Anda di halaman 1dari 25

UNIVERSITAS INDONESIA

Analisis Global Production, Logistics, and Marketing: Studi Kasus


pada PT. Palmindo Jaya Bersama

TUGAS AKHIR

DISUSUN OLEH:

Amirah Hana Mufidatul Haq 1806215414

Asri Muliani 1806215654

BISNIS GLOBAL ISLAM - A

Dosen:

Dr. Evony Silvino Violita S.E., M.Comm.


Nur Dhani Hendranastiti S.E., M.Sc., Ph.D.

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
STATEMENT OF AUTHORSHIP

Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa tugas akhir terlampir adalah murni
hasil pekerjaan penulis sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang penulis gunakan tanpa
menyebutkan sumbernya.

Materi ini belum pernah disajikan sebagai bahan untuk tugas kecuali kami menyatakan dengan jelas
bahwa kami menyatakan menggunakannya.

Kami memahami bahwa tugas yang kami kumpulkan ini dapat diperbanyak dan atau
dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.

Nama : 1. Amirah Hana Mufidatulhaq 1806215414

2. Asri Muliani 1806215654

Mata Kuliah : Bisnis Global Islam - A

Judul Tugas : “Analisis Global Production, Logistics, and Marketing: Studi

Kasus pada PT Palmindo Jaya Bersama”

Tanggal : November 2021

Nama Dosen :Dr. Evony Silvino Violita S.E., M.Comm.

Nur Dhani Hendranastiti S.E., M.Sc., Ph.D.

Asri Muliani Amirah Hana Mufidatul Haq


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Akhir Semester kami yang berjudul
“Analisis Global Production, Logistics, and Marketing: Studi Kasus pada PT Palmindo Jaya
Bersama” ini. Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat penilaian mata kuliah Bisnis Global
Islam

Pembuatan laporan ini tidak luput dari bantuan pihak yang terkait, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Oleh karena itu, pada kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima
kasih yang sebesar – besarnya kepada pihak – pihak yang terkait, antara lain:

1. Dr. Evony Silvino Violita S.E., M.Comm dan Nur Dhani Hendranastiti S.E., M.Sc., Ph.D.
selaku dosen mata kuliah Bisnis Global Islam - A.

2. Rekan – rekan kelas Bisnis Global Islam - A.

3. Orang tua dan keluarga kami yang telah banyak memberikan semangat dan motivasi dalam
memberi dukungan serta dorongan baik berupa materil maupun moril; dan,

4. Pihak lainnya yang telah terlibat, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Kami menyadari bahwa laporan yang telah kami buat masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran, terlebih dari dosen mata kuliah Bisnis Global Islam
- A agar dapat menjadi acuan dan bekal pengalaman bagi kami agar dapat menjadi lebih baik
kedepannya. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca atau siapa saja yang membutuhkan
dengan sebaik- baiknya.

Wassalamualaikum Wr. Wb

November 2021

Tim Penulis
DAFTAR ISI

STATEMENT OF AUTHORSHIP 2
KATA PENGANTAR 3
DAFTAR ISI 4
BAB I
PENDAHULUAN 5
1.1 Latar Belakang 5
1.2 Tujuan 6
BAB II
LANDASAN TEORI 7
2.1 Ekspor dan Impor 7
2.2 Global Production and Logistics 7
2.3 Outsourcing 8
2.4 Segmentasi Pasar, Pelabelan, dan Branding 8
BAB III
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 10
BAB IV
ANALISIS PERUSAHAAN 11
4.1 Proses Produksi dan Logistik Bandar Kurma Indonesia 11
4.2 Sertifikasi Halal Bandar Kurma Indonesia 14
KESIMPULAN 17
LAMPIRAN 19
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut, impor buah kurma sudah meningkat sejak awal
kuartal I-2021, yakni pada bulan Januari 2021 mencapai 7,6 ribu ton. Gambar 1.1 menunjukan
volume impor kurma dari tahun 2015 hingga 2021 terus mengalami kenaikan dan mencapai yang
tertinggi pada 2020 yakni 52,4 ribu ton. Kurma terus mengalami peningkatan dari US$ 14,9 juta
pada Februari 2021 menjadi US$ 17,1 juta pada Maret 2021. Kenaikan impor tersebut sudah
dimulai sejak Januari tahun ini yang saat itu mencapai US$ 10,3 juta. Artinya impor kurma pada
kuartal I-2021 mencapai US$ 42,3 juta (Badan Pusat Statistik, 2021).

Gambar 1.1: Badan Pusat Statistik

Kepala BPS, Suhariyanto dalam konferensi video pada Kamis (15/4/2021) menyebut, impor
kurma terjadi karena Indonesia bukanlah negara penghasil kurma. Meski pasar Indonesia sangat
besar untuk kurma, namun hingga saat ini banyak pengusaha di Indonesia yang belum
mengeluarkan investasi pada perkebunan maupun industri kurma di Indonesia. Salah satu
penyebabnya adalah faktor iklim dan kondisi alam yang berbeda antara Timur Tengah dan
Indonesia menjadi salah satu hal yang dipertimbangkan dalam investasi produksi kurma di
Indonesia. Hal inilah yang menyebabkan Bandar Kurma Indonesia saat ini menjadi perusahaan
penengah yang melakukan proses distribusi dan pemasaran produk asal timur tengah ke seluruh
nusantara dalam merespon tingginya permintaan pasar Indonesia pada kurma.

Indonesia sebagai negara dengan populasi umat Islam terbanyak di dunia dengan jumlah
231.000.000 yang setara dengan 86,7 persen dari populasi menjadikan Indonesia sebagai area
pemasaran yang baik untuk bisnis kurma mengingat masyarakat muslim yang cenderung
menggunakan buah kurma untuk makanan buka puasa. Bandar Kurma didirikan bukan hanya
sekedar merespon besarnya permintaan dari kurma itu sendiri namun Bandar Kurma memiliki
tujuan untuk mengedukasi masyarakat mengenai gaya hidup dengan kurma. Bandar Kurma ingin
membentuk budaya mengenai kurma yang tidak hanya dimakan ketika Bulan Suci Ramadhan saja
tapi bisa dimakan kapan saja seperti buah-buah lainnya. Hal ini sejalan dengan branding marketing
yang digaungkan oleh Bandar Kurma yaitu menyebarkan Sunnah Rasul, karena makan Kurma
termasuk Sunnah. Hal ini kemudian berkorelasi dengan proses produksi Bandar Kurma Indonesia
yang bukan hanya melakukan proses produksi ekspor dan impor pada berbagai jenis Kurma saja
namun juga pada beberapa produk atau obat herbal dan suplemen kesehatan yang berasal dari Timur
Tengah seperti Minyak Zaitun, Madu, Habbatus Sauda, Saffron, dsb. Hal ini dikarenakan
penggunaan produk atau obat herbal tersebut juga termasuk dalam sunnah Rasul.

Terlebih di masa pandemi covid-19, konsumsi produk obat herbal semakin populer di
Indonesia karena khasiatnya dapat meningkatkan daya tahan tubuh agar tidak rentan terserang
penyakit termasuk konsumsi pada Minyak Zaitun, Madu, Habbatus Sauda, Saffron, dsb. Beragam
kandungan nutrisi dan antioksidannya menjadikan Minyak Zaitun dikenal dengan sejumlah
manfaatnya yang dapat digunakan untuk memasak, perawatan kecantikan, bahan bakar lampu,
hingga pengobatan (Lulu Lukyani, 2021). Bahkan disebutkan dalam sebuah penelitian,
mengonsumsi lebih banyak minyak zaitun bisa menurunkan kemungkinan seseorang mengalami
komplikasi parah akibat virus corona Covid-19 (Nissa, 2020). Selain itu, ​Madu, Habbatussauda, dan
Saffron juga mengandung antioksidan dan agen antibakteri yang mampu meningkatkan sistem
kekebalan tubuh yang dapat membuat lebih kuat dalam memerangi infeksi yang disebabkan oleh
mikroorganisme seperti bakteri, jamur, dan banyak virus termasuk Virus Covid-19.
Pada tinjauan ini akan dibahas bagaimana proses produksi secara global dari Bandar Kurma
hingga proses marketing bisa sampai ke tangan konsumen. Tinjauan ini mencoba memberikan
pandangan yang lebih luas tentang manajemen rantai pasokan di industri makanan halal dalam hal
ini adalah Kurma beserta beberapa produk herbal dan suplemen kesehatan yang berasal dari Timur
Tengah seperti Minyak Zaitun, Madu, Habbatus Sauda, Saffron, dsb. Informasi dan Data yang
didapatkan pada tinjauan ini adalah hasil wawancara via panggilan video dengan Amran Hamdani
selaku Direktur Utama dari Bandar Kurma Indonesia.

1.2 Tujuan

1. Menjelaskan keputusan produksi dan logistik pada Bandar Kurma Indonesia yang sangat
penting bagi banyak bisnis multinasional.
2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan Bandar Kurma dalam
mendapatkan pasokan.
3. Menjelaskan apa yang diperlukan bagi Bandar Kurma untuk mengkoordinasikan sistem
produksi yang tersebar secara global secara efisien.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Ekspor dan Impor

Ekspor merupakan salah satu langkah untuk memperbesar pasar dan mendapatkan
keuntungan. Akan tetapi, risiko yang ditanggung perusahaan pengekspor dapat diminimalisir
apabila perusahaan hati-hati terhadap pemilihan strategi ekspor, demikian pada perusahaan impor.
Sebagai pengekspor perlu untuk melihat bagaimana peluang pasar dan tantangannya dalam
melakukan usaha di luar negeri, menavigasi pembiayaan ekspor impor, dan berurusan dengan risiko
nilai tukar. Adapun kelemahan yang perlu diantisipasi seperti analisis pasar dan kompetisi yang
kurang, kurangnya pemahaman pasar lokal, kurangnya distribusi dan program promosi, kurang
mengamankan pembiayaan dan kurangnya pemahaman terkait perbedaan kebutuhan keahlian di
pasar yang berbeda dan dokumen-dokumen yang terlibat dalam kegiatan ekspor impor.

Perusahaan ekspor dan impor melakukan transaksi penjualan internasional secara umum
yang melibatkan pihak bank dari masing-masing negara dan dokumen tertentu. Letter of Credit
yang diterbitkan bank atas permintaan importir dan dinyatakan oleh bank akan dibayarkan sejumlah
uang untuk pihak yang eksportir berdasarkan dokumen-dokumen tertentu. Draft adalah permintaan
yang dituliskan oleh eksportir yang meminta kepada eksportir untuk membayarkan sejumlah uang
pada waktu tertentu. Bill of Lading dikeluarkan oleh pengekspor dengan pengangkut umum yang
mengangkut barang dagangan.

2.2 Global Production and Logistics

Produksi merupakan aktivitas penciptaan produk. Logistik merupakan proses pengadaan dan
pemindahan barang melalui rantai pasok dari supplier ke konsumen. Produksi dan Logistik harus
bisa mengakomodasi permintaan lokal dan merespon secara cepat perubahan permintaan. Produksi
dan Logistik yang dilakukan secara internasional dapat menurunkan biaya penciptaan produk dan
memberikan kebutuhan konsumen dengan nilai yang lebih baik.
Terdapat cara untuk meningkatkan kontrol kualitas demi menurunkan biaya produksi,
pertama meningkatkan produktivitas, kedua meningkatkan kualitas produk sehingga rendah
kemungkinan untuk melakukan pembuatan/pengadaan produk lagi dan meminimalisir risiko garansi
barang cacat. Lokasi pabrik yang perlu dipertibangkan ketika membanagun adalah fator negara
faktor teknologi, dan faktor produk. Keputusan Make or Buy juga menjadi pertimbangan strategi
perusahaan, baik manufaktur maupun jasa.
Perusahaan dapat mengelola rantai pasok global dengan sistem Just in Time (JIT),
Web-based information system, dan Electronic Data Interchange supaya lebih efektif. JIT adalah
cara untuk mengefisienkan biaya inventory yang dimiliki perusahaan dimana material/komoditas
akan sampai di pabrik tepat waktu saat proses produksi. Sistem JIT juga dapat membantu
perusahaan menemukan barang cacat dan mengeliminasinya pada proses manufaktur dan
meningkatkan kualitas produk. Selain itu, Web-based information system dan Electronic Data
Interchange berperan karena perusahaan dapat melakukan tracking barang-barang input,
mengoptimalkan jadwal kegiatan produksi, perusahaan dapat melakukan komunikasi real-time dan
mengeliminasi dokumen-dokumen antara perusahaan dan supplier.
Pada perusahaan pen-supply makanan, integritas pangan tidak hanya berkaitan dengan
kualitas produk pangan yang baik, namun lebih berkaitan dengan masalah kesehatan, keamanan,
agama dan budaya. Kelemahan dalam penanganan, pemantauan, pemrosesan, dan faktor lain di
sepanjang rantai pasokan pangan merebaknya skandal integritas pangan baru-baru ini. Skandal
integritas pangan yang berjangkit ini dapat dicegah jika aspek-aspek yang jelas yang mempengaruhi
integritas pangan diperhatikan sepanjang rantai pasokan makanan. Empat dimensi yang perlu
diperhatikan terkait dengan bahan baku, produksi, pelayanan, dan konsumen.

2.4 Segmentasi Pasar, Pelabelan, dan Branding

Faktor penting lainnya dalam perdagangan internasional yaitu memahami fungsi pemasaran
yang didalamnya memuat segmentasi pasar. Segmentasi pasar dari bisnis itu sendiri mengacu pada
identifikasi kelompok konsumen yang perilaku pembeliannya berbeda dari yang lainnya. Manajer
dalam bisnis internasional perlu menyadari dua isu utama yang berkaitan dengan segmentasi: sejauh
mana terdapat perbedaan antar negara dalam struktur segmen pasar, dan keberadaan segmen yang
melampaui batas-batas negara (Hills, 2016). Melalui segmentasi pasar, perusahaan membagi pasar
yang besar dan beragam menjadi segmen yang lebih kecil yang dapat dijangkau secara lebih efisien
dan efektif dengan produk dan layanan yang sesuai dengan kebutuhan unik mereka (Kotler, 2017).
Dalam menjalankan fungsi pemasaran, labeling juga menjadi salah satu faktor penting yang
perlu dilakukan dimana labeling yaitu memastikan kepercayaan pelanggan dan telah menjadi wajib
di banyak bagian industri makanan (Bonne, Vermeir, Bergeaud-Blackler, & Verbeke, 2007).
Branding didefinisikan sebagai suatu bentuk komunikasi dalam membangun persepsi positif di
benak konsumen (Chiaravalle dan Schenck, 2007). Selain itu branding tidak hanya sebatas logo
saja, namun juga sebagai bentuk komunikasi konstan dalam menyampaikan suatu pesan melalui
media promosi (Wheler, 2012).
BAB III
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Nama Perusahaan : PT. Palmindo Jaya Bersama


Bidang : Jasa impor dan Supplier buah kurma dan produk Timur Tengah
Alamat : Jl. Kenanga III No. 17, Rawabadak Utara, Kec. Koja, Jakarta Utara

PT. Palmindo Jaya Bersama merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang jasa
impor dan ekspor yang menjual buah kurma dan berbagai produk asal Timur Tengah ke seluruh
nusantara. Perusahaan ini didirikan oleh Amran Hamdani yang saat ini menempati posisi sebagai
Direktur Utama pada tahun 2019. Berlokasi kantor di Jakarta Utara yang dekat dengan pelabuhan
kapal sehingga memudahkan dalam proses distribusi ekspor dan impor produk Timur Tengah
tersebut. Bandar Kurma Indonesia (Bandarkurma.id) merupakan brand dibawah naungan PT.
Palmindo Jaya Bersama yang sudah terlebih dahulu muncul sebelum hadirnya PT. Palmindo Jaya
Bersama. Bandar Kurma Indonesia bukan hanya melakukan proses produksi ekspor dan impor pada
berbagai jenis Kurma saja namun juga pada beberapa produk obat herbal dan suplemen kesehatan
yang berasal dari Timur Tengah baik itu B2B ataupun B2C seperti Minyak Zaitun, Madu Mesir,
Madu Yaman, Madu Habbatussauda, Minyak Habbatussauda, Saffron, Buah/Serbuk Zuriat, Qust Al
Hindi, Air Zamzam, Aneka cemilan Timur Tengah, dll.
Bandar Kurma, berdiri pada tahun 2017 dimana Amran selaku pemilik usaha, melakukan
jual beli kurma secara perorangan yang dilakukan di Mesir. Memiliki latar belakang Studi Hukum
Islam di Universitas Al-Azhar Kairo, beliau berusaha membangun pabriknya sendiri bersama
mitranya di Mesir. Setelah satu tahun berjalan Amran memutuskan untuk melakukan ekspansi
ekspor dan impor kurma ke Indonesia. Pada awalnya Amran sempat mengalami kerugian hingga
mencapai Rp2 miliar. Akan tetapi kerugian tersebut tidak berhasilkan meruntuhkan niatnya untuk
kembali berbisnis. Pelajaran tersebut membawa Amran untuk membuka usaha ekspor dan impor di
Indonesia. Peluang bisnis yang besar, mendorong Arman terbangun dengan mitra dari Indonesia.
Hingga saat ini, PT. Palmindo Jaya Bersama telah melakukan kegiatan operasionalnya selama dua
tahun melakukan ekspor impor komoditas yang berasal dari negara Timur Tengah dan bermaksud
memperkenalkannya di Indonesia dan membantu perekonomian di masa pandemi Covid-19.
Dengan usaha yang bergerak pada jasa impor dan ekspor pada wilayah Timur Tengah,
perusahaan memiliki maksud dan tujuan yaitu dalam rangka mengedukasi masyarakat Indonesia
mengenai gaya hidup yang sesuai dengan sunnah Rasul. Bandar Kurma ingin membentuk budaya di
Indonesia mengenai kurma yang tidak hanya dimakan ketika Bulan Suci Ramadhan saja tapi bisa
dimakan kapan saja seperti buah-buah lainnya. Seperti kita ketahui pengkonsumsian Kurma
berkaitan dengan makanan sunnah dari Agama Islam. Hal ini turut menjadi salah satu faktor
keputusan produksi produk mengimpor produk-produk yang sejenis dengan sunnah pula.
BAB IV
ANALISIS PERUSAHAAN

Pembahasan dalam bab ini didapat melalui hasil pengumpulan data melalui studi
dokumentasi serta wawancara yang dilengkapi dengan data hasil observasi langsung terhadap
Amran Hamdani selaku pendiri dan juga Direktur Utama dari Bandar Kurma Indonesia. Pada Bab
ini akan dibahas bagaimana proses produksi secara global dari Bandar Kurma Indonesia, kemudian
dilanjut dengan bagian logistik dan juga proses marketing.

Gambar 4.1 Proses Produksi Bandar Kurma Indonesia (Olahan Penulis)

4.1 Proses Produksi dan Logistik Bandar Kurma Indonesia

Proses Produksi dari Bandar Kurma tidak dilakukan oleh PT Palmindo Jaya Bersama, tetapi
perusahaan mengimpor komoditas dari sejumlah pabrik yang memberikan kualitas produk yang
baik di negara Timur Tengah yang dapat dipercaya seperti Mesir, Arab, Jordan, Sudan, India,
Afrika, Afghanistan, hingga Turki. Pada Gambar 4.1 telah digambarkan mengenai gambaran
singkat dari proses produksi Bandar Kurma Indonesia dari petani di Timur Tengah hingga bisa
sampai di tangan konsumen. Pada Alur Diagram diatas penulis coba memisahkan menjadi empat
bagian yaitu; (1) Bagian Pra Produksi, (2) Bagian Produksi dan Logistik di Timur Tengah, dan (3)
Bagian Pembayaran, dan (4) Bagian Pengeluaran Produk dari Kontainer.

a. Pra Produksi

Perjalanan ekspedisi logistik Bandar Kurma kurang lebih memakan waktu satu bulan
sehingga turut berdampak pada kekurangan supply produk Bandar Kurma yang tersedia
untuk konsumen. Untuk menghadapi risiko tersebut, perusahaan membentuk sistem
pre-order. Bandar Kurma sebagai importir bekerjasama dengan pihak yang memiliki modal
dan saling bertukar informasi serta membuat perjanjian pre-order. Strategi yang dilakukan
Bandar Kurma yaitu melakukan pemasaran sebelum melakukan pemesanan ke negara
pengekspor. Misalnya, kurma ajwa akan datang pada tanggal 5 januari, maka kapal akan
berangkat pada 5 desember. Oleh karena itu, pemasaran dilakukan sebelum tanggal 5
desember. Setelah kesepakatan terjadi, maka pembeli/pemilik modal dapat membeli 1
kontainer, 1 ton, atau ukuran yang lebih kecil untuk kurma atau produk lainnya dengan
harga masing-masing.
Satu kontainer dapat mengangkut 25 ton berat produk, yang mengangkut baik barang
milik satu pemodal maupun berbagai pemodal. Dalam satu kontainer dipastikan merupakan
produk Bandar Kurma semua dan tidak tercampur dengan produk perusahaan lainnya, serta
dapat dipastikan bahwa produk yang dibawa merupakan halal dan tidak terkontaminasi
produk non-halal. Selanjutnya, ketika kapasitas 70% kontainer sudah terpesan oleh berbagai
supplier maka Bandar Kurma Indonesia akan melakukan pembayaran dimuka untuk pabrik
yang berada di Timur Tengah untuk melakukan proses produksinya. Pembayaran uang muka
sebesar 30-50% tergantung kesepakatan jumlah produksi dalam satu periode yang
disepakati.

b. Produksi
Ketika pembayaran uang muka sudah diterima oleh para petani atau pabrik di Timur
Tengah maka proses produksi akan segera dijalankan. PT Palmindo Jaya Bersama
melakukan kerjasama dengan beberapa supplier dari setiap negara, tidak langsung kontak
dengan petani tetapi melakukan kontrak dengan pabrik, karena petani tidak memiliki izin
ekspor dan tidak memiliki kewenangan untuk mengurus izin ekspor. Risiko tersebut
diantisipasi dengan membuat perjanjian dengan pabrik di negara pengekspor sehingga
Bandar Kurma cukup membeli produk jadi setelah pengolahan dari pabrik. Perjanjian atau
kontrak yang telah ditandatangani PT Palmindo Jaya Bersama dengan pihak pabrik
pengekspor mampu meminimalisir risiko kualitas produk yang kurang baik yang datangnya
langsung dari petani.
Pada prosesnya, petani menyetorkan hasil panen komoditas ke pabrik, lalu hasil
komoditas diolah di pabrik. Misalnya, kurma yang sudah datang dari petani dibersihkan dan
dikeringkan supaya lebih tahan lama dan tidak cepat busuk dan minyak zaitun dilakukan
penyulingan hingga beberapa kali saringan. Setelah dilakukan pengolahan di pabrik, Bandar
Kurma akan membeli dari pabrik tersebut yang dirasa memiliki kualitas terbaik, dengan
pertimbangan harga, dokumen, dan komitmen. Ketika terjadi kesepakatan, owner melakukan
perjalanan langsung ke negara setempat untuk melihat langsung kondisi pabrik, lahan
pertaniannya, dan seluruh proses yang terjadi di pabrik. Untuk me-manage komunikasi
dengan pabrik di negara setempat, tersedia dokumentasi secara rutin dan sesekali saling
berkunjung ke negara masing-masing. Bandar Kurma mengimpor berbagai jenis produk dari
wilayah Arab dan Afrika, seperti Arab Saudi, Mesir, Yordania, Sudan, India, Afghanistan,
dan Turki. Berikut lampiran Supplier produk Timur Tengah dari Bandar Kurma:

No. Produk Negara tempat Supplier

1. Kurma Arab Saudi, Mesir, dan Tunisia

2. Minyak Zaitun Turki

3. Saffron Afghanistan

4. Madu Sudan

5. Kurma Muda Sudan, India, Jordan, dan Afrika

Proses produksi dilakukan menyesuaikan di setiap periodenya tergantung dari


kebutuhan dan klasifikasi produk yang diinginkan oleh pembeli di Indonesia. Secara umum,
petani dari masing-masing negara menyetorkan hasil panen komoditasnya kepada pabrik di
negaranya. Dari pabriknya masing-masing nanti akan didistribusikan menuju pelabuhan
untuk dimasukan kedalam kontainer dan menjalani proses logistik. Dalam satu pengiriman
Bandar Kurma akan melakukan pengiriman berdasarkan dengan kapasitas kontainer. Dalam
satu kontainer memungkin adanya variasi dalam produk yang mana akan dikumpulkan oleh
beberapa pabrik di Pelabuhan yang sama sebelum keberangkatan kapal.
Dalam proses melakukan impor atau transaksi secara internasional, ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan. Pertama, adalah dokumen-dokumen disiapkan sebelum kontainer
menaiki kapal, sesuai dengan kebijakan yang berlaku di Indonesia. Kedua, waktu kapan
dokumen tersebut dikirimkan dari masing-masing negara ke Indonesia. Ketiga, kualitas
produk yang sampai setelah dikirimkan oleh pihak ekspedisi. Dokumen yang dibutuhkan di
Indonesia, diantaranya Certificate of Analysis untuk pengecekan kandungan yang ada pada
produk, Certificate of Origin sebagai surat pernyataan tes lab dan pengecekan bahan dasar
dari produk, termasuk kandungan yang ada pada kurma, minyak zaitun, dan seluruh produk
lainnya, Phytosanitary Certificate yang menyatakan bahwa kurma sudah steril, bebas dari
kutu, telur lalat, dan bakteri, dan Certificate of Health yang diterbitkan kementerian
kesehatan pada masing-masing negara.

c. Pembayaran

Setelah 4 dokumen itu telah disiapkan maka produk-produk sudah siap untuk
dimasukan kedalam kontainer dan berlayar. Barulah setelahnya dokumen Bill of Landing
(B/L) akan diterbitkan. Setelah kapal sudah berlayar, keempat dokumen ini akan dikirimkan
menggunakan jasa kurir penyedia jasa kurir, parsel, dan pos kilat (DHL) untuk dikirimkan
ke Indonesia. Dokumen harus sudah sampai sebelum kontainer sampai di Indonesia.
Keterlambatan proses logistik akan dikenakan denda sesuai dengan kebijakan bea cukai.
Free-zone diberlakukan hanya untuk 5 hari, setelah itu, keterlambatan dokumen akan
dikenakan demurrage/penalti.

d. Pengeluaran Produk dari Kontainer dan Distribusi ke Konsumen

Pada saat kontainer sampai di Indonesia dan pintu kontainer mulai dibuka,
barang-barang yang dikirim akan di cek kembali kualitasnya di Bea Cukai dan terdapat
pihak karantina untuk mengecek kualitas produk, apabila kualitas produk buruk akan
dikenakan notul dengan catatan kelayakan barang, sehingga perlu di proses tes lab lagi.
Tidak hanya di Indonesia, sebelum produk masuk ke dalam kontainer dan dikirim ke
Indonesia, produk asal luar negeri dilakukan pengecekan kualitas di negara asalnya. Di
Indonesia dilakukan kembali untuk memastikan kebenaran pernyataan yang datang dari
negara asal apabila produknya memang benar bebas bakteri dan tidak terkontaminasi.
Setelah seluruh produk sudah melalui proses quality control maka produk sudah dapat
didistribusikan kepada seluruh konsumen Bandar Kurma di Indonesia.

4.2 Sertifikasi Halal Bandar Kurma Indonesia


Penjagaan kualitas produk Bandar Kurma tidak terlepas dari peran sertifikasi yang diperoleh
dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan LPPOM Majelis Ulama Indonesia serta
lembaga sertifikasi di berbagai negara ekspor. Setiap merek dari kurma dan produk lainnya
dilakukan sertifikasi BPOM supaya dapat beredar bebas di Indonesia dan memang manfaat tersebut
dirasa signifikan. Bandar Kurma dapat menjual kepada masyarakat secara grosir maupun eceran, di
toko atau di pasar, secara aman tanpa risiko sweeping. Tanpa izin edar BPOM, produk akan disita
atau diperiksa langsung ke kantornya.
Tapi lain halnya dengan manfaat yang dirasakan ketika mendapatkan sertifikat halal MUI,
manfaat label halal dirasa kurang signifikan karena pada dasarnya produk yang dijual oleh Bandar
Kurma sudah mengacu kepada produk-produk sunah Rasulullah SAW sehingga tidak perlu
diragukan kehalalan produknya. Menurut owner Bandar Kurma, sertifikasi halal akan sangat
berpengaruh jika yang dijual adalah produk daging atau cemilan.
Sebelum produk dari masing-masing negara diedarkan dan di ekspor ke Indonesia,
masing-masing pabrik juga perlu mendapatkan persetujuan dari kementerian kesehatan negara
setempat, selayaknya yang terjadi di Indonesia. Pabrik belum bisa beroperasi hingga izin edar
keluar. Jika perusahaan sudah mendapatkan akreditasi dari lembaga yang berwenang dan lembaga
sertifikasi halal di masing-masing negara, barulah perusahaan bisa beroperasi. Dengan demikian,
produk yang dihasilkan oleh perusahaan pengekspor sudah dipastikan halal dan perdagangan lintas
negara sudah disertifikasi halal.
Proses sertifikasi yang terjadi di setiap negara memiliki acuan Al-Qur’an dan sunnah
sehingga standar yang berlaku sama, akan tetapi proses kelembagaannya yang berbeda antarnegara.
Selain lembaga yang memberikan sertifikasi halal berbeda dari Indonesia, cara pelabelan halal di
setiap negara juga berbeda. Di negara Arab, sedikit produk yang berlabelkan halal karena secara
kependudukan mayoritas hampir 100% muslim. Di Mesir, karena penduduk muslim juga dominan,
sebesar 70%, dan nasrani sebesar 30%, maka secara umum masyarakat setempat mengkonsumsi
barang halal, justru dilakukan pelabelan haram seperti logo babi, alkohol, sehingga menandakan
bahwa makanan tanpa label itu merupakan halal. Demikian pula dengan negara non-muslim yang
tidak punya lembaga khusus untuk sertifikasi halal, suatu brand diberi label haram untuk
mengetahui halal-haramnya produk. Berbeda dengan Indonesia yang masyarakatnya sangat
majemuk, bahkan masyarakat islam di indonesia sendiri masih ada yang kurang secara pemahaman
sehingga mereka tidak mengetahui apa saja yang halal dan haram, sehingga lebih baik diberi label
halal daripada haram dan memang sudah sepantasnya demikian, sehingga yang tidak dilabel halal
tidak bisa dimakan oleh muslim. Langkah awal antisipasi yang dilakukan adalah merinci apa saja
kandungan yang ada di dalam produk berdasarkan certificate of origin dan memastikan apakah
kandungannya terkontaminasi atau tidak. Proses sertifikasi yang dilakukan oleh pabrik di
masing-masing negara ekspor menjadi suatu kemudahan bagi PT Palmindo Jaya Bersama untuk
memastikan keberlangsungan kegiatan operasional perusahaan.

4.3 Proses Marketing Bandar Kurma


Indonesia dinilai sebagai pasar yang potensial untuk memasarkan kurma dan aneka produk
herbal lainnya. Hal tersebut didukung oleh besarnya jumlah penduduk Indonesia yang beragama
muslim sehingga menjadikan minat masyarakat akan produk ini menjadi tinggi terutama di Bulan
Suci Ramadhan. Tingginya permintaan kurma dan obat herbal di Indonesia tersebut tentunya harus
dipasok oleh jumlah yang sebanding. Produksi Kurma di Indonesia juga dinilai tidak cukup untuk
memasok kebutuhan dari konsumsi Kurma di seluruh Indonesia. Banyak pengusaha di Indonesia
yang belum mengeluarkan investasi pada perkebunan maupun industri kurma di Indonesia. Salah
satu penyebabnya adalah faktor iklim dan kondisi alam yang berbeda antara Timur Tengah. Disisi
lain, hingga saat ini belum banyak pemain importir kurma dan obat herbal yang mewadahi
kebutuhan kurma dan obat herbal di seluruh Indonesia. Potensi dan dorongan inilah yang
menjadikan motivasi Bandar Kurma untuk terus memasarkan produknya di seluruh Indonesia.

a. Segmentasi Pasar
Sebelum memasarkan produk pada bisnis yang dijalankan, Bandar Kurma sendiri
telah menganalisis terkait jenis-jenis segmentasi pasarnya saat ini di Indonesia. Segmentasi
pasar Bandar Kurma terbagi menjadi tiga. Pertama adalah konsumen akhir dari kurma itu
sendiri dimana model bisnis yang dilakukan yaitu Business-to-Customer (B2C) atau proses
penjualan produk dan layanan secara langsung antara bisnis dan konsumen yang merupakan
pengguna akhir produk kurma. Kedua adalah reseller dari Kurma yang ada di Indonesia atau
model Business-to-Business (B2B) mengacu pada model wujud transaksi dengan tujuan
bisnis terhadap perusahaan vendor dan organisasi bisnis lain seperti manufaktur dan grosir
atau grosir dan peritel. Ketiga adalah agen kurma atau orang-orang yang sudah punya toko,
tapi order dalam jumlah besar yang melakukan transaksi pembelian minimum yaitu 100 dus
kurma setiap periodenya.

b. Branding Bandar Kurma


Dalam proses marketing yang dilakukan, Bandar Kurma berusaha untuk
membranding produk utamanya dalam hal ini Kurma yang dijadikan sebagai gaya hidup
(lifestyle) bagi masyarakat umum khususnya masyarakat Indonesia. Branding sendiri adalah
proses pembentukan citra dan keterikatan emosional antara produk/jasa dengan pelanggan.
Dimana Bandar Kurma ingin mengedukasi dan membentuk budaya masyarakat mengenai
kurma yang tidak hanya dikonsumsi disaat bulan suci Ramadhan saja namun Kurma juga
dapat dikonsumsi kapan saja seperti buah-buah pada umumnya. Sehingga Bandar Kurma
berusaha menyebarkan sunnah dalam proses marketing yang dijalankanya.

c. Strategi Marketing Mix

a. Produk

Bandar Kurma Indonesia saat ini menjadi perusahaan penengah yang melakukan proses
distribusi dan pemasaran produk asal timur tengah. Bandar Kurma Indonesia yang bukan hanya
melakukan proses produksi ekspor dan impor pada berbagai jenis Kurma saja namun juga pada
beberapa produk atau obat herbal dan suplemen kesehatan yang berasal dari Timur Tengah seperti
Minyak Zaitun, Madu, Habbatus Sauda, Saffron, dsb. Hal ini dikarenakan penggunaan produk atau
obat herbal tersebut juga termasuk dalam sunnah Rasul. Bukan hanya itu saja Bandar Kurma juga
mengkategorikan berbagai produknya yang dijabarkan mencakup Makanan Ringan, Kebutuhan
memasak, Menu Sarapan, Makanan dan Minuman Lainnya, Minuman Herbal dan Tradisional,
Kesehatan, Permen, Coklat, Keripik dan Kerupuk, Teh, Air Mineral, dsb.

Gambar 4.2 Kategori Produk Bandar Kurma pada salah satu kanal E-Commerce

b. Harga

Pada dasarnya biaya yang perlu dikeluarkan oleh Bandar Kurma ditentukan langsung dari
pihak pabrik/supplier. Proses logistik Bandar Kurma menerapkan sistem Cost and Freight (CNF)
dimana biaya perjalanan barang di atas kapal sampai ke pelabuhan terdekat dengan importir
ditanggung oleh eksportir, tetapi tidak termasuk biaya asuransi barang. Biaya ditanggung di sini
adalah biaya perjalanan barang sampai di pelabuhan saja sehingga harga yang ditetapkan tidak
perlu memikirkan cost shipping karena sudah mencakup di dalamnya. Sehingga dengan ini Harga
yang ditetap Bandar Kurma hanya perlu memikirkan berapa jumlah margin yang diambil dari biaya
yang sudah ditetapkan oleh pihak Pabrik/Suppliernya di Timur Tengah.
Dalam menentukan harga, Bandar Kurma menerapkan strategi strategi levelling price atau
tingkatan harga disetiap jumlah kuantiti yang di order oleh konsumen. Harga terendah atau termurah
yang ditetapkan oleh Bandar Kurma yaitu apabila konsumen memesan hingga 1 Kontainer yang
berkapasitas 25 Ton. Semakin banyak jumlah kuantiti yang dipesan maka semakin sedikit margin
yang diambil oleh Bandar Kurma. Namun sebaliknya, semakin sedikit jumlah kuantiti yang dipesan
maka semakin besar margin yang diambil oleh Bandar Kurma. Menurut Arman, strategi ini
dilakukan sebagai bentuk alokasi biaya operasional dan waktu untuk mengcover sejumlah ruang
yang kosong apabila dalam satu kali pemesanan konsumen dibawah dari 25 Ton yang merupakan
jumlah maksimum dalam 1 Kontainer. Sehingga hal ini yang menjadikan adanya perbedaan harga
pemesanan untuk 1 Kontainer Kurma dengan 1 Ton Kurma. Sedangkan untuk para reseller
Dropship/satuan harga yang ditetapkan juga tentulah berbeda yaitu akan lebih tinggi dibandingkan
pemesanan 1 Ton. Harga tersebut dinilai sebanding dikarenakan konsumen tersebut tidak akan
mengalami risiko dalam stok barang, risiko modal, dan sejumlah biaya lainnya.
c. Tempat
Adapun yang tidak boleh diabaikan dalam langkah kegiatan memperlancar arus barang/jasa
adalah memilih saluran lokasi (Channel Of Distribution). Tempat adalah lokasi yang digunakan
untuk proses penyampain barang dan jasa dari produsen ke konsumen. Dalam Hal ini saluran
distribusi yang digunakan oleh Bandar Kurma untuk memasarkan produknya melalui mekanisme
B2B yaitu melalui; (1) Website dan Situs Resmi Bandar Kurma, (2) Melalui Media Sosial seperti:
Instagram, Facebook, Whatsapp, dll, (3) Kemudian Bandar Kurma juga memasarkan produknya
pada beberapa E-Commerce seperti Shopee dan Tokopedia untuk memasarkan secara B2C.

d. Promosi

Dalam menjalankan kegiatan promosi didominasi oleh kegiatan promosi secara online
sekitar 80%, sisanya sebanyak 20% dilakukan secara Offline. Berikut terdapat beberapa strategi
yang diterapkan oleh Bandar Kurma:

1) Strategi Pre-Order
Pada sub-bab sebelumnya telah dibahas bahwa perusahaan membentuk
sistem pre-order sebagai mekanisme penjualan produknya. Bandar Kurma sebagai
importir bekerjasama dengan pihak yang memiliki modal dan saling bertukar
informasi serta membuat perjanjian pre-order atau melakukan pemasaran sebelum
melakukan pemesanan ke negara pengekspor. Strategi pre-order ini dapat membantu
Bandar Kurma menghasilkan buzz marketing dan membangun momentum sebelum
peluncuran, mengukur permintaan pasar untuk produknya dan, yang paling penting,
mengetahui penjualan awal untuk mendanai produksi atau kampanye pemasaran di
masa depan.

2) Strategi Direct Selling


Bandar Kurma dalam mempromosikan produknya juga menerapkan strategi
direct selling ​yang merupakan jenis strategi pemasaran di mana penjual akan menjual
secara langsung produknya kepada konsumen. Biasanya dilakukan dengan
merangkul kerabat lama melalui Whatsapp dan Media Sosial lainnya.

3) Media Cetak dan Media Digital


Selain secara online promosi juga dilakukan secara offline melalui media cetak
seperti flyer, poster, banner, katalog (https://linktr.ee/bandarkurmaid), dan buku yang
ditujukan untuk kegiatan Door-to-Door.

4) Media Sosial dan E-Commerce


Bandar Kurma juga melakukan proses pemasaran melalui pihak ketiga, yaitu website
berbasis sosial media, seperti Instagram, Facebook, dan LinkedIn. Tidak hanya disitu
juga Bandar Kurma juga melakukan pemasaran melalui media digital berbayar
seperti Instagram Ads, Facebook Ads, Search Engine, dll. Selain itu Bandar Kurma
juga melakukan promosi pada beberapa E-commerce seperti Shopee dan Tokopedia
untuk dipasarkan kepada konsumen akhir.
KESIMPULAN

Dapat disimpulkan bahwa gagasan bahwa kualitas kurma sangat bergantung pada kinerja
semua pelaku di sepanjang rantai pasokan. Tinjauan ini dimaksudkan untuk membahas bagaimana
proses produksi, logistik dan pemasaran secara global dari Bandar Kurma yang dilakukan
menggunakan mekanisme Ekspor dan Impor. Selain itu tinjauan ini mencoba memberikan
pandangan yang lebih luas tentang manajemen rantai pasokan di industri makanan halal dalam hal
ini adalah Kurma dan Produk Herbal sejenisnya. Dalam proses produksi Bandar Kurma melalui
proses double check quality control untuk memastikan bahwa kebenaran pernyataan yang datang
dari negara asal apabila produknya memang benar bebas bakteri dan tidak terkontaminasi. Tidak
hanya di Indonesia, sebelum produk masuk ke dalam kontainer dan dikirim ke Indonesia, produk
asal luar negeri dilakukan pengecekan kualitas di negara asalnya. Kemudian setelah seluruh produk
sudah melalui proses quality control maka produk sudah dapat didistribusikan kepada seluruh
konsumen Bandar Kurma di Indonesia.
Sebagai perusahaan yang bergerak secara global, Bandar Kurma terus berusaha untuk
melakukan peningkatan dan ekspansi selama beberapa tahun kedepan yang diharapkan dapat
mendirikan pabrik mereka sendiri dalam tujuan untuk mengolah produk yang sudah diimpor secara
mandiri. Kedepannya pula Bandar Kurma berharap dapat melakukan ekspansi produknya bukan
hanya pada kurma saja namun dapat mendirikan unit usaha lainnya seperti Bandar herbal dan
Bandar Kosmetik yang kedepannya akan dipisah brandnya dan dibawah satu perusahaan.
REFERENSI

Ali, M. H., & Suleiman, N. (2018). Eleven shades of food integrity: A Halal Supply Chain
Perspective. Trends in Food Science & Technology, 71, 216–224.
https://doi.org/10.1016/j.tifs.2017.11.016.

Bandar Kurma Indonesia. https://bandarkurma.id/

Bonne, K., & Verbeke, W. (2008). Religious values informing halal meat production and the control
and delivery of halal credence quality. Agriculture and Human ValuesVol.25Netherlands:
Springer No. 1.

Hill, Charles W.L, Chou-Hou Wee and Krishna Udayasankar. (2012). International Business – An
Asian Perspective , 8th Edition McGraw Hill.

Holcomb, T. R., & Hitt, M. a (2007). Toward a model of strategic outsourcing. Journal of
Operations Management, 25, 464–481.

Lokadata. 2021. Volume impor kurma, 2015-2021*. [online] Available at:


<https://lokadata.beritagar.id/chart/preview/volume-impor-kurma-2015-2021-1618385929>
[Accessed 5 December 2021].

Stevenson, M., & Spring, M. (2007). Flexibility from a supply chain perspective: Definition and
review. International Journal of Operations & Production Management, 27(7), 685–713.
LAMPIRAN

Produk Bandar Kurma yang dijual di Tokopedia


Kategori Produk yang dijual oleh Bandar Kurma di Shopee
Media Sosial Bandar Kurma Indonesia (Instagram dan Facebook)
Website Bandarkurma.id
Dokumentasi Wawancara

Anda mungkin juga menyukai