Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN PENELITIAN RISET

“ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN


PETANI RUMPUT LAUT DI KELURAHAN PANTAI AMAL KECAMATAN
TARAKAN TIMUR KOTA TARAKAN”
Dosen Pengampu :

Disusun Oleh :
Annisa Justin 2040402004
Rusel Herianto 2040402010
Intan Safitri 2040402015
Risky Septiani 2040402036
Ahmad Masyuri 2040402040

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
TAHUN 2022
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................................... i


KATA PENGANTAR ................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................. iii
DAFTAR TABEL ......................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1


1.1. Latar Belakang................................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ........................................................................................... 1
1.3. Tujuan............................................................................................................... 1
1.4. Manfaat.............................................................................................................
BAB II LANDASAN TEORI ....................................................................................... 2
2.1. Dasar Teori ....................................................................................................... 1
2.2. Penelitian Terdahulu ....................................................................................... 1
2.3. Hipotesis............................................................................................................ 1
BAB III METODE PENELITIAN .............................................................................. 7
3.1. Defisini Operasional Variabel ........................................................................ 1
3.2. Jenis dan Rincian Data yang Diperlukan ...................................................... 1
3.3. Populasi dan Sampel........................................................................................ 1
3.4. Alat Analisis .....................................................................................................
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................................
4.1. Hasil Analisis .................................................................................................... 1
4.2. Pembahasan...................................................................................................... 1
BAB V PENUTUP.........................................................................................................
5.1. Kesimpulan ....................................................................................................... 1
5.2. Saran ................................................................................................................. 1

ii
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR

HALAMAN JUDUL ..................................................................................................... i

iii
RINGKASAN

iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia memiliki perairan laut yang cukup luas dengan garis pantai sepanjang 81.290
kilometer merupakan pantai terpanjang kedua di dunia setelah Kanada. Perairan yang kaya
akan mineral dan sinar matahari itu merupakan lahan subur untuk pertumbuhan rumput laut.
Negara kepulauan yang memiliki potesi pengembangan rumput laut ini menjadi produsen
utama komoditas rumput laut di pasar dunia. Areal strategis yang dapat digunakan untuk
budidaya rumput laut di seluruh Indonesia meliputi wilayah seluas kurang lebih 1.380.931
hektar. Potensi daerah sebaran rumput laut di Indonesia sangat luas, baik yang tumbuh secara
alami maupun yang dibudidayakan di tambak tersebar hampir diseluruh wilayah seperti
Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua
(Anggadiredja, 2009).
Rumput laut (sea weed) adalah salah satu komoditas pada sektor perikanan yang banyak
di budidayakan dan diperdagangkan baik domestik maupun global di budidayakan
masyarakat di daerah pesisir. Pembudidayaan rumput laut mampu menyerap banyak tenaga
kerja khusunya bagi mereka yang memiliki tingkat pendidikan serta keahlian yang rendah
sehingga dapat meminimalisir atau mengurangi tingkat pengangguran. Selain itu, sebagai
produk ekspor rumput laut juga mampu untuk meningkatkan devisa negara serta menjadi
sumber pendapatan bagi petani rumput laut khususnya bagi mereka yang tinggal di pesisir
(Samuelson & Nardhaus, 2003).
Kalimantan Utara merupakan salah satu provinsi yang memiliki kawasan perikanan yang
cukup luas, salah satunya yaitu Tarakan. Saat ini, daerah yang memiliki rumput laut di
perairan Tarakan yaitu Pantai Amal, Tanjung Karis, Selumit Pantai, Lingkas Ujung, Karang
Rejo Pantai, Tanjung Pasir, dan Tanjung Batu. (Ardiansyah, Nurjannatul 2019).
Kelurahan pantai amal merupakan salah satu kawasan budidaya rumput laut yang ada di
Kota Tarakan Kecamatan Tarakan Timur. Sebagian besar masyarakat pantai amal bekerja
sebagai petani rumput laut. Daerah pesisir diwilayah ini dijadikan tempat pembudidayaan
rumput laut. Letak wilayah Pantai Amal yang berada didekat laut sangat strategis dalam
mengembangkan usaha budidaya rumput laut bagi para penduduknya, dimana dalam
kegiatannya terdapat dua teknik yaitu teknik budidaya dan penjaringan rumput laut dengan
alat pukat.
Pendapatan adalah seluruh penerimaan baik berupa uang maupun berupa barang yang
berasal dari pihak lain maupun hasil industri yang dinilai atas dasar sejumlah uang dari harta

1
yang berlaku saat itu. Pendapatan merupakan sumber penghasilan seseorang untuk memenuhi
kebutuhan sehari–hari dan sangat penting artinya bagi kelangsungan hidup dan penghidupan
seseorang secara langsung mau pun tidak lagsung (Suroto 2000).Untuk memahami arti dari
pendapatan, maka akan diuraikan pengertian dari pendapatan itu sendiri. Menurut Ikatan
Akuntansi Indonesia (2009) dalam buku Standart Akuntansi Keuangan menyebutkan bahwa
pendapatan adalah: “Arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas
normal perusahaan selama satu periode, bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas,
yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal. Sedangkan menurut Accounting
Principle Board dikutip oleh Theodorus Tuanakotta (1984) dalam buku Teori Akuntansi
pengertian pendapatan adalah Pendapatan sebagai inflow of asset kedalam perusahaan
sebagai akibat penjualan barang dan jasa.
Rendahnya pendapatan petani rumput laut merupakan salah faktor dari kurangnya biaya
usaha yang dimiliki oleh petani rumput laut sehingga sulit untuk memenuhi kebutuhan dalam
produksi. Menurut Von Bohm Bawerk, arti modal atau kapital adalah segala jenis barang
yang dihasilkan dan dimiliki oleh masyarakat, disebut juga kekayaan masyarakat. Sebagian
kekayaan itu juga digunakan untuk memproduksi barang-barang baru dan inilah yang disebut
modal masyarakat atau modal sosial. Jadi, modal adalah setiap hasil atau produk atau
kekayaan yang digunakan untuk memproduksi hasil selanjutnya (Moehar Daniel, 2002).
Pendapatan dapat didefinisikan secara umum sebagai hasil dari suatu perusahaan.
Naik turunnya harga jual rumput laut mempengaruhi pendapatan petani hal ini biasanya
diukur dalam satuan harga pertukaran yang berlaku. Pendapatan diakui setelah kejadian
penting atau setelah proses penjualan pada dasarnya telah diselesaikan. Dalam praktek ini
biasanya pendapatan diakui pada saat penjualan (Hendriksen, 1997) ”. Hal itu yang membuat
petani rumput laut juga mengeluh atas tingkat harga rumput laut yang tidak menetap.
Selain itu, dengan kurangnya teknologi modern juga merupakan salah satu hal yang
menghambat peningkatan pendapatan petani rumput laut. Dengan terbatasnya waktu dan
tenaga yang dimiliki oleh para petani rumput laut maka dibutuhkan teknologi untuk
membantu meningkatkan produksi karena dengan adanya teknologi, maka proses produksi
menjadi lebih efektif dan efisien sehingga output yang diperoleh lebih berkualitas. Namun
tanpa menggunakan teknologi yang canggih, hal tersebut akan sulit tercapai.
Kemudian terbatasnya lahan yang dimiliki petani untuk budidaya rumput laut,
pembukaan lahan yang baru membutuhkan waktu yang cukup lama dan permodalan yang
besar bagi petani rumput laut. Selain itu daerah belum mengatur pemanfaatan atau tata ruang
wilayah perairan pantainya, sehingga terjadi tumpang tindih antara berbagai kegiatan disuatu

2
wilayah yang sama. Keadaan seperti ini menjadikan penanam modal yang akan berinvestasi
menjadi tidak aman dalam jangka waktu yang lama.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka alasan penulis melakukan penelitian dengan
judul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Petani di Kelurahan Pantai
Amal Kecamatan Tarakan Timur Kota Tarakan”, yaitu untuk mengetahui faktor yang paling
dominan mempengaruhi terhadap pendapatan petani rumput laut yang ada di Kelurahan
Pantai Amal. Adapun penulis memilih Kecamatan Tarakan Timur sebagai daerah penelitian,
karena daerah tersebut termasuk penghasil komoditas rumput laut yang terbanyak di Kota
Tarakan.

1.2. Masalah/Tujuan
Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas maka yang menjadi permasalahan dalam
penelitian ini yaitu :
1. Apakah modal dan pengalaman kerja berpengaruh secara parsial terhadap pendapatan
petani rumput laut di kelurahan Pantai Amal Kota Tarakan ?
2. Apakah modal dan pengalaman kerja berpengaruh secara simultan terhadap
pendapatan petani rumput laut di kelurahan Pantai Amal Kota Tarakan ?

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu:


1. Mengetahui apakah modal dan pengalaman kerja berpengaruh secara parsial terhadap
pendapatan petani rumput laut di kelurahan Pantai Amal Kota Tarakan.
2. Mengetahui apakah modal dan pengalaman kerja berpengaruh secara simultan
terhadap pendapatan petani rumput laut di kelurahan Pantai Amal Kota Tarakan.

3
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Dasar Teori


2.1.1. Pendapatan
Dalam arti ekonomi, pendapatan merupakan balas jasa atas penggunaan faktor-
faktor produksi yang dimiliki oleh sektor rumah tangga dan sektor perusahaan yang dapat
berupa gaji/upah, sewa, bunga serta keuntungan/profit (Hendrik, 2011). Menurut Munandar
(2010), pengertian pendapatan adalah suatu pertambahan asset yang mengakibatkan
bertambahnya owners equity, tetapi bukan karena pertambahan modal baru dari pemiliknya
dan bukan pula merupakan pertambahan asset yang disebabkan karena bertambahnya
liabilities. Pendapatan sangat berpengaruh bagi kelangsungan hidup perusahaan, semakin
besar pendapatan yang diperoleh maka semakin besar kemapuan perusahaan untuk
membiayai segala pengeluaran dan kegiatan- kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan
(Hartoyo dan Noorma, 2010).
Kondisi seseorang dapat diukur dengan menggunakan konsep pendapatan yang
menunjukkan jumlah seluruh uang yang diterima oleh seseorang atau rumah tangga selama
jangka waktu tertentu (Samuelson dan Nordhaus, 2012). Definisi lain dari pendapatan adalah
jumlah penghasilan yang diperoleh dari hasil pekerjaan dan biasanya pendapatan seseorang
dihitung setiap tahun atau setiap bulan. Dengan demikian pendapatan merupakan gambaran
terhadap posisi ekonomi keluarga dalam masyarakat. Pendapatan keluarga berupa jumlah
keseluruhan pendapatan dan kekayaan keluarga, dipakai untuk membagi keluarga dalam tiga
kelompok pendapatan, yaitu: pendapatan rendah, pendapatan menengah dan pendapatan
tinggi. Pembagian di atas berkaitan dengan, status, pendidikan dan keterampilan serta jenis
pekerja seseorang namun sifatnya sangat relative (Endang Hariningsih dan Rintar Agus
Simatupang, 2018).
Sebagaimana pendapat di atas, bahwa pendapatan merupakan gambaran terhadap
posisi ekonomi keluarga dalam masyarakat, oleh karenanya setiap orang yang bergelut dalam
suatu jenis pekerjaan tertentu termasuk pekerjaan di sector informal atau perdagangan,
berupaya untuk selalu meningkatkan pendapatan darihasil usahanya yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan hidup keluarganya dan sedapat mungkin pendapatan yang diperoleh
dapat meningkatkan taraf hidup keluarganya. Menurut Sukirno (2010), pendapatan dapat
dihitung melalui tiga cara yaitu:

4
a. Cara Pengeluaran
Cara ini pendapatan dihitung dengan menjumlahkan nilai pengeluaran/perbelanjaan ke
atas barang-barang dan jasa.
b. Cara Produksi
Cara ini pendapatan dihitung dengan menjumlahkan nilai barang dan jasa yang dihasilkan.
c. Cara Pendapatan
Dalam penghitungan ini pendapatan diperoleh dengan menjumlahkan seluruh pendapatan
yang diterima.
Pendapatan adalah penerimaan bersih seseorang, baik berupa uang kontan maupun
natura. Pendapatan atau juga disebut juga income dari seorang warga masyarakat adalah hasil
penjualannya dari faktor-faktor produksi yang dimilikinya pada sektor produksi. Dan sektor
produksi ini membeli faktor-faktor produksi tersebut untuk digunakan sebagai input proses
produksi dengan harga yang berlaku di pasar faktor produksi. Harga faktor produksi di pasar
(seperti halnya juga untuk barang-barang di pasar barang) ditentukan oleh tarik menarik,
antara penawaran dan permintaan (Asmie, 2018). Secara garis besar pendapatan digolongkan
menjadi tiga golongan (Suparmoko, 2010), yaitu :
1. Gaji dan Upah
Imbalan yang diperoleh setelah orang tersebut melakukan pekerjaan untuk orang lain
yang diberikan dalam waktu satu hari, satu minggu maupun satu bulan.
2. Pendapatan dari Usaha Sendiri
Merupakan nilai total dari hasil produksi yang dikurangi dengan biaya-biaya yang dibayar
danusaha ini merupakan usaha milik sendiri atau keluarga dan tenaga kerja berasal dari
anggota keluarga sendiri, nilai sewa kapital milik sendiri dan semua biaya ini biasanya
tidak diperhitungkan.
3. Pendapatan dari Usaha Lain
Pendapatan yang diperoleh tanpa mencurahkan tenaga kerja, dan ini biasanya merupakan
pendapatan sampingan antara lain, pendapatan dari hasil menyewakan asset yang dimiliki
seperti rumah, ternak dan barang lain, bunga dari uang, sumbangan dari pihak lain,
pendapatan dari pensiun, dan lain-lain.

2.1.2. Rumput Laut


Rumput laut merupakan komoditas penting perikanan yang memiliki nilai ekonomi
cukup tinggi, merupakan salah satu sumber devisa negara dan sumber pendapatan bagi
masyarakat pesisir. Manfaat rumput laut sangat besar bagi kehidupan manusia, selain sebagai

5
bahan makanan, juga merupakan bahan baku dalam industri pembuatan obat-obatan dan
kosmetik sehingga kebutuhan pemanfaatan rumput laut semakin meningkat baik untuk
konsumsi dalam negeri maupun untuk permintaan ekspor. Bedasarkan visi Menteri DKP
2010 dalam program peningkatan produksi perikanan, menjadikan Indonesia sebagai
penghasil produk perikanan terbesar dunia di tahun 2015 dan rumput laut menjadi komoditas
unggulan dalam program ini disamping komoditas lainnya (Nurdjana, 2010). Suwandi (1992)
menyatakan sebagian besar rumput laut di Indonesia diekspor dalam bentuk kering.Rumput
laut merupakan salah satu sumber daya hayati yang terdapat di wilayah pesisir dan laut
Rumput laut atau sea weeds secara ilmiah dikenal dengan istilah alga atau ganggang. Rumput
laut termasuk salah satu anggota alga yang merupakan tumbuhan berklorofil. Dilihat dari
ukurannya, rumput laut terdiri dari jenis mikroskopik dan makroskopik. Jenis makroskopik
inilah yang seharihari kita kenal dengan rumput laut (TaurinoPoncomulyo, 2006).
Budidaya rumput laut sangat menguntungkan karena dalam proses budidayanya
tidak banyak menuntut tingkat keterampilan tinggi dan modal yang besar, sehingga dapat
dilakukan oleh semua anggota keluarga nelayan termasuk ibu rumahtangga dan anak-anak.
Selain itu masa panen dan produksinya relatif singkat jika dibandingkan dengan budidaya
laut yang lain misalnya bandeng, udang dan kerang. Pangsa pasar rumput laut pun sangat luas
baik dalam maupun luar negeri. Bahkan dalam tingkat konsumsi (pasar) taraf lokal pun para
pembudidaya masih kualahan untuk mencukupinya, belum lagi ditambah permintaan luar
negeri yang kian hari semakin meningkat, bahkan bisa dikatakan tidak terbatas (Suparman,
2014).
Secara umum faktor keberhasilan yang perlu diperhatikan dalam budidaya rumput
laut yaitu pemilihan lokasi yang memenuhi persyaratan bagi jenis rumput laut yang akan
dibudidayakan, pemilihan atau seleksi bibit dan cara pembibitan yang tepat, metode budidaya
yang tepat, pemeliharaan tanaman, metode panen dan perlakuan pasca panen yang benar dan
pembinaan dan perdampingan secara continue kepada petani (Anggadiredja, dkk.,2016)
Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan petani rumput laut yaitu sebagai berikut:
a. Modal
Modal dapat diartikan secara fisik dan bukan fisik (Teguh,2010). Dalam arti fisik modal
diartikan sebagai segala hal yang melekat pada faktor produksi, seperti mesin-mesin dan
peralatan-peralatan produksi. Modal juga dapat berupa dana untuk membelisegala input
variabel yang digunakan dalam proses produksi guna menghasilkan output industri. Modal
digunakan sejak industri mulai dibangun sampai kepada industri tersebut berjalan. Menurut
hendro modal yang paling penting adalah pengalaman (Hendro,2011). Sedangkan menurut

6
Muhammad Sharif Chaudhry (2012) modal adalah kekayaan yang di dapatkan manusia
melalui tenaganya sendiri dan kemudian menggunakannya untuk menghasilkan kekayaan
lebih lanjut. Modal mempunyai hubungan yang sangat kuat dengan berhasil tidaknya suatu
usaha produksi yang didirikan (Kasturi, 2012). Modal dapat dibagi menjadi dua, yaitu modal
tetap (fixed capital) dan modal kerja (Working capital) (Chaudhry, 2012). Modal tetap adalah
barangbarang yang digunakan dalam proses produksi yang dapat digunakan beberapa kali,
meskipun akhirnya barang-barang modal ini habis juga, tetapi tidak sama sekali terisap dalam
hasil. Contoh modal tetap adalah mesin, pabrik, gedung, dan lain-lain. Modal bergerak adalah
barangbarang yang digunakan dalam proses produksi yang hanya bisa digunakan untuk sekali
pakai, atau dengan kata lain, yaitu barang-barang yang habis digunakan dalam proses
produksi, misalnya umpan, bahan bakar, dan lain-lainnya. Perbedaan ini digunakan
berhubungan dengan perhitungan biaya. Biaya modal bergerak harus sama sekali
diperhitungkan dalam harga biaya riil, sedangkan biaya modal tetap diperhitungkan melalui
penyusutan nilai.
Modal bisa terbentuk dari beberapa sumber atau kegiatan. Pada kasus petani rumput laut,
mula-mula petani rumput laut menggunakan tali rafia sebagai alat pembibitan rumput laut,
lama-lama cara ini dianggap tidak efisien, karena hanya dapat digunakan 2 hingga 3 kali
panen saja, sementara biaya yang digunakan untuk membuatnya tidak sesuai dengan hasil
yang di peroleh. Karena itu dipikirkanlah cara untuk dapat membuat alat yang lebih kuat dan
dapat digunakan berkali-kali maka digunakanlah tali tampar, maka ia disebut sebagai modal.
Jadi, umumnya modal itu terbentuk karena: Produksi, penabungan dari produksi, dan
pemakaian benda tabungan untuk produksi selanjutnya (Daniel, 2012).
Penilaian terhadap modal usaha petani rumput laut dapat dilakukan menurut tiga cara.
Pertama, penilaian didasarkan kepada nilai alat-alat yang baru, yaitu berupa ongkos
memperoleh alat-alat tersebut menurut harga yang berlaku sekarang. Jadi, dengan mengetahui
jenis-jenis alat dan jumlahnya beserta harganya yang baru dapatlah dihitung besar modal
sekarang. Kedua, berdasarkan harga pembelian atau pembuatan alat-alat, jadi berapa investasi
awal yang telah dilaksanakan petani rumput laut, bertolak dari sini, dengan memperhitungkan
penyusutan tiap tahun, dapat dihitung nilai alat-alat atau modal pada waktu sekarang. Cara
kedua ini dilakukan apabila petani rumput laut membeli alat-alat baru dan petani rumput laut
mengingat harga pembeliannya. Ketiga, dengan menaksir nilai alat pada waktu sekarang,
yakni harga yang akan diperoleh apabila alat-alat di jual. Dalam hal ini penilaian dipengaruhi
oleh harga alat baru, tingkat penyusutan alat atau kondisi alat pada waktu ini. Cara ini

7
digunakan hanya untuk menilai boat/sampan yang umurnya telah beberapa tahun dan masih
dalam kondisi yang agak baik
b. Pengalaman kerja
Pengalaman kerja adalah pengetahuan atau keterampilan yang telah diketahui dan
dikuasai seseorang yang akibat dari perbuatan atau pekerjaan yang telah dilakukan selama
beberapa waktu tertentu. Menurut Ganjar Mulya Sukmana Pengalaman kerja dalam pekerjaan
sektor formal pada umumnya dianggap dapat meningkatkan kemampuan kerja seseorang.
Pengalaman kerja dapat menggambarkan tingkat penguasaan seseorang terhadap suatu
pekerjaan (Sukmana,2013). Seseorang akan memiliki kesempatan meningkatkan pendapatan
dan produktivitas dengan pengalaman yang jauh lebih lama. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa semakin berpengalaman seseorang dalam bekerja, maka hal tersebut akan
dapat meningkatkan produktivitas kerja.
Faktor penentu produktivitas dari modal manusia merupakan istilah ekonom untuk
pengetahuan dan keahlian yang diperoleh pekerja melalui pendidikan, pelatihan, dan
pengalaman. Modal manusia meliputi keahlian-keahlian yangdi peroleh, juga pelatihan-
pelatihan kerja (Adhar, 2012).
Akibat bertambahnya pengalaman didalam mengerjakan suatu pekerjaan atau
memproduksikan suatu barang, dapat menurunkan ratarata ongkos per satuan barang
(Gitosudarmo, 2015). Hal ini adalah logis karena dengan bertambahnya pengalaman
seseorang didalam mengerjakan pekerjaan itu, tentu saja akan diperoleh pelajaran untuk
melakukannya dengan lebih baik serta lebih efisien. Kekeliruan yang telah diperbuatnya
dapat diketahui dan untuk selanjutnya tidak diulang lagi terhadap kesalahan yang sama. Jadi,
apabila pengalaman kerja meningkat dan mencapai dua kali lipat dari semua maka akan
terdapat suatu penurunan biaya produksi per unit yang cukup berarti besarnya.
Pengalaman sebagai petani rumput laut secara langsung maupun tidak, memberikan
pengaruh kepada hasil usaha rumput laut. Semakin lama seseorang mempunyai pengalaman
sebagai petani rumput laut, semakin besar hasil dari usaha rumput laut dan pendapatan yang
diperoleh.
Faktor pengalaman, faktor ini secara teoretis dalam buku, tidak ada yang membahas
bahwa pengalaman merupakan fungsi dari pendapatan atau keuntungan. Namun, dalam
aktivitas petani rumput laut dengan semakin berpengalaman dalam usaha rumput laut bisa
meningkatkan pendapatan atau keuntungan. Semakin luas pengalaman kerja seseorang,
semakin terampil melakukan pekerjaan dan semakin sempurna pola berpikir dan sikap dalam
bertindak untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu pengalaman kerja

8
yang didapat seseorang akan meningkatkan kemampuan dalam melaksanakan pekerjaan
sehingga akan dapat meningkatkan produktivitas kerjanya (Yusri, 2016).

2.2. Penelitian Terdahulu


1. Muh Yusri R (2016), dengan penelitian “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Peningkatan Pendapatan Petani Rumput Laut di Desa Laikang Kecamatan
Mangarabombang Kabupaten Takalar.”Hasil penelitian, secara simultan faktor teknologi,
modal keja, dan pengalaman berpengaruh signifikan dan berhubungan positif terhadap
peningkatan pendapatan petani rumput laut. Namun secara parsial hanya faktor modal
kerja yang berpengaruh signifikan terhadap pendapatan petani rumput laut di Desa
Laikang Kecamatan Mangarabombang Kabupaten Takalar. Faktor modal kerja
berpengaruh dominan terhadap peningkatan pendapatan petani rumput laut di Desa
Laikang Kecamatan Mangarabombang Kabupaten Takalar.
2. Cakra Iswahyudi (2015), dengan penelitian, Analisis Tingkat Pendapatan Petani
Budidaya Rumput Laut di Kabupaten Bantaeng.” Hasil penelitian menunjukkan bahwa:
a) Modal berpengaruh terhadap pendapatan petani budidaya petani rumput laut di
Kabupaten Bantaeng. Semakin besar modal yang di miliki oleh petani dalam
membudidayakan rumput laut, maka akan semakin besar pula hasil pendapatan yang akan
dihasilkan petani budidaya rumput laut. Sedangkan semakin kecil modal yang dimiliki
petani budidaya maka akan menghasilkan pendapatan rumput laut yang kecil pula; b)
Hari orang kerja (HOK) berpengaruh terhadap pendapatan petani budidaya rumput laut di
Kabupaten Bantaeng. Petani yang menggunakan waktu lebih banyak untuk bekerja pada
saat proses pendapatan, dalam hal ini pembibitan, pemeliharaan bibit, hingga panen akan
mendapatkan hasil pendapatan yang lebih banyak dibandingkan petani budidaya yang
hanya menggunakan waktunya lebih sedikit dalam bekerja; c) Luas lahan berpengaruh
terhadap pendapatan petani budidaya rumput laut di Kabupaten Bantaeng. Lahan yang
lebih luas akan mempendapatan rumput laut yang lebih banyak dibandingkan dengan
lahan yang sempit atau kecil.
3. Firnawati (2016), dengan penelitian “Analisis Biayaya Produksi dan Pendapatan usaha
Tani Rumput Laut di Desa Ollo Selatan Kecamatan Kaledupa Kabupaten Wakatobi.”
Hasil penelitian, Besarnya biaya total ratarata usaha tani rumput laut dalam satu kali
proses produksi di Desa Ollo Selatan Kecamatan Kaledupa Kabupaten Wakatobi yaitu
sebesar Rp.1.338.491. Rata-rata pendapatan usahatani rumput laut dalam satu kali proses
produksi yaitu sebesar Rp.10.805.719,16, dengan R/C rasio sebesar 8,75 berarti usaha

9
budidaya rumput laut menguntungkan dan layak untuk dikembangkan serta penggunaan
biaya produksi efisien.
4. Ketut, I (2013), meneliti tentang “Analisis Rendahnya Pendapatan Petani Rumput laut di
Desa Batunuggul” menghasilkan bahwa penyebab rendahnya pendapatan petani rumput
laut di Desa Batununggul adalah hasil pendapatan yang sedikit, rendahnya harga rumput
laut. Dampak dari rendahnya pendapatan petani rumput laut di Desa Batununggul adalah,
sulit memenuhi biaya pendidikan anak, sulitnya memenuhi kebutuhan hidup keluarga,
dan keadaan rumah tempat tinggal yang kurang layak huni. Upaya yang dilakukan untuk
meningkatkan pendapatan petani rumput laut di Desa Batununggul adalah dengan
meningkatkan produktivitas secara kualitas dan kuantitas, serta menciptakan kestabilan
harga, dengan cara pemilihan bibit unggul, perawatan rumput laut secara intensif, inovasi
untuk menambah nilai ekonomi rumput laut, dan peran serta pemerintah untuk menetukan
harga yang ideal.
5. Adhar, Muhammad (2013), dengan penelitian “Analisis Faktor–Faktor yang
Mempengaruhi Tingkat Pendapatan Usaha Nelayan di Kabupaten Bone”. Hasil penelitian
ini menunjukkan modal kerja, tenaga kerja, pengalaman kerja, dan teknologi berpengaruh
positif signifikan terhadap pendapatan usaha nelayan di Kabupaten Bone.

2.3. Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah dan teori-teori yang telah dibahas, maka hipotesis
penelitian ini yaitu:
1. H1 : Diduga bahwa modal memiliki pengaruh signifikan terhadap pendapatan petani
rumput laut di Kelurahan Pantai Amal Kota Tarakan
2. H2 : Diduga bahwa modal memiliki pengaruh signifikan terhadap pendapatan petani
rumput laut di Kelurahan Pantai Amal Kota Tarakan
3. H3 : Diduga bahwa modal dan pengalaman kerja memiliki pengaruh signifikan
terhadap pendapatan petani rumput laut di Kelurahan Pantai Amal Kota Tarakan

10
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional Variabel


Yang dimaksud dengan definisi operasional adalah pernyataan tentang definisi dan
pengukuran variabel-variabel penelitian secara operasional, dalam penelitian ini di ambil
variabel independen (variabel bebas) yaitu Variabel Modal (X1), Pengalaman Kerja (X2),
Harga Jual (X3), dimana variabel tersebut merupakan salah satu indikator penting yang
digunakan dalam pembudidayaan rumput laut. Dan berdasarkan teori yang ada, maupun
pengalaman-pengalaman empiris. Dalam rencana penelitian ini definisi operasional dari
masing-masing variabel yang diteliti dapat dijelaskan sebagai berikut:
5. Variabel Terikat/Independent Variabel (Y) – Pendapatan Petani (Y)
Pendapatan adalah jumlah uang yang diterima oleh petani rumput laut yang digunakan
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Jumlah pendapatan kesejahteraan rumah tangga
merupakan variabel tidak bebas (Y) dan pengukuran variabel dilakukan menggunakan
jumlah Rupiah
6. Variabel Bebas/Dependent Variabel (X)
a. Modal (X1)
Modal adalah sejumlah aktiva yang dimilik oleh petani rumput laut yang
dimaksudkan untuk mendanai kegiatan operasi dalam hal budidaya rumput laut
b. Pengalaman Kerja (X2)
Pengalaman kerja adalah keterampilan atau pengetahuan yang dimiliki petani
rumput laut yang didapatkan karena telah menempuh pekerjaan selama bertahun-
tahun

3.2. Jenis Data dan Rincian Data yang Diperlukan


3.2.1. Jenis Data
a. Data Primer
Menurut Umar (2000:69) data primer merupakan data yang diperoleh dari
sumber pertama baik individu atau perorangan seperti hasil wawancara atau
pengisian kuisioner yang biasa dilakukan peneliti. Data primer ini diperoleh
secara langsung dari jawaban wawancara dari masyarakat nelayan/perikanan dan
buruh nelayan yang ada di kelurahan Pantai Amal Kota Tarakan

11
b. Data Sekunder
Menurut Umar (2000:69) data primer adalah data primer yang telah diolah dan
disajikan oleh pihak pengumpul data primer atau pihak lain misalnya dalam
bentuk tabel-tabel atau diagram-diagram. Data sekunder disini diambil dari
instansi yang berwenang yaitu kelurahan Pantai Amal Kota Tarakan
3.2.2. Rincian Data yang Diperlukan
3.2.2.1. Data Pendapatan Petani Rumput Laut
Data pendapatan merupakan pendapatan yang diterima oleh petani
rumput laut di kelurahan Pantai Amal Kota Tarakan selama sebulan dan dalam
bentuk rupiah
3.2.2.2. Data Modal Petani Rumput Laut
Data modal merupakan modal yang dikeluarkan oleh petani rumput laut
pada saat memulai pekerjaannya. Adapun modal yang dimaksud mencakup
peralatan yang digunakan seperti jaring, tali, transportasi, bahan bakar dan
sebagainya
3.2.2.3. Data Pengalaman Kerja Petani Rumput Laut
Data pengalaman kerja merupakan lamanya waktu petani rumput laut
sudah menempuh pekerjaan di bidang ini. Data pengalaman kerja ini dalam
satuan tahunan.

3.3. Populasi dan Sampel


3.3.1. Populasi
Menurut Sugiyono (2009) populasi adalah area umum yang terdiri dari objek-
objek dengan ciri dan karakterisitik tertentu yang telah dipilih peneliti untuk dipelajari
dan diambil kesimpulannya. Dalam penelitian ini populasi yang digunakan adalah
jumlah seluruh petani rumput laut yang ada di kelurahan Pantai Amal Kota Tarakan
3.3.2. Sampel
Arikunto (2013:174) berpendapat bahwa sampel adalah sebagian atau wakil
populasi yang diteliti. Sedangkan menurut Sugiyono (2013:118) sampel adalah bagian
dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Penentuan sampel
dilakukan dengan teknik Purposive Sampling dengan mengambil sebanyak 30 petani
rumput laut di kelurahan Pantai Amal Kota Tarakan

12
3.4. Alat Analisis
Dalam penelitian ini metode analisis yang digunakan yakni model analisis regresi linear
berganda dengan bantuan software SPSS dan untuk mengetahui tingkat signifikansi dari
masing-masing koefisien regresi variabel independen terhadap variabel dependen maka
digunakan uji statistik sebagai berikut:
3.4.1. Uji Asumsi Klasik Uji
Asumsi klasik ini yakni salah satu syarat yang harus dilakukan dalam regresi linear
berganda. Hal ini dikarenakan hasil regresi harus diuji terlebih dahulu apakah sudah
memenuhi asumsi klasik. Uji asumsi klasik terbagi atas beberapa bagian yakni sebagai
berikut:
a. Uji Normalitas
Yakni uji ini bertujuan mengetahui apakah data yang digunakan mempunyai
distribusi normal atau tidak, dikatakan normal apabila hasil output regresi
menyebar disekitaran garis diagonal dengan kata lain jika nilai signifikansi sinyal
lebih besar dari 0.05 maka data tersebut mempunyai ditribusi normal, akan tetapi
jika hasil output data yang dilakukan menyebar jauh dari garis diagonal maka
model regresinya biasa dikatakan tidak normal.
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas yakni untuk menguji apakah variabel regresi ditemukan
adanya korelasi antara variabel bebas atau independen. Apabila R2 yang dihasilkan
dalam satu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, akan tetapi secara
individual variabel-variabel independen banyak yang signifikan mempengaruhi
variabel dependen, hal ini yakni salah satu indikasi terjadinya multikolinearitas
(Husein, 2008). Salah satu cara untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas
pada satu model regresi yakni dengan melihat nilai Tolerance dan VIF (Variance
Inflation Faktor). Dengan kriteriaan yakni sebagai berikut:
3. Jika nilai tolerance > 0,10 dan VIF < 10, maka pada model regresi tidak terdapat
multikolinearitas.
4. Jika nilai tolerance < 0,1 dan VIF > 10, maka pada model regresi terdapat
multikolinearitas.
5. Uji Autokorelasi
Pengujian ini bertujuan yakni untuk menguji apakah dalam model regresi linear
ada yang korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya),

13
pengujian yang umum digunakan untuk mengetahui adanya autokorelasi
merupakan uji statistic Uji Durbin-Watson.
6. Uji Heteroskedasitas
Uji ini bermaksud untuk menguji apakah model regresi linear berganda terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya atau
untuk melihat penyebaran data. Jika variance dari residual atau pengamatan yang
lain tetap, maka disebut homokedasitas dan jika perbedaan disebut heterokedasitas.
Model regresi yang baik yakni tidak terjadinya heteroskedasitas, dikatakan
terbebas dari heteroskedasitas apabila nilai F hitung lebih besar dari nilai
signifikansi yaknni 0,05.

3.4.2. Analisis Regresi Linear Berganda


Alat analisis ini bertujuan untuk digunakan dalam penelitian yakni analisis regresi
berganda. Analisis regresi berganda ini berfungsi untuk menguji pengaruh lebih dari satu
variabel independent terhadap variabel dependent. Persamaan regresi linear berganda
dapat ditulis yakni sebagai berikut:
Y = β0 + β1 X1 + β2 X2 + e
Keterangan:
Y = Pendapatan
Β0 = Konstan
β1, β2, β3 = Kofisien regresi masing-masing variable
X1 = Modal
X2 = Pengalaman Kerja

3.4.3. Uji Hipotesis


a. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Analisis ini digunakan untuk mengetahui persentase sumbangan pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen. Koefisien ini menunjukkan
seberapa besar persentase variabel mampu menjelaskan variabel dependen.
b. Uji F
Uji ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara
signifikan terhadap variabel dependen. Dimana jika fhitung< ftabel, maka Ho
diterima atau variabel independen secara bersama-sama tidak memiliki pengaruh
terhadap variabel dependen (tidak signifikan), dengan kata lain perubahan yang

14
terjadi pada variabel terikat tidak dapat dijelaskan oleh perubahan variabel
independen, dimana tingkat signifikansi yang digunakan yaitu 5%.
c. Uji t
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing variable independen
secara sendiri-sendiri mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap variabel
dependen. Dengan kata lain, untuk mengetahui apakah masing-masing variabel
independen dapat menjelaskan perubahan yang terjadi pada variable dependen
secara nyata. Uji t digunakan untuk membuat keputusan apakah hipotesis terbukti
atau tidak, dimana tingkat signifikan yang digunakan yaitu 5%.

15
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Pesisir Kota Tarakan


Wilayah pesisir Kota Tarakan merupakan wilayah tempat tinggal penduduk yang
dominan bermatapencaharian sebagai nelayan. Wilayah Pesisir Kota Tarakan diantaranya
yaitu kelurahan Selumit Pantai,kelurahan Lingkas Ujung, Kelurahan Mamburungan,
kelurahan Tanjung Pasir,kelurahan Pantai Amal, kelurahan Juata Laut, dan kelurahan Karang
Anyar pantai. Wilayah pesisir kota tarakan memiliki potensi sumberdaya laut yang dapat
menguntungkan bagi masyarakat pesisir seperti hasil laut salah satunya yaitu kepiting bakau
yang menjadi prodak unggulan disektor prikanan.
Wilayah pesisir didefinisikan sebagai wilayah peralihan antara laut dan daratan, kearah
darat mencakup daerah yang masih terkena pengaruh percikan air laut atau pasang surut, dan
ke arah laut meliputi daerah paparan benua. Wilayah ini merupakan tempat menumpuknya
berbagai bahan baik berasal dari hulu atau setempat akibat berbagai macam aktifitas manusia.
Oleh karena itu, dengan adanya pemanfaatan sumber daya pesisir dan laut secara intensif,
optimal dan terkendali dapat mendorong adanya pertumbuhan ekonomi lokal yang tinggi
serta dapat memberikan efek keuntungan yang besar bagi kesejahteraan masyarakat pesisir.
Namun pada kenyataannya, sampai sekarang wilayah pesisir dan laut belum menjadi prioritas
utama bagi pertumbuhan ekonomi secara nasional dan belum dapat untuk memberikan
kesejahteraan bagi masyarakatnya, sehingga pada saat ini dapat dilihat bahwa sebagian besar
masyarakat pesisir masih berada dibawah garis kemiskinan.

4.2. Gambaran Umum Petani Rumput Laut Kota Tarakan


Kota Tarakan merupakan kota yang di kelilingi oleh laut. Besarnya wilayah Lautan Kota
Tarakan tentunya menyimpan potensi sumber daya perikanan yang Sangat besar baik
perikanan laut maupun perikanan pesisir laut (berupa usaha Budidaya air payau/tambak
maupun budidaya air tawar/kolam). Kawasan pesisir Pantai di Kota Tarakan mencapai ± 70
km² yang juga sangat mendukung Pengembangan eksploitasi perikanan sebagai mata
pencaharian masyarakat di Kota Tarakan .Potensi rumput laut juga menjanjikan untuk
dikembangkan. Sejak 2009 Lalu, nelayan di Kelurahan Pantai Amal Kecamatan Tarakan
Timur menjadikan Budidaya rumput laut sebagai pekerjaan alternatif bagi keluarga nelayan
di sepanjang pesisir Pantai Amal. Tetapi para nelayan mulai menyadari rumput laut Ternyata
lebih menguntungkan dan mudah untuk di budidayakan, sehingga para Nelayan banyak yang

16
“banting setir” menjadi petani rumput laut. Rata-rata setiap keluarga memiliki “kebun”
rumput laut antara 1.000-10.000 tali dengan panjang Masing-masing tali sekitar 15 depa atau
kira-kira setara dengan 15 meter. Kualitas Rumput laut di Pantai Amal memang tidak sebaik
rumput laut asal Pulau Sebatik Kabupaten Nunukan. Namun keberadaan budidaya rumput
laut ini cukup Memberikan andil dalam peningkatan ekonomi mengingat harganya yang
cukup Stabil dikisaran Rp.10.000-15.000 per kg. Kering.

4.3. Hasil Analisis


4.3.1. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Dalam penelitian ini uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah dalam
model regresi variabel residual memiliki distribusi yang normal. Dalam pengujian
normalitas digunakan alat analisis plot grafis dan analisis statistik, dimana pada
analisis plot grafis telah berasumsi bahwa normalitas akan terpenuhi apabila pada
titk-titik pada grafik mendekati sumbu diagonalnya maka pengujian dengan
analisis statistik dinyatakan normalitas apabila nilai Asymp. Sig > 0,05 (Ghazali,
2013)

Tabel 2
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardiz
ed Residual
N 30
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. 2016029,636
Deviation 93997
Most Extreme Absolute ,140
Differences Positive ,140
Negative -,103
Test Statistic ,140
Asymp. Sig. (2-tailed) ,141c
a. Test distribution is Normal.

17
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Sumber: Data Primer diolah 2022

Pada tabel Kolmogrov-Smirnov diatas terdapat data yang dinyatakan


berdistribusi apabila nilai Asymp. Sig > 0,05 dan apabila dinyatakan tidak
berdistribusi normal apabila nilai Asymp. Sig < 0,05. Berdasarkan tabel 2 diatas
diketahui bahwa nilai asyimp.Sig (2-tailed) sebesar 0141 > 0,05. Maka sesuai
dengan dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas kolomogorov-smirnov
di atas dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. Dengan demikian,
asumsi atau persyaratan normalitas dalam model regresi sudah terpenuhi.
Diketahui Variabel X1 (Modal), X2 (Pengalaman Kerjadan Y (Pendapatan)
memiliki titik-titik pada grafik yang mendekati dari sumbu diagonalnya oleh
karena itu data pada gambar 1 dinyatakan berdistribusi Normal.

Sumber: Data Primer diolah 2022


Gambar 1
Analis Plot Grafis

18
b. Uji Multikolinearitas
Pada penelitian ini uji Multikolinieritas digunakan untuk menguji apakah model
regresi tersebut diperoleh kolerasi antara variabel bebas atau variabel indeepende.
Dari model regresi dapat dikatakan baik apabila tidak adanya kolerasi antara
variabel (Ghozali,2013). Untuk melihat ada atau tidaknya multikolinieritas peerlu
dilihat dari nilai tolerance dan VIF. Apabila nilai Tolerance kaecil maka akan
semakin besar VIF oleh karna itu VIF semakin mendekati terjadinya masalah
Multikolinieritas dan jika nilai Tolerance tersebut lebbih dari 0,1 dan VIF kurang
dari 10 maka dikatakan tidak terjadinya Multikolinieritas.

Tabel 2
Coefficientsa
Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) 2754413,0 729662,6 3,77 ,001
40 19 5
Modal ,021 ,011 ,330 1,85 ,075 ,999 1,00
1 1
Pengalaman -91250,668 92642,98 -,176 - ,333 ,999 1,00
Kerja 6 ,985 1
a. Dependent Variable: Pendapatan
Sumber: Data Primer diolah 2022

Kriteria dalam pengujian ini dapat dilihat dari nilai Variance infaltion factors
(VIF) dengan nilai Tolerance apabila nilai Tolerance >,01 dan nilai VIF < 10 maka
model regresi tidak terdapatan Multikolinieritas dari variabel independen dan
begitu juga sebaliknya apabila nilai Tolerance < 0,1 dan nilai VIF pada pengujian
ini > 10 maka model tersebut bisa dinyatakan Multikolonieritas (Ghozali, 2013).
Berdasarkan tabel 2 diatas diketahui bahwa nilai tolerance 0.999 > 0,10 dan nilai
VIF 1,001 < 10,00 maka variabel bebas modal dan pengalaman kerja tidak terjadi
hubungan (korelasi), dalam hal ini disimpulkan dalam model regresi berganda
tidak terjadi multikolinieritas.

19
c. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi digunakan dengan tujuan untuk mengetahui apakah pada uji
regresi linear berganda terdapat variabel pengganggu atau terjadi masalah pada
periode t-1 ( sebelumnya). Metode pengujian autokorelasi dilakukan dengan
menggunakan uji durbin Watson, dengan dasar pengambilan keputusan sebagai
berikut:
1. Jika d (durbin Watson) jika lebih kecil dari dL atau lebih besar dari (4-dL) maka
hipotesus nol ditolak, yang berarti terdapat autokorelasi.
2. Jika d (durbin Watson) terletak antara dU dan (4-dU), maka hipotesis nol
diterima , yang berarti tidak ada autokorelasi.
3. Jika d (durbin Watson) terletak antara dL dan dU atau diantara 4-dU dan 4-dL ,
maka tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti.

Tabel 3
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of Durbin-
Model R R Square Square the Estimate Watson
1 ,380a ,144 ,081 2089363,622 1,374
89
a. Predictors: (Constant), PengalamanKerja, Modal
b. Dependent Variable: Pendapatan
Sumber: Data Primer diolah 2022

Berdasarkan tabel 3 di atas didapatkan nilai Durbin Watson (d) adalah 1,374.
Nilai ini akan dibandingkan dengan nilai tabel durbin watson pada signifikansi 5 %
dengan rumus (k, N). Adapun jumlah variabel dalam model regresi adalah 3 atau
k=3. Sitemukan dL=1,2318 dan dU= 1,6498. Nilai dw 1,374 diantara dL 01,2318
dan dU 1,1698 maka tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti. Jika hasil ini
menunjukkan adanya gejala autokorelasi atau kesimpulan yang tidak pasti, maka
dapat menggunakan alternatif menambah variabel dalam model regresi, atau
menggunakan variabel-variabel yang telah ditransformasi.

20
d. Uji Heterokedastisitas
Uji Heteroskedasitas bertujuan untuk menguji terjadinya perbedaan antara
variance dan residul dengan cara pengujian ada atau tidaknya heteroskedasitas
dapat dilihat dengan menggunakan Uji Scatterplot. Uji Heteroskedastisitas terjadi
jika titik-titik data membentuk pola.

Sumber: Data Primer diolah 2022


Gambar 2
Analis Scatterplot

Berdasarkan output scatterplot pada gambar 4 diatas menunjukkan bahwa tititk-


titik berada diatas dan dibawah atau dapat dikatakan bahwa penyebaran titik-titik
tidak berpola. Maka dari gambar diatas dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
heteroskedastisitas.

4.3.2. Analis Regresi Berganda


Untuk membuktikan hipotesis pada penelitian ini perlu dilakukan teknik regresi
liniear berganda, teknik dari analisis regresi linear berganda untuk memprediksi
keterkaitan antara variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y). Berdasarkan
dari hasil uji regresi linear berganda yang didapatkan dari penelitian ini dengan
menggunakan SPSS 25 dapat dilihat pada tabel berikut

21
Tabel 4
Coefficientsa
Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Model
Std.
B Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) 2754413,04 729662, 3,775 ,001
0 619
Modal ,021 ,011 ,330 1,851 ,075 ,999 1,001
Pengalaman -91250,668 92642,9 -,176 -,985 ,333 ,999 1,001
Kerja 86
a. Dependent Variable: Pendapatan
Sumber: Data Primer diolah 2022

Berdasarkan pada tabel 4 diatas telah diketahui bahwa hasil dari analisis regresi
diperoleh koefisien untuk variabel modal sebesar 0, 021 dan untuk variabel pengalaman
kerja sebesar -91250,668 oleh karena itu model persamaan pada regresi diperoleh
sebagai berikut: Y = 2754413,04 +3,458X1 – 91250,668.
Maknanya jika X = 0 maka Y tetap sebesar 2754413,04. Jika ada kenaikan satu
satuan jumlah modal akan menaikkan 3,458 jumlah pemdapatan. Sebaliknya jika ada
penurunan satu satuan jumlah modal maka akan menurunkan 3,458 jumlah konsumsi.
Lalu jika ada kenaikan satu satuan jumlah pengalaman kerja maka akan menaikkan
91250,668 jumlah pendapatab. Sebaliknya jika ada penurunan satu satuan jumlah
pengalaman kerja maka akan menurunkan 91250,668 jumlah konsumsi

4.3.3. Uji Hipotesis


a. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Uji koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar varvari
vhhhVvar vpengaruh Vari Variabel independent dengan nilai koefisien determinasi
adalah 0 dan 1. Jika nilai R² mendekat 1 maka semakin bagus untuk hasil model
regresi tersebut.

22
Tabel 5
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Square the Estimate
1 ,380a ,144 ,081 2089363,622
89
a. Predictors: (Constant), PengalamanKerja, Modal
b. Dependent Variable: Pendapatan
Sumber: Data Primer diolah 2022
Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi pada Model summary diatas
menjelaskan bahwa nilai korelasi sebesar 0.380. dari hasil tersebut diperoleh
koefisien determinasi (R square) sebesar 0,144, artinya bahwa variabel independent
terhadap variabel dependen (Pendapatan) sebesar 14,4% selebihnya 75,6%
dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diketahui atau ditelit

b. Uji F
Uji signifikan simultan atau disebut dengan uji F dapat dilakukan apabila dari
semua variabel independen atau variabel bebas dapat dimasukkan kedalam model
yang mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadapa variabel dependent
atau terikat. Pada variabel independent dapat dinyatakan apabila memiliki
pengaruh bersama-sama terhadap variabel dependen dengan nilai F hitung > F
tabel, oleh karena itu pada penelitian ini didapatkan bahwa nilai F tabel yaitu
sebesar 2,96.
Tabel 6
ANOVAa
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 19833110586 2 99165552932 2,272 ,123b
411,363 05,682
Residual 11786688941 27 43654403486
3588,610 51,430
Total 13769999999 29
9999,970

23
a. Dependent Variable: Pendapatan
b. Predictors: (Constant), PengalamanKerja, Modal
Sumber: Data Primer diolah 2022

Pengujian signifikan yang dilakukan secara simultan berdasarkan pada tabel


annova atau uji F telah menunjukkan bahwa F hitung 2,272> F tabel 2,96 sehingga
menolak H1 dan menerima H0. Hal ini menunjukkan bahwa variabel independent
yaitu modal dan pengalaman kerja secara simultan tidak berpengaruh terhadap
variabel dependent yaitu pendapatan

c. Uji T
Uji T dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing-masing atau secara parsial
variabel independen (Modal, Pengalaman Kerja, Harga Jual) terhadap variabel
dependen (Pendapatan petani rumput laut) dan menganggap variabel dependen
yang lain konstan. Signifikan tersebut dapat diestimasi dengan membandingkan
antara nilai ttabel dengan Hitung apabila nilai thitung > ttabel maka variabel
independen secara individual mempengaruhi variabel independen, sebaliknya jika
nilai thitung < ttabel maka variabel independen secara individual tidak
mempengaruhi variabel dependen.
a) thitung > ttabel berarti H0 ditolak dan menerima H1
b) thitung < ttabel berarti H0 diterima dan menolak H1

Uji t bisa juga dilihat pada tingkat signifikansinya


a) Jika tingkat signifikansi < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima,
b) Jika tingkat signifikansi >0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak,
Sementara itu secara parsial pengaruh pada ketiga variabel independent tersebut
terhadap pendapatan petani rumput laut ditunjukkan pada tabel berikut:

24
Tabel 7
Coefficientsa
Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Model
Std.
B Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) 2754413,04 729662, 3,775 ,001
0 619
Modal ,021 ,011 ,330 1,851 ,075 ,999 1,001
Pengalaman -91250,668 92642,9 -,176 -,985 ,333 ,999 1,001
Kerja 86
a. Dependent Variable: Pendapatan
Sumber: Data Primer diolah 2022
Hasill pengujian hipotesis masing-masing variabel dependen secara parsial terhadap
variabel dependennya dapat dianalisis sebagai berikut:

a. Pengaruh modal terhadap pendapatan petani rumput laut


Variabel modal (X1) menunjukkan 1,851 < 2.05183 sedangkan nilai sig. 0,075 > 0,05.
Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel modal tidak memiliki pengaruh dan
berhubungan positif yang terhadap pendapatan petani rumput laut di kelurahan Pantai Amal
Kota Tarakan.

b. Pengaruh pengalaman kerja terhadap pendapatan petani rumput laut


Variabel pengalaman kerja (X2) menunjukkan -0,985 < 2.05183 sedangkan nilai sig. 0,33 >
0,05. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel pengalaman kerja tidak memiliki
pengaruh yang signifikan dan berhubungan negatif terhadap pendapatan petani rumput laut di
kelurahan Pantai Amal Kota Tarakan.

4.4. Pembahasan
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui seberapa pengaruh X1 (Modal) dan
X2 (Pengalaman Kerja) terhadap variabel Pendapatan (Y). pengaruh dari masing-masing
variabel akan dijelaskan sebagai berikut:

25
1. Hasil Variabel Modal (X1)
Berdasarkan pengujian regresi pada tabel 2 diketahui bahwa kofisien beta sebesar 0,330
dan nilai signifikan variabel modal sebesar 0,075 > dari 0,05 yang artinya bahwa variabel
modal tidak memiliki pengaruh yang signifikan tetapi berhubungan positif terhadap
pendapatan petani rumput laut di kelurahan Pantai Amal Kota Tarakan. Maka dapat
disimpulkan hipotesis H1 tidak terbukti karena pada variabel modal tidak memberikan
pengaruh yang signifikan tapi berhubungan positif terhadap pendapatan petani rumput laut di
kelurahan Pantai Amal Kota Tarakan. Besar kecilnya modal yang digunakan tidak
mempengaruhi pendapatan. Variabel modal tidak berpengaruh signifikan terhadap
pendapatan petani rumput laut diduga karena harga jual yang diperoleh oleh petani rumput
laut bervariasi tergantung jenis rumput laut yang dibudidayakan dan banyaknya rumput yang
dihasilkan, orang yang mengeluarkan modal banyak atau menggunakan modal banyak belum
tentu bisa meningkatkan pendapatannya sebab belum tentu rumput laut yang di budidayakan
memiliki hasil panen yang baik atau melimpah semua tergantung keberhasilan rumput laut
yang di budidayakan dan harga jualnya. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian
Yusri (2016) dimana modal berpengaruh signifikan terhadap pendapatan hal ini disebabkan
karena berdasarkan hasil wawancara petani bahwa kadangkadang musim sangat besar
pengaruhnya terhadap keberhasilan rumput laut, bahkan bisa lebih besar pengaruhnya dari
pada modal

2. Variabel Pengalaman Kerja (X2)


Dari hasil hipotesis H2 dinyatakan bahwa variabel pengalaman kerja berpengaruh
signifikan terhadap pendapatan petani rumput laut, pada variabel pengalaman kerja nilai dari
kofisien beta yaitu sebesar -0,176 dan nilai signifikan 0,333 > 0,05 maka hal tersebut
menunjukkan bahwa pengalaman kerja tidak memiliki pengaruh signifikan dan memiliki
pengaruh negatif terhadap pendapatan petani rumput laut di kelurahan Pantai Amal Kota
Tarakan. Pengalaman kerja tidak terlalu dibutuhkan dalam membudidayakan rumput laut, ini
dikarenakan dalam budidaya rumput laut cukup mudah dan tidak memerlukan teknik khusus.

26
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
5.2. Saran

27
DAFTAR PUSTAKA

28
LAMPIRAN

29

Anda mungkin juga menyukai