Anda di halaman 1dari 17

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Objek dan Subjek Penilitian


Menurut Suryana (2010: 30) “Objek penelitian merupakan sasaran dari
penelitian yang akan dilaksanakan. Objek penelitian memuat tentang variabel-
variabel penelitian beseta karakteristik /unsur yang akan diteliti, populasi
penelitian, sampel penelitian, unit sampel penelitian dan tempat penelitian”.
Objek dalam penelitian ini adalah terdiri dari tiga variabel diantaranya,
satu variabel terikat (Y) yaitu profitabilitas dan dua variabel bebas (X1) yaitu
Persaingan dan (X2) Perilaku Kewirausahaan.
Subjek dalam penelitian ini adalah para pengusaha bola sepak di Kecamatan
Parakansalak Kabupaten Sukabumi.

3.2 Metode Penilitian


Metode penelitian merupakan langkah dan prosedur yang akan dilakukan
untuk mengumpulkan data dalam rangka memecahkan masalah atau menguji
hipotesis. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
survey eksplanatori (explanatory methode) yaitu suatu metode penelitian yang
bermaksud menjelaskan hubungan antar variabel dengan menggunakan pengujian
hipotesis.
Adapun pengertian penelitian survey menurut Masri Singarimbun (1995:3)
adalah penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan
kuesioner sebagai alat pengumpul data yang pokok.

3.3 Operasional Variabel


Pada penelitian ini terdapat dua variabel yang akan diteliti. Untuk
memberikan arah dalam pengukurannya variabel-variabel tersebut dijabarkan
dalam konsep teoritis, konsep empiris, dan konsep analitis sebagai berikut :

Deden Ahmad Daenuri, 2014


Pengaruh Persaingan dan Perilaku Kewirausahaan Terhadap Profitabilitas
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
48

Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel

Variabel Konsep Teoritis Konsep Empiris Konsep analitis Skala

Profitabiltas Rasiountuk mengukur Besarnya Profitabilitas Data diperoleh dari jawaban Rasio
(Y) efektivitas operasi (ROE) pengrajin dalam responden mengenaibesarnya
perusahaan dalam 1 bulan terakhir profitabilitas yang diperoleh
menghasilkan dalam satu bulan terakhir.
keuntungan atau laba Rasio yang digunakan adalah
Return On Equity (ROE)
Machfoed (1996:93)
ROE = x 100%

Persaingan Persaingan adalah Persaingan harga Persaingan dalam harga Ordinal


(X1) keadaan ketika pengusaha dengan harga meliputi :
organisasi berperang produk pesaing
atau berlomba untuk - Persaingan dalam
mencapai hasil dan penetapan harga produk
tujuan yang diiginkan. bola sepak yang di jual
para pengrajin.

Persaingan dalam produk ini


Persaingan produk meliputi :
pengusaha dengan produk a. Diferensiasi produk
pesaing
- Persaingan dalam
perbedaan warna produk Ordinal
bola sepak yang dihasilkan

- Persaingan dalam
perbedaan pola
jenisproduk bola sepak
yang dijual.

b. Kualitas produk :

- Persaingan bahan dasar


produk dan persaingan
dalam mempertahankan
kualitas produk bola sepak

Deden Ahmad Daenuri, 2014


Pengaruh Persaingan dan Perilaku Kewirausahaan Terhadap Profitabilitas
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
49

Perilaku Suatu kemampuan Perilaku kewirausahaan Data diperoleh dari responden Ordinal
kewirausahaan untuk menciptakan meliputi : mengenai :
(X2) sesuatu yang baru
berbeda (ability to  Inovasi  Pengetahuan/cara baru
yang ditemukan
create the new and
pengusaha mengenai
different thing). (Peter pembukuan keuangan,
Drucker dalam  Pengetahuan/cara baru
suryana, 2003:10) yang ditemukan
pengusaha dalam proses
memproduksi barang, dan
 Pengetahuan/cara baru
untuk meningkatkan
kualitas barang yang
 Kreativitas dihasilkan
 kreativitas dalam
membuat jenis/bentuk
produk lain dari bahan
baku yang sama,
 kreativitas dalam mencari
jejaring pasar, kreativitas
dalam mencari sumber
modal,untuk
mengembangkan usaha,
 kreativitas dalam
memasarkan produk,
 kreativitas dalam
perbaikan kualitas
pelayanan terhadap
konsumen.
 Kepemimpinan :
 Kemampuan memimpin
dan memotivasi semangat
kerja karyawan ,
 kemampuan dalam
menyusun perencanaan
perusahaan,
 Keberanian dalam  kemampuan dalam
menanggung resiko membuat perhitungan
laba/rugi,
 kemampuan mengamati
pasar.
 perilaku mengambil
resiko keuangan,
 perilaku mengambil
resiko dalam melakukan
kreativitas,
 perilaku dalammengambil
resiko waktu

Deden Ahmad Daenuri, 2014


Pengaruh Persaingan dan Perilaku Kewirausahaan Terhadap Profitabilitas
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
50

3.4 Populasi dan Sampel


3.4.1 Populasi
Menurut Suharsimi Arikunto (2010:173) populasi adalah keseluruhan
subjek penelitian. Sugiyono (2007:61) menyatakan bahwa populasi adalah
wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik
kesimpulannya. Berdasarkan beberapa definisi di atas dan berdasarkan masalah
yang diteliti maka yang menjadi ukuran populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh pengrajin bola sepak yang berada di daerah Kecamatan Parakansalak,
Kabupaten Sukabumi yang berjumlah sebanyak 30 pengrajin

3.4.2 Sampel
Sampel menurut Suharsimi Arikunto (2010:174) adalah sebagian atau
wakil populasi yang diteliti. Sedangkan menurut Sugiyono (2007:62)yang
dimaksud dengan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi. Dalam penelitian ini mempergunakan pengambilan sampel
dengan teknik sampling jenuh, karena populasinya kurang dari 100 maka teknik
sampling yang diambil adalah semua anggota populasi sebanyak 30 pengrajin

3.5 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data adalah cara dan alat yang dipakai dalam
memperoleh informasi / keterangan mengenai objek penelitian. Pengumpulan data
dalam penelitian ini adalah ;
1. Wawancara , pengumpulan data yang dilakukan untuk memperoleh informasi
secara langsung dengan cara tanya jawab lisan kepada para responden yang
dipergunakan sebagai pelengkap data.
2. Studi observasi, yaitu dengan cara meneliti secara langsung pengrajin bola
sepak yang berada di Kecamatan Parakansalak Kabupaten Sukabumi.
3. Angket, yaitu pengumpulan data yang dilakukan melalui penggunaan daftar
pertanyaaan yang telah disusun dan disebar kepada responden agar diperoleh
data yang dibutuhkan.

Deden Ahmad Daenuri, 2014


Pengaruh Persaingan dan Perilaku Kewirausahaan Terhadap Profitabilitas
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
51

4. Studi literatur, yaitu tehnik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan


data-data dari buku, media cetak, jurnal, internet, dan sumber-sumber lain yang
relevan dengan permasalahan

3.6 Teknik Pengolahan Data


Langkah-langkah penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Menyeleksi data yang sudah terkumpul, yaitu untuk meneliti kelengkapan data
yang diperlukan dengan cara memilih dan memeriksa kejelasan dan
kesempurnaan dari data yang diperlukan.
2. Mentabulasi data, yaitu menyajikan data yang telah diseleksi dalam bentuk
data yang sudah siap untuk diolah yakni dalam bentuk table-tabel yang
selanjutnya akan diuji secara sistematis.
3. Menganalisa data, yaitu mengetahui pengaruh serta hubungan antar variabel
independent (variabel bebas) dan variabel dependent (Variabel terikat).
4. Melakukan pengujian hipotesis.
5. Melakukan Uji Asumsi Klasik
6. Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan merupakan benang merah atau hasil dari penelitian
yang dilakukan.

3.7 Instrumen Penilitian


Instrumen merupakan alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih
baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah
diolah, dengan demikian instrumen penelitian dapat diartikan sebagai suatu alat
yang digunakan untuk memperoleh data riil sebagai bahan dasar dalam hasil dan
pengambilan kesimpulan. Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah non test berupa kuesioner yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang
pribadinya atau hal-hal lain yang ia ketahui (Suharsimi Arikunto 2010:192).
Dengan kuesioner terbuka atau jawaban dengan kalimat responden sendiri dan

Deden Ahmad Daenuri, 2014


Pengaruh Persaingan dan Perilaku Kewirausahaan Terhadap Profitabilitas
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
52

kuesioner tertutup atau jawaban telah disediakan oleh peneliti, yang disebarkan
kepada 30pengrajin bola sepak di Kecamatan Parakansalak, Kabupaten Sukabumi.
Instrumen dalam penelitian ini berupa kuesioner kombinasi tertutup-
terbuka, di mana alternatif jawaban sudah ada serta sudah ditentukan peneliti dan
alternatif jawaban tidak ditentukan terlebih dahulu di mana responden bebas
memberikan jawaban. Untuk data yang bersifat ordinal, agar setiap jawaban
responden dapat dihitung, maka diperlukan alat ukur yang tepat dalam
memberikan skor pada setiap jawaban responden. Instrumen dalam penelitian ini
menggunakan skala Likert. Ketentuan berdasarkan skala Likert yang digunakan
adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3
Skor Jawaban berdasarkan Skala Likert

Alternatif Jawaban Pernyataan Positif Pernyataan Negatif


SS = Sangat Sering 5 1
S = Sering 4 2
K = Kadang-Kadang 3 3
P = Pernah 2 4
TP = Tidak Pernah 1 5

Adapun langkah-langkah penyusunan angket adalah sebagai berikut :


1) Menentukan tujuan pembuatan angket yaitu mengetahui pengaruh persaingan
dan perilaku kewirausahaan terhadap profitabilitas.
2) Menjadikan objek yang menjadi responden yaitu pengusaha bola sepak di
Kecamatan Parakansalak Kabupaten Sukabumi.
3) Menyusun pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh responden.
4) Melakukan uji coba terlebih dahulu kepada pengusaha lain yng sejenid
5) Memperbanyak angket.
6) Menyebarkan angket.
7) Mengelola dan menganalisis hasil angket.

Deden Ahmad Daenuri, 2014


Pengaruh Persaingan dan Perilaku Kewirausahaan Terhadap Profitabilitas
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
53

a. Tes Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan
atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih memiliki
validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki
validitas rendah. Tes validitas instrumen dilakukan dengan teknik analisis item
instrumen, yaitu dilakukan dengan mengkorelasikan masing-masing pertanyaan
dengan jumlah skor untuk masing-masing variabel. Dalam uji validitas ini
digunakan teknik korelasi product moment dengan rumus :

N  XY    X  Y 
rxy 
N  X    X  N Y   Y 
2 2 2 2

(Suharsimi Arikunto, 2010: 213)


Di mana :

r = koefisien validitas item yang dicari


X = skor yang diperoleh dari subjek dalam tiap item
Y = skor total item instrumen
∑X = jumlah skor dalam distribusi X
∑Y = jumlah skor dalam distribusi Y
∑X2= jumlah kuadrat pada masing-masing skor X
∑Y = jumlah kuadrat pada masing-masing skor Y
N = jumlah responden

Kriteria keputusannya menurut Riduwan (2010: 217) adalah sebagai


berikut :
 Jika rhitung > rtabel dikatakan valid.
 Jika rhitung < rtabel dikatakan tidak valid.
Jika instrumen itu valid, maka dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks
korelasinya, (Riduwan, 2010: 217).
Antara 0,800 – 1,000 : sangat tinggi
Antara 0,600 – 0,799 : tinggi
Antara 0,400 – 0,599 : cukup tinggi

Deden Ahmad Daenuri, 2014


Pengaruh Persaingan dan Perilaku Kewirausahaan Terhadap Profitabilitas
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
54

Antara 0,200 – 0,399 : rendah


Antara 0,000 – 0,199 : sangat rendah (tidak valid)

Dengan menggunakan taraf signifikan α = 0,05 koefisien korelasi yang


diperoleh dari hasil perhitungan diperbandingkan dengan nilai dari tabel korelasi
nilai r dengan derajat kebebasan (n-2), dimana n menyatakan jumlah baris atau
banyaknya responden.

Jika r hitung  r0,05 Instrumen valid

Sebaliknya jika r hitung  r 0,05 Instrumen tidak valid

b. Tes Reliabilitas
Setelah dilakukan pengujian validitas, maka langkah selanjutnya adalah
melakukan pengujian reliabilitas. Suharsimi Arikunto (2010:221) menyatakan
bahwa reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena
instrumen tersebut telah baik. Reabilitas menunjuk pada tingkat keteramdalan
sesuatu. Reliabel artinya, dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan. Sugiyono (2007
: 354)menyatakan bahwa pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan secara
eksternal mapun internal. Secara eksternal pengujian dapat dilakukan dengan test-
retest (stability), equivalent, dan gabungan keduanya. Secara internal reliabilitas
instrumen dapat diuji dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada
dengan teknik tertentu.
Tes Reliabilitas bertujuan untuk mengenal apakah alat pengumpul data
tersebut menunjukkan tingkat ketepatan, kaekuratan, kestabilan atau konsistensi
dalam mengungkapkan gejala tertentu dari sekelompok individu walaupun
dilaksanakan pada waktu yang berbeda. Pengujian Reliabilitas pada penelitian ini
menggunakan rumus Spearman-Brown dengan teknik belah dua ganjil-genap.
Adapun langkah-langkah yang digunakan adalah :
1. Mengelompokkan skor butir bernomor ganjil sebagai belah pertama dan
kelompok skor butir bernomor genap sebagai belah kedua.

Deden Ahmad Daenuri, 2014


Pengaruh Persaingan dan Perilaku Kewirausahaan Terhadap Profitabilitas
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
55

2. Mengkorelasikan skor belahan pertama dengan skor belahan kedua, dan akan
diperoleh harga rxy dengan menggunakan rumus korelasi product moment
dengan angka kasar yang dikemukakan oleh Pearson, yaitu :

∑ (∑ )(∑ )
( )
{ ∑ (∑ ) } { ∑ (∑ ) }

Keterangan :
rxy = Koefisien korelasi
N = Jumlah Responden
∑X = Jumlah skor X
∑Y = Jumlah skor Y
∑XY = Jumlah skor X dan skor Y
3. Menghitung indeks reliabilitas dengan menggunakan rumus Spearman-Brown,
yaitu :

⁄ ⁄
( )
( ⁄ ⁄
)

Keterangan :
r11 = Reliabilitas instrumen
r1/21/2 = rxy yang disebut sebagai indeks korelasi antara dua belahan
instrumen.
Kriteria keputusannya adalah sebagai berikut :
 Jika r11> rtabel dikatakan reliabel.
 Jika r11< rtabel dikatakan tidak reliabel.

3.8 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis


3.8.1 Analisis data
Dalam penelitian ini, menganalisis data akan menggunakan analisis regresi
linier berganda (multiple linear regression method). Tujuannya untuk mengetahui
variabel-variabel yang dapat mempengaruhi pendapatan.

Deden Ahmad Daenuri, 2014


Pengaruh Persaingan dan Perilaku Kewirausahaan Terhadap Profitabilitas
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
56

Alat bantu analisis yang digunakan yaitu dengan menggunakan program


komputerSPSS Versi 21. Tujuan Analisis Regresi Linier Berganda adalah untuk
mempelajari bagaimana eratnya pengaruh antara satu atau beberapa variabel
bebas dengan satu variabel terikat.
Dalam penelitian ini akan dilakukan pemilihan model fungsi regresimodel
linier. Model analisa data yang digunakan untuk mengetahui pengaruh antara
variabel bebas terhadap variabel terikat dan untuk menguji kebenaran dari dugaan
sementara digunakan model Persamaan Regresi Linier Ganda, sebagai berikut:
  b0  b1 X 1  b2 X 2 + e

Dimana :

Y adalah profitabilitas
bo adalah konstanta regresi
b1 adalah koefisien regresi X1
b2 adalah koefisien regresi X2
X1 adalah persaingan
X2 adalah perilaku kewirausahaan
e adalah Faktor pengganggu

3.8.2 Uji Asumsi Klasik


Untuk mendapatkan model yang tidak bias (unbiased) dalam memprediksi
masalah yang diteliti, maka model tersebut harus bebas uji Asumsi Klasik yaitu:
1. Uji Multikolinieritas
Pada mulanya multikoliniearitas berarti adanya hubungan linier yang
sempurna atau pasti diantara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan dari
model regresi.Dalam hal ini variabel-variabel bebas ini bersifat tidak orthogonal.
Variabel-variabel bebas yang bersifat orthogonal adalah variabel bebas yang nilai
korelasi diantara sesamanya sama dengan nol.
Jika terdapat korelasi yang sempurna diantara sesama variabel-variabel
bebas sehingga nilai koefisien korelasi diantara sesama variabel bebas ini sama
dengan satu, maka konsekuensinya adalah :

Deden Ahmad Daenuri, 2014


Pengaruh Persaingan dan Perilaku Kewirausahaan Terhadap Profitabilitas
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
57

- Nilai koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir


- Nilaistandard error setiap koefisien regresi menjadi tak terhingga.
Ada beberapa cara untuk medeteksi keberadaan multikolinieritas dalam
model regresi OLS, (Yana Rohmana 2010:143) yaitu :
(1) Mendeteksi nilai koefisien determinasi (R2) dan nilai thitung. Jika R2 tinggi
(biasanya berkisar 0,7 – 1,0) tetapi sangat sedikit koefisien regresi yang
signifikan secara statistik, maka kemungkinan ada gejala multikolinieritas.
(2) Korelasi Parsial Antarvariabel Independen dengan menghitung koefesien
korelasi antarvariabel independen. Apabila koefsiennya rendah, maka
tidak terdapat multikolinearitas, sebaliknya jika koefesien antarvariabel
independen (x) itu koefesiennya tinggi (8,0-1,0) maka diduga terdapat
multikolinearitas.
(3) Regresi Auxiliary. Kita menguji multikolinearitas hanya dengan melihat
hubungan secara individual antara satu variabel independen dengan satu
variabel independen lainnya.
(4) Variance inflation factor dan tolerance.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan Uji korelasi derajat nol untuk
memprediksi ada atau tidaknya multikolinearitas.
Dalam penelitian ini akan mendeteksi ada atau tidaknya multiko dengan
uji Variance inflation factor dan tolerance (VIF) antar variabel independen.
Sebagai aturan main yang kasar (rule of thumb), jika koefisien korelasi cukup
tinggi katakanlah diatas 10 maka kita duga ada multikolinieritas dalam model.
Sebaliknya jika koefisien korelasi relatif rendah maka kita duga model tidak
mengandung unsur multikolinieritas
Apabila terjadi multikoliniearitas menurut (Yana Rohmana 2010:149)
disarankan untuk mengatasinya dapat dilakukan dengan cara sebagai berilkut :
 Tanpa ada perbaikan
 Dengan perbaikan :
 Informasi Apriori
 Menghilangkan Variabel Independen
 Menggabungkan data cross section dan data time series

Deden Ahmad Daenuri, 2014


Pengaruh Persaingan dan Perilaku Kewirausahaan Terhadap Profitabilitas
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
58

 Transformasi variable
 Penambahan data

2. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas adalah keadaan dimana faktor gangguan tidakmemiliki
varian yang sama. Heteroskedastisitas merupakan suatu fenomena dimana
estimator regresi bias, namun varian tidak efisien (semakin besar populasi atau
sampel, semakin besar varian). Uji heteroskedasitas bertujuan untuk menguji
apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokesdasitas dan jika berbeda
disebut heteroskedasitas.
Jika ditemukan heteroskedastisitas, maka estimator OLS tidak akan efisien
dan akan menyesatkan peramalan atau kesimpulan selanjutnya. Ada beberapa cara
yang bisa ditempuh untuk mengetahui adanya heteroskedastisitas (Yana Rohmana
2010:160), yaitu sebagai berikut :

(1) Metode grafik, kriteria yang digunakan dalam metode ini adalah :
a. Jika grafik mengikuti pola tertentu misal linier, kuadratik atau
hubungan lain berarti pada model tersebut terjadi heteroskedastisitas.
b. Jika pada grafik plot tidak mengikuti pola atau aturan tertentu maka
pada model tersebut tidak terjadi heteroskedastisitas.
(2) Uji Park (Park test), yakni menggunakan grafik yang menggambarkan
keterkaitan nilai-nilai variabel bebas (misalkan X1) dengan nilai-nilai
taksiran variabel pengganggu yang dikuadratkan (^u2).
Ketentuan pengujian :
 Apabila melalui pengujian hipotesis (lewat uji-t) ternyata signifikan secara
statistik, berarti x mempengaruhi ei2 , maka dalam data terjadi
heteroskedastisitas dan sebaliknya
(3) Uji Glejser (Glejser test), ini mirip dengan uji Park, namun perbedannya
hanya pada variabel dependennya. Jika pada uji park menggunakan

Deden Ahmad Daenuri, 2014


Pengaruh Persaingan dan Perilaku Kewirausahaan Terhadap Profitabilitas
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
59

residual kuadrat sebagai variabel dependen, maka untuk Uji Glejser


variabel ini diganti dengan nilai absolut residual.
(4) Uji korelasi rank Spearman (Spearman’s rank correlation test.) Koefisien
korelasi rank spearman tersebut dapat digunakan untuk mendeteksi
heteroskedastisitas berdasarkan rumusan berikut :
 d2 
rs  1 - 6  2 1 

n n 1 
Dimana :

d1 = perbedaan setiap pasangan rank


n = jumlah observasi

(5) Uji White (White Test). Pengujian terhadap gejala heteroskedastisitas


dapat dilakukan dengan melakukan White Test, yaitu dengan cara
meregresi residual kuadrat dengan variabel bebas, variabel bebas kuadrat
dan perkalian variabel bebas. Ini dilakukan dengan membandingkan χ2hitung
dan χ2tabel, apabila χ2hitung> χ2tabel maka hipotesis yang mengatakan bahwa
terjadi heterokedasitas diterima, dan sebaliknya apabila χ2hitung < χ2tabel
maka hipotesis yang mengatakan bahwa terjadi heterokedasitas ditolak.
Dalam metode White selain menggunakan nilai χ2hitung, untuk memutuskan
apakah data terkena heteroskedasitas, dapat digunakan nilai probabilitas
Chi Squares yang merupakan nilai probabilitas uji White. Jika probabilitas
Chi Squares <α, berarti Ho ditolakjika probabilitas Chi Squares >α, berarti
Ho diterima.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan uji metode grafik, dengan bantuan
program SPSS 21 for Windows.Dalam regresi, salah satu asumsi yang harus dipenuhi
adalah bahwa varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan lain tidak
memiliki pola tertentu. Salah satu uji untuk menguji heteroskedastisitas ini adalah dengan
melihat penyebaran dari varians residual.

Deden Ahmad Daenuri, 2014


Pengaruh Persaingan dan Perilaku Kewirausahaan Terhadap Profitabilitas
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
60

3. Uji Autokorelasi
Dalam suatu analisa regresi dimungkinkan terjadinya hubungan antara
variabel- variabel bebas atau berkorelasi sendiri, gejala ini disebut autokorelasi.
Istilah autokorelasi dapat didefinisikan sebagai korelasi antara anggota
serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu atau ruang.
Autokorelasi merupakan suatu keadaan dimana tidak adanya korelasi
antara variabel penganggu (disturbance term) dalam multiple regression. Faktor-
faktor penyebab autokorelasi antara lain terdapat kesalahan dalam menentukan
model, penggunaan lag dalam model dan tidak dimasukkannya variabel penting.
Adapun cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi pada model
regresi, (Yana Rohmana 2010: 194) pada penelitian ini pengujian asumsi
autokorelasi dapat diuji melalui beberapa cara di bawah ini:
1. Uji Durbin Watson (DW) untuk mendeteksi autokorelasi, yaitu dengan
cara membandingkan DW statistik dengan DW tabel.
Uji DW menurunkan nilai kritis batas bawah (dL) dan bataas atas (dU)
sehingga jika nilai d hitung terletak di luar nilai kritis ini maka ada tidaknya
autokorelasi baik positif atau negatif dapat diketahui. Penentuan ada tidaknya
autokorelasi dapat dilihat dengan jelas dalam tabel 3.4:

Tabel 3.4
Uji Statistik Durbin-Watson d

Nilai Stastistik d Hasil


0 < d < dL Menolak hipotesis nul; ada autokorelasi positif
d L ≤ d ≤ dU Daerah keragu-raguan; tidak ada keputusan
dU ≤ d ≤ 4 - dU Menerima hipotesis nul; tidak ada autokorelasi positif/negatif
4 - dU ≤ d ≤ 4 - dL Daerah keragu-raguan; tidak ada keputusan
4 - dL ≤ d ≤ 4 Menolak hipotesis nul; ada autokorelasi positif

Dibawah ini daerah-daerah penerimaan uji statistik Durbin Watson:

Deden Ahmad Daenuri, 2014


Pengaruh Persaingan dan Perilaku Kewirausahaan Terhadap Profitabilitas
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
61

Autokorelasi Ragu-ragu Tidak ada Ragu-ragu Autokorelasi


Positif autokorelasi negatif

Gambar 3.1
Grafik Statistik Durbin Watson
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan uji Durbin-Watsondengan
bantuan program SPSS 21 for Windows. Uji ini mengahsilkan nilai DW hitung (d)
dan nilai DW table (dL dan dv).
Salah satu keuntungan dari uji DW yang didasarkan pada residual adalah
bahwa setiap program komputer untuk regresi selalu memberi informasi statistik
d, adapun prosedur dari uji DW sebagai berikut:
1. Melakukan regresi metode OLS dan kemudian mendapatkan nilai
residualnya
2. Menghitung nilai d dari persamaan regresi
3. Dengan jumlah observasi (n) dan jumlah variabel independen tertentu tidak
termasuk konstanta (k), kita cari nilai kritis dL dan dU di statistik Durbin
Watson.
4. Keputusan ada tidaknya autokorelasi didasarkan pada tabel 3.4 diatas.
Untuk lebih memudahkan menentukan autokorelasi dapat juga digunakan
gambar 3.1

Deden Ahmad Daenuri, 2014


Pengaruh Persaingan dan Perilaku Kewirausahaan Terhadap Profitabilitas
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
62

3.8.3 Pengujian Hipotesis


Untuk menguji hipotesis maka penulis menggunakan uji statistik berupa
uji parsial (uji t), uji simultan (uji f) dan uji koefisien determinasi majemuk (R2).

3.8.3.1 Pengujian Hipotesis Secara Individual (uji t)


Uji parsial atau uji t digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing
variabel X secara individu mampu menjelaskan variabel Y. Uji t digunakan untuk
mengetahui apakah masing-masing variabel X secara individu mampu
menjelaskan variabel Y.
Menghitung nilai statistik t (t hitung) dan mencari nilai-nilai t kritis dari
tabel distribusi t pada α dan degree of freedom tertentu. Adapun nilai t hitung
dapat dicari dengan formula sebagai berikut:
(̂)
( )( ̂ )
Dimana merupakan nilai pada hipotesis nul. Atau secara sederhana t
hitung dapat dihitung dengan rumus:

(Yana Rohmana, 2010 : 50)


Setelah diperoleh t statistik atau t hitung, selanjutnya bandingkan dengan t
tabel dengan α disesuaikan. Adapun cara mencari t tabel dapat digunakan rumus
sebagai berikut :
t tabel = n-k-1
Hipotesis dalam penelitian ini secara statistik dapat dirumuskan sebagai
berikut:
Uji hipotesis positif menggunakan satu sisi
H0 :βi 0
Ha : βi 0
Uji hipotesis negatif menggunakan satu sisi
H0 :βi > 0
Ha : βi 0

Deden Ahmad Daenuri, 2014


Pengaruh Persaingan dan Perilaku Kewirausahaan Terhadap Profitabilitas
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
63

Kriteria uji t adalah:

1. Jika thitung >ttabel maka H0ditolak dan H1 diterima (variabel bebas X

berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat Y),


2. Jika thitung <ttabel maka H0diterima dan H1 ditolak (variabel bebas X tidak

berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat Y). Dalam penelitian ini


tingkat kesalahan yang digunakan adalah 0,05 (5%) pada taraf signifikasi
95%.

3.8.3.2Koefisien Determinasi Majemuk R2


Di dalam regresi berganda akan menggunakan koefesien determinasi
untuk mengukur seberapa baik garis regresi yang kita punyai. Dalam hal ini kita
mengukur “seberapa besar proporsi variasi variable dependen dijelaskna oleh
semua variable independen.” Koefisien determinasi dapat dicari dengan
menggunakan rumus:
1  X1Y   2  X 2Y  3 X 3Y
R2 = R 2  (Yana Rohmana, 2010: 76)
Y 2

Besarnya nilai R2berada diantara 0 (nol) dan 1 (satu) yaitu 0 <R2 < 1. Jika
nilai R2 semakin mendekati 1 (satu) maka model tersebut baik dan pengaruh
antara variabel bebas X dengan variabel terikat Y semakin kuat (erat
berhubungannya).

Deden Ahmad Daenuri, 2014


Pengaruh Persaingan dan Perilaku Kewirausahaan Terhadap Profitabilitas
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Anda mungkin juga menyukai