Anda di halaman 1dari 2

Lomba Maulid Menghias Telur

Pagi hari para siswa 9A mulai berdatangan. Perkenalkan kelasku. Kelas yang isinya siswa siswi kece
dan kata guru -guru sih orang-orang “pilihan”. Di kelasku terdiri dari 32 orang salah satunya aku. Di
dalam kelas ku ini memang ada banyak sekali anggota OSIS.

Suatu ketika Maipa berlari dari ruang osis menuju kelas sambil berteriak “Rapatttt!!”. Sontak kami
para anggota OSIS pun segera berjalan menuju ruangan, di sana kami membahas tentang maulid.
Selesai rapat, kami semua kembali ke kelas.

“Kapan maulid nya lif?” tanya Rusman

“Dari hasil rapat sih maulid bakal diadakan pada hari sabtu”

“Maulid nanti bakalan ngadain lomba apa aja sih?” ucap salah satu temanku.

Maipa pun menjelaskan “Jadi, nanti tuh akan ada beberapa lomba, salah duanya yaitu lomba
ceramah dan lomba menghias telur”.

Jauh hari sebelum lomba kami dan teman-teman mulai berdatangan ke rumah Najih untuk
membuat hiasan Masjid. Disana kami di sambut hangat oleh orang tua Najih yang sangat humble.
Rusman, Fahri, dan teman-teman yang lain mulai mengerjakan hiasan masjid. Beberapa hari berlalu
masjid itu tak kunjung selesai, karena kurangnya kerja sama.

Sehari sebelum maulid mereka semua berdatangan, karena sudah terlalu malam, kami pun
berinisiatif untuk nginap di rumah Najih. Kami ngebut buat nyelesain hiasan itu, beberapa dari kami
membagi tugas, ada yang menghias, ada yang memasak, dan ada pula yang membungkus telur. Jam
sudah menunjukkan pukul 1 dini hari.

“Aduh, udah ngantuk nih, lanjut besok aja yuk” ucapku

“Iya nih, tidur dulu aja ga si?” kata teman ku yang lalai

Keesokan paginya semua sudah siap, masakan pun sudah jadi. Pak Ramli kemudian mengantar
masjid kami ke sekolah untuk di nilai. Semua siswa tampak bersemangat, setelah penilaian kami pun
makan bersama teman-teman.

Beberapa minggu kemudian tepatnya hari Rabu, adalah hari yang paling di nanti karena
pengumuman hasil lomba menghias telur. Ibu Erni selaku wakasek kesiswaan mulai mengumumkan.
Dari predikat 1 sampai 3 kelas ku tidak masuk dalam sang juara, sontak teman-teman ku semua
sedih dan sampai ada yang bercucuran air mata

“Udah lah keyla, ga usah nangis” kata Nisa

“Gimana ga nangis, kita udah capek-capek ngerjain ini malah ga dapet juara loh” ucap keyla

“Ya mau gimana lagi, mungkin kelas lain ada yang lebih bagus” kata nisa

“hiks hiks”

Keyla pun menangis sampai matanya bengkak seperti telur.

Ya, walaupun sedih kami harus tetap terima hasil keputusan, mungkin kedepan nya harus bisa lebih
bagus lagi. Kami teman-teman kembali ke kelas untuk memulai pelajaran.

Anda mungkin juga menyukai