Oleh :
Anak Agung Istri Kesumadewi
NIP. 19681223 199303 2001
I. PENDAHULUAN I ........................................................................................................................ 1
III. TRANSFER NITROGEN DARI TANAMAN LEGUM KE TANAMAN NON LEGUM .10
V. KESIMPULAN ................................................................................................................................22
ii
DAFTAR TABEL
iii
DAFTAR GAMBAR
3. Transfer N Jangka Panjang dari Tanaman Legum ke Tanaman Non Legum .......15
iv
I. PENDAHULUAN
sebagai tanaman penutup tanah dan mempunyai fungsi konservasi tanah dan
air serta menekan pertumbuhan gulma dan serangga hama. Budidaya campuran
yang berada di sekitarnya (Paynel et al., 2001; Trannin et al., 2000). Transfer
Nitrogen yang dapat dilakukan oleh tanaman legum secara langsung maupun
tanaman yang berdekatan dengan legum untuk tumbuh dengan lebih baik. Hal
tersebut dapat mendorong terjadinya asosiasi antar tanaman legum dan non
eksudat akar keragaman jenis serta kualitas serasah bahan organik yang
untuk tujuan konservasi hutan, atau rehabilitasi lahan kritis, misalnya tanaman
sebagai penutup tanah atau bahan pupuk hijau, misalnya clover dan lucerne.
leguminose tersebut antara lain adalah kedelai, kacang hijau, kacang tanah,
asosiasi antar tingkatan tropik. Fungsi ekologis tersebut akan sangat mendukung
menunjukkan respons (respons grup) atau pengaruh (efek grup) yang sama
terhadap proses utama dalam ekosistem (Hooper et al., 2005). Setiap tingkatan
tropik dalam suatu ekosistem memiliki kelompok fungsional spesifik. Salah satu
adalah mikroba yang terlibat di dalam siklus unsur nitrogen, yang meliputi
mikroba heterotrof, nitrifier, denitrifer dan penambat N2. Salah satu contoh
leguminose.
hayati dalam suatu ekosistem. Nitrogen adalah unsur hara makro yang
bentuk, yaitu gas bebas (N2), nitrogen organik (asam-asam amino, protein,
bentuk nitrogen dilakukan oleh beberapa organisme dari tingkatan tropik yang
N2
Nitratasi Nitrobacter
Nitrat (NO3-)
Denitrifikasi Pseudomonas stutzeri,
Pseudomonas aeruginosa,
Paracoccus denitrificans N2
(72 %). Akan tetapi, nitrogen dalam bentuk gas N2 tidak dapat dimanfaatkan
secara langsung dalam proses biokimia sebagian besar mahluk hidup. Beberapa
itu, kehilangan salah satu atau beberapa kelompok fungsional dalam siklus N
tanaman, sel-sel mikroba yang mati, dan limbah ternak pemakan tumbuhan
nitrat. Nitrat kemudian diabsobsi oleh mikroba maupun tanaman dan diubah
menjadi N-organik, atau nitrat juga dapat mengalami denitrifikasi pada suasana
Apabila nutrisi diperoleh dari sumber tersedia yang berbeda (ruang, waktu dan
bentuk yang berbeda) maka serapan N total oleh tanaman akan meningkat
sehingga peluang terjadinya leaching lebih kecil (Hooper dan Vitousek, 1997).
Peningkatan kadar nitrat tanah disebabkan karena adanya suplai N dari N 2 yang
difiksasi oleh tanaman leguminose (Marquard et al., 2009; Olemann dan Wilcke,
2004; Zak et al., 2003). Peningkatan kadar nitrat tanah dapat berpengaruh
al., 2002; Weigelt et al., 2009) atau deposisi N yang terlalu besar dapat
di dalam tanah.
leguminose terdiri dari hampir 20.000 spesies yang tergabung dalam 750 genus.
memiliki fungsi ekologis dan ekonomis yang penting karena merupakan salah
dan sumber protein bagi manusia dan ternak serta bahan kayu yang berkualitas.
8
dari 100 juta m3 ton N per tahun dan memenuhi 66 % kebutuhan nitrogen
yang tidak membentuk bintil akar atau memiliki bintil akar yang tidak efektif
tidak dapat menambat N2. Bintil akar efektif terbentuk apabila perakaran
tanaman leguminose diinfeksi oleh spesies rhizobium yang sesuai secara genetik.
Jumlah spesies Rhizobium yang telah dikenal selama ini terdiri dari 16 spesies
dikendalikan oleh gen nod A, B, C, dan D yang terdapat pada seluruh Rhizobia,
sedangkan gen yang menyandi kesesuaian rhizobia dengan inang adalah nod E,
F, G, H, I, J, K, L, M, P, Q.
Ammonia yang terbentuk kemudian ditransfer dari bakteroid ke dalam sel akar
fotosintat untuk mendukung aktivitas Rhizobia. Minchin dan Pate (1973 dalam
akar yang digunakan untuk pertumbuhan dan pemeliharaan bintil (5 %), untuk
Rhizobium
R. leguminosorum Pea, field bean, lentil, phaseoli
R. loti Lotus, trefoil
R. tropici Leucaena, ipil-ipil
R. etli Phaseolus
R. galegae Galega, Leucaena
R. buakuii Astragalus
R. ciceri Cicer
R. medditerraneum Cicer
Sinorhizobium.
S. meliloti Alfalfa
S. fredii Soybean
S. saheli Sesbania
S. teranga Sesbania, acacia
Bradyrhizobium
B. japonicum Soybean
B. elkanii Glycine
B. liaoningense Glycine
Azorhizobium
A. caulinodans Sesbania
Sumber : Graham (1998)
10
langsung dan tidak langsung ditransfer kepada tanaman lainnya yang tumbuh
berikut :
NO2- + ½ O2 NO3-
Beberapa jenis mikroba yang terlibat dalam proses nitrifikasi antara lain adalah
tanaman non legum yang umumnya adalah rumput (Bropy et al., 1987). Istilah
residu N tanaman legum yang sudah mati (Ofori dan Stern, 1987). Proporsi N
pada tanaman rumput yang berasal dari leguminose yang ditanam secara
berasal dari alfalfa (Medicago sativa L.) dan 79% nitrogen dari tanaman Lotus
tanaman white clover ke tanaman ryegrass (Lolium perens L.). Jumlah nitrogen
proporsi 5 kg/ha/th berasal dari tanah dan 9 kg/ha/th berasal dari fiksasi N 2.
leguminose. Salah satu contohnya adalah jumlah produksi pakan ternak dari
rumput monokultur dengan pemupukan lebih dari 100 kg N/ha (Knight, 1984
transfer jangka pendek (short term) dan jangka panjang (long term). Transfer N
organik.
(1) ekskresi senyawa nitrogen oleh tanaman yang kemudian diasimilasi oleh
tanaman lainnya yang berasosiasi dengan tanaman tersebut (Gambar 2), (2)
transfer N yang difasilitasi oleh mikoriza, dan (3) proses leaching N terlarut dari
yang tidak mampu menambat N2 (Ruschel et al., 1979). Whitney dan Kanehiro
leguminose tropis dalam waktu 1 minggu setelah rontoknya daun. Laju dan
semakin besar pada tanaman yang merana karena proses perontokan daun dan
penyerapan unsur hara. Jaringan hifa yang terbentuk pada tanaman yang
membentuk MVA dapat juga menginfeksi dan membentuk MVA pada tanaman
dalam daun. Nitrogen tersebut dapat mengalami leaching dari daun karena
pengaruh hujan terutama pada saat pertumbuhan atau penuaan daun (Whitney
presipitasi dapat diserap secara langsung oleh kanopi tanaman (Harper et al.,
Vetch berbulu
bintil akar, batang daun dan bunga, dan serasah tanaman leguminose, serta
yang berbeda (Tabel 2). Tidak seluruh N tersebut diperoleh dari hasil fiksasi N2.
dari fiksasi N2, sedangkan tanaman leguminose penghasil biji hanya mampu
memenuhi 50 % dari kebutuhan N-nya dari fiksasi N2 (Paul dan Clark, 1996).
lebih lama, sedangkan leguminose penghasil biji dipanen lebih cepat sehingga
jumlah besar. Hal tersebut disebabkan oleh 2 hal yang berbeda. Pertama, sistem
perakaran tanaman legume penghasil biji yang lunak dan serabut tidak
secara efisien. Kedua, rendahnya rasio C/N akar tanaman legumniosa dan
lebih besar.
terjadinya peluruhan akar dan bintil akar tanaman leguminose yang diikuti
dengan pertumbuhan kembali jaringan akar dan bintil akar yang baru (Herriot
dan Wells, 1960). Akar dan bintil akar yang mati mengandung sebagian besar
N yang dapat ditransfer. Daun tanaman leguminose yang sudah tua dan
N bagi tanah dan tanaman di sekitarnya (Whitney dan Kanehiro, 1967). Sebagai
penutup tanah hidup sering difungsikan ganda sebagai sumber pupuk hijau.
karena memiliki rasio C/N yang rendah. Eason dan Newman (1990)
waktu 30 hari.
dipanen dan keluar dari sistem tersebut lebih kecil karena adanya pengembalian
dalam bentuk kotoran dan urin ternak. Dekomposisi kotoran dan ekskresi urin
dapat digunakan kembali oleh tanaman lain yang berasosiasi dengan tanaman
leguminose.
Residu Tanaman
Nitrogen Anorganik
Fiksasi
Biologi
Nitrogen
Dekomposisi
Diadopsi dari : http://www.biopowerlanka.com/super-seed.html (diunduh pada
tanggal 22 Juli 2016)
Gambar 3. Transfer N Jangka Panjang dari Tanaman Legum ke Tanaman Non
Legum
17
tanaman.
memiliki diagnose spesies yang spesifik, yaitu suatu karakteristik yang bervariasi
dalam komposisi spesies dan skala yang tegas mengenai kondisi atau struktur
dalam satu hamparan lahan tertentu. Misalnya, asosiasi tanaman pada lahan
basah di daerah barat daya Oregon. Berdasarkan kunci dan deskripsi khusus
100 m2. Untuk membedakan asosiasi pohon dan semak dengan asosiasi herba,
18
yang ditemukan di Kanada terdiri dari 236 asosiasi. Sebagian besar (190 atau
80%) memiliki paling tidak 1 asosiasi yang serupa (tingkat kesamaan > 60 %)
dan 60 (25 %) dari bagian tersebut tergolong sangat mirip (tingkat kesamaan >
70 %).
prinsip asosiasi tanaman legum yang diterapkan secara luas adalah dalam sistem
hamparan tertentu.
serangga hama secara biokimia, interaksi spasial fisik, dan habitat yang
akar maupun bagian atas tanaman yang dapat menekan atau mengundang
serangan hama tersebut. Salah satu contohnya adalah thiopene yang dihasilkan
19
patogen.
dapat berbagi ruang tumbuh dengan tanaman yang lebih pendek serta tidak
dapat memberikan total hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman
yang sama yang tumbuh secara homogen. Interaksi spasial tersebut juga dapat
tegakan tinggi atau kanopi rapat dapat melindungi tanaman yang lebih lemah
meliputi bagian atas tanaman, organisme setempat (epifit dan epifil), organsime
dengan mobilitas tinggi (misalnya burung, mamalia dan serangga) dan proses
tempat hidup yang baik bagi beberapa serangga dan arthropoda musuh alam
kanopi tanaman dengan fauna tanah dan proses dekomposisi bahan organik
sebagai nutrisi oleh beberapa jenis mikroba tertentu sehingga terbentuk asosiasi
tanah.
al., 2003; Mustafa et al., 2004) dan perkebunan (Liphadzi dan Reinhardt, 2004;
21
sama lain sehingga rasio C/N-nya juga berbeda. Perbedaan rasio C/N serasah
kombinasi serasah Acacia yang memiliki rasio C/N tinggi dengan Gliricida yang
memiliki rasio C/N lebih rendah. Populasi dekomposer pada serasah murni
serasah campuran.
tanaman leguminose untuk penutup tanah perlu dikaji supaya tidak menjadi
tanaman Cajanus cajan tidak sesuai digunakan sebagai tanaman penutup tanah
V. KESIMPULAN
oleh tanaman yang kemudian diasimilasi oleh tanaman lainnya yang berasosiasi
dengan tanaman tersebut, transfer N yang difasilitasi oleh mikoriza, dan proses
DAFTAR PUSTAKA
Alvey, S., C.H. Yang., A. Buerkert, D.E. Crowley. 2003. Cereal/legume rotation
effects on rhizosphere bacterial community structure in west African
soils. Biol Fertil Soils. 37:72-82.
Barea, J.M., F. El-Atrach, and R. Azcon. 1989. Mycorrhiza and phosphate
interactions as affecting plant development, N2-fixation, N-transfer and
15
N-uptake from soil in legume-grass mixtures by using a N dilution
technique. Soil Biol. Biochem. 21:581-589.
Brophy, L.S., G.H. Heichel, and M.P. Risselle. 1987. Nitrogen transfer from
forage legumes to grass in a systematic planting design. Crop Sci.
27:753-758.
Christy, J.A. 2004. Native Freshwater Wetland Plant Associations of
Northwestern Oregon. Natural Heritage Information Center, Oregon
State University. USA.
Eason, W.R. and E.I. Newman. 1990. Rapid cycling of nitrogen and phosphorous
from dying roots of Lolium perenne. Oecologia. 82:432-436.
Graham, P.H. 1998. Biological Dinitrogen Fixation : Symbiotic. In. Principles
and Apllications of Soil Microbiology. D.M. Sylvia, J.J. Fuhrman, P.G.
Hartel and. D.A. Zuberer (Eds.). Prentice Hall. UK. Pp:322-345.
Harper, L.A., R.R. Shape, G.W. Langdale, and J.E. Giddens. 1987. Nitrogen
cycling in awheat crop: soil, plant, and aerial transport. Agron. J.
79:965-973.
Hetrick, B.A.D., G.W.T. Wilson, and D.C. Harnett. 1989. Relationship between
mycorrhizal dependence and competitive ability of two tallgrass prairie
grasses. Can. J. Bot. 67:2608-2615.
Hokkanen, H.M.T. 1991. Trap cropping in pest management. Annu. Rev.
Entomol. 36:119-138.
Hooper, D.U. and Vitousek, P.M. 1997. The effects of plant composition and
diversity on ecosystem processes. Science 277:1302-1305.
Hooper DU, FS Chapin III, JJ Ewel, A Hector, P Inchausti, S Lavorel, JH Lawton,
DM Lodge, M Loreau, S Naeem, B Schmid, H Setälä, AJ Symstad, J
Vandermeer and DA Wardle. 2005. Effects of biodiversity on ecosystem
functioning: a consensus of current knowledge. Ecol Monog75:3-35.
24
Lapointe, S. 2003. Leguminose cover crops and their interactions with citrus
and Diaprepes abbreviatus (Coleoptera: Curculionidae).
Lilleskov, E.A. and T.D. Bruns. 2001. Nitrogen and ectomycorrhizal fungal
communities: what we know, what we need to know. New. Phytologist.
149:154-158.
Liphadzi, K.B. and C.F. Reinhardt. 2006. Using companion plants to assist Pinus
patula establishment on former agricultural lands. openUP.
MacKenzie, W.H. 2004. Plant associations as ecosystem : Issues in application
at-risk status. In Hooper, T.D. (Ed) Proceedings of The Species at Risk.
Victoria, B.C.
Marquard, E., Weigelt, A. Temperton, V.M., Roscher, C., Schumacher, J,m
Buchmann, N, Fischer, M., Weisser, W.W. and Schmid, B. 2009. Plant
species richness and functional composition drive overyielding in a 6-
year grassland experiment. J. Ecol. Accepted.
Moreira, F.M. D.S. 2007. Soil biodiversity: genetic resources to enhance
nitrogen fixation in agriculture and forestry. Lotus Newsletter. Vol :
37(3): 112-113.
Mustafa, TAN, Y. Serin, H. Ibrahim Erkovan. 2004. Effects of Barley as a
companion crop on the hay yield and plant density of red clover and the
botanical composition of Hay. Turk J. Agric. For. 28 :35-41.
Oelman, Y. dan Wilcke, W. 2004. The effect of biodiversity on nitrogen in the
soil : species number versus presence of legumes. Geophysical Research
Abstracts, Vol. 6, 05406. European Geosciences Union.
Ofori, F. and W.R. Stern. 1987. Cereal-legume intercropping systems. Adv.
Agron. 41:41-90.
Oyun, M.B., Akharayi, F.C. and Adetuyi, F.C. 2006. Microbial population in
decomposing legume litter of differing quality. American Journal of
Agric. And Biol. Sci. 1(1):22-26.
Paynel F., Murray, P.J., and Cliquet, J.B. 2001. Root exudates: a pathway for
short-term N transfer from clover and ryegrass. Plant and Soil, 229:235-
243.
Pound, B. A. Santana, and G. Ruiz. 1980. Effect of companion crops on
establishment and subsequent yield of Leucaena leucocephala. Trop.
Anim. Prod. 5:3.
25
Rinker, H.B. and M. D. Lowman. 2001. Literature Review: canopy herbivory and
soil ecology, the top-down impact of forest processes. Selbyana,
22(2):225-231.
Ruschel, A.P., E. Salati and P.B. Vose. 1979. Nitrogen enrichment symbiosis.
Plant Soil. 51:425-429.
Tarui, A., A. Matsumura, S. Asakura, K. Yamawaki, R. Hattori and H. Daimon.
2013. Enhancement of nitrogen uptake in oat by cutting hairy vetch
grown as an associated crop. www.plant.org: 83-91
Tilman D. Wedin D., and Knops J. 1996. Productivity and Sustainability
influenced by biodiverfsity in grassland ecosystems. Nature. 379:718-
720.
Tomm, G.O. 1993. Nitrogen Transfer in An Alfalfa-Bromegrass Mixture. Thesis.
Dept. of Crop Science. And Plant Ecology University Saskatchewan
Saskatoon, Saskatchewan, Canada.
Trannin, W.S. Urquisa, S., Guerra, G. Ibijbijen, J. and Cadisch, G. 2000.
Interspecies competition an d N transfer in a tropical grass-legume
mixture. Biol. Fertil. Soils. 32:441-448.
Van Kessel, C., J.P. Roskoski, and K. Keane. 1988. Ureide production by N 2-
fixing and non-N2-fixing leguminous trees. Soil Biol. Biochem. 20:891-
897.
Wedin, D. and Pastor J. 1993. Species effects on nitrogen cycling : a test with
perennial grasses. Oecologia 84:433-441.
Weigelt, A., W.W. Weisser, N. Buchmann, and M. Scherer-Lorenzen. 2009.
Biodiversity for multifunctional grasslands: equal productivity in high-
diversity low-input and low-diversity high-input systems.
Biogeosciences Discuss., Vol. 6, 3187-3214.
Whitney, A.S., and Y. Kanehiro. 1967. Pathways of nitrogen transfer in some
tropical legume-grass associations. Agron. J. 59:585-588.
Zak, D.R., W.E. Holmes, D.C. White, A.D. Peacock, and D. Tilman. 2003. Plant
diversity, soil microbial communities and ecosystem function: are there
any links. Ecology:84(8):2042-2050.