Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KEWARGANEGARAAN

“HAM DAN RULE OF LAW”


Dosen Pengampu : KURNIATY., M.M

Disusun oleh kelompok 2 :


Annisa (504220124)
Nuriyah Fitriyati (504220115)
Indah Salsabila Febriana (504220140)
Dewi Irma Safitri (504220121)
Suci Aulia (504220136)
M. Iksan Didi Saputra (504220181)

PROGRAM STUDI
MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

TAHUN 2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya kepada kita semua, sehingga kelompok penyaji dapat menyelesaikan
makalah ini dengan sebaik-baiknya berdasarkan kemampuan kami. Makalah ini dibuat untuk
memenuhi tugas salah satu mata kuliah “KEWARGANEGARAAN” dengan materi makalah
“ HAM DAN RULE OF LAW”.

Kami menyadari atas banyaknya kekurangan pada makalah ini. Terutama dari segi
penulisan maupun penyampaian penjelasan. Oleh sebab itu kami mohon maaf atas kesalahan
tersebut. Semoga dengan kesalahan ini kami dapat memperbaiki kedepannya. Terima kasih
kepada pembaca yang menyempatkan waktu untuk membaca makalah ini serta dukungan dan
bantuan dari teman-teman dan dosen pengampu sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini.

Jambi, 27 November 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Hal

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG 1
B. RUMUSAN MASALAH 1
C. TUJUAN 1

BAB II PEMBAHASAN

A. HAK ASASI MANUSIA 2


B. RULE OF LAW 5
C. HUBUNGAN HAM DENGAN RULE OF LAW 8

BAB III PENUTUP

KESIMPULAN 9

SARAN 9

DAFTAR PUSTAKA 10

iii
BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Hak asasi manusia adalah seperangkat hak dasar yang melekat pada hakikat dan
keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugrahNya
yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah,
dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.
HAM diatur dalam Undang-Undang nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak
Asasi Manusia. Sesuai dengan ketentuan Pasal 2 Undang-Undang Pengadilan HAM,
maka Pengadilan HAM merupakan pengadilan khusus yang berada di lingkungan
Peradilan Umum, dalam Pengadilan HAM ada hakim ad hoc yang diangkat dan
diberhentikan oleh Presiden selaku Kepala Negara atas usul Ketua Mahkamah Agung
untuk masa jabatan lima tahun dan dapat diangkat kembali untuk satu kali masa jabatan.
(Pasal 28 UU No. 26/2000). Pengadilan HAM bertugas dan berwenang memeriksa dan
memutus perkara pelanggaran hak asasi manusia yang berat yang dilakukan baik di
negara Indonesia maupun di luar batas teritorial wilayah negara Republik Indonesia oleh
warga negara Indonesia (Pasal 4 dan 5 UU. No. 26/2000). Pengadilan HAM tidak
berwenang memeriksa dan memutus perkara pelanggaran hak asasi manusia yang berat
yang dilakukan oleh seseorang yang berumur di bawah 18 tahun pada saat kejahatan
dilakukan (Pasal 6 UU. No. 26/2000).
Sebagai negara yang berdasarkan hukum (rechstaat) dan bukan berdasarkan
kekuasaan (machstaat), Indonesia juga menerapkan konsep Rule of Law sebagaimana
tercantum dalam Pasal 1 ayat (3), Pasal 27 ayat (1), dan Pasal 28D ayat (1) UUD 1945.
Salah satu perwujudan rule of law di Indonesia dapat dilihat dari penerapan peraturan
perundang-undangan sebagai fondasi peran lembaga negara dan pelayannya secara
administrasi di Indonesia. Penerapan rule of law juga dapat dilihat dari diterapkannya
sistem hukum Pancasila di Indonesia. Dalam hal ini, hakim berhak menafsirkan dan
berpendapat di luar ketentuan hukum dalam memutus sebuah perkara karena hukum
dipandang 2 sisi yaitu secara formal dan material. Pada hakikatnya fungsi rule of law
merupakan jaminan secara formal terhadap “rasa keadilan” bagi rakyat Indonesia dan
juga ''keadilan sosial'', sehingga diatur pada pembukaan UUD 1945, bersifat tetap dan
instruktif bagi penyelenggaraan negara.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud deng an Hak Asasi Manusia?
2. Apa yang dimaksud dengan Rule Of Law?
3. Bagaimana hubungan HAM dengan Rule Of Law?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa itu Hak Asasi Manusia.
2. Untuk mengetahui apa itu Rule Of Law.
3. Untuk mengetahui hubungan HAM dengan Rule Of Law

1
BAB II PEMBAHASAN

A. HAK ASASI MANUSIA


Hak asasi manusia adalah sebuah konsep hukum dan normatif yang menyatakan
bahwa manusia memiliki hak yang melekat pada dirinya karena ia adalah seorang
manusia. Hak asasi manusia berlaku kapan saja, dimana saja, dan kepada siapa saja,
sehingga sifat nya universal. Pengertian Hak Asasi Manusia Berikut ini dipaparkan
berbagai pendapat tentang HAM. Dari beberapa pendapat ini walaupun ada perbedaan
namun pada dasarnya mempunyai prinsip-prinsip yang sama.
a) Mariam Budiardjo(1982,120)
HAM adalah hak-hak yang dimiliki oleh manusia yang telah diperoleh dan dibawanya
bersamaan dengan kelahiran dan kehadirannya dalam hidup masyarakat. Hak ini ada pada
manusia tanpa membedakan bangsa, ras, agama, golongan, jenis kelamin, karena itu
bersifat asasi dan universal. Dasar dari semua hak asasi adalah bahwa semua orang harus
memperoleh kesempatan berkembang sesuai dengan bakat dan cita-citanya.
b) Thomas Jefferson
HAM pada dasarnya adalah kebebasan manusia yang tidak diberikan oleh Negara.
Kebebasan ini berasal dari Tuhan yang melekat pada eksistensi manusia individu.
Pemerintah diciptakan untuk melindungi pelaksanaaan hak asasi manusia. (Majalah What
is Democracy, 8)
c) Universal Declaration of Human Right
Dalam pembukuan dari deklarasi ini dinyatakan bahwa hak asasi manusia adalah hak
kodrati yang diperoleh oleh setiap manusia berkat pemberian Tuhan Seru Sekalian Alam,
sesungguhnya tidak dapat dipisahkan dari hakekat manusia. Oleh karena itu setiap
manusia berhak memperoleh kehidupan yang layak, kebebasan, keselamatan dan
kebahagiaan pribadi. (Majalah What is Democracy, 20)
d) Undang-Undang Republik Indonesia No. 39 tahun 1999
Hak asasi manusia adalah seperangkat hak dasar yang melekat pada hakikat dan
keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugrahNya
yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah,
dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.

1. Macam-Macam Hak Asasi Manusia


a. Hak Asasi Sipil (Civil Rights)
Hak-hak pribadi yang dimiliki setiap orang seperti hak untuk hidup, memeluk
agama, kebebasan beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa.
1) Pasal 28 A : Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak memertahankan hidup
dan kehidupannya.

2
2) Pasal 28 B : (1) Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan
keturunan melalui perkawinan yang sah (2) Setiap anak berhak atas kelangsungan
hidup, tumbuh, dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan
dan diskriminasi.
3) Pasal 28 D : (1) Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan
kepastian yang adil serta pengakuan yang sama di hadapan hukum (3) Setiap
orang berhak atas status kewarganegaraannya.
4) Pasal 28 E : (1) Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut
agamanya, memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan. Memilih
kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara dan
meninggalkannya, serta berhak kembali (2) Setiap orang berhak atas kebebasan
meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap, sesuai dengan hati
nuraninya.
5) Pasal 28 G : (3) Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga,
kehormatan, martabat, dan harta benda yang di bawah kekuasaannya, serta berhak
atas rasa aman dan perlindungan dan ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak
berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi.
6) Pasal 28 I : Hak untuk hidup, hak untuk tidak dipaksa, hak kemerdekaan pikiran
dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui
sebagai pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum
yang berlaku surut adalah hak asasi manusia dalam keadaan apapun.

a. Hak Asasi Politik (Political Rights)


Hak-hak yang dimiliki setiap orang di bidang politik, seperti hak memilih dan dipilih
dalam Pemilihan Umum, hak mendirikan partai politik, memasuki organisasi sosial
politik, serta hak mengajukan petisi dan kritik atau saran.
1) Pasal 28 D : (3) Setiap warga negara memperoleh kesempatan dalam pemerintahan.
2) Pasal 28 E : (3) Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan
mengeluarkan pendapat.
3) Pasal 28 G : (2) Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang
merendahkan derajat martabat manusia dan berhak memperoleh suaka politik dari
negara lain.

b. Hak Asasi Ekonomi (Economy Rights)


Hak-hak ekonomi yang dimiliki oleh setiap orang, seperti hak untuk memiliki sesuatu
barang (rumah, tanah, perlengkapan rumah tangga, dan lain-lain), hak membeli dan
menjual, hak memanfaatkan barang milik pribadi, hak mengadakan suatu perjanjian atau
kontrak, hak berusaha memperoleh penghidupan yang layak, dan sebagainya.
1) Pasal 28 D : (2) Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan
perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja.
2) Pasal 28 H : (1) Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik
tersebut tidak boleh diambil alih secara sewenang-wenang oleh siapapun.

3
c. Hak Asasi Sosial-Budaya (Social and Cultural Rights)
Hak-hak yang dimiliki setiap orang di bidang kehidupan sosial budaya, seperti hak
memperoleh pendidikan, hak memperoleh pelayanan sosial, hak memperoleh pelayanan
kesehatan, kebebasan bergaul dalam masyarakat, kebebasan berhasil karya, dan hak
mengembangkan kebudayaan yang disukai.
a) Pasal 28 C : (1) Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan
kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu
pengetahuan dan teknologi, seni, dan budaya demi meningkatkan kualitas hidupnya
dan demi kesejahteraan umat manusia.(2) Setiap orang berhak untuk memajukan
dirinya dengan memperjuangkan haknya secara kolektif untuk membangun
masyarakat, bangsa, dan negaranya.
b) Pasal 28 F : Setiap orang berhak berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk
mengembangkan informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya,
serta berhak untuk mencari, memeroleh, memiliki, menyimpan segala jenis saluran
yang tersedia.
c) Pasal 28 H : (3) Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan
pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat.

2. Kewajiban Bagi Warga Negara


Kewajiban berasal dari kata wajib. Menurut Prof. Dr. Notonegoro (Filsafat Dan
Idiologi, 1975) wajib adalah beban untuk memberikan sesuatu yang semestinya dibiarkan
atau diberikan oleh pihak tertentu tidak dapat oleh pihak lain manapun yang pada
prinsipnya dapat dituntut secara paksa oleh yang berkepentingan. Kewajiban pada intinya
adalah sesuatu yang harus dilakukan. Disini kewajiban berarti suatu keharusan maka
apapun itu jika merupakan kewajiban kita harus melaksaakannya tanpa ada alasan apapun
itu. Wujud hubungan antara warga negara dengan negara adalah pada umumnya adalah
berupa peranan (role). Peranan pada dasarnya adalah tugas apa yang dilakukan sesuai
dengan status yang dimiliki, dalam hal ini sebagai warga Negara. Kewajiban warga
negara adalah:
a) Setiap orang wajib menghormati hak asasi orang lain dalam tata tertib kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. (Pasal 28J ayat 1 UUD 1945)
b) Di dalam menjalankan hak dan kebebasannya setiap orang wajib tunduk kepada
pembatasan-pembatasan yang ditetapkan oleh Undang-Undang dengan maksud
semata-semata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan
kebebasan orang lain, dan untuk memenuhi tuntutan yanga adil sesuai dengan
pertibangan moral, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat
demokratis. (Pasal 28J ayat 2 UUD 1945)
c) Setiap orang wajib ikut serta dalam upaya pembelaan Negara sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. (Pasal 68 UU No.39/1999)
d) Setiap warga Negara berkewajiban ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan.
(Pasal 30 UUD 1945)

4
e) Setiap warga Negara wajib menjunjung hukum dan pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia. (Pasal 27 UUD 1945)
f) Setiap warga Negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib
membiayainya. (Pasal 31 ayat 2 UUD 1945)

3. Peradilan Hak Asasi Manusia Pengadilan


HAM diatur dalam Undang-Undang nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak
Asasi Manusia. Sesuai dengan ketentuan Pasal 2 Undang-Undang Pengadilan HAM,
maka Pengadilan HAM merupakan pengadilan khusus yang berada di lingkungan
Peradilan Umum, dalam Pengadilan HAM ada hakim ad hoc yang diangkat dan
diberhentikan oleh Presiden selaku Kepala Negara atas usul Ketua Mahkamah Agung
untuk masa jabatan lima tahun dan dapat diangkat kembali untuk satu kali masa jabatan.
(Pasal 28 UU No. 26/2000). Pengadilan HAM bertugas dan berwenang memeriksa dan
memutus perkara pelanggaran hak asasi manusia yang berat yang dilakukan baik di
negara Indonesia maupun di luar batas teritorial wilayah negara Republik Indonesia oleh
warga negara Indonesia (Pasal 4 dan 5 UU. No. 26/2000). Pengadilan HAM tidak
berwenang memeriksa dan memutus perkara pelanggaran hak asasi manusia yang berat
yang dilakukan oleh seseorang yang berumur di bawah 18 tahun pada saat kejahatan
dilakukan (Pasal 6 UU. No. 26/2000).

B. RULE OF LAW
Rule of law adalah prinsip hukum yang menyatakan bahwa negara harus diperintah
oleh hukum dan bukan sekadar keputusan pejabat-pejabat secara individual. Prinsip
tersebut biasanya merujuk kepada pengaruh dan wewenang hukum dalam masyarakat,
terutama sebagai pengatur perilaku, termasuk perilaku para pejabat pemerintah.
Rule of Law adalah suatu doktrin hukum yang mulai muncul pada abad ke 19,
bersamaan dengan kelahiran negara konstitusi dan demokrasi. Ia lahir sejalan dengan
tumbuh suburnya demokrasi dan meningkatnya peran parlemen dalam penyelenggaraan
negara dan sebagai reaksi terhadap negara absolut yang berkembang sebelumnya.

1. Pengertian RULE OF LAW Menurut Para Ahli

a. Philipus M.Hadjon
Rule Of Law ialah  bahwa negara hukum yang menurut istilah bahasa Belanda
adalah “rechtsstaat” ini lahir dari suatu perjuangan menentang suatu absolutisme,
ialah dari kekuasaan raja yang semena-mena  untuk dapat mewujudkan negara yang
didasarkan pada suatu peraturan perundang-undanagan. Oleh sebab itu didalam proses
perkembangannya “rechtsstaat” ini lebih memiliki ciri yang revolusioner.

5
b. Friederich J.Stahl
Ada 4 unsur pokok untuk berdirinya satu rechstaat, ialah sebagai berikut:

a) Hak-hak manusia
b) Pemisahan atau  pembagian kekuasaan untuk menjamin hak-hak itu
c) Pemerintahan berdasarkan peraturan-peraturan
d) Peradilan administrasi dalam perselisihan

c. Fried Man
Mengemukakan Rule of law adalah doktrin dengan semangat dan juga idealisme
keadilan yang tinggi.

d. Sunarjati Hartono
Tetapi diakui bahwa sulit untuk dapat memberikan pengertian Rule of law, Namun
pada intinya tetap sama, bahwa Rule of law ialah harus menjamin apa yang diperoleh
masyarakat ataupun bangsa yang bersangkutan dipandang sebagai keadilan,
khususnya pada keadilan social.

e. Satjipto Raharjo
Rule Of Law ialah sebagai suatu institusi sosial yang juga memiliki struktur sosial
sendiri serta memperakar budaya sendiri . Rule Of Law tumbuh serta berkembang
ratusan tahun seiring dengan pertumbuhan pada masyarakat Eropa, sehingga dapat
memperakar sosial serta budaya eropa,yang  bukan institusi netral.
Gerakan pada masyarakat yang menghendaki bahwa kekuasaan raja ataupun
penyelenggara negara harus dapat dibatasi dan juga diatur dengan cara suatu peraturan
perundang-undangan, serta pelaksanaan didalam hubungannya dengan segala peraturan
perundang-undangan inilah yang sering diistilahkan dengan Rule Of Law.

2. Penerapan Rule Of Law di Indonesia


Sebagai negara yang berdasarkan hukum (rechstaat) dan bukan berdasarkan kekuasaan
(machstaat), Indonesia juga menerapkan konsep Rule of Law sebagaimana tercantum dalam
Pasal 1 ayat (3), Pasal 27 ayat (1), dan Pasal 28D ayat (1) UUD 1945.
Menurut Jimly Asshiddiqie, isi rumusan tersebut mengindikasikan pemenuhan konsep
rule of law di Indonesia, yaitu:
a. Adanya pengakuan terhadap prinsip supremasi hukum dan konstitusi
b. Dianutnya prinsip pemisahan dan pembatasan kekuasan
c. Adanya jaminan hak asasi manusia
d. Adanya peradilan bebas dan tidak memihak yang menjamin persamaan warga negara
di hadapan hukum, dan menjamin keadilan bagi setiap orang termasuk terhadap
penyalahgunaan wewenang oleh pihak yang berkuasa.
Salah satu perwujudan rule of law di Indonesia dapat dilihat dari penerapan peraturan
perundang-undangan sebagai fondasi peran lembaga negara dan pelayannya secara
administrasi di Indonesia. Penerapan rule of law juga dapat dilihat dari diterapkannya sistem

6
hukum Pancasila di Indonesia. Dalam hal ini, hakim berhak menafsirkan dan berpendapat di
luar ketentuan hukum dalam memutus sebuah perkara karena hukum dipandang 2 sisi yaitu
secara formal dan material.
a. Secara Formal, yaitu hukum yang memuat peraturan yang mengatur tentang
bagaimana cara melaksanakan hukum material.
b. Secara Material, yaitu hukum yang memuat peraturan yang mengatur kepentingan dan
hubungan yang berwujud perintah-perintah dan larangan.

3. Fungsi rule of law


Pada hakikatnya fungsi rule of law merupakan jaminan secara formal terhadap “rasa
keadilan” bagi rakyat Indonesia dan juga ''keadilan sosial'', sehingga diatur pada pembukaan
UUD 1945, bersifat tetap dan instruktif bagi penyelenggaraan negara.

4. Prinsip-prinsip rule of law


Pada hakikatnya merupakan jaminan secara formal terhadap “rasa keadilan” bagi rakyat
Indonesia, juga “keadilan sosial” sehingga pembukaan UUD 1945 bersifat tetap dan instruktif
bagi penyelenggaraan Negara. Dengan demikian, inti dari rule of law adalah jaminan adanya
keadilan bagi masyarakat, terutama keadilan sosial. Prinsip-prinsip diatas merupakan dasar
hukum pengambilan kebijakan bagi penyelenggaraan Negara/pemerintahan, baik di tingkat
pusat maupun daerah, yang berkaitan dengan jaminan atas rasa keadilan terutama keadilan
sosial.
Prinsip-prinsip rule of law secara formal termuat didalam pasal-pasal UUD 1945, yaitu :
a. Negara Indonesia adalah Negara hukum (pasal 1 Ayat (3))
b. Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan
peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan (Pasal 24 Ayat 1)
c. Segala warga Negara bersamaan kedudukannnya di dalam hukum dan pemerintahan,
serta wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya (pasal
27 ayat 1)
d. Dalam Bab X A tentang Hak Asasi Manusia, memuat 10 Pasal, antara lain bahwa setiap
orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan kepastian hukum yang adil,
serta perlakuan yang di hadapan hukum (pasal 28 D ayat 1).
e. Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakua yang adil dan
layak dalam hubungan kerja (pasal 28 D Ayat 2).
Prinsip-prinsip Rule of Law secara Materiil atau Hakiki :

1) Berhubungan erat dengan the enforcement of the Rule of Law


2) Keberhasilan the enforcement of the rule of law itu tergantung pada kepribadian
nasional masing-masing bangsa (Sunarjati Hartono, 1982)
3) Rule of law juga mempunyai akar sosial dan juga akar budaya Eropa (Satdjipto
Rahardjo, 2003)
4) Rule of law juga adalah suatu legalisme, aliran pemikiran hukum,yang mengandung
wawasansosial, gagasan tentang hubungan antarmanusia, masyarakat serta negara.

7
5) Rule of law adalah suatu legalisme liberal (Satdjipto Rahardjo, 2003).

5. Contoh rule of law dalam kehidupan sehari-hari :

a) Bersama-sama untuk saling menjaga kedamaian di lingkungan masyarakat.


b) Organisasi-organisasi melalui musyawarah.
c) Mengikuti kegiatan yang dilakukan oleh lingkungan atau masyarakat tempat kita
tinggal.
d) Ikut berpartisipasi dalam iuran kemasyarakatan.
e) Ikut ambil bagian dalam upaya untuk memecahkan masalah dan memecahkan
masalah mufakat demi tujuan Bersama.
f) Menghargai dan menerima setiap pendapat dari orang lain. Setelah itu menyatakan
pendapat mana yang dirasa lebih sesuai untuk menghasilkan keputusan yang terbaik.

C. HUBUNGAN HAM DENGAN RULE OF LAW


Ketertautan rule of law (prinsip negara hukum) dengan HAM tidak dapat dipisahkan
satu sama lainnya. Argumentasi hukum yang dapat diajukan tentang hal ini, ditunjukkan
dengan ciri negara hukum itu sendiri, bahwa salah satu di antaranya adalah perlindungan
terhadap HAM. Jika dalam suatu negara HAM tidak dilindungi, negara tersebut bukan
negara hukum, akan tetapi negara dictator dengan pemerintahan yang sang atotoriter.
Perlindungan terhadap HAM dalam negara hukum terwujud dalam bentuk penormaan hak
tersebut dalam konstitusi dan undang-undang dan untuk selanjutnya penegakannya
melalui badan-badan peradilan sebagai pelaksana kekuasaan kehakiman.
Suatu negara hukum menjamin keadilan untuk setiap warga negaranya termasuk
keadilan dalam HAM ini. Pemerintah membuat berbagai macam peraturan yang bertujuan
untuk melindungi HAM. Rule Of Law hadir sebagai pembatas bagi kekuasaan pemerintah
dan juga sikap rakyat agar dapat tercipta kesejahteraan bersama.

8
BAB III PENUTUP

KESIMPULAN
Hak asasi manusia adalah sebuah konsep hukum dan normatif yang menyatakan
bahwa manusia memiliki hak yang melekat pada dirinya karena ia adalah seorang manusia.
Ada beberapa macam hak asasi manusia yaitu hak asasi politik, hak asasi ekonomi, dan hak
asasi social budaya,
Rule of law adalah prinsip hukum yang menyatakan bahwa negara harus diperintah
oleh hukum dan bukan sekadar keputusan pejabat-pejabat secara individual. Prinsip tersebut
biasanya merujuk kepada pengaruh dan wewenang hukum dalam masyarakat, terutama
sebagai pengatur perilaku, termasuk perilaku para pejabat pemerintah
Penerapan Rule Of Law di Indonesia Sebagai negara yang berdasarkan hukum
(rechstaat) dan bukan berdasarkan kekuasaan (machstaat), Indonesia juga menerapkan konsep
Rule of Law sebagaimana tercantum dalam Pasal 1 ayat (3), Pasal 27 ayat (1), dan Pasal 28D
ayat (1) UUD 1945. Pada hakikatnya fungsi rule of law merupakan jaminan secara formal
terhadap “rasa keadilan” bagi rakyat Indonesia dan juga ''keadilan sosial'', sehingga diatur
pada pembukaan UUD 1945, bersifat tetap dan instruktif bagi penyelenggaraan negara.

SARAN
Dalam makalah ini penulis berkeinginan memberikan saran kepada pembaca agar ikut
peduli dalam mengetahui sejauh mana kita mempelajari tentang HAM dan RULE OF LAW.
Semoga dengan makalah ini para pembaca dapat menambah ilmu pengetahuan tentang HAM
dan RULE OF LAW.

9
DAFTAR PUSTAKA

Indonesia, Undang-Undang No. 26 Tahun 2000 Tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia.
El Muhtaj, Majda (2017) (2005). Hak Asasi Manusia dalam Konstitusi (edisi ke-2). Jakarta:
Kencana. ISBN 9786021186657.
Mariam, B. 1985. Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia.
Muchsin. 2004. Kekuasaan Kehakiman Yang Merdeka & Kebijakan Asasi. Depok: STIH
“IBLAM”
Notonegoro, S. 1975. Filsafat Dan Ideologi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Bahan Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi. Makassar: Fakultas
Hukum, Universitas Muslim Indonesia.
Majalah, What is Democracy, United State Information Agrncy, 1991.
Undang-Undang RI Nomor 39 Tahun 1999, Hak Asasi Manusia, Jakarta: Sinar Grafika.
Bahder Johan Nasution, Negara Hukum dan Hak Asasi Manusia ( Bandung Mandar Maju,
2011). Hal 130.

10

Anda mungkin juga menyukai