Anda di halaman 1dari 62

RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI

MERAH (Capsicum annum L.) TERHADAP PEMBERIAN


BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR
LIMBAH PASAR DAN URINE SAPI
PADA LAHAN TADAH HUJAN

Oleh
DEWI FATMAWATI
NIM. 20165421100003

HALAMAN JUDUL

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN


BERAU
2021
RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI
MERAH (Capsicum annum L.) TERHADAP PEMBERIAN
BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR
LIMBAH PASAR DAN URINE SAPI
PADA LAHAN TADAH HUJAN

Oleh
DEWI FATMAWATI
NIM. 20165421100003

Skripsi ini merupakan sebagian peryaratan untuk meraih


Derajat Sarjana Pertanian Program Studi Agroteknologi*)
Pada
Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Berau

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN


BERAU
2021
HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI

Judul Skripsi : Respon Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Cabai


Merah (Capsicum annum L.) Terhadap Pemberian
Berbagai Konsentrasi Pupuk Organik Cair Limbah
Pasar dan Urine Sapi Pada Lahan Tadah Hujan.
Nama Mahasiswa : Dewi Fatmawati
NIM : 20165421100003
Jurusan : Agroteknologi
Program Studi : Agroteknologi

Menyetujui

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Ir. H. A. Syamad Ramayana, MP Hj. Sulaminingsih, SP, MM


NIDN. 0021086107 NIDN. 1128037101
Tanggal : 3 November 2021 Tanggal : 3 November 2021

Mengetahui
Ketua
Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Berau

H. Ardiansyah, L.Sip., MM.


NIDN. 1120045801

Lulus Ujian Tanggal : 3 November 2021


Penyerahan Skripsi Tanggal : 26 Maret 2022

HALAMAN PERSYARATAN ORISINALITAS PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Dewi Fatmawati

NIM : 20165421100003

Program Studi/Jurusan : Agroteknologi

Judul Skipsi : Respon Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Cabai


Merah (Capsicum annum L.) Terhadap Pemberian
Berbagai Konsentrasi Pupuk Organik Cair Limbah
Pasar dan Urine Sapi Pada Lahan Tadah Hujan.
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Skripsi ini berdasarkan hasil
penelitian, pemikiran dan asli dari peneliti sendiri. Sumber informasi yang berasal
atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka.
Demikian pernytaan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila
dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam penelitian ini,
maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang
telah diperoleh dari sanksi lain sesuai dengan norma yang berlaku di Kampus
Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Berau.

Berau, 3 November 2021


Yang membuat pernyataan

Dewi Fatmawati
NIM: 20165421100003
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA TULIS ILMIAH

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Dewi Fatmawati

NIM : 20165421100003

Program Studi/Jurusan : Agroteknologi

Judul Skipsi : Respon Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Cabai


Merah (Capsicum annum L.) Terhadap Pemberian
Berbagai Konsentrasi Pupuk Organik Cair Limbah
Pasar dan Urine Sapi Pada Lahan Tadah Hujan.
Menyatakan bahwa saya menyetujui untuk memberikan hak penyimpanan,
mengalihmediakan/mengimformasikan, mengelola dalam bentuk pangkalan datan
(data base), mempublikasikan dalam bentuk kepentingan akademis kepada
Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Berau, tanpa perlu meminta izin dari saya selama
tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti/pencipta.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan
semoga dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Berau, 3 November 2021


Yang membuat pernyataan

Dewi Fatmawati
NIM: 20165421100003
ABSTRACT

DEWI FATMAWATI, Response of Red Chili (Capsicum annum L.) Growth


and Yield to the Application of Various Concentrations of Liquid Organic
Fertilizer for Market Waste and Cow Urine on Rainfed Land. Berau
Agricultural College, in 2021 (under the guidance of H. A. Syamad
Ramayana and Hj. Sulaminingsih).

Red chili (Capsicum annuum L.) is a plant that is a vegetable commodity that
people cannot leave behind in their daily lives. From 2019 to 2021, red chili
consumption is predicted to increase to 1,905 kg.capita -1.year-1 or an increase of
6.99% compared to the previous year.
This study aims to determine the effect of the concentration of liquid organic
fertilizer from market waste and cow urine on the growth of red chili yields on
rainfed land and to determine the appropriate concentration of liquid organic
fertilizer from market waste and cow urine on the growth of red chili plant yields
on rainfed land. This research was conducted in Gunung Panjang. Sambaliung
District. Berau Regency. East Kalimantan Province for approximately 6 months
starting from January to June 2020.
The study used a Randomized Block Design (RBD) with four replications and six
treatment levels, namely P0 (control), P1 (10 ml.l -1), P2 (30 ml.l-1), P3 (50 ml.l-1) ,
P4 (70 ml.l-1), P5 (90 ml.l-1). If there is a significant difference, then to compare
the two treatment averages, the DMRT will be continued with a 5% level of
DMRT.
The results showed that there was a significant difference in plant height, but not
significantly different at 80% flowering age (days), total number of branches,
number of productive branches, number of fruit planted, weight of fruit planted,
fruit length, fruit diameter. Treatment of 70 ml.l -1 (P4) gave the highest yield
potential of 4.7 Mg.ha-1.

Keywords: concentration, red chili (Capsicum annuum L.), market waste, cow
urine, rainfed land.
ABSTRAK

DEWI FATMAWATI, Respon Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Cabai


Merah (Capsicum annum L.) Terhadap Pemberian Berbagai Konsentrasi
Pupuk Organik Cair Limbah Pasar dan Urine Sapi Pada Lahan Tadah
Hujan. Sekolah tinggi ilmu pertanian berau, tahun 2021 (dibawah bimbingan
H. A. Syamad Ramayana dan Hj. Sulaminingsih ).
Cabai merah (Capsicum annuum L.) adalah tanaman yang merupakan
komoditas sayuran yang tidak dapat ditinggalkan masyarakat dalam kehidupan
sehari-hari. Tahun 2019 hingga 2021 konsumsi cabai merah diprediksi naik
menjadi 1,905 kg.kapita-1.tahun-1 atau naik sebesar 6,99% dibandingkan tahun
sebelumnya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi pupuk
oganik cair limbah pasar dan urine sapi pertumbuhan hasil tanaman cabai merah
pada lahan tadah hujan dan untuk mengetahui konsentrasi pupuk oganik cair
limbah pasar dan urine sapi yang tepat terhadap pertumbuhan hasil tanaman cabai
merah pada lahan tadah hujan. Penelitian ini dilaksanakan di Gunung Panjang.
Kecamatan Sambaliung. Kabupaten Berau. Provinsi Kalimantan Timur selama
kurang lebih 6 bulan terhitung dari bulan Januari sampai Juni 2020.
Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan empat
ulangan dan enam taraf perlakuan yaitu P0 (kontrol), P1 (10 ml.l-1), P2 (30 ml.l-1),
P3 (50 ml.l-1), P4 (70 ml.l-1), P5 (90 ml.l-1). Apabila terdapat berbeda nyata maka
untuk membandingkan antara dua rata-rata perlakuan akan dilanjutkan dengan
DMRT tarap 5%.
Hasil penelitian menunjukkan berbeda nyata pada tinggi tanaman, tetapi
berbeda tidak nyata pada umur berbunga 80% (hari), jumlah cabang total, jumlah
cabang produktif, jumlah buah pertanaman, berat buah pertanaman, panjang buah,
diameter buah. Perlakuan 70 ml.l-1 (P4) memberikan potensi hasil tertinggi yaitu
4,7 Mg.ha-1.

Kata kunci : konsentrasi, cabai merah (Capsicum annuum L.), limbah pasar,
urine sapi, lahan tadah hujan.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DEWI FATMAWATI Lahir pada tanggal 7 Juli 1997 di


Kampung Biatan Lempake, Kecamatan Biatan,
Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur.
Merupakan anak ke lima dari delapan bersaudara dari
Bapak Samsuddin S (Alm) dan Ibu Darmawati.
Pendidikan formal dimulai pada tahun 2003 di Sekolah
Dasar Negeri 003 Biatan, dan tamat pada tahun 2009.
Pada tahun yang sama melanjutkan pendidikan ke
Sekolah Menengah Pertama Negeri 22 Berau, dan tamat
pada tahun 2012. Kemudian melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah
Kejuruan Negeri 2 Berau, dan melaksanakan Praktek Kerja Industri (Prakerin)
selama tiga bulan terhitung dari Januari-Maret 2014 di UPTD. Balai Benih Induk
Hortikultura, Batuah, Loa Janan, Kutai Kartanegara. Dan tamat pada tahun 2015.
Pendidikan tinggi dimulai pada tahun 2016 Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Berau
dengan Jurusan Agroteknologi, Program Studi Agroteknologi.
Yang pada semester 5 penulis menjadi Ketua Himpunan Mahasiswa
Agroteknologi selama 1 periode lamanya Serta pada semester 7 menjadi
Sekretaris Badan Pengawas Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Berau
(BPM STIPER Dan mengikuti berbagai macam Organisai baik internal Kampus
maupun eksternal Kampus, dan pada tahun 2018 mengikuti kegiatan Rapat
Koordinasi Nasional (RAKORNAS) di Universitas Perjuangan Tasikmalaya,
Jawa Barat dan pada tahun 2020 mengikuti Pertemuan Nasional (Pernas) di
Universitas Lampung.
Dan pada bulan Juni-Agustus tahun 2019 penulis melaksanakan Kuliah
Kerja Nyata (KKN) di Kampung Bumi Jaya, Kecamatan Talisayan, Kabupaten
Berau, Kalimantan Timur. Pada Bulan Januari-Februari Penulis melaksanakan
Praktek Kerja Lapangan (PKL) di UPT. Balai Proteksi Tanaman Pangan dan
Hortikultura Provinsi Sulawesi Selatan (UPT. BPTPH SULSEL) Kabupaten
Maros.
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

“Pengerjaan skripsi adalah proses yang tidak mudah dan tidak instan. Proses
panjang yang menguras waktu, tenaga, pikiran, juga mental pun sudah jadi
makanan hari-hari. Kupersembahkan skripsi ini untuk yang selalu bertanya kapan
skripsimu selesai ? kapan sidang ? kapan wisuda ? skripsi ini telah menjadi saksi
dan jawaban atas pertanyaan- pertanyaan diatas”.

“Skripsi yang baik bukanlah skripsi yang sempurna, melainkan skripsi yang telah
dikerjakan dan diselesaikan” (Dewi Fatmawati).
Pendidikan adalah senjata paling ampuh yang dapat kamu gunakan untuk
mengubah dunia – Aristoteles
Tujuan pendidikan itu untuk mempertajam kecerdasan, memperkukuh kemauan,
serta memperhalus perasaan- Tan Malaka
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya”
(Q.S Al-Baqarah : 286).
”Yakinlah, ada sesuatu yang menantimu setelah banyak kesabaran yang kau
jalani, yang membuatmu terpana hingga kau lupa berapa pedihnya rasa sakit”
(Ali Bin Abi Thalib).
“Apapun yang menjadi takdirmu akan mencari jalannya menemukanmu”
(Ali Bin Abi Thalib).
“Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah berjuang”
(Imam syafi’i).

“ALHAMDULILLAH YA ALLAH”
Dengan kerendahan hati dan ridhaMu ya Allah ya Rabbi
Kupersembahkan sebuah karya kecil ini untuk kedua orangtuaku tercinta sebagai
tanda jawaban atas pengorbanan dan doa ayah dan ibu lakukan untuk anakmu
selama ini, hidup terasa begitu mudah dan penuh kebahagian. Terimakasih karena
telah menjaga saya dalam doa-doa terbaik ayah dan ibu.
(selama nafas masih berhembus, selama itu juga doamu mengiringi langkahku)
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan Alhamdulillah puji syukur atas kehadirat Allah yang


maha kuasa karena atas Rahmat dan Hidayah-Nya  sehingga penulis dapat
menyelesaikan Skripsi ini. Shalawat serta salam senantiasa tak lupa kami
panjatkan kepada Nabi akhir zaman Baginda Nabi besar Muhammad S.A.W yang
telah membawa perubahan peradaban kehidupan manusia yang telah membimbing
kita dari zaman jahiliyah hingga zaman yang terang benderah .adapun penelitian
ini dengan judul “ Respon Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Cabai Merah
(Capsicum annum L.) Terhadap Pemberian Berbagai Konsentrasi Pupuk
Organik Cair Limbah Pasar dan Urine Sapi Pada Lahan Tadah Hujan”.
Selama proses pembuatan skripsi ini tidak sedikit penulis mengalami
kesulitan dan hambatan yang dikarenakan keterbatasan kemampuan penulis
sebagai manusia biasa.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih dan
penghargaan yang tinggi kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan
moril maupun materil terkhusus kepada ayahanda Samsuddin Sulaiman (Alm) dan
ibunda Darmawati, dan Abdul Rahman, Hastuti, Salehuddin (Alm), Hernita Amd.
Keb., Yulistina, Melda Saputri, Anisa seluruh Saudara, Keluarga, dan Kerabat
yang telah memberikan doa restu dan motivasi serta bantuan materi sehingga
Skripsi ini dapat terselesaikan. Ucapan terima kasih ini penulis tujukan kepada:.
1. Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Berau Bpk. H. Ardiansyah, L.Sip., MM.
2. Ketua Jurusan Agroteknologi Bpk. Charlie Novianry Panjaitan, S. Hut,. MP.
3. Bapak Dr. Ir. H. A. Syamad Ramayana, MP selaku Pembimbing 1 yang telah
banyak meluangkan waktu untuk memberikan arahan dan motivasi serta
bimbingan selama proses penyusunan skripsi ini.
4. Ibu Hj. Sulaminingsih, SP, MM selaku Pembimbing II yang telah banyak
meluangkan waktu untuk memberikan arahan dan motivasi serta bimbingan
selama proses penyusunan skripsi ini.
5. Seluruh dosen dan Staff STIPER BERAU yang telah memberikan ilmu dan
pengetahuan serta kerjasamanya dalam proses perkuliahan hingga penyusunan
skripsi ini.

x
6. Rekan-rekan seperjuangan terutama kepada Reni Paramita, Suryanti, Fenny
Alvionita Amd, P., Nurfaida Sakka, Nurul Ilmi, Alfian. SP,. M.Si. Arfandi. SP
Yang tak pernah lelah meluangkan waktunya untuk memberikan dorongan
semangat motivasi saran serta dukungan kepada penulis dalam proses
penyusunan skripsi maupun dalam mengembangkan ide selama proses
penyusunan skripsi ini.

xi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI...............................................................iii
HALAMAN PERSYARATAN ORISINALITAS PENELITIAN.........................iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA TULIS ILMIAH........................................................................................v
ABSTRACT............................................................................................................vi
ABSTRAK.............................................................................................................vii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP.............................................................................viii
KATA PENGANTAR.............................................................................................x
DAFTAR ISI..........................................................................................................xii
DAFTAR TABEL................................................................................................xiii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................xiv
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................xv
I. PENDAHULUAN............................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................2
C. Tujuan Penelitian........................................................................................2
D. Manfaat Penelitian......................................................................................2
II. TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................4
A. Deskripsi Cabai Merah (Capsicum annuum L.).........................................4
B. Pupuk Organik Cair Urine Sapi..................................................................7
C. Lahan Tadah Hujan....................................................................................9
III. KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS..............................................5
A. Kerangka Berfikir.......................................................................................5
B. Hipotesis...................................................................................................12
IV. METODELOGI PENELITIAN......................................................................12
A. Waktu dan Tempat...................................................................................12
B. Bahan dan Alat.........................................................................................12
C. Rancangan Percobaan...............................................................................12
D. Prosedur Penelitian...................................................................................12

xii
E. Parameter Pengamatan.............................................................................15
F. Metode Analisis........................................................................................16
V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN..............................................15
A. Hasil Penelitian.........................................................................................15
B. Pembahasan..............................................................................................24
VI. KESIMPULAN DAN SARAN......................................................................32
A. Kesimpulan...............................................................................................32
B. Saran.........................................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................33
LAMPIRAN...........................................................................................................34

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Data Tinggi Tanaman Cabai Merah Minggu Pertama.............................15


Tabel 2. Data Tinggi Tanaman Cabai Merah Minggu Ke Tiga.............................15
Tabel 3. Data Tinggi Tanaman Cabai Merah Minggu Ke Lima............................18
Tabel 4. Umur Berbunga 80% (Hari).....................................................................18
Tabel 5. Jumlah Cabang Total Minggu Pertama....................................................19
Tabel 6. Jumlah Cabang Total Minggu Ke Tiga....................................................19
Tabel 7. Jumlah Cabang Total Minggu Ke Lima...................................................20
Tabel 8. Jumlah Cabang Produktif Minggu Pertama............................................20
Tabel 9. Jumlah Cabang Produktif Minggu Ke Tiga............................................21
Tabel 10. Jumlah Cabang Produktif Minggu Ke Lima.........................................21
Tabel 11. Jumlah Buah Pertanaman.......................................................................22
Tabel 12. Berat Buah Pertanaman..........................................................................22
Tabel 13. Panjang Buah (cm) Total.......................................................................23
Tabel 14. Diameter Buah (cm) Total.....................................................................23

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Tanaman Cabai Merah...........................................................................4


Gambar 2. Kerangka Pikir Penelitian....................................................................12
Gambar 3. Layout Penelitian.................................................................................37
Gambar 4. Denah satu petak tanaman....................................................................38
Gambar 5. Tanaman Umur 2 MST (a) Panen pertama (b).....................................44
Gambar 6. Panen ke dua (a) Panen ke tiga (b).......................................................45
Gambar 7. Panen ke empat (a) Panen ke lima (b).................................................45

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Deskripsi Cabai Merah Varietas Baja MC F1 (Panah Merah)..........34


Lampiran 2. Jadwal Penelitian...............................................................................36
Lampiran 3. Denah Penelitian................................................................................37
Lampiran 4. Pengambilan Tanaman Sampel.........................................................38
Lampiran 5. Tabel Analisis Sidik Ragam Respon Pertumbuhan Dan Hasil
Tanaman Cabai Merah (Capsicum annum L.).......................................................39
Lampiran 6. Dokumentasi Penelitian.....................................................................44

xvi
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Cabai merah (Capsicum annuum L.) adalah tanaman yang termasuk dalam
keluarga tanaman Solanaceae. Merupakan komoditas sayuran yang tidak dapat
ditinggalkan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Kebutuhan yang tinggi
setiap hari menyebabkan tanaman ini merupakan komoditas strategis.
mengandung zat gizi yang dibutuhkan manusia seperti vitamin A, vitamin C,
karoten, zat besi, kalium, kalsium, fosfor dan juga mengandung alkaloid seperti
kapaicin, flavenoid, dan minyak esensial (Prasetyo dan Kusberyunadi, 2015).
Konsumsi cabai merah pada tahun 2002 adalah 1,429 kg/kapita dan
mengalami peningkatan menjadi 2,958 kg/kapita pada tahun 2015 atau meningkat
hingga 102.68% dibandingkan tahun 2014 yang hanya 1,460 kg/kapita. Selama
periode tahun 2002 – 2018, konsumsi cabai merah terbesar terjadi pada tahun
2015 yang mencapai 2,958 kg/kapita, sedangkan konsumsi terendah terjadi pada
tahun 2003 hanya sebesar 1,351 kg/kapita. Pada tahun 2019 hingga 2021
konsumsi cabai merah diprediksi naik menjadi 1,905 kg/kapita/tahun atau naik
sebesar 6,99% dibandingkan tahun sebelumnya (Buletin komsumsi pangan
volume 10 nomor 1 tahun 2019).
Penggunaan bahan kimia sintesis lebih banyak digunakan di bandingkan
dengan bahan organik. Bermaksud sebagai input pertanian untuk menambah unsur
hara yang dibutuhkan tanaman. Akan tetapi penggunaan pupuk kimia sintesis
yang berlebihan dan terus menerus akan berdampak pada lahan pertanian,
tanaman, serta yang mengomsumsi tanaman tersebut. Untuk menjaga
keseimbangan dan menambah unsur hara yang bersifat ramah lingkungan perlu
dikembangkan dan dikenalkan lagi pemanfaatan pupuk organik baik dalam bentuk
padat maupun cair, yang dimana pupuk organik tersebut mempunyai banyak
manfaat baik bagi tanaman, lingkungan serta manusia. Diantaranya adalah
menambah unsur hara, ramah lingkungan, menjaga kesuburan tanah, efesien,
mudah didapat, aman bagi tanaman dan aman produk konsumsi.
2

Limbah pasar dan urine sapi merupakan limbah atau sisa yang bisa diolah
dan dimanfaatkan sebagai pupuk organik, karena memiliki kandungan hara yang
dibutuhkan tanaman. Selain memiliki kandungan hara atau bahan organik juga
mampu menghemat biaya dan mengurangi penggunaan pupuk anorganik atau
pupuk kimia sintesis.
Pemberian pupuk organik cair (POC) harus memperhatikan konsentrasi
atau dosis yang diaplikasikan terhadap tanaman. Berdasarkan beberapa hasil
penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk organik cair melalui daun
memberikan pertumbuhan dan hasil tanaman yang lebih baik daripada pemberian
melalui tanah. pemilihan dosis yang tepat perlu diketahui oleh para peneliti
maupun petani dan hal ini dapat diperoleh melalui pengujian-pengujian di
lapangan (Raysid, 2017).
Dari uraian diatas dilakukan penelitian yang berjudul Respon Pertumbuhan
dan Hasil Tanaman Cabai Merah (Capsicum annum L.) Terhadap
Pemberian Berbagai Konsentrasi Pupuk Organik Cair Limbah Pasar dan
Urine Sapi Pada Lahan Tadah Hujan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana respon pertumbuhan dan hasil tanaman cabai merah terhadap
pemberian POC limbah pasar dan urine sapi pada lahan tada hujan.
2. Berapa konsentrasi POC limbah pasar dan urine sapi yang tepat untuk
pertumbuhan dan hasil tanaman cabai merah pada lahan tadah hujan.

C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui respon pertumbuhan dan hasil tanaman cabai merah terhadap
pemberian POC limbah pasar dan urine sapi pada lahan tada hujan.
2. Mengetahui konsentrasi POC limbah pasar dan urine sapi yang tepat
untuk pertumbuhan dan hasil tanaman cabai merah pada lahan tadah hujan.

D. Manfaat Penelitian
1. Diharapkan agar menjadi bahan rekomendasi dan informasi bagi petani
tentang pemanfaatan POC limbah pasar dan urine sapi sebagai pupuk
3

hayati yang ramah lingkungan untuk meningkatkan pertumbuhan hasil


tanaman cabai merah pada lahan tadah hujan.
2. Diharapkan penelitian ini mampu menambah wawasan yang lebih luas lagi
3. Bagi peneliti dan pembaca dan menjadi tolak ukur dalam mengunakan
pupuk kimia sintesis dan beralih pupuk organik.
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Cabai Merah (Capsicum annuum L.)


Tergolong dalam famili terung-terungan (Solanaceae) yang tumbuh
sebagai perdu atau semak. Termasuk tanaman semusim atau berumur pendek.
Menurut Nurfalach, 2010. Klasifikasi dalam tata nama (sistem tumbuhan)
termasuk kedalam
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisio : Angiospermae
Classis : Dicotyledoneae
Ordo : Tubiflorae (Solanales)
Famili : Solanaceae
Genus : Capsicum
Spesies : Capsicum annuum L.

Gambar 1. Tanaman Cabai Merah


Memiliki banyak ragam bentuk dan tipe pertumbuhan.Bentuk buahnya
bervariasi, mulai dari bulat lonjong hingga panjang. Keragamannya juga terdapat
pada warna ada yang berwarna merah, ungu, hijau dan kuning. Genus Capsicum.
Capsicum annum L. merupakan salah satu spesies dari 20-30 spesies dalam genus
tersebut (Rahayu, 2017).
Mengandung kapsaisin, dihidrokapsaisin, vitamin (A, C), damar, zat
warna kapsantin, karoten, kapsarubin, zeasantin, kriptosantin, clan lutein. Selain
itu, juga mengandung mineral, seperti zat besi, kalium, kalsium, fosfor, dan
niasin. Zat aktif kapsaisin berkhasiat sebagai stimulan. Selain kapsaisin, juga
5

mengandung kapsisidin. Khasiatnya untuk memperlancar sekresi asam lambung


dan mencegah infeksi sistem pencernaan. Unsur lain di dalam cabai adalah
kapsikol yang dimanfaatkan untuk mengurangi pegal-pegal, sakit gigi, sesak
nafas, dan gatal-gatal (Nurfalach, 2010)
Cabai merah (Capsicum annum L.) berasal dari dunia tropika dan
subtropika Benua Amerika, khususnya Colombia, Amerika Selatan, dan terus
menyebar ke Amerika Latin. Bukti budidaya cabai pertama kali ditemukan dalam
tapak galian sejarah Peru dan sisaan biji yang telah berumur lebih dari 5000 tahun
SM di dalam gua di Tehuacan, Meksiko. Penyebarannya ke seluruh dunia
termasuk negar-negara di Asia, seperti Indonesia dilakukan oleh pedagang
Spanyol dan Portugis (Wati, 2018).
Banyak mengandung vitamin A dan vitamin C serta mengandung minyak
atsiri capsaicin, yang menyebabkan rasa pedas dan memberi kehangatan panas
bila digunakan untuk rempah-rempah (Wati, 2018).
Seperti tanaman yang lainnya, mempunyai bagian-bagian tanaman seperti
akar, batang, daun, bunga, buah dan biji.
1. Akar
Tanaman semusim yang berbentuk perdu dengan perakaran akar tunggang.
Sistem perakaran tanaman cabai agak menyebar, panjangnya berkisar 25-35 cm.
Akar ini berfungsi antara lain menyerap air dan zat makanan dari dalam tanah,
serta menguatkan berdirinya batang tanaman. Sedangkan akarnya tumbuh tegak
lurus ke dalam tanah, berfungsi sebagai penegak pohon yang memiliki kedalaman
± 200 cm serta berwarna coklat. Dari akar tunggang tumbuh akar- akar cabang,
akar cabang tumbuh horisontal didalam tanah, dari akar cabang tumbuh akar
serabut yang berbentuk kecil- kecil dan membentuk masa yang rapat (Nurfalach,
2010).
2. Batang
Batang utama cabai menurut Hewindati, 2006. Tegak dan pangkalnya
berkayu dengan panjang 20-28 cm dengan diameter 1,5-2,5 cm. Batang
percabangan berwarna hijau dengan panjang mencapai 5-7 cm, diameter batang
percabangan mencapai 0,5-1 cm. Percabangan bersifat dikotomi atau menggarpu,
tumbuhnya cabang beraturan secara berkesinambungan. Sedangkan menurut
6

(Anonim, 2009), batang cabai memiliki Batang berkayu, berbuku-buku,


percabangan lebar, penampang bersegi, batang muda berambut halus berwarna
hijau. Menurut (Tjahjadi, 1991) tanaman cabai berbatang tegak yang bentuknya
bulat. Dan dapat tumbuh setinggi 50-150 cm, merupakan tanaman perdu yang
warna batangnya hijau dan beruas-ruas yang dibatasi dengan buku-buku yang
panjang tiap ruas 5-10 cm dengan diameter data 5-2 cm. (Nurfalach, 2010).
3. Daun
Berbentuk hati , lonjong, atau agak bulat telur dengan posisi berselang-
seling. Sedangkan menurut (Hewindati, 2006), daunnya berbentuk memanjang
oval dengan ujung meruncing atau diistilahkan dengan oblongus acutus, tulang
daun berbentuk menyirip dilengkapi urat daun. Bagian permukaan daun bagian
atas berwarna hijau tua, sedangkan bagian permukaan bawah berwarna hijau
muda atau hijau terang. Panjang daun berkisar 9-15 cm dengan lebar 3,5-5 cm.
Selain itu daun nya merupakan Daun tunggal, bertangkai (panjangnya 0,5-2,5
cm), letak tersebar. Helaian daun bentuknya bulat telur sampai elips, ujung
runcing, pangkal meruncing, tepi rata, petulangan menyirip, panjang 1,5-12 cm,
lebar 1-5 cm, berwarna hijau (Nurfalach, 2010).
4. Bunga
Berbentuk terompet kecil, umumnya berwarna putih, tetapi ada juga yang
berwarna ungu. Tanaman ini berbunga sempurna dengan benang sari yang lepas
tidak berlekatan. Disebut berbunga sempurna karena terdiri atas tangkai bunga,
dasar bunga, kelopak bunga, mahkota bunga, alat kelamin jantan dan alat kelamin
betina. Bunga cabai disebut juga berkelamin dua atau hermaphrodite karena alat
kelamin jantan dan betina dalam satu bunga. Warna mahkota putih, memiliki
kuping sebanyak 5-6 helai, panjangnya 1- 1,5 cm, lebar 0,5 cm, warna kepala
putik kuning (Nurfalach, 2010).
5. Buah dan Biji Buah
Buah berbentuk kerucut memanjang, lurus atau bengkok, meruncing pada
bagian ujungnya, menggantung, permukaan licin mengkilap, diameter 1-2 cm,
panjang 4-17 cm, bertangkai pendek, rasanya pedas. Buah muda berwarna hijau
tua, setelah masak menjadi merah cerah. Sedangkan untuk bijinya, biji yang masih
muda berwarna kuning, setelah tua menjadi cokelat, berbentuk pipih, berdiameter
7

sekitar 4 mm. Rasa buahnya yang pedas dapat mengeluarkan air mata orang yang
menciumnya, tetapi orang tetap membutuhkannya untuk menambah nafsu makan
(Nurfalach, 2010).
6. Syarat Tumbuh
Dapat diusahakan di dataran rendah maupun dataran tinggi sampai
ketinggian 1400 mdpl. Suhu udara yang baik untuk pertumbuhan tanaman cabai
merah adalah 25 - 27 ºC pada siang hari dan 18 - 20 ºC pada malam hari. Suhu
malam di bawah 16 ºC dan suhu siang hari di atas 32 ºC dapat menggagalkan
pembuahan (Wati, 2018). Cahaya matahari sangat diperlukan sejak pertumbuhan
bibit hingga tanaman berproduksi. Pada intensitas cahaya yang tinggi dalam
waktu yang cukup lama, masa pembungaan cabai merah terjadi lebih cepat dan
proses pematangan buah juga berlangsung lebih singkat.
Tanah yang ideal untuk penanaman cabai merah adalah tanah yang gembur,
remah, mengandung cukup bahan organik (sekurangkurangnya 1,5%), unsur hara
dan air, serta bebas dari gulma. Tingkat keasaman (pH) tanah yang sesuai adalah 6
- 7. Kelembaban tanah dalam keadaan kapasitas lapang (lembab tetapi tidak
becek) dan temperatur tanah antara 24 - 30 ºC sangat mendukung pertumbuhan
tanaman cabai merah. Temperatur tanah yang rendah akan menghambat
pengambilan unsur hara oleh akar (Wati, 2018).

B. Pupuk Organik Cair Urine Sapi


Pupuk organik cair adalah pupuk yang berasal dari sisa - sisa tanaman
dan hewan yang sudah diproses dan diberikan melalui daun dengan cara
penyemprotan atau penyiraman pada mahkota tanaman agar dapat diserap,
guna mencukupi kebutuhan bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman
(Kusmarwiyah dan Erni, 2011). Kelebihan dari pupuk cair adalah kandungan
haranya bervariasi yaitu mengandung hara makro dan mikro, penyerapan haranya
berjalan lebih cepat karena sudah terlarut (Febrianna, dkk. 2018). Jika
dibandingkan dengan pupuk anorganik, pupuk organik cair umumnya tidak
merusak tanah dan tanaman meskipun sudah digunakan sesering mungkin. Selain
itu, pupuk ini juga memiliki 18 bahan pengikat sehingga larutan pupuk yang
diberikan ke permukaan tanah bisa langsung dimanfaatkan oleh tanaman (Manuel,
2017).
8

Berdasarkan dari segi fisiknya pupuk cair memang lebih bau dibandingkan
pupuk kandang padat, namun, pupuk cair memiliki berbagai keunggulan. Pupuk
cair mengandung unsur-unsur hara yang dibutuhkan untuk 23 pertumbuhan,
perkembangan, dan kesehatan tanaman. Unsur-unsur itu terdiri dari nitrogen (N),
fosfor (P), dan kalium (K). Nitrogen digunakan untuk pertumbuhan tunas dan
batang dan daun. fosfor (P) digunakan untuk merangsang pertumbuhan akar, buah
dan biji. Sementara kalium (K) digunakan untuk meningkatkan ketahanan
tanaman terhadap serangan hama dan penyakit (Raysid, 2017).
Pupuk organik cair mempunyai beberapa manfaat diantaranya dapat
mendorong dan meningkatkan pembentukan klorofil daun dan pembentukan bintil
akar pada tanaman leguminosae sehingga meningkatkan kemampuan fotosintesis
tanaman dan penyerapan nitrogen dari udara, dapat meningkatkan vigor tanaman
sehingga tanaman menjadi kokoh dan kuat, meningkatkan daya tahan tanaman
terhadap kekeringan, cekaman cuaca dan serangan patogen penyebab penyakit,
merangsang pertumbuhan cabang produksi, serta meningkatkan pembentukan
bunga dan bakal buah, serta mengurangi gugurnya daun, bunga dan bakal buah
(Marpaung, 2017).
Urine merupakan salah satu limbah cair yang dapat ditemukan di tempat
pemeliharaan hewan. Urine dibentuk di daerah ginjal setelah dieliminasi dari
tubuh melalui saluran kencing dan berasal dari metabolisme nitrogen dalam tubuh
(urea, asam urat, dan keratin) serta 90% urine terdiri dari air. Urine yang
dihasilkan ternak dipengaruhi oleh makanan, aktivitas ternak, suhu eksternal,
konsumsi air, musim dan lain sebagainya. Banyaknya feses dan urine yang
dihasilkan adalah sebesar 10% dari bobot ternak, sedangkan rasio feses dan urine
yang dihasilkan ternak adalah babi 1,2:1 (55% feses, 45% urine), sapi potong
2,4:1 (71% feses, 29% urine), domba 1:1 (50% feses, 50% urine), dan sapi perah
2,2:1 (69% feses, 31% urine. Jumlah kandungan urine yang dihasilkan tiap ternak
berbeda-beda (Rinekso dkk. 2011 dalam Ahmad 2020).
Urine sapi dapat digunakan langsung sebagai pupuk susulan. Karena baunya
yang khas urine sapi juga dapat mencegah datangnya berbagai hama tanaman
sehingga urine sapi dapat berfungsi sebagai pengendali serangan hama dan
penyakit tanaman. Urine sapi mengandung unsur N, P, dan K yang cukup tinggi
9

dan mengandung Ca yang dapat meningkatkan ketahanan tanaman terhadap 7


serangan penyakit (Mardalena, 2007). Pupuk organik cair juga mengandung unsur
hara mikro, walapun kandungannya lebih rendah dibandingkan dengan pupuk
anorganik. Selain itu pupuk organik cair juga mengandung asam humat, fulfat dan
hormon tumbuh yang bersifat memacu pertumbuhan tanaman (Agustina, 2013
dalam Ahmad 2020).
Sebagai pemakan tumbuh-tumbuhan sapi juga pemakan jaringan tanaman
yang banyak mengandung auksin, bahkan ada 3 macam auksin yaitu auksin a,
auksin b dan hetero auksin yang tak lain adalah Indo Asetat Acid (IAA). Auksin
dari tumbuhan yang dimakan oleh sapi tidak dapat dicerna oleh tubuhnya
sehingga terbuang bersama urine, dengan demikian secara tidak langsung urine
sapi bisa digunakan sebagai hormon tumbuhan (Rukmana, 1994 dalam Ahmad
2020).

C. Lahan Tadah Hujan


Lahan tadah hujan adalah lahan yang sistem pengairannya sangat
mengandalkan curah hujan. Petani umumnya mengusahakan lahannya saat air
tidak cukup di musim penghujan. Di musim kering lahan ini dibiarkan tidak
diolah karena air sulit didapat atau tidak ada sama sekali (Suastika, 2018).
Lahan tadah hujan, yang relatif baru dibuka, pada umumnya memiliki
kandungan bahan organik yang rendah, sehingga kondisi lahan kurang kondusif
untuk pertumbuhan yang optimal. Upaya perbaikan kondisi lahan yang dilakukan
dengan aplikasi pembenah tanah merupakan upaya penting untuk meningkatkan
produktivitas lahan marginal yang pada umumnya memiliki kesuburan tanah yang
relatif kurang/rendah. Bahan pembenah tanah yang bisa diaplikasikan sangat
bervariasi, seperti limbah pertanian meliputi sisa panen, kotoran ternak, dll

(Suastika, 2018).
Budidaya tanaman baik pangan maupun hortikultura di lahan sawah hujan
memerlukan pendekatan khusus, misalnya bercocok tanam cabai merah di
perbukitan dengan tipe lahan sawah tadah hujan tentu memerlukan siasat
tersendiri agar berhasil. Dengan hanya mengandalkan curahan air hujan untuk
10

kebutuhan pengairan, diperlukan pengelolaan tanaman yang tepat agar bisa


mengoptimalkan sumber daya yang terbatas itu.
Mewujudkan swasembada pangan dan sekaligus memantapkan ketahanan pangan
nasional yang berkelanjutan melalui peningkatan produksi merupakan tantangan
pembangunan pertanian masa depan. Peningkatan produksi pertanian tersebut
dapat dilakukan melalui peningkatan produktivitas dan/atau perluasan areal lahan
budidaya baik untuk tanaman pangan maupun hortikultura. (Suastika, 2018).
Mewujudkan swasembada pangan dan sekaligus memantapkan ketahanan
pangan nasional yang berkelanjutan melalui peningkatan produksi merupakan
tantangan pembangunan pertanian masa depan. Peningkatan produksi pertanian
tersebut dapat dilakukan melalui peningkatan produktivitas dan/atau perluasan
areal lahan budidaya baik untuk tanaman pangan maupun hortikultura. Berkaitan
dengan hal ini, upaya yang dapat dilakukan salah satunya adalah melalui
pemanfaatan lahan terdegradasi seperti lahan tadah hujan. Hal tersebut selaras
dengan program pemerintah tentang peningkatan produksi dan IP 4 juta lahan
sawah tadah hujan di lahan kering. Budidaya tanaman baik pangan maupun
hortikultura di lahan sawah hujan memerlukan pendekatan khusus (Suastika,
2018)
Optimalisasi lahan tadah hujan terdegradasi selain ditujukan untuk
mendukung ketahanan dan kemadirian pangan, juga perlu dilakukan untuk
peningkatan produksi komoditas lainnya yang bernilai ekonomi tinggi misalnya
tanaman hortikultura. Ketergantungan Indonesia akan produk hortikultura impor
seperti cabai masih sangat tinggi. Dengan demikian, diperlukan teknologi
unggulan agar komoditas tersebutdapat berproduksi sepanjang tahun, sehingga
jumlah impor dapat dikurangi. Budidaya tanaman pangan dan hortikultura pada
lahan sawah tadah hujan memerlukan manajemen pengelolaanlahan yang lebih
spesifik, khususnya pengelolaan sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Untuk itu, 2
teknologi pengelolaan lahanuntuk meningkatkan kualitas fisik, kimia, dan biologi
tanah diperlukan agar dapat meningkatkan produksi tanaman yang dibudidayakan
(Suastika, 2018).
III. KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

A. Kerangka Berfikir
Cabai merah merupakan komoditi yang banyak dibutuhkan masyarakat.
merupakan salah satu jenis sayuran yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi.
Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk maka permintaan akan konsumsi
cabai berpotensi meningkat. Di Indonesia, lebih dari 45 persen cabe digunakan
untuk konsumsi langsung rumah tangga, 50 persen untuk bahan baku industri
olahan, 5 persen tercecer dan sisanya digunakan untuk benih dengan persentase
yang sangat kecil.
Pada tahun 2019 hingga 2021 konsumsi cabai merah diprediksi naik
menjadi 1,905 kg/kapita/tahun atau naik sebesar 6,99% dibandingkan tahun
sebelumnya. POC limbah pasar dan urine sapi selain mudah ditemukan
dilingkungan sekitar juga memiliki kandungan unsur-unsur terdiri dari nitrogen
(N), fosfor (P), dan kalium (K). Nitrogen digunakan untuk pertumbuhan tunas dan
batang dan daun. fosfor (P) digunakan untuk merangsang pertumbuhan akar, buah
dan biji. Sementara kalium (K) digunakan untuk meningkatkan ketahanan
tanaman terhadap serangan hama dan penyakit (Raysid, 2017).
Sebagai upaya memenuhi kebutuhan cabai merah, maka perlu
meningkatkan produksinya. Salah satu upaya meningkatkan tanaman cabai merah
adalah dengan pemberian POC. Diharapkan dengan berbagai macam perlakuan
berupa pemberian POC ini dapat meningkatkan produksi cabai merah. Adapun
kerangka berpikirnya dapat dilihat pada Gambar 2.
12

Budidaya Tanaman Cabai


(Capsicum annum L.)

Permintaan Cabai Merah

Pemberian POC

Konsentrasi POC
Terdiri dari 6 taraf
P0 = Kontrol
P1= 10ml/ltr
P2= 30ml/ltr
P3= 50ml/ltr
P4= 70ml/ltr
P5= 90ml/lt

Konsentrasi yang tepat

Hasil yang meningkat

Gambar 2. Kerangka Pikir Penelitian

B. Hipotesis
1. Terdapat respon POC terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman cabai merah
pada lahan tadah hujan.
2. Konsentrasi POC 70 ml.l-1 memberikan pertumbuhan dan hasil tanaman cabai
merah yang optimal pada lahan tadah hujan.
IV. METODELOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat


Penelitian ini dilaksanakan di Gunung Panjang. Kecamatan Tanjung Redeb.
Kabupaten Berau. Provinsi Kalimantan Timur selama kurang lebih 6 bulan
terhitung dari bulan Januari sampai Juni 2020.
B. Bahan dan Alat
Bahan : benih cabai merah, pupuk kompos, EM4, molase/tetes tebu/gula
merah, kapur, air kelapa, urine sapi, daun kangkung, daun gamal atau buah
pepaya matang yang tidak terlalu busuk , bonggol pisang,
Alat : cangkul, parang, ajir, wadah fermentasi, ember, gembor, meteran,
gelas ukur, alat tulis menulis, kertas label sampel, kamera, mistar dan tali raffia.
C. Rancangan Percobaan
Rancangan Penelitian yang digunakan yaitu Rancangan Acak Kelompok
(RAK) dengan satu faktor yaitu pemberian berbagai konsentrasi POC. Rancangan
ini terdiri dari 6 taraf perlakuan dan 4 ulangan yaitu :
P0 = Kontrol
P1= 10ml/ltr
P2= 30ml/ltr
P3= 50ml/ltr
P4= 70ml/ltr
P5= 90ml/ltr
Berdasarkan jumlah percobaan, maka diperoleh 6 perlakuan. Setiap
perlakuan terdiri dari 4 ulangan. Sehingga terdapat 24 unit percobaan atau
bedengan.
D. Prosedur Penelitian

1. Pembuatan pupuk organik cair


Pembuatan pupuk cair dilakukan dengan cara fermentasi dengan
bioaktivator EM4, air kelapa dan urine sapi gula merah/ molase atau tetes tebu.
Bahan-bahan yang digunakan sebagai bahan pembuatan pupuk organik cair antara
lain daun kangkung, daun gamal, buah pepaya matang, dan bonggol pisang.
14

Kemudian semua bahan dicacah dan dihaluskan rata lalu dicampurkan


didalam wadah yang telah disiapkan dan ditutup dengan rapat. Fermentasi pupuk
cair ini dilakukan selama 15 hari, sebaiknya dibuatkan sirkulasi agar terjadi
pertukaran oksigen. Sebelum diaplikasikan dicampur dengan air dengan volume
1000 ml untuk setiap konsentrasi dengan cara disaring terlebih dahulu.
2. Persiapan lahan
Lahan dibersihkan dari gulma selanjutnya dilakukan pencangkulan hingga
penggemburan, dan pengukuran lahan sesuai dengan luas lahan yang di butuhkan
setelah itu membuat plot penelitian berukuran 200 cm x 120 cm.
3. Aplikasi kompos pada lahan
Aplikasi kompos pada lahan dilakukan 1 minggu sebelum tanaman siap
dipindahkan di lahan/bedengan sebagai pupuk dasar dengan perlakuan homogen.
4. Persiapan benih
Benih sebaiknya disiapkan sebelum pengolahan lahan dengan cara
perendaman benih cabai merah dengan menggunakan air hangat dengan waktu
perendaman kurang lebih 2-3 jam. Benin yang timbul atau mengambang didalam
air rendaman tidak digunakan sebagai benih sebaliknya benih yang tenggelam
adalah benih yang terpilih. Benih yang terpilih, disemai dalam nampan dan
dengan cara menanam benih cabai merah di polybag apabila tanaman sudah
memiliki 2 helai daun.
5. Penanaman bibit
Bibit yang sehat tidak terserang penyakit atau sehat, cukup umur tidak
terlalu mudah dan tidak terlalu tua siap dipindahkan dilahan/bedengan dengan
masing-masing 1 tanaman perlubang tanam dengan jarak tanam 60cm x 60cm.
6. Pemberian label sampel
Pemberian label pada petak dilakukan sebelum pemberian perlakuan.
Pemberian label bertujuan untuk membedakan perlakuan yang akan diberikan
pada masing-masing tanaman cabai. Setelah diberi label, perlakuan disusun sesuai
dengan bagan percobaan.
7. Pembuatan konsentrasi larutan
Pemberian pupuk organik cair limbah pasar dan urine sapi terdiri atas 6
konsentrasi, yaitu 0ml/lt (kontrol), 10ml/lt, 30ml/lt, 50ml/lt, 70ml/lt, dan 90ml/lt.
15

Sebelum diaplikasikan, pupuk organik cair terlebih dahulu diencerkan


dengan pelarut (air), dengan volume 1000 ml untuk masing-masing konsentrasi.
8. Aplikasi POC
Pemberian POC urine sapi dilakukan mulai 7, 14, 21 dan 28, 35 HST. Dengan
cara menyiram didaerah perakaran tanaman cabai merah dengan menggunakan
gembor.
9. Pemeliharaan
a. Pemeliharaan tanaman meliputi penyiraman setiap pagi dan sore hari
tergantung pada kondisi cuaca, apabila terjadi hujan maka penyiraman tidak
dilakukan.
b. Penyulaman dilakukan pada minggu kedua dengan mengganti tanaman yang
tidak tumbuh.
c. Kegiatan penyiangan gulma dan pengendalian hama penyakit dilakukan
apabila dilahan/bedengan terdapat gulma yang sifatnya menganggu tanam
maka segera dikendalikan secara fisik/dicabut, begitu pula dengan pengenalian
hama dan penyakit apabila di lahan/bedengan terdapat Opt segera dikendalikan
dengan cara mekanik.
10. Panen
Pemanenan dilakukan apabila cabai merah dikategorikan siap panen setelah
memenuhi beberapa kriteria diantaranya umur cabai siap panen dan dapat dtinjau
dari fisiologis cabai diantaranya ukuran cabai sudah besar dan berwarna merah, hijau
kemerahan dan sebaiknya pemanenan tidak dilakukan saat hujan sedang turun
karena akan mengakibatkan cabai basah dan mudah membusuk.
E. Parameter Pengamatan
1. Tinggi tanaman (cm)
Tinggi tanaman diukur dari permukaan tanah sampai titik tumbuh ( daun
teratas) yang dilakukan setiap minggu sampai mencapai masa generative
(pembentukan bunga). Pengukuran dilakukan dalam satuan centimeter (cm)
dengan menggunakan alat ukur berupa meteran.
2. Umur berbunga 80%
Pengamatan dilakukan dengan cara menghitung umur tanaman dari saat
tanam sampai tanaman membentuk bunga yaitu 80%.
16

3. Jumlah cabang total


Pengamatan jumlah cabang total dilakukan dengan cara dihitung jumlah
cabang keseluruhan baik cabang primer, skunder, tersier, kuarter. Perhitungan
jumlah cabang dimulai sejak muncul cabang pertama.
4. Jumlah cabang produktif
Pengamatan dilakukan dengan car menghitung jumlah cabang yang
menghasilkan buah.
5. Jumlah buah pertanaman
Buah yang dipanen dihitung Jumlahnya pertanaman. Jumlah buah dihitung
setiap kali panen dengan mengulangi 5 kali panen, jumlah buah tersebut
diakumulasikan sehingga didapat jumlah buah total pertanaman.
6. Berat buah pertanaman (Gram)
Menghitung berat buah pertanaman dengan setiap kali panen dan diulangi
sebanyak 5 kali panen.
7. Panjang buah (cm)
Mengukur panjang buah dari pangkal buah hingga ujung buah tanpa tangkai
dengan menggunakan penggaris.
8. Diameter buah (cm)
Pengukuran diameter buah dilakukan dengan mengunakan jangka sorong
pada bagian tengah buah. Dari setiap sample tanaman diambil 5 buah secara acak
untuk diukur diameter buah tersebut.
9. Potensi Hasil
Potensi hasil yang diteliti dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut.

Perhitungan berat per petak (kg) dilakukan pada semua petak penelitian (24
petak dengan ukuran 200 cm x 120 cm).

F. Metode Analisis
Analisis data menggunakan sidik ragam. jika terdapat beda nyata, maka
dilanjutkan menggunakan uji Duncan taraf 5%.
V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
1. Tinggi Tanaman (cm)
1.1 Tinggi Tanaman 1 MST

Hasil analisis sidik ragam tinggi tanaman minggu pertama menunjukan


bahwa pemberian POC Limbah Pasar dan Urine sapi berbeda tidak nyata
(Lampiran 5. Tabel 1). Data hasil pengamatan tinggi tanaman dapat dilihat pada
Tabel 1.

Tabel 1. Data Tinggi Tanaman Cabai Merah Minggu


Pertama
Perlakuan Kelompok Rata-rata
1 2 3 4
P0 29,7 37,275 37,975 38,375 35,831
P1 33,55 43,55 35,35 30,95 35,85
P2 34 33,775 29,075 28,75 31,4
P3 33,675 29,5 38,525 37,3 34,75
P4 32,625 34,35 38,475 34,575 35,006
P5 34,45 30,025 34,6 25,425 31,125

1.2 Tinggi Tanaman 3 MST

Hasil analisis sidik ragam tinggi tanaman minggu ke tiga menunjukan bahwa
pemberian POC Limbah Pasar dan Urine sapi berbeda tidak nyata (Lampiran 5.
Tabel 2). Data hasil pengamatan tinggi tanaman dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Data Tinggi Tanaman Cabai Merah Minggu


Ke Tiga
Perlakuan Kelompok Rata-rata
1 2 3 4
P0 37,8 50,4 50,95 47,25 46,6
P1 46,5 50,975 49,7 47,875 48,762
P2 45,675 47,65 48,925 47,3 47,387
P3 49,5 48,225 53,45 52,4 50,893
P4 43,75 49,025 52,35 50,425 48,887
P5 47,475 46,65 50,9 41,275 46,575
18

1.3 Tinggi Tanaman 5 MST

Hasil analisis sidik ragam tinggi tanaman minggu ke lima menunjukan bahwa
pemberian POC Limbah Pasar dan Urine sapi berbeda tidak nyata (Lampiran 5.
Tabel 3). Data hasil pengamatan tinggi tanaman dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Data Tinggi Tanaman Cabai Merah Minggu


Ke Lima
Perlakuan Kelompok Rata-rata
1 2 3 4
P0 48,2 58,5 57,85 57,85 55,6
P1 57,875 57,95 59,275 58,55 58,412
P2 56,05 58,2 60,975 58,9 58,531
P3 58,75 59 61,825 209,775 97,337
P4 53,45 59,525 61,825 60,825 58,906
P5 57,25 55,975 58,725 56,95 57,225

2. Umur Berbunga 80% (hari)


Pengamatan dilakukan untuk mengetahui umur berbunga 80% pada tanaman
cabai merah, maka diperoleh data sebagai berikut. Hasil analisis sidik ragam umur
berbunga 80% menunjukan bahwa pemberian POC Limbah Pasar dan Urine sapi
berbeda tidak nyata (Lampiran 5. Tabel 4). Data hasil pengamatan umur berbunga
80% dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4. Umur Berbunga 80% (Hari)


Perlakuan Kelompok Rata-rata
1 2 3 4
P0 73 73 73 73 73 b
P1 73 69 69 69 70 a
P2 73 73 69 73 72 ab
P3 69 73 69 69 70 a
P4 73 73 73 73 73 b
P5 73 73 73 73 73 b

Keterangan : Angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada baris yang sama
menunjukkan berbeda nyata pada analisis sidik ragam taraf 5%.
3. Jumlah Cabang Total
3.1 Jumlah Cabang Total 1 MST
19

Pengamatan dilakukan untuk mengetahui jumlah cabang total dari minggu


pertama hingga ke lima. Hasil analisis sidik ragam jumlah cabang total minggu
pertama menunjukan bahwa pemberian POC Limbah Pasar dan Urine sapi
berbeda tidak nyata terdapat pada (Lampiran 5. Tabel 5). Data hasil pengamatan
jumlah cabang total dapat dilihat pada tabel 5.

Tabel 5. Jumlah Cabang Total Minggu Pertama

Perlakuan Kelompok Rata-rata


1 2 3 4
P0 4,75 4,75 4 3,5 4,25
P1 5,5 5 5 4,75 5,062
P2 4,75 5,5 4,5 3,5 4,562
P3 4 5,25 4,5 4,75 4,625
P4 4,5 5,25 4,75 4,75 4,812
P5 5 4,5 5 4,5 4,75

3.2 Jumlah Cabang Total 3 MST

Hasil analisis sidik ragam jumlah cabang total minggu ke tiga menunjukan
bahwa pemberian POC Limbah Pasar dan Urine sapi berbeda nyata (Lampiran
5. Tabel 6). Data hasil pengamatan jumlah cabang total dapat dilihat pada tabel
6.

Tabel 6. Jumlah Cabang Total Minggu Ke Tiga


Perlakuan Kelompok Rata-rata
1 2 3 4
P0 21,25 23,75 20,5 21 21,625 a
P1 27,75 25,5 31 25,75 27,5 b
P2 29,25 24,25 27,75 28,5 27,437 b
P3 23,5 26,25 25,25 30,25 26,312 b
P4 25,5 32 33,75 25 29,062 b
P5 20,25 26,75 25,75 24,75 24,375 a
Keterangan : Angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada baris yang sama
menunjukkan berbeda nyata pada analisis sidik ragam taraf 5%.
3.3 Jumlah Cabang Total 5 MST

Hasil analisis sidik ragam jumlah cabang total minggu ke lima


menunjukan bahwa pemberian POC Limbah Pasar dan Urine sapi berbeda nyata
20

(Lampiran 5. Tabel 7). Data hasil pengamatan jumlah cabang total dapat dilihat
pada tabel 7.

Tabel 7. Jumlah Cabang Total Minggu Ke Lima


Perlakuan Kelompok Rata-rata
1 2 3 4
P0 25,25 29,75 30,25 30,5 28,937 a
P1 33,75 36,25 40,5 33,25 35,937 b
P2 34,25 30,25 32 34 32,625 ab
P3 34,5 31 31,5 34,75 32,937 ab
P4 30 35 37,75 29,5 33,062 ab
P5 25,75 32,5 32 29 29,812 a
Keterangan : Angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada baris yang sama
menunjukkan berbeda nyata pada analisis sidik ragam taraf 5%.
4. Jumlah Cabang Produktif
4.1 Jumlah Cabang Produktif 80 HST

Hasil analisis sidik ragam jumlah cabang produktif minggu pertama


menunjukan bahwa pemberian POC Limbah Pasar dan Urine sapi berbeda nyata
(Lampiran 5. Tabel 8). Data hasil pengamatan jumlah cabang produktif dapat
dilihat pada tabel 8.

Tabel 8. Jumlah Cabang Produktif Minggu Pertama

Perlakuan Kelompok Rata-rata


1 2 3 4
P0 4,5 3,75 4 4,75 4,25 a
P1 6 4,75 6,25 4,75 5,437 b
P2 6,25 6,75 6 6,5 6,375 c
P3 6,25 6,25 6,75 6,25 6,375 c
P4 7,25 7 7,75 7 7,25 d
P5 6,25 5,25 5,5 5,75 5,687 bc
Keterangan : Angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada baris yang sama
menunjukkan berbeda nyata pada analisis sidik ragam taraf 5%.
4.2 Jumlah Cabang Produktif 94 HST

Hasil analisis sidik ragam jumlah cabang produktif minggu ke tiga


menunjukan bahwa pemberian POC Limbah Pasar dan Urine sapi berbeda nyata
21

(Lampiran 5. Tabel 9). Data hasil pengamatan jumlah cabang produktif dapat
dilihat pada tabel 9.

Tabel 9. Jumlah Cabang Produktif Minggu Ke Tiga


Perlakuan Kelompok Rata-rata
1 2 3 4
P0 2,75 2,25 2,25 1,5 2,187 a
P1 3,5 3 2,75 2,5 2,937 b
P2 3,75 4 3,75 3,75 3,812 c
P3 3 2,75 2,5 3 2,812 b
P4 4,25 4,5 4,5 4 4,312 c
P5 2,5 2,75 3,5 3,25 3b
Keterangan : Angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada baris yang sama
menunjukkan berbeda nyata pada analisis sidik ragam taraf 5%.
4.3. Jumlah Cabang Produktif 108 HST

Hasil analisis sidik ragam jumlah cabang produktif minggu ke lima


menunjukan bahwa pemberian POC Limbah Pasar dan Urine sapi berbeda nyata
(Lampiran 5. Tabel 10). Data hasil pengamatan jumlah cabang produktif dapat
dilihat pada tabel 10.

Tabel 10. Jumlah Cabang Produktif Minggu Ke Lima


Perlakuan Kelompok Rata-rata
1 2 3 4
P0 2 1,75 1,5 1,25 1,625 a
P1 2,25 2 2 1,75 2a
P2 2,5 2,5 3 2 2,5 b
P3 2 1,75 2 2 1,937 a
P4 3 3,5 3,25 2,5 3,062 c
P5 1,75 1,75 2 2 1,875 a
Keterangan : Angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada baris yang sama
menunjukkan berbeda nyata pada analisis sidik ragam taraf 5%.
5. Jumlah Buah Pertanaman

Hasil analisis sidik ragam jumlah buah pertanaman minggu ke lima


menunjukan bahwa pemberian POC Limbah Pasar dan Urine sapi berbeda nyata
22

(Lampiran 5. Tabel 11). Data hasil pengamatan jumlah buah pertanaman dapat
dilihat pada tabel 11.

Tabel 11. Jumlah Buah Pertanaman


Perlakuan Kelompok Rata-rata
1 2 3 4
P0 55 46 47 43 47,75 a
P1 68 59 66 57 62,5 b
P2 77 79 77 80 78,25 d
P3 72 66 71 70 69,75 c
P4 89 92 94 85 90 e
P5 64 65 65 64 64,5 b
Keterangan : Angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada baris yang sama
menunjukkan berbeda nyata pada analisis sidik ragam taraf 5%.
6. Berat Buah Pertanaman (Gram)

Hasil analisis sidik ragam berat buah pertanaman menunjukan bahwa


pemberian POC Limbah Pasar dan Urine sapi berbeda nyata (Lampiran 5. Tabel
12). Data hasil pengamatan berat buah pertanaman dapat dilihat pada tabel 12.

Tabel 12. Berat Buah Pertanaman


Perlakuan Kelompok Rata-rata
1 2 3 4
P0 783,6 628 670,6 612,8 673,75 a
P1 984 843,4 957,1 795 894,875 b
P2 1172,6 1172,1 1100,4 1158,3 1150,85 d
P3 1047,1 964,4 1030,9 993 1008,85 c
P4 1335,2 1358,3 1404,2 1262,2 1339,975 e
P5 787,7 850,2 813,5 819,4 817,7 b
Keterangan : Angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada baris yang sama
menunjukkan berbeda nyata pada analisis sidik ragam taraf 5%.
7. Panjang Buah (cm)
23

Hasil analisis sidik ragam panjang buah pertanaman menunjukan bahwa


pemberian POC Limbah Pasar dan Urine sapi berbeda nyata (Lampiran 5. Tabel
13). Data hasil pengamatan panjang buah pertanaman dapat dilihat pada tabel 13.

Tabel 13. Panjang Buah (cm) Total


Perlakuan Kelompok Rata-rata
1 2 3 4
P0 61,907 57,998 55,535 49,03 56,117 a
P1 64,36 62,572 59,485 60,525 61,735 b
P2 64,552 63,615 64,422 64,285 64,218 bc
P3 62,82 62,827 62,972 62,18 62,7 bc
P4 65,135 65,15 64,76 65,537 65,145 c
P5 62,33 62,092 62,986 62,017 62,356 bc
Keterangan : Angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada baris yang sama
menunjukkan berbeda nyata pada analisis sidik ragam taraf 5%.
8. Diameter Buah

Dari setiap sampel tanaman diambil 5 buah secara acak untuk diukur diameter
buah tersebut. Hasil analisis sidik ragam diameter buah menunjukan bahwa
pemberian POC Limbah Pasar dan Urine sapi berbeda nyata (Lampiran 5. Tabel
14). Data hasil pengamatan diameter buah dapat dilihat pada tabel 14.

Tabel 14. Diameter Buah (cm) Total


Perlakuan Kelompok Rata-rata
1 2 3 4
P0 6,922 6,843 6,975 7,1 6,960 a
P1 7,325 7,275 7,55 7,35 7,375 b
P2 7,407 7,65 7,49 7,55 7,524 b
P3 7,35 7,3 7,487 7,375 7,378 b
P4 7,857 8,1 7,775 7,775 7,876 b
P5 7,275 7,35 7,45 7,4 7,368 c
Keterangan : Angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada baris yang sama
menunjukkan berbeda nyata pada analisis sidik ragam taraf 5%.
24

9. Potensi Hasil (ton)

Hasil analisis sidik ragam potensi hasil menunjukan bahwa pemberian POC
Limbah Pasar dan Urine sapi berbeda nyata (Lampiran 5. Tabel 15). Data hasil
pengamatan potensi hasil dapat dilihat pada tabel 15.

Tabel 15. Potensi Hasil (ton)

Perlakuan Kelompok Rata-rata

1 2 3 4

P0 3,7 3,5 3,1 3,3 3,4 a

P1 3,8 3,8 3,8 3,8 3,8 ab

P2 4,2 4,1 4,1 3,9 4,075 b

P3 3,8 3,7 3,8 4,3 3,9 b

P4 4,7 4,4 5,1 4,6 4,7 c

P5 3,4 4,1 3,7 4,3 3,875 b

Keterangan : Angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada baris yang sama
menunjukkan berbeda nyata pada analisis sidik ragam taraf 5%.
B. Pembahasan
a. Tinggi tanaman (cm)

Dari tabel minggu 1,3 dan 5 pada parameter tinggi tanaman tidak berbeda
nyata akan tetapi jika dibandingkan dengan kontrol maka terdapat beda nyata
dalam artian terdapat respon POC limbah pasar dan urine sapi pada tanaman cabai
merah adapun fungsi dan manfaat Pupuk organik cair diantaranya dapat
mendorong dan meningkatkan pembentukan klorofil daun dan pembentukan bintil
akar pada tanaman leguminosae sehingga meningkatkan kemampuan fotosintesis
tanaman dan penyerapan nitrogen dari udara, dapat meningkatkan vigor tanaman
sehingga tanaman menjadi kokoh dan kuat, meningkatkan daya tahan tanaman
25

terhadap kekeringan, cekaman cuaca dan serangan patogen penyebab penyakit,


merangsang pertumbuhan cabang produksi, serta meningkatkan pembentukan
bunga dan bakal buah, serta mengurangi gugurnya daun, bunga dan bakal buah
(Marpaung, 2017).
Pemberian air kelapa dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman. Hasil
penelitian Darlina, Dkk (2016) menyatakan bahwa penyiraman air kelapa
memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman lada (Piper
ningrum L.). Sedangkan menurut Ramda dalam Hayati (2011), Produk Hormon
dari air kelapa ini mampu meningkatkan hasil kedelai hingga 64%, kacang tanah
hingga 15%, dan sayuran hingga 20-30%. ( Aulia, Dkk. 2018).

Berdasarkan dari segi fisiknya pupuk cair memang lebih bau dibandingkan
pupuk kandang padat, namun, pupuk cair memiliki berbagai keunggulan. Pupuk
cair mengandung unsur-unsur hara yang dibutuhkan untuk 23 pertumbuhan,
perkembangan, dan kesehatan tanaman. Unsur-unsur itu terdiri dari nitrogen (N),
fosfor (P), dan kalium (K). Nitrogen digunakan untuk pertumbuhan tunas dan
batang dan daun. fosfor (P) digunakan untuk merangsang pertumbuhan akar, buah
dan biji. Sementara kalium (K) digunakan untuk meningkatkan ketahanan
tanaman terhadap serangan hama dan penyakit (Raysid, 2017).
b. Umur berbunga 80% (Hari)

Menurut Jamilah dan Permana (2015), POC urine sapi memiliki komposisi
unsur hara yang lengkap baik itu kandungan N, P, K, Ca yang sangat dibutuhkan
oleh tanaman untuk pertumbuhannya.

Menurut Nopiani dalam proses pembuahan unsur nitrogen tidak terlalu


dibutuhkan, sedangkan fosfor dan kalium merupakan salah satu dari sekian unsur
hara yang diperlukan dalam pertumbuhan generatif (Puspitasari dan Elfarisna,
2017). Kandungan kalsium memiliki peranan yang erat dalam pertumbuhan apical
dan pembentukan bunga, juga berfungsi dalam pembelahan sel, pengaturan
permeabilitas sel serta pengaturan tata air dalam sel, perkecambahan biji,
perkembangan benangsari dan perkembangan bintil akar rhizobium
(Astiningrum dkk, 2012).
26

Perlakuan P1, P2 dan P3 lebih cepat masa berbunganya dan ketika


ditambahkan konsentrasi akan sama waktu berbunganya dengan tanpa perlakuan.
Unsur phosfor berperan dalam merangsang pertumbuhan akar, membantu
asimilasi dan pernamafasan sekaligus mempercepat pembungaan, pembentukan
buah dan biji sehingga keberadaaannya tidak dapat digantikan oleh unsur hara
lain. Kekurangan unsur hara phosfor dapat menyebabkan metabolisme tanaman
tidak berjalan dengan normal sehingga akan berdampak pada pembentukan bunga
dan buah (Idaryani dan Warda, 2018).

Baharuddin (2016), juga menyatakan bahwa pembungaan dan pembuhan


tanaman memerlukan unsur hasa P dan K apabila kebutuhan tersebut tidak
terpenuhi akan menyebabkan pertumbuhan tanaman lambat.

Respon tanaman dari berbagai konsentrasi POC minamal, optimal, maksimal


dan toksit. Hal ini penting diketahui untuk penggunaan pupuk berimbang harus
mempertimbangkan dua poin penting yaitu dosis dan rasio nutrisi. Jika salah satu
nutrisi hadir dalam jumlah besar mungkin akan menekan serapan dari beberapa
nutrisi lain dan merugikan hasil panen (Nasaruddin dan Musa, 2012).

Berdasarkan dari segi fisiknya pupuk cair memang lebih bau dibandingkan
pupuk kandang padat, namun, pupuk cair memiliki berbagai keunggulan. Pupuk
cair mengandung unsur-unsur hara yang dibutuhkan untuk 23 pertumbuhan,
perkembangan, dan kesehatan tanaman. Unsur-unsur itu terdiri dari nitrogen (N),
fosfor (P), dan kalium (K). Nitrogen digunakan untuk pertumbuhan tunas dan
batang dan daun. fosfor (P) digunakan untuk merangsang pertumbuhan akar, buah
dan biji. Sementara kalium (K) digunakan untuk meningkatkan ketahanan
tanaman terhadap serangan hama dan penyakit (Raysid, 2017).
c. Jumlah cabang total
Jumlah cabang total minggu ke tiga berbeda nyata. P1, P2,P3,P4 berbeda
nyata apabila dibandingkan dengan P0 dan P5. Jumlah cabang total terbanyak
dihasilkan perlakuan P4. Jumlah cabang total paling rendah dihasilkan perlakuan
P0.

Terdapat respon dari POC limbah pasar dan urine sapi. Urin sapi
mengandung N, P, K, dan Ca yang cukup tinggi. Fungsi N dalam pertumbuhan
27

tanaman adalah untuk pertumbuhan tanaman Selain itu, kandungan N, P, K, dan


Ca yang cukup tinggi dapat meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan
penyakit (Phrimantoro, 2002).

Berdasarkan dari segi fisiknya pupuk cair memang lebih bau dibandingkan
pupuk kandang padat, namun, pupuk cair memiliki berbagai keunggulan. Pupuk
cair mengandung unsur-unsur hara yang dibutuhkan untuk 23 pertumbuhan,
perkembangan, dan kesehatan tanaman. Unsur-unsur itu terdiri dari nitrogen (N),
fosfor (P), dan kalium (K). Nitrogen digunakan untuk pertumbuhan tunas dan
batang dan daun. fosfor (P) digunakan untuk merangsang pertumbuhan akar, buah
dan biji. Sementara kalium (K) digunakan untuk meningkatkan ketahanan
tanaman terhadap serangan hama dan penyakit (Raysid, 2017).
Pemberian air kelapa dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman. Hasil
penelitian Darlina, Dkk (2016) menyatakan bahwa penyiraman air kelapa
memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman lada (Piper
ningrum L.). Sedangkan menurut Ramda dalam Hayati (2011), Produk Hormon
dari air kelapa ini mampu meningkatkan hasil kedelai hingga 64%, kacang tanah
hingga 15%, dan sayuran hingga 20-30%. ( Aulia, Dkk. 2018).

c. Jumlah cabang produktif

Jumlah cabang produktif P1, P2, P3, P4, dan P5, berbedaa nyata apabila
dibandingkan dengan PO/kontrol. Jumkah cabang produktif terbanyak hasilkan P4
dan jumlah cabang produktif terendah adalah P0/kontrol. Hal ini bisa dipengaruhi
oleh unsur hara yang dikandung dalam POC yaitu N, P, K dan berbagai unsur hara
mikro lainnya. Karena POC mengandung nitrogen yang cukup tinggi sehingga
dengan pemberian N yang semakin meningkat sehingga jumlah N lebih tersedia untuk
pertumbuhan tanaman. Sesuai yang dikatakan oleh Tisdale dan Nelson dalam Sirende
dkk, 2016 bahwa pemberian nitrogen pada tanaman akan cepat meningkatkan
pertumbuhan vegetatif.
d. Jumlah buah pertanaman
Jumlah buah menunjukkan berbeda nyata, hal ini bersangkutan dengan jumlah
cabang produktif. pemupukan dengan menggunakan urin sapi yang telah
28

difermentasikan dapat meningkatkan jumlah buah. Urin sapi mengandung N, P,


K, dan Ca (Phrimantoro, 2002).
Menurut Nopiani dalam proses pembuahan unsur nitrogen tidak terlalu
dibutuhkan, sedangkan fosfor dan kalium merupakan salah satu dari sekian unsur
hara yang diperlukan dalam pertumbuhan generatif (Puspitasari dan Elfarisna,
2017). Kandungan kalsium memiliki peranan yang erat dalam pertumbuhan apical
dan pembentukan bunga, juga berfungsi dalam pembelahan sel, pengaturan
permeabilitas sel serta pengaturan tata air dalam sel, perkecambahan biji,
perkembangan benangsari dan perkembangan bintil akar rhizobium
(Astiningrum dkk, 2012).
Adapun peran N, P, dan K sangat berperan dalam vase generatif atau pada saat
fotosintesis. Pupuk organik cair mempunyai beberapa manfaat diantaranya dapat
mendorong dan meningkatkan pembentukan klorofil daun dan pembentukan bintil
akar pada tanaman leguminosae sehingga meningkatkan kemampuan fotosintesis
tanaman dan penyerapan nitrogen dari udara, dapat meningkatkan vigor tanaman
sehingga tanaman menjadi kokoh dan kuat, meningkatkan daya tahan tanaman
terhadap kekeringan, cekaman cuaca dan serangan patogen penyebab penyakit,
merangsang pertumbuhan cabang produksi, serta meningkatkan pembentukan
bunga dan bakal buah, serta mengurangi gugurnya daun, bunga dan bakal buah
(Marpaung, 2017).

e. Berat buah pertanaman (Gram)


Berat buah pertanaman menunjukkan hasil berbeda nyata yang dimana yang
tertinggi adalah perlakuan P4, sebaliknya terendah berada pada perlakuan P0
(kontrol). Berat buah berkaitan dengan jumlah buah pada saat panen yang dimana
P4 pada jumlah buah pertanaman signifikan dengan berat buah pertanaman yang
dimana hasil tertinggi sama yaitu P4 jika dibanfingkan dengkan kontrol. Hal ini
tak lepas dari peranan kandungan POC yakni N,P,K yang berpengaruh pada berat
buah pada masa genertif.

Salisbury dan Ros dalam Azwir dkk. (2018), menyatakan bahwa berat
tanaman menunjukkan aktivitas metabolisme yang dipengaruhi oleh kandungan
air, jaringan, unsur hara dan hasil metabolisme. Terjadinya perbedaan antara
29

kontrol dengan perlakuan lainnya diduga berhubungan dengan kemampuan


dalam menyediakan nutrisi dan air bagi tanaman dan hal ini berhubungan dengan
kecukupan unsur hara P dan K serta unsru hara mikro lainnya.

Menurut Nopiani dalam proses pembuahan unsur nitrogen tidak terlalu


dibutuhkan, sedangkan fosfor dan kalium merupakan salah satu dari sekian unsur
hara yang diperlukan dalam pertumbuhan generatif (Puspitasari dan Elfarisna,
2017). Kandungan kalsium memiliki peranan yang erat dalam pertumbuhan apical
dan pembentukan bunga, juga berfungsi dalam pembelahan sel, pengaturan
permeabilitas sel serta pengaturan tata air dalam sel, perkecambahan biji,
perkembangan benangsari dan perkembangan bintil akar rhizobium
(Astiningrum dkk, 2012).
Unsur phosfor berperan dalam merangsang pertumbuhan akar, membantu
asimilasi dan pernamafasan sekaligus mempercepat pembungaan, pembentukan
buah dan biji sehingga keberadaaannya tidak dapat digantikan oleh unsur hara
lain. Kekurangan unsur hara phosfor dapat menyebabkan metabolisme tanaman
tidak berjalan dengan normal sehingga akan berdampak pada pembentukan bunga
dan buah (Idaryani dan Warda, 2018).

f. Panjang buah pertanaman (cm)


Dari hasil uji Duncan pada panen menunjukkan hasil yang berbeda nyata
terdapat respon POC limbah pasar dan urine sapi pada parameter panjang buah.

N, P, dan K sangat berperan dalam vase generatif atau pada saat fotosintesis.
Pupuk organik cair mempunyai beberapa manfaat diantaranya dapat mendorong
dan meningkatkan pembentukan klorofil daun dan pembentukan bintil akar pada
tanaman leguminosae sehingga meningkatkan kemampuan fotosintesis tanaman
dan penyerapan nitrogen dari udara, dapat meningkatkan vigor tanaman sehingga
tanaman menjadi kokoh dan kuat, meningkatkan daya tahan tanaman terhadap
kekeringan, cekaman cuaca dan serangan patogen penyebab penyakit, merangsang
pertumbuhan cabang produksi, serta meningkatkan pembentukan bunga dan
bakal buah, serta mengurangi gugurnya daun, bunga dan bakal buah (Marpaung,
2017).
30

Unsur phosfor berperan dalam merangsang pertumbuhan akar, membantu


asimilasi dan pernamafasan sekaligus mempercepat pembungaan, pembentukan
buah dan biji sehingga keberadaaannya tidak dapat digantikan oleh unsur hara
lain. Kekurangan unsur hara phosfor dapat menyebabkan metabolisme tanaman
tidak berjalan dengan normal sehingga akan berdampak pada pembentukan bunga
dan buah (Idaryani dan Warda, 2018).

Menurut Nopiani dalam proses pembuahan unsur nitrogen tidak terlalu


dibutuhkan, sedangkan fosfor dan kalium merupakan salah satu dari sekian unsur
hara yang diperlukan dalam pertumbuhan generatif (Puspitasari dan Elfarisna,
2017). Kandungan kalsium memiliki peranan yang erat dalam pertumbuhan apical
dan pembentukan bunga, juga berfungsi dalam pembelahan sel, pengaturan
permeabilitas sel serta pengaturan tata air dalam sel, perkecambahan biji,
perkembangan benangsari dan perkembangan bintil akar rhizobium
(Astiningrum dkk, 2012).
g. Diameter buah (cm)
Dari hasil uji Duncan pada diameter buah (cm) menunjukkan hasil yang
berbeda nyata, terdapat respon POC limbah pasar dan urine sapi pada parameter
diameter buah. Hal ini diduga dikarenakan kandungan unsur hara makro dan
mikro pada POC limbah pasar dan urine sapi yang berpengaruh pada diameter
buah (vase generatif).

Unsur phosfor berperan dalam merangsang pertumbuhan akar, membantu


asimilasi dan pernamafasan sekaligus mempercepat pembungaan, pembentukan
buah dan biji sehingga keberadaaannya tidak dapat digantikan oleh unsur hara
lain. Kekurangan unsur hara phosfor dapat menyebabkan metabolisme tanaman
tidak berjalan dengan normal sehingga akan berdampak pada pembentukan bunga
dan buah (Idaryani dan Warda, 2018).

h. SW9hPotensi hasil
Pupuk organik cair mempunyai beberapa manfaat diantaranya dapat
mendorong dan meningkatkan pembentukan klorofil daun dan pembentukan bintil
akar pada tanaman leguminosae sehingga meningkatkan kemampuan fotosintesis
tanaman dan penyerapan nitrogen dari udara, dapat meningkatkan vigor tanaman
31

sehingga tanaman menjadi kokoh dan kuat, meningkatkan daya tahan tanaman
terhadap kekeringan, cekaman cuaca dan serangan patogen penyebab penyakit,
merangsang pertumbuhan cabang produksi, serta meningkatkan pembentukan
bunga dan bakal buah, serta mengurangi gugurnya daun, bunga dan bakal buah
(Marpaung, 2017).
Pertumbuhan dan hasil produksi suatu tanaman selain ditentukan oleh faktor
lingkungan dan genetik juga dipengaruhi oleh perlakuan yang diberikan oleh
tanaman. Perlakuan yang tidak sesuai dengan kebutuhan tanaman akan
berdampak negatif terhadap proses pertumbuhan dan perkembangannya (Arfandi,
2018).

Potensi hasil dari hasil uji Duncan menunjukkan hasil yang berbeda nyata
dan yang tertinggi adalah P4 (70ml/ltr) dan terendah adalah perlakuan P0
(kontrol). POC urine sapi berpengaruh terhadap pemberian konsentrasinya dan di
terima baik oleh tanaman, karena kandungan POC Limbah Pasar dan Urine Sapi
menggunakan air kelapa mengandung hormon pertumbuhan yakni sitokinin dan
auksin. Kandungan sitokinin dalam air kelapa ialah sebesar 5,8 mg/l. Sedangkan
auksin sebesar 0,07 mg/l. (Yusnida dalam Sutono, 2015). Kalium dan mineral di
antaranya Kalsium (Ca), Natrium (Na), Magnesium (Mg), Ferum (Fe), Cuprum
(Cu), dan Sulfur (S), Gula dan Protein. (Suryanto, 2009 dalam tiwery, 2014).

Pemberian air kelapa dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman. Hasil


penelitian Darlina, Dkk (2016) menyatakan bahwa penyiraman air kelapa
memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman lada (Piper
ningrum L.). Sedangkan menurut Ramda dalam Hayati (2011), Produk Hormon
dari air kelapa ini mampu meningkatkan hasil kedelai hingga 64%, kacang tanah
hingga 15%, dan sayuran hingga 20-30%. ( Aulia, Dkk. 2018).
VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian Respon pertumbuhan dan hasil tanaman cabai
merah (Capsicum annum L.) terhadap pemberian berbagai konsentrasi pupuk
organik cair limbah pasar dan urine sapi pada lahan tadah hujan diperoleh sebagai
berikut.
1. Hasil penelitian menunjukkan konsentrasi POC berbeda tidak nyata pada
pengamatan tinggi tanaman, tetapi berbeda nyata pada Umur berbunga 80%
(hari), Jumlah cabang total, Jumlah cabang produktif, Jumlah buah
pertanaman, Berat buah pertanaman, Panjang buah, Diameter buah, Potensi
hasil
2. Perlakuan 70 ml.l.air-1 memberikan potensi hasil tertinggi yaitu 4,7 mg.ha-1
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan disarankan menggunakan PO
C 70 ml.l.air-1
DAFTAR PUSTAKA

[1] Alfian, (2019). ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


PRODUKSI CABAI ORGANIK. Tesis. Fakultas Pertanian. Universitas
Islam Makassar.
[2] Anhar Azwir. Dkk (2018). Respon hasil tanaman cabai merah (Capsicum
annum L.) terhadap pemberian berbagai pupuk organik cair. Universitas
Negeri Padang.
[3] Anonim. (2017). Mengoptimalkan Lahan Tadah Hujan Dengan Varietas
Jagung Yang Tepat Dan Tangguh.(http://www.tanindo.com/index.php?
option=com_content&view=article&id=557:mengoptimalkan-lahan-tadah-
hujan-dengan-varietas-jagung-yang-tepat-dan-
tangguh&catid=577:mengoptimalkan-lahan-tadah-hujan-dengan-varietas-
j&Itemid=156). 28 Agustus 2017.
[4] Astiningrum, M., & Haryono, G. (2012). Rekayasa Peningkatan Produksi
Kedelai dengan Formula Pupuk Organik Sampah Kota dan Dolomit pada
Lahan Marjinal. Prosiding, 3(1).
[5] Dwiratna, S., Suryadi, E., & Kamaratih, K. D. (2016). Optimasi pola tanam
pada lahan sawah tadah hujan di Kecamatan Cimanggung Kabupaten
Sumedang. Jurnal Teknotan, 10(1), 1-9.
[6] Ismail, M., Fariyanti, A., & Rifin, A. (2017, March). Efisiensi teknis usahatani
kedelai pada lahan tadah hujan dan lahan kering di Kabupaten Pidie Jaya,
Aceh. In Forum Agribisnis (Vol. 7, No. 1, pp. 21-34).
[7] Jamilah. Dkk (2018) Penepatan konsentrasi pupuk organik cair unitas super
yang tepat pada tanaman cabai rawit lokal (Capsicum Frutescens L.)
Fakultas Pertanian. Universitas Tamansiswa Padang.
[8] Kementan. (2019). Analisis perkembangan harga bahan pangan pokok di pasar
domestik dan internasional. Pusat pengakajian dalam Negeri.
[9] Kusmarwiyah, R., & Erni, S. (2018). Pengaruh media tumbuh dan pupuk
organik cair terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman seledri (Apium
graveolens L.). CROP AGRO, Jurnal Ilmiah Budidaya, 4(2), 7-12.
[10] Maidiah Dwi Naruri Saida, S.Si (2019). Pusat data dan sistem informasi
pertanian sekretariat jenderal kementerian pertanian. Volume 10 nomor 1.
file:///C:/Users/asus/Downloads/Buletin%20Konsumsi%20Vol
%2010%20No%201%202019.pdf
[11] Makmur dan Magfirah (2018). Respon pemberian berbagai dosis pupuk
organik cair terhadap pertumbuhan dan perkembangan cabai merah.
Fakultas Pertanian dan Perikanan. Universitas Sulawesi Barat.
[12] Makmur. Magfirah. (2018). Respon pemberian berbagai dosis pupuk organik
cair terhadap pertumbuhan dan perkembangan cabai merah. Universitas
Sulawesi Barat.
34

[13] Manuel, J., & Sandryan, R. (2017). Pembuatan Pupuk Organik Cair Dari
Limbah Air Kelapa Dengan Menggunakan Bioaktivator, Azotobacter
chrococcum dan Bacillus mucilaginosus (Doctoral dissertation, Institut
Teknologi Sepuluh Nopember).
[14] Marpaung, A. E., Karo, B., & Tarigan, R. (2016). Pemanfaatan pupuk
organik cair dan teknik penanaman dalam peningkatan pertumbuhan dan
hasil kentang. Jurnal Hortikultura, 24(1), 49-55
[15] Nurfalach, D. R. (2010). Budidaya tanaman cabai merah (Capsicum annum
L.) Di UPTD perbibitan tanaman hortikultura Desa Pakopen Kecamatan
Bandungan Kabupaten semarang. Fakultas Pertanian Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
[16] Prasetyo, N. (2015). RESPON BEBERAPA VARIETAS CABAI MERAH
(Capsicum annuum L.) PADA BERBAGAI JENIS PUPUK
KANDANG. Universitas PGRI Yogyakarta.
[17] Rahayu. (2017). Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Varietas Cabai Besar
(Capsicum annum L.) pada berbagai dosis NPK. Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin Makassar.
[18] Rasyid, W. (2017). Kandungan Fosfor Pupuk Oganik Cair (POC) Asal Urin
Sapi dengan Penambahan Akar Serai (Cymbopogon citratus) Melalui
Fermentasi (Doctoral dissertation, Univeritas Islam Negeri Alauddin
Makassar).
[19] Samuel. S. Dkk (2020). Uji efektivitas pupuk organik cair pada pertumbuhan
dan hasil tanaman cabai besar (Capsicum annum L.). Fakultas Pertanian.
Universitas Brawijaya
[20] Suastika. (2018). Sistem Pengelolaan Lahan Tadah Hujan Mendukung
Pengembangan Kawasan Pangan dan Hortikultura. Balai Penelitian Tanah.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Kementrian Pertanian.
[21] Tarmizi, A.S (2020). PENGARUH PEEMBERIAM URINE SAPI YANG
DIFERMENTASIKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL
TANAMAN MELON (Cucumis melo L.) Fakultas pertanian dan
peternakan universitas islam negeri sultan syarif kasim riau pekanbaru.
[22] WATI, D. S. (2018). PERTUMBUHAN VEGETATIF TANAMAN CABAI
MERAH (Capsicum annum L.) SECARA HIDROPONIK DENGAN
NUTRISI PUPUK ORGANIK CAIR DARI KOTORAN
KAMBING (Doctoral dissertation, UIN Raden Intan Lampung).
[23] Yuanita, D. 2010. Cara Pembuatan Pupuk Organik Cair. http://staff.uny.ac.id/
sites/default/files/pengabdian/dewi-yuanita-lestari-ssi
msc/carapembuatanpupuk-organik-cair.pdf. diakses 26 Agustus 2020.
LAMPIRAN

Lampiran 1. Deskripsi Cabai Merah Varietas Baja MC F1 (Panah Merah)

Nomor SK Kementan : 003/Kpts/SR.120/D.2.7/1/2019 (CB 77451)


Rekomendasi Dataran : rendah-menengah
Ketahanan Penyakit* : Tahan PCR, BWR, Cukup tahan GVR
Umur Panen (HST)* : 80 HST
Bobot per Buah (g)* : 15
Potensi Hasil (ton/ha)* : 18 – 20
Tipe pertumbuhan : tegak
potensi hasil antara : 1-1.5 kg per tanaman
Jumlah cabai dalam 1kg : terdapat 70-80 buah
Panjang Buah : 14 cm
Diameter : 1.5-1.6 cm.
Umur Panen : bervariasi menurut dataran tempat tanam
rerata antara 75-80 hari setelah tanam.
36

Lampiran 2. Jadwal Penelitian


Kegiatan Januari Februari Maret April Mei Juni
Persiapan dan
pengolahan lahan
Persiapan media
tanam polybag
Persemaian
Transplanting
Pemeliharaan
Pencegahan hama
penyakit
Pengamatan/
pengumpulan data
Panen
Pengolahan data
37

Lampiran 3. Denah Penelitian

P0K1 P4K2 P2K3 P5K4

P1K1 P0K2 P5K3 P0K4

P2K1 P3K2 P1K3 P3K4

P4K1 P5K2 P4K3 P2K4

P5K1 P2K2 P0K3 P4K4

P1K4 P3K1 P1K2 P3K3

Gambar 3. Layout Penelitian


Keterangan :

P = Konsentrasi POC
P0 = Kontrol
P1 = 10ml/ltr
P2 = 30ml/ltr
P3 = 50ml/ltr
P4 = 70ml/ltr
P5 = 90ml/ltr
K = Ulangan
K1 = Ulangan 1
K2 = Ulangan 2
K3 = Ulangan 3
K4 = Ulangan 4
38

Lampiran 4. Pengambilan Tanaman Sampel


Dalam satu petak berukuran dengan panjang 200cm dan lebar 120cm (2m x
1,2m). Dengan jarak tanam 60cm x 60cm. sehingga terdapat 192 populasi
tanaman, jumlah sampel perpetak sebanyak 4 populasi tanaman (50% populasi
dalam perpetak). Sehingga terdapat 96 populasi tanaman.

10cm

30 cm 60 cm
X X1
60 cm

X2 X

X X3

X4 X
10 cm

Gambar 4. Denah satu petak tanaman

Keterangan :
Luas lahan perbedeng = 200cm x 120cm
Jarak tanam = 60cm x 60cm
Bedengan free kiri dan kanan = 30cm
Bedengan free depan belakang = 10cm
X = Tanaman
X1, X2, X3, X4, = Tanaman Sampel
39

Lampiran 5. Tabel Analisis Sidik Ragam Respon Pertumbuhan Dan Hasil


Tanaman Cabai Merah (Capsicum annum L.)
Tabel 1. Ansira Tinggi Tanaman Minggu ke-1

Sumber F Tabel
Keragaman DB JKT KTG F Hitung 5%
Perlakuan 5 91.766 18.353 1.087 2.90
Kelompok 3 37.740 12.580 0.745 3.29
Galat 15 253.148 16.877
Total 23 382.654
Keterangan: tidak berbeda nyata

Tabel 2. Ansira Tinggi Tanaman Minggu ke-3

Sumber F Tabel
Keragaman DB JKT KTG F Hitung 5%
Perlakuan 5 55.619 11.124 1.331 2.90
Kelompok 3 109.134 36.378 4.352* 3.29
Galat 15 125.390 8.359
Total 23 290.142
Keterangan: *= berbeda nyata

Tabel 3. Ansira Tinggi Tanaman Minggu ke-5

Sumber F Tabel
Keragaman DB JKT KTG F Hitung 5%
Perlakuan 5 5256.993 1051.399 1.135 2.90
Kelompok 3 3104.242 1034.747 1.117 3.29
Galat 15 13891.02 926.068
4
Total 23 22252.25
9
Keterangan: tidak berbeda nyata.
Umur Berbunga 80% (Hari)
40

Tabel 4. Ansira Umur Berbunga 80% (Hari)

Sumber F Tabel
Keragaman DB JKT KTG F Hitung 5%
Perlakuan 5 43.333 8.667 4.535* 2.90
Kelompok 3 7.333 2.444 1.279 3.29
Galat 15 28.667 1.911
Total 23 79.333
Keterangan: *=berbeda nyata

Jumlah Cabang Total


Tabel 5. Ansira Jumlah Cabang Total Minggu Ke-1

Sumber F Tabel
Keragaman DB JKT KTG F Hitung 5%
Perlakuan 5 1.482 .296 1.438 2.90
Kelompok 3 1.737 .579 2.810 3.29
Galat 15 3.091 .206
Total 23 6.310
Keterangan: tidak berbeda nyata.

Tabel 6. Ansira Jumlah Cabang Total Minggu Ke-3

Sumber F Tabel
Keragaman DB JKT KTG F Hitung 5%
Perlakuan 5 142.232 28.446 3.397* 2.90
Kelompok 3 23.779 7.926 .947 3.29
Galat 15 125.612 8.374
Total 23 291.622
Keterangan: *= berbeda nyata.
41

Tabel 7. Ansira Jumlah Cabang Total Minggu Ke-5

Sumber F Tabel
Keragaman DB JKT KTG F Hitung 5%
Perlakuan 5 127.117 25.423 3.342* 2.90
Kelompok 3 36.320 12.107 1.592 3.29
Galat 15 114.102 7.607
Total 23 277.539
Keterangan : *= berbeda nyata.

Jumlah Cabang Produktif


Tabel 8. Ansira Jumlah Cabang Produktif Minggu Ke-1

Sumber F Tabel
Keragaman DB JKT KTG F Hitung 5%
Perlakuan 5 21.021 4.204 19.914* 2.90
Kelompok 3 .802 .267 1.266 3.29
Galat 15 3.167 .211
Total 23 24.990
Keterangan : *=berbeda nyata.

Tabel 9. Ansira Jumlah Cabang Produktif Minggu Ke-3

Sumber F Tabel
Keragaman DB JKT KTG F Hitung 5%
Perlakuan 5 11.576 2.315 16.690* 2.90
Kelompok 3 .279 .093 .670 3.29
Galat 15 2.081 .139
Total 23 13.935
Keterangan : *= berbeda nyata.
42

Tabel 10. Ansira Jumlah Cabang Produktif Minggu Ke-5

Sumber F Tabel
Keragaman DB JKT KTG F Hitung 5%
Perlakuan 5 5.490 1.098 15.350* 2.90
Kelompok 3 .521 .174 2.427 3.29
Galat 15 1.073 .072
Total 23 7.083
Keterangan : *= berbeda nyata.

Tabel 13. Panjang Buah


Panjang Buah
Tabel Ansira Panjang Buah

Sumber F Tabel
Keragaman DB JKT KTG F Hitung 5%
Perlakuan 5 200.369 40.074 10.507* 2.90
Kelompok 3 14.451 4.817 1.263 3.29
Galat 15 57.210 3.814
Total 23 272.030
Keterangan: *= berbeda nyata.

Diameter Buah

Tabel 14. Ansira Diameter Buah

Sumber F Tabel
Keragaman DB JKT KTG F Hitung 5%
Perlakuan 5 1.749 .350 24.129* 2.90
Kelompok 3 .028 .009 .652 3.29

Galat 15 .217 .014


Total 23 1.995
Keterangan: *= berbeda nyata.
Potensi Hasil (Ton)

Tests of Between-Subjects Effects


Dependent Variable: Potensi_Hasil
43

Type III Sum


Source of Squares df Mean Square F Sig.
Corrected 3.688 a
8 .461 5.911 .002
Model
Intercept 376.042 1 376.042 4821.047 .000
Perlakuan 3.643 5 .729 9.342 .000
Kelompok .045 3 .015 .192 .900
Error 1.170 15 .078
Total 380.900 24
Corrected Total 4.858 23
a. R Squared = .759 (Adjusted R Squared = .631)

Tabel 15. Ansira Potensi Hasil


Sumber F Tabel
Keragaman DB JKT KTG F Hitung 5%
Perlakuan 5 3.643 .729 9.342* 2.90
Kelompok 3 .045 .015 .192 3.29
Galat 15 1.170 .078
Total 23 4.858
Kesimpulan: *= berbeda nyata.
44

Lampiran 6. Dokumentasi Penelitian

(a) (b)

Gambar 5. Tanaman Umur 2 MST (a) Panen pertama (b)

(a) (b)
45

Gambar 6. Panen ke dua (a) Panen ke tiga (b)

(b)
(a)

Gambar 7. Panen ke empat (a) Panen ke lima (b)

Anda mungkin juga menyukai