Anda di halaman 1dari 3

ANALISIS KEPRIBADIAN TOKOH UTAMA BAHRUN DALAM CERPEN

TOPENG TELEQ KARYA PUTU SUGIH ARTA KAJIAN PSIKOANALISIS :


SIGMUND FREUD

Disusun Oleh :
Akmal Pradita
E1C020005

PROGRAM PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Karya sastra merupakan sebuah karya yang selalu menarik untuk dikaji. Pada
umumnya, karya sastra berisi sebuah cerita fiksi hasil imajinasi penulis yang menyajikan
kehidupan manusia dan dinikmati sebagai pengisi waktu luang. Karya sastra merupakan
sebuah hasil dari sebuah bentuk pengamatan terhadap kehidupan. Hal senada diungkapkan
Ratna (2013: 62) bahwa karya sastra merupakan hasil aktivitas penulis, seperti: obsesi,
kontemplasi, kompensasi, sublimasi, bahkan sebagai neurosis. Oleh karena itu, karya sastra
disebut sebagai salah satu gejala (penyakit) kejiwaan. Sang seniman menciptaan sebuah dunia
baru, meneruskan proses penciptaan di dalam semesta alam, bahkan menyempurnakannya.
Pengarang menangkap gejala jiwa melalui imajinasi dalam penciptaan tokoh-tokoh dan alur
cerita, yang berasal dari pengalaman kejiwaannya sendiri maupun berupa imajinasi yang
berasal dari luar. Hasil dari sebuah pengamatan tersebut bisa berbentuk puisi, cerita, novel,
prosa, dan lain sebagainya yang berguna untuk dinikmati, dipahami, dan juga dipelajari atau
dimanfaatkan oleh pembaca.
Sastra sebagai “gejala kejiwaan” yang di dalamnya terdapat fenomena-fenomena
kejiwaan melalui tokoh-tokoh yang dibuat pengarang untuk lebih menghidupkan cerita.
Sebuah karya sastra memiliki aspek-aspek kejiwaan yang sangat banyak. Salah satunya
memiliki kecenderungan berbicara mengenai rasa yang sangat lekat dengan pribadi
seseorang. Psikologi dan sastra memiliki hubungan fungsional, yaitu sama-sama berguna
untuk keadaan kejiwaan seseorang.
Psikologi sangat mempengaruhi sebuah karya sastra termaksud novel. Psikologi ini
meliputi psikologi pengarang sebagai pencipta karya, psikologi karya sastra yang terdapat
pada tokoh dan psikologi pembaca sebagai penikmat sastra. Psikologi dalam karya sastra
berhubungan dengan kejiwaan atau perwatakan seseorang. Melalui psikologi kita dapat
melihat kejiwaan mulai dari pengarang, tokoh dalam sebuah karya bahkan pembaca sebagai
penikmat sastra. Permasalahan psikologis dalam tokoh cerpen tidak jauh berbeda dengan
psikologis manusia real-nya. Keduanya sama-sama meneliti psikologi yang terdapat pada
manusia. Perbedaannya adalah permasalahan psikologis pada tokoh cerpen merupakan hasil
dari imajinasi pengarang, sedangkan psikologi manusia pada kehidupan nyata merupakan
hasil perkembangan kejiwaan secara alami. Aspek psikologi dalam karya sastra sangat
menentukan nilai dari karya itu sendiri. Adanya psikologi setiap tokoh yang berbeda-beda
akan melahirkan konflik yang mampu menghidupkan cerita didalam karya tersebut. Oleh
karena itu, psikologi merupakan suatu aspek yang tidak dapat dipisahkan dari karya sastra
dan merupakan hal pokok yang sangat menarik untuk dibahas.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang ingin diangkat peniliti adalah bagaimana struktur kepribadian
tokoh utama Bahrun dalam cerpen Topeng Beleq karya Putu Sugih Arta.

C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk menganalisis sekaligus mengetahui struktur
kepribadian tokoh utama Bahrun dalam cerpen Topeng Beleq karya Putu Sugih Arta.

Anda mungkin juga menyukai