Anda di halaman 1dari 26

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat,
taufiq, serta hidayah-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan tugas makalah ini
dengan baik.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Kewirausahaan di Universitas Halu Oleo Fakultas Teknik Jurusan S1 Teknik Sipil.
Dalam memenuhi persyaratan tersebut penulis mencoba membuat makalah yang
berjudul “Analisis Usaha Abon Ikan Tuna”.
            Dalam menyusun makalah ini penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan sebab pengetahuan dan pengalaman yang di miliki penulis
terbatas, cukup banyak tantangan dan hambatan yang penulis temukan dalam menyusun
makalah ini.
            Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat guna sarana pembelajaran bagi
khusus nya bagi pengusaha menengah kebawah dan bagi pembaca pada umumnya.
           

                                                                                                        Kendari, 12 April 2021


                                                                                                                     
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL............................................................................................................. i
KATA
PENGANTAR........................................................................................................... ii
DAFTAR
ISI........................................................................................................................ iii
RINGKASAN....................................................................................................................... 
iv
BAB I : PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang.............................................................................................................. 1
1.2. Rumusan
Masalah......................................................................................................... 1
1.3. Tujuan
Penulisan........................................................................................................... 2
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
KEWIRAUSAHAAN..................................................................................................... 3
2.2. JIWA
WIRAUSAHA..................................................................................................... 6
2.3. RISIKO
USAHA.......................................................................................................... 12
BAB III : ANALISIS USAHA
3.1.
KEWIRAUSAHAAN................................................................................. ................ 17
3.2. JIWA
WIRAUSAHA................................................................................................... 21
3.3. RISIKO
USHAHA....................................................................................................... 23
BAB IV : PENUTUP
4.1. KESIMPULAN......................................................................................................... 24
RINGKASAN
Berbagai pihak menyatakan bahwa entrepreneur dihubungkan dengan inovasi
karena tindakan bisnis yang dihasilkan bisa unik dan mempunyai inovasi tinggi. Inovasi
tersebut akan mengandung risiko pada hasil atau pada awal memulai bisnis. Pelaku usaha
merupakan individu yang berorientasi kepada tindakan, dan bermotivasi tinggi
mengambil risiko dalam mengejar tujuan.
Berwirausaha konsisten terhadap tantangan yang sukar tetapi dapat dicapai.
Semakin bertambah besarnya perusahaan, maka bertambah banyak persoalan yanga akan
dihadapi. Pertumbuhan dan perkembangan perusahaan menghendaki bahwa pelaku usaha
tidak takut mengambil keputusan, selalu berpikiran terbuka agar selalu sejalan dengan
perkembangan zaman.
Abon Ikan Tuna kali ini adalah abon dengan varian rasa pedas aroma kelapa. Jika
biasanya kita jumpai abon hanya dengan rasa original saja tetapi dengan adanya Abon
Ikan Tuna Pedas Aroma Kelapa akan ada varian aroma dan juga rasa. Aroma yang
berbeda akan membuat sensasi tersendiri bagi pembeli. Dan perubahan aroma pada abon
tidak akan mengurangi secara signifikan pada rasa khas ikan tuna pada abon tersebut .
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Manusia dalam mempertahankan hidupnya melakukan berbagai macam cara,
salahsatunya adalah melakukan kegiatan atau aktivitas bisnis. Melalu kegiatan itu
manusia dapat memenuhi tuntutan hidupnya yang semakin hari semakin kompleks.
Kehidupan manusiadijaman seperti ini begitu cepat berputar. Setiap hari manusia bekerja
demi mempertahankan hidupnya,kehidupan yang serba cepat memacu manusia untuk
dapat memnuhi kehidupan hidupnya secara cepat pula. Pemenuhan kebutuhan hidup
secara cepat telah mendorong danmembuka peluang bagi manusia untuk melakukan
kegiatan bisnis. Aktivitas bisnis itu sendiri diawarnai oleh berbagai bentuk hubungan
bisnis atau kerjasama bisnis yang melibatkan parapelaku bisnis, hubungan bisnis atau
kerja sama bisnis yang terjadi sangat beraneka ragamtergantung pada bidang bisnis apa
yang sedang dijalankan.
Pelaku usaha merupakan individu yang berorientasi kepada tindakan, dan
bermotivasi tinggi mengambil risiko dalam mengejar tujuan. Jiwa tersebut harus dimiliki
dan dikembangkan jika ingin menjadi pelaku usaha yang baik. Seluruh sifat-sifat belum
tentu dimilik, semakin banyak yang dimiliki, semakin besar kemungkinan menjadi
wirausaha yang baik
Wirausaha menyukai risiko realistik karena ingin berhasil : mendapatkan
kepuasan besar dalam melaksanakan tugas yang sukar tetapi realistik dengan menerapkan
keterampilan-keterampilan yang dimiliki, sehingga resiko kecil dan tinggi dapat diatasi
karena sumber kepuasan tidak terdapat pada situasi itu. Para pengusaha menyukai
tantangan yang sukar tetapi dapat dicapai. Semakin bertambah besarnya perusahaan,
maka bertambah banyak persoalan yanga akan dihadapi. Hal itu yang mendasari analisis
yang dilakukan terhadap usaha Abon Tuna Aroma Kelapa ini.
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana teori dalam berwirausaha yang tepat bagi pelaku usaha?
2.       Bagaimana jiwa atau jatidiri seseorang dalam berwirausaha?
3.       Bagaimana menghadapi risiko dalam berwirausaha?
4.       Bagaimana strategi penjualan dalam menghadapi risiko usaha?
1.3. Tujuan Penulisan
1.       Memahami dan mengetahui teori dalam berwirausaha yang tepat bagi pelaku usaha
2.       Memahami dan mengetahui jiwa atau jatidiri seseorang dalam berwirausaha
3.       Memahami dan mengetahui menghadapi risiko dalam berwirausaha
4.       Mengetahui bagaimana strategi penjualan dalam menghadapi risiko usaha

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. WIRAUSAHAWAN
2.1.1. Pendahuluan
Pengembangan UMKM membutuhkan koordinasi dan kerjasama dari berbagai
pihak. Kegiatan pengembangan ini tidak terlepas dari adanya suatu kebutuhan akan
tersedianya data mengenai UMKM itu sendiri. Bantuan yang ada saat ini lebih bersifat
parsial disebabkan bantuan tersebut disesuaikan dengan keinginan pihak pemberi bantuan
bukan kebutuhan dari UMKM sendiri. Akibatnya keberlanjutan UMKM menjadi
terancam disaat UMKM disebut sebagai penyelamat perekonomian Indonesia dikala
krisis. Berbicara mengenai keberlanjutan, maka dimensi pokok yang harus diperhatikan
berupa dimensi ekonomi, dimensi sosial dan dimensi lingkungan
Pengertian Wirausahawan ( enterpreneur ) diperoleh dari berbagai buku maupun
kamus, Kurotku dan Hodgetts (2001) menyatakan bahwa entrepreneur berasal dari
bahasa Perancis yaitu entrepreneur yang berarti mengambil pekerjaan ( to
undertake ). Konsep mengenai entrepreneur adalah sebagai beikut:
“The entrepreneur is one who undertake to organize, manage, and asume the risk of a
bussines”.
Konsep ini memberikan arti bahwa usahawan merupakan seseorang yang bertindak
membuat organisasi, mengelola, dan menentukan resiko sebuah bisnis. Berdasarkan
konsep tersebut, resiko yang terjadi dalam sebuah bisnis diambil oleh yang melakukan
bisnis.
Zimmerer dan Scarborough ( 2005) memberikan konsep wirausahawan sebagai berikut:
“An entrepreneur is one who creates a new bussines in the face of risk and
uncertainty for the purpose of achieving profit and growth by identifiying significant
oppurtunities and assembling the necerssary resource to capitalize on them”.
Konsep tersebut menceritakan bahwa wirausahawan merupakan sesorang yang
menghadapi risiko dimasa yang mendatang dan bertujuan untuk mendapatkan profit
dengan menggunakan seluruh sumber daya yang dimiliki sehingga mengalami
peningkatan terhadap usaha.
Berdasarkan kedua konsep disebutkan bahwa entrepreneur merupakan tindakan
seseorang yang berani menanggung resiko sebuah bisnis, adanya pertumbuhan bisnis,
hasilnya akan meningkatkan kapitalisasi perusahaan. Entrepreneur mempunyai empat
karateristik yaitu:
1.     Menjalankan sebuah bisnis yang mempunyai kemungkinan menghasilkan
keuntungan.
2.    Berani menanggung dan menerima risiko bisnis tersebut di masa-masa mendatang.
3.    Bisnis yang sedang ditekuni akan mempunyai kesempatan bertumbuh dan,
4.    Perusahaan akan membuat inovasi dan terjadi kapitalisasi bisnis tersebut.
Berbagai pihak menyatakan bahwa entrepreneur dihubungkan dengan inovasi
karena tindakan bisnis yang dihasilkan bisa unik dan mempunyai inovasi tinggi. Inovasi
tersebut akan mengandung risiko pada hasil atau pada awal memulai bisnis.

2.1.2. Risiko dan Karateristik


Landau ( 1982) mengusulkan dari risiko yang dibawa ( risk bearing ) dengan
karateristik inovasi membuat sebuah dasar klasifiksi entrepreneur. Hubungan tersebut
sebagai berikut :

               Gambler Entrepreneur

Consolidator Dreamer

            
Gambler merupakan entrepreneur juga, tetapi selalu mempunyai karateristik
inovasi yang rendah dan risiko yang besar. Consolidator adalah entrepreneur yang hanya
bisa menerima risiko rendah dan karateristik inovasi rendah. Entrepreneur adalah
seorang yang mempunyai karateristik inovasi tinggi dan risiko yang dihadapi atau
dibawahnya juga tinggi.
Kuratko dan Hodgetts ( 2001 ) menyebutkan ada 10 karateristik dari entrepreneur yaitu :
1.      Entrepreneur adalah pelaku bukan pemikir.
2.      Entrepreneur dilahirkan, bukan dibuat atau diciptakan.
3.      Entrepreneur selalu menjadi penemu  / pencipta sesuatu.
4.      Entrepreneur adalah akademis dan tidak bisa menyesuaikan dalam masyrakat.
5.      Entrepreneur harus memenuhi  the profile
6.      Kebutuhan entrepreneur adalah uang.
7.      Kebutuhan entrepreneur adalah keberuntungan
8.      Ketidaktahuan merupakan kebahagian bagi entrepreneur
9.   Entrepreneur menginginkan keberhasilan tetapi pengalaman menyatakan tingkat
kegagalan cukup tinggi.
10.   Entrepreneur adalah sangat pengambil risiko.
2.1.3 Mengatasi Tekanan
Mengantisipasi tekanan enterpreneur harus bisa berhasil, supaya dapat mencapai
tujuan yang diinginkan. Kebiasaan mengatasi tekanan dilakukan para enterpreneur seperti
melakukan meditasi, melemaskan otot dengan olahraga, mencari hiburan, dan sebagainya.
Terdapat lima persoalan yang perlu dikerjakan agar tekanan teratasi, yaitu:
1.     Menciptakan networking : kesepian yang dihadapi dilakukan dengan menciptakan
hubungan baik dengan berbagai pihak sehingga mampu bercerita permasalahan yang
dihadapi.
2.       Keluar dari persoalan secara total : pada saat tidak bekerja seperti hari libur atau
akhir pekan enterpreneur melepaskan semua pekerjaan dan tidak menerima laporan
sehingga kondisi tubuh dapat menciptakan kesegaran.
3.      Berkomunikasi dengan pekerja : enterpreneur mau membuka pintu dan berdiskusi
dengan karyawan. Hubungan baik dengan karyawan akan membantu enterpreneur dalam
menghadapi persoalan.
4.       Menciptakan kepuasan di luar perusahaan : enterpreneur dapat melakukan kegiatan
diluar perusahaan untuk mendapatkan kepuasan sehingga bisnis yang dikerjakan tidak
menjadi persoalan.
5.       Pendelegasian : enterpreneur harus bisa mendelegasikan pekerjaan kepada
karyawan dan tidak dikerjakan sendiri seluruhnya.

2.2. JIWA WIRAUSAHA


2.2.1. Pendahuluan
Pelaku usaha merupakan individu yang berorientasi kepada tindakan, dan
bermotivasi tinggi mengambil risiko dalam mengejar tujuan.
Ciri dan profil wirausaha adalah sebagai berikut:
Tabel 1.1
Ciri dan Profil Wirausaha
Ciri-ciri Watak
Percaya diri. Yakin, tidak tergantung, individualis,
optimis
Berorientasi pada tugas dan Butuh prestasi, orientasi laba, tekun
hasil. dan tabah, kerja keras, dorongan kuat,
energik, dan inisiatif
Pengambil risiko. Mampu mengambil resiko. suka
tantangan
Kepemimpinan. Sebagai pemimpin, mudah bergaul,
menanggapi saran dan kritik.
Keorisinilan Inovatif dan kreatif, fleksibel, banyak
sumber, serba bisa, tahu banyak.
Berotientasi ke masa depan. Pandangan kedepan, perseptif.

Jiwa tersebut harus dimiliki dan dikembangkan jika ingin menjadi pelaku usaha
yang baik. Seluruh sifat-sifat belum tentu dimilik, semakin banyak yang dimiliki,
semakin besar kemungkinan menjadi wirausaha yang baik. Kebanyakan ciri jiwa
wirausaha antara yang satu dengan lainnya berhubungan. Contoh, individu mempunyai
keyakinan untuk menerima tanggung jawab atas perbuatan-perbuatan, bersedia
mengambil resiko dan menjadi pemimpin. Terdapat wirausaha yang tidak memenuhi
kesembilan belas sifat jiwa wirausaha atau satu dari yang lain, ada yang sombong, terlalu
ideal, bersifat hangat dan bershabat, serta ada yang menarik diri dan pemalu. Pengukuran
berdasarkan sifat pribadi dan keterampilan, maka sebagai kelompok pelaku usaha, para
wirausaha sengat berbeda dari bukan wirausaha.

2.2.2. Ideologi Wirausaha


           Keberhasilan pelaku usaha tergantung pada kesediaan untuk bertanggung jawab
atas pekerjaan sendiri, belajar tentang diri sendiri untuk mencapai tujuan yang sesuai
dengan keinginan dalam menjalani hidup. Kekuatan datang dari tindakan diri sendiri dan
buka dari diri oranglain. Resiko kegagaln selalu ada, pelaku usaha mengambil resiko
dengan jalan menerima tanggung jawab atas tindakan sendiri. Kegagalan harus diterima
sebagai pengalaman. Wirausaha berhasil setelah mengalami kegagalan, berdasarkan dari
pengalaman masa lampau membantu menyalurkan kegiatan-kegiatan untuk mencapai
hasil-hasil yang lebih positif, dan keberhasilan merupakan buah dari usaha yang tidak
mengenal kata lelah.
Capaian tujuan yang berhubungan dengan kemampuan dan keterampilan. Terima
diri sendiri, tekankan kekuatan-kekuatan serta kurangi kelemhan, jujur dan agresif dalam
mengejar tujuan, dipastikan mencapai hasil yang positif. Berorientasi pada tujuan
mendorong munculnya sifat muda yang paling baik. lakukan hal yang penting dan
mampu untuk dikerjakan.
Mencapai kesempurnaan merupakan sesuatu yang ideal dalam mengejar tujuan,
tetapi bukan merupakan sasaran yang realistik bagi wirausaha pada umumnya. Hasil yang
diterima lebih penting dari hasil yang sempurna. Berusaha mencapai suatu hasil secara
sempuna untuk satu tujuan dalam jangka waktu yang terlalu lama hanya akan
menghambat perkembangan dan pertumbuhan pribadi.
2.2.3 Jati diri Wirausaha
Manusia adalah individu yang unik, mempunyai pengalaman masa lampau yang
berbeda-beda, hidup dalam situasi berlainan, mempunyai ikatan dan tanggung jawab
berlainan, dan mempunyai tujuan hidup yang berlainan. Pengalaman seseorang pelaku
usaha cukup luas dan beragam serta dapat menentukan situasi kehidupan yang sekarang.
Wirausaha saling meniru antara satu dengan yang lain, yang tua dan identifikasi
mendekati model peranan akan menghasilkan sikap dan keterampilan lebih mumpuni.
Pekerjaan, kondisi keluarga, keuangan serta faktor-faktor lain menentukan sikap
dalam melakukan usaha. Pelaku bisnis mempunyai berbagai kewajiban dan ikatan
terhadap diri sendiri dan orang lain termasuk istri, keluarga, atasan atau karyawan,
apabila ikatan dan kewajiban di luar pekerjaan terlalu banyak, akan mengalami kesulitan
berkelakuan sebagai wirausaha. Merencanakan masa depan bersifat realistik dalam
menentukan diri sendiri yang dapat dan tidak dapat diubah. Pengalaman masalalu
membantu memahami lebih baik situasi yang ada sekarang.
Wirausaha mempunyai tujuan dan harapan tertentu, semakin jelas tujuan semakin
besar kemungkinan tercapai, dan sadar akan cara-cara baru untuk meningkatkan
produktivitas diri sendiri. Kunci utama bagi keberhasilan adalah keterlibatan dalam
pertumbuhan pribadi secara terus menerus.

2.2.4 Bisnis Ditempat Kerja


Melakukan bisnis adalah suatu gaya hidup dan prinsip tertentu untuk
mempengaruhi strategi karier. Berlakulah fleksibel, imaginatif, mampu merencanakan,
mengambil resiko, mengambil keputusan dan tindakan untuk mencapai tujuan. Bersedia
bekerja dalam keadan konflik, perubahan, dan keragu-raguan. Berartibahwa pelaku bisnis
perlu menganalisis diri sendiri dalam hubungan dengan lingkungan tempat bekerja.
Pelaku bisnis menyusun prioritas dalam sasaran-sasaran karier, dan hasil yang di
inginkan diharapkan berkaitan dengan tujuan yang dapat diukur dan berarti. Sasaran ini
bersifat menantang, memberi motivasi kepada pelaku usaha untuk berlajar dan
berkembang dalam karier. Pelaku usahan akan belajar paling baik, jika melakukan hal-hal
yang menarik minat dan mempunyai ikatan pada tujuan tetentu, menimbang sifat-sifat
pribadi sesuai dengan kondisi pelaku usaha. Rangkaian pertanyaan berikut memberikan
petunjuk tentang kemampuan pelaku usaha.

2.2.5. Sikap Karir


Pelaku bisnis mempunyai kemampuan tertentu  yang dapat diterapkan pada
sejumlah karir. Faktor-faktor berikut membantu pelaku usaha dalam mengembangkan
sikap kewirausahaan pada karir.
1.      Pilih karir yang memberikan pada pelaku usaha untuk mewujudkan diri secara
kreatif dan memungkinkan pertumbuhan pribadi maupun profesi, tidak menganggap
remeh kemampuan dan bakat diri sendiri.
2.      Apabila memulai karir, tindakan pelaku bisnis sebaiknya mencontoh usahawan
yang berhasil dalam bidang sejenis. Sekali mengerti teknik dalam mencapai sukses,
gunakan untuk mengembangkan karir diri sendiri. Tidak dibenarkan meniru secara gelap,
pusatkan perhatian pada aspek khusus dari pelaku usaha yang berhasil.
Kembangkan  sifat positif melalui kegiatan sehari-hari.
3.   Diperlukan pengetahuan sebanyak mungkin tentang karir yang telah dipilih.
Pengetahuan  tersebut sangat membantu menjadi ahli dalam jenis pekerjaan tersebut.
4.       Tingkatkan kemampuan diri secara terus-menerus, puas dengan prestasi masa
lampau, pandang kedepan untuk menciptakan tujuan baru sebagai sumber perbaikan diri.
5.     Semua selalu berubah, berarti pelaku usaha mampu melakukan berubah. Terima
perubahan dan gunakan untuk memotivasi diri dalam mencapai tujuan atau sasaran yang
lebih tinggi.
6.      Berorientasi pada tindakan, mampu mengambil keuntungan dari peluang-peluang
karir baru yang mengantar pada sukses masa depan.
7.    Memiliki kekuatan dan kelemahan diri, dari pada menghabiskan waktu untuk
menghilangkan kelemahan, lebih baik bersandar dan gunakan  kekuatan untuk mengatasi
kelemahan. Terima kelemahan dan cari sumber daya lain untuk menyeimbangkan
kekurangan.
8.      Susun kegiatan menjadi rutin agar mempunyai  banyak waktu untuk berwirausaha,
gunakan sedikit tenaga, untuk kegiatan non-rutin menghendaki lebih banyak waktu dan
tenaga. Keteraturan dan kerutinan dalam kehidupan sehari-hari, membuat pelaku bisnis
mempunyai banyak waktu dan tenaga untuk kegiatan yang kreatif.
9.      Terimalah tanggung jawab secara pribadi untuk mensukseskan sesuatu kegiatan
dari suatu keadaan
10.  Mampu menggabungkan sifat pribadi dari individu yang bekerja untuk diri sendiri
dalam upaya mencapai hasil maksimum. Keberhasilan akan ditentukan oleh prestasi para
karyawan.

2.2.6. Perilaku Positif


Perilaku individu pada dasarnya membiarkan keadaan luar mengendalikan sikap,
perilaku usaha menggunakan sikap untuk mengendalikan keadaan. Sikap positif
memudahkan untuk memfokus pada kegiatan, kejadian dan atas hasil yang diinginkan.
Pengalaman negatif mempunyai segi yang positif. Bersikap secara positif terhadap semua
peristiwa dan mencari hikmah dari pengalaman.
Sikap positif dapat dikembangkan dalam jangka waktu lama. Faktor-faktor berikut
berguna bagi pelaku usaha dalam mengembangkan sikap positif.
1.      Pusatkan perhatian dan gunakan pikiran secara produktif.
2.      Pilih sasaran positif dalam bekerja.
3.     Bergaul dengan orang yang berpikir dan bertindak secara wirausaha.
4.      Jauhi pikiran dan ide negatif.
5.      Diri sendiri yang mengendalikan pikiran dan gunakan pikiran secara produktif.
6.   Selalu awas terhadap peluang-peluang untuk meningkatkan situasi, baik dalam
kehidupan pribadi, kehidupan kerja maupun kehidupan masyarakat.
7.      Tinggalkan suatu ide jika tidak menghasilkan yang benar, lebih baik mengubah arah
dari pada mengejar ide yang tidak akan berhasil secara memuaskan.
8.      Lingkungan mempengaruhi prestasi, apabila lingkungan tidak memenuhi kebutuhan
diri wirausaha, ubah lingkungan atau pindah ke lingkungan lain yang lebih positif dan
memungkinkan tercapai sasaran yang diinginkan.
9.      Percaya diri sendiri dan bakat, sukses datang bagi yang percaya pada kemampuan
diri sendiri dan menggunakan kemampuan sepenuhnya.
10.   Hilangkan beban mental dengan mengambil tindakan. Pusatkan pikiran pada
problem tertentu. Sekali mencapai keputusan, ambil tindakan untuk memecahkan
persoalan. Usahakan konflik mental diselesaikan secepat mungkin.
2.2.7. Kebiasaan dan Sikap
Perbuatan baik sulit diperoleh, tetapi sekali telah diperoleh merupakan harta yang
paling utama. Eksekutif puncak telah menjadikan kebiasaan mulai bekerja pagi-pagi.
Bangun dua atau tiga jam lebih dini dari orang biasa merupakan sebuah cara untuk
menjadi lebih produktif, ini menghendaki usaha besar, dan tidak menyenangkan. Apabila
pelaku usaha dapat membentuk kebiaan selama satu bulam setiap hari, akan menjadi
kebiasaan. Menggunakan waktu dini secara produktif, membantu jika pada malam
sebelumnya telah memutuskan bagaimana menggunakannya. Kondisi semacam ini akan
membawa kebiasaan baik lainnya, merencanakan kegiatan penting hari berikut sebelum
pergi tidur setiap malam.
Setelah satu bulan ingin mempertahankan kebiasaan yang baru di peroleh,
kemungkinan besar bahwa kebiasaan itu yang baik dan memegang peranan penting dalam
prestasi masa depan. Seandainya mengetahui bahwa diri sendiri yang bertanggung jawab
atas tindakan-tindakan, seharusnya bersedia meninjau kembali kebiasaan-kebiasaan
dalam hubungan dengan tujuan-tujuan masa depan. Kebiasaan baru perlu menggantikan
kebiasaan lama agar ikut menunjang keberhasilan masa depan.

2.3. RESIKO USAHA


2.3.1. Pendahuluan
Wirausaha menyukai risiko realistik karena ingin berhasil : mendapatkan kepuasan
besar dalam melaksanakan tugas yang sukar tetapi realistik dengan menerapkan
keterampilan-keterampilan yang dimiliki, sehingga risiko kecil dan tinggi dihindari
karena sumber kepuasan tidak terdapat pada situasi itu. Berarti wirausaha menyukai
tantangan yang sukar tetapi dapat dicapai.
Semakin bertambah besarnya perusahaan, maka bertambah banyak persoalan yanga
akan dihadapi. Pertumbuhan dan perkembangan perusahaan menghendaki bahwa pelaku
usaha tidak takut mengambil keputusan dan bersedia menerima risiko tertentu. Sebagian
pengusaha merasa takut mengambil risiko karena ingin aman dan mengelak kegagalan,
tetapi semua tahap pekerjaan mengandung risiko, dimana merupakan bagian dari kegiatan
pelaku usaha. Wirausaha bekerja di bawah tekanan dan kondisi pengambilan risiko dan
harus mengerti bahwa kemungkinan gagal selalu ada.
2.3.2. Kondisi Berisiko

Kondisi berisiko terjadi apabila pelaku usaha supaya membuat pilihan dari dua
alternatif atau lebih, yang mengakibatkan hasilnya tidak diketahui dan harus dinilai secara
objektif. Kondisi semacam ini mengandung potensi kegagalan dan keberhasilan. Semakin
besar kemungkinan rugi semakin besar risiko yang dihadapi. Sebagai penentu keputusan
risiko pelaku usaha harus mengambil keputusan dalam situasi penuh ketidakpastian,
dengan menimbang kemungkinan sukses atau rugi. Pelaku usaha dapat memilih alternatif
yang “mengandung risiko” atau alternatif “konservatif”, tergantung dari:
1.      Kemampuan daya tarik setiap alternatif
2.      Kesedian menerima kerugian
3.      Kemampuan menerima keberhasilan dan kegagalan
4.      Kemampuan meningkatkan keberhasilan dan mengurangi kerugian.
Ciri-ciri wirausaha saling berkaitan, terutama pada perilaku pengambilan risiko, beberapa
kaitan itu antara lain:
1. Pengambilan risiko berkaitan dengan kreativitas dan inovasi serta merupakan bagian
penting dalam mengubah ide menjadi realitas.
2. Pengambilan risiko berkaitan dengan kepercayaan pada diri sendiri. Semakin besar
keyakinan pada kemampuan diri sendiri, semakin besar keyakinan akan kesanggupan
untuk mempengaruhi hasil dari keputusan-keputusan, dan semakin besar kesediaan untuk
mencoba apa yang dilihat orang lain sebagai risiko.
3. Pengetahuan realistik mengenai kemampuan-kemampuan diri sendiri, realisme
demikian membatasi kegiatan-kegiatan pada situasi yang dapat pengaruhi hasil.

2.3.3. Keputusan Risiko


Pengambilan keputusan risiko merupakan masalah yang paling utama dalam
merealisasikan potensi pada diri  sendiri sebagai wirausaha. Pengalaman pengambilan
risiko dalam hubungnan pribadi dengan anak, istri dan tetangga akan membantu
mempeoleh pengalaman untuk menilai kemungkinan-kemungkinan pengambilan risiko
seperlunya dan mengelakkan risiko yang kecil.
Pengambilan risiko dalam kehidupan melibatkan suatu kesadaran akan peristiwa-
peristiwa masa lalu, perhatian untuk msa depan, dan keinginan untuk hidup di masa
sekarang. Apabila tidak bersedia mengambil risiko, maka tidak akan pernah dapat
mewujudakan bakat dan kemampuan. Pertumbuhan pribadi dan profesional datang dari
hidup di masa sekarang dan mengambil risiko yang perlu untuk mencapai tujuan-tujuan
di masa yang akan datang.
Selaku pelaku usaha, harus sadar bahwa pertumbuhan datang dari pengambilan
keuntungan peluang-peluang masa sekarang dalam kehidupan pribadi maupun bisnis dan
pengambilan risiko untuk mencapai tujuan. Beberapa risiko penting adalah yang
membawa belajar mengenai sesuatu yang baru tentang diri sendiri. Situasi-situasi yang
mengandung risiko pribadi harus menantang kemampuan, jangan meremehkan nilai diri
sendiri, karena dimungkinkan mampu mencapai lebih banyak dari yang di capai sekarang.
Pengambilan risiko merupakan bagian penting dalam pertumbuhan pribadi, dan berguna
dalam menjalankan kegiatan bisnis.
Menanggung risiko pribadi atas tindakan diri sendiri mengurangi ketergantungan
pada orang lain. Wirausaha merupakan orang yang bertanggung jawab, karena
mempunyai kekuatan dan kemampuan untuk menentukan masa depan diri sendiri.
Apabila orang lain menanggung risiko atas tindakan pribadi pelaku usaha, maka berarti
peranan pribadi selaku pelaku usaha atas masa depan diri sendiri sangat lemah. Pribadi
pelaku usaha tidak dapat hidup secara penuh karena tidak menanggung risiko atas
perbuatan diri sendiri. Sesuatu yang salah dalam kehidupan diri sendiri, maka ini saat
yang tepat untuk menanggung risiko demi perbaikan, jika tidak maka situasi akan
semakin buruk, dan pemasalahan  semakin sukar dipecahkan.
Risiko timbul saat seseorang menerima tanggungjawab atas keputusan dan
tindakan yang dilakukan, dan atas keputusan-keputusan iyulah maka bertanggungjawab
mengatasi dengan keyakinan yang lebih besar untuk mengurangi risiko. Sulit
memisahkan antara tujuan pribadi dengan tujuan bisnis karena perusahaan merupakan
bagian dari hidup, jangan mengaambil risiko yang lebih besar dari yang dapat di
tanggung, hal ini merupakan peringatan karena terdapat godaan untuk mempertaruhkan
semua demi suatu gagasan.
Sebagai wirausaha jangan mengambil risiko yang tidak diperlukan, usahakan dapat
menguasai emosi dan mengambil risiko jika keuntungan sama atau lebih besar dari risiko
yang terkandung. Kegiatan utama adalah memutuskan apakah tujuan itu cukup penting
untuk dapat membenarkan risiko atau tidak. Kondisi tertentu wirausaha menggunakan
intuisi dan menilai tindakan mana saja yang mengandung risiko. Intuisi akan menentukan
sejauh mana risiko dan hasil yang diperoleh. Faktor-faktor yang dapat terwujud namun
penting adalah bakat, kemampuan, dan pengalaman diri sendiri.
2.3.4. Kembangkan Ide

Risiko dan kreativitas merupakan dua ciri penting wirausaha, berusaha lebih
kreatif, menjadi lebih sadar akan ide yang produktif. Apabila dapat memilih dari sejumlah
ide-ide yang baik, maka lebih siap mengambil risiko yang perlu untuk melaksanakan ide-
ide paling produktif.
Semua orang kreatif, jika telah mengembangkan suatu ide yang kreatif, maka risiko
tertentu akan menyertai pelaksanaan, dalam mengurangi risiko ditolaknya suatu ide,
saran, berikut dapat membantu mengatasi:
1.     Utarakan ide kepada istri atau teman, lebih baik membicarakan suatu ide sebelum
ditulis. Menerangkan suatu ide akan mengantar kepada suatu diskusi, akan menghasilkan
suatu perbaikan. Setelah ide menjadi pasti baru ditulis. Masih terdapat kemungkinan
terjadi perubahan sebelum mencapai bentuk akhir.
2.    Pilih tempat dan waktu untuk mengemukakan ide kepada orang lain, jangan
mengusulkkan ide kepada perusahaan sewaktu megalami krisis. Organisasi berada dalam
keadaan stabil, sebelum ide diperkenalkan. Ketepatan waktu sangat penting dalam
mengemukakan suatu ide. Pilih waktu ketika orang lain paling terbuka terhadap sesuatu
yang baru.
3.      Kemukakan ide sedikit demi sedikit, pertama ajukan konsep total, seiring
berjalannya waktu, dan semakin tertariknya orang pada ide, baru rinciannya
dikemukakan.

2.3.5. Tipe Pengambil Risiko


Pengambilan keputusan atau risiko sedikit banyak dipengaruhi oleh orang lain,
pengalaman lalu, situasi sekarang dan pengharapan-pengharapan masa depan, dalam
bisnis dibutuhkan berbagai tipe pengambil risiko. Organisasi tingkat bawah dibutuhkan
pekerja yang terampil dalam melaksanakan pekerjaan rutin, sehingga sedikit risiko.
Sebagian besar pekerja masuk ke dalam pengambil risiko tipe ini, karena perilaku dapat
diramalkan dan membawa kestabilan organisasi.
Tingkat manajemen menengah, terdapat kemungkinan lebih banyak untuk
pengambilan risiko. Manajer tingkat menengah lebih banyak mendapat kebebasan untuk
inovasi dan membuat perubahan kecil dalam prosedur dan fungsi-fungsi. Posisi ini dapat
dianggap sebagai pengambil risiko, tetapi dampak atas keseluruhan organisasi harus
minim. Pelaku usaha yang berada pada tingkat teratas, mempunyai kemampuan untuk
merumuskan dan menerapkan ide-ide kreatif. Mengantisipasi keberhasilan dalam bisnis,
wirausaha diharapkan mengambil risiko dalam mewujudkan ide-ide menjadi kenyataan.

2.3.6. Delegasikan Wewenang


Sebagai pelaku usaha, posisi pemimpin mempunyai arti dalam mengarahkan
kegiatan-kegiatan orang lain dalam mencapai tujuan perusahaan, tetapi sebaliknya
sebagai individu mempunyai kemampuan yang terbatas, oleh karena itu membutuhkan
orang lain untuk mencapai tujuan organisasi pada posisi yang lebih tinggi. Pemimpin
organisasi diharapkan bersedia memberikan wewenang dan tanggungjawab kepada staf
untuk kegiatan-kegiatan tertentu.
Mendelegasikan wewenang dan tanggungjawab kepada orang lain mengandung
risiko tertentu. Terdapat akibat-akibat negatif maupun positif berarti pemimpin harus
menanggung akibatnya. Pelaku usaha merupakan wirausaha yang berorientasi pada
pertumbuhan harus mempunyai staf yang berorientasikna tindakan dan mampu menerima
wewenang serta tanggungjawab.
Keuntungan maksimum agar dapat diperoleh, karyawan diberi wewenang dan
kebebasan untuk melaksanakan tugas dari tanggungjawab. Pelaku usaha membutuhkan
pertolongan orang lain, tetapi seorang pemimpin tidak mempunyai waktu untuk
memonitor kegiatan secara langsung, kepercayaan pada staf ditunjukkan oleh jawaban
terhadap pertanyaan-pertanyaan yang mengarah pada penilaian usaha, setiap jawaban
memberi petunjuk mengenai kesediaan mengambil risiko dalam mendelegasikan
wewenang dan tanggungjawab kepada orang lain dalam organisasi. Pelaku usaha yang
dapat mendelegasikan kegiatan kepada orang lain, mempunyai waktu untuk kegiatan
yang lebih penting seperti perencanaan jangka panjang atau pengembangan produk-
produk baru.

2.3.7. Evaluasi Risiko
Keberadaan data kuantitatif sangat membantu dalam melakukan evaluasi setiap
risiko, menetapkan tujuan-tujuan dan dimungkinkan menggeneralisasikan kemajuan
secara sistematis. Melalui data kuantitatif, mampu mengukur hasil-hasil yang dicapai
dalam hubungan dengan ide-ide yang telah digariskan. Pelaku usaha diharapkan
mengetahui dengan cermat dan makna dari angka-angka tersebut. Data kuantitatif
mendukung pengetahuan, latar belakang dan pengalaman dalam mengambil keputusan.
Lakukan evaluasi kebutuhan sendiri sebelum memutuskan untuk mengambil risiko.

2.3.8. Pengambilan Risiko


Pengambilan risiko merupakan gaya perilaku, dengan penuh perhitungan,
merupakan suatu keterampilan yang dapat ditingkatkan. Prosedur untuk menganalisis
sebuah risiko:
1.      Taksiran Risiko
Pertama menaksir ada tidaknya risiko, yaitu apa terdapat potensi rugi dalam memilih
sebuah alternative. Missal, dihadapkan pada kebutuhan peningkatan produksi untuk
memenuhi tambahan permintaan. Pilihannya adalah sebagai berikut:
a. Tetap pada tingkat permintaan sekarang,
b. Membeli peralatan lebih banyak untuk memenuhi permintaan,
c. Menyewa peralatan untuk memenuhi permintaan,
Apabila mempunyai arus kas yang baik, cadangan kas kuatm atau kemudahan
kredit baik, dan jika permintaan dapat dipastikan meningkat pada waktu yang akan
datang, maka disini terdapat sedikit risiko dalam memutuskan salah satu satu dari
alternatif-alternatif, meskipun alternatif pertama merupakan pilihan yang tidak bijaksana
untuk diambil karena mengabaikan peluang peningkatan laba.
Keadaan lain, peningkatan permintaan tidak dapat dipastikan. Misalkan saja produk
atau jasa bisa menjadi using karena inovasi-inovasi dari pihak pesaing, atau lebih banyak
perusahaan yang masuk dalam bidang yang sama, atau pasar sedang mendekati titik
jenuh. Lebih jauh lagi, bisnis tidak mampu menginvestasi jumlah yang dikehendaki
karena tidak ada kepastian apakah modal akan kembali. Kondisi ini, terdapat berbagai
derajat risiko, dan berkaitan dengan berbagai tingkat laba potensial (sukses) untuk
berbagai alternatif.
2.      Tujuan dan Sasaran
Langkah berikutnya adalah mempertimbangkan kebijakan-kebijakan dan sasaran-sasaran
perusahaan. Sasaran sebuah perusahaan dirumuskan: mencapai pertumbuhan secara
perlahan, mantap, atau tidak tumbuh atau pertumbuhan dalam bidang produk lain. Pelaku
usaha berani memutuskan apakah risiko yang muncul itu taat azas dengan tujuan dan
sasaran perusahaan. Apabila saat azas, proses pengambilan keputusan diteruskan dan
lakukan penaksiran alternatif secara rinci.
3.      Teliti Alternatif
Contoh: pengambilan risiko tertentu (keputusan untuk meluaskan produksi) konsisten
dengan sasaran-sasaran perusahaan, maka langkah selanjutnya mengadakan survey
berbagai alternatif. Alternatif-alternatif ditentukan secara rinci sehingga semua biaya
dapat ditelaah dengan obyektif. Sebagian besar biaya merupakan biaya finansial. Tetapi
jika ditinjau memungkinkan sebaiknya memperhitungkan “biaya pribadi”, sosial dan
fisik. Misal: apakah kegagalan akan menjatuhkan prestise sosial? Perlu menentukan biaya
keuangan dan biaya-biaya lain untuk setiap alternatif yang dapat dijalankan.
4.      Kumpulkan Alternatif
Tahap selanjutnya mengumpulkan informasi secara intensif sehingga penaksiran setiap
kemungkinan realistik dapat dibuat secara realistik. Ramalan pasar dibuat untuk setiap
permintaan dalam berbagai kemungkinan kondisi yang dapat terjadi. Reaksi dari pesaing
ditaksir dan akibat dari reaksi diperhitungkan. Berbagai akibat sebaiknya ditelusuri
dengan kesimpulan-kesimpulan logis sebagai berikut:
a. Apabila permintaan mendekati titik kejenuhan, apakah modifikasi, produk mendorong
kenaikan permintaan di pasar baru.
b. Apakah terdapat pasar-pasar baru jika kegiatan persaingan mengurangi bagian pasar
yang sekarang?
c.  Dapatkah peralatan mesin dimodifikasi dengan mudah untuk membuat produk-produk
lain?
d.  Apakah ada kemungkinan para pembekal dan subkontraktor menaikkan harga-harga
jika permintaan bertambah?
Laba yang diperoleh perusahaan untuk setiap alternatif diukur atas dasar informasi pasar,
ramalan-ramalan dari permintaan masa depan, penaksiran reaksi persaingan, dan berbagai
ramalan lain termasuk perilaku dari yang terlibat dalam situasi ini, seperti perusahaan jasa
keuangan atau produsen peralatan.
5.      Minimkan Risiko
Menentukan langkah yang berisikan penaksiran secara realistik tentang sejauh mana
dapat mempengaruhi keadaan, mengandung unsur-unsur sebagai berikut:
a. Kesadaran yang jelas tentang kemampuan dan kekuatan perusahaan,
b. Kreativitas dalam menentukan cara mengubah keadaan (demi keuntungan),
c. Kemampuan merencanakan taktik dan strategi untuk mewujudkan perubahan,
d. Dorongan, energi dan antusias untuk melaksanakan strategi.
6. Rencanakan dan Laksanakan Alternatif
Sebuah alternatif telah dipilih, susunan sebuah rencana untuk pelaksanaan. Rencana
membuat jadwal, rumusan tujuan yang jelas, seperangkat rencana darurat untuk hasil
yang akan terjadi, dan proses umpan balik, sehingga perubahan-perubahan yang
diperlukan dilaksanakan dengan segera.
BAB III
ANALISIS USAHA ABON TUNA AROMA KELAPA
3.1. PEMBIAYAAN
A. Pengertian Pembiayaan
Pembiayaan selalu berkaitan dengan aktivitas bisnis. Sedangkan bisnis adalah
aktivitas yang mengarah pada peningkatan nilai tambah melalui proses penyerahan jasa,
perdagangan atau pengolahan barang (produksi). Pelaku bisnis dalam menjalankan
bisnisnya sangat membutuhkan sumber modal. Pembiayaan yaitu pendanaan yang
diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah
direncanaka, baik sendiri atau lembaga.
B. Tujuan Pembiayaan
Adapun tujuan dalam pembiayaan modal, yaitu :
1.  Peningkatan ekonomi umat, artinya membantu masyarakat yang terbatas ekonomi,
dengan demikian dapat meningkatkan taraf ekonominya.
2. Tersedianya dana bagi peningkatan usaha, artinya untuk mengembangkan usahanya
maka perlunya pembiayaan modal lebih
3.   Meningkatkan produktivitas, artinya adanya pembiayaan maka memberikan peluang
bagi masyarakat untuk meningkatkan produktivitasnya.
4.    Membuka lapangan kerja baru, artinya dengan penambahan pembiayaan modal maka
akan bertambahnya sector sector usaha yang mana sector usaha tersebut akan menyerap
tenaga kerja lebih.

3.2   Penentuan Hubungan Finansial Perusahaan


Untuk mendapatkan modal seseorang perlu mengetahui berapa banyak uang yan
dibutuhkan. Perencanaan finansial sendriri dibagi menjadi 2 yaitu : perencanaan likuiditas
dan perencanaan laba. Perencanaan likuiditas dipusatkan pada perencanaan aliran kas
perusahaan, sedangkan perencanaan laba mempunyai keabsahan independen sebagai
laporan rugi laba perusahaan dimasa depan.
Sedangkan sumber utama untuk menentukan kebutuhan finansial perusahaan
adalah proyeksi aliran kas didukung oleh proyeksi aliran laba. Langkah-langkah
memproyeksi kebutuhan kas adalah : Membuat proyeksi rugi laba, Membuat neraca arcs
kas, membuat aliran (arius kas), membuat proyeksi neraca, membuat ringkasan
kebutuhan dan penggunaan kas, menentukan bagian dari kas total yang dibutuhkan

3.3    Analisa Peluang Pokok


Analisa pulang pokok adalah teknik untuk menentukan seberapa banyak satuan
yang harus dijual atau seberapa banyak volume penjualan yang harus dicapai agar
tercapai posisi pulang pokok. Analisa ini menghasilkan informasi yang mengikhlaskan
berbagai tingkat keuntungan dan kerugian yang berkaitan dengan berbagai tingkat
produksi.

3.4   Mencari Sumber Permodalan


Besaran modal untuk mendirikan usaha tidak jarang melebihi kemampuan pelaku
usaha. Oleh karena itu perlu dipikirkan cara untuk mencari tambahan modal agar usaha
yang direncanakan dapat terealisasikan dengan baik. Sebelum melakukan pencarian rekan
usaha / melakukan peminjaman ,odal, sebaiknya seorang calon pelaku usaha telah
mempunyai perhitungan keseluruhan modal yang dibutuhkan sehingga dapat mengetahui
perkiraan keuntungan yang didapat. Berikut ini beberapa secara umum sumber dana yang
dipertimbangkan untuk memenuhi kebutunhan modal dalam menjalankan usaha :
1.      Dana Modal Sendiri
Usaha yang akan dijalankan harus mendapatkan laba yang tinggi, karena resiko yang
besar dengan mengandalkan modal sendiri.
2.      Investasi dalam Perusahaan
Adanya pihak ke 3 diluar pelaku usaha yang memiliki tujuan yang sama, yang bertindak
selaku penanam modal atau investor.
3.      Pinjaman
Yang mana seorang pelaku usaha melakukan pinjaman uang untuk menambah modal
usahanya dengan jaminan antara kesepakatan antara peminjam dengan pemberi pinjaman.

3.5 Pemasaran
Pemilihan Tempat Strategis Adalah Salah Satu Cara Memasarkan Produk Yang
Tepat. Tempat strategis masih menjadi salah satu contoh strategi pemasaran yang patut
dipertimbangkan. Karena dengan tempat penjualan yang strategis berarti produk yang
dihasilkan memiliki kemungkinan terlihat lebih tinggi dan tentu saja memicu penjualan
yang tinggi. Kriteria pemilihan tempat strategis ini harus menyesuaikan dengan target
sasaran serta kemudahan untuk menjangkaunya. Misalnya, jika pelaku usaha
memutuskan untuk berjualan Abon Ikan, maka tempat di tengah kota atau pertokoan
akan membuat kemungkinan produk cepat laku dan terlihat.
Namun ditengah pandemi saat ini, tingkat penjualan menurun drastis. Pada masa
pandemi, penggunaan teknologi akan menjadi solusi terbaik untuk membantu roda
perekonomian UKM tetap berjalan. Selain bantuan modal, pemasaran melalui media
sosial dan automasi pembukuan akan memudahkan UKM untuk menyusun strategi yang
sekiranya tepat guna kelangsungan usaha saat ini dan ke depannya.
Beredar tips-tips mengatasi penurunan penjual ditengah masa pandemi, yang masif
digunakan dalam menunjang kegiatan produksi tetap berlangsung. Adapun tips nya
sebagai berikut :
1. Memanfaatkan media sosial sebagai channel utama pemasaran. Di tengah himbauan
menjaga social distancing, media sosial dapat menjadi salah satu cara dalam

mempromosikan produk atau usaha menengah kebawah. Adanya transaksi dari relasi
sesama pelaku usaha. Banyak UKM di Indonesia yang saling bantu usaha satu sama lain
saat ini, dengan aktif menceritakan produk , memberikan promo, hingga minta bantuan
teman untuk mempromosikan usaha.
2. Memastikan cashflow terjaga dengan sehat. Arus kas menjadi unsur paling penting
dalam bisnis sehingga pemilik usaha harus mampu mengelola uang tunai secara optimal.
Saat ini, pemilik usaha ada yang menjadi terhambat dalam melakukan penagihan dan
pembayaran kepada mitra karena biasa dilakukan manual tatap muka. Software
akuntansi online seperti Jurnal, bisa membantu usaha membuat dokumen penagihan dan
pembayaran dengan mudah.
3. Merencanakan ulang pendapatan dan pangkas anggaran biaya. Melihat kembali
rencana anggaran biaya menjadi hal yang krusial di masa ini. Pemilik usaha harus dapat
memilah pos anggaran mana yang menjadi prioritas dan melakukan penyesuaian budget
dengan kondisi saat ini. Fitur budgeting yang ada di Jurnal dapat membantu pemilik
usaha membuat pos anggaran pemasukan dan pengeluaran sebagai acuan saat mendata
realisasi penjualan dan pengeluaran operasional, sehingga margin keuntungan dapat
terkontrol. Sementara melalui fitur Laporan Laba Rugi,  pemilik usaha dapat menganalisa
laporan pendapatan dan biaya.

3.6 Analisa Struktur Biaya


Usaha Mikro merupakan usaha yang memiliki jumlah tenaga kerja kurang dari 5
orang termasuk tenaga keluarga yang tidak dibayar. Usaha Kecil merupakan usaha yang
memiliki jumlah tenaga kerja sampai dengan 19 orang. Salah satu cara untuk mengukur
kinerja finansial suatu usaha adalah dengan akuntasi biaya. Menurut Mulyadi (1999)
akuntasi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan penyajian biaya
pembuatan dan penjualan produk atau jasa dengan cara-cara tertentu serta penafsiran
terhadapnya. Biaya menjadi objek utama dalam akuntansi biaya yang dihitung sebagai
dasar dan pengendalian biaya dan pengambilan keputusan. Kelemahan terbesar UMKM
terletak pada ketidakmampuan untuk menghitung biaya sehingga penentuan harga produk
dilakukan tanpa dasar, tidak ada perencanaan dan pengendalian biaya dan keputusan
diambil tanpa adanya pertimbangan tertentu.
Dalam proses pembuatannya juga membutuhkan tenaga kerja sebagai tenaga untuk
membantu  dalam memproduksi serta distribusi dengan memperhitungkan dahulu
estimasi biaya secara rinci. Adapun rancangan biaya produksi Abon Tuna Aroma Kelapa
adalah sebagai berikut :
1 Ikan Tuna Rp. 60.000 / Kg
2 Minyak                      Rp. 14.500 / Liter
3 Bumbu Masakan  Rp. 9.000 / 500 gr
4 Tenaga Kerja Rp. 150.000 / Orang
5 Biaya Kemasan Rp. 3.000
6 Biaya Distribusi Tidak ditentukan
7 Total Kalkulasi Rp. 170.000 rupiah
Produksi /satuan

Adapun analisa modal satuan dengan keuntungan selama proses produksi hingga
siap dipasarkan, mulai dari rincian perhari hingga total perkiraan omset perbulan yaitu
sebagai berikut :
Ikan Tuna 25 kg     x     Rp.60.000                       =  Rp.1.500.000
Minyak liter 7 liter  x     Rp.14.500                      =  Rp. 101.500
Bumbu Masakan         x     Rp. 9.000/500 gr             =  Rp. 45.000
6 tenaga kerja  x     Rp. 250.000                    =  Rp.1.500.000
Biaya Kemasan  x 100 bungkus                       =  Rp.   300.000
Biaya distribusi                                            =  Tidak ditentukan
TOTAL ESTIMASI MODAL PERHARI                                 Rp. 3.206.500,-

Harga perbungkus kemasan 90 gram = Rp. 68.000


Maka dalam sehari                               = 100 x Rp. 68.000 = Rp.6.800.000
Laba bersih                                          =  Harga Jual Perhari – Modal
                                                               = 6.800.000– 3.206.500  =    Rp. 3.600.500
perhari
Harga pokok produksi akan semakin meningkat jika volume produksi meningkat.
Volume produksi dapat ditingkatkan salah satunya dengan penambahan modal kerja
seperti mesin, peralatan. Oleh karena itu pihak ketiga dalam hal ini perbankan,
pemerintah, Lembaga Swadaya dapat memberikan bantuan berupa teknologi tepat guna,
pelatihan dan sebagainya untuk meningkatkan volume produksi. Supplier memiliki
peranan penting bagi pelaku UMKM. Supplier bertindak sebagai pihak yang
menyediakan bahan langsung dan bahan tidak langsung bagi industri pengolahan untuk
diolah menjadi barang jadi atau produk utama. Bagi usaha perdagangan supplier berperan
sebagai penyedia barang jadi yang nantinya akan dijual kembali. Oleh karena itu supplier
dapat mempengaruhi harga pokok produksi UMKM. Untuk melihat faktor ini maka
tingkat pembelian ke supplier akan menunjukkan seberapa besar nilai bahan langsung dan
tidak langsung yang dibutuhkan.
BAB IV
KESIMPULAN
Makalah ini bertujuan untuk sarana pembelajaran dalam usaha menengah kebawah
untuk melihat seberapa jauh efek perencanaan aset yang baik terhadap peningkatan laba
usaha pada UMKM. Disatu sisi, selama ini dirasa sulit untuk memperoleh data yang
cukup akurat terhadap struktur biaya dan tingkat pendapatan UMKM. Disisi lainnya, data
ini sangat dibutuhkan untuk melihat kemampuan UMKM dalam mempertahankan
keberlanjutan usahanya.
Peluang juga terbuka lebar untuk melanjutkan penelitian ini dengan menganalisa
tingkat rasio keuangan yang dimiliki oleh UMKM ,penjualan per total aset dan rasio
lainnya yang dapat dijadikan indikator tingkat kemampuan UMKM dalam
mempertahankan keberlanjutan produksi.

Daftar Pustaka

Ardiyanto, Bagus. 2013.“ Analisis Bantuan Kredit Dari Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan
(Pkbl) Pt.
Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Tanjung Emas Semarang Terhadap Perkembangan
Usaha Mikro
Kecil Di Kota Semarang”. Semarang hal. 1-59 : Universitas Diponegoro.
Bambang, Riyanto, 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Keempat, Cetakan
Ketujuh, BPFE
Yogyakarta, Yogyakarta.
Baridwan, Zaki. 2004. IntermediateAccounting. Edisi Delapan. BPFE: Yogyakarta.
Hansen, Don R dan Maryane M Mowen. 2006. Akuntansi Manajemen. Jilid 1. Salemba Empat:
Jakarta.
Maryani, Dian. 2010. “Analisis Perencanaan Pajak Melalui Metode Penyusutan dan Revaluasi
Aset Tetap untuk
Meminimalkan Beban Pajak PT. Gembala Sriwijaya”. hal. 3: STIE MDP.
Miles, P Morgan., Covin G jefferey., Heeley b Michael (2000), The Relationship Between
Environmental
Dynamism and Small Firm structure, strategy, and Performance. Journal of Marketing theory and
Practice. Pp.63-74
Mulyadi, Drs. 1999. Akuntansi Biaya. Edisi Kelima. Yogyakarta: BPFE - Yogyakarta.

Tugas kewirausahaan :

Analisis Usaha Abon Tuna Aroma Kelapa

Oleh :
NUR ALIF RAIHAN ABDILLAH
E1F119029

JURUSAN TEKNIK SIPIL


PRODI REKAYASA INFRASTRUKTUR DAN LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021

Anda mungkin juga menyukai