Halaman Judul………………………………………………...………………..
………………………..
Kata Pengantar……………………………...…….……...….…...…………………………..
DAFTARISI…………………………………....………...……………………..……………..1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang……………….………….………………………………….…….2
1.2 Rumusan masalah…………………………………………………….……..……6
1.3 Tujuan peneltian dan manfaat peneltian………………………………...….…..6
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Buah dan sayuran…………………...…………………………………..………..7
2.2 Dampak dari kekurangan buah dan sayur………………………………….…8
2.3 Klasifikasi Buah dan Sayur……………………………………………………..10
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan………………………………….………………………………….…..13
3.2 Saran…………………….…………………………………………….…..……..14
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….………....15
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
Buah-buahan dan sayur-sayuran fresh juga mengandung enzim aktif yang dapat mempercepat
reaksi kimia dalam tubuh. Komponen nutrisi dan komponen aktif non-gizi yang terkandung
dalam buah-buahan dan sayuran bermanfaat sebagai antioksidan untuk radikal bebas bebas,
antikanker dan menetralkan kolesterol jahat (Khomsan, 2008).Kemudian, kurang konsumsi
buah dan sayur juga bisa berdampak pada kesehatankesehatan seperti menyebabkan gangguan
penglihatan, meningkatkan kolesteroldarah, risiko obesitas, kanker usus besar, sembelit, dan
dapat menurunkan sistemsistem kekebalan tubuh (Ruwaidah,2007). Selain itu, dampak
kesehatan lainnya jika tubuh kekurangan konsumsi buah dan sayur, maka tubuh akan berisiko
terkena berbagai penyakit penyakit degeneratif seperti kanker, stroke, diabetes, hipertensi, dan
obesitas (Krueger,2007).Secara umum, buah dan sayuran memiliki kandungan energi yang
rendahan tinggi serat, vitamin, dan mineral (Soenardi, 2005). Selain itu, buah dan Sayuran
merupakan sumber karbohidrat kompleks yang mengenyangkan. Meskipunmemiliki
kandungan kalori yang rendah, konsumsi buah dan sayur memberikan kepuasan bagi tubuh
karena kekayaan nutrisi yang dimilikinya. Salah satu cara ntuk mengurangi efek samping dari
kelebihan natrium adalah dengan makan buah dan sayur. Hal ini karena konsumsi buah dan
sayur akan menyeimbangkan elektrolit tubuh (Lingga, 2012).
Rujukan Masyarakat untuk Gizi Seimbang, sejak 1950- dan dikenal sebagai “Empat
Pedoman Lima Sehat Sempurna” (Karyadi, 1997). Prinsip-prinsip ini sekarang dikenal luas
oleh masyarakat umum, menekankan pentingnya mengkonsumsi daging, telur dan susu.
Tetapi dengan kemajuan ilmu gizi dan perkembangan teori tentang kebutuhan zat protein
yang berbeda, perubahan muncul model dalam konsep dan strategi mengatasi masalah gizi,
menekankan aspek kualitatif makanan (protein) pada 1950-an secara kuantitatif (energi) pada
tahun 1970-an tentang keseimbangan konsumsi protein dan energi. Pada 1990-an, perhatian
kembali ke kualitas, tetapi dengan penekanan pada kebutuhan vitamin dan mineral-
mikronutrien (Martorell, 2000 dala Siti Nuryati, 2006). Pergeseran paradigma ini mengarah
pada pemahaman bahwa Untuk menjalani hidup yang sehat, tubuh kita tidak hanya
membutuhkan protein dan kalori, tetapi juga vitamin. dan mineral yang ditemukan di banyak
sayuran dan buah-buahan menyeimbangkan pola makan. Diskusikan pentingnya diet
seimbang untuk menciptakan sumber daya pada kualitas manusia dilakukan selama kongres
internasional tentang gizi di Roma pada tahun 1992. Salah satu rekomendasi penting dari
kongres itu adalah: negara untuk mengembangkan Pedoman Umum untuk Diet Seimbang
(PUGS). Di Indonesia, PUGS ini, adalah penyempurnaan dari empat tahun sehat yang
sempurna, untuk pertama kalinya disusun pada tahun 1995 dan merupakan panduan bagi
semua orang untuk mencapai status gizi yang baik dan perilaku gizi yang baik dan benar. Ada
13 pesan dasar gizi seimbang termasuk dalam pedoman ini (Departemen Kesehatan RI, 2003).
Dasar-dasar diet seimbang menekankan bahwa untuk hidup dan berkembang kualitas hidup,
setiap orang membutuhkan lima kelompok zat gizi, yaitu: karbohidrat, Protein, lemak, vitamin
dan mineral cukup, tidak berlebihan dan tidak kekurangan juga. Untuk memenuhi kebutuhan
tersebut, makanan
Dalam melalukan segala tindakan diperlukan sesuatu untuk setiap kegiatan
perencanaan dan evaluasi konsumsi pangan, diperlukan Daftar Bahan Pangan (DKBM) dan
Daftar Suplemen Gizi. Tapi DKBM tersedia sejauh ini di Indonesia tidak lengkap, jadi harus
Daftar dukungan lainnya seperti daftar ukuran Hearth (URT), daftar konversi mentah Daftar
masakan dan penyerapan minyak. Ukuran rumah tangga adalah ukuran yang biasa digunakan
3
dalam rumah tangga sehari-hari untuk memperkirakan konsumsi makanan dimakan atau
dimasak. Satuan Ukuran Rumah Tangga (URT) berasal dari jenis peralatan makan yang biasa
digunakan di rumah tangga seperti piring, gelas, sendok, mangkok, sedangkan untuk buah dan
sayur digunakan gelas, buah-buahan, sepatu bot, dll.
Ukuran rumah tangga (URT) adalah ukuran yang biasa digunakan dalam keluarga
setiap hari untuk memperkirakan asupan makanan dimakan atau dimasak. Unit ukuran rumah
tangga (URT) berasal dari jenis peralatan makan yang umum digunakan di rumah tangga
seperti piring, gelas, sendok, dan mangkok, sedangkan untuk buah dan sayur digunakan unit
gelas, buah dan dasi. Keuntungan menggunakan daftar Ukuran Rumah Tangga adalah lebih
mudah masalah memperkirakan berat makanan yang dikonsumsi individu mulai dari satuan
ukuran rumah tangga hingga satuan berat (gram). Kesulitan atau tidak ada ukuran rumah
tangga tidak ada normalisasi URT di Indonesia jadi ada kemungkinan Jenis URT bervariasi
dalam ukuran dari satu wilayah ke wilayah lainnya. Peralatan hidup seperti sendok (makan,
minum teh, sayur) relatif sama untuk masing-masing daerah, sedangkan ukuran seperti
memotong, mengiris, membungkus, rooting dan mengikat Mungkin ada variasi regional.Maka
dalam penelitian ini juga dilengkapi dengan dengan ukuran fisik yang dapat diukur seperti:
panjang, lebar, tebal dan diameter, sehingga per pengguna daftar URT sebelum menggunakan
daftar yang dapat disesuaikan atau koreksi berat badan sesuai dengan ukuran fisik yang
dikonsumsi oleh individu. Setiap daerah di Indonesia memiliki spesifikasi ukuran rumah
tangga. Di daerah jawa Di tengah ada ukuran rumah tangga "beruk" dan "cekung". Ukuran
rumah tangga Beruk dan Tonjolan ini sering digunakan untuk mengukur atau mengukur beras.
Di wilayah Jawa Barat, ada ukuran rumah tangga "relatif", canting dan solor. ukuran rumah
tangga Complong biasa digunakan untuk makanan yang mengandung gula, tepung, dan
minyak. Ukuran kemiringan digunakan untuk minyak. Pemangkasan Solor digunakan untuk
kunyit, jahe, kencur dan lengkuas. Kajian ini tidak membahas atau mengkaji lebih jauh
ukuran rumah tangga secara spesifik di setiap wilayah di Indonesia. Studi ini hanya untuk
pemeriksaan dan diskusi Skala rumah tangga umum digunakan di seluruh Indonesia.
Kondisi percobaan di lapangan menunjukkan bahwa perilaku makan buah dan sayuran
dalam masyarakat baru berdasarkan pemahaman akan pentingnya konsumsi sayuran dan
buah-buahan untuk memenuhi kebutuhan gizi yang diperlukan untuk hidup sehat, tetapi
dipengaruhi oleh banyak faktor lain, yaitu ekonomi, sosial, budaya dan politik (peraturan
Pemerintah). Faktor-faktor ini secara langsung atau tidak langsung secara langsung
mempengaruhi kebijaksanaan orang, yang tidak selalu menguntungkan menetapkan pola
makan seimbang di masyarakat. Misalnya kata pengaruh faktor ekonomi dan politik
(misalnya harga), penelitian ekstensif di Lampung menunjukkan bahwa orang berpikir
makanan yang baik dan sehat adalah mahal, jadi jika mereka punya lebih banyak uang,
sayuran dan buah-buahanapa yang akan mereka beli adalah wortel (sayuran yang dipoles) dan
apel dan anggur Secara sosial, makanan juga dapat bertindak sebagai simbol status (Helman
dalam Apofires, 2002) untuk beberapa makanan juga dikatakan identik dengan keluarga
miskin, seperti mengkonsumsi tiwul sebagai makanan pokok dalam kasus Lampung. Dalam
beberapa.Di masyarakat, sayuran juga sering dianggap sebagai “makanan semua orang”.
miskin” (Shennan, 2003). Faktor sosial budaya, beberapa kebiasaan tabu yang ada di
masyarakat juga menjadi dasar pengetahuan palsu dan mempengaruhi cara konsumsi,
4
Pola dan perilaku konsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan di masyarakat, juga
sangat dipengaruhi pengetahuan dan pemahaman tentang manfaat dari mengkonsumsi sayur-
sayuran dan buah-buahan tersebut serta akibat negatif dari kurangnya atau tidak
mengkonsumsinya. Pengetahuan tentang manfaat konsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan
dapat dilihat dari manfaatnya terhadap kesehatan serta manfaat dari komponen gizi dan
nongizi yang terkandung di dalamnya yang sangat besar peranannya bagi kesehatan. Sebagai
sumber zat gizi, sayur dan buah berperan dalam mengatur pertumbuhan, pemeliharaan dan
penggantian sel-sel pada tubuh manusia sedangkan peranan zat-zat nongizi pada sayur dan
buah menjadi semakin penting dalam pencegahan dan pengobatan berbagai macam penyakit
(Made Astawan, 2006). Umumnya masyarakat mengetahui pentingnya mengkonsumsi sayur
dan buah untuk kesehatan, tetapi pemahaman yang mendalam masih sangat kurang, sehingga
tidak menjadi dasar timbulnya motivasi yang kuat untuk mengkonsumsi sayur dan buah
(perilaku). Dari wawancara mendalam dengan ibu rumah tangga di Lampung dan NIT dapat
disimpulkan, masyarakat mengetahui bahwa mengkonsumsi sayur dan buah baik untuk
kesehatan karena sayur dan buah mengandung zat gizi dan vitamin.
Diet seimbang adalah komposisi berbagai makanan yang harus dikonsumsi oleh
seseorang untuk memenuhi kebutuhan karbohidrat, vitamin, mineral, protein, dan lemak yang
dapat digambarkan sebagai piramida makanan berbentuk kerucut atau piramidal. Salah satu
pesan diet seimbang adalah makan banyak sayuran dan cukup buah-buahan, sehingga Anda
dapat menghindari kurang gizi atau kelebihan gizi (Kementerian Kesehatan RI, 2014). Sayur
dan buah adalah sumbernya beberapa mineral dan vitamin penting. Konsumsi makanan dalam
kelompok sayur dan buah di Provinsi Lampung sebagai contoh masih tergolong rendah dan
belum mencapai nilai ideal. Konsumsi sayur di Provinsi Lampung pada tahun 2015 adalah
51,7 kg/kap/tahun dan pada tahun 2016 mengalami penurunan menjadi 51,4 kg/kap/tahun.
Nilai konsumsi sayuran yang ideal untuk orang-orang Provinsi Lampung meningkat 57,2
kg/kapita/tahun. Poin Konsumsi Poin PPH sayuran dan buah-buahan di provinsi Lampung di
2016 adalah 20,3 sedangkan PPH.Skor sayuran dan buah-buahan maks adalah 30.0.
Berdasarkan data ini, kita dapat melihat Poin HPP untuk konsumsi sayur dan buah gagal
mendapatkan nilai maksimal dan perlu ditingkatkan (Agence de la Résistance Pangan
Provinsi Lampung, 2016). Kecamatan Punggung merupakan salah satu sebuah subdivisi di
Tanggamus merupakan salah satu sentra produksi beras di provinsi Lampung. Sebagai pusat
beras, maka petani pasti akan fokus pada menghasilkan beras untuk dipanen yang lain suka,
kemungkinan besar sayuran turun.Tanaman pangan yang beragam tersedia akan menentukan
keragaman konsumsi pangan.Pilih, beli atau konsumsi, dimulai dengan proses keputusan.
Sebelum menonton kebiasaan konsumsi perlu dipelajari tentang proses pengambilan
keputusan terdiri dari lima langkah, yaitu perlu diakui, dipelajari informasi, mengevaluasi
alternatif, beli, konsumsi, dan evaluasi nanti.Ambil tegas dalam memilih sayuran, buruk kita
dipengaruhi oleh faktor makanan yang tersedia. Pelajaran ini cari tahu prosesnya pengambilan
keputusan, kebiasaan konsumsi kebiasaan konsumsi sayur dan buah di kalangan masyarakat
Makalah ini iala mengenai pengambilan suatu keputusan dalam konsumsi ukuran
dalam rumah tangga yang berupa sayur dan buah.Permasalahan ini yang menjadi
ketertarikan penulis untuk melakukan penelitian mengkaji mengenai tentang.
“PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM KONSUMSI UKURAN RUMAH
TANGGA PADA JENIS SAYURAN DAN BUAH.”
5
1.2 Rumusan Masalah
6
BAB II
PEMBAHASAN
7
(Astawan, 2008). Fitokimia adalah antioksidan kuat melindungi tubuh dari efek oksidatif,
seperti polusi lingkungan, dan Mengandung bahan pelindung untuk melawan kanker dan
penyakit jantung koroner(Dun, 2002). Fitokimia bekerja secara alami dengan metode yang
tidak dapat ditiru oleh makanan fungsional. Berikut adalah beberapa fitokimia ditemukan di
banyak buah dan sayuran (Almatsier, 2012).
WHO merekomendasikan konsumsi buah dan sayuran untuk hidup sehat 400 gram per
orang per hari, termasuk 250 gram sayuran dan 150 gram buah. Bagi masyarakat Indonesia,
dianjurkan untuk mengonsumsi antara 300 hingga 300 jenis buah dan sayuran. 400 gram per
orang per hari untuk balita dan anak usia sekolah, dan 400-600 gram per orang per hari untuk
remaja dan dewasa muda. Sekitar dua pertiga Jumlah buah dan sayur yang dimakan adalah
porsi sayur. Mengikuti WHO/FAO (2003), yaitu 1 porsi sayur sama dengan 1 mangkok sayur
segar atau satu cangkir sayuran matang dan 1 porsi buah adalah 1 irisan sedang atau 2 potong
kecil buah atau 1 mangkok irisan buah. konsumsi buah danSayuran dianggap cukup jika buah
dan sayuran dikonsumsi dalam 5 porsi atau lebih per hari. Sementara itu, konsumsi buah dan
sayur dianggap kurang dari porsi per hari. Sedangkan di Indonesia, seperti yang
direkomendasikan oleh Pedoman Gizi Seimbang, UU Kesehatan n. 36 tahun 2009,
masyarakat Indonesia didorong konsumsi 3 hingga 5 porsi sayuran hingga 150 hingga 200
gram atau 1 hingga 2 mangkok sayuran sehari sedangkan untuk buah diajurkan
mengkonsumsi 2-3 porsi sehari (Kemenkes, 2014). Konsumsi buah dan sayur harus cukup,
tidak boleh kurang atau berlebihan sebab jika kekurangan atau kelebihan dapat menimbulkan
efek negatif bagi tubuh. Kekurangan buah dan sayur dapat menyebabkan tubuh kekurangan
zat-zat gizi seperti vitamin dan mineral yang bermanfaat dan dibutuhkan tubuh. Sedangkan
jika tubuh kelebihan buah dan sayur dapat berakibat membebani kerja ginjal (Khomsan, 2003)
Jika tubuh tidak cukup mengonsumsi buah dan sayuran kaya serat, dapat
menyebabkan kelebihan kolesterol dalam darah dalam tubuh,karena kandungan serat dalam
buah dan sayuran dapat menjaga lemak di usus, jadi mencegah penyerapan lemak oleh
tubuh.Oleh karena itu, serat membantu menurunkan kolesterol dalam darah. Serat tidak larut
(lignin) dan serat larut (pektin, -glukan) yang mengikat zat organik seperti asam empedu dan
kolesterol, sehingga mengurangi jumlah asam lemak di saluran empedu Intisari. Pengikatan
empedu oleh serat juga menghasilkan asam empedu lolos dari siklus enterohepatik, karena
asam empedu yang disekresikan di usus tidak dapat diserap, tetapi diekskresikan dalam tinja.
Kurangi jumlah asam empedu menyebabkan hati menggunakan kolesterol sebagai bahannya
membentuk asam empedu. Inilah yang menyebabkan benang berkurang kadar kolesterol
(Nainggolan & Adimunca, 2005). Jika Anda mengonsumsi lebih sedikit serat, maka proses
tersebut tidak terjadi akan menyebabkan kolesterol dalam darah mendapat kenaikan.
Beberapa dampak apabila seseorang kurang konsumsi buah dan sayur menurut
Ruwaidah (2007), antara lain:
9
5. Meningkatkan Resiko Kanker Kolon
Diet tinggi lemak dan rendah serat (buah dan sayuran) dapat meningkatkan
risiko kanker usus besar. Studi epidemiologi menunjukkan perbedaan kejadian kanker
kolorektal di negara maju seperti Amerika Serikat, Eropa dan negara berkembang
seperti Asia dan Afrika. Itu karena jenis yang berbeda makanan di negara maju dan
berkembang, di mana orang Negara maju mengkonsumsi lebih banyak lemak daripada
negara berkembang (Puspitasari, 2006). Serat dapat mengurangi risiko kanker karena
serat dalam makanan diketahui memperlambat penyerapan dan pencernaan
karbohidrat, juga membatasi insulin dilepaskan ke dalam aliran darah. Terlalu banyak
insulin (hormon yang mengatur kadar darah) gula darah) akan membuat protein dalam
darah, meningkatkan risiko kanker, yang disebut faktor pertumbuhan insulin (IGF).
Benang bisa menempel pada partikel penyebab kanker, kemudian mengevakuasinya
dari tubuh (Puspitasari, 2006).
6. Meningkatkan Resiko Sambelit (Konstipasi)
Konsumsi serat dari buah-buahan dan sayuran, terutama serat tidak larut (tidak
dapat dicerna dan tidak larut dalam air) tinja yang encer. Menjadi Kontraksi otot
minimal diperlukan untuk pergerakan usus halus.Dengan demikian mengurangi
sembelit (kesulitan buang air besar). Diet terlalu tinggi serat untuk tujuan merangsang
peristaltik untuk buang air besar (eliminasi feses) dapat berfungsi secara normal.
Kekurangan serat akan menyebabkan Feses yang keras membutuhkan otot kontraktil
yang besar untuk menariknya keluar atau perlu mendorong lebih keras. Ini biasanya
menyebabkan sembelit. Oleh karena itu, perlu mengkonsumsi serat yang cukup
khususnya produk buah dan sayur (Puspitasari, 2006).
1. Klasifikasi Buah
Buah- memiliki jenis yang sangat beragam, sehingan diperlukan pengelompokanbuah-
buahan tersebut.Beberapa karakterisitik buah diklasifikasikan bedasarkan fisiologisnya
yaitu :
1) Buah-buahan klimaterik, kematangannya dapat diperoleh melalui pemeraman, jadi
ketika dipetik belum dalam keadaan matang. Misalnya buah alpukat, cempedak,
durian, kemang, kesemek, manga, nangka, papaya, pisang, sawo, sirsak, sukun,
srikaya.
2) Buah non klimaterik, buah matang di pohon dan tidak dapat melalui proses
pemeraman. Misalnya buah anggur, belimbing, duku, jambu air, jambu bol, aneka
jeruk, leci, lengkeng, rambutan, salak, semangka, strawberi.
10
Selain berdasarkan karakteristik fisiologis, buah-buahan dapat dibedakan berdasarkan
ketersediannya di pasaran. Menurut Astawan (2008) buah berdasarkan ketersediannya,
buah dapat dibagi menjadi,
1) Buah musiman, misalnya durian, manga, rambutan, dan lain-lain.
2) Buah tidak musiman atau buah sepanjang tahun, misalnya pisang, nanas, alpukat,
papaya, semangka, dan lain-lain.
3) Buah impor, misalnya anggur, apel, jeruk, kiwi, melon, plum.
Buah-buahan yang termasuk dalam varietas buah musiman berbuah pada waktu yang
berbeda. Perbedaan ini akan menjadi,hal ini membuat jumlah buah yang tersedia setiap
bulannya berbeda-beda. Buah juga bisa dibedakan berdasarkan warna. Warna seperti
hijau, ungu, biru, merah, orange, Kuning, putih, coklat, dll pada buah berasal dari pigmen
yaitu Fitokimia ditemukan di berbagai tanaman.
2. Klasifikasi Sayur
Sayuran Merupakan tanaman yang memiliki jenis yang beragam,pengelompakkan
jenis sayuran sendiri ada berbagai macam antara lain :
1) Jenis sayuran daun, misalnya bayam, kangkung, daun singkong, katuk, sawi,
daun ubi, genjer, kenikir, dan lain-lain.
2) Jenis sayuran buah, misalnya terong, labu siam, tomat, pare, labu air, pare
walut, dan lain-lain.
3) Jenis sayuran biji muda, misalnya kembang kol, bunga pisang, jantung pisang,
bunga papaya, bunga sedap malam, bunga turi, brokoli, dan lain-lain
4) Jenis sayuran tunas, misalnya tauge kacang hijau, tauge kacang kedelai, tauge
biji wijen, dan rebung.
5) Jenis sayuran akar atau umbi, misalnya wortel, lobak, radis, bit, kentang.
Selain memiliki jenis yang beraneka ragam,sayuran juga memiliki kandungan
gizi yang terdapat di tanaman tersebut dan dikelompokkan antara lain :
1) Sumber karbohidrat seperti kentang, ubi jsalar, biji kacang kering, ubi kayu,
uwi, dan talas
2) Sumber lemak seperti biji matang beberapa kacang-kacangan dan cucurbit
(labu-labuan).
3) Sumber protein seperti kapri, kacang-kacangan, jagung manis, dan
kubiskubisan.
4) Sumber provitamin A seperti wortel, ubi jalar (berdaging kuning atau jingga),
cabai merah, kapri, sayuran daun hijau, dan kacang hijau.
5) Sumber vitamin C sperti kubis-kubisan, tomat, biji kacang muda, dan berbagai
sayuran daun.
6) Sumber mineral seperti kubis-kubisan dan sebagian besar sayuran daun
lainnya.
Tak hanya memiliki kandungan gizi,aneka sayura juga memiliki berbagai
macam bentuk warna,sehingga sayuran dapat dikelompokkan sebagai berikut :
11
1) Warna hijau tua seperti sayuran daun, sayuran kacang muda, beberapa sayuran
buah misalnya pare. Sayur berwarna hijau merupakan sumber karoten atau
provitamin A.
2) Warna kuning atau oranye, seperti wortel dan labu kuning.
3) Warna merah, seperti bit, kol merah, dan tomat.
4) Warna ungu, seperti terong, kol ungu, dan radis.
5) Warna putih seperti lobak, kol putih, kembang kol, dan tauge.
Sayuran dapat dikonsumsi dalam keadaan mentah atau segar seperti lalapan
maupun dapat dimasak dengan berbagai cara. Pengolahan sayuran dapat dimasak
dengan cara, yaitu:
1) Direbus
Untuk sayuran daun dan sayuran yang mudah empuk seperti terong, gambas,
dan kembang kol diperlukan waktu merebus dalam air mendidih selama 3-5
menit. Sedangkan untuk sayuran yang agak keras seperti labu siam, pepaya
muda, nangka muda, lobak, dan sejenisnya akan membutuhkan waktu yang
lebih lama.
2) Ditumis
Pengolahan dengan cara ditumis membutuhkan sedikit minyak untuk menumis
bumbunya yang kemudian sayuran akan dicampurkan ke dalamnya.
3) Digoreng
Sayuran yang biasanya diolah dengan cara digoreng adalah daun bayam. Daun
bayam dicampur dengan tepung kemudian digoreng hingga menjadi keripik
bayam. Sayuran lain yang dapat diolah dengan cara digoreng adalah wortel,
terong, dan daun bawang
4) Dibakar
Pengolahan dengan cara dibakar atau dipanggang di dalam oven misalnya jenis
masakan skotel sayuran.
5) Dikukus
Untuk membuat lalapan yang matang biasanya sayuran dikukus. Sayuran juga
dapat dicampurkan dalam pepes yang dikukus di dalam daun.
Buah dan sayur juga mengandung senyawa fitokimia. Buah-buahan berwarna
mengandung ratusan senyawa fitokimia yang berbeda satu sama lain (Astawan, 2008).
Senyawa fitokimia merupakan antioksidan yang kuat yang melindungi tubuh dari efek
oksidatif, seperti polusi dari lingkungan, dan mengandung bahan protektif untuk melawan
penyakit kanker dan jantung coroner (Dunne, 2002). Senyawa fitokimia bekerja secara alami
dengan metode yang tidak dapat ditiru oleh suplemen pangan. Berikut adalah beberapa
senyawa fitokimia yang banyak terdapat dalam buah dan sayur (Almatsier, 2012).
1. Antosianin merupakan senyawa fitokimia pemberi warna merah dan ungu. Antosianin
dapat ditemukan pada buah anggur, ceri, buah beri, plum dan kol ungu. Antosianin
dapat mencegah penyakit degeneratif pada jantung, pembuluh darah dan paru-paru.
2. Beta-karoten terdapat pada buah dan sayur berwarna kuning, jingga dan sayuran daun
berwarna hijau tua. Beta-karoten merupakan provitamin A yang akan diubah menjadi
vitamin A di dalam tubuh. Beta-karoten terkenal memiliki zat antikanker, khususnya
12
untuk mencegah kanker kulit dan paru. Jangkauan beta-karoten terhadap bagian-
bagian tubuh lebih banyak dan dalam waktu relative lebih lama dibandingkan dengan
vitamin A, sehingga memberikan perlindungan lebih optimal terhadap munculnya
kanker.
3. Lutein merupakan senyawa fitokimia pemberi warna kuning pada buahbuahan dan
sayuran. Lutein dapat berfungsi untuk melindungi mata dari kerusakan, memperlambat
proses penuaan, dan mengurangi risiko penyakit kanker dan tumor.
4. Likopen terdapat pada buah dan sayur yang berwarna merah dan merah muda.
Likopen mempunyai kemampuan dalam hal mencegah hal oksidasi terhadap LDL,
sehingga menghambat terbentuknya radikal bebas di dalam tubuh. Antioksidan di
dalam likopen lebih baik dibandingkan dengan betakaroten. Likopen juga dapat
mencegah kanker prostat, esophagus, rahim, lambung dan perut
5. Flavonoid merupakan senyawa fitokimia yang memberikan warna ungu pada buah dan
sayur. Flavonoid sebagai zat antioksidan dapat mencegah oksidasi LDL 20 kali lebih
kuat daripada vitamin E. flavonoid juga dapat menghambat penggumpalan keping-
keping sel darah dan merangsang oksidasi nitrit yang dapat melebarkan pembuluh
darah
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Membuat keputusan pemilu sayuran dengan motivasi untuk Kesehatan. Ingat makan
sayur sangat mudah didapat rumah tangga selalu merencanakan ke depan sebelum makan
sayur dan merasa puas saat makan sayur. Pola konsumsi makanan rumah tangga petani padi
dengan total konsumsi (kg/rumah tangga/minggu) dan frekuensi yang tertinggi adalah beras
(sereal), minyak minyak sawit (minyak dan lemak), tempe (kacang) dan rempah-rempah
(bawang) merah, bawang putih, cabai). Jumlah konsumsi sayuran tertinggi (g/minggu/rumah
tangga)adalah kangkong dan mentimun sayuran ini adalah sayuran paling sering dikonsumsi.
Pola konsumsi sayur dan buah dimasyarakat san gat berkaitan dengan polakonsumsi
kelompok makanan lainnya. Ini dapat dilihat dari pola pengeluaran untuk bahan makanan.
Karena itu, promosi untuk peningkatan konsumsi sayur dan buahjuga sangat berkaitan dengan
promosi untuk mengurangi konsumsi makanan yang tidak berkontribusi terhadap
terpenuhinya AKG dan AKE, berdasarkan PPH. Misalnya, promosi untuk peningkatan
konsumsi sayur dan buah harus seiring dengan promosi pengurangan (bahaya) konsumsi
makanan dan minumanjadi (termasukmakananjajanan anak-anak sekolah, khususnya sekolah
dasar) serta tembakau dan sirih, dengan harapan alokasi pengeluarannya dapat dialihkan
untuk pengeluaran sayur-sayuran dan buah-buahan.
Maka dari itu perlu adanya keseimbangan pengetahuan yang dimiliki manusia untuk
mengetahui tentang ukuran konsumsi rumah tangga makanan jenis sayur dan buah,ukuran
konsumsi ini dirujukan supaya masyarakat sekitar dapat memenuhi standar jenis sayuran dan
buah yang sudah ditetapkan oleh Kemenkes RI,guna memperbaiki gizi masyarakat di
Indonesia.
3.2 Saran
Menyadari bahwa makalah yang saya tulis jauh dari kata sempurna,kedepannya saya
akan berusaha menjelaskan secara rinci tentang bagaimana cara mengatur ukuran konsumsi di
setiap daerah tertentu di Indonesia yang berguna demi ukuran konsumsi jenis sayuran dan
buah ,maka dari itu saya memohon saran apabila ada yang kurang dari makalah saya
ini, .Selaku penulis saya masi banyak menyadari beberapa kekurangan terhadap karya tulis
saya ini,besar harapan saya terhadap para pembaca untuk memberikan saran demi
memperbaiki karya tulis saya kedepannya
14
DAFTAR PUSTAKA
Nuridywati. (2015). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Konsumsi Buah dan Sayur
Pada SIswa Kelas VII dan IX SMP Negeri 127 Jakarta Barat. UIN Syarif Hidayatullah.
RI, K. K. (2011). Strategi Nasional Penerapan Pola Konsumsi Makanan dan Aktifitas Fisik Untuk
Mencegah Penyakit Tidak Menular (Vol. 1). Jakarta: Kementrian Kesehatan RI Direktorat
Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak.
Sekarindah, & Titi. (2008). Terapi Jus Buah dan Sayur (Vol. 7). Jakarta: Puspa Swara.
15