Anda di halaman 1dari 5

ANALISA MATERI UNTUK PROBLEM BASED LEARNING

Nama Mahasiswa : MOHAMMAD TAMSIY GHOZALIY

Kelompok Mapel : PAIS 17

Judul Modul : TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

Judul Masalah : PENERAPAN TEORI HUMANISTIK MATA PELAJARAN PAI PADA


SISWA KELAS X TKRO SMK MUHAMMADIYAH 4 GLENMORE

No Komponen Deskri
psi
1. Identifikasi Masalah (berbasis 1. Kurangnya minat belajar pada siswa kelas X
masalah yang ditemukan di TKRO terhadap mata pelajaran PAI
lapangan) 2. Para siswa sering bolos pada jam pelajaran PAI
3. Siswa mendapat nilai kurang pada ulangan
harian dan penilaian semester.
2. Penyebab Masalah (dianalisis apa 1. Guru menerapkan metode pembelajaran yang
yang menjadi akar masalah yang monoton dan membosankan bagi peserta didik.
menjadi pilihan masalah) 2. Peserta didik cenderung tertarik pada sesuatu
yang dianggap bernilai secara dhohir nya saja.

3. Solusi  Dari persolaan yang dialami oleh siswa yang


 Dikaitkan dengan teori/dalil digambarkan diatas. Maka proses pembelajan
yang relevan yang digunakan dapat disesuaikan dengan
 Sesuaikan dengan kondisi siswa. Yakni menggunakan proses
langkah/prosedur yang sesuai pembelajran humanistik. Sesuai dengan
dengan masalah yang akan pemaparan beberapa ahli. Teori humanistik
dipecahkan berasumsi bahwa teori belajar apapun baik
dan dapat dimanfaatkan, asal tujuannya untuk
memanusiakan manusia yaitu pencapaian
aktualisasi diri, pemahaman diri, serta
realisasi diri orang belajar secara optimal
(Assegaf, 2011). Inilah yang kemudian menjadi
kekuatan pendidik untuk menghadapi
tantangan persoalan siswa tersebut. Minimal
pendidik menguatkan dan memotivasi siswa
untuk terus belajar sesuai dengan keadaannya,
dan terus belajar dalam Lembaga Pendidikan
formal. Jika dilihat dari keadaan siswa,ini
adalah tantagan guru untuk memupuk
kegigihan siswa dalam menapaki
kehidupannya. Melalui metode pembelajaran
humanistic. Hal ini sesuai dengan yang
dipaparkan oleh Rogers menyatakan bahwa
proses belajar membutuhkan sebuah sikap
saling menghargai dan memahami antara
murid dan gurunya. Tanpa adanya prasangka
dari kedua belah pihak, dengan begitu proses
belajar akan berjalan dengan baik. prasangkan
yang dimaksud oleh Rogers tentu adalah
prasangka negative atau buruk pada siswa
yang mengalami kenyataan peliknya
kehidupan. Inilah yang kemudian menjadi
topik kami dalam menyikapi persoalan siswa
yang demikian pelik menghadapi kenyataan
kehidupan. Penerapan pembelajran sesuai
dengan kodrat alam dan zaman. Implementasi
proses pembelajaran yang dilakukan oleh
guru, sesuai dengan konsep Pendidikan
humanistik. Disesuaikan dengan keadaan
siswa tersebut yakni kodrat alam, dan
dimaksimalkan dengan keadaan zaman yakni
bagaimana guru mampu mengentaskan dan
mengantarkan siswa tersebut dalam menapaki
kehidupan yang lebih baik dan sejahtera.
Kenyataan demikian sesuai dengan prinsi teori
belajaran humanistic dari Roger. Yakni Sebagai
ahli dari teori belajar humanisme, Roger:
a. Manusia itu memiliki keinginan alamiah
untuk belajar, memiliki rasa ingin tahu
alamiah terhadap dunianya, dan keinginan
yang mendalam untuk mengeksplorasi dan
asimilasi pengalaman baru;
b. Belajar akan cepat dan lebih bermakna bila
bahan yang dipelajari relevan dengan
kebutuhan peserta didik;
c. Belajar dapat ditingkatkan dengan
mengurangi ancaman dari luar;
d. Belajar secara partisipatif jauh lebih efektif
daripada belajar secara pasif dan orang
belajar lebih banyak bila belajar atas
pengarahan diri sendiri;
e. Belajar atas prakarsa sendiri yang
melibatkan keseluruhan pribadi, pikiran
maupun perasaan akan lebih baik dan tahan
lama; dan
f. Kebebasan, kreatifitas, dan kepercayaan diri
dalam belajar dapat ditingkatkan dengan
evaluasi diri orang lain tidak begitu penting
(Dakir, 1993: 64).
Adapun strategi yang mesti dilakukan oleh guru
dalam menerapkan pembelajaran humanistik,
sebagaimana dihimpun oleh R. Agung SP dan
Latifatul Choir adalah:
a Merumuskan tujuan belajar yang jelas;
b Mengusahakan partisipasi aktif siswa
melalui kontrak belajar yang bersifat jelas,
jujur, dan positif;
c Mendorong siswa untuk
mengembangkan kesanggupan siswa
untuk belajar atas inisiatif sendiri;
d Mendorong siswa untuk peka berpikir
kritis, memaknai proses pembelajaran
secara mandiri;
e Siswa diberi keleluasaan mengemukakan
pendapat, memilih pilihannya sendiri,
melakukan apa yang diinginkan dan
menanggung resiko dari perilaku yang
ditunjukkan
f Guru menerima keadaan masing-masing
siswa apa adanya; dengan tidak memihak,
memahami karakter pemikiran siswa, dan
tidak menilai siswa secara normatif belaka
melainkan dengan cara memberikan 2
pandangan dua sisi dalam hal moral dan
etika berkomunikasi;
g Menawarkan kesempatan kepada siswa
untuk maju (tampil).
 Dari uraian teori diatas maka saya
mengambil sikap dan langkah dalam
menanggulangi hal yang menjadi akar
masalah diatas yaitu dengan memberi
motivasi secara komprehensif dan
memberikan sebuah reward kepada peserta
didik ketika bisa menunjukkan contoh sikap
yang diambil dari materi mata pelajaran PAI
dikelas dan diterapkan kedalah kehidupan
sehari-harinya baik secara individu mapun
berkelompok.

Anda mungkin juga menyukai