Anda di halaman 1dari 15

PEnaHANAN

DALAM HUKUM ACARA PIDANA


DOSEN PENGAMPU:
Dr.Marlina,SH,.M.Hum.
Jessica Armeis Jilansahirah Lhedifa Humayra Aulia Silalahi
200200224 200200226 200200543

nama anggota
outline
1. Pendahuluan

2. Rumusan Masalah

3. Pembahasan

4. Kesimpulan
pendahuluan
Pasal 1 ayat 3 Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 telah menyatakan bahwa
Indonesia adalah negara hukum atau rechtsstaat.
Adanya penegasan tersebut maka Indonesia wajiblah
mengedepankan asas supremacy of law atau
meletakkan hukum dalam posisi tertinggi. Supremacy
of law bukan serta merta sebuah julukan yang
digelarkan tanpa adanya realisasi. Satu diantaranya
adalah dibentuknya Kitab Undang- Undang Hukum
Acara Pidana yang selanjutnya disebut KUHAP. Satu
diantara yang menjadi bahasan dalam KUHAP adalah
penahanan. Berdasarkan Pasal 1 angka 21 KUHAP,
penahanan adalah penempatan tersangka atau
terdakwa di tempat tertentu oleh penyidik, atau
penuntut umum atau hakim dengan penetapannya,
dalam hal serta menurut cara yang diatur dalam
undang-undang. Dalam hal ini kami akan
memaparkan teori penahanan, penahanan dalam
KUHAP, serta penahanan tanpa alasan yang jelas.

Bagaimanakah teori Bagaimanakan Analisis Mengapa seseorang dapat


penahanan dalam Kitab penahanan di dalam Kitab ditahan tanpa alasan yang
Undang- Undang Hukum Undang-Undang Hukum jelas?
Acara Pidana? Acara Pidana?

rumusan masalah
Berdasarkan Pasal 1 angka

21 jo Pasal 21 Ayat (1)

KUHAP, penahanan adalah

penempatan tersangka atau

dasar terdakwa yang diduga keras

sebagai pelaku tindak

pidana berdasarkan bukti

hukum yang cukup ditempat

tertentu oleh penyidik atau


penuntut umum atau hakim

dengan penetapannya.
syarat

penahanan
Syarat-syarat untuk dapat dilakukan penahanan terbagi dalam

dua syarat yaitu:


Syarat Subjektif Syarat Objektif


Hanya tergantung pada orang
Dapat diuji ada atau tidak oleh

yang memerintahkan penahanan


orang lain. Syarat objektifini diatur

tadi, apakah syarat itu ada atau


dalam Pasal 21 Ayat (4) KUHAP.
tidak. Syarat subjektif ini terdapat

dalam Pasal 21 Ayat (1).


pihak yang

melakukakan

penahanan
Pasal 1 angka 21 KUHAP telah
menegaskan bahwa yang berwenang
melakukan penahanan terhadap
tersangka atau terdakwa adalah :
1. Penyidik
2. Penuntut umum
3. Hakim.
Adapun satu diantaranya untuk
kepentingan masing-masing tugas.

keberatan atas

penahanan
Pasal 123 angka 1-5 KUHAP menjelaskan
bahwa tersangka,keluarga, atau penasihat
hukum dapat mengajukan keberatan atas
penahanan atau atas jenis penahanan yang
dikenakan kepada tersangka kepada penyidik
yang melakukan penahanan itu. Apabila dalam
waktu tiga hari permintaan tersebut belum
dikabulkan oleh penyidik, tersangka, keluarga
atau penasihat hukum dapat mengajukan hal
itu kepada atasan penyidik. Penyidik atau
atasan penyidik sebagaimana dimaksud dalam
ayat tersebut di atas dapat mengabulkan
permintaan dengan atau tanpa syarat.
jenis

penahanan
Pasal 22 KUHAP telah menyebutkan

bahwa terdapat tiga jenis penahanan,

yaitu :
1. Penahanan Rumah Tahanan Negara

(RUTAN),
2. Penahanan Rumah, dan
3. Penahanan Kota

Penahanan oleh Polisi atau Pejabat Lain


Tertera pada Pasal 24 ayat 1 KUHAP dan Pasal 24

ayat 2 .

Penahanan atas Perintah Penuntut Umum

Tertera pada Pasal 25 ayat 1 KUHAP dan Pasal 25 ayat 2

KUHAP, dan Pasal 25 ayat 4 KUHAP .


Penahanan atas Surat Perintah Penahanan Hakim

Pengadilan Negeri
Tertera pada Pasal 26 ayat 1 KUHAP, Pasal 26 ayat 2 KUHAP dan

Pasal 26 ayat 4.

Penahanan atas Surat Penahanan

Tertera Pada Pasal 27 ayat 1 KUHAP, Pasal 27 ayat 2 KUHAP dan

Pasal 27 ayat 4 KUHAP.


waktu

Penahanan atas Perintah Penahanan Mahkamah Agung


Tertera pada Pasal 28 ayat 1 KUHAP, Pasal 28 ayat 2 KUHAP

penahanan
dan Pasal 29 ayat 1 KUHAP .

Analisis Penahanan Dalam

Kitab Undang-Undang Hukum

Acara Pidana

Hak Tahanan Khusus


Hak Tahanan Umum
1. Hak atas perawatan kesehatan
Merupakan hak-hak yang diatur

2. Hak atas perawatan rohani


secara umum didalam KUHAP
3. Hak larangan wajib bekerja
Penahanan tanpa

alasan yang jelas


Jaksa penuntut umum saat menjalankan
Kesalahan Dalam
Kesalahan dalam

kewenangannya harus berpedoman pada


Mencantumkan Indentitas Mencantumkan Alasan

ketentuan Pasal 21 ayat (1) dan ayat (2) KUHAP



Penahanan
yang menyatakan bahwa penahanan tersangka

harus didahului dengan surat perintah

penahanan. Surat perintah penahanan

sebagaimana Pasal 21 ayat (2) KUHAP, harus

memenuhi beberapa syarat, yang mana bila tidak

di penuhi akan menjadi penahanan tanpa alasan

yang jelas. Surat perintah penahanan harus

memenuhi beberapa syarat:

Kesalahan Dalam
Kesalahan Dalam

Mencantumkan Uraian
Mencantumkan Tempat

Singkat Yang Disangkakan


Penahanan
atau Didakwakan

kesimpulan
Penahanan adalah penempatan tersangka atau terdakwa yang diduga

keras sebagai pelaku tindak pidanaberdasarkan bukti yang cukupditempat

tertentu oleh penyidik atau penuntut umum atau hakim dengan

penetapannya.

Penahanan menurut perspektif Kitab Undang-undang Hukum Acara

Pidana adalah setiap orang yang ditahan harus dihormati sekalipun

mereka yang berwenang melakukan penahan. Karena hal itu telah

ditegaskan dalam Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana.

Jaksa penuntut umum harus melakukan penahanan tersangka dengan berpedoman pada
Pasal 21 ayat (1) dan (2) KUHAP bahwa penahanan tersangka atau terdakwa haruslah

didahului degan surat penahanan. Adapun beberapa hal yang membuat surat

penahanan tersebut tidaklah sah serta batal demi hukum, diantaranya adalah kesalahan

dalam mencantumkan identitas, kesalahan dalam mencatumkan alas an penahanan,

kesalahan dalam mencantumkan uraian singkat yang disangkakan dan didakwakan dan

kesalahan dalam mencantumkan tempat penahanan.


Thank You

Anda mungkin juga menyukai