Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat,
taufiq, serta hidayah-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan tugas makalah ini
dengan baik.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Kewirausahaan di Universitas Halu Oleo Fakultas Teknik Jurusan S1 Teknik Sipil.
Dalam memenuhi persyaratan tersebut penulis mencoba membuat makalah yang
berjudul “Analisis Usaha Abon Ikan Tuna”.
Dalam menyusun makalah ini penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan sebab pengetahuan dan pengalaman yang di miliki penulis
terbatas, cukup banyak tantangan dan hambatan yang penulis temukan dalam menyusun
makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat guna sarana pembelajaran bagi
khusus nya bagi pengusaha menengah kebawah dan bagi pembaca pada umumnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. WIRAUSAHAWAN
2.1.1. Pendahuluan
Pengembangan UMKM membutuhkan koordinasi dan kerjasama dari berbagai
pihak. Kegiatan pengembangan ini tidak terlepas dari adanya suatu kebutuhan akan
tersedianya data mengenai UMKM itu sendiri. Bantuan yang ada saat ini lebih bersifat
parsial disebabkan bantuan tersebut disesuaikan dengan keinginan pihak pemberi bantuan
bukan kebutuhan dari UMKM sendiri. Akibatnya keberlanjutan UMKM menjadi
terancam disaat UMKM disebut sebagai penyelamat perekonomian Indonesia dikala
krisis. Berbicara mengenai keberlanjutan, maka dimensi pokok yang harus diperhatikan
berupa dimensi ekonomi, dimensi sosial dan dimensi lingkungan
Pengertian Wirausahawan ( enterpreneur ) diperoleh dari berbagai buku maupun
kamus, Kurotku dan Hodgetts (2001) menyatakan bahwa entrepreneur berasal dari
bahasa Perancis yaitu entrepreneur yang berarti mengambil pekerjaan ( to
undertake ). Konsep mengenai entrepreneur adalah sebagai beikut:
“The entrepreneur is one who undertake to organize, manage, and asume the risk of a
bussines”.
Konsep ini memberikan arti bahwa usahawan merupakan seseorang yang bertindak
membuat organisasi, mengelola, dan menentukan resiko sebuah bisnis. Berdasarkan
konsep tersebut, resiko yang terjadi dalam sebuah bisnis diambil oleh yang melakukan
bisnis.
Zimmerer dan Scarborough ( 2005) memberikan konsep wirausahawan sebagai berikut:
“An entrepreneur is one who creates a new bussines in the face of risk and
uncertainty for the purpose of achieving profit and growth by identifiying significant
oppurtunities and assembling the necerssary resource to capitalize on them”.
Konsep tersebut menceritakan bahwa wirausahawan merupakan sesorang yang
menghadapi risiko dimasa yang mendatang dan bertujuan untuk mendapatkan profit
dengan menggunakan seluruh sumber daya yang dimiliki sehingga mengalami
peningkatan terhadap usaha.
Berdasarkan kedua konsep disebutkan bahwa entrepreneur merupakan tindakan
seseorang yang berani menanggung resiko sebuah bisnis, adanya pertumbuhan bisnis,
hasilnya akan meningkatkan kapitalisasi perusahaan. Entrepreneur mempunyai empat
karateristik yaitu:
1. Menjalankan sebuah bisnis yang mempunyai kemungkinan menghasilkan
keuntungan.
2. Berani menanggung dan menerima risiko bisnis tersebut di masa-masa mendatang.
3. Bisnis yang sedang ditekuni akan mempunyai kesempatan bertumbuh dan,
4. Perusahaan akan membuat inovasi dan terjadi kapitalisasi bisnis tersebut.
Berbagai pihak menyatakan bahwa entrepreneur dihubungkan dengan inovasi
karena tindakan bisnis yang dihasilkan bisa unik dan mempunyai inovasi tinggi. Inovasi
tersebut akan mengandung risiko pada hasil atau pada awal memulai bisnis.
Consolidator Dreamer
Gambler merupakan entrepreneur juga, tetapi selalu mempunyai karateristik
inovasi yang rendah dan risiko yang besar. Consolidator adalah entrepreneur yang hanya
bisa menerima risiko rendah dan karateristik inovasi rendah. Entrepreneur adalah
seorang yang mempunyai karateristik inovasi tinggi dan risiko yang dihadapi atau
dibawahnya juga tinggi.
Kuratko dan Hodgetts ( 2001 ) menyebutkan ada 10 karateristik dari entrepreneur yaitu :
1. Entrepreneur adalah pelaku bukan pemikir.
2. Entrepreneur dilahirkan, bukan dibuat atau diciptakan.
3. Entrepreneur selalu menjadi penemu / pencipta sesuatu.
4. Entrepreneur adalah akademis dan tidak bisa menyesuaikan dalam masyrakat.
5. Entrepreneur harus memenuhi the profile
6. Kebutuhan entrepreneur adalah uang.
7. Kebutuhan entrepreneur adalah keberuntungan
8. Ketidaktahuan merupakan kebahagian bagi entrepreneur
9. Entrepreneur menginginkan keberhasilan tetapi pengalaman menyatakan tingkat
kegagalan cukup tinggi.
10. Entrepreneur adalah sangat pengambil risiko.
2.1.3 Mengatasi Tekanan
Mengantisipasi tekanan enterpreneur harus bisa berhasil, supaya dapat mencapai
tujuan yang diinginkan. Kebiasaan mengatasi tekanan dilakukan para enterpreneur seperti
melakukan meditasi, melemaskan otot dengan olahraga, mencari hiburan, dan sebagainya.
Terdapat lima persoalan yang perlu dikerjakan agar tekanan teratasi, yaitu:
1. Menciptakan networking : kesepian yang dihadapi dilakukan dengan menciptakan
hubungan baik dengan berbagai pihak sehingga mampu bercerita permasalahan yang
dihadapi.
2. Keluar dari persoalan secara total : pada saat tidak bekerja seperti hari libur atau
akhir pekan enterpreneur melepaskan semua pekerjaan dan tidak menerima laporan
sehingga kondisi tubuh dapat menciptakan kesegaran.
3. Berkomunikasi dengan pekerja : enterpreneur mau membuka pintu dan berdiskusi
dengan karyawan. Hubungan baik dengan karyawan akan membantu enterpreneur dalam
menghadapi persoalan.
4. Menciptakan kepuasan di luar perusahaan : enterpreneur dapat melakukan kegiatan
diluar perusahaan untuk mendapatkan kepuasan sehingga bisnis yang dikerjakan tidak
menjadi persoalan.
5. Pendelegasian : enterpreneur harus bisa mendelegasikan pekerjaan kepada
karyawan dan tidak dikerjakan sendiri seluruhnya.
Jiwa tersebut harus dimiliki dan dikembangkan jika ingin menjadi pelaku usaha
yang baik. Seluruh sifat-sifat belum tentu dimilik, semakin banyak yang dimiliki,
semakin besar kemungkinan menjadi wirausaha yang baik. Kebanyakan ciri jiwa
wirausaha antara yang satu dengan lainnya berhubungan. Contoh, individu mempunyai
keyakinan untuk menerima tanggung jawab atas perbuatan-perbuatan, bersedia
mengambil resiko dan menjadi pemimpin. Terdapat wirausaha yang tidak memenuhi
kesembilan belas sifat jiwa wirausaha atau satu dari yang lain, ada yang sombong, terlalu
ideal, bersifat hangat dan bershabat, serta ada yang menarik diri dan pemalu. Pengukuran
berdasarkan sifat pribadi dan keterampilan, maka sebagai kelompok pelaku usaha, para
wirausaha sengat berbeda dari bukan wirausaha.
Kondisi berisiko terjadi apabila pelaku usaha supaya membuat pilihan dari dua
alternatif atau lebih, yang mengakibatkan hasilnya tidak diketahui dan harus dinilai secara
objektif. Kondisi semacam ini mengandung potensi kegagalan dan keberhasilan. Semakin
besar kemungkinan rugi semakin besar risiko yang dihadapi. Sebagai penentu keputusan
risiko pelaku usaha harus mengambil keputusan dalam situasi penuh ketidakpastian,
dengan menimbang kemungkinan sukses atau rugi. Pelaku usaha dapat memilih alternatif
yang “mengandung risiko” atau alternatif “konservatif”, tergantung dari:
1. Kemampuan daya tarik setiap alternatif
2. Kesedian menerima kerugian
3. Kemampuan menerima keberhasilan dan kegagalan
4. Kemampuan meningkatkan keberhasilan dan mengurangi kerugian.
Ciri-ciri wirausaha saling berkaitan, terutama pada perilaku pengambilan risiko, beberapa
kaitan itu antara lain:
1. Pengambilan risiko berkaitan dengan kreativitas dan inovasi serta merupakan bagian
penting dalam mengubah ide menjadi realitas.
2. Pengambilan risiko berkaitan dengan kepercayaan pada diri sendiri. Semakin besar
keyakinan pada kemampuan diri sendiri, semakin besar keyakinan akan kesanggupan
untuk mempengaruhi hasil dari keputusan-keputusan, dan semakin besar kesediaan untuk
mencoba apa yang dilihat orang lain sebagai risiko.
3. Pengetahuan realistik mengenai kemampuan-kemampuan diri sendiri, realisme
demikian membatasi kegiatan-kegiatan pada situasi yang dapat pengaruhi hasil.
Risiko dan kreativitas merupakan dua ciri penting wirausaha, berusaha lebih
kreatif, menjadi lebih sadar akan ide yang produktif. Apabila dapat memilih dari sejumlah
ide-ide yang baik, maka lebih siap mengambil risiko yang perlu untuk melaksanakan ide-
ide paling produktif.
Semua orang kreatif, jika telah mengembangkan suatu ide yang kreatif, maka risiko
tertentu akan menyertai pelaksanaan, dalam mengurangi risiko ditolaknya suatu ide,
saran, berikut dapat membantu mengatasi:
1. Utarakan ide kepada istri atau teman, lebih baik membicarakan suatu ide sebelum
ditulis. Menerangkan suatu ide akan mengantar kepada suatu diskusi, akan menghasilkan
suatu perbaikan. Setelah ide menjadi pasti baru ditulis. Masih terdapat kemungkinan
terjadi perubahan sebelum mencapai bentuk akhir.
2. Pilih tempat dan waktu untuk mengemukakan ide kepada orang lain, jangan
mengusulkkan ide kepada perusahaan sewaktu megalami krisis. Organisasi berada dalam
keadaan stabil, sebelum ide diperkenalkan. Ketepatan waktu sangat penting dalam
mengemukakan suatu ide. Pilih waktu ketika orang lain paling terbuka terhadap sesuatu
yang baru.
3. Kemukakan ide sedikit demi sedikit, pertama ajukan konsep total, seiring
berjalannya waktu, dan semakin tertariknya orang pada ide, baru rinciannya
dikemukakan.
2.3.7. Evaluasi Risiko
Keberadaan data kuantitatif sangat membantu dalam melakukan evaluasi setiap
risiko, menetapkan tujuan-tujuan dan dimungkinkan menggeneralisasikan kemajuan
secara sistematis. Melalui data kuantitatif, mampu mengukur hasil-hasil yang dicapai
dalam hubungan dengan ide-ide yang telah digariskan. Pelaku usaha diharapkan
mengetahui dengan cermat dan makna dari angka-angka tersebut. Data kuantitatif
mendukung pengetahuan, latar belakang dan pengalaman dalam mengambil keputusan.
Lakukan evaluasi kebutuhan sendiri sebelum memutuskan untuk mengambil risiko.
3.5 Pemasaran
Pemilihan Tempat Strategis Adalah Salah Satu Cara Memasarkan Produk Yang
Tepat. Tempat strategis masih menjadi salah satu contoh strategi pemasaran yang patut
dipertimbangkan. Karena dengan tempat penjualan yang strategis berarti produk yang
dihasilkan memiliki kemungkinan terlihat lebih tinggi dan tentu saja memicu penjualan
yang tinggi. Kriteria pemilihan tempat strategis ini harus menyesuaikan dengan target
sasaran serta kemudahan untuk menjangkaunya. Misalnya, jika pelaku usaha
memutuskan untuk berjualan Abon Ikan, maka tempat di tengah kota atau pertokoan
akan membuat kemungkinan produk cepat laku dan terlihat.
Namun ditengah pandemi saat ini, tingkat penjualan menurun drastis. Pada masa
pandemi, penggunaan teknologi akan menjadi solusi terbaik untuk membantu roda
perekonomian UKM tetap berjalan. Selain bantuan modal, pemasaran melalui media
sosial dan automasi pembukuan akan memudahkan UKM untuk menyusun strategi yang
sekiranya tepat guna kelangsungan usaha saat ini dan ke depannya.
Beredar tips-tips mengatasi penurunan penjual ditengah masa pandemi, yang masif
digunakan dalam menunjang kegiatan produksi tetap berlangsung. Adapun tips nya
sebagai berikut :
1. Memanfaatkan media sosial sebagai channel utama pemasaran. Di tengah himbauan
menjaga social distancing, media sosial dapat menjadi salah satu cara dalam
mempromosikan produk atau usaha menengah kebawah. Adanya transaksi dari relasi
sesama pelaku usaha. Banyak UKM di Indonesia yang saling bantu usaha satu sama lain
saat ini, dengan aktif menceritakan produk , memberikan promo, hingga minta bantuan
teman untuk mempromosikan usaha.
2. Memastikan cashflow terjaga dengan sehat. Arus kas menjadi unsur paling penting
dalam bisnis sehingga pemilik usaha harus mampu mengelola uang tunai secara optimal.
Saat ini, pemilik usaha ada yang menjadi terhambat dalam melakukan penagihan dan
pembayaran kepada mitra karena biasa dilakukan manual tatap muka. Software
akuntansi online seperti Jurnal, bisa membantu usaha membuat dokumen penagihan dan
pembayaran dengan mudah.
3. Merencanakan ulang pendapatan dan pangkas anggaran biaya. Melihat kembali
rencana anggaran biaya menjadi hal yang krusial di masa ini. Pemilik usaha harus dapat
memilah pos anggaran mana yang menjadi prioritas dan melakukan penyesuaian budget
dengan kondisi saat ini. Fitur budgeting yang ada di Jurnal dapat membantu pemilik
usaha membuat pos anggaran pemasukan dan pengeluaran sebagai acuan saat mendata
realisasi penjualan dan pengeluaran operasional, sehingga margin keuntungan dapat
terkontrol. Sementara melalui fitur Laporan Laba Rugi, pemilik usaha dapat menganalisa
laporan pendapatan dan biaya.
Adapun analisa modal satuan dengan keuntungan selama proses produksi hingga
siap dipasarkan, mulai dari rincian perhari hingga total perkiraan omset perbulan yaitu
sebagai berikut :
Ikan Tuna 25 kg x Rp.60.000 = Rp.1.500.000
Minyak liter 7 liter x Rp.14.500 = Rp. 101.500
Bumbu Masakan x Rp. 9.000/500 gr = Rp. 45.000
6 tenaga kerja x Rp. 250.000 = Rp.1.500.000
Biaya Kemasan x 100 bungkus = Rp. 300.000
Biaya distribusi = Tidak ditentukan
TOTAL ESTIMASI MODAL PERHARI Rp. 3.206.500,-
Daftar Pustaka
Ardiyanto, Bagus. 2013.“ Analisis Bantuan Kredit Dari Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan
(Pkbl) Pt.
Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Tanjung Emas Semarang Terhadap Perkembangan
Usaha Mikro
Kecil Di Kota Semarang”. Semarang hal. 1-59 : Universitas Diponegoro.
Bambang, Riyanto, 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Keempat, Cetakan
Ketujuh, BPFE
Yogyakarta, Yogyakarta.
Baridwan, Zaki. 2004. IntermediateAccounting. Edisi Delapan. BPFE: Yogyakarta.
Hansen, Don R dan Maryane M Mowen. 2006. Akuntansi Manajemen. Jilid 1. Salemba Empat:
Jakarta.
Maryani, Dian. 2010. “Analisis Perencanaan Pajak Melalui Metode Penyusutan dan Revaluasi
Aset Tetap untuk
Meminimalkan Beban Pajak PT. Gembala Sriwijaya”. hal. 3: STIE MDP.
Miles, P Morgan., Covin G jefferey., Heeley b Michael (2000), The Relationship Between
Environmental
Dynamism and Small Firm structure, strategy, and Performance. Journal of Marketing theory and
Practice. Pp.63-74
Mulyadi, Drs. 1999. Akuntansi Biaya. Edisi Kelima. Yogyakarta: BPFE - Yogyakarta.
Tugas kewirausahaan :
Oleh :
NUR ALIF RAIHAN ABDILLAH
E1F119029