunga NAIK 25 BPS Suku Bunga NAIK 25 BPS
Reverse Deposit Lending
Repo Rate 3,75% Facility (DF) 3,00% Facility (LF) 4,50%
Keputusan kenaikan suku bunga tersebut sebagai langkah pre-emptive dan forward looking untuk memitigasi risiko peningkatan inflasi
inti dan ekspektasi inflasi akibat kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) nonsubsidi dan inflasi volatile food, serta memperkuat kebijakan stabilisasi nilai
tukar Rupiah agar sejalan dengan nilai fundamentalnya dengan masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan global, di tengah pertumbuhan ekonomi domestik
yang semakin kuat.
Memperkuat operasi moneter melalui kenaikan struktur suku bunga di Mengimplementasikan kebijakan insentif bagi bank-bank yang
pasar uang sesuai dengan kenaikan suku bunga BI 7-Day Reverse Repo menyalurkan kredit/pembiayaan kepada sektor prioritas dan UMKM
Rate (BI7DRR) tersebut untuk memitigasi risiko kenaikan inflasi inti dan dan/atau memenuhi target Rasio Pembiayaan Inklusif Makroprudensial
ekspektasi inflasi (RPIM) berlaku 1 September 2022 sebagai berikut :
a. Peningkatan besaran insentif kepada sektor prioritas menjadi
Memperkuat stabilisasi nilai tukar Rupiah sebagai bagian untuk
maksimum 1,5% dari sebelumnya paling besar 0,5%, dan insentif
pengendalian inflasi dengan intervensi di pasar valas baik melalui
pencapaian RPIM tetap paling besar 0,5%;
transaksi spot, Domestic Non Deliverable Forward (DNDF), serta
b. Perluasan cakupan subsektor prioritas dari 38 subsektor prioritas
pembelian/penjualan SBN di pasar sekunder.
menjadi 46 subsektor prioritas.
Melakukan pembelian/penjualan SBN di pasar sekunder untuk
memperkuat stabilitas nilai tukar Rupiah dengan meningkatkan daya tarik Melanjutkan kebijakan transparansi suku bunga dasar kredit (SBDK)
imbal hasil investasi portofolio SBN jangka pendek dan mendorong dengan pendalaman pada suku bunga berdasarkan segmen kredit;
struktur yield SBN jangka panjang lebih landai, dengan pertimbangan
tekanan inflasi lebih bersifat jangka pendek dan akan menurun kembali ke
sasarannya dalam jangka menengah panjang. Memperkuat kebijakan sistem pembayaran untuk mendukung pemulihan
ekonomi dan akselerasi digitalisasi terutama melalui perluasan layanan dan
Memperkuat sinergi antara pusat dan daerah untuk menjaga stabilitas akses QRIS serta BI-FAST kepada berbagai lapisan masyarakat terutama dalam
harga dan meningkatkan ketahanan pangan melalui Rapat Koordinasi Tim pemberdayaan UMKM dan pembelian produk dalam negeri;
Pengendalian Inflasi (TPIP dan TPID), serta akselerasi pelaksanaan gerakan
nasional pengendalian inflasi pangan (GNPIP). 4
BANK INDONESIA MENDUKUNG PENGENDALIAN INFLASI SISI PENAWARAN SEJALAN
ARAHAN PRESIDEN RI DALAM RAKORNAS PENGENDALIAN INFLASI 2022
Menyukseskan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan

KONTINUITAS
PASOKAN
TANTANGAN
PENGENDALIAN INFLASI SISI STRUKTURAL DISPARITAS
PENAWARAN VF VOLATILE FOOD ANTAR DAERAH
AKSES
PEMASARAN
TERBATAS

GERAKAN NASIONAL PENGENDALIAN INFLASI PANGAN


KETERJANGKAUAN HARGA KETERSEDIAAN PASOKAN KELANCARAN DISTRIBUSI KOMUNIKASI EFEKTIF

5
SINERGI PUSAT DAN DAERAH DALAM PELAKSANAAN GNPIP
GNPIP adalah sebuah strategi nasional yang bertujuan untuk mengkoordinasikan langkah-langkah pengendalian sisi supply secara lebih
integratif, masif, dan berdampak nasional dalam pengendalian komoditas pangan yang sangat diperlukan masyarakat. Bank Indonesia (BI)
mendukung sinergi erat antara pusat dan daerah, khususnya yang tergabung dalam tim pengendalian inflasi bekerja sama mengelola laju
inflasi melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).

END STATE
FOKUS PROGRAM FOKUS DI JANGKA PENDEK Inflasi VF yang
Rendah dan Stabil,
1 1) Operasi Pasar yg perlu didukung ketersediaan serta Ketahanan
5 Peningkatan dana termasuk belanja tak terduga dari APBD Pangan
Operasi pasar dan KPSH
pemanfaatan alsintan 2) KAD yang didukung digitalisasi dan subsidi
serta Pasar Murah dan saprodi transportasi,
2 6 3) Ketahanan Pangan program end-to-end dari
Penguatan infrastruktur
Perluasan KAD hulu ke hilir, termasuk saprotannya OUTCOME
TIK, digitalisasi, data dan
informasi pangan Kestabilan Harga
3 Optimalisasi Pangan di Tingkat
fasilitasi distribusi
7 Penguatan PELAKSANAAN Produsen dan
koordinasi dan Konsumen
pangan strategis SEPANJANG
komunikasi
4.1
TAHUN 2022 Perbaikan efisiensi
Gertam Cabai di rantai pasok dan
manajemen stok
Pekarangan komoditas pangan

4.2 Pengembangan Peningkatan


replikasi best practice produktivitas dan
klaster cabai diversifikasi produk
olahan
6
7

Anda mungkin juga menyukai