Anda di halaman 1dari 4

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan kesimpulan pengumpulan pengkajian, analisa data, diagnosis

keperawatan, intervensi, implementasi, evaluasi, dan pembahasan maka diperoleh

kesimpulan sebagai berikut :

5.1.1 Pengkajian pada Tn. S dan Tn. A dengan HIV/AIDS dilakukan untuk mendapatkan

informasi dan data yang akurat, berdasarkan data dari hasil pengkajian telah dapat

diintreprestasikan dan ditetapkan diagnosis, rencana, tindakan, dan evaluasi

keperawatan.

5.2.2 Diagnosis keperawatan yang di temukan yaitu :

Pada Tn. S :

1. Ketidakefektifan Pola Napas berhubungan dengan jalan napas terganggu akibat

spasme otot-otot pernapasan dan penurunan ekspansi paru.

2. Hipertermi berhubungan dengan Proses Inflamasi/Peradangan

Sedangkan pada Tn. A :

1. Ketidakefektifan Pola Napas berhubungan dengan jalan napas terganggu akibat

spasme otot-otot pernapasan dan penurunan ekspansi paru.

2. Hipetermi berhubungan dengan Proses Inflamasi/Peradangan

5.1.3 Perencanan keperawatan

Pada tahap perencanan, rencana keperawatan disusun sesuai dengan masalah

keperawatan. Dalam memprioritaskan masalah keperawatan dilihat dari kebutuhan

dan kondisi klien pada saat pengkajian. Asuhan keperawatan yang diberikan
dilaksanakan berdasarkan rencana asuhan keperawatan yang telah dibuat sesuai

dengan tingkat kebutuhan klien agar asuhan yang diberikan dapat mengatasi

massalah yang dialami klien.

5.1.4 Pelakasanaan tindakan keperawatan

Pada tahap pelakasanaan tindakan keperawatan disesuaikan dengan rencana

keperawatan yang telah dibuat dan didokumentasikan pada catatan

keperawatan.Yaitu dengan melakukan tindakan keperawatan seperti Airway

Management, terapi oksigen, vital sign monitoring sedangkan untuk perencanaan

pada diagnosis keperawatan hipetermi sendiri adalah perawatan demam,

pengaturan suhu, dan pada keperawatan intoleransi aktivitas Yaitu dengan

melakukan tindakan keperawatan berupa terapi aktivitas, manajemen energy, serta

kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian cairan infus dan injeksi. Tindakan

kolaborasi dengan tim medis pada Tn. S adalah pemberian cairan Infus RL 20 tpm,

Injeksi Ranitidine 2 x 1 mg, Injeksi Antrain 2x 1 mg, Injeksi santagesik 3x1 mg,

Obat oral paracetamol 3x1. Sedangkan pada Tn. A tindakan kolaborasi dengan tim

medis adalah pemberian cairan infus Infus RL 20 tpm, Injeksi Ranitidine 2 x 1 mg,

Injeksi Antrain 2x 1 mg, Injeksi santagesik 3x1 mg, Obat oral paracetamol 3x1,

obat oral nistatil drop 1 ml. Serta memberikan pendidikan kesehatan tentang

pentingnya untuk menjaga kesehatan seperti pentingnya etika batuk, 6 langkah cuci

tangan membuang dahak pada tempat yang sudah diberi larutan klorin dan sesering

mungkin Tindakan keperawatan yang kita lakukan ke klien harus benar – benar

kita sesuaikan dengan rencana keperawatan yang sudah kita buat dengan tidak

mengesampingkan waktu dan kondisi klien.


5.1.5 Evaluasi

Dari hasil evaluasi atau catatan perkembangan masalah yang dialami Tn. S dan

Tn. A teratasi dengan baik. Pada Tn. S masa perawatan di ruang kelas 2 RSUD

Genteng diagnosis medis HIV/AIDS selama 4 hari mulai tanggal 22 Januari 2018

sampai dengan 25 Januari 2017. Dengan diagnosis keperawatan ketidakefektifan

pola napas teratasi pada tanggal 26 Januari 2018 dengan keadaan membaik, serta

diagnosis keperawatan hipertermi pada Tn. S teratasi pada tanggal 25 Januari 2018.

Sedangkan pada Tn. A masa perawatan di ruang kelas 2 RSUD Genteng

Banyuwangi dengan diagnosis medis HIV/AIDS selama 4 hari mulai tanggal 26

Januari sampai dengan 29 Januari 2018 dengan diagnosis keperawatan

ketidakefektifan pola napas dan intoleransi aktivitas tertasi pada tanggal 30 Januari

2018, dan diagnosis keperawatan hipertermi tertasi pada tanggal 30 Januari 2018.

Perbedaan masa perawatan dari Tn. S dan Tn. A yaitu Tn. A sedikit sulit

dikarenakan sering mengalami kelelahan dan dianjurkan untuk melakukan aktifitas

yang ringan yang tidak menguras tenaga.

Tn. S dan Tn. A selama masa perawatan di RSUD Genteng Banyuwangi tidak

terjadi komplikasi yang lain seperti diare, komplikasi kardiovaskuler, komplikasi

darah, komplikasi hepar, komplikasi ginjal. Dan masalah keperawatan tertasi

dengan baik, klien Tn. S membaik dan Tn. A pulang dari RSUD Genteng

Banyuwangi dengan keadaan jauh lebih baik saat pertama masuk RSUD Genteng

Banyuwangi.

5.2 Saran

Dari hasil pengkajian dan tindakan keperawatan yang telah dilakuakan diharapkan

dapat menjadi masukan bagi beberapa pihak terkait yaitu :


5.1.2 Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian studi kasus ini dapat menambah pertimbangan dalam

mengidentifikasi faktor yang terkait dengan HIV/AIDS, dan menjadikan tambahan

literatur terkait dengan HIV/AIDS dan ketidakefektifan pola nafas.

5.2.2 Rumah Sakit

Dengan adanya dan tersusunnya studi kasus ini diharapkan rumah sakit dapat

meningkatkan pelayanan kesehatan terumata dalam memberikan asuhan

keperawatan pada klien dengan HIV yang mengalami ketidak efektifan pola

nafas.

5.2.3 Bagi Klien dan Keluarga

Setelah adanya penelitian ini klien dan keluarga dapat mencegah dan

mengaplikasikan pencegahan dari penyakit HIV/AIDS sendiri.

Anda mungkin juga menyukai