Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

MEMBANGUN PENGEMBANGAN PADA ANAK


Di susun untuk memenuhi tugas dari mata kuliah PENGEMBANGAN
KOGNITIF AUD
Dosen Pengampuh : ARIF RUSADI, M.Pd
Prodi : Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD)
Semester III

Di Susun Oleh :
Kelompok 7
Rizka Andini (
Rizky Yolanda Arvilani (

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM RAUDHATUL


AKMAL (STAIRA)
BATANG KUIS DELI SERDANG
T.A 20211/2022
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT karena berkat rahmat

dan hidayahnya yang tak terhitung. Kami dapat menyelesaikan tugas Makalah

berjudul “MEMBANGUN PENGEMBANGAN PADA ANAK” dengan tepat

waktu. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah

PENGEMBANGAN KOGNITIF AUD. Selain itu, makalah ini bertujuan

menambah wawasan tentang perkembangan AUD bagi para pembaca.

Pada kesempatan ini kami menucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada Dosen pengampuh yakni Bapak ARIF RUSADI, M.Pd yang telah

memberikan tugas terhadap kami. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih

kepada pihak-pihak yang turut membantu dalam pembuatan makalah ini. Kami

menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dikarena

terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami

mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun

dari berbagai pihak. Kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan

manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.

Tanjung Morawa, 09 November 2022

Rizka Andini Rizky Yolanda Arvilani

ii
DAFTAR ISI

JUDUL ........................................................................................................ i

KATA PENGANTAR ................................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

1. Latar Belakang .................................................................................. 1

2. Pokok Pembahasan ............................................................................ 2

3. Tujuan Pembahasan ........................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................. 3

A. Pengertian Anak Usia Dini ................................................................ 3

B. Perkembangan Anak Usia Dini .......................................................... 3

C. Karakteristik Anak Usia Dini............................................................. 7

D. Mengembangkan Potensi Anak Usia Dini .......................................... 8

BAB III PENUTUP ..................................................................................... 13

KESIMPULAN ....................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap individu mengalami perkembangan. Perkembangan terjadi

sejak usia dini hingga dewasa. Perkembangan tidak dapat diukur, tetapi

dapat dirasakan. Perkembangan bersifat maju ke depan (progresif),

sistematis, dan berkesinambungan. Hal-hal yang berkembang pada setiap

individu adalah sama, hanya saja terdapat perbedaan pada kecepatan

perkembangan, dan ada perkembangan yang mendahului perkembangan

sebelumnya, walaupun sejatinya perkembangan antara aspek yang satu

dengan aspek yang lain terjadi secara beriringan. Contoh: individu A pada

usia 1 tahun sudah bisa mengucapkan beberapa kata dengan fasih dan

jelas, tetapi belum bisa berjalan. Adapun individu B pada usia 1 tahun

sudah bisa berjalan, tetapi belum mampu mengucapkan kata dengan jelas.

Cepat dan lambatnya pekembangan yang dialami oleh individu pada setiap

aspek perkembangannya dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti:

stimulasi, nutrisi, kesehatan, lingkungan, dan berbagai faktor lainnya.

Anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0-6

tahun. Pada usia tersebut, perkembangan terjadi sangat pesat. Berdasarkan

hasil penelitian, sekitar 40% dari perkembangan manusia terjadi pada usia

dini. Oleh karena itu, usia dini dipandang sangat penting sehingga

diistilahkan usia emas (golden age). Setiap individu mengalami usia dini,

hanya saja usia dini tersebut hanya terjadi satu kali dalam fase kehidupan

1
setiap manusia, sehingga keberadaan usia dini tidak boleh disia-siakan.

Usia dini adalah masa yang paling tepat untuk menstimulasi

perkembangan individu. Agar dapat memberikan berbagai upaya

pengembangan, maka perlu diketahui tentang perkembangan-

perkembangan yang terjadi pada anak usia dini. Pengetahuan tentang

perkembangan anak usia dini akan menjadi modal orang dewasa untuk

menyiapkan berbagai stimulasi, pendekatan, strategi, metode, rencana,

media atau alat permainan edukatif, yang dibutuhkan untuk membantu

anak berkembang pada semua aspek perkembangannya sesuai kebutuhan

anak pada setiap tahapan usianya. 1

B. Pokok Pembahasan

1. Pengertian Anak Usia Dini

2. Perkembangan Anak Usia Dini

3. Karakteristik Anak Usia Dini

4. Mengembangkan Potensi Anak Usia Dini

C. Tujuan Pembahasan

1. Untuk Mengetahui pengertian Anak Usia Dini

2. Untuk Mengetahui apa saja Perkembangan Anak Usia Dini

3. Untuk Mengetahui karakteristik Anak Usia Dini

4. Untuk Mengetahui bagaimana Mengembangkan Potensi Anak Usia

Dini

1
Mulianah Khaironi, “Perkembangan Anak Usia Dini” dalam Jurnal Golden Age
Hamzanwadi University, Vol 3 (No 1) 2018, hal 1. Di akses Pada tanggal 09 November 2022,
pukul 14.10 WIB

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Anak Usia Dini

Terdapat beberapa definisi mengenai anak usia dini. Definisi yang

pertama, anak usia dini adalah anak yang berusia nol tahun atau sejak lahir

sampai berusia kurang lebih delapan tahun (0-8 tahun). Sedangkan definisi

yang kedua, menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 Butir 14 yang

menyebutkan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya

pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia

enam tahun yang dilakukan melaluipemberian rangsangan pendidikan

untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar

anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut 2. Dari

pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa anak usia dini adalah

anak yang berusia nol sampai enam tahun atau delapan tahun yang

mengalami pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani.

B. Perkembangan Anak Usia Dini

Perkembangan pada masa kanak-kanak merupakan faktor

penting dan akan mempengaruhi bagi perkembangan pada masa

tumbuh kembang berikutnya. Periode anak merupakan masa yang

paling tepat untuk mengembangkan semua potensi yang dimiliki

2
http://digilib.iainkendari.ac.id/122/3/BAB%20II.pdf. Di akses pada tanggal 09
November 2022, pukul 15.00 WIB

3
anak agar dapat menjadi generasi penerus yang mampu bersaing

dengan bangsa-bangsa lain. Oleh karena itu, masa depan bangsa ini

sangat ditentukan oleh pendidikan yang diberikan kepada anak-anak.

Keberhasilan pendidikan yang dilakukan pada mereka akan sangat

berpengaruh pada hasil pendidikan pada masa-masa berikutnya.

Menurut Imam Barnadib dalam bukunya “pendidikan

perbandingan” dan hasil penelitian tentang anak, Beliau

menggambarkan anak sebagai makhluk atau pribadi yang aktif, penuh

dengan gerakan maupun idespontanitas dan mempunyai kemampuan

kreatif. Sebagai makhluk yang aktif tentu saja sangat dibutuhkan ruang

gerak yang memadai dan mencukupi untuk memfasilitasi tumbuh

kembang anak. Struktur dan fungsi tubuh anak akan mengalami

perkembangan yang lebih kompleks dalam semua aspek kemampuan

perkembangan anak.

Aspek-aspek perkembangan tersebut anatara lain aspek fisik

motorik, aspek kognitif, aspek bahasa, sosoial emosional kemandirian,

nilai agama moral dan aspek seni. Ciri-ciri pertumbuhan dan

perkembangan anak antara lain, menimbulkan perubahan, berkolerasi

dengan pertumbuhan, memiliki tahap yang berurutan dan mempunyai

pola yang tetap. Sehingga pertumbuhan dan perkembangan anak dapat

diramalkan.

Hadari Nawawi berpendapat bahwa anak adalah orang yang

belum dewasa dan masih berada dalam masa pertumbuhan dan

4
perkembangan menuju pada kedewasaannya masing-masing.

Sebagaimana disampaikan juga oleh Zakiyah Derajat, dalam bukunya

“Ilmu Jiwa Agama” yang berpendapat bahwa anak adalah seorang atau

sekelompok orang yang belum dewasa yang masih dalam taraf

perkembangan dan memerlukan bimbingan dan pembinaan dari orang

dewasa, tentu saja orang dewasa yang dimaksudkan adalah orangtua

sebagai guru pertama anak. Pendidikan di dalam keluarga sangat

memberikan kontribusi yang bermakna atas optimalisasi segala aspek

perkembangan anak. Lebih-lebih kasih sayang yang diberikan orangtua

dan keharmonisan dalam keluarga menjadi faktor penentu

pengembangan aspek-aspek perkembangan tersebut. Disamping itu, rasa

kasih sayang juga senantiasa harus menyertai seluruh kegiatan belajar

mengajar di sekolah, karena dengan sentuhan emosional, anak akan

merasa senang dan nyaman dalam belajar.

Secara alamiah, perkembangan anak berbeda-beda baik

dalam intelegensi, bakat, minat, kreativitas, kematangan emosi,

kepribadian, keadaan jasmani, dan keadaan sosialnya. Namun,

penelitian tentang otak menunjukkan bahwa apabila anak diberikan

rangsangan sejak usia dini, maka akan ditemukan anak-anak yang

mempunyai potensi unggul di dalam dirinya karena pada dasarnya setiap

anak mempunyai kemampuan tidak terbatas di dalam dirinya. Oleh

karena itu, anak memerlukan program pendidikan yang mampu

membuka dan merangsang kapasitas belajar dan pengembangan

5
potensi diri anak melalui pembelajaran sedini mungkin. Salah satunya

dengan layanan program pendidikan anak usia dini.3

Perkembangan anak usia dini dapat dipaparkan sebagai berikut:

a. Perkembangan Fisik dan Motorik

Pertumbuhan fisik pada masa ini (kurang lebih usia 4 tahun)

lambat dan relatif seimbang. Peningkatan berat badan anak lebih banyak

daripada panjang badannya. Peningkatan berat badan anak terjadi karena

bertambahnya ukuran sistem rangka, otot dan ukuran beberapa orang

tubuh lainnya.

b. Perkembangan Kognitif

Pikiran anak berkembang secara berangsung-angsur pada periode

ini. Daya pikir anak yang masih bersifat imajinatif dan egosentris pada

masa sebelumnya maka pada periode ini daya pikir anak sudah

berkembaang kearah yang lebih konkrit, rasional dan objektif. Daya ingat

anak menjadi sangat kuat, sehingga anak benar-benar berada pada stadium

belajar.

c. Perkembangan Bahasa

Hal yang penting dalam perkembangan bahasa adalah persepsi,

pengertian adaptasi, imitasi dan ekspresi. Anak harus belajar mengerti

semua proses ini, berusaha meneiru dan kemudian baru mencoba

mengekspresikan keinginan dan perasaannya. Perkembangan bahasa pada

anak meliputi perkembangan fonologis, perkembangan kosakata,

3
Sumiyati, “Mengenal Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Usia Dini” Vol 1 (No 1)
2018, hal 19-22. Di akses pada tanggal 09 November 2022, pukul 14.30 WIB

6
perkembangan makna kata, perkembangan penyusunan kalimat dan

perkembangan pragmatik.

d. Perkembangan Sosial

Anak-anak mulai mendekatkan diri pada orang lain disamping

anggota keluarganya. Meluasnya lingkungan sosial anak menyebabkan

mereka berhadapan dengan pengaruh-pengaruh dari luar. Anak juga akan

menemukan guru sebagai sosok yang berpengaruh.

e. Perkembangan Moral

Perkembangan moral berlangsung secaa berangsur-angsur, tahap

demi tahap. Terdapat tiga tahap utama dalam pertumbuhan ini, tahap

amoral (tidak memiliki rasa benar atau salah), tahap konvensional (anak

menerima nilai dan moral dari orang tua dan masyarakat), tahap otonomi

(anak membuat pilihan sendiri secara bebas). 4

C. Karakteristik Anak Usia Dini

Kartini Kartono dalam Saring Marsudi mendeskripsikan

karakteristik anak usia dini sebagai berikut

1) Bersifat Egosentris Naif

Anak memandang dunia luar dari pandangannya sendiri, sesuai

dengan pengetahuan dan pemahamannya sendiri, dibatasi oleh perasaan

dan pikirannya yang masih sempit. Maka anak belum mampu memahami

arti sebenarnya dari suatu peristiwa dan belum mampu menempatkan diri

ke dalam kehidupan orang lain.

4
Tadkirotun Musfiroh. Bercerita Untuk Anak Usia Dini. Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional. 2005, hal. 6

7
2) Relasi Sosial yang Primitif

Relasi sosial yang primitif merupakan akibat dari sifat egosentris

naif. Ciri ini ditandai oleh kehidupan anak yang belum dapat memisahkan

antara dirinya dengan keadaan lingkungan sosialnya. Anak pada masa ini

hanya memiliki minat terhadap benda-benda atau peristiwa yang sesuai

dengan daya fantasinya.

3) Kesatuan Jasmani dan Rohani yang Hampir Tidak Terpisahkan

Anak belum dapat membedakan antara dunia lahiriah dan batiniah.

Isi lahiriah dan batiniah masih merupakan kesatuan yang utuh.

Penghayatan anak terhadap sesuatu dikeluarkan atau diekspresikan secara

bebas, spontan dan jujur baik dalam mimik, tingkah laku maupun pura-

pura, anak mengekspresikan secara terbuka karena itu janganlah mengajari

atau membiasakan anak untuk tidak jujur.

4) Sikap Hidup yang Disiognomis

Anak bersikap fisiognomis terhadap dunianya, artinya secara

langsung anak memberikan atribut aau sifat lahiriah atau sifat konkrit,

nyata terhadap apa yang dihayatinya. Kondisi ini disebabkan karena

pemahaman anak terhadap apa yang dihadapinya masih bersifat menyatu

(totaliter) antara jasmani dan rohani. Anak belum dapat membedakan

antara benda hidup dan benda mati. Segala sesuatu yang ada disekitarnya

dianggap memiliki jiwa yang merupakan makhluk hidup yang memiliki

jasmani dan rohani sekaligus, seperti dirinya sendiri.

D. Mengembangkan Potensi Anak usia Dini

8
Dalam beberapa kajian dinyatakan bahwa perkembangan

kecerdasan anak terjadi sangat cepat pada tahun-tahun awal kehidupan

anak. Sekitar 50% kapabilitas kecerdasananak usia dini telah terjadi ketika

anak berumur 4 tahun, 80% telah terjadi ketika anak berumur 8 tahun, dan

mencapai titik kulminasi ketika anak berumur sekitar 18 tahun. Hal ini

menunjukkan bahwa perkembangan yang terjadi dalam kurun waktu 4

tahun pertama sama besarnya dengan perkembangan yang terjadi pada

kurun waktu 14 tahun berikutnya, dan selanjutnya perkembangan otak

akan mengalami stagnasi (Fasli Djalal, 2002:5). Kapabilitas kecerdasan

dapat diibaratkan sebagai processor sebuah komputer yang berfungsi

untuk memproses dan menyimpan data dan informasi. Jika sebuah

komputer procesornya canggih, maka kemampuan memproses data akan

lebih cepat dan kemampuan memorinya lebih tinggi. Demikian otak anak-

anak, mereka memerlukan kapabilitas kecerdasan yang tinggi pula. Itulah

mengapa masa ini dinamakan sebagai masa emas perkembangan, karena

setelah masa perkembangan ini lewat berapapun kapabilitas kecerdasan

yang dicapai oleh masing-masing individu, tidak akan mengalami

peningkatan lagi. Untuk itu rangsangan/ stimulus melalui pelayanan

pendidikan anak usia dini sangat diperlukan. Berbagai cara dalam

membantu pengembangan potensi anak dapat dilakukan, mulai dari

pengelolaan pembelajaran, pengorganisasian lembaga maupun membentuk

kultur di berbagai kondisi dan lingkungan pembelajaran.

9
Kegiatan pendidikan anak usia dini secara khusus bertujuan agar:

a) anak mampu melakukan ibadah, mengenal diri dan percaya diri

b) anak mampu mengelola ketrampilan tubuh,

c) anak mampu menggunakan bahasa untuk pemahaman bahasa pasif dan

dapat berkomunikasi efektif,

d) anak mampu berpikir logis, kritis, memberi alasan, memecahkan

masalah dan menemukan hubungan sebab akibat,

e) anak mampu mengenal lingkungan alam, lingkungan sosial, peranan

masyarakat, dan menghargai keragaman sosial dan budaya,

mengembangkan konsep diri, sikap positif terhadap belajar, kontrol diri

dan rasa memiliki,

f) anak memiliki kepekaan terhadap irama, nada dan berbagai bunyi serta

menghargai karya yang kreatif.

Pendidikan anak usia dini diarahkan sebagai:

a) proses belajar dalam diri anak. Anak harus diberikan kesempatan untuk

belajar secara optimal, kapan saja dan di mana saja,

b) proses sosialisasi, anak diberikan kesempatan untuk melatih diri

menjadi anak yang bertanggung jawab, bermoral dan beretika,

c) proses pembentukan kerjasama peran, anak diberi kesempatan untuk

mengembangkan potensi sosialnya, agar anak menyadari sebagai makhluk

sosial yang selalu beriteraksi dengan orang lain.

Kegiatan pendidikan anak usia dini hendaknya memperhatikan 9

kemampuan belajar anak yang meliputi:

10
a) kemampuan linguistik,

b) kemampuan logika matematik,

c) kemampuan visual spasial,

d) kemampuan musical,

e) kemampuan kinestetik,

f) kemampuan naturalis,

g) kemampuan interpersonal,

h) kemampuan intrapersonal, dan

i) kecerdasan spiritual.

Dari kesembilan kemampuan tersebut, secara operasional

disederhanakan ke dalam enam aspek pengembangan, yaitu:

a) pengembangan moral dan nilai-nilai agama,

b) fisik,

c) bahasa,

d) kognitif,

e) sosial emosional dan

f) pengembangan seni5

Setiap anak pasti memiliki potensi, dimana mereka sudah terlahir

dengan bakat dan potensinya masing-masing. Sebagai orang tua, hal yang

harus Anda lakukan adalah membuka jalan seluas-luasnya bagi anak,

untuk bisa mencapai potensi maksimal yang dia miliki. Maka dari itu, kita

harus jeli dan lebih peka agar bisa membantu memaksimalkan potensi

5
Sujarwo, “Mengembangkan Potensi Anak Usia Dini”, Vol 14 (No 1) 2010, hal 56-58.
Diakses pada tanggal 09 November 2022, pukul 21.15 WIB.

11
anak, dan mendampinginya menuju kesuksesan berikut ini adalah

beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mengembangkan potensi

yang dimiliki anak.

1. Memberikan Wawasan yang Luas

Penting bagi Orang Tua untuk memberikan wawasan yang luas

kepada anak. Hal ini dikarenakan wawasan yang luas bisa memberikan

pandangan-pandangan mengenai berbagai hal. Ini juga bisa membuka

pikiran anak mengenai hal-hal baru yang mungkin saja menjadi minatnya.

Misalnya, memberikan wawasan kepada anak mengenai berbagai jenis

olahraga. Pemberian wawasan ini tidak menutup kemungkinan anak

menjadi lebih menyukai ataupun memiliki bakat di salah satu jenis

olahraga yang Anda kenalkan.

2. Membiarkan Anak Mencoba dan Menentukan Pilihannya

Anak yang masih berusia dini memiliki rasa ingin tahu dan

antusias yang cukup tinggi. Jadi biarkanlah anak mencoba banyak hal

supaya wawasannya semakin terbuka, sehingga potensinya akan lebih

optimal. Perlu diketahui jika bakat butuh digali terlebih dahulu. Setelah

menggalinya, kemudian bakat atau potensi tersebut dikembangkan. Dari

sinilah baru akan membuahkan hasil. Dengan kata lain, segala sesuatu

membutuhkan proses dan waktu.

3. Memberikan Stimulus

Salah satu cara menggali potensi anak adalah dengan memberikan

stimulus. Tujuannya supaya anak bisa lebih mengekplorasi diri dan juga

12
lingkungannya. Orang Tua bisa memulainya dengan memberi kesempatan

anak untuk mengenal berbagai macam bentuk olahraga, kegiatan, hobi,

musik, dan berbagai jenis pekerjaan lain di lingkungan sekitarnya. Hal ini

perlu dilakukan dengan menggunakan pendekatan yang menyenangkan

dan ringan sesuai dengan usia anak.

4. Mengamati Tingkah Laku Anak

Cara berikutnya adalah dengan melakukan observasi pada jenis

kegiatan yang bisa membuat anak senang ketika melakukannya. Misalnya,

saat anak beberapa kali diajak main di lapangan olahraga. Setelah itu akan

terlihat anak merasa tertarik dengan sekumpulan orang yang bermain

sepak bola. Jadi Orang Tua bisa mengajak anak untuk lebih mengenal

jenis olahraga yang menarik perhatiannya tersebut.

5. Memberi Anak Ruang Eksplorasi

Jika sebagai orang tua sudah mengetahui bakat dan minat yang

dimiliki anak, langkah selanjutnya adalah memberi ruang supaya anak bisa

mengekspresikan dan mengeksplorasi kemampuannya. Caranya dengan

bergabung di perkumpulan yang sesuai dengan bakat dan minat anak.

Eksplorasi bakat dan minat yang dimiliki anak bisa dimaksimalkan dengan

cara mengikuti berbagai perlombaan yang sesuai. Hal ini dilakukan untuk

semakin meningkatkan rasa percaya diri pada anak.6

6
SMA Dwiwarna, “Cara Mengembangkan Potensi Anak Sejak Usia Dini”, Bogor: SMA
Dwiwarna Boarding School. 2021, di akses pada tanggal 09 November 2022, pukul 19.00 WIB

13
BAB III PENUTUP
Kesimpulan

Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan

kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan

melaluipemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan

perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki

pendidikan lebih lanjut. Perkembangan pada masa kanak-kanak merupakan

faktor penting dan akan mempengaruhi bagi perkembangan pada masa

tumbuh kembang berikutnya.

Aspek-aspek perkembangan anatara lain aspek fisik motorik, aspek

kognitif, aspek bahasa, sosoial emosional kemandirian, nilai agama moral

dan aspek seni.

Karakteristik Anak Usia Dini

1) Bersifat Egosentris Naif

2) Relasi Sosial yang Primitif

3) Kesatuan Jasmani dan Rohani yang Hampir Tidak Terpisahkan

4) Sikap Hidup yang Disiognomis

mengembangkan potensi yang dimiliki anak.

1. Memberikan Wawasan yang Luas

2. Membiarkan Anak Mencoba dan Menentukan Pilihannya

3. Memberikan Stimulus

4. Mengamati Tingkah Laku Anak

5. Memberi Anak Ruang Eksplorasi

14
DAFTAR PUSTAKA

BUKU:

Musfiroh, Tadkirotun. 2005. Bercerita Untuk Anak Usia Dini. Jakarta:

Departemen Pendidikan Nasional.

JURNAL:

Khaironi, Mulianah. 2018 “Perkembangan Anak Usia Dini” dalam Jurnal Golden

Age Hamzanwadi University, Vol 3, No 1 (hal 1). Lombok Timur:

Universitas Hamzanwadi. Tersedia pada link https://e-

journal.hamzanwadi.ac.id/index.php/jga/article/download/739/590. di

akses Pada tanggal 09 November 2022, pukul 14.10 WIB.

Sumiyati. 2018 “Mengenal Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Usia Dini” Vol

1, No 1 (hal 19-22). Purworejo: Institut Pesantren Mathali’ul Falah. pada

link https://ejournal.stainupwr.ac.id/index.php/AI_Athfal/article/view/46.

di akses pada tanggal 09 November 2022, pukul 14.30 WIB.

Sujarwo. 2010 “Mengembangkan Potensi Anak Usia Dini”, Vol 14, No 1 (hal 56-

58). Depok: Pendidikan Luar biasa FIP UNY. Tersedia pada link

https://media.neliti.com/media/publications/222115-none.pdf. diakses

pada tanggal 09 November 2022, pukul 21.15 WIB.

LINK INTERNET:

SMA Dwiwarna, “Cara Mengembangkan Potensi Anak Sejak Usia Dini”, Bogor:

SMA Dwiwarna Boarding School. 2021,

15
https://www.smadwiwarna.sch.id/cara-mengembangkan-potensi-anak/.di

akses pada tanggal 09 November 2022, pukul 19.00 WIB.

http://digilib.iainkendari.ac.id/122/3/BAB%20II.pdf. di akses pada tanggal 09

November 2022, pukul 15.00 WIB.

16

Anda mungkin juga menyukai