Definisi Motivasi
Motivasi (motivation) memiliki definisi sebagai proses yang menjelaskan intensitas,
arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya. Tiga elemen utama dari
motivasi ini adalah intensitas, arah, dan ketekunan. Intensitas berhubungan dengan seberapa
giat seseorang berusaha. Arah berhubungan dengan pengaitan upaya kepada arah dan tujuan
yang menguntungkan organisasi, dan mempertimbangkan kualitas serta intensitas upaya secara
bersamaan. Ketekunan merupakan ukuran mengenai berapa lama seseorang bisa
mempertahankan usahanya.
Konsep motivasi telah berusaha dikembangkan oleh banyak orang, dan beberapa teori
yang paling terkenal mengenai motivasi antara lain teori hierarki kebutuhan, teori X dan teori
Y, teori dua faktor, teori kebutuhan Mc Clelland, teori evaluasi kognitif, teori penentuan tujuan,
teori MBO, teori efektivitas diri, teori penguatan, teori keadilan, dan teori harapan. Akan tetapi
dalam kenyataannya perlu adanya penerapan konsep-konsep ini ke dalam aplikasi praktis.
Secara sederhana, tiga elemen dasar teori pengharapan bisa diringkas sebagai berikut :
apabila pekerjaan berusaha, maka mereka bisa berkinerja (harapan), apabila berkinerja mereka
akan mendapatkan hasil/imbalan (instrumentalitas), dan apabila mereka mendapatkan imbalan
tersebut merupakan sesuatu yang dianggap berharga oleh si pekerja (valensi).
Manajemen Berdasarkan sasaran (Management by Objective/MBO)
MBO sejalan dengan nama-nama lain seperti : Management By Result (MBR), Goals
Management, Work Planning and Review, Goals and Controls, Joint Target Setting, dan
sebagainya. MBO berkenaan dengan penetapan prosedur-prosedur formal atau yang tidak
formal, yang dimulai dengan :
2. Kelemahan-kelemahannya
Ada 2 (dua) katagori kelemahan-kelemahan yang khas pada program MBO formal
yaitu;
a. Kelemahan yang melekat (inheren) pada proses MBO, mencakup, konsumsi
waktu dan usaha yang cukup besar dalam proses belajar untuk menggunakan
teknik-teknik MBO, dan umumnya meningkatkan banyaknya kertas kerja,
b. Kelemahan-kelemahan itu harusnya tidak ada, tetapi selalu ditemui dalam
pengembangan dan implementasi program-program MBO, dan
Agar MBO berhasil dengan baik maka harus dikendalikan beberapa masalah sebagai berikut ;
1. Gaya dan dukungan manajemen,
2. Penyesuaian dan perubahan MBO,
3. Keterampilan-keterampilan antar pribadi,
4. Deskripsi jabatan,
5. Penetapan dan pengkoordinasian tujuan,
6. Pengawasan metode pencapaian tujuan,
7. Konflik antara kreativitas dan MBO.
MBO merupakan suatu program yang mencakup tujuan-tujuan yang khas yang ditentukan
secara partisipatif untuk suatu kurun waktu yang eksplisit dengan umpan balik mengenai
kemajuan-kemajuan tujuan. Peter Drucker mengemukakan bahwa MBO merupakan cara untuk
menggunakan tujuan-tujuan untuk memotivasi orang-orang dan bukan untuk
mengawasinya.Dengan demikian tekanan MBO adalah pada pengubahan sasaran
organisasional dan anggota-anggota individual.