PROGRAM STUDI
MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
TAHUN 2022/2023
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya kepada kita semua, sehingga kelompok penyaji dapat menyelesaikan
makalah ini dengan sebaik-baiknya berdasarkan kemampuan kami. Makalah ini dibuat untuk
memenuhi tugas salah satu mata kuliah “KEWARGANEGARAAN” dengan materi makalah
“ HAM DAN RULE OF LAW”.
Kami menyadari atas banyaknya kekurangan pada makalah ini. Terutama dari segi
penulisan maupun penyampaian penjelasan. Oleh sebab itu kami mohon maaf atas kesalahan
tersebut. Semoga dengan kesalahan ini kami dapat memperbaiki kedepannya. Terima kasih
kepada pembaca yang menyempatkan waktu untuk membaca makalah ini serta dukungan dan
bantuan dari teman-teman dan dosen pengampu sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR ii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG 1
B. RUMUSAN MASALAH 1
C. TUJUAN 1
BAB II PEMBAHASAN
KESIMPULAN 9
SARAN 9
DAFTAR PUSTAKA 10
iii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Hak asasi manusia adalah seperangkat hak dasar yang melekat pada hakikat dan
keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugrahNya
yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah,
dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.
HAM diatur dalam Undang-Undang nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak
Asasi Manusia. Sesuai dengan ketentuan Pasal 2 Undang-Undang Pengadilan HAM,
maka Pengadilan HAM merupakan pengadilan khusus yang berada di lingkungan
Peradilan Umum, dalam Pengadilan HAM ada hakim ad hoc yang diangkat dan
diberhentikan oleh Presiden selaku Kepala Negara atas usul Ketua Mahkamah Agung
untuk masa jabatan lima tahun dan dapat diangkat kembali untuk satu kali masa jabatan.
(Pasal 28 UU No. 26/2000). Pengadilan HAM bertugas dan berwenang memeriksa dan
memutus perkara pelanggaran hak asasi manusia yang berat yang dilakukan baik di
negara Indonesia maupun di luar batas teritorial wilayah negara Republik Indonesia oleh
warga negara Indonesia (Pasal 4 dan 5 UU. No. 26/2000). Pengadilan HAM tidak
berwenang memeriksa dan memutus perkara pelanggaran hak asasi manusia yang berat
yang dilakukan oleh seseorang yang berumur di bawah 18 tahun pada saat kejahatan
dilakukan (Pasal 6 UU. No. 26/2000).
Sebagai negara yang berdasarkan hukum (rechstaat) dan bukan berdasarkan
kekuasaan (machstaat), Indonesia juga menerapkan konsep Rule of Law sebagaimana
tercantum dalam Pasal 1 ayat (3), Pasal 27 ayat (1), dan Pasal 28D ayat (1) UUD 1945.
Salah satu perwujudan rule of law di Indonesia dapat dilihat dari penerapan peraturan
perundang-undangan sebagai fondasi peran lembaga negara dan pelayannya secara
administrasi di Indonesia. Penerapan rule of law juga dapat dilihat dari diterapkannya
sistem hukum Pancasila di Indonesia. Dalam hal ini, hakim berhak menafsirkan dan
berpendapat di luar ketentuan hukum dalam memutus sebuah perkara karena hukum
dipandang 2 sisi yaitu secara formal dan material. Pada hakikatnya fungsi rule of law
merupakan jaminan secara formal terhadap “rasa keadilan” bagi rakyat Indonesia dan
juga ''keadilan sosial'', sehingga diatur pada pembukaan UUD 1945, bersifat tetap dan
instruktif bagi penyelenggaraan negara.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud deng an Hak Asasi Manusia?
2. Apa yang dimaksud dengan Rule Of Law?
3. Bagaimana hubungan HAM dengan Rule Of Law?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa itu Hak Asasi Manusia.
2. Untuk mengetahui apa itu Rule Of Law.
3. Untuk mengetahui hubungan HAM dengan Rule Of Law
1
BAB II PEMBAHASAN
2
2) Pasal 28 B : (1) Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan
keturunan melalui perkawinan yang sah (2) Setiap anak berhak atas kelangsungan
hidup, tumbuh, dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan
dan diskriminasi.
3) Pasal 28 D : (1) Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan
kepastian yang adil serta pengakuan yang sama di hadapan hukum (3) Setiap
orang berhak atas status kewarganegaraannya.
4) Pasal 28 E : (1) Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut
agamanya, memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan. Memilih
kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara dan
meninggalkannya, serta berhak kembali (2) Setiap orang berhak atas kebebasan
meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap, sesuai dengan hati
nuraninya.
5) Pasal 28 G : (3) Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga,
kehormatan, martabat, dan harta benda yang di bawah kekuasaannya, serta berhak
atas rasa aman dan perlindungan dan ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak
berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi.
6) Pasal 28 I : Hak untuk hidup, hak untuk tidak dipaksa, hak kemerdekaan pikiran
dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui
sebagai pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum
yang berlaku surut adalah hak asasi manusia dalam keadaan apapun.
3
c. Hak Asasi Sosial-Budaya (Social and Cultural Rights)
Hak-hak yang dimiliki setiap orang di bidang kehidupan sosial budaya, seperti hak
memperoleh pendidikan, hak memperoleh pelayanan sosial, hak memperoleh pelayanan
kesehatan, kebebasan bergaul dalam masyarakat, kebebasan berhasil karya, dan hak
mengembangkan kebudayaan yang disukai.
a) Pasal 28 C : (1) Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan
kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu
pengetahuan dan teknologi, seni, dan budaya demi meningkatkan kualitas hidupnya
dan demi kesejahteraan umat manusia.(2) Setiap orang berhak untuk memajukan
dirinya dengan memperjuangkan haknya secara kolektif untuk membangun
masyarakat, bangsa, dan negaranya.
b) Pasal 28 F : Setiap orang berhak berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk
mengembangkan informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya,
serta berhak untuk mencari, memeroleh, memiliki, menyimpan segala jenis saluran
yang tersedia.
c) Pasal 28 H : (3) Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan
pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat.
4
e) Setiap warga Negara wajib menjunjung hukum dan pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia. (Pasal 27 UUD 1945)
f) Setiap warga Negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib
membiayainya. (Pasal 31 ayat 2 UUD 1945)
B. RULE OF LAW
Rule of law adalah prinsip hukum yang menyatakan bahwa negara harus diperintah
oleh hukum dan bukan sekadar keputusan pejabat-pejabat secara individual. Prinsip
tersebut biasanya merujuk kepada pengaruh dan wewenang hukum dalam masyarakat,
terutama sebagai pengatur perilaku, termasuk perilaku para pejabat pemerintah.
Rule of Law adalah suatu doktrin hukum yang mulai muncul pada abad ke 19,
bersamaan dengan kelahiran negara konstitusi dan demokrasi. Ia lahir sejalan dengan
tumbuh suburnya demokrasi dan meningkatnya peran parlemen dalam penyelenggaraan
negara dan sebagai reaksi terhadap negara absolut yang berkembang sebelumnya.
a. Philipus M.Hadjon
Rule Of Law ialah bahwa negara hukum yang menurut istilah bahasa Belanda
adalah “rechtsstaat” ini lahir dari suatu perjuangan menentang suatu absolutisme,
ialah dari kekuasaan raja yang semena-mena untuk dapat mewujudkan negara yang
didasarkan pada suatu peraturan perundang-undanagan. Oleh sebab itu didalam proses
perkembangannya “rechtsstaat” ini lebih memiliki ciri yang revolusioner.
5
b. Friederich J.Stahl
Ada 4 unsur pokok untuk berdirinya satu rechstaat, ialah sebagai berikut:
a) Hak-hak manusia
b) Pemisahan atau pembagian kekuasaan untuk menjamin hak-hak itu
c) Pemerintahan berdasarkan peraturan-peraturan
d) Peradilan administrasi dalam perselisihan
c. Fried Man
Mengemukakan Rule of law adalah doktrin dengan semangat dan juga idealisme
keadilan yang tinggi.
d. Sunarjati Hartono
Tetapi diakui bahwa sulit untuk dapat memberikan pengertian Rule of law, Namun
pada intinya tetap sama, bahwa Rule of law ialah harus menjamin apa yang diperoleh
masyarakat ataupun bangsa yang bersangkutan dipandang sebagai keadilan,
khususnya pada keadilan social.
e. Satjipto Raharjo
Rule Of Law ialah sebagai suatu institusi sosial yang juga memiliki struktur sosial
sendiri serta memperakar budaya sendiri . Rule Of Law tumbuh serta berkembang
ratusan tahun seiring dengan pertumbuhan pada masyarakat Eropa, sehingga dapat
memperakar sosial serta budaya eropa,yang bukan institusi netral.
Gerakan pada masyarakat yang menghendaki bahwa kekuasaan raja ataupun
penyelenggara negara harus dapat dibatasi dan juga diatur dengan cara suatu peraturan
perundang-undangan, serta pelaksanaan didalam hubungannya dengan segala peraturan
perundang-undangan inilah yang sering diistilahkan dengan Rule Of Law.
6
hukum Pancasila di Indonesia. Dalam hal ini, hakim berhak menafsirkan dan berpendapat di
luar ketentuan hukum dalam memutus sebuah perkara karena hukum dipandang 2 sisi yaitu
secara formal dan material.
a. Secara Formal, yaitu hukum yang memuat peraturan yang mengatur tentang
bagaimana cara melaksanakan hukum material.
b. Secara Material, yaitu hukum yang memuat peraturan yang mengatur kepentingan dan
hubungan yang berwujud perintah-perintah dan larangan.
7
5) Rule of law adalah suatu legalisme liberal (Satdjipto Rahardjo, 2003).
8
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN
Hak asasi manusia adalah sebuah konsep hukum dan normatif yang menyatakan
bahwa manusia memiliki hak yang melekat pada dirinya karena ia adalah seorang manusia.
Ada beberapa macam hak asasi manusia yaitu hak asasi politik, hak asasi ekonomi, dan hak
asasi social budaya,
Rule of law adalah prinsip hukum yang menyatakan bahwa negara harus diperintah
oleh hukum dan bukan sekadar keputusan pejabat-pejabat secara individual. Prinsip tersebut
biasanya merujuk kepada pengaruh dan wewenang hukum dalam masyarakat, terutama
sebagai pengatur perilaku, termasuk perilaku para pejabat pemerintah
Penerapan Rule Of Law di Indonesia Sebagai negara yang berdasarkan hukum
(rechstaat) dan bukan berdasarkan kekuasaan (machstaat), Indonesia juga menerapkan konsep
Rule of Law sebagaimana tercantum dalam Pasal 1 ayat (3), Pasal 27 ayat (1), dan Pasal 28D
ayat (1) UUD 1945. Pada hakikatnya fungsi rule of law merupakan jaminan secara formal
terhadap “rasa keadilan” bagi rakyat Indonesia dan juga ''keadilan sosial'', sehingga diatur
pada pembukaan UUD 1945, bersifat tetap dan instruktif bagi penyelenggaraan negara.
SARAN
Dalam makalah ini penulis berkeinginan memberikan saran kepada pembaca agar ikut
peduli dalam mengetahui sejauh mana kita mempelajari tentang HAM dan RULE OF LAW.
Semoga dengan makalah ini para pembaca dapat menambah ilmu pengetahuan tentang HAM
dan RULE OF LAW.
9
DAFTAR PUSTAKA
Indonesia, Undang-Undang No. 26 Tahun 2000 Tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia.
El Muhtaj, Majda (2017) (2005). Hak Asasi Manusia dalam Konstitusi (edisi ke-2). Jakarta:
Kencana. ISBN 9786021186657.
Mariam, B. 1985. Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia.
Muchsin. 2004. Kekuasaan Kehakiman Yang Merdeka & Kebijakan Asasi. Depok: STIH
“IBLAM”
Notonegoro, S. 1975. Filsafat Dan Ideologi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Bahan Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi. Makassar: Fakultas
Hukum, Universitas Muslim Indonesia.
Majalah, What is Democracy, United State Information Agrncy, 1991.
Undang-Undang RI Nomor 39 Tahun 1999, Hak Asasi Manusia, Jakarta: Sinar Grafika.
Bahder Johan Nasution, Negara Hukum dan Hak Asasi Manusia ( Bandung Mandar Maju,
2011). Hal 130.
10