SKRIPSI
Oleh
KHAIRUL ALFARIZZI
19021080
SKRIPSI
Oleh
KHAIRUL ALFARIZZI
19021080
Menyetujui
Dosen Pembimbing
Menyetujui
Dosen Pembimbing
Mengetahui
Penguji I Penguji II
Tanggal lulus :
Judul Skripsi : PENGARUH PEMBERIAN PUPUK
KANDANG AYAM DAN PUPUK KCL
TERHADAP PERTUMBUHAN DAN
PRODUKSI TANAMAN BUNCIS TEGAK
(phaseolus vulgaris L.)
Nama : KHAIRUL ALFARIZZI
NIM : 19021080
Jurusan : Pertanian
Program Studi : Agroteknologi
Ketua :
Sekretaris :
Dosen pembimbing :
Penguji I :
Penguji II :
i
PERNYATAAN ORISINALITAS
Skripsi ini adalah hasil karya saya dan Dosen Pembimbing, seta semua sumber baik yang
dikutip maupun dirujuk
Kisaran, 2023
KHAIRUL ALFARIZZI
19021080
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, karunia
dan hidayah-Nya, sehingga Penulis dapat menyusun Skripsi yang berjudul “Pengaruh
Pemberian Pupuk Kandang Ayam dan Pupuk KCL Terhadap Pertumbuhan dan
Produksi Tanaman Buncis (Phaseolus vulgaris L.)” yang disusun sebagai salah satu
Dengan selesainya penulisan skripsi ini, penulis ucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Safruddin S.P., M.MA., Selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Asahan.
2. Ibu Rita Mawarni CH, S.P., M.P., Selaku Ketua Program Studi Agroteknologi
3. Ibu Rita Mawarni CH, S.P., M.P., Selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan
4. Pihak perpustakaan Fakultas Pertanian dan Universitas Asahan yang telah banyak
5. Pihak-pihak lain yang turut membantu dalam penulisan Skripsi ini yang tidak
penulis sebutkan.
Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih belum sempurna, untuk itu segala saran dan
Penulis
iii
RIWAYAT HIDUP
RIWAYAT HIDUP
Tanjungbalai.
Ayah : Burhanuddin
Ibu : Nurmala
Ayah : Nelayan
Pendidikan :
Asahan
iv
RINGKASAN
(Phaseolus vulgaris L.)”. Penelitian dilaksanakan di Jalan Pasar Banjar, Desa Simpang
Empat, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Asahan, Provinsi Sumatera Utara dengan
bentuk topografi datar dan ketinggian tempat 15 m dpl dengan sumber air yang
mencukupi dengan suhu sekitar 20oC-32oC dan kelembaban mencapai 85%. Pelaksanaan
dengan 2 faktor, yaitu Faktor dosis pupuk kandang ayam dengan 4 taraf, yaitu : A0
Faktor kedua yaitu dosis pupuk KCL dengan 3 taraf, yaitu : K0 = 0 g (kontrol) K1 =
Interaksi antara pemberian Pupuk Kandang Ayam dan Pupuk KCL berpengaruh
nyata terhadap parameter tinggi tanaman yang diamati kecuali pada parameter Persentase
tumbuh tanaman umur 6 MST. Tinggi tanaman dengan nilai terbaik adalah konsentrasi
105 g/polybag (A2) 28,75 cm. Pengaruh pemberian pupuk KCL berpengaruh nyata
terhadap polong terpanjang dengan dosis 0,625 g/polybag (K1) 15,75. Interaksi dari
pemberian pupuk kandang ayam dan KCL tidak berpengaruh nyata untuk pertumbuhan
dan produksi.
v
SUMMARY
KCL Fertilizer on the Growth and Yield of Beans (phaseolus vulgaris L.)” This
research was conducted in Pasar Banjar, Simpang Empat village, Simpang Empat district,
Asahan Regency, North Sumatra Province with a flat topography and an altitude of 15 m
above sea level with sufficient water sources with a temperature of around 20oC - 32oC
This study was arranged based on a factorial randomized block design (RBD)
with 2 treatment factors and 3 replications. The first factor was the treatment of chicken
= 1,25 g/polybag.
The results showed that the Chicken manure treatment had a significant effect on
plant height 6 weeks after planting. The highest plant height 6 weeks after planting was at
a dose of 105 g/polybag (A2), namely 28,75 cm. KCL (K) fertilizer treatment had a
significant effect on longest bean. The longest bean per sample plant at a dose of 0,625
g/polybag (K1) was 15,75 cm. The interaction Chicken manure and KCL fertilizers had
vi
DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN .......................................................................................................... v
SUMMARY ............................................................................................................. vi
I. PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
vii
A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................................... 12
viii
B. Pembahasan ................................................................................................... 26
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 32
B. Saran ................................................................................................................ 32
LAMPIRAN ............................................................................................................. 35
ix
Daftar Tabel
1. Rataan Tinggi Tanaman Pada Perlakuan Pupuk Kandang Ayam dan Pupuk
KCL umur 5 MST ........................................................................................... 19
2. Rataan Jumlah Daun Pada Perlakuan Pupuk Kandang Ayam dan Pupuk
KCL umur 5 MST ........................................................................................... 21
3. Rataan Jumlah Cabang Pada Perlakuan Pupuk Kandang Ayam dan Pupuk
KCL umur 5 MST ........................................................................................... 22
4. Rataan Polong Terpanjang Pada Perlakuan Pupuk Kandang Ayam dan
Pupuk KCL umur ............................................................................................ 23
5. Rataan Jumlah Polong Pada Perlakuan Pupuk Kandang Ayam dan Pupuk
KCL Panen 3 ................................................................................................... 25
6. Rataan Berat Polong Pada Perlakuan Pupuk Kandang Ayam dan Pupuk
KCL Panen 3 ................................................................................................... 26
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
25. Analisis Sidik Ragam Jumlah Cabang Umur 3 Minggu Setelah Tanam ...... 52
26. Data Jumlah Cabang Umur 5 Minggu Setelah Tanam .................................. 53
27. Dwi Kasta Jumlah Cabang Umur 5 Minggu Setelah Tanam......................... 53
28. Analisis Sidik Ragam Jumlah Cabang Umur 5 Minggu Setelah Tanam ....... 54
29. Data Polong Terpanjang ............................................................................... 55
30. Dwi Kasta Polong Terpanjang ...................................................................... 55
31. Analisis Sidik Ragam Polong Terpanjang .................................................... 56
32. Data Jumlah Polong Panen ke 1 .................................................................... 57
33. Dwi Kasta Jumlah Polong Panen ke 1 .......................................................... 57
34. Analisis Sidik Ragam Jumlah Polong Panen ke 1 ........................................ 58
35. Data Jumlah Polong Panen ke 2 .................................................................... 59
36. Dwi Kasta Jumlah Polong Panen ke 2 .......................................................... 59
37. Analisis Sidik Ragam Jumlah Polong Panen ke 2 ........................................ 60
38. Data Jumlah Polong Panen ke 3 .................................................................... 61
39. Dwi Kasta Jumlah Polong Panen ke 3 .......................................................... 61
40. Analisis Sidik Ragam Jumlah Polong Panen ke 3 ........................................ 62
41. Data Berat Polong Panen ke 1 ...................................................................... 63
42. Dwi Kasta Jumlah Polong Panen ke 1 .......................................................... 63
43. Analisis Sidik Ragam Berat Polong Panen ke 1 ........................................... 64
44. Data Berat Polong Panen ke 2 ...................................................................... 65
45. Dwi Kasta Berat Polong Panen ke 2 ............................................................. 65
46. Analisis Sidik Ragam Berat Polong Panen ke 2 ........................................... 66
47. Data Berat Polong Panen ke 3 ...................................................................... 67
48. Dwi Kasta Berat Polong Panen ke 3 ............................................................. 67
49. Analisis Sidik Ragam Berat Polong Panen ke 3 ........................................... 68
50. Rangkuman Uji Rata-Rata Pemberian Pupuk Kandang Ayam dan KCL ...... 69
xiii
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Tanaman Buncis (Phaseolus vulgaris L.) bukan tanaman yang berasal dari
negara indonesia, asalnya diketahui dari luar negeri. Sumber genetik (plasma nutfah)
tanaman ini diketahui dari benua amerika, di amerika utara dan amerika selatan.
Untuk daerah pusat penanaman yang masuk enam besar adalah Jawa Tengah,
kemudian disusul Jawa Barat, Jawa Timur, Bengkulu, Sumatra Utara, dan Bali.
Tanaman buncis adalah salah satu tanaman berprotein nabati yang banyak dimakan
termasuk mudah diolah, bernilai gizi, enak dan memiliki manfaat untuk kesehatan
serat, menjaga jantung tetap sehat untuk mengurangi kadar kolesterol dalam darah,
meningkatkan kekebalan tubuh karena vitamin B1, B6, dan Vitamin C dalam buncis
Tanaman kacang buncis biasanya dikonsumsi dalam bentuk polong segar dan
banyak diminati oleh masyarakat. Kandungan serat dan enzim yang tinggi pada
1
2
manfaat bagi manusia sebagai salah satu sumber gizi. Kandungan gizi buncis tiap
100 g yaitu protein 19,8 g; lemak 1,3 g; karbohidrat 65 g; kalsium 90 g; besi 5,6 mg;
vitamin B1 0,45 µg; vitamin B2 0,21 µg; kalori 346. Selain bergizi, protein nabati
lebih aman dan sehat bagi orang yang vegetarian yang sedang menjalani program
diet. Berbagai kacang sayur seperti kacang panjang, buncis, dan kacang polong
terbukti memiliki kandungan serat dan protein yang tinggi bahkan diantaranya
sayuran yang digemari oleh masyarakat dengan berbagai macam olahan. Buncis
menjadi salah satu penyumbang ekonomi negara dengan berbagai ekspor ke negara
luar yang menjadi salah satu penggemar buncis. Malaysia dan Singapura adalah
contoh negara yang meminati sayuran polongan ini. Untuk itu diperlukan
pada daerah yang hasil produksinya sangat rendah. Daerah yang masih kurang
tanah, kondisi tanah dan faktor kesuburan tanah. Peningkatan kualitas tanah yang
baik dapat memberikan hasil yang positif bagi tanaman yang mana berguna bagi
Pupuk merupakan suatu hal yang penting bagi tanaman karena dapat
meningkatkan mutu dan pertumbuhan pada tanaman. Jika ketersediaan hara kurang,
pupuk dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tanaman. Hal itu dikarenkan setiap hara
yang terkandung dalam pupuk memiliki fungsi dan gunanya masing-masing. Hal
yang harus dilakukan agar pemberian pupuk menjadi efisisen dan tepat sasaran
waktu dan frekuensi pemupukan serta pemantauan dan kualitas pupuk (Mansyur, dkk
2021). Selain itu menurut Zikria dan Damayanti (2020) menjelaskan tentang efek
negatif pemberian pupuk berlebihan, efek negatif pemberian pupuk kimia yang
berlebihan dan tidak teratur akan meninggalkan residu kimia yang menjadikan tanah
jenuh.
Jenis tanah di Indonesia memiliki banyak jenis ragam dan juga banyak variasi
organik yang bertujuan untuk menghindari adanya dampak negatif bagi tanah. Pupuk
organik memiliki keunggulan dapat memperbaiki sifat tanah. Tujuan dari kombinasi
antara pupuk organik dan kimia adalah untuk menghindari kerusakan sifat asli tanah.
mengikat ion, sehingga dapat dengan mudah mengefektifkan bahan anorganik pada
stuktur tanah. Untuk penggunaan pupuk kandang hal yang harus diperhatikan adalah
tingkat kelayakan pakai pupuk kandang. Pupuk kandang yang baik dan siap pakai
memiliki ciri-ciri dingin, tekstur pada pupuk kandang remah, dan aroma pada pupuk
kandang berkurang. Namun apabila ciri-ciri tersebut tidak ditemukan pada pupuk
pupuk organik dan anorganik. Berbagai hasil dari penelitian memaparkan bahwa
kombinasi yang dilakukan antara pupuk organik dan anorganik dapat memberikan
hasil yang baik dan memberikan hasil yang optimum (Husnain, dkk. 2016). Pupuk
yang digunakan adalah KCL yang dapat memenuhi kebutuhan K yang dibutuhkan
oleh tanah dan tanaman. Pemupukan yang menggunakan KCL memiliki kurang
B. Tujuan Penelitian
ayam dan pupuk KCL terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman buncis.
C. Hipotesis Penelitian
1. Pemberian pupuk kandang ayam akan memperbaiki unsur-unsur pada tanah dan
pada tanah yang pada awalnya bersifat mudah hilang, dan dapat mempengaruhi
3. Pemberian pupuk organik kandang ayam dan pupuk anorganik pupuk KCL ketika
D. Manfaat Penelitian
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Subclass : Calyciflorae
Ordo : Fabales
Kelas : Dicotyledonae
Family : Fabaceae
Genus : Phaseolus
Menurut Agil (2021) leguminosae atau famili yang biasa dikenal dari polong-
polongan merupakan salah satu tanaman dikotil. Famili ini memiliki sebuah ciri
khas yaitu perdu, semak, dan herba. Rukmana (2014) menyatakan suku
leguminosae memiliki jumlah 690 genera dan 18.000 spesies. Jika dilihat dari
Buncis (Phaseolus vulgaris L.) memiliki dua tipe yaitu tipe tegak dan
keadaan tempatnya, baik di dataran sedang dan dataran tinggi. Jenis buncis merambat
6
7
memiliki jumlah percabangan yang banyak dan juga memiliki buku bunga yang
merambat dapat memproduksi polong yang banyak. Tipe merambat dapat mencapai
supaya percabangan tidak rubuh. Tipe tegak dapat tumbuh sekirar 30-60 cm dan
tidak membutuhkan lanjaran. Untuk tipe tegak, dari segi perawatan tidak begitu
rumit seperti perawatan pada tipe merambat, akan tetapi percabangan dan buku
bunga sedikit sehingga produksi yang didapat tidak seperti tipe merambat (Aidah,
2020).
Penggunaan varietas tegak bisa saja dapat melampaui nilai produksi dari
varitas merambat per hektar. Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan buncis varietas
tegak tidak memerlukan ruangan yang banyak untuk tumbuh per tanamannya.
Varietas tegak dapat menekan biaya produksi sebesar 30%, serta dapat tumbuh lebih
banyak per hektar dibanding dengan varietas merambat. Pertumbuhan varietas tegak
1. Akar
Tanaman buncis memiliki 2 kategori akar yaitu akar tunggang dan akar
serabut. Akar tunggang dapat tumbuh mencapai 11-15cm ke dalam tanah, untuk
perkembangan akar serabut tidak dapat tumbuh sepanjang akar tunggang. Akar
tanaman buncis dapat tumbuh baik dan sehat jika tanah yang dipakai untuk
8
memiliki kesuburan yang baik serta dapat menyerap air (berpori). Maka dari itu,
penggunaan tanah yang mudah tergenang dapat berdampak buruk bagi akar
sebab akar buncis memiliki ketahanan yang lemah terhadap genangan air
(Mansur, 2022).
2. Batang
Ciri khas pada batang tanaman buncis pada dasarnya cenderung tidak lurus.
Tetapi ciri khas tersebut juga bergantung pada varietas apa yang dipakai. Batang
buncis termasuk dalam kategori batang yang kecil. Untuk tampilan batang jika
diamati terdapat bulu-bulu halus kecil yang melindungi batang yang cukup kuat.
3. Daun
Ciri khas daun tanaman buncis yaitu berbentuk bulat dan juga lonjong
berujung runcing memiliki bulu halus pada permukaan daun serta tulang
menyirip. Jika diamati daun berciri khas tegak, mendatar, memiliki batang
pendek. Daun tanaman buncis berukuran sekitar 6-7,5 cm dan panjang 7,5-9 cm,
(ukuran tersebut tergantung jenisnya). Ketika daun sudah memiliki ukuran besar,
daun dapat memiliki ukuran 10-11 dan panjang 11-13 cm. Mansur (2022).
4. Bunga
sempurna dan berkelamin ganda. Ciri khas pada bunga tanaman buncis yaitu bulat
panjang dengan ukuran 1,3 cm dengan lebar 0,4 cm. Letak kelopak bunga buncis
diposisi pangkal bunga. Dilihat dari tampilannya, bunga pada buncis berwarna
9
hijau, tangkai berukuran sekitar 1cm. Variasi warna pada mahkota buncis
memiliki warna yaitu kuning, hijau keputih-putihan, dan ungu (Aidah, 2020).
5. Biji/Buah
buncis memiliki warna hijau, memasuki fase tua tampilan berubah menjadi
warna kecoklatan dan tak jarang berwarna kuning pada buah. Polong dapat
tumbuh panjang sekitar 10-13cm/lebih. Untuk biji dalam polong dapat memiliki
Untuk tampilan warna pada biji buncis memiliki ciri khas masing-masing
tergantung pada varietas yang ditanam. Biji buncis yang dikonsumsi memiliki
rasa hambar, memasuki fase tua tekstur pada buncis bertekstur keras. Varietas
buncis memiliki ukuran biji berbeda-beda. Selain itu, biji buncis memiliki ciri
khas dengan bentuk biji bulat, lonjong, dan sedikit bengkok (Aidah, 2020).
1. Iklim
Tanaman buncis mudah ditanam di daerah dengan ketinggian antara 300- 600
mdpl, terutama di ketinggian lebih dari 1000 mdpl. Namun, saat ini sudah
ditemukan varietas buncis yang dapat tumbuh di dataran rendah (200-300 mdpl).
Tanaman buncis hanya dapat tumbuh baik pada tanah dengan kandungan bahan
kimia yang sesuai dan sifat-sifat fisik tanah tertentu. Suhu udara yang paling baik
sebaiknya ditanam di tempat yang memiliki saluran drainase dan irigasi yang
baik. Hal ini disebabkan tanaman buncis termasuk tanaman yang mudah peka
2. Tanah
pertumbuhan pada tanaman buncis. Pada penelitian ini, tanah yang digunakan
adalah tanah gembur, remah dan subur. Menurut Soemarno, dkk (2022) tanah
berkualitas baik adalah tanah yang dapat memberikan hasil produktif dan
berkelanjutan adalah tanah dapat bertahan dengan baik apabila digunakan secara
terus menerus.
Hamzah (2015) mengemukakan bahwa manfaat dari pupuk kandang ayam jika
dalam kotoran ternak terdapat unsur N (Nitrogen), P (Fosfor), dan K (Kalium) yang
kotoran ternak tentunya mempunyai fungsi dan perannya masing-masing bagi tanah
tanah, biologi tanah dan meningkatkan terjadinya aktivitas mikroba. Selain itu, pupuk
kandang ayam juga banyak digunakan oleh para petani untuk pupuk dasar atau pun
11
untuk pupuk utama setelah benih ditanam. Penggunaan pupuk organik ini dapat
Menurut Alfy dan Handoyo (2022) Pemberian pupuk KCL untuk tanaman dapat
meningkatkan kualitas dan produksi untuk tanaman, dapat membantu tanaman untuk
melawan serangan hama penyakit. Pemberian pupuk KCL yang tepat dapat berpotensi
kalium. Selain itu, Menurut Rajiman (2020) menyatakan bahwa kandungan kalium
yang terdapat pada pupuk KCL membantu tanaman untuk meningkatkan kualitas
Bahan yang diperlukan dan digunakan dalam penelitian yaitu benih tanaman
buncis tipe tegak, polybag berukuran 25 x 30, pupuk kandang ayam, pupuk KCL,
insektisida Fastac berbahan aktif Alfametrin 15g/l, dan fungisida Dithane berbahan
Alat yang digunakan yaitu cangkul, gembor, pisau, gunting papan perlakuan, alat
C. Metode Penelitian
2 faktor, yaitu :
1. Faktor pertama pemberian pupuk kandan ayam (A) terdiri dari 4 taraf, yaitu :
A0 = 0 g/polybag
A1 = 52,5 g/polybag
A2 = 105 g/polybag
A3 = 157 g/polybag
K0 =0 g/polybag
12
13
K1 = 0,625 g/polybag
K2 = 1,25 g/polybag
(t-1) (r-1) ≥ 15
(10-1) (r-1) ≥ 15
9r–9 ≥ 15
9r ≥ 24
R ≥ 2,66
R ≥ 3 ulangan
Jarak Tanam : 30 cm x 30 cm
14
dipergunakan adalah :
Yijk = Hasil pengamatan dari perlakuan taraf ke-j dan berbagai jenis
(αβ)jk = Efek Interaksi pemberian taraf ke-j dan Berbagai jenis naungan taraf
ke-k.
Σijk = Efek galat pemberian taraf ke-j dan berbagai jenis naungan taraf ke-k
D. Pelaksanaan Penelitian
Media tanam yang digunakan pada penelitian ini adalah tanah dan pupuk
kandang ayam. Tanah dan pupuk kandang ayam diaduk menggunakan cangkul
sampai merata. Setelah itu, masukkan media tanam ke dalam polybag dan siram
media tanam dengan air agar tekstur media tanam tidak keras.
15
2. Penanganan Benih
dahulu untuk menyeleksi benih yang layak tanam. Benih yang layak tanam dapat
sebaiknya tidak ditanam karena tidak layak tanam. Jika sudah menyeleksi benih
yang layak tanam, maka taburi benih dengan tepung anti insektisida agar ketika
3. Penanaman Benih
pembuatan lubang tanam dengan kedalam 3-6 cm dengan cara penugalan. Setelah
itu isi lubang tanam dengan dua biji benih buncis yang bertujuan agar tumbuh
4. Pemeliharaan tanaman
a. Penyiraman
harus disesuaikan dengan kondisi kelembapan tanah dan kondisi cuaca. jika
b. Penyulaman
tumbuh be nih harus diperhatikan dengan teliti agar tidak ada tanaman mati dan
tanaman abnormal.
c. Penyiangan
16
menghindari perebutan air, unsur hara, cahaya matahari, dan ruang tumbu.
d. Perlakuan Pemupukan
pengamatan parameter.
dengan 2 kali pemupukan yaitu, pada saat tanaman berumur 2 minggu dan
pengendalian dengan cara mekanis dapat dilakukan pada hama ulat. Serangan
hama biasanya menyerang tanaman pada saat tanaman tumbuh diminggu awal
perkembangan bagi tanaman. Serangan dapat ditandai dengan mudah dan jelas
yaitu rusak dan bolongnya daun akibat serangan, pertumbuhan tunas terganggu.
f. Panen
dapat ditandai dengan warna polong masih hijau muda, kulitnya terasa kasar,
pemanenan yang tepat yaitu dengan cara memotong tangkai polong dengan
3 hari sekali.
E. Parameter Amatan
1. Tinggi Tanaman
berumur 21, 28, dan 35 HST. Data yang sudah dikumpulkan lalu dapat dianalisis
2. Jumlah Daun
Pengumpulan data pada pengamatan jumlah daun dapat diperoleh dengan cara
menghitung semua jumlah daun yang telah terbuka sempurna. Untuk waktu
penghitungan jumlah daun dapat dilaksanakan pada tanaman sudah berumur 21, 28,
35 HST.
3. Jumlah Cabang
4. Polong Terpanjang
Pengamatan jumlah polong per plot dapat dilakukan pada saat tanaman sudah
memasuki masa pemanenan. Penghitungan jumlah polong per plot dapat dilakukan
tanaman per plot. Pengamatan dan pengambilan data dapat dilaksanakan sebanyak 3
A. Hasil Penelitian
Data pengamatan tinggi tanaman buncis tegak 21, 28, dan 35 HST beserta
kandang ayam pada 21, 28 HST tidak memberikan pengaruh nyata terhadap
tinggi tanaman, tetapi pada 35 HST sangat berpengaruh nyata terhadap tinggi
pengaruh nyata disemua umur amatan. Hasil rata-rata tinggi tanaman buncis
Tabel 1. Rataan tinggi tanaman buncis tegak dengan perlakuaan pupuk kandang
ayam dan pupuk KCL pada umur 35 HST.
Perlakuan K0 K1 K2 Rataan
A0 23,03 23,97 26,50 24,50b
A1 23,88 28,67 27,33 26,63a
A2 28,71 29,37 28,17 28,75a
A3 28,30 27,09 28,14 27,84a
Rataan 25,98 27,27 27,54 KK = 8,41%
Keterangan : Angka – angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris atau kolom
menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf 5% dengan menggunakan uji
BNJ.
Pada tabel 1 dapat diamati bahwa tanaman dengan nilai tertinggi dapat
dilihat pada perlakuan A2 yaitu 28.75 cm dan yang terendah yaitu A0 24.50 cm.
19
20
cm dan A1 26.63 cm namun berbeda nyata dengan perlakuan A0 24.50 cm. Untuk
30,00
27,00
Tinggi Tanaman (cm)
24,00
21,00
ŷ = 0,0231A + 25,109
r² = 0,7276
18,00
15,00
0 40 80 120 160
Pupuk Kandang Ayam g/polybag
Data pengamatan jumlah daun buncis tegak 21, 28, dan 35 HST beserta sidik
kandang ayam tidak memberikan pengauh nyata terhadap jumlah daun disemua
amatan. Pemberian pupuk KCL disemua umur amatan tidak berpengaruh nyata
Tabel 2. Rataan jumlah daun tanaman buncis tegak dengan perlakuaan pupuk
kandang ayam dan pupuk KCL pada umur 35 HST.
A/K K0 K1 K2 Rataan
A0 14,20 14,20 14,90 14,43
A1 14,73 14,80 14,73 14,76
A2 14,83 14,90 15,73 15,16
A3 15,23 14,73 14,93 14,97
Rataan 14,75 14,66 15,08 KK = 6,02%
Keterangan : Angka – angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris atau kolom
menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf 5% dengan menggunakan uji
BNJ.
Pada tabel 2 dapat dilihat bahwa pemberian pupuk kandang ayam memiliki
jumlah daun terbanyak yaitu perlakuan A2 yaitu 15.16 helai daun dan yang
terendah dapat dilihat pada perlakuan A0 (kontrol) yaitu 14.43 helai daun. Pada
pemberian pupuk KCL diperoleh jumlah helai daun tertinggi pada perlakuan K2
yaitu 15.08 dan jumlah helai daun terendah dapat dilihat pada perlakuan K1 yaitu
14.66.
3. Jumlah Cabang
Data pengamatan tinggi tanaman buncis tegak 21, dan 35 HST beserta sidik
KCL tidak dapat memberikan pengaruh nyata terhadap banyaknya jumlah cabang
pengaruh yang nyata terhadap banyaknya jumlah cabang disemua umur amatan.
Tabel 3. Rataan jumlah cabang tanaman buncis tegak dengan perlakuaan pupuk
kandang ayam dan pupuk KCL pada umur 35 HST.
A/K K0 K1 K2 Rataan
Pada tabel 3 dapat dilihat bahwa pemberian pupuk kandang ayam memiliki
jumlah cabang dengan nilai tertinggi yaitu perlakuan A3 yaitu 7.63 cabang dan
yang terendah dapat dilihat pada perlakuan A0 (kontrol) yaitu 7.46 cabang. Pada
pemberian pupuk KCL diperoleh jumlah helai daun tertinggi pada perlakuan K2
yaitu 7.70 dan jumlah helai terendah dapat dilihat pada perlakuan K0 yaitu 7.44.
4. Polong Terpanjang
pemberian pupuk kandang ayam dan KCL tidak memberikan pengaruh nyata
disemua umur amatan. Hasil rata-rata panjang polong buncis tegak dapat dilihat
pada tabel 4.
A/K K0 K1 K2 Rataan
A0 15,40 15,10 15,13 15,21
A1 15,10 15,37 15,83 15,43
A2 15,60 16,57 15,80 15,99
A3 14,40 15,97 15,43 15,27
Pada tabel 4 dapat diamati bahwa tanaman dengan nilai panjang polong
tertinggi pada perlakuan KCL dapat dilihat pada K1 yaitu 15.75 cm dan panjang
polong terendah adalah K0 15.13 cm. K1 tidak berbeda nyata dengan perlakuan
K2 namun berbeda nyata dengan perlakuan K0. Perlakuan panjang polong terbaik
pada pemberian pupuk kandang ayam dapat dilihat pada A2 15.99 cm dan yang
terendah adalah A0 15.21 cm. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.
24
18,00
16,00
Panjang Polong (cm)
14,00
ŷ = 0,36K + 15,25
12,00 r² = 0,4286
10,00
0 0,5 1 1,5
Pupuk KCL g/polybag
dengan perlakuan pupuk KCL membentuk nilai ŷ = 0.34K + 15.263 dengan nilai
5. Jumlah Polong
Data pengamatan jumlah polong buncis tegak panen 1, panen 2 dan panen 3
pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk KCL pada panen 1, 2, dan 3 tidak
berpengaruh nyata terhadap jumlah polong serta interaksi kedua perlakuan tidak
Tabel 5. Rataan jumlah polong tanaman buncis tegak dengan perlakuaan pupuk
kandang ayam dan pupuk KCL pada panen 3.
A/K K0 K1 K2 Rataan
A0 3,67 3,33 2,67 3,22
A1 3,33 2,89 2,78 3,00
A2 2,56 2,44 3,00 2,67
A3 2,89 2,44 3,00 2,78
Pada tabel 4 dapat dilihat bahwa pemberian pupuk kandang ayam memiliki
nilai jumlah polong tertinggi yaitu perlakuan A0 yaitu 3.22 polong dan yang
terendah dapat dilihat pada perlakuan A2 yaitu 2.67 polong. Pada pemberian
pupuk KCL diperoleh nilai jumlah polong tertinggi pada perlakuan K0 yaitu 3.11
Data pengamatan berat polong per plot buncis tegak panen 1, 2, dan 3
pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk KCL terhadap hasil panen 1, 2, dan 3
tidak berpengaruh nyata terhadap berat polong per plot serta interaksi kedua
perlakuan tidak dapat memberikan pengaruh yang nyata terhadap berat polong
per plot.
26
Tabel 6. Rataan berat polong per plot tanaman buncis tegak dengan perlakuaan
pupuk kandang ayam dan pupuk KCL pada panen ke 3.
A/K K0 K1 K2 Rataan
A0 49,83 55,57 48,07 51.16
A1 53,43 49,40 57,00 53,28
A2 53,53 53,87 54,20 53,87
A3 56,17 52,57 53,40 54,04
Pada tabel 6 dapat dilihat bahwa pemberian pupuk kandang ayam mencapai
perolehan berat polong per plot terbaik yaitu pada perlakuan A3 yaitu 54.04 g dan
yang terendah dapat dilihat pada perlakuan A0 (kontrol) yaitu 51.16 g. Pada
pemberian pupuk KCL diperoleh berat polong per plot terbaik pada perlakuan K0
yaitu 53.24 g dan jumlah berat polong per plot terendah dapat dilihat pada
B. Pembahasan
Dari hasil penelitian yang telah diperoleh dapat diketahui bahwa pupuk
kandang ayam memberikan pengaruh yang nyata terhadap tinggi tanaman, tetapi
tidak memberikan reaksi nyata terhadap jumlah daun, jumlah cabang, polong
terpanjang, jumlah polong panen per plot dan berat polong per plot.
Pada umur 3 dan 4 MST dapat dilihat pada analisis sidik ragam bahwa
peningkatan terus terjadi, namun pada minggu 3 dan 4 belum terjadi pengaruh
27
nyata. Pada 5 MST terjadi respon yang nyata terhadap tinggi tanaman, Mansyur,
dkk. (2021) menjelaskan bahwa penggunaan pupuk kandang ayam akan mampu
mencukupi kebutuhan hara untuk tanaman pada masa tanaman dalam fase
lainnya. Keunggulan lain dari pupuk kandang ayam adalah dapat menjadikan tanah
menjadi lebih subur akibat peran mikroorganisme pada pupuk kandang ayam yang
merupakan pupuk yang digunakan dapat memperbaiki kondisi tanah yang rusak
serangga di lahan penelitian yang menyerang daun dan juga pucuk tumbuh daun
pada tanaman buncis. Pengendalian hama sudah dilakukan akan tetapi hal tersebut
tidak efektif untuk hama yang terhitung banyak. Menurut susanta dan Dermawan
tanaman dan pucuk daun yang mengakibatkan tanaman menjadi busuk dan mati.
Ngatimin, dkk (2019) menambahkan bahwa ketahanan hama serangga menjadi hal
tidak berakibat begitu fatal bagi serangga. Dikarenakan hal tersebut maka para
kelompok petani menambah jumlah dosis dan frekuensi aplikasi insektisida yang
serangga, peran bakteri dan jamur juga mengakibatkan tanaman kehilangan mutu
daun pada buncis. Pada hakikatnya sinar matahari dimanfaatkan tanaman untuk
cahaya matahari dan hasilnya tanaman rusak dan mengganggu pertumbuhan. Hal
ini sesuai dengan Maghfiroh (2017) menyatakan bahwa tanaman yang menerima
cahaya yang berlebihan akan menghambat pertumbuhan yang merusak kerja dari
hormon auksin.
kandang ayam tidak dapat memberikan pengaruh yang nyata terhadap jumlah
cabang, polong terpanjang, jumlah polong, dan berat polong. Tidak nyatanya
perlakuan pupuk diduga karena dosis pupuk yang diaplikasikan tidak dapat
mencukupi kebutuhan hara bagi tanaman buncis tegak. Menurut Hamzah (2015)
Namun pada pemberian pupuk kandang ayam untuk penelitian ini, tidak dapat
memberikan pengaruh yang nyata terhadap jumlah cabang, panjang polong, jumlah
Pada tabel analisis sidik ragam dapat dapat diketahui bahwa pupuk KCL
memberikan reaksi nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah cabang,
jumlah polong panen per plot dan berat polong per plot.
pupuk berunsur kalium (K) dapat mempengaruhi ukuran buah, bentuk buah
pemberian pupuk pada waktu sesuai masa pertumbuhannya. Pada penelitian ini
pertumbuhannya, hal tersebut sesuai dengan penelitian Alfy dan Handoyo (2022)
menyatakan bahwa waktu aplikasi pupuk salah satu faktor keberhasilan dalam
mendapatkan buah yang potensial, waktu yang baik adalah pada saat tanaman
Hal yang dapat disimpulkan dari tidak nyatanya pada parameter amatan
tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah cabang, jumlah polong, dan berat polong
dapat diduga bahwa kualitas benih yang digunakan untuk penelitian bernilai mutu
jelek. Varietas benih yang jelek pada umumnya sangat rentan dengan bermacam-
macam penyakit yang dapat merugikan bagi pelaku petani maupun digunakan
untuk proses penelitian. Menurut Ichsan, dkk (2016) menyatakan bahwa suatu
kondisi tanaman tidak hanya dipengaruhi oleh unsur hara diberikan saja
malainkan ada faktor internal, jenis varietas yang ditanam, temperatur, iklim di
30
suatu tempat. Rahayu (2016) juga menambahkan bahwa benih yang baik adalah
benih memiliki mutu baik yang mempunyai kemampuan hidup yang tinggi dan
benih memiliki kemampuan hidup yang baik maka dapat dipergunakan untuk
Benih tanaman yang bermutu jelek pada dasarnya akan terlihat pada saat
tanaman pada masa vegetatif dan generatif. Pada penelitian ini, ciri-ciri varietas
benih yang jelek dapat timbul diberbagai umur tanaman setelah tanam tetapi tidak
dalam kategori yang begitu parah. Jenis kerusakan ialah cabang tanaman yang
mudah patah, perkembangan daun lambat dan hal yang memperparah kondisinya
adalah ketika daya tahan dan metabolisme terhadap penyakit terjadi pada saat
perkembangan pada tanaman, vigor yang lemah dan tumbuh yang abnormal.
Hal lainnya adalah benih yang tidak memiliki mutu yang baik, faktor
hama dan penyakit merupakan faktor yang menghambat dan produksi buncis.
Dari tabel analisis sidik ragam dapat diketahui bahwa interaksi antara pupuk
kandang ayam dan pupuk KCL tidak dapat memberikan interaksi yang nyata
terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah cabang, polong terpanjang, jumlah
31
polong dan berat polong. Dari prosedur pemberian pupuk sesuai dengan
rekomendasi dosis, waktu pemberian pupuk telah dilaksanakan dan tidak ada
interaksi yang nyata dari minggu ke minggu. Dari proses pencarian permasalahan
bahwa penggunaan jenis varietas yang bermutu dan tahan penyakit merupakan
cara yang paling mudah, murah, aman dan efektif dalam meminimalisir serangan
penyakit.
Selain itu, rekomendasi dosis pupuk yang disarankan tidak dapat memenuhi
A. Kesimpulan
namun tidak nyata terhadap jumlah daun, jumlah cabang, polong terpanjang,
2. Pemberian pupuk KCL dapat memberikan reaksi nyata terhadap polong terpanjang
namun tidak memberikan reaksi nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun,
3. Dari kedua perlakuan pupuk kandang ayam dan pupuk KCL tidak dapat
buncis tegak.
B. Saran
Penelitian ini perlu dilakukan percobaan dan kajian lebih lanjut dengan
rekomendasi dosis pupuk yang lebih tinggi diharapkan dapat mencapai hasil yang
potensial.
32
33
DAFTAR PUSTAKA
Alfy, M. N .T., & Handoyo, T. 2022. Pengaruh dosis dan waktu aplikasi pupuk kcl
terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman buncis (phaseeolus vulgaris L.)
Agriprima: jurnal of apllied agriculture Sciences 6 (1), 85-97.
Ali, M., Pratiwi, I,Y & Huda, N. 2022. Budidaya Tanaman Sayur sayuran. Rena Cipta
Mandiri. Malang.
Deviani, F., Rochdiani, D., & Saefudin, B. R. 2019. Analisis Faktor-Faktor yang
mempengaruhi Produksi Usahatani Buncis di Gabungan Kelompok Tani Lembang
Agri Kabupaten Bandung Barat. Agrisocionomics: Jurnal Sosial Ekonomi
Pertanian, 3(2), 165-173.
Hamzah, S. 2015. Pupuk Organik Cair dan Pupuk Kandang Ayam Berpengaruh kepada
Pertumbuhan dan Produksi Kedelai (Glycine max L.). Agrium: Jurnal Ilmu
Pertanian, 18(3).
Husnain, H., Kasno, A,. & Rochayati, S. 2016. Pengelolaan hara dan teknologi
pemupukan mendukung swasembada pangan di Indonesia.
Ichsan, M.C., Riskiyandika, P., & Wijaya I. 2016. Respon Produktivitas Okra
(Abelmoschus esculentus) terhadap pemberian dosis pupuk petroganik dan pupuk
N. Agritop: Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian. 14(1).
Kriswanto, D. 2019. Pengaruh Pupuk SP-36 dan Pupuk Cair Green Tonik Terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Buncis (phaseolus vulgaris L.).
Mansur, D. 2022. Pengusaha Instan Tanpa Gagal Hidroponik Buncis. Lembar Langit
Indonesia. Jakarta.
Masnyur, I, N., Pudjiwati, H, E., & Murtilaksono, A. Pupuk dan Pemupukan. Syiah Kuala
University Press. Aceh.
Ngatimin, S, N, A., Nasruddin, A., Abdullah, T., Asmawati, F., & Bulawan, J, A. 2019.
Teknologi Perlindungan Tanaman Palawija Secara Ramah Lingkungan.
LeutikaPrio. Yogyakarta.
33
34
Rahayu, M. 2016. Patologi dan teknis pengujian kesehatan benih tanaman aneka kacang.
Rosyidah, A. 2016. Respon pertumbuhan pupuk kalium terhadap penyakit layu bakteri dan
karakter agronomi pada tomat (Solanum lycopersium L.). Seminar Nasional Hasil
Penelitian. Universitasa Islam Malang. Malang.
Rukmana, R. 2014. Sukses budidaya aneka kacang sayur di pekarangan dan perkebunan.
Lily publisher. Yogyakarta.
Safuf, M. O., Darini, M. T., & Maryani, Y. 2018. Pengaruh Pemberian Dosis Urea dan
Konsentrasi Rhizobakteri Bambu Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman
Buncis (Phaseolus vulgaris L.).
Setiawan, S, B. 2010. Membuat Pupuk Kandang Secara Cepat. PT. Niaga Swadaya.
Bogor.
Sitawati, R., Nugrahas, F.S., & Khumairah, F.H. 2021. Pengaruh Perbandingan massa
tanah dan pupuk kandang ayam terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman buncis
tegak (phaseolus vulgaris L.) Paspalum. Jurnal Ilmiah Pertanian, 9(1), 25-31.
Soemarno, Hanuf, A, A., Ifadah F, N,. Nurin, M, Y., Dinda, M, Y., Andreansyah, B.,
Fitria, L., & Nisa, K, N. Pengelolaan Tanah untuk Produksi Tanaman. 2022.
Universitas Brawijaya Press. Malang.
Zikria, R., & Damayanti, A. 2019. Peran Penyuluhan Pertanian dan Preferensi Resiko
terhadap Penggunaan Pupuk Berlebih pada Usaha Tani Padi.
35
I III II
A1K1 A0K1 A1K1 U
50 cm S
100 cm 50 cm
Keterangan
Ulangan
Perlakuan Total Rerata
I II III
A0 K0 15,00 15,10 15,20 45,30 15,10
A0 K1 15,00 15,10 15,20 45,30 15,10
A0 K2 16,50 15,20 16,90 48,60 16,20
A1 K0 16,10 16,80 15,20 48,10 16,03
A1 K1 15,10 15,20 17,90 48,20 16,07
A1 K2 16,00 16,80 17,40 50,20 16,73
A2 K0 16,00 15,20 15,00 46,20 15,40
A2 K1 15,00 15,60 15,50 46,10 15,37
A2 K2 16,00 17,10 16,10 49,20 16,40
A3 K0 16,20 15,90 14,60 46,70 15,57
A3 K1 17,30 17,00 15,20 49,50 16,50
A3 K2 16,00 15,00 19,00 50,00 16,67
Total 190,20 190,00 193,20 573,40
Rerata 15,85 15,83 16,10 15,93
F Tabel
SK DB JK KT F Hit.
5% 1%
Ulangan 2 0,5356 0,2678 0,2606 tn 3,44 5,72
Perlakuan 11 11,8322 1,0757 1,0469 tn 2,27 3,19
A 3 4,2989 1,4330 1,3946 tn 3,44 5,72
K 2 6,2206 3,1103 3,0271 tn 3,05 4,82
A/K 6 1,3128 0,2188 0,2129 tn 2,55 3,76
Galat 22 22,6044 1,0275
Total 35 34,9722
Keterangan :
tn : Tidak Nyata
KK : 6.36%
41
Ulangan
Perlakuan Total Rerata
I II III
A0 K0 19,40 19,00 19,60 58,00 19,33
A0 K1 19,20 19,80 19,10 58,10 19,37
A0 K2 23,00 22,00 20,00 65,00 21,67
A1 K0 21,00 22,00 17,00 60,00 20,00
A1 K1 19,80 21,30 25,50 66,60 22,20
A1 K2 21,50 22,00 22,40 65,90 21,97
A2 K0 22,80 22,00 22,00 66,80 22,27
A2 K1 19,40 23,00 24,60 67,00 22,33
A2 K2 20,00 22,00 23,50 65,50 21,83
A3 K0 23,00 21,07 22,30 66,37 22,12
A3 K1 25,00 23,40 22,00 70,40 23,47
A3 K2 20,30 23,00 23,00 66,30 22,10
Total 254,40 260,57 261,00 775,97
Rerata 21,20 21,71 21,75 21,55
F Tabel
SK DB JK KT F Hit.
5% 1%
Ulangan 2 2,2726 1,1363 0,3743 tn 3,44 5,72
Perlakuan 11 54,6145 4,9650 1,6354 tn 2,27 3,19
A 3 31,0016 10,3339 3,4039 tn 3,44 5,72
K 2 7,0213 3,5106 1,1564 tn 3,05 4,82
A/K 6 16,5916 2,7653 0,9109 tn 2,55 3,76
Galat 22 66,7900 3,0359
Total 35 123,6771
Keterangan :
tn : Tidak Nyata
KK : 8.08%
43
Ulangan
Perlakuan Total Rerata
I II III
A0 K0 23,00 23,00 23,10 69,10 23,03
A0 K1 25,31 23,50 23,10 71,91 23,97
A0 K2 28,50 29,00 22,00 79,50 26,50
A1 K0 24,00 25,65 22,00 71,65 23,88
A1 K1 26,00 28,00 32,00 86,00 28,67
A1 K2 24,00 27,00 31,00 82,00 27,33
A2 K0 29,00 28,14 29,00 86,14 28,71
A2 K1 29,00 29,10 30,00 88,10 29,37
A2 K2 24,52 30,00 30,00 84,52 28,17
A3 K0 28,00 27,90 29,00 84,90 28,30
A3 K1 29,12 25,00 27,14 81,26 27,09
A3 K2 29,00 27,42 28,00 84,42 28,14
Total 319,45 323,71 326,34 969,50
Rerata 26,62 26,98 27,20 26,93
F Tabel
SK DB JK KT F Hit.
5% 1%
Ulangan 2 2,0149 1,0075 0,1963 tn 3,44 5,72
Perlakuan 11 151,8613 13,8056 2,6900 * 2,27 3,19
A 3 91,2549 30,4183 5,9269 ** 3,44 5,72
K 2 16,5973 8,2986 1,6170 tn 3,05 4,82
A/K 6 44,0091 7,3348 1,4292 tn 2,55 3,76
Galat 22 112,9092 5,1322
Total 35 266,7854
Keterangan :
tn : Tidak Nyata
* : Nyata
KK : 8.41%
45
F Tabel
SK DB JK KT F Hit.
5% 1%
Ulangan 2 6,2040 3,1020 1,6058 tn 3,44 5,72
Perlakuan 11 19,6284 1,7844 0,9237 tn 2,27 3,19
A 3 7,9196 2,6399 1,3665 tn 3,44 5,72
K 2 0,2370 0,1185 0,0613 tn 3,05 4,82
A/K 6 11,4718 1,9120 0,9897 tn 2,55 3,76
Galat 22 42,4997 1,9318
Total 35 68,3322
Keterangan :
tn : Tidak Nyata
KK : 15.75%
47
Ulangan
Perlakuan Total Rerata
I II III
A0 K0 9,00 10,60 9,67 29,27 9,76
A0 K1 10,00 10,70 9,50 30,20 10,07
A0 K2 12,60 12,30 12,30 37,20 12,40
A1 K0 12,33 10,30 10,60 33,23 11,08
A1 K1 11,00 12,00 12,30 35,30 11,77
A1 K2 12,00 12,00 11,00 35,00 11,67
A2 K0 11,60 12,00 11,70 35,30 11,77
A2 K1 10,33 13,00 12,70 36,03 12,01
A2 K2 11,00 12,00 14,30 37,30 12,43
A3 K0 11,40 11,60 13,30 36,30 12,10
A3 K1 13,10 10,50 10,70 34,30 11,43
A3 K2 11,30 10,67 12,00 33,97 11,32
Total 135,67 137,67 140,07 413,40
Rerata 11,31 11,47 11,67 11,48
SK DB JK KT F Hit. F Tabel
5% 1%
Ulangan 2 0,8101 0,4051 0,3942 tn 3,44 5,72
Perlakuan 11 23,3311 2,1210 2,0640 tn 2,27 3,19
A 3 8,2278 2,7426 2,6689 tn 3,44 5,72
K 2 4,1370 2,0685 2,0129 tn 3,05 4,82
A/K 6 10,9663 1,8277 1,7786 tn 2,55 3,76
Galat 22 22,6078 1,0276
Total 35 46,7490
Keterangan :
tn : Tidak Nyata
KK : 8.83%
49
F Tabel
SK DB JK KT F Hit.
5% 1%
Ulangan 2 5,2422 2,6211 3,2868 tn 3,44 5,72
Perlakuan 11 5,4656 0,4969 0,6231 tn 2,27 3,19
A 3 2,5878 0,8626 1,0817 tn 3,44 5,72
K 2 1,1506 0,5753 0,7214 tn 3,05 4,82
A/K 6 1,7272 0,2879 0,3610 tn 2,55 3,76
Galat 22 17,5444 0,7975
Total 35 28,2522
Keterangan :
tn : Tidak Nyata
KK : 6.02%
51
F Tabel
SK DB JK KT F Hit.
5% 1%
Ulangan 2 0,3068 0,1534 0,8343 tn 3,44 5,72
Perlakuan 11 1,1945 0,1086 0,5907 tn 2,27 3,19
A 3 0,0189 0,0063 0,0342 tn 3,44 5,72
K 2 0,4822 0,2411 1,3115 tn 3,05 4,82
A/K 6 0,6934 0,1156 0,6286 tn 2,55 3,76
Galat 22 4,0447 0,1838
Total 35 5,5460
Keterangan :
tn : Tidak Nyata
KK : 14.12%
53
SK DB JK KT F Hit. F Tabel
5% 1%
Ulangan 2 2,2443 1,1221 1,6338 tn 3,44 5,72
Perlakuan 11 2,5447 0,2313 0,3368 tn 2,27 3,19
A 3 0,1339 0,0446 0,0650 tn 3,44 5,72
K 2 0,3984 0,1992 0,2900 tn 3,05 4,82
A/K 6 2,0125 0,3354 0,4883 tn 2,55 3,76
Galat 22 15,1106 0,6868
Total 35 19,8996
Keterangan :
tn : Tidak Nyata
KK : 10.96%
55
Ulangan
Perlakuan Total Rerata
I II III
A0 K0 15,20 15,40 15,50 46,10 15,37
A0 K1 16,00 14,50 15,60 46,10 15,37
A0 K2 15,00 15,50 15,00 45,50 15,17
A1 K0 14,50 15,70 15,00 45,20 15,07
A1 K1 15,60 15,50 15,00 46,10 15,37
A1 K2 16,00 15,20 16,20 47,40 15,80
A2 K0 15,00 16,00 15,70 46,70 15,57
A2 K1 17,00 16,20 16,00 49,20 16,40
A2 K2 16,40 16,00 15,00 47,40 15,80
A3 K0 15,00 14,10 14,10 43,20 14,40
A3 K1 15,40 15,70 16,80 47,90 15,97
A3 K2 14,50 15,80 16,00 46,30 15,43
Total 185,60 185,60 185,90 557,10
Rerata 15,47 15,47 15,49 15,48
F Tabel
SK DB JK KT F Hit
. 5% 1%
Ulangan 2 0,0050 0,0025 0,0069 tn 3,44 5,72
Perlakuan 11 8,3142 0,7558 2,0816 tn 2,27 3,19
A 3 2,5031 0,8344 2,2978 tn 3,44 5,72
K 2 2,8350 1,4175 3,9038 * 3,05 4,82
A/K 6 2,9761 0,4960 1,3660 tn 2,55 3,76
Galat 22 7,9883 0,3631
Total 35 16,3075
Keterangan :
tn : Tidak Nyata
* : Nyata
KK : 3.89%
57
F Tabel
SK DB JK KT F Hit.
5% 1%
Ulangan 2 0,4136 0,2068 0,5771 tn 3,44 5,72
Perlakuan 11 3,8025 0,3457 0,9648 tn 2,27 3,19
A 3 0,5185 0,1728 0,4824 tn 3,44 5,72
K 2 1,7840 0,8920 2,4894 tn 3,05 4,82
A/K 6 1,5000 0,2500 0,6977 tn 2,55 3,76
Galat 22 7,8827 0,3583
Total 35 12,0988
Keterangan :
tn : Tidak Nyata
KK : 18.79%
59
SK DB JK KT F Hit. F Tabel
5% 1%
Ulangan 2 4,0388 2,0194 3,3982 tn 3,44 5,72
Perlakuan 11 4,8115 0,4374 0,7360 tn 2,27 3,19
A 3 1,3675 0,4558 0,7671 tn 3,44 5,72
K 2 1,1882 0,5941 0,9997 tn 3,05 4,82
A/K 6 2,2557 0,3760 0,6326 tn 2,55 3,76
Galat 22 13,0738 0,5943
Total 35 21,9241
Keterangan :
tn : Tidak Nyata
KK : 19.55%
61
Ulangan
Perlakuan Total Rerata
I II III
A0 K0 3,33 3,67 4,00 11,00 3,67
A0 K1 3,00 3,00 4,00 10,00 3,33
A0 K2 3,00 3,00 2,00 8,00 2,67
A1 K0 3,00 4,00 3,00 10,00 3,33
A1 K1 3,00 3,33 2,33 8,67 2,89
A1 K2 3,00 2,00 3,33 8,33 2,78
A2 K0 2,33 2,33 3,00 7,67 2,56
A2 K1 2,00 3,00 2,33 7,33 2,44
A2 K2 3,33 2,67 3,00 9,00 3,00
A3 K0 2,67 3,33 2,67 8,67 2,89
A3 K1 3,00 2,33 2,00 7,33 2,44
A3 K2 2,67 3,33 3,00 9,00 3,00
Total 34,33 36,00 34,67 105,00
Rerata 2,86 3,00 2,89 2,92
F Tabel
SK DB JK KT F Hit.
5% 1%
Ulangan 2 0,1296 0,0648 0,2525 tn 3,44 5,72
Perlakuan 11 4,7500 0,4318 1,6820 tn 2,27 3,19
A 3 1,6389 0,5463 2,1279 tn 3,44 5,72
K 2 0,7222 0,3611 1,4066 tn 3,05 4,82
A/K 6 2,3889 0,3981 1,5508 tn 2,55 3,76
Galat 22 5,6481 0,2567
Total 35 10,5278
Keterangan :
tn : Tidak Nyata
KK : 17.37%
63
Ulangan Total
Perlakuan Rerata
I II III
A0 K0 41,00 43,20 40,00 124,20 41,40
A0 K1 45,00 50,50 46,80 142,30 47,43
A0 K2 48,50 53,00 55,50 157,00 52,33
A1 K0 47,40 58,40 44,20 150,00 50,00
A1 K1 49,00 59,40 50,50 158,90 52,97
A1 K2 48,10 63,00 59,00 170,10 56,70
A2 K0 51,00 47,00 59,10 157,10 52,37
A2 K1 49,70 54,00 49,20 152,90 50,97
A2 K2 54,60 46,40 59,00 160,00 53,33
A3 K0 56,30 58,20 55,10 169,60 56,53
A3 K1 50,00 45,00 47,00 142,00 47,33
A3 K2 47,60 59,50 40,70 147,80 49,27
Total 588,20 637,60 606,10 1831,90
Rerata 49,02 53,13 50,51 50,89
Lampiran 43. Analisis Sidik Ragam Berat Polong Per Plot Panen 1
SK DB JK KT F Hit. F Tabel
5% 1%
Ulangan 2 104,2506 52,1253 1,8946 tn 3,44 5,72
Perlakuan 11 594,7231 54,0657 1,9652 tn 2,27 3,19
A 3 197,4675 65,8225 2,3925 tn 3,44 5,72
K 2 74,5689 37,2844 1,3552 tn 3,05 4,82
A/K 6 322,6867 53,7811 1,9548 tn 2,55 3,76
Galat 22 605,2694 27,5122
Total 35 1304,2431
Keterangan :
tn : Tidak Nyata
KK : 10.31%
65
Ulangan Total
Perlakuan Rerata
I II III
A0 K0 53,50 58,70 58,00 170,20 56,73
A0 K1 53,00 62,00 54,00 169,00 56,33
A0 K2 53,60 59,00 60,00 172,60 57,53
A1 K0 53,50 65,00 66,50 185,00 61,67
A1 K1 57,00 69,00 59,00 185,00 61,67
A1 K2 49,00 64,00 53,50 166,50 55,50
A2 K0 51,00 69,50 62,00 182,50 60,83
A2 K1 55,00 67,00 67,00 189,00 63,00
A2 K2 55,00 64,00 62,00 181,00 60,33
A3 K0 58,00 59,00 75,00 192,00 64,00
A3 K1 56,00 62,80 69,00 187,80 62,60
A3 K2 58,00 65,00 62,50 185,50 61,83
Total 652,60 765,00 748,50 2166,10
Rerata 54,38 63,75 62,38 60,17
Lampiran 46. Analisis Sidik Ragam Berat Polong Per Plot Panen 2
SK DB JK KT F Hit. F Tabel
5% 1%
Ulangan 2 613,9672 306,9836 17,6692 ** 3,44 5,72
Perlakuan 11 274,7631 24,9785 1,4377 tn 2,27 3,19
A 3 177,1697 59,0566 3,3992 tn 3,44 5,72
K 2 33,8072 16,9036 0,9729 tn 3,05 4,82
A/K 6 63,7861 10,6310 0,6119 tn 2,55 3,76
Galat 22 382,2261 17,3739
Total 35 1270,9564
Keterangan :
tn : Tidak Nyata
* : Nyata
KK : 6.93%
67
Ulangan Total
Perlakuan Rerata
I II III
A0 K0 51,00 53,50 45,00 149,50 49,83
A0 K1 54,10 62,60 50,00 166,70 55,57
A0 K2 55,00 44,20 45,00 144,20 48,07
A1 K0 53,80 52,00 54,50 160,30 53,43
A1 K1 53,00 44,20 51,00 148,20 49,40
A1 K2 56,00 55,00 60,00 171,00 57,00
A2 K0 47,00 55,60 58,00 160,60 53,53
A2 K1 48,00 49,00 64,60 161,60 53,87
A2 K2 50,00 55,70 56,90 162,60 54,20
A3 K0 55,60 57,70 55,20 168,50 56,17
A3 K1 55,70 50,00 52,00 157,70 52,57
A3 K2 54,00 54,50 51,70 160,20 53,40
Total 633,20 634,00 643,90 1911,10
Rerata 52,77 52,83 53,66 53,09
Lampiran 49. Analisis Sidik Ragam Berat Polong Per Plot Panen 3
F Tabel
SK DB JK KT F Hit.
5% 1%
Ulangan 2 5,9206 2,9603 0,1207 tn 3,44 5,72
Perlakuan 11 248,5897 22,5991 0,9218 tn 2,27 3,19
A 3 47,6231 15,8744 0,6475 tn 3,44 5,72
K 2 1,0372 0,5186 0,0212 tn 3,05 4,82
A/K 6 199,9294 33,3216 1,3592 tn 2,55 3,76
Galat 22 539,3528 24,5160
Total 35 793,8631
Keterangan :
tn : Tidak Nyata
KK : 9.33%
69
Lampiran 50. Rangkuman Uji Rata-Rata Pemberian Pupuk Kandang Ayam dan KCL Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Buncis Tegak (phaseolus vulgaris L.)
Tinggi Tanaman Jumlah Daun Jumlah Cabang
3 Minggu 4 Minggu 5 Minggu 3 Minggu 4 Minggu 5 Minggu 3 Minggu 5 Minggu
Perlakuan
5% 1% 5% 1% 5% 1% 5% 1% 5% 1% 5% 1% 5% 1% 5% 1%
A0 15,47 a A 20,12 a A 24,50 b B 8,07 a A 10,74 a A 14,43 a A 3,00 a A 7,46 a A
A1 16,28 a A 21,39 a A 26,63 a A 8,80 a A 11,50 a A 14,76 a A 3,04 a A 7,55 a A
A2 15,72 a A 22,14 a A 28,75 a A 9,29 a A 12,07 a A 15,16 a A 3,06 a A 7,59 a A
A3 16,24 a A 22,56 a A 27,84 a A 9,14 a A 11,62 a A 14,97 a A 3,05 a A 7,63 a A