Anda di halaman 1dari 4

Tgl Efektif : 1 Juli 2009

No. Dok : FM-FAK-009


LEMBAR JAWABAN No. Revisi : 01

UJIAN TENGAH / AKHIR SEMESTER


Fakultas Ilmu Sosial
Ilmu Politik

Nama : Muhammad Fuad Abdul Baqi NILAI


Nim : 2106015042
Semester :3
Mata Kuliah : Kemuhammadiyahan
Hari/Tanggal : Selasa, 22 November 2022
Dosen : Rifma Ghulam Dzaljad

Jawab :
1. Ada beberapa pesan yang dapat ditangkap dari surat al-Ma’un, di antaranya adalah; pertama, orang
yang menelantarkan kaum duafa (mustadh’afiin) tergolong ke dalam orang yang mendustakan
agama. Kedua,ibadah salat memiliki dimensi sosial, dalam arti tidak ada faedah salat seseorang
jika tidak dikerjakan dimensi sosialnya. Ketiga, mengerjakan amal saleh tidak boleh diiringi
dengan sikap ria. Keempat, orang yang tidak mau memberikan pertolongan kepada orang lain,
bersikap egois dan egosentris termasuk ke dalam orang yang mendustakan agama. Bila ingin
dipadatkan lagi, empat buah pesan yang terkandung dalam surat al-Ma’un inilah yang menjadi
cita-cita social Muhammadiyah, yaitu ukhuwa (persaudaraan), hurriah (kemerdekaan), musawah
(persamaan), dan ‘adaalah (keadilan).

Ahmad Dahlan dengan menafsirkan Al-Ma’un ke dalam tiga kegiatan utama: pendidikan,
kesehatan dan penyantunan orang miskin juga melakukan transformasi pemahaman keagamaan
dari sekadar doktrin-doktrin sakral dan “kurang berbunyi” secara sosial menjadi kerjasama atau
koperasi untuk pembebasan manusia. Dalam konteks inilah teologi Islam menjadi sangat konsen
pada usaha mengentaskan masalah kemiskinan sebagai manifestasi ta`awun `ala al-birri wa at-
taqwa.Pedoman utamanya adalah konsep tauhid yang menuntut ditegakkannya keadilan sosial,
karena dilihat dari kacamata tauhid, setiap gejala eksploitasi manusia atas manusia merupakan
pengingkaran terhadap persamaan derajat manusia di depan Allah. Dengan demikian, jurang yang
menganga lebar antara lapisan kaya dan lapisan miskin yang selalu disertai kehidupan yang
eksploitatif merupakan fenomena yang tidak tauhid, bahkan anti-tauhid. Pemikiran KH. Ahmad
Dahlan tentang Tauhid Al-Ma’un bagi Muhammadiyah ibarat senjata untuk mengabdikan diri
kepada bangsa Indonesia. Karena Tauhid Al-Ma’un merupakan gerakan sosial kemasyarakatan
yang berorientasi pada nilai-nilai kemanusiaan.

2. Dakwah pencerahan merupakan paradigma baru mendakwahkan Islam sebagai sumber nilai,
ajaran, dan spirit gerakan. Dakwah pencerahan Muhammadiyah bukan semata-mata tabligh
(menyampaikan ajaran), melainkan ikhraj wa tahrir (membebaskan) manusia dari segala bentuk
keyakinan palsu yang menyelimuti hati dan pikirannya.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, dakwah diartikan sebagai penyiaran agama dan
pengembangannya di kalangan masyarakat; seruan untuk memeluk, mempelajari, dan
mengamalkan ajaran agama.13 Muhammadiyah memahami kata dakwah sebagai panggilan atau
seruan bagi umat manusia menuju jalan Allah, yaitu jalan menuju Islam. Konsep dakwah yang
Muhammadiyah ajukan antara lain :
• Dakwah sosial : salah satu bentuk kegiatan sosial untuk masyarakat bawah adalah
pendistribusian dana-dana zakat, infak dan sedekah (ZIS) secara tepat sasaran, Islam tidak
hanya dilihat secara idealis, melainkan juga praksis-fungsional. Karena itulah, lembaga ZIS
(Lazismu), AUM di bidang sosial dan kesehatan serta majelis yang ada dalam Muhammadiyah
berperan signifikan dalam mendukung dakwah sosial ini, antar lain melalui kegiatan santunan,
beasiswa, pendampingan, serta advokasi.
• Dakwah advokasi : Dakwah dalam bentuk advokasi adalah bentuk yang paling penting untuk
dilakukan bagi kelompok marjinal. Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, kelompok marjinal
adalah kelompok yang dipinggirkan oleh sistem. Oleh karena itu, dakwah advokasi dilakukan
untuk memperbaiki sistem yang ada, khususnya dalam menggugah perhatian pemerintah dan
membangun kesadaran di kalangan kelompok marjinal akan hak-hak yang seharusnya mereka
dapatkan.

3. *Keluarga janda, sakit-sakitan dan memiliki tanggungan anak-anak yang masih kecil-kecil
dengan pendapatan yang tidak menentu dan tinggal di petakan; atau
Diantara ketiga kriteria keluarga dhuafa yang paling berhak untuk dipilih adalah keluarga ke 2,
karena jika dilihat dari keluarga pertama, keluarga tersebut masih bisa dan memiliki usaha sendiri
untuk di jalankan. Sedangkan keluarga ke-2 memiliki tanggungan anak-anak yang masih kecil-
kecil dan pendapatannya tidak menentu, pemberdayaan yang tepat untuk keluarga dhuafa tersebut
yaitu membangun sebuah usaha, untuk menambahkan pendapatan agar bisa meneruskan
tanggunan kepada anak-anaknya.

4. Dengan cara membuat proposal secara rinci lalu diajukan di beberapa instansi, membuat digital
flyer untuk disebarkan di media social, membuat video pendek yang bersifat mengajak
masyarakat agar mau berdonasi, dan membuat link donasi di media online.

Anda mungkin juga menyukai