Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGANTAR FISIKA

Judul Percobaan : PENGGUNAAN ALAT UKUR DAN


PENGUKURAN DASAR
Nama : Daffa Mudhaffar
NIM : 2008107010013
Asisten : Nanda Nazira

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN


ALAM
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM - BANDA ACEH
2020
PERCOBAAN 1
PENGGUNAAN ALAT UKUR DAN PENGUKURAN DASAR

1.1 TUJUAN PERCOBAAN


 Mempelajari penggunaan alat-alat ukur dalam ilmu fisika, serta memahami
penggunaan konsep angka penting dalam pengukuran dan perhitungan.

1.2 DASAR TEORI


Fisika adalah ilmu yang mempelajari benda-benda serta fenomena dan keadaan yang
terkait dengan benda-benda tersebut. Untuk menggambarkan suatu fenomena yang
terjadi atau dialami suatu benda, maka didefinisikan berbagai besaran-besaran fisika.
Besaran fisika adalah sifat benda atau gejala alam yang dapat diukur. Panjang, massa,
lama waktu pertandingan bola, suhu udara, kekerasan benda, kecepatan mobil, terang
cahaya, energi yang tersimpan dalam bensin, arus listrik yang mengalir dalam kabel,
tegangan listrik PLN, daya listrik lampu ruangan, dan massa jenis air adalah contoh
sifat-sifat benda yang dapat dikur. Maka semuanya merupakan besaran fisika.
Jika didaftar, jumlah besaran fisika yang ada saat ini sangat banyak. Namun, dari
besaran yang banyak tersebut, ternyata satu besaran dapat diperoleh dari besaran-besaran
fisika yang lainya. Contohnya, besaran massa jenis dapat diperoleh dari besaran massa
dan volum. Massa jenis adalah hasil bagi massa dengan volum. Besaran gaya dapat
diperoleh dari besaran massa dan percepatan, di mana gaya adalah hasil perkalian massa
dan percepatan. Besaran volum dapat diperoleh dari pengukuran tiga besaran panjang
(panjang, lebar, dan tinggi).
Karena adanya hubungan antar besaran-besaran tersebut, tentulah ada sekelompok
besaran fisika saja yang lebih mendasar dan semua besaran fisika lainnya (yang sangat
banyak tersebut) dapat diturunkan dari besaran dalam kelompok tersebut. Kelompok
besaran yang mendasar inilah yang harus ditentukan. Kelompok besaran ini selanjutknya
dinamakan besaran pokok. Berdasarkan sejumlah pertemuan para ahli fisika seluruh
dunia, akhirnya ditetapkan tujuh besaran pokok dalam fisika. Tujuh besaran tersebut
tampak dalam Tabel 1.1
Tabel 1.1 Tujuh besaran pokok dalam fisika
Besaran Pokok Penggunaan
Panjang Mengukur panjang benda
Massa Mengukur massa atau kandungan materi benda
Waktu Mengukur selang waktu dua peristiwa atau kejadian
Mengukur arus listrik atau aliran muatan listrik dari satu tempat
Kuat Arus Listrik
ke tempat lain
Suhu Mengukur seberapa panas suatu benda
Mengukur seberapa terang cahaya yang jatuh pada benda
Intensitas Cahaya

Jumlah zat Mengukur jumlah partikel yang terkandung dalam benda


Semua besaran fisika selain tujuh besaran pokok dalam Tabel 1.1 dinamakan besaran
turunan. Semua besaran turunan merupakan kombinasi dari besaran-besaran pokok.
Karena jumlah besaran fisika sangat banyak maka boleh dikatakan bahwa hampir semua
besaran fisika merupakan besaran turunan.
Setiap besaran memiliki satuan masing-masing. Sebagai standar internasional
digunakan sistem satuan metrik yang juga dikenal sebagai sistem SI. Satuan metrik dari
besaran-besaan pokok ditunjukkan juga dalam Tabel 1.2

Tabel 1.2 Besaran pokok dan satuan metriknya

No. Besaran Satuan Metrik (SI)

1 Panjang meter (m)

2 Massa kilogram (kg)

3 Waktu detik (s)

4 Kuat Arus Listrik ampere (A)

5 Suhu Kelvin (K)

6 Intensitas Cahaya candela (cd)

7 Jumlah zat mol (mol)

Nilai suatu besaran dinyatakan dalam angka yang kadang kadang dibulatkan hingga
ke angka signifikan terdekat. Misalkan suatu pengukuran memberikan hasil 23196,44 km,
maka dapat dibulatkan menjadi 23000 km. Pembulatan dilakukan dengan
memperhatikan jenis alat ukur, tingkat presisi alat ukur, dan signifikansi nilai yang
diperlukan
Suatu hasil pengukuran dapat dinyatakan dalam angka ilmiah dalam bentuk
perpangkatan sepuluh. Nilai 23000 km dapat dinyatakan sebagai 2,3 x 104 km. Dalam
hal ini hanya dua angka penting yang terdapat dalam hasil pengukuran. Perpangkatan
sepuluh adalah sebuah bentuk penyederhanaan dalam menyatakan suatu nilai, dari nilai
yang sangat kecil dalam skala atomik hingga angka yang sangat besar dalam skala
dimensi alam semesta. Tabel 1.3 menunjukkan prefix yang sering digunakan dalam
menyebutkan bilangan dalam perpangkatan sepuluh.
Kita sering juga menjumpai bilangan-bilangan yang besar yang memerlukan
penyebutan khusus. Di dalam kehidupan sehari hari terdapat istilah seperti puluhan dan
ratusan untuk menyatakan bilangan besar. Sementara itu di dalam pengukuran kita boleh
menjumpai bilangan-bilangan yang lebih besar. Tabel 1.4 menunjukkan istilah untuk
bilangan-bilangan besar.
Tabel 1.3 Prefix yang umum digunakan untuk menyatakan angka.
No. Nilai Prefix Simbol
1 1018 Exa E
2 1015 Peta P
3 1012 Tera T
4 109 Giga G
5 106 Mega M
6 103 kilo k
7 102 hekto ha
8 101 deka da
9 100 - -
10 10-2 centi c
11 10-3 mili m
12 10-6 mikro 

13 10-9 nano n
14 10-12 piko p
15 10-15 femto f
16 10-16 atto a

Tabel 1.4 Nama-nama untuk bilangan besar


No. Nilai Nama
1 103 ribu
2 106 juta
3 109 milyar
4 1012 trilyun
5 1015 quadrilyun
6 1018 quintiliun
7 1021 sextiliun
8 1024 septiliun
9 1027 oktiliun
10 1030 noniliun
11 1033 dekiliun
12 1036 undekiliun
13 1039 duodekiliun
14 1042 tredekiliun
15 1045 quattrodekiliun
16 1048 quindekiliun
17 1051 sexdekiliun
18 1054 septendikiliun
19 1057 oktodekiliun
20 1060 novemdekiliun
21 1063 vigintiliun
22 10100 googol
23 10303 centiliun
24 10googol googolplex

Pengukuran adalah pekerjaan yang sangat penting untuk mengetahui data secara
pasti. Dalam fisika, pengukuran memegang peranan yang teramat penting. Pengukuran
adalah kunci kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Teori apa pun yang
dikembangkan dalam fisika maupun bidang ilmu lain harus dapat dibuktikan dengan
pengukuran. Jika teori tidak sesuai dengan hasil pengukuran maka teori tersebut ditolak.

1.2.1 Pengukuran Panjang


Alat ukur yang akan dibahas adalah jangka sorong dan mikrometer sekrup.
Alat-alat tersebut memberikan ketelitian pengukuran yang berbeda. Yang paling teliti
adalah mikrometer sekrup, kemudian diikuti jangka sorong.
a. Jangka Sorong
Jangka sorong dapat mengukur hingga ketelitin 0,1 mm. Bahkan, jangka sorong
terbaru dapat mengukur hingga ketelitian 0,02 mm. Jangka sorong jenis lama, memiliki
skala goresan pada bagian yang digeser. Skala ini sering disebut skala nonius atau
vernier. Ketika menentukan panjang benda maka dua skala yang harus dibaca sekaligus.
Jangka sorong terbaru, yaitu jangka sorong digital sangat mudah penggunaanya. Panjang
benda langsung tertera pada layar.
Kita akan mempelajari cara membaca jangka sorong jenis lama. Jangka sorong
tersebut memiliki skala nonius berupa goresan pada bagian yang digeser. Cara membaca
skala jangka sorong terebut sebagai berikut.
1) Amati, berapa nilai terkecil skala nonius
i. Jika jumlah skala nonius adalah 10 maka nilai terkecil skala tersebut
adalah 1 mm/10 = 0,1 mm
ii. Jika jumlah skala nonius adalah 20 maka nilai terkecil skala tersebut
adalah 1 mm/20 = 0,05 mm
iii. Jika jumlah skala nonius adalah 50 maka nilai terkecil skala tersebut
adalah 1 mm/50 = 0,02 mm
2) Amati skala utama yang tepat dilewati skala nol nonius
i. Pada Gambar 1.1 di bawah, skala utama yang tepat dilewati adalah 10 mm
+ 1 mm = 11 mm

Gambar 1.1
3) Tentukan skala nonius ke berapa yang tepat berimpit dengan skala utama
i. Pada Gambar 1.1 di atas, skala nonius 6,5 berimpit dengan skala utama
4) Hitung kelebihan panjang yang dinyatakan oleh skala nonius
i. Pada Gambar 1.1 di atas, kelebihan panjang adalah 6,5 x 0,1 mm = 0,65
mm
5) Panjang benda yang diukur adalah panjang yang ditunjukkan skala utama +
kelebihan panjang yang ditunjukkan skala nonius
i. Pada Gambar 1.1 di atas, panjang benda = 11 mm + 0,65 mm = 11,65 mm

b. Mikrometer Sekrup
Hasil pengukuran panjang yang lebih teliti lagi dapat diperoleh dengan
menggunakan mikrometer. Mikrometer sekrup dapat mengukur hingga ketelitian
0,01 mm. Hasil pengukuran dapat diperoleh dengan membaca dua skala yang ada
pada batang mikrometer atau bisa juga dibaca dari jarum penunjuk atau angka digital
pada display.
Gambar 1.2
Pada bagian ini kita mencoba mempelajari cara membaca panjang pengukuran
menggunakan mikrometer sekrup berdasarkan dua skala pada batangan. Seperti pada
gambar 1.2, skala tetap berada pada batang tetap. Jarak antar skala ini adalah 0,5 mm
(jarak antara skala atas dan bawah berdekatan). Di sebelahnya ada skala pada
silinder berputar. Jumlah skala ini ada 50 buah. Setiap memutar silinder satu putaran
penuh, maka silinder bergeser sejauh 0,5 mm (bergeser dari skala atas ke skala
bawah di batang tetap). Dengan demikian, pergeseran satu skala pada silinder putar
sama sama dengan panjang 0,5 mm/50 = 0,01 mm. Dengan demikian, mikrometer
sanggup mengukur hingga panjang 0,01 mm.
Cara membaca panjang pengukuran dengan mikrometer cukup sederhana.
i. Amati skala tetap yang telah dilewati oleh silinder putar. Pada Gambar 1.3,
skala tetap yang dilewati silinder putar adalah 5,5 mm
ii. Amati skala pada silinder putar yang tepat berimpit dengan garis
horizontal pada batang tetap. Pada Gambar 1.3 skala ke-28 pada silinder
putar berimpit dengan garis horizontal skala tetap.
iii. Pertambahan panjang yang ditunjukkan oleh skala silinder putar adalah
28 x 0,01 mm = 0,28 mm
iv. Panjang pengukuran = skala tetap yang dilewati + pertambahan panjang
pada silinder putar
Berdasarkan Gambar 1.3, panjang pengukuran = 5,5 mm + 0,28 mm =
5,78 mm
Gambar 1.3

1.2.2 Pengukuran Massa


Massa benda diukur dengan neraca. Neraca telah dibuat dengan sejumlah ketelitian,
bergantung pada fungsi masing-masing. Neraca untuk menimbang sayur di pasar tidak
terlalu teliti. Neraca yang sangat teliti biasa dipakai dalam percobaan laboratorium. Di
laboratorium orang kadang menimbang benda hingga ketelitin 0,001 g atau lebih teliti
lagi.
a. Neraca Dua Lengan
Prinsip kerja neraca ini adalah membandingkan berat benda yang akan diukur
dengan berat anak timbangan. Gambar 1.4 adalah contoh neraca dua lengan.

Gambar 1.4
Saat pengukuran dilakukan, benda yang akan dikur ditempatkan di piringan satu
sisi. Sejumlah anak timbangan dimasukkan ke piringan yang lainnya sehingga lengan
neraca dalam keadaan seimbang. Jika keseimbangan sudah tercapai maka massa benda
sama dengan jumlah massa anak timbangan yang dipasang. Ketelitian neraca ini
bergantung pada massa anak timbangan terkecil.
1.2.3 Pengukuran Waktu
Alat yang bias kita gunakan untuk mengukur waktu adalah arloji, jam dinding, dan
stopwatch. Ketelitian sebuah arloji dan jam dinding umumnya satu detik, sedangkan
stopwatch bias mencapai ketelitian 0,001 detik. Gambar 1.5 adalah contoh alat ukur
waktu tersebut.

Gambar 1.5
Stopwatch digunakan untuk mencatat lama waktu antara dua peristiwa. Stopwatch
memiliki beberapa tombol. Tombol reset digunakan untuk menol-kal tampilan. Tombol
start digunakan untuk memulai pencatatan waktu. Tombol stop digunakan untuk
menghentikan pencacahan waktu. Tombol start dan stop dapat merupakan satu tombol
atau merupakan tombol yang berbeda.
Stopwatch yang lebih mudah cara pembacaannya adalah stopwatch digital. Catatan
waktu langsung ditunjukkan oleh angka pada layar. Stopwatch digital sangat mudah kita
dapatkan. Di mana? Yaitu di handphone kita. Semua handphone dilengkapi dengan
stopwatch. Semua hp pasti memiliki stopwatch. Jadi, dengan adanya hp maka kita dapat
mencatat selang waktu dengan mudah. Kita tidak perlu lagi keluar uang untuk membeli
stopwatch jika kita sudah memiliki hp.

1.3 ALAT DAN BAHAN


No. Alat dan Bahan Jumlah
1. Jangka Sorong 1
2. Wadah 1
3. Stopwatch pada hp 1
4. Alat suntik (spet, syringe) 1
5. Smartphone/HP 3
1.4 PROSEDUR PERCOBAAN
1. Pengukuran menggunakan jangka sorong
 Carilah aplikasi “Vernier Calliper” di Playstore, install di HP, dan coba gunakan
untuk mengukur objek pada aplikasi tersebut.
 Buka aplikasi “Vernier Calliper”, lalu pilih Digital Capiler Tool.
 Kemudian, ukur panjang dan lebar dari beberapa benda yang ada di sekitar.
2. Pengukuran dengan menggunakan timbangan
 Carilah aplikasi “Weight Scale Estimator” di Playstore, install di HP, dan coba
gunakan untuk menimbang objek pada aplikasi tersebut.
 Timbanglah beberapa benda yang di sekitar.
3. Pengukuran waktu
 Bukalah apps stopwatch pada HP anda. Biasanya posisinya pada apps Clock
yang sudah default terinstall. Jika tidak ada, carilah apps Stopwatch di Playstore.
 Tekan “start” lalu bacalah kalimat di atas dengan suara pelan dan ritme normal.
Begitu sampai pada akhir kalimat, tekan “stop”. Catatlah waktu yang anda
butuhkan.
 Ulangi membaca kalimat di atas dengan ritme cepat, lalu catat waktu yang anda
butuhkan. Ulangi sekali lagi, kali ini dengan ritme yang lambat, dan catat waktu
yang dibutuhkan.
 Ambillah botol air minum bekas yang kosong, lemparkan ke udara. Tekan “start”
pada saat yang bersamaan dengan lepasnya botol dari tangan anda, dan tekan
“stop” saat anda mendengar botol jatuh mengenai lantai.
 Di langkah ini anda perlu melakukannya di tempat terbuka, yaitu di lapangan
sepak bola, dan butuh bantuan seorang kawan. Mintalah kawan anda untuk
berdiri pada satu tiang gawang dan anda berdiri pada satu tiang gawang lagi.
Minta teman anda untuk bertepuk tangan sekali, saat anda melihat teman anda
bertepuk tangan, tekan “start”. Saat anda mendengar suara tepukan tangan
sampai pada anda, tekan “stop”. Lakukan beberapa kali dan catat interval waktu
antara anda melihat teman bertepuk tangan dan saat suara tepukan tangan teman
anda sampai. Anda juga bisa meminta teman anda memukul sepotong besi
dengan palu, dan anda mencatat interval waktu antara saat anda melihat palu
menimpa objek dan saat suara terdengar.
4. Pengukuran volume
 Dapatkan alat suntik (seperti alat suntik tinta printer atau alat suntik di apotik)
dengan volume antara 10 dan 50 ml.
 Ambillah air sebanyak satu sendok makan, lalu hisapkan ke alat suntik. Catat
volume air yang terbaca pada alat suntik.
 Teteskan air satu tetes saja di atas permukaan yang licin. Ambil foto tetesan air
tersebut dengan menggunakan kamera hp.
 Dengan menggunakan jarum suntik, hisaplah tetesan air tersebut dan baca nilai
volume yang diperoleh.
 Lalukan pengukuran volume untuk tetesan air embun di ujung daun pada pagi
hari.

1.5 CATATAN DAN DATA DATA PERCOBAAN


1) Data pengukuran menggunakan jangka sorong
No. Nama Objek Panjang (mm) Lebar (mm)
1 Minyak Angin 75,54 17,28
2 Penghapus 59,82 22,37
3 Obat Salap 46,58 29,66
4 Kepala Charger HP 71,8 36,62
5 Flashdisk 51,84 21,04
Catatan :
 Sewaktu mengukur usahakan benda yang diukur sedekat mungkin dengan skala

utama.
 Posisikan jangka sorong tegak lurus terhadap benda yang diukur.
 Untuk mencegah kesalahan pembacaan, miringkan skala nonius hingga hampir
sejajar dengan bidang pandangan
 Jangka sorong dapat mengukur sisi dalam suatu benda yang biasanya berupa
lubang, mengukur ketebalan suatu benda, mengukur diameter dalam dan luar
suatu benda.

2) Data pengukuran dengan menggunakan timbangan


No. Nama Objek Massa (kg)
1 Minyak Kayu Putih 0,035
2 Remote Kipas Angin 0,014
3 Gelas 0,145
4 Kepala Charger HP 0,022
5 HP Nokia 0,051

3) Data pengukuran waktu


No. Pengamatan Waktu (detik)
1 Membaca dengan suara pelan dan ritme normal 10,09
2 Membaca dengan ritme cepat 7,44
3 Melempar botol air 0,73
4 Suara tepukan tangan 0,13
5 Palu menimpa objek dan saat suaranya terdengar 0,08

4) Data pengukuran volume


No. Pengamatan Volume (mL)
1 Air, satu sendok makan 8,2
2 Air, satu sendok teh 6,8
3 Air satu tetes 0,1
4 Air embun pada daun 0,8

1.6 KESIMPULAN
 Besaran terbagi dua yaitu besaran pokok dan besaran turunan.
 Setiap besaran memiliki satuan masing-masing. Sebagai standar internasional
digunakan sistem satuan metrik yang juga dikenal sebagai sistem SI.
 Pengukuran adalah aktivitas membandingkan dimensi atau ukuran benda dengan
suatu ukuran standard.
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Mikrajuddin. 2016. Fisika Dasar I. Kampus Ganesa, Bandung.

Satriawan, Mirza. 2007. Fisika Dasar. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.


LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai