Anda di halaman 1dari 35

INDUSTRI KONSTRUKSI DAN PROYEK

KONSTRUKSI

SAPITRI, ST., MT

Kewirausahaan Teknik Sipil


2017
BAHAN BAHASAN

• Pengertian Industri Konstruksi dan Jasa


Konstruksi
• Jenis-jenis Proyek Konstruksi
• Pengertian Proyek Konstruksi
• Siklus Hidup Proyek Konstruksi
• Pihak-pihak Yang Terlibat dalam Proyek
Konstruksi
• Peraturan/Perundangan yang terkait dengan
konstruksi
PENGERTIAN KONSTRUKSI (1)

 Konstruksi menggambarkan proses membangun suatu fasilitas


fisik/prasarana yang diperlukan untuk mendukung kegiatan
manusia (sosial, ekonomi, pertahanan, pendidikan,
pemerintahan dsb)

 Konstruksi sering juga disinonimkan dengan suatu bangunan


fisik (di atas/bawah tanah) yang dibangun oleh manusia.

 Di Indonesia terdapat contoh-contoh konstruksi bersejarah


(Candi Borobudur, saluran irigasi yang dibuat oleh kerajaan
Tarumanegara dsb,)
PENGERTIAN KONSTRUKSI (2)

Konstruksi secara umum dipahami sebagai segala


bentuk pembuatan/pembangunan infrastruktur
(jalan, jembatan, bendung, jaringan irigasi, gedung,
dsb) serta pelaksanaan pemeliharaan dan perbaikan
infrastruktur (Well, 1986).

Merupakan salah satu sektor ekonomi yang meliputi


unsur perencanaan, pelaksanaan, pemeliharaan, dan
operasional berupa transformasi dari berbagai input
material menjadi suatu bentuk konstruksi
(Moavenzadeh, 1978).
PENGERTIAN KONSTRUKSI (3)
Industri konstruksi sangat essensial dalam kontribusinya
pada proses pembangunan, hasil produk industri konstruksi
seperti berbagai sarana, dan prasarana merupakan
kebutuhan mutlak pada proses pembangunan dan
peningkatan kualitas hidup masyarakat (Henriod, 1984).

industri konstruksi secara luas terdiri dari pelaksanaan


kegiatan di lapangan dan melibatkan pihak-pihak seperti
kontraktor, konsultan, material supplier, plant supplier,
transport supplier, tenaga kerja, asuransi dan perbankan
dalam suatu transformasi input menjadi suatu produk
akhir yang dipergunakan untuk mengakomodasi kegiatan
sosial maupun bisnis dari masyarakat (Bon, 2000).
PENGERTIAN KONSTRUKSI (4)

 Construction covers the preparation of sites


and the construction of buildings and civil
engineering structures, including heavy
infrastructure and essential services (Definisi
Construction Sector dari ILO)
MENCAKUP ………………

 Site preparation, includes the demolition of buildings or


structures, and excavating, levelling or test drilling for new
structures.

 Building, covers the erection of family housing and


residential buildings, as well as office blocks, shopping
complexes, schools, hospitals and industrial buildings.

 Civil engineering works, include steel, mechanical and


electrical construction needed in the development of
transport infrastructure, water storage, reticulation and
sewage systems, power lines, fuel tanks, mine headgears
and bins, bunkers or silos.
KEGIATAN KONSTRUKSI
INDUSTRI KONSTRUKSI DAN JASA KONSTRUKSI

• Segmen industri yang memproduksi


bangunan/fasilitas/prasarana untuk
menunjang kegiatan ekonomi
• Di Indonesia sering disebut sebagai jasa
konstruksi. mencakup jasa layanan dalam
bidang:
– Perencanaan Konstruksi
– Pelaksanaan Konstruksi
– Pengawasan Konstruksi (termasuk manajemen
konstruksi)
– Atau gabungan dari beberapa layanan
JASA KONSTRUKSI MENURUT UUJK N0
18/1999

 Jasa konstruksi adalah layanan jasa


konsultansi perencanaan pekerjaan konstruksi,
layanan jasa pelaksanaan pekerjaan
konstruksi, dan layanan jasa konsultansi
pengawasan pekerjaan konstruksi;
PEKERJAAN KONSTRUKSI (UUJK 18/1999-
PASAL 1 AYAT 3)

 Pekerjaan konstruksi adalah keseluruhan atau


sebagian rangkaian kegiatan perencanaan
dan/atau pelaksanaan beserta pengawasan
yang mencakup pekerjaan arsitektural, sipil,
mekanikal, elektrikal, dan tata lingkungan
masingmasing beserta kelengkapannya, untuk
mewujudkan suatu bangunan atau bentuk fisik
lain;
JENIS USAHA JASA KONSTRUKSI BERDASARKAN
UU NO. 18 TAHUN 1999
1. Usaha perencanaan konstruksi, memberikan layanan jasa
perencanaan dalam pekerjaan konstruksi meliputi rangkaian
kegiatan atau bagian-bagian dari kegiatan mulai dari studi
pengembangan sampai dengan penyusunan dokumen kontrak
kerja konstruksi.
2. Usaha pelaksanaan konstruksi, memberikan layanan jasa
pelaksanaan dalam pekerjaan konstruksi meliputi rangkaian
kegiatan atau bagian-bagian dari kegiatan mulai dari penyiapan
lapangan sampai dengan penyerahan hasil akhir pekerjaan
konstruksi.
3. Usaha pengawasan konstruksi, memberikan layanan jasa
pengawasan baik sebagian atau keseluruhan pekerjaan
pelaksanaan konstruksi mulai dari penyiapan lapangan sampai
dengan penyerahan hasil akhir konstruksi.
JENIS-JENIS KONSTRUKSI

 Konstruksi permukiman : perumahan, appartemen,


prasarana permukiman (air bersih, air kotor,jalan dll)
 Konstruksi komersial dan institusi: perkantoran, pertokoan
 Konstruksi industri khusus: pabrik, industri proses
(petrokimia, minyak dan gas bumi dll)
 Konstruksi berat dan prasarana: prasarana transport (jalan,
jembatan, bandara, pelabuhan, terminal dll), prasarana
pengelolaan sumberdaya air (bendung, irigasi), pembangkit
tenaga (PLTA, PLTG, PLTP, PLTD,PLTN dll)
CLASSIFICATION OF CONSTRUCTION SECTOR (EU)

 45.1 Site preparation


 45.2 Building of complete constructions
or parts thereof; civil engineering:
 45.3 Building installation:
 45.4 Building completion:
 45.5 Renting of construction or
demolition equipment with operator
RANTAI PROSES PADA SEKTOR KONSTRUKSI

SUPPLIERS OF CONSUMERS OF
CONSTRUCTION CONSTRUCTION CONSTRUCTION
GOODS AND PRODUCTS GOODS AND
SERVICES SERVICES

CONSTRUCTION INDUSTRY
CONSTRUCTION CONSTRUCTION
PRODUCTION SYSTEM TRADE:
INFORMATION
CAPITAL
ACCESS TO MARKET
HUMAN RESOURCE
TRANSACTION
TECHNOLOGY
QUALITY ASSURANCE
BUSINESS MODEL
KERANGKA TEORITIS STAKEHOLDERS
KONSTRUKSI

REGULATOR
(Pemerintah-
Profesi)

BENEFICIARIES

PROVIDER: CONSUMER OF
GOODS AND CONSTRUCTION
SERVICES PRODUCTS
(Kontraktor- (Pemilik-Pemakai)
Konsultan- (Pemerintah-Swasta-Individu)
Tenaga Kerja)
MASYARAKAT
SEGMENTASI PASAR KONSTRUKSI

Sektor Swasta

Sektor publik Internasional


Nasional
Sektor informal
Lokal

Kecil
Menengah
Besar
Mega
PASAR KONSTRUKSI

Pasar
supply
Konstruksi Tingkat demand

Pertumbuhan
Ekonomi
 Pasar : sektor publik, sektor swasta + sektor informal
 Pasar konstruksi lokal/nasional – internasional/global
 Sektor publik sebagai buffer pasar konstruksi melalui
pembangunan infrastruktur pada saat pertumbuhan
ekonomi rendah
INDUSTRI KONSTRUKSI MENGIKUTI
BUSINESS/ECONOMIC CYCLE
 The business cycle or economic
cycle refers to the fluctuations of
economic activity about its long
term growth trend.
 The cycle involves shifts over time
between periods of relatively rapid
growth of output (recovery and ekonomi
prosperity), and periods of relative
stagnation or decline (contraction or
recession).
 These fluctuations are often Bisnis
measured using the real gross konstruksi
domestic product.
KARAKTERISTIK INDUSTRI KONSTRUKSI

 Investasi yang menghasilkan asset yang nilainya sangat


besar
 Produk-produknya unik (selalu berupa prototype), berdasar
pesanan (berbeda dengan industri manufaktur yang yang
memproduksi barang yang dijual)
 Proses produksi konstruksi sering dilaksanakan dalam
lingkungan (alam) yang tidak terkendali (tidak di pabrik),
menghadapi berbagai pengaruh lingkungan
 Proses-proses produksi terfragmentasi (dilaksanakan oleh
berbagai pihak yang berbeda)
STRUKTUR INDUSTRI KONSTRUKSI

CONSTRUCTION
1 INDUSTRY BUSINESS

BUILDING, DEVELOPING &


2 GENERAL CONTRACTING
HEAVY CONSTRUCTION

Non-residential Highway, Street,


Land Subdivision & Residential Building Other Heavy
3 Land Development Construction
Building Bridge, & Tunnel
Construction
Construction Construction

Commercial & Power & Industrial


Single-family Multifamily Manufacturing & Highway & Bridge & Water, Sewer, All Other
Institutional Communication Non-building
4 Housing Housing Industrial Building
Building
Street Tunnel & Pipeline
Transmission Line Structure
Heavy
Construction Construction Construction Construction Construction Construction Construction
Construction Construction Construction
BUSINESS PROCESS DALAM INDUSTRI
KONSTRUKSI
PROJECT LIFE CYCLE OF
CONSTRUCTED FACILITIES

• Tidak selalu sekuensial-


bisa iteratif
• Melibatkan berbagai
tenaga ahli/spesialis
• Dapat ditangani sendiri
oleh pemilik (in house)
atau diserahkan kepada
pihak kedua (konsultan-
kontraktor)
PROJECT DELIVERY SYSTEM
 Design–bid–build (traditional/low bid)  ada proses pelelangan
(government works)
 Negotiated contracts : proses negosiasi (sector swasta), untuk
pekerjaan khusus.
 Design-build : ada sistem procurement oleh owner.
 Job-order contracts : organiasasi proyek besar dan biasanya banyak
digunakan pada pekerjaan maintenance (jangka waktu pekerjaan
cukup lama), by bidding.
 Construction management at risk : mengurangi resiko dari
penurunan biaya dan pelaksanaan schedule.
 Best value procurement : dipilih kontraktor yang penawarannya
bagus, punya kualitas dan harganya lebih murah.
 Incentive contract : pemberian bonus jika pekerjaan cepat selesai.
BUSINESS CYCLE
KONTRAKTOR KONSTRUKSI
Gain
Gain competence
profit
Build asset

Keep
Acquire
track work

Build work Modified from Stevens, 2007


INDUSTRI KONSTRUKSI DAN
KETENAGAKERJAAN
Penyerapan tenaga kerja
Tahun Jumlah Jumlah yang Penyerapan sektor (%)

angkatan kerja bekerja Pertania Manufaktu Industri Konstruksi


(juta) (juta) n r
1960 53,3 35,7 55,4 10,6 2,3

1973 65,8 44,0 - 6,7 2,1

1983 74,2 71,2 54,7 10,4 3,7

1993 82,6 80,4 53,9 10,4 3,2

1997 91,3 86,4 40,7 12,9 4,9

1998 92,7 87,7 44,9 11,3 4,0

1999 94,9 88,8 43,2 12,9 3,8

2000 95,7 89,8 45,3 12,9 3,9

2001 98,8 90,8 43,8 13,0 4,2

2002 100,8 91,6 44,4 13,2 4,9

Sumber: BPS, dikembangkan dari Maartje van Dalem (2003)


KONDISI INDUSTRI KONSTRUKSI DI
INDONESIA
Perbandingan klasifikasi industri konstruksi

PP No. 28, 2000 tentang Biro Pusat Statistik (BPS) NAICS


Usaha dan Peran Masyarakat Jasa (North American Industry
Konstruksi Classification System)
Jenis Usaha: Kind of Construction Works 1): 1. Building, Developing & General
1. Perencanaan; 1. Site Preparation; Contracting:
2. Pelaksanaan. 2. General Constructing: 1. Land Subdivision & Land
3. Pengawasan: a. Civil construction special for Development;
building; 2. Residential Building:
Bentuk Usaha: b. Civil construction non a. Single-family housing;
1. Perseorangan; building. b. Multi-family housing.
2. Badan Usaha. 3. Electrical & Telecommunication; 3. Non-residential Building
4. Special Construction; Construction:
Bidang Usaha: 5. Renting of Construction a. Manufacturing & industrial
1. Arsitektural; Equipment. building;
2. Sipil; b. Commercial & institutional
3. Mekanikal; Type of Construction 2): building.
4. Elektrikal; 1. Residential;
5. Tata Lingkungan. 2. Non Residential; 2. Heavy Construction:
3. Mixed Building; 1. Highway, Street, Bridge, &
4. Electrical Installation; Tunnel:
5. Water Supply Pipe Installation; • Highway & street;
6. Gas Pipe Installation; • Bridge & tunnel.
7. Sanitation Installation; 2. Other Heavy Construction:
8. Foundation Work; a. Water, sewer, & pipeline;
9. Sound System, AC, Lift, etc.;

Note:
1) Dalam publikasi BPS, definisi diberikan berdasarkan klasifikasi seperti ini;
2) Data disajikan dalam bentuk klasifikasi ini.
Kondisi Perusahaan,
Asosiasi Pengusaha dan Asosiasi Profesi
1. Jumlah kontraktor nasional
diperkirakan mencapai 100.000;
2. Kualitas badan usaha industri
konstruksi Indonesia secara umum
lemah;
3. Asosiasi pengusaha dan asosiasi profesi
dikelompokkan berdasarkan jenis
usaha menurut UU No. 18, 1999.
Asosiasi pengusaha industri konstruksi Indonesia

1. AABI (Asosiasi Aspal Beton Indonesia) 13. APPAKSI (Asosiasi Perusahaan Pengelola Alat
Berat/Konstruksi Indonesia)

2. AKAINDO (Asosiasi Kontraktor Air Indonesia) 14. APPATINDO (Asosiasi Perusahaan Pengeboran Air
Tanah Indonesia)
3. AKGEPI (Asosiasi Kontraktor Gedung dan 15. ASKUMINDO (Asosiasi Kontraktor Umum Indonesia)
Permukiman Indonesia)
4. AKI (Asosiasi Kontraktor Indonesia) 16. ASPEKINDO (Asosiasi Pengusaha Konstruksi
Indonesia)
5. AKJI (Asosiasi Kontraktor Jalan dan Jembatan 17. ASPEKNAS (Asosiasi Pelaksana Konstruksi Nasional)
Indonesia)
6. AKLI (Asosiasi Kontraktor Listrik Indonesia) 18. ASPERTANAS (Asosiasi Perusahaan Kontraktor
Pertamanan Nasional)
7. AKMI (Asosiasi Kontraktor Mekanikal Indonesia) 19. GAPEKNAS (Gabungan Pengusaha Kontraktor
Nasional)
8. AKSDAI (Asosiasi Kontraktor Sumber Daya Air 20. GAPEKSINDO (Gabungan Pengusaha Konstruksi
Indonesia) Nasional Indonesia)
9. AK2I (Asosiasi Kontraktor Konstruksi Indonesia) 21. GAPENRI (Gabungan Perusahaan Nasional Rancang
Bangun Indonesia)
10. AKTALI (Asosiasi Kontraktor Tata Lingkungan 22. GAPENSI (Gabungan Pengusaha Konstruksi Indonesia)
Indonesia)
11. APBI (Asosiasi Perawatan Bangunan Indonesia) 23. INKINDO (Ikatan Nasional Konsultan Indonesia)
12. APNATEL (Asosiasi Perusahaan Nasional 24. REI (Real Estate Indonesia)
Telekomunikasi)
Asosiasi profesi industri konstruksi Indonesia

1. A2K4 (Asosiasi Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja 13. IALI (Ikatan Ahli Lansekap Indonesia)
Konstruksi)
2. APEI (Asosiasi Profesional Elektrikal Indonesia) 14. IAMPI (Ikatan Ahli Manajemen Proyek Indonesia)

3. HAEI (Himpunan Ahli Elektro Indonesia) 15. IAP (Ikatan Ahli Perencanaan)
4. HAKI (Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia) 16. IAPBI (Ikatan Ahli Perawatan Bangunan Indonesia)
5. HAMKI (Himpunan Ahli Manajemen Konstruksi Indonesia) 17. IASMI (Ikatan Ahli Sistem & Konstruksi Mekanis Indonesia)

6. HAPBI (Himpunan Ahli Perawatan Bangunan Indonesia) 18. IATKI (Ikatan Ahli Teknik Ketenagalistrikan Indonesia)

7. HATHI (Himpunan Ahli Teknik Hidraulik Indonesia) 19. IATPI (Ikatan Ahli Teknik Penyehatan & Teknik Lingkungan
Indonesia)
8. HATTI (Himpunan Ahli Teknik Tanah Indonesia) 20. ISI (Ikatan Surveyor Indonesia)
9. HDII (Himpunan Desain Interior Indonesia) 21. KNI-BB (Komite Nasional Indonesia untuk Bendungan Besar)

10. HPJI (Himpunan Pengembangan Jalan Indonesia) 22. PATI (Perhimpunan Ahli Teknik Indonesia)
11. HTII (Himpunan Teknik Iluminasi Indonesia) 23. PII (Persatuan Insinyur Indonesia)
12. IAI (Ikatan Arsitek Indonesia) 24. PIPI (Persatuan Insinyur Profesional Indonesia)
INDUSTRI KONSTRUKSI DAN
PEREKONOMIAN NASIONAL
Kontribusi industri konstruksi
dalam perekomian nasional
Sumber: BPS, dikembangkan dari Maartje van Dalem (2003)

Tahun PDB/Kapita Kontribusi pembentukan PDB (%) Keterangan

Rp. Ekivalen Pertanian Manufaktur Industri


(US$) Konstruksi

1960 4.150,- 92,2 53,9 8,4 2,0 Harga 1960

1973 5.210,- 115,7 40,1 9,6 3,9 Harga konstan 1960

1983 497.550,- 512,9 22,8 12,7 5,9 Harga 1983

1993 1.758.000,- 760,9 17,9 22,3 6,8 Harga 1993

1996 2.103.000,- 913,0 15,4 24,7 8,0 Harga konstan 1993

1997 2.213.000,- 956,5 14,4 24,8 8,3 Harga konstan 1993

1998 1.896.000,- 826,1 16,9 25,3 6,0 Harga konstan 1993

1999 1.895.000,- 826,1 17,2 26,1 5,9 Harga konstan 1993

2000 1.955.000,- 847,8 16,7 26,4 6,0 Harga konstan 1993


Pertumbuhan industri konstruksi
Tahun Pertumbuhan Pertumbuhan (%)/tahun Keterangan

PDB Pertania Manufaktur Industri Konstruksi


(%)/tahun n
1973 8,1 8,1 13,5 9,6 Harga konstan
1960
1983 4,2 4,8 2,2 6,2 Harga konstan
1973
1993 6,5 1,4 9,4 10,1 Harga konstan
1983
1996 7,8 3,1 11,6 12,8 Harga konstan
1993
1997 4,7 1,0 5,2 7,4 Harga konstan
1993
1998 -13,1 -1,3 -11,4 -36,4 Harga konstan
1993
1999 0,9 2,7 3,8 0,8 Harga konstan
1993
2000 4,8 1,7 6,2 6,8 Harga konstan
1993
Sumber: BPS, dikembangkan dari Maartje van Dalem (2003)

Anda mungkin juga menyukai