Renatha Ernawati
Prodi Bimbingan Konseling, Universitas Kristen Indonesia
renatha_silitonga@yahoo.co.id
ABSTRAK
Masa remaja adalah masa yang paling Indah. Remaja harus diselamatkan dari
masa globalisasi. Karena globalisasi ini ibaratnya kebebasan, sehingga banyak
kebudayaan asing yang masuk, sementara budaya tersebut tidak cocok dengan
budaya Indonesia. Generasi muda adalah tulang punggung bangsa, yang
diharapkan di masa depan mampu meneruskan kepemimpinan bangsa ini agar
lebih baik. Dalam mempersiapkan generasi muda juga sangat tergantung kepada
kesiapan masyarakat yakni dengan keberadaan budayanya. Teknologi menjadi
terasa begitu dekat dengan manusia terutama remaja karena memudahkan
manusia dalam melakukan sesuatu. Namun sering kali teknologi disalahgunakan
untuk membuka situs-situs yang tidak seharusnya dibuka oleh remaja, sehingga
seringkali rasa penasaran remaja mengakibatkan seks di luar nikah. Melalui
layanan bimbingan dan konseling dan dalam upaya mengatasi masalah konseli
maka konselor harus dapat memahami dan mengembangkan setiap motif dan
motivasi yang melatarbelakangi perilaku konseli. Selain itu, seorang konselor juga
harus dapat mengidentifikasi aspek-aspek potensi bawaan dan menjadikan
sebagai modal untuk konselor sedapat mungkin mampu menyediakan lingkungan
yang kondusif bagi pengembangan segenap potensi bawaan konseli.
ABSTRACT
Adolescence is the most beautiful period. Adolescence must be saved from the era
of globalization. Because globalization is like a freedom, so many foreign cultures
enter, though the culture is not compatible with Indonesian culture. The younger
generation is the backbone of the nation. They are expected to be able to continue
the leadership of this nation for the better in the future.in preparing the younger
generation also depends on the readiness of the community, that is with the
existence of the culture. Thecnology is becoming so close to humans, especially
teenagers. This is because technology can facilitate people in doing things.
However, technology is often misused to open sites that should not be opened by
teenagers. Teenagers often feel curious at sites that result in sex outside of
marriage. Through guidance and counseling services in an effort to solve client
problems, so counselor should be able to understand and develop every motive
and motivation underlying the behavior of clients. In addition, a counselor should
be able to identify the client’s innate potential. This is useful for counselors in
creating a conducive environtment for clients.
17
18 JURNAL SELARAS. Kajian Bimbingan dan Konseling Serta Psikologi Pendidikan
Volume 1, Nomor 1, Mei 2018 (17 – 27)
jasmani dan rohani, kepribadian yang ekonomi bawah, menengah dan ekonomi
mantap dan mandiri, serta rasa tanggung atas.
jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Kemajuan teknologi dewasa ini
Asosiasi Bimbingan dan Konseling banyak sekali merubah tingkah laku remaja
(2007) ialah agar konseli dapat: (1) seperti kurangnya sopan santun kepada
merencanakan kegiatan penyelesaian studi, orang yang lebih tua dikarenakan
perkembangan karir serta kehidupan di komunikasi yang kurang dan semakin
masa yang akan datang; (2) maraknya pergaulan bebas. Hal ini diawali
mengembangkan seluruh potensi dan dari tontonan yang sudah semakin terbuka
kekuatan yang dimilikinya seoptimal bebas untuk berbagai kalangan, sehingga
mungkin; (3) menyesuaikan diri dengan menyebabkan anak maupun remaja yang
lingkungan pendidikan, lingkungan belum layak untuk menontonnya dapat
masyarakat serta lingkungan kerjanya; (4) dengan bebas membuka akses tersebut.
mengatasi hambatan dan kesulitan yang Beberapa waktu yang lalu marak di
dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan beritakan di luar negeri seorang anak
lingkungan pendidikan, masyarakat, perempuan kelas 5 SD telah melakukan
maupun lingkungan kerja. hubungan seksual dengan temannya di
kelas, karena sering membuka akses-akses
B. PEMBAHASAN yang tidak seharusnya melalui HP. Anak
mengeluh sering keram di perut serta telat
Berawal dari penggunaan Gadget
datang bulan. Setelah anak tersebut
dikalangan remaja dengan perlahan dan
memberitahukan keluhannya kepada orang
tidak disadari oleh remaja yang menjadi
tuanya, maka ibunya pun membawa anak
korban perkembangan Gadget, alasan yang
tersebut ke dokter kandungan. Mendengar
sangat klasik dari seseorang yang di
keterangan dari Dokter kandungan tersebut,
wawancarai seputar perkembangan gadget
sontak si ibu menangis dan sangat kaget
yang marak di kalangan remaja,
ketika mengetahui bahwa anaknya sedang
menurutnya gadget bukan hanya sebagai
mengandung. Dan anaknya memberitahu
wahana atau media komunikasi tapi
pada orang tuanya bahwa yang menghamili
dijadikan sebagai ajang bergengsi yang
dirinya adalah teman satu kelas dengannya.
menuntut semua remaja untuk selalu
Orang tua si perempuan ini pun langsung
mengikuti tren baru dari maraknya gadget
menemui orang tua dan anak laki-laki yang
atau sebagai life style yang menyebabkan
telah menghamili putrinya. Apa yang terjadi
kesenjangan sosial terjadi di kalangan
diluar dari dugaan begitu mengetahui
20 JURNAL SELARAS. Kajian Bimbingan dan Konseling Serta Psikologi Pendidikan
Volume 1, Nomor 1, Mei 2018 (17 – 27)
bahwa teman perempuannya mengandung atau mungkin dialami oleh subyek yang
anak laki-laki tersebut langsung menangis dilayani.
sekuat-kuatnya tidak terima bahwa dia Sebagai contoh penulis akan
harus menjadi ayah. Dari hasil kesepakatan memaparkan sebuah kasus yang sering
mereka memutuskan untuk menggugurkan terjadi di sekolah yang berhubungan
janin yang ada di dalam kandungan anak dengan Gadget dan perilaku seks bebas
tersebut. berikut dengan layanan konseling yang
Dari fenomena diatas dapat kita lihat dilakukan.
bahwa Gadget sangat mempengaruhi
perilaku seks bebas. Dengan demikian Deskripsi Kasus 1
diperlukan Pelayanan konseling Di salah satu SMAN Jakarta seorang
diselenggarakan dengan orientasi, prinsip remaja sering terlambat datang ke sekolah
dan asas serta landasan yang secara dan tidak masuk sekolah karena alasan
keseluruhan terpadu dalam setiap kegiatan sakit, yang belakangan diketahui alasan
layanan dan aspek-aspek pendukungnya. sakit ternyata hanya pura-pura. Prestasi
Segenap orientasi, prinsip dan asas serta belajarnya di bawah rata-rata kelas. Ia
landasan tersebut terwujudkan dalam sering dikucilkan oleh teman-temannya di
kaidah-kaidah keilmuwan dan kompetensi kelas karena sering membuat gaduh,
yang dipelajari dengan sebaik-baiknya. menyepelekan tugas-tugas sekolah, belajar
Yang dimaksud dengan orientasi di sini kalau ada ulangan saja. Remaja tersebut
adalah arah perhatian dan fokus dasar yang memiliki kecanduan bermain game. Setiap
setiap kali harus menjadi pokok perhatian hari ia selalu bermain game, mulai dari
dalam pelaksanaan pelayanan konseling. pulang sekolah sampai pukul lima sore
1. Orientasi individual, artinya setiap ditempat rental game, kemudian diteruskan
layanan konseling terutama tertuju kembali di rumah melalui internet sampai
kepada subjek yang dilayani sebagai larut malam, sehingga keesokan harinya
individu sering terlambat bangun sehingga ia
2. Orientasi perkembangan, artinya setiap terlambat datang ke sekolah. Kedua orang
layanan konseling memperhatikan tuanya bekerja sampai sore, sehingga
karakteristik subjek yang dilayani dari mereka tidak mengetahui, bahwa setelah
sisi tahap perkembangannya selesai jam ke sekolah, konseli tidak
3. Orientasi permasalahan, artinya setiap langsung pulang ke rumah, melainkan
layanan konseling terfokus pada menghabiskan waktunya dengan bermain
permasalahan yang sedang dialami dan game di tempat rental game. Berulang-
Renatha Ernawati, Layanan Konseling Untuk Remaja Dalam Membantu Kebiasaan 21
Bermain Game Serta Perilaku Seks Bebas
ulang Orang tua sering diundang oleh Wakil peringatan tetapi tidak disampaikan ke
kesiswaan dan guru BK untuk dapat orang tuanya. Konseli menyadari perilaku
merubah kebiasaan remaja tersebut, yang negatif, tetapi susah untuk menghilangkan
akan berdampak pada nilai di sekolah yang karena teman-teman dekatnya juga senang
akhirnya nanti remaja tersebut dapat tinggal main game.
kelas. Namun remaja tersebut sering Konseli dan konselor mendiskusikan
membuang surat undangan dari sekolah. perubahan perilaku yang diinginkan konseli
Sudrajat (2011:86-87) mengatakan Tujuan dan akhirnya tercapailah kesepakatan
dan Proses Konseling yaitu: dengan konseli untuk membuat daftar dalam
seminggu berapa kali main game, dan
Tujuan Konseling daftar kegiatan belajar.
Tujuan Konseling ditunjukkan untuk Melalui pembahasan yang ada pada
membantu remaja agar dapat mengurangi deskripsi kasus 1, maka konselor sebaiknya
dan menghilangkan kebiasaan bermain melalukan pendekatan Konseling Realitas
game, serta menata kembali kebiasaan dan Konseling Behaviour.
dalam belajarnya. Tujuan perubahan adalah klien
mampu menerima kenyataan bahwa
Proses Konseling prestasi yang menurun dikarenakan konseli
Pada awalnya Konseli (remaja) sering membuang waktu dengan bermain
tampak merasa kurang nyaman bersama game, dan konseli harus mengubah
konselor di ruang konseling, seperti kebiasaan atau perilaku yang tidak baik.
attending, empati dan beberapa teknik
umum lainnya yang sesuai dengan situasi Deskripsi kasus 2
Seorang siswa remaja putri di SMA
yang berkembang selama konseling
Jakarta senang sekali bersosialisasi melalui
berjalan. Akhirnya, timbul kepercayaan dan
media sosial. Pada saat remaja tersebut
kemauan dalam diri konseli untuk mengikuti
membuka Facebook pribadinya ada
program konseling bersama konselor.
seorang remaja laki-laki yang meminta
Berdasarkan eksplorasi masalah yang
untuk berteman dengannya, melalui
dilakukan diketahui bahwa masalah yang
pembicaraan yang sederhana lalu mereka
dihadapi konseli terganggu belajarnya
sering berkomunikasi dengan teman
karena kecanduan main game. Supaya
barunya. Tanpa terasa hubungan
main game terpuaskan, konseli berani
komunikasi tersebut telah berlangsung
membolos dan berbohong kepada orang
selama delapan bulan dan remaja laki-laki
tuanya. Sekolah pernah memberi surat
22 JURNAL SELARAS. Kajian Bimbingan dan Konseling Serta Psikologi Pendidikan
Volume 1, Nomor 1, Mei 2018 (17 – 27)
permisif, dengan pernah mengijinkan sang Pada akhirnya, konseli pun setuju dan
pacar untuk menginap di rumahnya. berharap dia bisa diberi kesempatan untuk
Melalui penerapan teknik refleksi, melanjutkan studinya.
konseli juga mengungkapkan berbagai Pada hari berikutnya, dengan
perasaan yang membebaninya, baik di berpegang pada asas kerahasiaan, konselor
hadapan teman, guru, keluarga maupun di melaporkan perkembangan kasus yang
masyarakat, akibat dari mencuatnya kasus terjadi serta penanganan yang sudah
ini. Konseli sangat menyesali perbuatan dilakukan kepada kepala sekolah dan
yang telah dilakukannya dan ingin tetap mengusulkan untuk digelar konfrensi kasus.
melanjutkan sekolahnya. “Saya benar-benar Konfrensi kasus dihadiri oleh kepala
merasa dibodohi dan tertipu oleh laki-laki sekolah, orang tua siswa, wali kelas, dan
kurang ajar itu”. Demikian, sepenggal para pembantu kepala sekolah. Pada
kalimat yang sempat meluncur dari bibirnya kesempatan konfrensi kasus orang tua
sambil berderai air mata. Konselor memberi menceritakan kejadian yang menimpa
dorongan supaya konseli tetap semangat anaknya, walaupun pada awalnya dia tidak
sekolah dan memberikan keyakinan pada menginginkan pihak sekolah mengetahui
konseli bahwa masih ada kesempatan kejadian ini, dengan harapan agar anaknya
kedua untuk berubah dan menjadi lebih baik tidak dikeluarkan dari sekolah. Orang tua
lagi. konseli menganggap anaknya adalah
Di akhir pertemuan, tampak korban perkosaan. Bila anaknya dikeluarkan
ketegangan di wajahnya sudah mulai dari sekolah akan semakin berat beban
mereda sebelum pertemuan di akhir, yang dirasakan oleh orang tua konseli.
konselor menyampaikan bahwa masalah Orang tua konseli memohon agar anaknya
yang sedang dihadapinya membutuhkan tidak dikeluarkan dari sekolah. Selama
kerja sama dengan pihak lainnya, seperti berlangsung konfrensi kasus, pembahasan
Kepala Sekolah, Pembantu Kepala Sekolah, kasus berjalan alot, terjadi adu argumentasi
Pembina OSIS, wali kelas dan orang tua. di antara pembantu Kepala sekolah dalam
Konselor menawarkan diadakan konfrensi upaya mengambil keputusan yang terbaik
kasus dengan melibatkan mereka. Awalnya, untuk dipertahankan atau dikeluarkan.
konseli merasa ragu dan khawatir Pembina OSIS tetap pada pendiriannya
masalahnya justru akan semakin karena sudah mencemarkan nama baik
bertambah. Konferensi kasus yang akan sekolah maka konseli harus dikeluarkan.
digelar bertujuan untuk mencari cara terbaik Wali kelas dan konselor mencoba
menyelamatkan kelanjutan sekolah konseli. melakukan advokasi agar konseli
24 JURNAL SELARAS. Kajian Bimbingan dan Konseling Serta Psikologi Pendidikan
Volume 1, Nomor 1, Mei 2018 (17 – 27)