nama anggota
outline
1. Pendahuluan
2. Rumusan Masalah
3. Pembahasan
4. Kesimpulan
pendahuluan
Pasal 1 ayat 3 Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 telah menyatakan bahwa
Indonesia adalah negara hukum atau rechtsstaat.
Adanya penegasan tersebut maka Indonesia wajiblah
mengedepankan asas supremacy of law atau
meletakkan hukum dalam posisi tertinggi. Supremacy
of law bukan serta merta sebuah julukan yang
digelarkan tanpa adanya realisasi. Satu diantaranya
adalah dibentuknya Kitab Undang- Undang Hukum
Acara Pidana yang selanjutnya disebut KUHAP. Satu
diantara yang menjadi bahasan dalam KUHAP adalah
penahanan. Berdasarkan Pasal 1 angka 21 KUHAP,
penahanan adalah penempatan tersangka atau
terdakwa di tempat tertentu oleh penyidik, atau
penuntut umum atau hakim dengan penetapannya,
dalam hal serta menurut cara yang diatur dalam
undang-undang. Dalam hal ini kami akan
memaparkan teori penahanan, penahanan dalam
KUHAP, serta penahanan tanpa alasan yang jelas.
rumusan masalah
Berdasarkan Pasal 1 angka
dengan penetapannya.
syarat
penahanan
Syarat-syarat untuk dapat dilakukan penahanan terbagi dalam
melakukakan
penahanan
Pasal 1 angka 21 KUHAP telah
menegaskan bahwa yang berwenang
melakukan penahanan terhadap
tersangka atau terdakwa adalah :
1. Penyidik
2. Penuntut umum
3. Hakim.
Adapun satu diantaranya untuk
kepentingan masing-masing tugas.
keberatan atas
penahanan
Pasal 123 angka 1-5 KUHAP menjelaskan
bahwa tersangka,keluarga, atau penasihat
hukum dapat mengajukan keberatan atas
penahanan atau atas jenis penahanan yang
dikenakan kepada tersangka kepada penyidik
yang melakukan penahanan itu. Apabila dalam
waktu tiga hari permintaan tersebut belum
dikabulkan oleh penyidik, tersangka, keluarga
atau penasihat hukum dapat mengajukan hal
itu kepada atasan penyidik. Penyidik atau
atasan penyidik sebagaimana dimaksud dalam
ayat tersebut di atas dapat mengabulkan
permintaan dengan atau tanpa syarat.
jenis
penahanan
Pasal 22 KUHAP telah menyebutkan
yaitu :
1. Penahanan Rumah Tahanan Negara
(RUTAN),
2. Penahanan Rumah, dan
3. Penahanan Kota
ayat 2 .
Pengadilan Negeri
Tertera pada Pasal 26 ayat 1 KUHAP, Pasal 26 ayat 2 KUHAP dan
Pasal 26 ayat 4.
penahanan
dan Pasal 29 ayat 1 KUHAP .
Acara Pidana
Kesalahan Dalam
Kesalahan Dalam
Mencantumkan Uraian
Mencantumkan Tempat
kesimpulan
Penahanan adalah penempatan tersangka atau terdakwa yang diduga
penetapannya.
Jaksa penuntut umum harus melakukan penahanan tersangka dengan berpedoman pada
Pasal 21 ayat (1) dan (2) KUHAP bahwa penahanan tersangka atau terdakwa haruslah
didahului degan surat penahanan. Adapun beberapa hal yang membuat surat
penahanan tersebut tidaklah sah serta batal demi hukum, diantaranya adalah kesalahan
kesalahan dalam mencantumkan uraian singkat yang disangkakan dan didakwakan dan