SISTEM UROGENITALIA
OLEH :
70600119016
2022
1. Mengapa hukum khitan bagi laki-laki wajib sedangkan bagi perempuan sunnah?
Jawab :
Hukum islam itu ada 5 yaitu halal, haram, mubah, makruh dan Sunnah.
Hukum ini disebut sebagai Ahkamul Hamzah yang dirumuskan oleh ahli fiqh
berdasarkan petunjuk petunjuk al Qur’an, hadits, kesepakatan ulama atau ijtihad
pendapat pribadi. Hal yang disebut wajib berarti harus dilakukan, jika tidak dilakukan
maka akan berdosa. Hukum ini bisa berubah jika kondisi berubah dan terdapat
perbedaan pendapat diantara ulama. Ada ulama fiqh yang mengatakan bahwa laki laki
wajib untuk di sunnat dan perempuan merupakan sunnah. Namun jika hal tersebut
akan menyakiti wanita atau merusak wanita, maka wanita berhak menolak.
Al-Qur`an tidak menyebutkan bahwa sunat wajib baik itu untuk laki-laki
maupun untuk perempuan. Akan tetapi sesuai hadist Nabi Shallallahu Alaihi
Wasallam dijelaskan bahwa agama memerintahkan sunat itu bagi laki-laki tetapi tidak
untuk perempuan. Seorang dokter pun perlu untuk mengetahui secara tegas bahwa
wanita tidak perlu melakukan sunat karena tidak ada tujuan khusus bahkan dapat
membawa kemudharatan. Pada kitab-kitab hadist pun tidak dijelaskan bahwa wanita
wajib di sunat juga tidak ada yang menjelaskan bahwa Sayyidah Aisyah dan Fatimah
melaksanakan sunat. Tradisi sunat sudah ada di zaman dahulu seperti pada Nabi
Ibrahim AS, Nabi Musa AS dan Nabi Isa AS dan telah tercantum pada kitab
terdahulu. Walaupun tidak tertulis di Al-Qur`an, tetapi di dalam sunnat terdapat
kebaikan didalamnya maka tidak masalah untuk diikuti sesuai dengan ajaran Fiqh.
Pada zaman Rasulullah SAW tradisi sunat itu sudah ada dan dijalankan masyarakat.
3. Mengapa disunnahkan sirkumsisi untuk yang anak kecil dan diwajibkan untuk dewasa
sedangkan anak kecil lebih mudah untuk di sirkumsisi?
Jawab :
Ulama fiqh menyebutkan sunat wajib dilakukan bagi laki-laki yang telah
berusia baligh karena sunnat ini juga berhubungan dengan ibadah. Saat seseorang
hendak beribadah maka diwajibkan untuk membersihkan diri dari hadast baik besar
maupun kecil. sementara seseorang yang belum disunat bisa jadi masih terdapat sisa-
sisa air kencing yang tersimpan di kulup sehingga hal tersebut dapat peneyebab tidak
sahnya ibadah. Ulama-ulama kita menetapkan usia baligh tersebut karena masih
mengikuti perilaku umat terdahulu sehingga mewajibkan pada usia baligh. Jika saat
ini semakin dipelajari dan ditemukan bahwa sunnat lebih baik dilakukan pada saat
masih bayi maka itu boleh karena membawa kebaikan dan tidak menyalahi aturan
agama. Sebagai calon dokter, keilmuan perlu dikembangkan karena sesungguhnya
ilmu kedokteran itu merupakan bagian dari ilmu Islam dan dokter bisa memberikan
manfaat yang begitu besar bagi umat islam.