NIM : P17320121418
Kelas : 1C
A. RHINITIS
Rhinitis adalah radang membran mukosa hidung yang ditandai
dengan bersin, gatal, hidung berlendir, dan kongesti atau hidung
tersumbat. Rhinitis dapat terjadi karena menghirup alergen, seperti debu, bulu
binatang, serbuk sari bunga tertentu, asap rokok dn polutan. Zat-zat tersebut
berinteraksi dengan selmast merangsng pelepasan histamin, leukotrin atau zat lain yang
dapat menyebabkan konstriksi bronkus, udem, urtikaria, dan infiltrasi sel. Terapi
rhinitis yang utama dalah pemberian antihistamin oral yang dikombinasikan
dengan dekongestan. Namun demikian, sering obat anti alergi diberikan secara topikal
untuk mengurangi efek sistemiknya :
1) Antihistamin
Antihistamin adalah obat dengan efek antagonis terhadap histamin. Antihistamin
terutama dipergunakan untuk terapi simtomatik terhadap reaksi alergi atau
keadaan lain yang disertai pelepasan histamin berlebih.
a. Penggolongan obat
Pada garis besarnya antihistamin dibagi dalam 2 golongan besar, yaitu
menghambat reseptor H-1 dan H2 :
i. Menghambat reseptor H1
H1-blockers (antihistaminika klasik) Mengantagonir histamin dengan
jalan memblok reseptor-H1 di otot licin dari dinding pembuluh,bronchi
dan saluran cerna,kandung kemih dan rahim. Begitu pula melawan efek
histamine di kapiler dan ujung saraf (gatal, flare reaction).
2) Dekongestan
Obat ini menyebabkan konstriksi arterioral di mukosa hidung
sehingga mengurangi infiltrasi cairan dari pembuluh darah ke jaringan
sekitar yang dapat menyebabkan udem. Selain itu dekongestan juga
dapat menyebabkan relaksasi bronkus menyebabkan berkurangnya
gangguan aspirasi udara masuk ke paru-paru. Dekongestan sering diberikan
melalui aerosol untuk memperpendek onzet dan mengurangi efek samping
sistemiknya. Jika diberikan melalui oral, efeknya akan panjang tetapi dapat
menimbulkan efek samping sepertipeningkaan tekanan darah dan denyut jantung.
Kombinasi dengan antihistamin hanya boleh diberikan dalam beberapa hari untuk
mengurangi fenomena rebound kongesti jika pemberian obat dihentikan. Efek samping
dan reaksi yang merugikan adalah meningkat kan tekanan darah dan gula darah,
jadi obat ini merupakan kontra indikasi bagi penderita tekanan darah tinggi,
Diabetes Mellitus dan hipertiroid.
Tabel Jenis dan Dosis Obat Dekongestan
Nama Obat Dosis Pemakaian dan pertimbangan
Oral : 25-50 mg, 3 atau 4 Menyebabkan vasokonstriksi
Efedrin
kali/hari selaput lendir hidung
Untuk rinitis, efek terhadap SSP
Oral : 25-50 mg, 3 atau 4 tidak sebanyak efedrin. Dapat
Fenilpropanolamin
kali/hari menyebabkan sakit kepala dan
hipertensi yang sementara
Untuk rinitis, rangsang terhadap
Pseudoefedrin Oral : 60 mg setiap 4-6 jam SSP dan hipertensi tidak sebanyak
efedrin
Dewasa dan Anak usia > 6
thn : 0,05% tetes atau spray
1-2 tetes/spray setiap hidung
Dapat mengakibatkan rebound
Oxymetazolin HCl 4 kali sehari
kongesti. Dipakai hanya 3-5 hari.
Anak-2 (2-5 tahun) : 0,025 %
drop, 2-3 tetes, 2 kali
sehari
B. BRONKODILATOR
Adalah obat yang berkhasiat melebarkan bronkhus. Jenis obat bronkhodilator
adalah Epinefrin, yang memiliki efek samping dan reaksi yang merugikan yaitu
tremor, hipertensi dan takhikardi, jantung berdebar, disritmia dan angina. Selain
itu, terdapat beta 2 adrenegik
a. Epinefrin dan Beta-2 adrenegik
Tabel Simpatomimetik : Bronkhodilator Adrenergik
Obat Dosis Pemakaian dan Pertimbangan
SC : 0,1-0,5 mg atau mLdari lar Untuk bronkhokonstriksi akut, Obat
1:1000 adrenerik non selektif (an beta2)alfa,
Anak : beta1 dsering dipakai sebagai
Epinefrin
SC : 0,01 mg atau mLdari lar nebulizer. Efek samping dan reaksi
(adrenalin)
1:1000 yang merugikan adalah tremor,
Inhal : 1-2 semprotan dari lar hipertensi, takhikardi, disritmia dan
1:1000 angina
Bronkhodilator Adrenergik-beta oral dan hidung
1-2 inhalasi
Untuk bronkhokonstriksi. Efek beta 1
Isoproterenol Dewasa :
menyebabkan denyut jantung
(isuprel) Sub.Ling : 10-20 mg
meningkat.
setiap 6-8 jam
Meningkatkan bronkhodilatasi.
Untuk asma dan PPOK. Obat tersedia dalam bentuk
Oral 100-200 mg setiap
tablet, tablet timed-released, cairan, elexir, suspensi dan
6-12 jam atau 1-3
Teofilin kombinasi dengan obat lain.
mg/kg tiap 6 jam, dosis
Efek samping dan reaksi yang merugikan mencakup
individual
gangguan system GI, hipotensi , kejang.
Pada dosis 20 µ/mL menyebabkan hiperglikemia.
b. Amonium klorida
Berdaya diuresis lemah yang menyebabkan asidosis. Senyawa ini sering
digunakan dalam sediaan sirup batuk, misalnya obat batuk hitam.
Efek samping hanya terjadi pada dosis tinggi berupa asidosis dan gangguan
lambung mual muntah karena kerjanya merangsang mukosa. Dosis oral 3 dd
100-150 mg, maksimal 3 g sehari.
c. Minyak terbang/atsiri
Minyak terbang/atsiri seperti minyak kayu putih, minyak permen dan minyak
adas, berkhasiat menstimuli sekresi dahak dan bersifat bakteriostatik lemah.
Berdasarkan sifat itu, minyak terbang banyak digunakan dalam sirup obat batuk
dan obat inhalasi uap, yaitu 10 tetes dalam 1 liter air hangat.
Berdasarkan tempat kerja obat, antitusif dibagi atas antitusif yang bekerja di perifer
dan antitusif yang bekerja di sentral ( dibagi atas golongan narkotik dan nonnarkotik).