DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 5
DEPARTEMEN MANAJEMEN
UNIVERSITAS ANDALAS
TP. 2022/2023
Daftar Isi
Daftar Isi......................................................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................................................5
2.2 FUTURES............................................................................................................................................5
2.5 SWAPS.............................................................................................................................................14
BAB III........................................................................................................................................................18
PENUTUP...................................................................................................................................................18
3.1 Kesimpulan......................................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN
Instrumen derivatif di Indonesia saat ini sudah semakin banyak diminati serta
dimanfaatkan penggunaannya oleh banyak perusahaan dan investor. Namun, krisis keuangan
global yang melanda akhir tahun 2008 berdampak melemahnya nilai tukar rupiah dan harga
saham jatuh sehingga perusahaan merugi dan terancam bangkrut. Apalagi pada saat sekarang ini
fluktuasi kurs valuta asing kembali tidak menentu dan tidak terkendali sehingga menuntut
perusahaan yang memiliki aktivitas internasional harus siap menghadapi resiko apapun. Untuk
itu setiap perusahaan harus memiliki strategi yang tepat untuk dapat meminimalkan resiko
sehingga perusahaan dapat terus maju dan berkompetisi dengan perusahaan lain.
Manfaat Derivative
Ada 2 manfaat derivatif yang paling utama, yaitu untuk meminimalisir tingkat risiko keuangan
dan untuk melindungi nilai komoditas.
Derivatif berfungsi sebagai instrumen investasi berbentuk kontrak perdagangan, sehingga risiko
yang terkandung di dalamnya pasti tinggi. Namun, dengan instrumen ini, risiko kerugian akan
diiringi dengan keuntungan yang juga besar.
Transaksi derivatif adalah produk investasi yang pada dasarnya diciptakan untuk melindungi
nilai atau harga dari suatu komoditas di masa depan. Menilik kembali pada sejarah dan awal
mulanya, yaitu munculnya derivatif adalah guna melindungi harga gandum di Chicago saat itu.
Misalnya di Indonesia sendiri, Bank Indonesia pada tahun 2017 sempat membantu BUMN agar
dapat memanfaatkan instrumen derivatif untuk mengatasi anjloknya nilai tukar rupiah. Selain itu,
instrumen derivatif juga bisa meminimalisir jika terjadi kerugian dan risiko keuangan
perusahaan.
2.2 FUTURES
Pengertian Kontrak Futures
Kesepakatan kontrak tertulis antara 2 pihak (pembeli dan penjual) untuk melakukan dan
menerima penyerahan sejumlah aset/komoditi dalam jumlah, harga, dan batas waktu tertentu.
Dalam perkembangan perdagangan Futures, aset atau komoditi yang dapat diperjualbelikan tidak
hanya terbatas pada komoditi pertanian atau pertambangan saja, tetapi juga sudah mencakup aset
finansial (seperti valuta asing atau indeks pasar).
1) underlying asset / aset patokan : komoditi yang diperjualbelikan dalam kontrak futures
2) Settlement date / delivery date : tanggal yang ditetapkan untuk melakukan transaksi
3) Futures price : harga yang telah disepakati oleh kedua pihak yang berkepentingan untuk
melakukan transaksi
4) Long futures / pemilik / owner kontrak futures : pihak yang menyetujui kontrak untuk
membeli aset yang menjadi patokan di kemudian hari
5) Short futures / seller / penjual kontrak futures : pihak yang menyetujui kontrak untuk
menjual aset yang menjadi patokan di kemudian hari
Jenis Derivatifes:
1. Futures market
Rialisty (2003) dalam Talenta (2013) mengatakan bahwa awal terbentuknya futures market
untuk mempertemukan kebutuhan antara petanidengan pedagang. Ketidakpastian mengenai
harga panen menjadi alasan utama adanya pasar futures. Ketidakpastian mengenai harga panen
terjadi seperti hukum supply and demand, ketika terjadi kelangkaan hasil panen (supply
berkurang padahal permintaan –demand banyak), maka akan mengakibatkan harga panen
menjadi mahal (harga naik), begitupun sebaliknya. Kondisi ketidakpastian ini merupakan risiko
yang harus dihadapi oleh petani, pedagang, dan pembeli hasil panen.
2. Futures Indeks
Kontrak futures indeks atau kontrak berjangka atas indeks efek adalah kontrak atau perjanjian
antara dua pihak yang mengharuskan menjual atau membeli produk yang menjadi variabel pokok
di masa yang akan datang dengan harga yang telah ditetapkan sebelumnya (Suwarno, 2003).
Objek yang dipertukarkan dalam perdagangan ini disebut dengan underlying asset (aktiva yang
mendasari), berupa saham.
Kontrak berjangka ibarat seperti “bertaruh” pada sebuah nilai dari indeks atau komoditas di
waktu yang akan datang. Futures biasa digunakan oleh manajer investasi dan institusi besar
untuk melindungi posisi ketika pasar menjadi tidak pasti. Futures index adalah kontrak berjangka
pada indeks saham atau dalam kata lain aset penyertaan/underlying assets-nya merupakan indeks
saham.
1) LQ Future
2) Mini LQ Future
3) DOW future
4) JP Future
Manfaat:
Salah satu manfaat utama yang dapat diberikan kontrak futures adalah untuk melindungi
nilai (hedging) aset yang dijadikan patokan dari ancaman risiko ketidakpastian perubahan
harga di masa depan. Manfaat ini juga sejalan dengan motivasi awal yang melatarbelakangi
munculnya kontrak futures ini.
Pihak yang melakukan transaksi dalam kontrak futures untuk tujuan lindung nilai
(hedging) disebut juga sebagai para hedger. Para hedger ini dapat melakukan kegiatan
perdangan komoditi secara fisik dan juga memanfaatkan kontrak futures untuk mengurangi
risiko perubahan harga di masa depan. Para hedger ini biasanya terdiri atas para produsen
maupun para pedagang komoditi. Misalnya, bagi seorang ekportir komoditi, lindung nilai
dapat dilakukan dengan mengekspor (posisi menjual) komoditi secara fisik ke luar negri, dan
pada saat bersamaan sekaligus mengambil posisi sebaliknya (membeli/long) pada kontrak
futures atas komoditi bersangkutan. Tujuannya adalah untuk memperkecil kemungkinan
kerugian yang mungkin terjadi dalam kegiatan ekspor yang akan dilakukannya.
Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa dalam penggunaan futures sebagai
lindung nilai, investor harus mengambil posisi yang berlawanan dengan posisi investor
bersangkutan pada perdagangan aset secara fisik. Oleh karena itu ada dua alternatif posisi
hedging yang dapat dilakukan investor.
a. Short hedge (menjual futures). Investor yang mengambil posisi ini mempunyai
komoditi atau aset yang menjadi underlying dalam kotrak futures yang akan dijualnya
secara fisik. Dengan menjual futures maka investor akan terlindungi dari risiko
penurunan harga yang mungkin akan terjadi di masa yang datang, sebagai akibat
fluktuasi harga komoditi di masa depan. Alternatif posisi ini biasanya dilakukan oleh
para petani yang bertujuan untuk mendapatkan kepastian harga sesuai dengan yang
diharapkannya.
b. Long hedge (membeli futures). Pada posisi ini investor tidak memiliki komoditi atau
aset yang menjadi underlying pada kontrak futures yang akan dibelinya. Hal ini
dilakukan investor yang berkeinginan untuk memiliki komoditi atau aset tersebut di
masa datang, sehingga dengan cara membeli kontrak futures terhadap komoditi atau
aset tersebut, maka investor dapat terlindung dari risiko kenaikan harga di masa yang
akan datang. Pihak yang biasanya melakukan alternatif posisi seperti ini adalah para
eksportir atau pemakai bahan baku untuk menjaga kontinuitas persediaannya.
Sebagai contoh, anggap perusahaan Afif adalah distributor kopi yang mempunyai 3 juta
pound dalam persediaan. Perusahaan Afif menghadapi risiko harga dari adanya penurunan
harga kopi yang juga akan menurunkan nilai persediaan kopi. Dalam operasi perusahaannya,
Afif ingin menghilangkan risiko harga ini dengan beraksi sebagai hedger. Dalam kasus ini,
dia memproteksi nilai persediaan kopinya dengan menjual kontrak berjangka (posisi short).
Menggunakan posisi short untuk tujuan lindung nilai disebut short hedge.
Dalam kenyataannya, untuk melakukan proses lindung nilai dengan futures tidaklah
sesederhana hanya dengan melakukan posisi yang berlawanan dengan posisi investor di pasar
spot. Investor perlu menentukan waktu dimana ia akan memulai atau mengakhiri proses
tersebut. Dalam hal ini, salah satu aspek yang perlu diperhatikan adalah “basis” risk. Basis
adalah perbedaan antara harga di pasar spot dengan harga futures dari aset/komoditi yang
akan dilindungi.
Fluktuasi basis tidak dapat diprediksikan dan tidak konstan selama periode kontrak
futures. Oleh karena itu risiko basis adalah risiko yang dihadapi para hedger karena adanya
perubahan basis yang tidak diharapkan. Risiko basis dapat diturunkan bila variabilitas basis
lebih kecil dari variabilitas harga aset. Pada saat maturitas, besarnya basis akan sama dengan
nol, karena harga spot pada saat itu akan sama dengan harga futures (asumsi biaya transaksi
sama dengan nol).
Manfaat utama lain yang diperoleh adalah sebagai ajang spekulasi untuk memperoleh
keuntungan dari perubahan harga yang terjadi. Para spekulator secara sukarela menanamkan
modalnya dalam transaksi future yang berisiko untuk memperoleh keuntungan secara cepat.
Bagi seorang spekulator, salah satu cara tercepat untuk memperoleh keuntungan adalah
dengan cara membeli pada saat harga rendah dan menjual ketika harga tinggi. Peran para
spekulator ini tidak selamanya terkesan negatif, karena justru dengan adanya peran
spekulator ini pasar akan menjadi lebih likuid. Dalam kenyataannya, para spekulator
memang hanya mengejar return dari pergerakan harga di masa depan saja, sehingga mereka
jarang melakukan transaksi pada perdagangan komoditi atau aset yang menjadi underlying
pada kontrak futures secara fisik.
Sebagai contoh, anggap Afif merasa yakin bahwa dia dapat memprediksi harga emas di
masa mendatang. Afif bertekad untuk berspekulasi di pasar kontrak berjangka emas dengan
harapan dapat memperoleh keuntungan. Apabila dia meyakini harga emas akan naik, maka
dia dapat berspekulasi dengan membeli kontrak berjangka ema (long position). Sebaliknya,
jika Afif meyakini bahwa harga emas akan turun, maka dia dapat berspekulasi dengan
menjual kontrak (short position). Spekulasi dengan kontrak berjangka memang berisiko
namun menyediakan reward potensial yang besar.
Beberapa spesifikasi yang distandarisasi dalam kontrak futures adalah jumlah, kualitas,
waktu penyerahan, tempat penyerahan, seta syarat-syarat pembayaran dan prosedur dalam
penyerahan komoditi yang menjadi aset patokan dalam kontrak. Dengan demikian, komponen
yang akan dinegosiasikan dalam transaksi kontrak futures antara penjual dan pembeli adalah
komponen harga. Kemudahan tersebut akan membuat likuiditas jual/beli kontrak berjangka
menjadi sangat tinggi.
Harga dari suatu kontrak futures ditetapkan melalui persaingan terbuka antar pelaku
pasar/anggota bursa melalui dua cara. Pertama, penetapan harga dilakukan dengan sistem lelang
terbuka di lantai bursa. Cara kedua, adalah dengan melalui sistem perdagangan elektronik
dengan menggunakan teknologi komputer.
Semua aktivitas dalam transaksi kontrak futures yang sudah terstandarisasi dilakukan
dalam bursa yang terorganisir (securities exchange), dengan bantuan sebuah lembaga kliring
(exchange clearinghouse). Dengan demikian perdagangan dalam bursa kontrak futures akan
berfungsi sebagai berikut.
1. Transfer risiko (risk transfer). Bursa kontrak futures dapat dijadikan sarana oleh para
hedger untuk mengalihkan risiko harga yang melekat pada komoditas yang menjadi
patokan kepada pihak spekulator yang melakukan perhitungan risoko untuk
mendapatkan keuntungan.
2. Pembentukan harga (price discovery). Bursa kontrak futures dapat dijadikan sarana
pembentukan harga pasar yang transparan dan terbuka karena dibentuk melalui proses
persaingan harga yang terbuka. Harga yang terbentuk nantinya juga sudah akan
mencerminkan kekuatan tarik menarik antara permintaan dan penawaran dari
komoditi yang menjadi aset patokan.
3. Stabilitas keuangan (financial stability). Para hedger yang melakukan lindung nilai
terhadap aset yang dijadikan patokan akan lebih mudah menentukan tingkat
keuntungan yang diharapkannya, karena dalam perdagangan di bursa kontrak futures,
kepastian pencapaian nilai dari aset yang akan dijual sudah dilindungi nilainya.
4. Pengawasan mutu (quality control). Spesifikasi tentang mutu aset patokan yang
tercantum secara spesifik dalam kontrak futures akan dapat dijadikan acuan untuk
menjamin kesesuaian mutu aset secara fisik dengan spesifikasi mutu yang tercantum
dalam kontrak futures.
Derivatif Merupakan salah satu cara untuk meminimalisir sebuah resiko yang akan terjadi
dimasa mendatang.
Derivatif Future merupakan salah satu kontrak yang bisa dipakai oleh manajemen
investasi/ manajemen portofolio, perusahaan, dan Lembaga keuangan serta investor perorangan
untuk mengelola posisi yang mereka miliki terhadap resiko dari pergerakan harga saham dan
komoditas, suku bunga, nilai tukar valuta asing tanpa mempengaruhi posisi fisik produk yang
menjadi acuannya (underlying) yang terdapat di bursa (organized stock exchange).
- Forward kesepakatan jual-beli dilakukan secara OTC (Over The Counter) antara dua
pihak yang bernegosiasi untuk kontrak yang tepat (tanggal kadaluarsanya, nilai yang
disepakati, berapa banyak unit yang disepakati dalam kontrak, dll) dinamakan Tailor
Made contract.
- Future merupakan kontrak terstandar dengan tanggal jatuh tempo yang bersifat tetap dan
tidak bisa diubah (karena lebih terstandar karena diperdagangkan di Bursa)
- Forward memiliki resiko yang lebih tinggi dibandingkan future
Contoh:
Futures adalah kontrak derivatif di mana terdapat perjanjian untuk membeli atau menjual sebuah
aset pada harga tertentu di tanggal yang disepakati.
Misalnya, pada bulan September si A dan si B melakukan transaksi jual beli emas yang mana
emas tersebut baru akan dikirim pada bulan Desember. Harga yang terdapat di bursa sebesar Rp.
1.000.000 per gram.
Jadi, meskipun pada bulan Desember harga emas tersebut naik ke Rp. 1.100.000 atau turun ke
Rp. 900.000, A dan B tetap akan memperdagangkan emas tersebut dengan harga Rp. 1.000.000
sesuai dengan kontrak.
Future trading umumnya digunakan oleh perusahaan untuk lindung nilai (hedging). Dengan
demikian, perusahaan bisa mengimpor bahan baku atau mengekspor produk jadi dari dan ke luar
negeri dengan tanpa harus takut terhadap perubahan harga apalagi di tengah ketidakstabilan
ekonomi dunia. Namun demikian, future trading juga bisa menjadi instrumen derivatif yang bisa
dibeli oleh investor atau trader yang tidak memiliki kebutuhan untuk lindung nilai dan hanya
ingin berspekulasi terhadap harga aset terkait saja.
Contoh lain:
Harga Crude di New York Board of Trade US$ 140/barel. Bunga 3%, biaya Gudang 0,1% per
bulan dan asuransi 0,01% per bulan. Berapa future price untuk masa 6 bulan mendatang?
Diketahui :
Jawaban :
Fo = So (1 + rf + c) n
= 140 x 1,021372
= US$ 142,99/barel
2.5 SWAPS
Pengertian dan Penjelasan
Swap adalah suatu kontrak dimana dua buah pihak sepakat untuk menukar pembayaran
dimasa depan berdasarkan pergerakan harga atau tingkat yang disepakati bersama. Swap ini
merupakan produk derivatif atau lebih sering dikenal asset turunan dari produk pasar modal,
pasar keuangan, maupun forex market. Swap sendiri sebenarnya sama dengan tukar menukar,
namun dalam keuangan ini sendiri istilah tukar menukar disebut dengan swap. Namun dalam
swap ini yang dipertukarkan adalah aliran arus kas dengan aliran arus kas lainnya. Lebih detilnya
adalah kontrak atau perjanjian pertukaran arus kas yang berbeda antar kedua belah pihak. Untuk
kedua belah yang dimaksud ini bisa perusahaan, bank, lembaga keuangan dan peminjam yang
berasal dari negara yang berbeda.
1. Digunakan sebagai hedging atau lindung nilai dan sebagai instrument spekulatif.
2. Mengurangi resiko biaya peminjaman akibat gejolak nilai tukar yang sering fluktuatif.
3. Mendapatkan keuntungan dari instrument produk derivatif atau aset turunan.
Swap sendiri sering diperdagangkan di luar bursa atau sering disebut OTC (Over the Counter)
dengan ketentuan dan cara yang berbeda beda sesuai dengan kesepakatan. Swap ini ditetapkan
pada saat kedua peminjam berjanji untuk melakukan serangkain pembayaran kepada pihak lain
pada tanggal pembayaran yang telah ditentukan.
Jenis-jenis SWAP:
1. Interest-rate swap, transaksi untuk perdagangan dari perubahan tingkat bunga. Ada pihak
yang perlu mendapatkan bunga yang rendah ketika meminjam kemudian ada pihak yang
memberikan tingkat bunga dan transaksi minjam meminjam ini saling menutup. Atau
dengan kata lain, kontrak antara dua pihak untuk saling menukarkan arus kas dari mata
uang yang sama berdasarkan dua tingkat bunga yang berbeda. Interest rate swap juga
dikenal dengan istilah swap tingkat bunga.
2. Foreign-exchange swap, yaitu dua transaksi finansial yang dilakukan bersamaan, dengan
waktu penyerahan yang berbeda misalnya ada pihak yang membutuhkan rupiah dan ada
pihak yang membutuhkan dollar (exportir atau importir) kemudian bank melakukan
penyelesaian dari dua transaksi ini pada masa yang akan datang. Swap ini derivative pada
masa yang akan datang tapi dilakukan atau ditentukan saat ini
3. Credit-risk swap, dilakukan perjanjian untuk pembayaran kredit, ini semacam asuransi
kredit. Kalau sampai tidak bisa membayar maka dia akan dijamin oleh pihak yang lain.
Dan karena itu dia mendapatkan pembayaran tertentu.
Pertukaran antara satu transaksi dengan transaksi yang lain dan kemudian digabungkan menjadi
satu. Merupakan pertukaran berbagai aliran kas yang dapat dianggap sebagai portofolio berbagai
kontrak forward dan masing-masing memiliki kewajiban dan kemudian digabungkan. Berbagai
kontrak jual dan beli dapat dipertukarkan yang membentuk harga forward untuk semua transaksi.
Harga swap merupakan rata-rata harga forward yang terbentuk jika masing-masing transaksi
forward dilakukan masing-masing pihak.
Umumnya yang menjadi swap dealer adalah bank sebagai lembaga keuangan. Ini
dilakukan dalam upaya mengurangi biaya atau menghasilkan keuntungan. Hal ini biasanya
terjadi dengan suku bunga, mata uang, komoditas, dan credit default. Credit default swap (CDS)
memungkinkan investor untuk mengimbangi risiko kreditnya dengan risiko investor lain. Cara
yang tepat untuk melakukan swap tergantung pada aset keuangan yang dipertukarkan. Swap
membawa risiko yang tinggi karena umumnya hanya tersedia dalam bentuk OTC untuk lembaga
keuangan dan perusahaan, bukan investor individual.
Contohnya:
Jika dua perusahaan menandatangani kontrak untuk menukar pinjaman dengan suku bunga
variabel menjadi pinjaman bersuku bunga tetap. Perusahaan yang menukar pinjaman suku bunga
variabel, berharap dapat melindungi diri dari risiko kenaikan suku bunga secara eksponensial. Di
sisi lain, perusahaan yang menawarkan pinjaman suku bunga tetap bertaruh bahwa suku bunga
tetapnya akan menghasilkan keuntungan. Keuntungan tersebut diharapkan dapat menutupi setiap
kenaikan suku bunga yang berasal dari pinjaman suku bunga variabel.
Jenis SWAP
1. Interest-rate Swap : transaksi untuk perdagangan dari perubahan tingkat bunga. Dimana
ada pihak yang perlu mendapatkan bunga yang rendah ketika meminjam, kemudian ada
pihak yang memberikan tingkat bunga yang untuk menutup itu dengan meminjamkan
sehingga saling menutupi.
2. Foreign-exchange Swap : dilakukan umpamanya ada pihak yang membutuhkan rupiah
dan ada yang membutuhkan dollar atau importir dan eksportir, kemudian bank
melakukan settlement atau penyelesaian dari dua transaksi ini pada masa yang akan
datang. Derivatives pada masa yang akan datang ditentukan saat ini nilainya.
3. Credit Risk on Swap : dilakukan perjanjian untuk pembayaran kredit, semacam asuransi
kredit dimana jika tidak sanggup membayar maka akan dijamin oleh pihak yang lain.
Oleh karena itu mendapatkan pembayaran-pembayaran tertentu.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Derivatif adalah kontrak perjanjian yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih dengan
tujuan untuk menjual atau membeli aset maupun komoditas. Future kontrak adalah kesepakatan
kontrak tertulis antara 2 pihak (pembeli dan penjual) untuk melakukan dan menerima penyerahan
sejumlah aset/komoditi dalam jumlah, harga, dan batas waktu tertentu. Swap adalah suatu
kontrak dimana dua buah pihak sepakat untuk menukar pembayaran dimasa depan berdasarkan
pergerakan harga atau tingkat yang disepakati bersama.
Persamaan serta perbedaan antara future dan forward yaitu persamaan nya sama-sama
membutuhkan kesepakatan dan harga dapat diturunkan. Sebaliknya perbedaan future dan
forward yaitu forward dilakukan secara otc (Over The Counter) sedangkan future dilakukan
dengan kontrak terstandar. Forward memiliki resiko yang lebih tinggi dibanding future.
DAFTAR PUSTAKA
Tandelilin, Eduardus. 2017. Pasar Modal. Yogyakarta: PT Kanisius.
biz hasan. (2020). financial derivatifes: option, forward, future, and swap. Retrieved November
25, 2022, from https://www.youtube.com/watch?v=ftDaQn-_aSo.