Di Susun Oleh :
Kelompok 7
Rizka Andini (
Rizky Yolanda Arvilani (
Syukur Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT karena berkat rahmat
dan hidayahnya yang tak terhitung. Kami dapat menyelesaikan tugas Makalah
kepada Dosen pengampuh yakni Bapak ARIF RUSADI, M.Pd yang telah
memberikan tugas terhadap kami. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih
kepada pihak-pihak yang turut membantu dalam pembuatan makalah ini. Kami
menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dikarena
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun
dari berbagai pihak. Kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan
ii
DAFTAR ISI
JUDUL ........................................................................................................ i
KESIMPULAN ....................................................................................... 13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sejak usia dini hingga dewasa. Perkembangan tidak dapat diukur, tetapi
dengan aspek yang lain terjadi secara beriringan. Contoh: individu A pada
usia 1 tahun sudah bisa mengucapkan beberapa kata dengan fasih dan
jelas, tetapi belum bisa berjalan. Adapun individu B pada usia 1 tahun
sudah bisa berjalan, tetapi belum mampu mengucapkan kata dengan jelas.
Cepat dan lambatnya pekembangan yang dialami oleh individu pada setiap
Anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0-6
hasil penelitian, sekitar 40% dari perkembangan manusia terjadi pada usia
dini. Oleh karena itu, usia dini dipandang sangat penting sehingga
diistilahkan usia emas (golden age). Setiap individu mengalami usia dini,
hanya saja usia dini tersebut hanya terjadi satu kali dalam fase kehidupan
1
setiap manusia, sehingga keberadaan usia dini tidak boleh disia-siakan.
perkembangan anak usia dini akan menjadi modal orang dewasa untuk
B. Pokok Pembahasan
C. Tujuan Pembahasan
Dini
1
Mulianah Khaironi, “Perkembangan Anak Usia Dini” dalam Jurnal Golden Age
Hamzanwadi University, Vol 3 (No 1) 2018, hal 1. Di akses Pada tanggal 09 November 2022,
pukul 14.10 WIB
2
BAB II
PEMBAHASAN
pertama, anak usia dini adalah anak yang berusia nol tahun atau sejak lahir
sampai berusia kurang lebih delapan tahun (0-8 tahun). Sedangkan definisi
pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia
pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa anak usia dini adalah
anak yang berusia nol sampai enam tahun atau delapan tahun yang
2
http://digilib.iainkendari.ac.id/122/3/BAB%20II.pdf. Di akses pada tanggal 09
November 2022, pukul 15.00 WIB
3
anak agar dapat menjadi generasi penerus yang mampu bersaing
dengan bangsa-bangsa lain. Oleh karena itu, masa depan bangsa ini
kreatif. Sebagai makhluk yang aktif tentu saja sangat dibutuhkan ruang
perkembangan anak.
diramalkan.
4
perkembangan menuju pada kedewasaannya masing-masing.
“Ilmu Jiwa Agama” yang berpendapat bahwa anak adalah seorang atau
5
potensi diri anak melalui pembelajaran sedini mungkin. Salah satunya
lambat dan relatif seimbang. Peningkatan berat badan anak lebih banyak
tubuh lainnya.
b. Perkembangan Kognitif
ini. Daya pikir anak yang masih bersifat imajinatif dan egosentris pada
masa sebelumnya maka pada periode ini daya pikir anak sudah
berkembaang kearah yang lebih konkrit, rasional dan objektif. Daya ingat
anak menjadi sangat kuat, sehingga anak benar-benar berada pada stadium
belajar.
c. Perkembangan Bahasa
3
Sumiyati, “Mengenal Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Usia Dini” Vol 1 (No 1)
2018, hal 19-22. Di akses pada tanggal 09 November 2022, pukul 14.30 WIB
6
perkembangan makna kata, perkembangan penyusunan kalimat dan
perkembangan pragmatik.
d. Perkembangan Sosial
e. Perkembangan Moral
demi tahap. Terdapat tiga tahap utama dalam pertumbuhan ini, tahap
amoral (tidak memiliki rasa benar atau salah), tahap konvensional (anak
menerima nilai dan moral dari orang tua dan masyarakat), tahap otonomi
dan pikirannya yang masih sempit. Maka anak belum mampu memahami
arti sebenarnya dari suatu peristiwa dan belum mampu menempatkan diri
4
Tadkirotun Musfiroh. Bercerita Untuk Anak Usia Dini. Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional. 2005, hal. 6
7
2) Relasi Sosial yang Primitif
naif. Ciri ini ditandai oleh kehidupan anak yang belum dapat memisahkan
antara dirinya dengan keadaan lingkungan sosialnya. Anak pada masa ini
bebas, spontan dan jujur baik dalam mimik, tingkah laku maupun pura-
langsung anak memberikan atribut aau sifat lahiriah atau sifat konkrit,
antara benda hidup dan benda mati. Segala sesuatu yang ada disekitarnya
8
Dalam beberapa kajian dinyatakan bahwa perkembangan
anak. Sekitar 50% kapabilitas kecerdasananak usia dini telah terjadi ketika
anak berumur 4 tahun, 80% telah terjadi ketika anak berumur 8 tahun, dan
mencapai titik kulminasi ketika anak berumur sekitar 18 tahun. Hal ini
lebih cepat dan kemampuan memorinya lebih tinggi. Demikian otak anak-
9
Kegiatan pendidikan anak usia dini secara khusus bertujuan agar:
f) anak memiliki kepekaan terhadap irama, nada dan berbagai bunyi serta
a) proses belajar dalam diri anak. Anak harus diberikan kesempatan untuk
10
a) kemampuan linguistik,
d) kemampuan musical,
e) kemampuan kinestetik,
f) kemampuan naturalis,
g) kemampuan interpersonal,
i) kecerdasan spiritual.
b) fisik,
c) bahasa,
d) kognitif,
f) pengembangan seni5
dengan bakat dan potensinya masing-masing. Sebagai orang tua, hal yang
untuk bisa mencapai potensi maksimal yang dia miliki. Maka dari itu, kita
harus jeli dan lebih peka agar bisa membantu memaksimalkan potensi
5
Sujarwo, “Mengembangkan Potensi Anak Usia Dini”, Vol 14 (No 1) 2010, hal 56-58.
Diakses pada tanggal 09 November 2022, pukul 21.15 WIB.
11
anak, dan mendampinginya menuju kesuksesan berikut ini adalah
kepada anak. Hal ini dikarenakan wawasan yang luas bisa memberikan
pikiran anak mengenai hal-hal baru yang mungkin saja menjadi minatnya.
Anak yang masih berusia dini memiliki rasa ingin tahu dan
antusias yang cukup tinggi. Jadi biarkanlah anak mencoba banyak hal
optimal. Perlu diketahui jika bakat butuh digali terlebih dahulu. Setelah
sinilah baru akan membuahkan hasil. Dengan kata lain, segala sesuatu
3. Memberikan Stimulus
stimulus. Tujuannya supaya anak bisa lebih mengekplorasi diri dan juga
12
lingkungannya. Orang Tua bisa memulainya dengan memberi kesempatan
musik, dan berbagai jenis pekerjaan lain di lingkungan sekitarnya. Hal ini
saat anak beberapa kali diajak main di lapangan olahraga. Setelah itu akan
sepak bola. Jadi Orang Tua bisa mengajak anak untuk lebih mengenal
Jika sebagai orang tua sudah mengetahui bakat dan minat yang
dimiliki anak, langkah selanjutnya adalah memberi ruang supaya anak bisa
Eksplorasi bakat dan minat yang dimiliki anak bisa dimaksimalkan dengan
cara mengikuti berbagai perlombaan yang sesuai. Hal ini dilakukan untuk
6
SMA Dwiwarna, “Cara Mengembangkan Potensi Anak Sejak Usia Dini”, Bogor: SMA
Dwiwarna Boarding School. 2021, di akses pada tanggal 09 November 2022, pukul 19.00 WIB
13
BAB III PENUTUP
Kesimpulan
Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan
kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
3. Memberikan Stimulus
14
DAFTAR PUSTAKA
BUKU:
JURNAL:
Khaironi, Mulianah. 2018 “Perkembangan Anak Usia Dini” dalam Jurnal Golden
journal.hamzanwadi.ac.id/index.php/jga/article/download/739/590. di
Sumiyati. 2018 “Mengenal Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Usia Dini” Vol
link https://ejournal.stainupwr.ac.id/index.php/AI_Athfal/article/view/46.
Sujarwo. 2010 “Mengembangkan Potensi Anak Usia Dini”, Vol 14, No 1 (hal 56-
58). Depok: Pendidikan Luar biasa FIP UNY. Tersedia pada link
https://media.neliti.com/media/publications/222115-none.pdf. diakses
LINK INTERNET:
SMA Dwiwarna, “Cara Mengembangkan Potensi Anak Sejak Usia Dini”, Bogor:
15
https://www.smadwiwarna.sch.id/cara-mengembangkan-potensi-anak/.di
16