dalam yurisdiksi peradilan dari segi kelembagaan. Secara kelembagaan, muncul dua lembaga sebagai
badan peradilan: Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi. Menurut Pasal 24(2) UUD 1945,
kekuasaan kehakiman dilaksanakan oleh Mahkamah Agung dan badan peradilan yang berada di
bawahnya dalam lingkungan peradilan umum, peradilan agama, peradilan militer, dan peradilan tata
usaha negara provinsi. dll. Mahkamah Konstitusi. Aspek yang sangat penting dari lembaga peradilan
adalah perlunya sistem pengawasan terhadap hakim. Asas pengawasan meliputi asas pengawasan agar
kekuasaan orang lain seimbang dan tidak melebihi batas kekuasaan yang seharusnya. Perkembangan
ketatanegaraan Indonesia yang ada saat ini yang mengarah pada dominasi dan pemerataan ditandai
dengan amandemen UUD 1945 yang ditandai dengan tidak adanya Pengawasan terhadap hakim
ditegaskan kembali dalam Pasal 24B(1) UUD 1945, yang menyatakan bahwa Komisi Kehakiman pada
hakekatnya independen dan berwenang untuk mengusulkan pengangkatan hakim Mahkamah Agung,
serta berhak untuk menghormatinya. tugas lain untuk memelihara dan memelihara. Martabat dan
perilaku hakim.
Sesuai dengan Pasal 20 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2004 tentang Komisi Yudisial dan Pasal 34
Ayat 3 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004. Mengenai peradilan, Komisi Kehakiman menyatakan
bahwa ia memiliki kekuasaan untuk memantau perilaku hakim untuk menjaga kehormatan, martabat
dan perilaku mereka. Atas dasar itu, Komisi Yudisial menjadi lembaga pertama yang melakukan
pengawasan terhadap hakim konstitusi.
Ketua Mahkamah Konstitusi Nomor 7 Tahun 2013 sama dengan Nomor 8 Tahun 2013
Atas keputusan anggota Dewan Kehormatan Mahkamah Konstitusi
Ada juga beberapa kekurangan dalam konstitusi dalam hal cara kerjanya
Nomor 4 Tahun 2012 tentang Tata Cara Pemberhentian Hakim Konstitusi Pasal 12
Karena Dewan Etik tidak diangkat oleh Mahkamah Konstitusi. Pembentukan Majelis Kehormatan MK
dalam perkara Akil 4
Moktar.