Anda di halaman 1dari 29

PENGARUH KONSENTRASI ZAT PENGATUR TUMBUH

PACLOBRUTAZOL DAN DOSIS KALIUM TERHADAP PERTUMBUHAN


DAN HASIL BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.)

PROPOSAL SKRIPSI

Disusun oleh:
Maulana Riski Kusuma Prayoga
NIM : 2016-410-80

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
2022
PENGARUH KONSENTRASI ZAT PENGATUR TUMBUH
PACLOBRUTAZOL DAN DOSIS KALIUM TERHADAP PERTUMBUHAN
DAN HASIL BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.)

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Pertanian Universitas Muria Kudus


Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat
Guna Melakukan Penelitian

Disusun oleh:

Maulana Riski Kusuma Prayoga


NIM : 2016-410-80

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
2022

i
PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Maulana Rizki Kusuma Prayoga

NIM : 201641080
Program Studi : Agroteknologi
Judul Skripsi : Pengaruh Konsentrasi Zat Pengatur Tumbuh
Paclobrutazol dan DosisKaliumTerhadapPertumbuhan
dan Hasil Bawang Merah (Allium ascalonicum L.)

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa judul skripsi dan bagian-


bagian yang terdapat dalam isi skripsi ini, baik sebagian maupun
keseluruhan adalah benar-benar hasil karya saya sendiri dan pengutipan
sumber referensi yang telah dilakukan sesuai dengan etika penulisan ilmiah
yang berlaku.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, apabila di


kemudian hari terdapat hal-hal yang tidak sesuai dengan pernyataan di atas,
maka saya bersedia menerima segala konsekuensinya.

Kudus, Mei 2022

ii
Skripsi Yang Berjudul

Pengaruh Konsentrasi Zat Pengatur Tumbuh Paclobrutazol dan Dosis


Kalium Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Bawang Merah (Allium
ascalonicum L.)

Disusun oleh:

Maulana Riski Kusuma Prayoga


NIM : 2016-410-80

Kudus, Juni 2022


Fakultas Pertanian
Universitas Muria Kudus
Mengetahui :
Dosen Pembimbing Utama Ketua Program Studi Agroteknologi
Universitas Muria Kudus

Ir. Shodiq Eko A, M.P NindyaArini, S.P., M.Sc


Dosen Pembimbing Pendamping

NindyaArini, S.P., M.Sc

iii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah member


rahmat hidayah-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal ini dengan
judul “Pengaruh Konsentrasi Pupuk Organik cair terhadap Pertumbuhan dan
Hasil DuaVarietasBawang Merah (Allium ascalonicum L.)”.

Proposal skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat


guna melakukan penelitian. Rasa syukur dan terimakasih juga penulis ucapkan
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan proposal ini,
terutama pada yang terhormat:

1. Ir. Veronica Krestiani, M.P, selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas


Muria Kudus.
2. Nindya Arini S.P.,M.Sc., Selaku Ketua Program Studi Agroteknologi
Universitas Muria Kudus.
3. Ir. Shodiq EkoA, M.P.,selaku dosen pembimbing utama
4. Nindya Arini S.P.,M.Sc., selaku dosen pembimbing pendamping.
5. Orang tua yang telah mendoakan dan mendukung.

Penyusun menyadari bahwa susunan maupun isi proposal ini masih belum
sepenuhnya sesuai dengan yang diharapkan, oleh karenanya penyusun
mengharapkan kritik dan saran guna penyempurnaan proposal ini.

Penyusun

DAFTAR ISI

iv
HALAMAN JUDUL..................................................................................................................i
PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME...............................................................................ii
KATA PENGANTAR..............................................................................................................iv
DAFTAR ISI..............................................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR LAMPIRAN..........................................................................................ix
DAFTAR TABEL LAMPIRAN................................................................................................x
LAMPIRAN..............................................................................................................................xi
I. PENDAHULUN................................................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................................1
B. Rumusan masalah..........................................................................................................2
C. Tujuan............................................................................................................................2
D. Hipotesis.........................................................................................................................3
II. TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................4
A. Tanaman Bawang Merah...............................................................................................4
B. ZPT Paclobrutazol..........................................................................................................7
C. Pupuk Kalium................................................................................................................8
III. METODE PENELITIAN...............................................................................................9
A. Waktu dan Tempat Penelitian........................................................................................9
B. Bahan dan Alat..............................................................................................................9
C. Metode Penelitian..........................................................................................................9
D. Pelaksanaan Penelitian.................................................................................................11
E. Pengamatan Penelitian.................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................15

DAFTAR GAMBAR LAMPIRAN

Gambar Lampiran 1.Denah Tata Letak Penelitian......................................................19

v
Gambar Lampiran 2. Petak Penelitian.........................................................................19

DAFTAR TABEL LAMPIRAN

Tabel Lampiran 1Deskripsi Varietas Unggul Bawang Merah Bima Brebes...........................20

vi
LAMPIRAN

vii
Lampiran 1 Konversi Pupuk Dasar dan KN03........................................................................21

viii
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bawang merah (Allium ascalanicum L.) merupakan salah satu
komoditas hasil pertanian unggulan (Afrilliana etal., 2017). Menurut Prastya
et al. (2017) bawang merah merupakan komoditas prioritas hortikultura
dataran rendah di Indonesia yang strategis dipandang dari segi keuntungan
usaha tani. Selain digunakan sebagai bahan tambahan untuk bumbu masak,
bawang merah juga merupakan obat tradisional, misalnya sebagai kompres
untuk penurun panas.
Berdasarkan hasil produksi , selama empat tahun terakhir jumlah produksi
bawang merah dalam negeri sangat mencukupi kebutuhan, sehingga
mendorong terjadinya ekspor bawang merah keluar negeri. Ekspor bawang
merah pada tahun 2017 mencapai 6,59 juta ton, dan sempat turun di tahun
2018 menjadi 5,23 juta ton. Namun, pada tahun 2019 ekspor bawang merah
kembali naik hinggamenyentuhangka 8,67 juta ton. Pada tahun
2020eksporbawangmerahhinggabulanDesember 2020 tercatatmencapai
8.479.801 ributon.jikamelihat target eksporbawangmerah pada tahun 2020
oleh Kementerian Pertanian yang mencapai 15.000 ton ekspor bawang merah
sangatlah kurang sehingga perlu inovasi budidaya agar terjadi peningkatan
produksi. Inovasi budidaya yang dapat dilakukan adalah dengan penggunaan
pupuk anorganik yang tepat dan pemberian zat pengatur tumbuh untuk
pembungaan dan pembesar umbi. Salat satu pupuk anorganik yang digunakan
pada budidaya bawang merah adalah kalium. Peran kalium adalah membantu
proses membuka dan menutup stomata, dapat memperluas pertumbuhan akar,
serta memperbaiki ukuran dan kualitas buah pada masa generatife. Selain itu
peran kalium pada bawang merah yaitu untuk memperlancar proses
fotosintesis, memacu pertumbuhan awal tanaman, memperkuat batang,

1
2

mengurangi kecepatan pembusukan,serta meningkatkan mutu dan dayasimpan


umbi bawang merah (Gunadi, 2009).
Zpt ………..
Menurut hasil penelitian Dessy et al.(2020) pemberian zat pengatur tumbuh
paclobrutazol dengan konsentrasi 45 ppm, menghasilkan berat basah umbi
dan berat jual umbi tertinggi 67,00 g dan berat kering jualumbi tertinggi 60,67
g dibandingkan dengan konsentrasi 15 ppm dan 30 pmm yang rata-rata 56,08
g.
Hasil penelitian Nur Faizahet al.(2019) menunjukkan bahwa
pemberian kalium KNO3 dengan dosis 450 kg/ha menghasilkan bobot umbi
perumpun tertinggi 89,14 g, dibandingkan dengan dosis 350 kg/ha dan 400
kg/ha yang menghasilkan bobot umbi lebih rendah yaitu 70,00 g.

Berdasarkan uraian di atas dilakukan penelitian tentang pengaruh


pertumbuhan dan hasil bawang merah terhadap pemberian konsentrasi ZPT
Paclobrutazol dan Dosis KNO3.
B. Rumusan masalah
1. Adakah pengaruh konsentrasi ZPT paclobrutazol terhadap pertumbuhan
dan hasil tanaman bawang merah?
2. Adakah pengaruh dosis Kalium terhadap pertumbuhan dan hasil bawang
merah?
3. Adakah interaksi antara konsentrasi ZPT paclobrutazol dan dosis KNO3
terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengaruh konsentrasi ZPT paclobrutazol terhadap
pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah.
2. Mengetahui pengaruh dosis Kalium terhadap pertumbuhan dan hasil
bawang merah.
3

4. Mengetahui interaksi antara konsentrasi ZPT paclobrutazol dan dosis


Kalium terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah.
D. Hipotesis
1. Diduga pemberian ZPT Paclobrutazol pada beberapa konsentrasi terhadap
pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah.
2. Diduga dosis kalium berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil bawang
merah.
3. Diduga terdapat interaksi antara konsentrasi ZPT paclobrutazol dan dosis
Kalium terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tanaman Bawang Merah
Bawang merah merupakan tanaman sayuran hortikultura yang cukup
popular dikalangan masyarakat. Bawang merah memiliki nilai ekonomi yang
cukup tinggi. Sumarniet al (2012) menyebutkan bahwa bawang merah juga
digunakan sebagai bahan obat untuk menurunkan kadar
kolesterol,guladarah,pencegah penggumpalan darah dan dapat menurunkan
tekanan darah serta memperlancar aliran darah.
Tanaman bawang merah membentuk umbi yang kemudian umbi tersebut
membentuk tunas barukemudian tunas tumbuh dan membentuk umbi kembali.
Sifat pertumbuhan tanaman bawang merah satu umbi akan membentuk rumpun
tanaman yang berasal dari anakan umbi (Fatmawati et al. 2015). Menurut
Winarko (2012) klasifikasi bawang merah adalah sebagai berikut:
Divisi : Spermathophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledone
Ordo : Liliales
Family : Liliaceae
Genus : Allium
Spesies : Allium ascalonicum L
Tanaman bawang merah memiliki cirri morfologi yang dapat dibedakan
melalui fisik yaitu akar, batang, daun, bunga, buah dan biji. Akar tanaman
bawang merah adalah akar serabut dengan perakaran yang cukup dangkal dengan
kedalaman tanah antara 15-30 cm dengan diameter akar 2-5 mm. Tanaman
bawang merah memiliki batang semu yang berasal dari modifikasi daun. Daun
tanaman bawang merah bertangkai pendek, berbentuk bulat,meruncing pada
bagian ujung, memiliki panjang 15-40 cm, berwarna hijau tua. Bunga bawang
merah merupakan bunga majemuk berbentuk tandan yang bertangkai dengan 50-

4
5

200 kuntum bunga. Pada ujung dan pangkal tangkai mengecil dan dibagian
tengah mengembang, bentuknya seperti pipa yang berkubang didalamnya.
Tangkai tandan bunga ini sangat panjang mencapai 30-50 cm, kuntumnya juga
bertangkai tetapi pendek antara 0,2-0,6 cm (Wibowo,2012).
Bawang merah dapat tumbuh dengan baik pada dataran rendah sampai
dataran tinggi, tetapi produksi terbaik dapat dihasilkan pada dataran rendah yang
didukung keadaan iklim yang meliputi, tempat terbuka dan mendapat sinar
matahari 70% karena bawang merah merupakan tanaman yang termasuk long
day plant atau tanaman yang memerlukan sinar matahari yang cukup panjang
(Rukmana,2004). Tanaman bawang merah tidak menyukai tempat-tempat yang
ternaungi karena dapat menyebabkan terhambatnya pembentukan umbi (Laia,
2017). Tanaman bawang merah peka terhadap curah hujan dan intensitas hujan
yang tinggi. Tanaman bawang merah membutuhkan penyinaran cahaya matahari
minimal 70% dengan suhu udara 25-230C dan kelembaban udara 50-70%
(Laia,2017).
B. ZPT Paclobrutazol
Paklobotrazol merupakan senyawa yang memiliki keaktifan luas dan
jangkuan kerja yang luas pula, serta memiliki berbagai kegunaan. Aktifitas yang
paling menonjol pada paklobrutazol ini yaitu penghambats intesis giberin pada
tanaman (Dessyet al.,2020). Paclobutrazol merupakan zatpengatur tumbuh yang
digunakan untuk memodifikasi struktur fisik pada tanaman.
Menurut Penelitian Sambeka et al. ( 2012 ) Pemberian konsentrasi
Paclobrutazol 125 ppm mampu meningkatkan bobot umbi per tanaman ( dari
0,78 kg menjadi 1,88 kg), dan meningkatkan bobot umbi per petak ( dari 16.40
kg menjadi 45,04 kg)
Menurut penelitian Andi dan Aulia (2018) pemberian konsentrasi zat
pengatur tumbuh paclobrutazol dengan konsentrasi 4000 ppm menghasilkan
tinggi tanaman dan bobot umbi per plot dengan rata rata tinggi tanaman 37,9 cm
6

dan bobot umbi per plot 3150,00 g dibandingkan dengan konsentrasi 2000 ppm
dan 3000 ppm yang rata rata bobot umbi per plot 3037,33 g.
Hasil penelitian lain yang dilakukan oleh Rahma et al. (2019)
menunjukkan bahwa pemberian konsentrasi zat pengatur tumbuh
paclobrutazol dengan konsentrasi 250 ppm merupakan konsentrasi terbaik
untuk pertumbuhan dan pembungaan tanaman cabai dibandingkan dengan
konsentrasi 500 ppm.
C. Pupuk Kalium
Pupuk kalium merupakan unsur hara esensial hampir digunakan semua
proses budidaya tanaman untuk menunjuang hidup tanaman, kalium adalah unsur
hara yang berpengaruh pada rasa, ukuran, bentuk, warna dan daya simpan. Unsur
kalium merupakan unsur yang dapat membantu tanaman dalam penyerapan
unsur hara, sehingga laju pertumbuhan tanaman dapat meningkat
(Emawati,2015). Tanaman bawang merah yang unsur kaliumnya tercukupi dapat
memiliki daya simpan yang lebih lama karena kalium dapat membantu pengisian
umbi sehingga umbi bawang merah menjadi lebih berisi (Gunadi, 2009).
Kalium unsur hara yang sangat dibutuhkan tanaman bawang merah
adalah unsur nitrogen yang berperan dalam meningkatkan jumlah daun dan
jumlah anakan (Istina, 2016). Fungsi kalium pada bawang merah yaitu untuk
memperlancar proses fotosintesis, memacu pertumbuhan awal tanaman,
memperkuat batang, mengurangi kecepatan pembusukan,serta meningkatkan
mutu dan dayasimpan umbi bawang merah (Gunadi, 2009).
Hasil penelitian Jamaludin et al (2021) pemberian kalium KNO3 dengan
dosis 0,9 g/polybag jumlah umbi buah paling tinggi 13,42 dan berat umbi per
polybag sebesar 65,38 g dibandingkan dosis yang lebih tinggi 1,8 g/polybag
berat umbi sebesar 57,75 g.
Sitepu et al, (2013) juga melakukan penelitian tentang pemberian pupuk
kalium terhadap bawang merah dengan dosis 0 kg/ha,100 kg/ha, 200
7

kg/ha,300kg/ha. Mendapatkan hasil bahwa pemberian pupuk Kalium 200 kg/ha


adalah perlakuan dengan hasil yang tertinggi dibandingkan perlakuan yang lain
dengan rerata tinggi tanaman 16,31 cm, rerata jumlah daun 6,93 helai, rerata
diameter umbi 3,81 cm, rerata jumlah bobot segar umbi persampel 19,01 g, rerata
bobot kering per sempel 5,70 g, rerata bobot basah per plot 1,03 kg,dan rerata
bobot kering per plot 0,31 kg.
III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian akan dilaksanakan di desa Sukolilo, kecamatan Sukolilo,
kabupaten Pati. Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Juli sampai Desember
2022, pada tanah Latosol dengan pH tanah 6-7, ketinggian tempat 16 meter di
atas permukaan laut.
B. Bahan dan Alat
Bahan-bahan yang diperlukan untuk penelitian adalah benih bawang
merah Varietas Bima Brebes, Pupuk SP 36, Urea, Kalium dan ZPT
Paclobrutazol, fungisida Dhitane 45, insektisida Arjuna, dan pupuk organic cair
Nasa.
Alat yang diperlukan adalah gelas ukur, papan nama, timbangan analitik,
pisau, cangkul, hand sprayer, rol meter, penggaris, alat tulis, tali raffia, jangka
sorong, dan oven.
C. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah percobaan
faktorial (4 x 3) dengan rancangan dasar rancangan acak kelompok lengkap
(RAKL) yang terdiri dua factor sebagai perlakuan dan tiga kali ulangan. Faktor
yang pertama adalah Paclobrutazol (P) dan faktor yang kedua adalah Dosis
KNO3 (K).
Faktor I yakni Paclobrutazol (P), terdiri atas dua taraf sebagai berikut:
p0 : 0 ppm/l
p1 : 450 ppm/l
p2 : 600 ppm/l
p3 : 750 ppm/l
Faktor II yakni Dosis Kalium, terdiri atas empat taraf sebagai berikut
k0 : 0 kg/ha

8
9

k1 : 450 kg/ha
k2 : 650 kg/ha

Dengan demikian diperoleh 12 kombinasi perlakuan yang diulang 3 kali,


sehingga terdapat 36 satuan percobaan sebagai berkut:

p0ko p1k0 p2k0 p3k0


p0k1 p1k1 p2k1 p3k1
p0k2 p1k2 p2k2 p3k2

Model matematikanya adalah :


Yijk= µ + Pi + Kj + (PK)ij + Bk + εijk
Keterangan :
Yijk :Nilai pengamatan padakonsentrasi ZPT Paclobrutazol pada
level ke-i dan dosis KN03 pada level ke-j pada
ulangan/blokpada
µ : Rerata umum (nilai tengah) pengamatan.
Pi : Pengaruh Konsentrasi ZPT Paclobrutazol pada level ke-i (i
= 1,2,3 dan 4).
Kj : Pengaruh dosis KN03 pada level ke-j (j =1,2 dan 3).
(VN)ij : Pengaruhkonsentrasi ZPT paclobrutazol pada level ke-i
dan dosis KNO o pada level ke-j.
Bk : Pengaruh kelompok/blok ke-k (k=1,2,3)
εijk : Kesalahan percobaan pengaruh konsentrasiZPT
Paclobrutazol level ke-i dandosis KNO3 pada level ke-j
pada kelompok.
Data hasil pengamatan untuk masing-masing perlakuan dilakukan analisis
sidik ragam (Analysis of variance), apabila terdapat beda nyata dan dilanjutkan
dengan uji Beda nyata terkecil (BNT) 5%.
10

D. Pelaksanaan Penelitian
1. Persiapan bibit
Pada penelitian ini bibit bawang yang digunakan adalah varietas Bima
Brebes yang telah disimpan selama 2-3 bulan, berat bibit umbi seragam, umbi
tidak terlalu besar dan kecil, umbi tidak cacat.
2. Pengolahan tanah
Pengolahan tanah dilakukan dengan membersihkan gulma dan sisa-sisa
tanaman yang masih tertinggal pada lahan. Lahan terlebih dahulu digenangi
air sampai macak-macak, setelah itu tanah dicangkul sedalam 30 cm.
Pembuatan petak dilakukan dengan mencangkul bongkahan tanah menjadi
remah dan gembur. Pembuatan petak bedengan berukuran 120 cm X 120 cm,
dengan jarak antar petak 30 cm dan jarak antar blok 50 cm.
3. Penanaman
Bawang merah dipotong 1/3 ujungnya. Penanaman dilakukan dengan cara
membenamkan umbi sampai 2-4 cm dengan memutar seperti skrup, jarak
tanam yang digunakan adalah 20cm x 20 cm, sebelum dilakukan penanaman
bibit diberi fungisida Dhitane M-45 dan didiamkan selama 1 hari.
4. Penyulaman
Penyulaman dilakukan seminggu setelah tanam ketika ditemukan tanaman
mati atau tidak normal.
5. Pemupukan
1) Pupuk dasar yang diberikan adalah pupuk SP 36 dengan dosis 200
kg/ha dan pupuk urea dengan dosis 200 kg//ha diberi 2 hari sebelum
tanam dengan cara ditabur.
2) Pupuk KNO3 diberikan 3 kali sesuai perlakuan yaitu 450 kg/ha dan 750
kg/ha pada umur 7 HST, 21 HST dan 35 HST.
11

6. Aplikasi ZPT Paclobrutazol


1. Pemberian ZPT Paclobrutazol diaplikasikan 3 kali sesuai perlakuan yaitu
450 ppm/l , 600 ppm/l, 750 ppm/l dan dimulai pada 7 HST, 21 HST, 40
HST.
2. Pembuatan Larutan Stok 1 liter
a. 100 ml paclobrutazol pekat ( 10.000 ppm ) diencerkan menjadi 1 liter
air
b. Tambahkan 100 ml paclobrutazol pekat dengan 900 ml aquadest
c. Aduk hingga tercampur merata dan diaplikasikan sesuai konsentrasi
paclobrutazol sesuai yang digunakan. (Andi dan Aulia 2018)
7. Penyiangan
Penyiangan dilakukan seminggu sekali dengan mencabut gulma yang ada di
sekitar tanaman bawang merah.
8. Pengendalian hama dan penyakit
Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan cara disemprot 1 minggu
sekali menggunakan fungisida dithane untuk mengendalikan penyakit layu
fusarium dan insektisida arjuna untuk mengendalikan hama perusak daun, ulat
grayak Spodopteralitura, ulat bulu dan hama jenis lainnya yang mengganggu
tanaman.
9. Pengairan dan Penyiraman
Pengairan dilakukan dengan mengairi parit agar tanah tetap lembab,
dengan penyiraman yang dilakukan 2 kali sehari sesuai kondisi lahan ,bila
tanah masih lembab cukup sehari 1 kali.
10. Pemanenan
Pemanenan dilakukan ketika umur tanaman sudah berusia kurang lebih
60 hari dengan ditandai daun mulai menguning dan umbi sudah muncul di
permukaan tanah, sebagian besar tanaman telah rebah, umbi berwarna merah
tua keunguan.
12

E. PengamatanPenelitian
Pada setiap petak pengamatan diambil 53 sampel secara acak
kemudian dilakukanp engamatan sebagai berikut :
1. Tinggi tanaman (cm)
Tinggi tanaman diukur pada tanaman sampel berumur 2,3,4,5,6 minggu
setelah tanam (MST). Pengukuran dilakukan dengan mengukur dari pangkal
daun sampai ujung daun tertinggi dengan menggunakan meteran atau
penggaris.
2. Jumlah daun (helai)
Jumlah daun dihitung saat tanaman berumur 2,3,4,5,6 minggu setelah
tanam (MST) dengan cara menghitung daun tanaman bawang merah yang
tumbuh per sampel tanaman.
3. Jumlah anakan per rumpun (buah)
Jumlah anakan dihitung saat tanaman berumur 2,3,4,5,6 minggu setelah
tanam (MST) dengan cara menghitung anakan yang tumbuh pada tanaman
sampel bawang merah.
4. Diameter umbi per rumpun (mm)
Pengukuran diameter umbi dilakukan pada setiap sampel tanaman
menggunakan jangka sorong, dilakukan setelah pemanenan kemudian dirata-
rata.
5. Bobot umbi segar per rumpun (g)
Bobot umbi segar per rumpun dilakukan dengan menimbang umbi
bawang merah setiap rumpun pada masing-masing tanaman sampel, dilakukan
setelah pemanenan.
6. Bobot umbi segar per petak (g)
Dilakukan dengan menimbang umbi segar pada setiap petak yang
dikonversi dari tanaman tengah pada setiapp etakan.
7. Bobot umbi kering konstan per rumpun (g)
13

Bobot umbi kering konsumsi per rumpun dilakukan dengan menimbang


umbi kering bawang merah per rumpun tanaman pada masing-masing sampel
yang dilakukan setelah dikeringkan dengan oven 700 C sampai bobot konstan,
kemudian dirata-rata.
8. Bobot umbi kering konsumsi per petak (g)
Bobot umbi kering konsumsi per petak dilakukan dengan menimbang
umbi kering per petak setelah dikeringanginkan selama 7 hari atau tergantung
kondisi.
DAFTAR PUSTAKA

A, Setyawan. A, D, Rosanti. 2018. Pengaruh Jarak Tanam dan Pemberian


Paclobrutazol Terhadap pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah (Allium
ascalonicumL.).Varietas Bauji. ISSN : 2477-5096. Kediri.
Afrilliana.N,.A.Darmawati.,Sumarsono.2017. Pertumbuhan dan Hasil Panen Bawang
Merah (Allium ascalonicum L.) akibat Penambahan Pupuk Kcl berbasis
Pupuk Organik Berbeda.JurnalAgro Complek1(3):126-134.
Badan Pusat Statistik. 2016. Statistik Tanaman Sayuran dan Buah-buahan Semusim
Statistics of Seasonal Vegetable and Fruit Plant Indonesia.
https://webapi.bps.go.id/consumen/01f841a1ac26bcad4b777e96cc01ca?
redirect_uri=https://www.bps.go.id/publication/
2017/10/02/9d10a13049cee1ce8aad9768/statistik-tanaman-sayuran-dan-
buah-buahan-semusim-indonesia-2016.html Diakses pada 18 Mei2021

Dessy, R.,K. Hariyanto dan N. Sulystiyaningsih. 2020 .Aplikasi Konsentrasi


Paclobrutazol Pada Beberapa Komposisi Media Tanam Berbahan Cocopet
Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Bawang Merah. Jember .
Fatmawati, AP, S, Ritawati dan LN, Said.2015. Pengaruh Pemotongan Umbi dan
Beberapa DosisPupuk NPK Majemuk terhadap Pertumbuhan dan Hasil
Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicumL.).Agrologia, Volume 4
(2).
Gunadi, N. 2009.Kalium Sulfat dan Kalium Klorida Sebagai Sumber Pupuk Kalium
pada Tanaman Bawang Merah. J. Hort. 19 (2): 175-175.

Jamaludin, Krisnarini dan Rakhmiati. 2021. Pertumbuhan dan Hasil Bawang(Allium


ascalonicum L.)dalam polybag akibat pemberian pupuk KN03 Berbagai
Dosis. Volume 3 (2). Lampung.

Kementerian Perdagangan Indonesia.2020. Statistik Tanaman Sayuran dan Buah‐


buahan Semusim Indonesia 2017.https://www.bps.go.id/publicatio
n/2018/10/05/bbd90b867a6ee37 2e7f51c43/statistik-tanaman-sayuran-
dan-buah---buahan-semusim-indonesia-2020.html.Diakses pada tanggal
30 Agutus 2021

14
15

Laia,Y. 2017.Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Bawang Merah (Allium


ascaloniumL.) terhadap Pemberian Pupuk Kotoran Ayam dan Pupuk
Organik cair (POC) Bonggol Pisang.Skripsi.Fakultas Pertanian
Universitas Medan Area.
Prastya.D.,Baharudin. 2015. Pengaruh Jenis dan Komposisi Pupuk Kandang Ayam
dan Pupuk NPK terhadap Serapan Nitrogen dan Hasil Bawang Merah
(Allium ascalonicumL.) Varietas Lembah Palu di Entisol Sidera. Jurnal
Agrotekbis 3 (6) : 707-716 , Desember.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Holtikultura. 2013. Budidaya Bawang Merah.
http://www.litbang.pertanian.go.id/berita/one/1457/. Diakses pada 30 juli
2021.
Sumarni, N., R. Rosliani, R.S. Basuki dan Y. Hilman. 2012. Pengaruh Varietas,
Status K Tanah, Dan Dosis Pupuk Kalium Terhadap Pertumbuhan, Hasil
Umbi dan Serapan Hara K Tanaman Bawang Merah. J. Hort. 22 (3): 233-
241.
Wibowo. 2015. Pengaruh POC Urine Sapi dan Pupuk Kalium terhadap Tanaman
Bawang Merah (Allium ascalonicumL.).Skripsi. Fakultas Pertanian
Pembangunan Panca Budi. Medan.
Winarko.2012. Pengaruh Periode Vernalisasi terhadap Pembungaan dan Hasil
Beberapa Varietas Bawang Merah (Allium ascalonicumL.).Skripsi.Sekolah
Tinggi Universitas Islam.Sumatra Utara.
16

BLOK 1 BLOK II BLOK III

p1k2 p0k1 p2k2

p0k0 p1k2 p0k2

p0k2 p3k0 p0k1

p0k1 p2k1 p3k0

p1k0 p0k0
U
p2k1

p1k0 p3k1 p1k3

p3k1 p3k2 p2k0

p1k3 p2k2 p3k1

p2k2 p0k0 p2k1

p3k0 p1k3 p1k2

p2k0 p0k2 p3k2


30 cm
p3k2 p2k0 p1k0

50 cm

Arah Kesuburan

Keterangan :
Jarak antarblok : 50 cm
Jarak antarpetak : 30 cm
Ukuran petak :120X120 cm
17

Gambar Lampiran 1.Denah Tata LetakPenelitian

120 cm

15 cm

x x x x x x x x
20 cm
x x x x x x x x

x x x x x x x x

x x x x x x x x
120cm

x x x x x x x x

x x x x x x x x

7,5 cm
7,5 cm

Keterangan :
Luas petak : 120 x 120 cm
Jarak tanam : 20 x 20 cm
Populasi tanaman : 48 tanaman

Gambar Lampiran 2. Petak Penelitian


18

Tabel Lampiran 1 Deskripsi Varietas Unggul Bawang Merah Bima Brebes

Asal Brebes, Jawa Tengah


Umur Panen (80% batang melemas) 60 hari
Tinggi tanaman 45-60 cm
Kemampuan berbunga Agak mudah
Banyak anakan 7-12 umbi per rumpun
Bentuk daun Silindris berlubang
Banyak daun 45-50 helai per rumpun
Warnadaun Hijau
Bentuk bunga Seperti cakram
Warna bunga Merah muda
Banyak buah per tangkai 60-75
Banyak bunga per tangkai 100-110
Banyak tangkai bunga per rumpun 2-3
Bentuk biji Bulat, gepeng, berkeriput
Warna biji Hitam
Bentuk umbi Bulat
Ukuran umbi Besar (10-22,5 g) per umbi
Diameter umbi 42,75 – 53,80 mm
Jumlah lapis umbi 6-10
Tebal lapis umbi 2,2-4,7 mm
Warna umbi Merah kekuningan
Produksi umbi 10 ton/ha
Susut bobot umbi 22% (basah sampai kering)
Aroma Sedang
Kadar air 87,41%
Kadar minyak atsiri 0,21%
Kesukaan atau cita rasa Cukup digemari
Kerenyahan untukbawanggoring Sedang
Ketahanan terhadap penyakit Rentan terhadap Alteneriaporii
Ketahanan terhadap hama Rentan terhadap ulat grayak
(Spodopteraexigua)
Keterangan Baik untuk dataran rendah maupun
tinggi pada musim kemarau.
Umumnya ditanam petani dataran
tinggi
Sumber: Direktorat Jendral Bina Produksi Hortikultura, 2005
19

Lampiran 1Konversi Pupuk Dasar dan KN03


Diketahui :

Luas petak 120 cm X 120 cm = 1,44m2

Efisiensi 80% = 80% X 10.000cm = 8.000 m2

1. DosisPupuk Dasar
a. Pupuk SP 36 200 kg/ha

Kebutuhan pupuk perpetak :

: g

: 36 g/petak
b. Pupuk Urea 200 kg/ha

Kebutuhan pupuk perpetak :

: 36 g/petak
c. PupukKN03450 kg/ha

Kebutuhan pupuk perpetak :

: g

: 81g/petak
d. PupukKN03750 kg/ha

Kebutuhan pupuk perpetak :

:
20

: 135g/petak

Anda mungkin juga menyukai