Anda di halaman 1dari 191

LAMPIRAN

Materi A
Judul Lagu : Anakhonhi Do Hamoraon Di Au
Pencipta Lagu : Nahum Sirumorang
Tahun Cipta : 1950-an
A1

Teks Asli Denotatif Analisa (Konotatif)


anakhonhi do anakkulah harta Isi Lagu:
hamoraoan di au, ai kekayaanku, walaupun - anak adalah kekayaan
tung so boi pe au lao da aku tak bisa pergi orangtua
tu paredang-edangan, bersenang-senang, Dalam masyarakat Batak Toba nilai anak
tarsongon dongan- seperti teman yang sangat tinggi. Dalam konteks ini
dongan hi da, na lobi punya uang lebih, tapi kekayaan tidak dipandang dari segi
pansarian, alai sudena anakku takkan faktor ekonomi, melainkan kekayaan
na gellenghi da, ndang kekurangan,anakkulah dalam arti nilai budaya, yaitu begitu
jadi harta kekayaanku penting dan bermaknanya memiliki
hahurangan,anakhonhi anak/keturunan.
do hamoraon di au
A2

Teks Asli Denotatif Analisa (Konotatif)


Nang so tarihuthon Walaupun aku tak Isi Lagu:
au pe angka dongan, bisa seperti yang - orangtua tidak terlalu
Ndada pola marsak lain, itu tak jadi memikirkan gaya hidup, foya-
au disi, Alai masalah foya, terpenting bagi mereka
anakhonhi da, ndang Tetapi anakku adalah hidup sederhana tapi anak
jadi hatinggalan, tidak akan harus sekolah
Sian dongan ketinggalan, dari - si orangtua konsentrasi pada
magodangnai teman-temannya, anak yang harus disekolahkan
Hugogo pe mansari, Aku akan dengan - orangtua berkorban waktu dan
arian nang botari, sekuat tenaga tenaga mencari uang
lao pasingkolahon mencari rejeki
gellenghi, Da ingkon siang maupun
do singkola, do sore demi
satimbo-timbona, menyekolahkan
sintap ni natuk do anakku Mereka
gogongki haruslah sekolah
setinggitingginya
selagi aku masih
mampu
A3

Teks Asli Denotatif Analisa (Konotatif)


Marhoi-hoi pe au bersusah payah Isi Lagu:
lao tu dolok tu kesana kemari, - dalam lagu ini orangtua Batak

135

Universitas Sumatera Utara


toruan mencari rejeki digambarkan sebagai orang yang
Mangalului ngolu- untuk kebutuhan pekerja keras, mengerahkan
ngolu na boi malam harinya, semua daya dan tenaga asalkan
parbodarian asalkan anakku anaknya bisa sekolah
Asal ma sahat sampai tujuan, - pengorbanan orangtua terhadap
gellengki da, sai anakkulah harta anak, yang harus mengorbankan
sahat tu tujuan kekayaanku waktu, tenaga, pikiran mencari
Anakhonhi do biaya anaknya untuk sekolah
hamoraon di au

Materi B
Judul Lagu : Ndang Turpukkta Hamoraon
Pencipta Lagu : Dakka Hutagalung
Tahun Cipta : 1978

B1

Teks Asli Denotatif Analisa (Konotatif)


Unang be sae Janganlah engkau Isi Lagu:
marsak ho amang, sedih anakku bila - pengarang lagu menggambarkan
Molo tung gotap sekolahmu orangtua yang benar-benar tidak
singkolami terhenti mempuyai kekuatan lagi
Aut na boi marsali Andai aku bisa menyekolahkan anaknya
au nian, Taotnonhu mengutang akan (perhatikan kata “andai”)
do humongkop ho kulakukan demi - si anak putus sekolah bukan
engkau karena dia bodoh, tetapi karena
ketiadaan biaya dari orangtua
B2

Teks Asli Denotatif Analisa (Konotatif)


Ndang na mora hita Kita bukan orang Isi Lagu:
da amang Manang kaya anakku dan - kekayaan dipandang tidak hanya
parhauma na orang yang punya dari materi yang melimpah tetapi
bidang banyak sawah dari kesungguhan anaknya
Aut tarbahen Andai aku masih sekolah dengan baik
gogoku Dang na mampu aku tidak
manjua au tu ho akan menolakmu
B3

Teks Asli Denotatif Analisa (Konotatif)


aut di lambungku Andai ayahmu Isi Lagu:
damang parsinuan masih hidup - keadaan semakin sulit saat
mi Mungkin aku kepala keluarga tidak ada lagi
Ra tolap au dope masih sanggup - curahan hati seorang ibu kepada
pasingkolahon ho untuk anaknya

136

Universitas Sumatera Utara


Alai so sorang dope menyekolahkanmu - kepala keluarga yang tidak ada
ho hasianhu Tapi engkau mengakibatkan
Ndang dipaima be belum lahir ketidakseimbangan dalam
haroromi anakku keluarga
Kelahiranmu tidak
dilihatnya
B4

Teks Asli Denotatif Analisa (Konotatif)


Sabar ma damang Sabarlah engkau Isi Lagu:
pabulus ma roham anakku - ketidakberdayaan orangtua
Digomgom Dilindungi oleh membuat orangtua hanya
tondingki do ho sari roh ku lah engkau mampu mendoakan anaknya
matua anakku hingga tua
B5

Teks Asli Denotatif Analisa (Konotatif)


Mate amangmu so Ayahmu Isi Lagu:
martinading meninggal tanpa - keluarga yang tetap harus
Ndang da hauma si ada peninggalan, melanjutkan hidup, melihat ke
sattopaki amang Sawah sedikit pun masa depan dengan
Auhon damang sude tidak,Jangan sedih mengenyampingkan semua
na lungun anakku Ayahmu kesulitan hidup
Ndang na turpukkta meninggal tanpa - keluarga yang miskin harta tetapi
hamoraon amang ada peninggalan tetap tegar menghadapi hidup
Oo amang hasianku Karena kaya - harapan orangtua terhadap anak
bukanlah bagian untuk selalu tegar dalam hidup
kita anakku

Materi C
Judul Lagu : Anakhonhu
Pencipta Lagu : Dakka Hutagalung
Tahun Cipta : 1978

C1

Teks Asli Denotatif Analisa (Konotatif)


Anakhonhu…hasian Anakku Isi Lagu:
Burju-burju ma ho tersayang bagus- - pengarang lagu mengungkapkan
singkola baguslah engkau bahwa orangtua masyarakat
Sotung marisuang sekolah jangan Toba merupakan orangtua yang
gogongki sampai sia-sia rela berkorban untuk anaknya
Bereng kerja kerasku - ini merupakan suatu wujud nyata
dai……inangmi, lihatlah ibumu kasih sayang orangtua kepada

137

Universitas Sumatera Utara


Naung bungkuk ini sudah anaknya melalui
nang so matua bungkuk pengorbanannya
Holan pasari-sari meskipun belum - pesan orangtua kepada anaknya
ho Amang tua demi untuk memanfaatkan waktu yang
menghidupi ada untuk sekolah yang baik
engkau anakku
C2

Teks Asli Denotatif Analisa (Konotatif)


Ndang na mora au Aku tidak punya Isi Lagu:
amang, manang kekayaan anakku, - nasehat orangtua kepada anak
parhauma na dan bukan orang untuk tidak menyianyiakan kerja
bidang Sotung laos yang mempunyai keras orangtua mencari uang
marisuang, sawah yang luas - kekayaan dipandang tidak hanya
sasudena Jangan sampai dari materi yang melimpah tetapi
halojaonhi, sia-sia semua dari kesungguhan anaknya
kerja kerasku sekolah dengan baik
anakku
C3

Teks Asli Denotatif Analisa (Konotatif)


Martaon ombun, Kami merasakan Isi Lagu:
didadang ari, dingin, panas, - pengorbanan yang dilakukan
ditinggang udan, dilanda hujan oleh orangtua masyarakat Batak
do hami da amang orangtuamu ini untuk bisa menyekolahkan
di baliani, holan anakku di ladang anaknya
asa boi itu, demi hanya - susah payah yang dirasakan
pasingkolahon ho untuk orangtua saat mencari uang
Anakhonhu, menyekolahkan - nasehat orangtua kepada anak
ooo…hasian, engkau anakku untuk tidak menyianyiakan kerja
tangihon dengarlah keras orangtua mencari uang
pangidoan ki rintihan ku ini
,Sotung marisuang jangan sia-sia
gogongki kerja keras ku ini

Materi D
Judul Lagu : Didia Rongkaphi
Pencipta Lagu : Dakka Hutagalung
Tahun Cipta : 1978
D1
Teks Asli Denotatif Analisa (Konotatif)
Aha namarsigorgor Apa yang Isi Lagu:
di roham, ale inang berkecamuk - kerisauan anak karena
pangintubu dalam hatimu orangtuanya selalu menangis

138

Universitas Sumatera Utara


Umbaen sai marsak mama yang memikirkan dirinya
ho umbaen sai melahirkanku, - orangtua yang berbeban pikiran
tangis ho, Ganup Sampai engkau
ari on di na buni banyak pikiran,
Paboa ma jolo, tu sampai engkau
au anakhonmon menangis
Sepanjang hari
selalu menyendiri
Bicaralah
kepadaku mama
D2

Teks Asli Denotatif Analisa (Konotatif)


Pos roham, Percayalah, aku Isi Lagu:
naoloanhu do sude, akan menuruti - si anak menguatkan orangtua
tung manang aha semua bahwa ia akan tetap menjadi
nanidokmi Umbaen perkataanmu anak yang penurut
sai marsak ho mama Karena - orangtua yang selalu bermuram
umbaen sai tangis engkau yang durja karena anaknya yang tak
ho, Aha do ulaning selalu banyak kunjung menikah
alana Paboa ma pikiran, karena - orangtua yang tidak mau
jolo, tu au engkau selalu menunjukkan kerisauannnya di
anakhonmon menangis depan anaknya
Apakah gerangan
penyebab semua
itu, Katakanlah
kepadaku mama
D3

Teks Asli Denotatif Analisa (Konotatif)


Muli dainang, Menikahlah Isi Lagu:
nimmu tu au, ndang putriku, itulah - harapan orangtua, si anak segera
na so olo au inang pesanmu, bukan menikah
Alai didia rongkapi, aku tak mau,Tapi - anak digambarkan sebagai anak
didia rongkapi jodohku dimana, yang sudah seharusnya menikah,
Nunga tung loja au dimana jodohku tetapi tak kunjung menikah,
mangalului, ndang Aku sudah lelah inilah yang mengakibatkan
jumpang au na hot mencari, tidak kerisauan orangtua. Ini
di au, So kutemukan yang berhubungan dengan cita-cita
pambahenan na cocok, bukan masyarakat Batak Toba,
humurang, alai perbuatanku yang hagabeon (lihat pada bab IV)
boasa ingkon sirang kurang, tapi - kata “muli” diperuntukkan untuk
mengapa harus anak perempuan sedangkan
berpisah untuk laki-laki digunakan kata

139

Universitas Sumatera Utara


“mangoli”
D4

Teks Asli Denotatif Analisa (Konotatif)


Molo tung sapata Kalaupun karma Isi Lagu:
ma nang sonang yang senang - digambarkan orang Toba
Mambaen bogashi Membuat jodohku mempercayai adanya karma
gabe Tarboro terhambat (semua yang dialami manusia
Sapata ni ise on Karma siapa ini akibat dari tindakan kehidupan
ompung, o mula Tuhan masa lalu dan sekarang)
jadi na bolon Beritahulah - tangisan seorang anak dalam doa
Paboa ma tu au, kepadaku dimana - anak yang terus bertanya-tanya
paboa ma tu au, jodohku jodohnya dimana
didia rongkaphi

Materi E
Judul Lagu : Poda
Pencipta Lagu : Tagor Tampubolon
Tahun Cipta :-
E1
Teks Asli Denotatif Analisa (Konotatif)
Angur do goarmi nama mu begitu Isi Lagu:
anakhonhu songon harum anakku berisi segala nasehat orangtua kepada
bunga-bungai, seperti bunga- anaknya, diantaranya adalah sbb:
nahushusi Molo bunga yang - anak yang baik adalah anak yang
marparange na harum Jika kamu berperilaku baik dimanapun
denggan do ho di berperilaku yang - anak yang tak lupa untuk berdoa
luat na daoi baik di perantauan menjadikan doa sebagai
Jala ingkon ingot Dan ingatlah kekuatan hidup
ma ho tangiang ido anakku doa
parhiteanmi di adalah landasan
ngolumi hidup mu
anakku
E2
Teks Asli Denotatif Analisa (Konotatif)
unang sai mian jat jangan pelihara iri Isi Lagu:
ni rohai, di bagasan dengki di dalam - anak yang tidak bersikap iri,
rohami. Ai ido mula hatimu karena dengki
ni singkap itulah awal - anak yang selalu berlapang dada
mabarbar, da malapetaka oo - hormat kepada yang lebih tua
hasian Ingkon sayangku engkau
benget do ho haruslah
marroha jala berlapang dada
pantun maradophon anakku dan

140

Universitas Sumatera Utara


natua-tua Ai ido hormat kepada
arta na ummarga I, yang lebih tua
di ngolumi itulah harta yang
berharga di
hidupmu anakku
E3

Teks Asli Denotatif Analisa (Metafora)


Ai damang do engkaulah pohon Isi Lagu:
sijujung baringin, beringin bagi - anak yang menjadi harapan bagi
di au amongmon ayahmu ini orangtua
Jala ho do silehon dan engkau lah (beringin merupakan pohon yang
dalan, di anggi perintis jalan jalan sangat rindang, kokoh, tinggi
ibotomi Ipe ingot kepada adek menjulang tinggi ke langit dan
maho amang, di adekmu dan umurnya bisa sampai ratusan
angka podangki ingatlah semua tahun sampai beberapa generasi
Asa taruli ho, diluat nasehatku anakku, dan dipercaya sebagai tempat
si hadaoani. Molo agar kiranya persinggahan roh-roh nenek
dung sahat ho di mulia dirimu di moyang sebelum naik-turun ke
tano perantauan sana, Banua Ginjang) jadi dalam
parjalanganmi, setelah sampai di konteks ini anak dimetaforasikan
marbarita ho perantauan jangan sebagai pohon beringin. Anak
amang Asa tung pos lupa memberi diharapakan orangtua sebagai
roha ni damang kabar, agar harapan dalam arti
nang dainangmon, orangtuamu ini mengharumkan nama keluarga.
di tano hatubuanmi tenang di tanah Dalam konteks ini orangtua
kelahiran mu ini berharap anaknya panjang umur,
banyak rejekinya dan menjadi
tempat bersandar
- anak yang diharapkan sebagai
contoh buat adik-adiknya
- anak yang selalu mengingat
dengan orangtua

Materi F
Judul Lagu : Poda Ni Dainang
Pencipta Lagu : Tagor Tampubolon
Tahun Cipta :-
F1
Teks Asli Denotatif Analisa (Konotatif)
Marsinggang ho Mama, engkau Isi Lagu:
inang di lage berlutut di tempat - Digambarkan seorang ibu yang
podomanmi. tidur beralaskan selalu berdoa untuk anaknya
Manangianhon 3x tikar, Mendoakan - Memberi bekal kepada anaknya
hami gellengmon. kami anakmu dengan menyuapi hal yang baik

141

Universitas Sumatera Utara


Sai di memehon ho Engkau selalu meme= kunyah dan langsung
akka na denggan i. menyuapi yang masukkan ke mulut, mamah,
Na gabe sulu 3x di baik, Itulah yang makanan yang dimamah,
ngolumi menjadi bekal makanan. Menyuapi dalam
dalam hidupku konteks ini artinya mengajarkan,
anak diajarkan hal yang baik
berulang-ulang dengan sabar
oleh orangtuanya
F2

Teks Asli Denotatif Analisa (Konotatif)


sabar ma ho inang Sabar lah mama Isi Lagu:
manganju anju untuk berlapang - Harapan si anak kepada orangtua
hami gellengmon. hati kepda kami untuk selalu bersabar mendidik
Sian na memet2x anakmu, mulai anak-anaknya
sahat ro di dari kami kecil berlapang hati dikonotasikan,
magodang. Ai gabe hingga dalam konteks ini maksudnya
sulu podami di dewasa,Nasehatmu adalah sabar mengajarkan hal
parngoluanki menjadi bekal di yang baik kepada anaknya mulai
Anggiat dapot au hidupku semoga dari kecil hingga dewasa
inang songon aku mendapat - Ibu adalah sosok idola anaknya,
burjum parsondukki pasangan yang hal ini ditandai dengan kalimat
baik sepertimu “semoga aku mendapat pasangan
yang baik sepertimu”

Materi G
Judul Lagu : Boto Lungun Anakhu
Pencipta Lagu : Tagor Tampubolon
Tahun Cipta :-
G1

Teks Asli Denotatif Analisa (Konotatif)


Boto lungun tahulah sedih Isi Lagu:
anakku, di masa ni anakku, di masa - Si anak dituntut untuk tahu diri,
haleaon on. Unang yang keji ini. maksudnya adalah si anak tidak
be sai todo hasian, Janganlah lagi meminta yang tak bisa
na so tolap minta yang tak disanggupin oleh orangtua
gogongki. Bereng bisa kupenuhi - Selain harus mengerti akan
anggi ibotomi, na Lihat adek- keadaan orangtua, anak juga
torop so piga i. adekmu ini dalam konteks ini dituntut untuk
Sotung sumolsol Jangan sampai memperhatikan adik-adiknya
bagi i, molo so menyesal karena
marsingkola i tak sekolah
G2

Teks Asli Denotatif Analisa (Konotatif)

142

Universitas Sumatera Utara


Burjuhon damang Baik-baiklah Isi Lagu:
na marsingkola i sekolah anakku - Sekolah yang baik, itulah pesan
Ido na boi tarbahen Hanya itulah yang yang selalu dikatakan orangtua
au, na lao bisa kuperbuat - Kata burjuhon dikonotasikan.
bohalmi.Ai soadong untuk bekalmu. Burjuhon berasal dari kata burju
hauma hasian, na Karena tak ada yang berarti baik, dalam konteks
lao pauseangmi sawah pemberian ini diartikan “rajin”. Anak
Burjuhon ma, ayahmu untukmu disuruh untuk rajin sekolah,
parhaseangma baikkanlah dan memanfaatkan kesempatan bisa
Hinorus ni hodokki manfaatkanlah sekolah dengan sungguh-sunguh
Semua kerja
kerasku ini

Materi H
Judul Lagu : Tangiang Ni Dainang
Pencipta Lagu : Tagor Tampubolon
Tahun Cipta :-
H1

Teks Asli Denotatif Analisa (Konotatif)


Tangiang ni Doa ibulah yang Isi Lagu:
dainang i Na mengasuh jiwaku - Bertemakan ibu dan kasih
parorot tondiki. Dimanapun aku sayang seorang ibu kepada
Manang didia pe berada tetap anaknya
au2x Tong tong do dilindungi. - Tartuktuk au dilakka ki=terantuk
diramoti. Walaupun aku kaki di jalanku, kalimat ini
Nang sipata sala terkadang salah, dikonotasikan, dalam konteks ini
au Tartuktuk au terantuk kaki di artinya adalah tingkah laku.
dilakka ki jalanku Anak yang dalam tingkah laku
Diboan ho Engkau tetap terkadang memilih jalan yang
ditangiang mu 2x membawa dalam salah
Inangku na burju doamu, ibuku
yang baik

H2

Teks Asli Denotatif Analisa (Konotatif)


Hudai na tonggi Di Kurasakan yang Isi Lagu:
parngoluonon manis dalam - Ucapan terimakasih anak kepada
Upani loja mi hidup ini, hasil ibunya
Humongkop jerih payahmu - Kata tonggi=manis, tetapi dalam
gellengmon. demi anakmu. konteks ini tonggi diartikan
Mauliate ma inang Terimakasih “yang baik”. Anak merasakan
Disude pambaenan mama untuk hal yang baik semua dari jerih
mi. semua payah orangtua

143

Universitas Sumatera Utara


Penggeng saur perbuatanmu - Kata pambaenan=perbuatan,
matua2x Paihut ihut Hidup sehat tetapi dalam konteks ini
hami sampai menyertai pambaenan diartikan
kami pengorbanan.

Materi I
Judul Lagu : Boru Panggoaran
Pencipta Lagu : Tagor Tampubolon
Tahun Cipta :-
I1

Teks Asli Denotatif Analisa (Metafora)


Ho do boruku Engkaulah anak Isi Lagu:
tampuk ni ateateki jantung hatiku - Anak perempuan
Ho do boruku Engkaulah anak dimetaforasikan sebagai jantung
tampuk ni jantung jiwaku orangtua. Arti literal kata-kata
pusupusuki Baik-baiklah tersebut jelas tidak ada terdapat
Burju burju maho engkau sekolah hubungan, tetapi yang penting
na marsingkola i Semoga cita-citamu adalah makna dibalik kalimat
Asa dapot ho na tercapai tersebut. Anak perempuan bagi
sininta ni rohami masyarakat Batak Toba adalah
harapan orangtuanya. Harapan,
anak perempuannya menguatkan
dan meneguhkan pada hari tua
orangtuanya. Bagi manusia,
jantung merupakan salah satu
organ terpenting tubuh yang
berfungsi sebagai pemompa
darah manusia. Jika jantung
seorang manusia tidak bekerja
maka boleh dikatakan manusia
itu sudah mati. Jantung dalam
konteks ini adalah “sesuatu yang
sangat penting, tanpa itu seperti
mati kehidupan yang dirasakan
orangtua. Oleh sebab itu, anak
perempuan dimetaforasikan
dengan jantung untuk
menjelaskan betapa si orangtua
sangat menjaga dan melindungi
anak perempuannya.
I2

144

Universitas Sumatera Utara


Teks Asli Denotatif Analisa (Konotatif)
molo matua sogot Jika aku tua nanti Isi Lagu:
au ho do manarihon engkaulah yang - Melalui ini, penulis lagu
au merawatku mengungkapkan bahwa anak
Molo matinggang Jika aku terjatuh perempuan mendapat posisi
au inang ho do na engkaulah yang yang sama dengan anak laki-laki
manogu nogu au menopangku - Lagu ini sebagai bentuk
Ai ho do boruku Engkau engkaulah penghargaan kepada anak
boru panggoaran ki anak perempuan, harapan si boru
Sai sahat ma na perempuanku panggoaran ini menjadi teladan
dirohami Semogalah cita- bagi adik adiknya, sehingga si
citamu tercapai boru panggoaran tetap disokong
dalam pendidikan dan
pembinaan di dalam keluarga

Materi J
Judul Lagu : Anak Na Burju
Pencipta Lagu : Drs. Soaloon Simatupang
Tahun Cipta :-
J1
Teks Asli Denotatif Analisa (Konotatif)
Anakhu naburju, Anakku yang Isi Lagu:
anak hasianhu, baik, anakku - Seperti judulnya anak yang baik
anakhu nalagu tersayang, anakku begitulah harapan orangtua
Ingot do ho amang, terkasih, terhadap anaknya
di angka podani Ingatkah engkau - Dung hupaborhat ho,
natua-tua mi. anakku semua namarsikkolai, dalam kalimat ini
Dung hupaborhat nasehat dapat disimpulkan orangtua
ho, namarsikkolai, orangtuamu. merestui kepergian anaknya
tu luat na daoi Setelah engkau untuk bersekolah
amang. Benget do kuberangkatkan
ho amang, benget bersekolah ke
do ho manaon na perantauan.
dangoli Engkau sabar
menahan semua
pergumulan hidup
ini

J2

Teks Asli Denotatif Analisa (Konotatif)


Molo huingot do, Jika kuingat Isi Lagu:
sude tahe amang, semua sayang, - Anak yang tadinya bandal
pangalahom naung semua tingkah berubah menjadi anak yang baik,

145

Universitas Sumatera Utara


salpui Sipata lomos lakumu karena doa orangtuanya yang
do, natua-tuamon, Terkadang aku sungguh-sungguh
disihabuniani. kuatir orangtuamu mendoakannya. Hal ini dapat
Hutangianghon do, ini di kesendirian. ditandai dengan kalimat “jika
mansai gomos Mendoakanmu kuingat tingkah lakumu yang
amang, anggiat dengan sungguh- mebuatku kuatir, didoakan, dan
muba rohami sungguh, semoga doa orangtua diterima oleh Yang
Dijalo do amang, engkau berubah, Maha Kuasa
dijalo do tangianghi Doaku diterima, - Diterima maksudnya adalah
amang diterima oleh didengar oleh Yang Maha Kuasa
yang Maha Kuasa
J3

Teks Asli Denotatif Analisa (Konotatif)


Ipe amang, Itulah anakku Isi Lagu:
hasianhu, anakhu tersayang, anakku - Mengajarkan kepada anak untuk
naburju yang baik selalu bersyukur melalui ucapan
Pagomos ma Perkuatlah berdoa doa
tangiangmi, tu kepada Yang - Masiamin-aminan, masitungkol-
mula jadi naboloni Maha Kuasa tungkolan
Anggiat ma ture, Semogalah baik Songon suhat di
sude hamu, hai kamu semua robeani,merupakan salah satu
pinomparhi amang keturunanku umpasa Batak Toba.
Masiamin-aminan, Saling
masitungkol- mendukung,
tungkolan saling merangkul
Songon suhat di Seperti keladi di
robeani ladang itu
J4

Teks Asli Denotatif Analisa (Konotatif)


Dung lam dao Saat jauh pun Isi Lagu:
amang, dirimu di - Ungkapan terimakasih orangtua
pangarantoanmi, perantauan kepada anaknya dan kepada
anak hasianhu. anakku tersayang Tuhan atas pemberkatan Tuhan
Dihaburjuhon ho, Engkau tetap terhadap anaknya sehingga
doi sude amang, di berlaku baik di anaknya berhasil menjadi orang
tano silebani. tanah orang. yang berhasil
Mauliate ma,tadok Terimakasih
tu Tuhani, di naung untuk Tuhan atas
jinalomi amang semua berkatNya
Jumpangmu do untukmu ,Engkau
amang, jumpangmu mendapatkan apa
do, najinalahanmi yang engkau pinta

146

Universitas Sumatera Utara


Materi K
Judul Lagu : Borhat Ma Dainang
Pencipta Lagu : S. Dis Situmorang
Tahun Cipta :-
K1

Teks Asli Denotatif Analisa (Konotatif)


Borhat ma dainang, Pergilah engkau Isi Lagu:
Tubuan lak-lak ho sayang,tumbuhlah - Doa orangtua yang melepaskan
inang tubu singkoru kulit dan biji anak perempuannya mengikuti
Borhat ma dainang Pergilah engkau suaminya
Tubuan anak ho sayang, semoga - Tubuan lak-lak ho inang tubu
inang tubuan boru. engkau cepat singkoru, Tubuan anak ho inang
Horas ma dainang dapat anak laki- tubuan boru, ini merupakan
Rongkamu gabe laki dan salah satu umpasa Batak Toba.
helangki sari matua perempuan umpasa ini digunakan pada
Horas ma dainang Selamat putriku, upacara adat pernikahan orang
Di tongan dalan jodohmu menjadi Batak
nang dung sahat ro menantuku
di huta sampai tua
Selamat putriku
di perjalanan
hingga tiba di
tujuan
K2

Teks Asli Denotatif Analisa (Konotatif)


Unang pola marsak Janganlah Isi Lagu:
ho, Ai tibu do au ro engkau risau, aku - Unang pola marsak ho, artinya
Sirang pe au sian akan segera disini, si perempuan akan
ho, Tondingki datang mengikuti suaminya dan
humokhop ho Walapun kita berpisah dari ayah ibunya. Inilah
Mengkel ma berpisah, jiwaku kalimat yang dipakai orangtua
dainang, Sai unang menyertaimu untuk menenangkan hati
tumatangis ho Tertawalah putrinya
martutungkian. putriku, jangan - Orang tua yang penuh keharuan
Ingot martangiang, lah engkau berpisah dengan putrinya yang
Asa horas hamu na menangis terus telah diasuh sejak kecil hingga
lao nang na tinggal Ingatlah berdoa, dewasa, tetapi juga berbahagia
supaya engkau dan bersyukur karena putrinya
selamat yang tersayang memasuki tahap
berangkat dan kehidupan baru, mendapatkan
yang tinggal jodoh, pasangan hidup sampai
tua, yang akan melahirkan
generasi putra dan putri.

147

Universitas Sumatera Utara


Materi L
Judul Lagu : Jujung Goarhi Amang
Pencipta Lagu : Lopez Sitanggang
Tahun Cipta :-
L1

Teks Asli Denotatif Analisa (Konotatif)


Nungnga naeng bot Sudah semakin Isi Lagu:
be ariki, Tongkin na dekat hariku, - Mengangkat nama orangtua
suda na ma gogoki sebentar lagi dapat dicapai melalui
Ho nama anak tenagaku tidak keberhasilan si anak
hasianku, Na lao ada lagi - Pengorbanan orangtua demi
majujung goarhi Engkaulah anak menyekolahkan anak
Hutaothon do kesayanganku,
marhoihoi, Tung yang akan
marsari naeng menjunjung
manggade pe namaku
hubaen Kutahankan
Asa sahat sintasinta bekerja keras,
mi, Tung boi hasea mencari rejeki
ho muse dan menggadai
pun kulakukan
agar cita-citamu
tercapai dan
engkau bisa
sukses
L2

Teks Asli Denotatif Analisa (Konotatif/Metafora)


i ale anak hasianku Anakku tersayang Isi Lagu:
Tung burjuhon ma baik-baiklah yang - Pesan orangtua supaya si anak
amang na singkola i sekolah. Lihat bersekolah yang baik
Bereng angka na orang-orang yang
haseai, Na sinuan sukses, karena apa
tubu do ni dapot yang kita tanam
nai. Bereng au na itu yang kita tuai
puas puas i,Na lea Lihat orangtua mu
binaen ni pogos i yang susah ini,
Jujung goarhi hina karena tidak
amang2x punya apa-apa
Junjung nama
orangtua mu ini
anakku
L3

148

Universitas Sumatera Utara


Teks Asli Denotatif Analisa (Konotatif/Metafora)
Paima so suda selagi aku masih Isi Lagu:
gogoki. Sae mampu akan - Sampai habis tenaga semua
sungkaonhu do kuusahakan untuk dilakukan orangtua demi
pasingkolahon ho menyekolahkanmu menyekolahkan anaknya
Molo hasea ho jika engkau
muse anggiat boi ho berhasil nanti
pangkusadeanhi semoga engkau
bisa jadi tempatku
bersandar

Materi M
Judul Lagu : Sulangan Mangan
Pencipta Lagu : Robert Marbun
Tahun Cipta :-
M1

Teks Asli Denotatif Analisa (Konotatif/Metafora)


Nungnga lam Mataku sudah Isi Lagu:
rambon simalolong semakin rabun - Orangtua yang tinggal sendirian
hu. Sudah semakin di kampung tanpa ada yang
Nungnga lam jonok dekat harinya menemani
ari ari hu. Di masa tuaku
Dihatuaon hon dao semua kalian jauh
hamu sude Duduk sendiri di
Hundul sasada au kampung ini
di huta on
M2

Teks Asli Denotatif Analisa (Konotatif/Metafora)


O hamu sude Siapakah diantara Isi Lagu:
ianakkon hu kalian yang mau - Permintaan orangtua kepada
Ise do hamu naolo lelah, Bersusah anaknya untuk salah seorang
loja, Lao parosehon payah untuk diantara mereka agar tinggal
au pature ture au. mengurusku bersamanya di kampung
Andorang so Sebelum aku
marujung ngolu hon meninggal
M3

Teks Asli Denotatif Analisa (Konotatif/Metafora)


Sulangan mangan Aku sudah harus Isi Lagu:
nama au Jala ikkon disuapin makan - Kondisi orangtua di masa tuanya
sulangan minum. Aku sudah harus
Siparidion nama au dikasih minum
jala ikkon togu togu Dan sudah harus

149

Universitas Sumatera Utara


on. dimandikan dan
Atik boha marujung juga sudah harus
ngolu hon tung ise dipapah
ma manutup mata Entah aku akan
hon meninggal siapa
yang akan
menutup mataku
ini

Materi N
Judul Lagu : Uju Ni Ngolukkon
Pencipta Lagu : Denny Siahaan
Tahun Cipta : 2005
N1

Teks Asli Denotatif Analisa (Konotatif/Metafora)


Hamu anakkon hu, Hai engkau semua Isi Lagu:
tampukni pusu- anakku,jantung - Ungkapan hati orangtua yang
pusuki hatiku. sudah tua dan dalam kondisi
Pasabarma amang, Sabarlah sayang, yang sakit
pasabarma boru, sabarlah putriku,
laho pature-ture au. mengurusiku.
Nunga matua au Karena aku sudah
jala sitogu toguon i tua memang dan
Sulangon mangan harus dipapah
ahu, Siparidion au, Disuapin makan,
Alani parsahitokki dimandikan
dikarenakan sakit
ini
N2

Teks Asli Denotatif Analisa (Konotatif/Metafora)


Somarlapatan Tak ada gunanya Isi Lagu:
marende, semua kalian - Nasehat kepada anaknya bahwa
margondang, berdendang, adat yang besar dan meriah yang
marembas hamu bergoyang, dibuat tak ada gunanya jika
Molo dung mate au menari sudah meninggal
Somarlapatan Jika aku sudah
nauli, na denggan meninggal
patupaon mu Tak gunanya
Molo dung mate au perlakuan yang
baik yang kalian
lakukan
Tak gunanya

150

Universitas Sumatera Utara


perlakuan yang
baik yang kalian
lakukan
Saat aku sudah
meninggal
N3

Teks Asli Denotatif Analisa (Konotatif/Metafora)


Uju di ngolukkon Semasa Isi Lagu:
ma nian Tupama hidupkulah - Harapan orangtua untuk
bahen akka semestinya Kamu melakukan hal yang baik semasa
nadenggan melakukan yang hidup orangtua saja
Asa tarida sasude baik, Agar terlihat
Holong ni rohami, semua Kasihmu
marnatua-tua i terhadap orangtua
Materi O
Judul Lagu : Inang
Pencipta Lagu : Charles Hutagalung
Tahun Cipta :-
O1

Teks Asli Denotatif Analisa (Konotatif/Metafora)


Inang boasa ma Mama, mengapa Isi Lagu:
tangishon on mu engkau tangiskan - Pertanyaan yang selalu
sude sitaononki semua masalahku menggangu hati seorang anak
Inang boasa ma sai Mama, mengapa karena orangtua yang selalu
solsolonmu sude engkau sesali risau
sidangolonhi sude semuakepedihanku
halungunhon ki semuakesedihanku
O2

Teks Asli Denotatif Analisa (Konotatif/Metafora)


Arian nang bodari siang maupun Isi Lagu:
ale inang ilu sai malam air mata - Keadaan orangtua
maraburan ini selalu
Sibara lapa-lapa bercucuran mama,
ale inang Unang be bernasib malang
sai solsoli aku mama, jangan
lagi engkau
mengingatnya
O3

Teks Asli Denotatif Analisa (Konotatif/Metafora)


Inang sai Mama doakanlah Isi Lagu:
tangianghon au aku mama - Dalam lagu ini digambarkan
inangda Anakmu yang bahwa masyarakat Batak Toba

151

Universitas Sumatera Utara


Anakmu na merana ini percaya akan kuasa doa
dangolon Mama hapuslah - Anak yang selalu kuat, tegar
Inang hapusi ma air matamu menghadapi masalah
ilum inangda Semua kesusahan
Sude hutaon doi ini kutanggung
pasonang ma Tenanglah engkau
roham mama

Materi P
Judul Lagu : Supir Panjang
Pencipta Lagu : Iran Ambarita
Tahun Cipta :-
P1

Teks Asli Denotatif Analisa (Konotatif/Metafora)


Tibu pe au mulak Kukan cepat Isi Lagu:
boru hasian sian pulang, putriku - Curahan hati seorang ayah
pardalananki tersayang dari
Burju-burju ma ho perjalanan
baik-baiklah
mandongani
engkau menemani
inangmi
ibumu
Mancai ganjang masih panjang
dope, sidalananku perjalananku
diboto hodo boru2x engkau tahu,
Supir ni motor, do ayahmu ini adalah
au amangmon supir

P2
Teks Asli Denotatif Analisa (Konotatif/Metafora)
Borhat ma jolo au Berangkatlah Isi Lagu:
boru hasian boru buha dahulu aku putriku - Minta restu kepada anak supaya
bajukku terkasih putri di perjalanan selalu selamat
Sai unang lupa ho, lao sulungku
manangiangkon au, Janganlah engkau
Asa tiur sude, nasa lupa mendoakanku
lakkaku Mancai agar ayahmu ini
godang do boru selamat begitu
Akka namasa banyak kejadian di
dipardalanani perjalanan
P3

Teks Asli Denotatif Analisa (Konotatif/Metafora)


Tarhira pitu ari do Kira-kira tujuh hari Isi Lagu:
au boru lah - Rute awal keberangkatan
mulak sian pulang dari seorang orangtua
perjalananku

152

Universitas Sumatera Utara


pardalananki berangkat dari
Borhat ma au sian Medan ke
Medan torus tu Sidempuan
Sidempuan, sampai ke
Penyabungan
sahat tu
istirahat
Penyabungan
maradi ma au disi
P4

Teks Asli Denotatif Analisa (Konotatif/Metafora)


Dung sahat au muse setelah sampai Isi Lagu:
boru hasian anakku di kota - Perjalanan rute berikutnya
Tu kota palembangi Palembang itu
Disi ma au saborngin, satu malam lah
paulak hosa loja. Lao disitu beristirahat
mangalap gogo, tu untuk mendapatkan
manogot nai tenaga untuk
besoknya
P5

Teks Asli Denotatif Analisa (Konotatif/Metafora)


Borhat ma au muse Kemudian Isi Lagu:
boru hasian berangkatlah aku - Perjalanan rute berikutnya
Dompak Tanjung anakku menuju
Karang i Tanjung Karang
Dung sahat au disi, Setelah sampai
lao patuathon barang disitu,menurunkan
Hatop pe au mulak, barang. Segera pun
boru hasianku aku pulang putriku
tersyang
P6

Teks Asli Denotatif Analisa (Konotatif/Metafora)


Posma roham di au Tenanglah hatimu Isi Lagu:
boru hasian, boru anakku, anak - Menenangkan hati anaknya
buha bajukku sulungku Janganlah bahwa ayahnya akan selalu ingat
Unang porsea ho, engkau percaya, kepada keluarga
apa yang orang
na didokni jolmai
katakan, Selalu
Sai huingot do, sai
kuingat kebaikan
huingot ibumu ini, Yang
Burju ni selalu sabar
inangmon2x Nasai menantiku
sabar paimahon au
P7

Teks Asli Denotatif Analisa (Konotatif/Metafora)


Jot jot do ro sibolis Sering datang si Isi Lagu:

153

Universitas Sumatera Utara


boru hasian Lao iblis Mengganggu - Pengalaman orangtua selama
mangganggu rohakki hatiku Di dalam perjalanan
Dipardalanan nang perjalanan maupun
paradianan i Sai di persinggahan
hupadao doi, sai Selalu kujauhi selau
hupasiding Amang kuhindari Tuhan
togu tondikkon Ai teguhkan hatiku
dang huboto be Karena tidak tahu
mangkatahon i lagi berkata apa
P8

Teks Asli Denotatif Analisa (Konotatif/Metafora)


Tongtong do sai Kamu selalu Isi Lagu:
huingot ho borukku kuingat putriku - Impian si orangtua yang belum
Nang dohot dainang Dan juga ibumu ini, terwujud
mu on, Asura adong Kalau saja kita
hepengta, lao martiga punya uang untuk
tiga berjualan
Dang oloanhu supir, Aku tidak akan jadi
boru hasiakku supir putriku

P9

Teks Asli Denotatif Analisa (Konotatif/Metafora)


Ai nungga huilala Sebab telah Isi Lagu:
boru hasian kurasakan putriku - Sakit yang dirasakan orangtua
Namamboan motori Membawa mobil saat mencari rejeki
Direkrek ma itu Punggungku
terasa sakit
tanggurung
Pinggang serasa
Dibola dohot
terbelah Terkadang
gotting ngilu seluruh
Sipata mangiluti, tubuhku
sude pamatangki
P10

Teks Asli Denotatif Analisa (Denotatif/Konotatif/Metafora)


Borhat ma jolo au Pergilah aku dulu Isi Lagu:
boru hasian putriku - Nasehat orangtua agar si anak
Tinggal ma hamu Tinggallah kalian membantu ibunya
dison disini
Urupi inang mi, Bantulah ibumu
dongani inang mi Temani ibumu
Hatop pe au mulak Cepat pun aku
Boru hasianku2X pulang
Hai Putriku 2x

Materi Q

154

Universitas Sumatera Utara


Judul Lagu : Lupa Do Ho
Pencipta Lagu : Firman Marpaung
Tahun Cipta :-
Q1

Teks Asli Denotatif Analisa (Konotatif/Metafora)


Marudur do sude, Bergantian semua Isi Lagu:
akka dongan sahuta teman sekampung - Kesedihan orangtua saat
da Ditopi parik di Di pinggir mengingat memberangkatkan
hutai, na di toru ni kampung di bawah anaknya merantau
bului Nang ilu-ilu pe bambu
huhut, sai maraburani Air mata ikut selalu
lao paborhathon ho na bercucuran
ujui Memberangkatkan
parjalangan dirimu dahulu ke
perantauan
Q2

Teks Asli Denotatif Analisa (Konotatif/Metafora)


Makkirim do sude, Berharap semua Isi Lagu:
haha anggi iboto mi saudara-saudaramu - Anak laki-laki sebagai tumpuan
Anggiat sahat ho Semoga harapan keluarga
hasian, tu tinodo ni kesampaian
rohami keinginanmu
Anak siparbagaon Anak yang
tahe, sian na dihutai diharapkan dari
Ai tung makkirim kampung Begitu
do, sude amang berharap akan
digogo mi dirimu putraku
Q3

Teks Asli Denotatif Analisa (Konotatif/Metafora)


Ai dung tarida ma, Setelah namamu Isi Lagu:
dagoarmi amang begitu harum putraku - Seorang anak yang melupakan
Sahat tu ujung ni Sampai ke seluruh kampung halaman
portibion dunia
Engkau menjadi lupa
Ai gabe lupa do, ho
Tempat tidurmu yang
di lage lage
usang
Podoman mi naung
maribaki
Q4

Teks Asli Denotatif Analisa (Konotatif/Metafora)


Nang didalan na Dan juga jalan yang Isi Lagu:
margamboi amang becek itu - Kampung halaman yang
Nda na ditoru ni Dan di bawah pohon dilupakan oleh seorang anak
sappilpili pakis

155

Universitas Sumatera Utara


Ima tano hatubuan mi Itulah tanah
amang kelahiranmu
Lupa doho Engkau lupakan
Q5

Teks Asli Denotatif Analisa (Konotatif/Metafora)


Manimbung au amang, Melompat aku Isi Lagu:
Da tualamani putraku ke halaman - Ekspresi orangtua saat
Sian balatukni jabuttai Dari tangga rumah mendengar kedatangan anaknya
Hurippu do amang, ho kita Kupikirnya
naro mulak i putraku, engkau yang
Mandulo i ,hutam na pulang
buni i Melihat kampungmu
yang indah ini
Q6

Teks Asli Denotatif Analisa (Konotatif/Metafora)


Holan uap na, So Hanya berita tentang Isi Lagu:
marippolai kebesaranmu - Anak yang sudah melupakan
Namarbagahon Yang menguap orangtuanya dan kampung
hapistaran mi hingga ke kampung halaman
Ima upani Itulah upahku yang - Jeritan hati seorang ibu yang
namaranakkoni dangol memiliki anak
telah dilupakan oleh anaknya
nai itulah upahku yang
Ima upani melahirkanmu,engkau
namanubuhoni lupa do lupakan, betapa
ho pilunya

Materi R
Judul Lagu : Putus Singkola
Pencipta Lagu : Firman Marpaung
Tahun Cipta :-
R1

Teks Asli Denotatif Analisa (Konotatif/Metafora)


Unang marsak ho Jangan bersedih Isi Lagu:
amang sinuan tunas hatimu anakku - Anak yang harus putus sekolah
Ala nang suda gogo Karena sudah karena ketidakberdayaan
au tidak berdaya lagi orangtua lagi
Putus singkola ho Engkau harus
hasian na lagu putus sekolah
anakku
R2

Teks Asli Denotatif Analisa (Konotatif/Metafora)


Lao maho amang Pergilah anakku Isi Lagu:
Marjalang tu na dao Merantau ke - Merantau adalah solusi yang
Ba lao maho o tempat yang jauh orangtua tawarkan kepada

156

Universitas Sumatera Utara


tondiku Pergilah jantung anaknya
Borhat ma damang hatiku, Pergilah
tu luat na leban ke negeri orang
R3

Teks Asli Denotatif Analisa (Konotatif/Metafora)


tangiangki ma Doakulah anakku Isi Lagu:
amang, Na Yang menemani - Doa orangtua kepada anaknya
mandongani ho di dirimu di tempat
luat nadao, Anggiat jauh, Semoga
horas ho dapot ho selamat mencari
niiluluan mu amang keinginanmu
Molo dung hon Jika engkau sudah
sahat ho amang tiba anakku, Tiba
Tu na sininta sinta pada cita-citamu
ni roham, Tongos Kirimkan surat
surat paboa baritam meberitahu
Lao paposhon kabarmu,
rohangki amang Sehingga hatiku
senang anakku

Materi S
Judul Lagu : Patik Palimahon
Pencipta Lagu : Joshua Hady Rumapea
Tahun Cipta :-
S1
Teks Asli Denotatif Analisa (Konotatif/Metafora)
Inang pangintubu Ibu yang Isi Lagu:
Unang sai melahirkanku, - Anak yang memperhatikan
tumatangis ho jangan engkau orangtuanya
Tangis doho di menangis lagi
sihabuniani Engkau menagis
Lao mamingkiri di kesendirianmu
hansit ni si taononki Memikirkan
Mekkel doho disi kesulitan yang
hapatarani Lao kuhadapi
makkolipi, Engkau tertawa di
hapogosoni depan umum,
menutupi
kemiskinan
S2

Teks Asli Denotatif Analisa (Konotatif/Metafora)


Tukki ma Kepalamu Isi Lagu:
simanjujungmi menunduk saat - Ini adalah ungkapan si anak

157

Universitas Sumatera Utara


Molo disungkun orang-orang terhadap keadaan orangtuanya
sudena donganmi menanyakan
Nungga boha Bagaimana
anakmu nadirantoi dengan anakmu
Ido mambaen, yang dirantau itu,
maraburan ilumi itulah yang
Toho doi nian hata membuat engkau
nidonganhi menangis
Ingkon Benar memang
tongosonhu, apa yang
parsidemban mi dikatakan oleh
teman-teman
Harus
kukirimkan uang
untuk membeli
sirihmu
S3

Teks Asli Denotatif Analisa (Konotatif/Metafora)


Inang pangintubu Ibu yang Isi Lagu:
Posma roham ai melahirkanku - Titah kelima sebagai landasan
dang na lupa au tu Tenanglah hatimu dalam bersikap
ho Ale inang aku tidak akan
Huingot do inang, melupakanmu
ima hata ni patik Ku ingat ibu apa
palimahoni, yang dikatakan
Dainokku pada titah ke lima

S4

Teks Asli Denotatif Analisa (Konotatif/Metafora)


Alai soboi dope Tapi belum bisa Isi Lagu:
hutongos kukirimkan - Harapan si anak kepada
pasidebbanmi membeli sirihmu orangtuanya
Massai parir dope Begitu susahnya
inang da ngolukki hidupku ibu
Sai tangianghon au Doakanlah aku
inang dapoton ibu untuk
passariani, mendaptkan rejeki
Unang be sai Janganlah engkau
tumatangis ho inang menangis lagi ibu

Materi T
Judul Lagu : Boru Buha Baju

158

Universitas Sumatera Utara


Pencipta Lagu : Ir. Richard Sianturi
Tahun Cipta :-
T1

Teks Asli Denotatif Analisa (Konotatif/Metafora)


Boru Hasianku boru anak sulung Isi Lagu:
buha bajuku nabasa gadisku - Anak perempuan yang sudah
Nungnga magodang engkau telah dewasa
ho borukku dewasa putriku
dan tetap diberkati
Jala tongtong
Tuhan
diramoti Tuhani
T2

Teks Asli Denotatif Analisa (Konotatif/Metafora)


Boru hansianku Putriku tersayang Isi Lagu:
boru panggoaranku baiklah engkau - Pesan orangtua kepada putri
nalagu bersekolah sulungnya untuk bersekolah
Burju maho semoga engkau yang baik
mendapatkan cita-
namarsikkolai
citamu
Anggiat dapot
nasinitta ni roham
T3

Teks Asli Denotatif Analisa (Konotatif/Metafora)


Posma roham inang tenangkanlah Isi Lagu:
boanonku do ho hatimu putriku, - Orangtua yang selalu
ditangiangku engkau kubawa mendoakan anaknya
Anggiat gabe jolma dalam doaku
semoga engkau
nahasea ho
menjadi orang yang
Sioloi poda tu ari
berhasil
nanaeng ro menjadi orang yang
penurut
T4

Teks Asli Denotatif Analisa (Konotatif/Metafora)


Hodo boru hasianku engkaulah putriku Isi Lagu:
ihuttonon ni anggi teladan buat - Anak sulung menjadi teladan
ibotomi adikmu buat adek-adeknya
Namangajari huhut yang mengajari dan
penuh pengertian
manganju-anju
bersama dalam rasa
Asa sada hamu
senasib
songon daion aek i sepenanggungan

T5

Teks Asli Denotatif Analisa (Konotatif/Metafora)

159

Universitas Sumatera Utara


Sai unang lupa ho jangan lupa semua Isi Lagu:
disasudena podakki tentang nasehatku - Nasehat orangtua untuk menjadi
Ikkon burju jala harus jadi orang orang yang baik dan tidak tinggi
unang ginjang yang baik dan hati
jangan tinggi hati
roham
engkaulah putriku
Hodo borukku
pembawa
sibaen sangapi di au kehormatan bagiku,
Asa tanda maho itulah tandanya
inang boru ni raja engkau sebagai
putri raja

Materi U
Judul Lagu : Unang Jaishon
Pencipta Lagu : Tigor Gipsy
Tahun Cipta :-
U1

Teks Asli Denotatif Analisa (Konotatif/Metafora)


Sabar maho da sabarlah engkau Isi Lagu:
amang na lao putraku untuk - Orangtua yang sudah tua
pature-turehon au selalu merawatku membutuhkan perhatian dari
nungga turpuk sudah menjadi anaknya
sijaloon i taononku bagianku
na hassit merasakan
unang mandele kesakitan
amang sai unang jangan berputus
jaishon amangmon asa anakku dan
da naung bukkuk jangan berbuat
matuaon na kasar terhadap
diparsahiton i orangtuamu ini
yang telah
bungkuk tua ini
dalam
kesakitanku
U2

Teks Asli Denotatif Analisa (Konotatif/Metafora)


nungga sisulangan makan sudah Isi Lagu:
mangan harus disuapin - Kondisi orangtua yang harus
anggo amangmon ayahmu ini disuapin makan, dimandikan
hasian di kasih minum
sipainum-inumon dan dimandikan
au sipadi-dion i di akhir
uju ngolukkon ma hidupkulah
nian tupa ma baen anakku engkau

160

Universitas Sumatera Utara


na denggan berbuat yang baik
U3

Teks Asli Denotatif Analisa (Konotatif/Metafora)


marisuang do i tak ada gunanya Isi Lagu:
molo dung mate au jika setelah mati - Hal yang sia-sia jika yang
marembas-embas kalian menarinari dilakukan anak berpesta ria saat
ho walaupun daging kematian orangtuany, padahal
semasa hidup orangtua, anak
mambaen boan kerbau yang
kurang memberikan perhatian
horbo ho hape jais engkau sediakan, kepada orangtua
dingolukon padahal tinggi
pajong-jong tambak hati saat hidupku
pe mendirikan tugu
lao pasangappon au pun untuk
lao patimbohon au mengharumkan
marisuang doi molo namaku
jais dingolukkon itu semua sia-sia
jika tinggi hati
dalam hidup

Materi V
Judul Lagu : Sangap Do Ho Amang
Pencipta Lagu : Sudiarto Tampubolon
Tahun Cipta :-
V1

Teks Asli Denotatif Analisa (Konotatif/Metafora)


Sangap do ho Engkau begitu Isi Lagu:
amang, di hami dihormati ayah di - Keturunan si orangtua
sude pomparanmon semua mengadakan acara pemeberian
Dibagasan sadarion keturunanmu makan kepada orangtua, sebagai
ma, sudena Hari ini semua simbol penghormatan kepada
gellengmon anakmu orangtua
Mambahen Membuat
sipanganon na tabo makanan yang
Songon na nidok ni, enak
patik palimahon i Seperti dikatakan
Ikkon pada titah ke lima
pasangaponmu na Hormatilah
torasmu orangtuamu
V2

Teks Asli Denotatif Analisa (Konotatif/Metafora)


Di ari na uli on, di Hari yang indah Isi Lagu:
ari na denggan on dan baik ini - Acara pemberian makan kepada

161

Universitas Sumatera Utara


Na jinadihon ni Yang Tuhan orangtua
Tuhan i, tu ho jadikan untuk mu
among, Tu ho ayah, Berkumpul
among parsinuan semua
Marpungu do sude keturunanmu
akka pomparan mi Membuat acara
Mambahen si menyenangkan
palashon roha mi hatimu
V3

Teks Asli Denotatif Analisa (Konotatif/Metafora)


Sai anggiat ma Semoga seperti Isi Lagu:
songon ganjang ni panjang umurmu - Doa keturunan dari si orangtua
umurmi Juga kepada
Sudena gelleng mi semua anakmu
Jala pagomos Dan sungguh-
martamiang tu sungguhlah
Tuhan i berdoa kepada
Asa taruli sude Tuhan , Agar
pomparanmi terberkati semua
keturunanmu
V4

Teks Asli Denotatif Analisa (Konotatif/Metafora)


Marsiamin aminan, tetap bersatu Isi Lagu:
songon lampak ni seperti pelepah - Nasehat yang diberikan orangtua
gaol, Marsitukol- pisang dan saling menjadi kompas untuk
tukolan, songon tolong menolong melangkap ke masa depan
suhat dirobean seperti ubi di
Ima poda si ingotan ladang, itulah
nami, Lao manomu nasehat yang akan
tu ari na naeng ro kami ingat untuk
menyonsong hari
esok

162

Universitas Sumatera Utara


VERBATIM

INFORMAN I

No Data Pribadi Keterangan


1. Nama Drs.Kondar Lumbantoruan
2. Usia 56 tahun
3. Jenis Kelamin Laki-laki
4. Agama Kristen Protestan
5. Alamat Jln.Bunga Ester no 97 B P.Bulan
6. Pekerjaan Kepala bidang programa siaran RRI Medan
7. Status Menikah
8. Asal Medan

VERBATIM 1

No Data Keterangan
1. Tanggal wawancara Kamis, 30 Oktober 2014
2. Lokasi Kediaman Informan
3. Waktu wawancara 19.30 – 20.00 WIB
4. Judul Rekaman Audio Voice00003

Baris Pertanyaan Respon Analisa Refleksi Kode


1 apa sich pengaruh sebenarnya dalam lirik lagu Uju Menurut informan 1/2
2 lagu Uju ni di ngolukhon, karya Denny orang Batak
3 ngolukhon, dengar Siahaan, ada dua hal yang harus mengadakan acara
4 lagu ini, apakah dilihat.Hal pertama yang harus besar-besaran
5 amangboru itu, dilihat adalah kenapa setelah misalnya saur
6 berpengaruh dalam meninggal diadakan pesta matua harus
7 apa..dalam besar-besaran tapi masa hidup disikapi dengan
8 kehidupan sehari- orangtua seolah-olah tidak kritis, hal ini
9 hari diperhatikan atau kurang bukan disebut
10 diperhatikan. Nah,,,disisi pesta melainkan
11 lain,emm lirik lagu ini ada yang “adat”. Informan
12 mengatakan itu salah, karena mengatakan
13 apa???emm, dibuat pesta itu pengaruh lagu ini
14 setelah orangtua itu meninggal, terhadap
15 justru itulah saat terakhir si masayarakat
16 orangtua, emm membayar adalah supaya
17 seluruh adat yang belum anak-anak atau
18 diselesaikannya semasa keturunan
19 hidupnya. Jadi emm saya orangtua
20 katakan tadi ada yang kurang memperhatikan
21 dari lirik tadi, disitu tadi...ada orangtua di masa
22 yang memprediksi bahwa pesta hidupnya. Dibuat
23 itu berlebihan menjadi hura- adat itu sebagai
24 hura atau hal lain, padahal bentuk adat yang

163

Universitas Sumatera Utara


25 tidak. Di salah satu sisi, diserahkan
26 diadakan pesta, katakanlah saur sepatutnya
27 matua, sari matua, satu makna menurut adat
28 satu pengertian yang harus Batak kepada
29 dicermati masyarakat masyarakat. Adat
30 khususnya kaum muda sekarang yang dilakukan itu
31 ini adalah apa arti dibuat itu merupakan
32 pesta sari matua atau saur pembayaran adat
33 matua, kan gitu,,,itulah yang yang terakhir
34 menjadi akhir dari pembalasan
35 atau pemberian yang sudah
36 meninggal itu melalui anaknya
37 kepada masyarakat yang selama
38 hidupnya belum membayar adat
39 ataumemberikan adat kepada
40 yang lain. Nah disitu,,, makanya
41 saya katakan kalau Uju ni
42 ngolukhon ada dua tema yang
43 harus disikapi. Kalau
44 pengaruhnya kepada
45 masyarakat ada dua, hal
46 pertama menyanyikan lagu itu
47 supaya anak-anak atau
48 keturunan orangtua
49 memperhatikan orangtua di
50 masa hidupnya, tapi disisi lain
51 seperti yang saya katakan tadi
52 masyarakat atau kaum muda
53 tidak memikirkan bahwa itulah
54 adat terakhir yang diberikan
55 oleh orangtua yang meninggal
56 itu melalui anaknya kepada
57 masyarakat, kepada hula-hula
58 kepada siapa saja. Kenapa???
59 Dibuat adat itu,dari bona ni ari,
60 bona tulang, hula-hula, tulang,
61 itu semua dipanggil dan
62 diserahkan adat yang sepatutnya
63 menurut adat Batak. Kalu tidak
64 dibuat itu, apa yang diberikan?
65 Makanya saya katakan tadi
66 dalam bahasa Batak itu
67 dikatakan membayar adat. Yang
68 terakhir,,,
69 kalau ke diri kalau saya pribadi tidak Informan 1
70 amangboru berpengaruh karena ya,, kami menuturkan bahwa
71 pribadilah, lagu itu sekeluarga, pinomparnya di dalam
72 sendiri, ompung, ompung kami, nenek keluarganya lagu
73 berpengaruh ngak? telah mengatakan kepada kami Uju di
74 agar hormati orangtua, jadi pada ngolungkhon tidak

164

Universitas Sumatera Utara


75 keluarga kami lagu itu tidak terlalu
76 kena dan tidak punya pengaruh, berpengaruh di
77 karena memang dari nenek dalam keluarga.
78 kami sudah semua telah
79 dituturkan, diarahkan dan harus
80 dilaksanakan, hargai hormati
81 orangtua supaya kamu bisa
82 selamat dalam mencari
83 kehidupan. Nah disitu..
84 jadi kalo menurut ...atau apa?
85 amangboru yang
86 tadi bilang, emmm
87 apa ya, apalah yang
88 lagu ini..
89 harapan harapan saya terhadap lagu itu Menurut informan, 4
90 bukan terhadap lagu, tetapi orang yang
91 amangborulah...
terhadap orang yang mendengarkan
92 menyanyikan, orang yang lagu Batak supaya
93 mendengar, dan kepada tidak terlena oleh
94 pencipta. Kalu lagu itu sudah lirik tetapi justrus
95 ada, jadi harapan kita adalah bersikap kritis
96 bagaimana yang mendengarkan dalam menanggapi
97 yang menyanyikan termasuk setiap isi lirik lagu
98 yang menciptakan agar tidak
99 terlena terhadap lirik lagu itu.
100 Karena seperti yang saya
101 katakan tadi ada dua tema
102 disana, tapi ada yang salah
103 dalam lagu itu, yang salah
104 dikatakan kenapa berpesta,
105 hura-hura, padahal seperti yang
106 sudah saya katakan tadi dibuat
107 itu pesta adat, justru menggarar
108 adat, membayar adat kepada
109 bona tulang, bona ni ari, hula-
110 hula, parsahutaon, dan lain
111 sebagainya. Itulah yang terakhir
112 sehingga di dalam adat Batak
113 ada tonggo raja, marria raja,
114 dipanggilah semua, apa nama
115 adatnya, jadi bukan pesta, adat
116 yang dibayar. Nah itu....
117 kalo emm inikan contohnya lagu apa? 2
118 masih satu lagu
119 amangboru, jadi
120 kalau menurut
121 amangboru,
122 tanggapan
123 amangboru
124 terhadap lagu yang

165

Universitas Sumatera Utara


125 lain, ada ngak yang
126 berpengaruh dalam
127 kehidupan pribadi.
128 lagu anakhonhi do oke. dalam lagu anakhonhi do Menurut informan Pertanyaan 1
129 hamoraon di au, hamoraon di au, itu adalah emm falsafah orang tentang
130 ndang turpukta falsafah orang Batak, itu Batak termasuk pengaruh
131 hamoraon, falsafah orang Batak, yang juga motto orang lagu tersebut
132 anakhonhu,,, punya anak dia sudah kaya, Batak, adalah oleh
133 kenapa dikatakan anakhonhi do “anakhonhi do pewawancara
134 hamoraon di au, orang Batak hamoraon di au”. kurang
135 tidak pernah mengatakatan Punya anak maka ditekankan
136 jangan sekolah jangan sudah kaya
137 merantau, dikampung ini
138 sajalah tidak pernah. Jadi dia
139 harus sekolah, harus merantau
140 supaya dia bisa berkembang
141 supaya bisa maju. Dengan
142 kemajuan anak-anaknya maka
143 kayalah orangtuanya, nah
144 disitu,, jadi itu adalah falsafah
145 dan termasuk motto orang
146 Batak, hamoraon hagabeon
147 hasangapon, hagabeon dalam
148 arti punya anak, hamoraon,
149 anakhonhi do hamoraon di au,
150 sudah punya anak, nah disitu.
151 emmm apa...yang judul yang lain, semua mudah-
152 lain amangboru... mudahan bisa saya terangkan
153 yang ini boru oke, kenapa dikatakan si,,kalau
154 panggoaran ngak salah simatupang yang
155 menciptakan itu?
156 boru panggoaran jadi kenapa dia menciptakan Informan Pertanyaan 1
157 ngak, Tagor lagu itu, pada orang Batak ada menuturkan tentang
158 Tampubolon satu istilah kalau panggoaran melalui lagu “boru pengaruh
159 maunya laki-laki, sitiop tungkot panggoaran”, bagi lagu tersebut
160 atau yang akan melanjutkan orang Batak anak oleh
161 keturunan dalam marga dalam perempuan juga pewawancara
162 emm apa namanya itu,,,silsilah sama berharganya juga kurang
163 keturunan. Kenapa ini muncul dengan anak laki- ditekankan
164 boru panggoaran? Bagi orang laki
165 Batak diingatkan kalau
166 perempuan itu juga anak, itu
167 juga milik kita. jangan
168 dibedakan boru dengan baoa
169 anak laki-laki dengan
170 perempuan, itu sama. Jadi itu
171 mengingatkan emm...
172 kesetaraan gender ya betul, orang-orangtua yang Informan
173 lah ya anaknya perempuan menjadi menegaskan lagi
174 panggoaran, anak pertama bahwa orangtua

166

Universitas Sumatera Utara


175 jangan berkecil hati tapi yang memiliki
176 banggalah, itu tema lagu itu. anak perempuan
177 Apa yang lain?? supaya bangga.
178 yang inilah eee jadi lagu ini adalah Informan 1
179 amangboru, kerinduan orangtua, harapan menjelaskan lagu
180 (menyanyikan) itu orangtua tidak sampai dari “lupa do ho”
181 kan anak yang anaknya. Orangtua sudah adalah lagu yang
182 seperti si malin menyekolahkan atau berisi harapan
183 kundang apanya.. memberikan biaya supaya dia orangtua yang
184 merantau, dia berhasil di rantau tidak kesampaian
185 orang, tetapi dia tidak
186 mengingat orangtuanya atau
187 memberi kabar pun tidak
188 sehingga orangtuanya, dalam
189 bahasa Batak itu dikatakan
190 orangtua jadi tarhirim. Tau arti
191 tarhirim?
192 berharap,,eh.... harapan orangtua yang tidak Informan 1/3
193 kesampaian contoh, di dalam menjelaskan
194 lagu ini juga boleh dikatakan bahwa orangtua
195 dulu banyak orangtua Batak mendukung
196 menyekolahkan anaknya ke anaknya untuk
197 Jakarta, kuliah dua tahun pergi merantau
198 langsung menikah, tidak beri tapi si anak
199 kabar, jadi ada kekecewaan bagi melupakan
200 orangtua, harapan yang dia orangtuanya
201 inginkan tidak sampai. Nah
202 itulah tema lagu itu.
203 eee apalah, lagu ya cari sendirilah rongkapnya
204 didia rongkaphi
205 (tertawa) yang dipopulerkan oleh Rita
206 Butar-butar karya Dakka
207 Hutagalung
208 ya, maksudnya kan dulu... Informan apa kira-kira
209 dari lagu ini juga menjelaskan di yang
210 bisa kita tau kalau zaman sekarang menyebabka
211 orang Batak itu kan orang Batak sudah n itu?
212 lama-lama cepat-cepat
213 menikahnya. menikah
214 sekarang ngak gitu ngak, sekarang ngak lagi, 21 Menurut informan,
215 ya? tahun sudah ada, 20 tahun umur 20 umur
216 sudah ada, tetapi lagu ini yang masih muda
217 diciptakan oleh Dakka untuk menikah
218 Hutagalung sekitar tahun 80-an
219 kalau ngak salah saya..
220 78 78, itu adalah menceritakan Menurut informan, 1
221 bagaimana dulu para muda- orang dulu susah
222 mudi sulitnya mencari jodoh, mencari jodoh
223 kenapa sulit dulu mencari diakibatkan faktor
224 jodoh?? Adanya eee apa kondisi lingkungan

167

Universitas Sumatera Utara


225 namanya itu penghambat antar
226 desa, ada pagar keliling satu
227 marga disini kemudian ditempat
228 lain satu marga disitu sehingga
229 sulitlah bertemu antara pemuda
230 dan pemudi pada zaman dahulu.
231 Jadi kalau lagu itu diciptakan
232 tahun 78, itu menceritakan
233 tahun 50-an, 60-an cerita
234 tentang itu.
235 secara keseluruhan emmm untuk kemudian adalah Menurut informan, Sisanya dari 4
236 lagu-lagu yang bagaimana para pencipta lagu, hampir 60 % lagu 60 % itu
237 diciptakan tentang ada tiga hal yang saya lihat Batak menceritakan
238 tema anak dan dalam lagu-lagu khususnya lagu menceritakan tentang apa?
239 orangtua itu Batak, pertama lagu-lagu Batak kesedihan, sejak
240 anaknya harus banyak atau hampir 60 % itu tahun 2000-an lagu
241 sekolah, orangtua adalah menyatakan kesedihan, Batak sudah
242 yang bekerja keras semua kesedihan, yang mengarah ke asal
243 untuk menangislah yang jadi
244 menyekolahkan bagaimanalah, itu satu. Di era
245 anaknya, jadi apa tahun 2000 sampai tahun 2010
246 sich harapan ini, pencipta lagu-lagu Batak
247 amangboru untuk sudah mengarah ke asal jadi,
248 lagu-lagu contoh baju nabirong, apa
249 berikutnya yang judulnya itu...
250 akan diciptakan
251 ya baju nabirong temanya itu apa?
252 judulnya...
253 cinta tema cinta tetapi dia Menurut informan,
254 mensyukuri “hita na dalam lirik “baju
255 mardongan nang pe halak na birong” orang
256 nampunasa” (kita yang dalam lagu
257 berteman=berpacaran, orang tersebut
258 lain yang memiliki). mensyukuri
259 pasangannya
260 dimiliki orang lain
261 (tertawa) ya apa artinya...itu tidak Menurut informan,
262 memberikan pengaruh yang lagu “baju na
263 baik... birong” tidak
264 memberikan
265 pengaruh yang
266 baik
267 tidak memberikan jadi dalam satu penciptaan lagu Menurut informan, 1
268 pengaruh juga ya pada prinsipnya harus lagu yang baik
269 amangboru memberikan satu tema yang haruslah
270 baik, ada satu kesan yang bisa memberikan tema
271 diingat, dilakukan, atau yang dan kesan yang
272 sudah berlalu dalam tema lagu baik kepada
273 itu, tetapi kalau seperti yang pendengar
274 tadi hita na mardongan halak

168

Universitas Sumatera Utara


275 nampunasa, dinyanyikan
276 dengan baik, karena menurut
277 saya, saya sebagai orangtua
278 tidak pas lagu itu.
279 Ketidaksesuaian lagu itu sudah
280 3,4 tahun memadu kasih antara
281 sipria dan si wanita. Salah satu
282 diantara mereka kawin dengan
283 orang lain, tetapi yang
284 ditinggalkan ini merasa senang,
285 hita na mardongan halak
286 nampunasa. Lela dia...
287 (tertawa) relaaa.. rela dia kan gitu, jadi Menurut informan,
288 penciptaan lagu itu gampang lagu hendaknya
289 sebenarnya, harus ada pesan memberikan pesan
290 dan kesan yang betul punya dan kesan kepada
291 makna dan bisa memberikan orang yang
292 arti atau eee...katakanlah itu mendengarnya
293 bisa memberikan pembelajaran
294 kepada orang yang mendengar.
295 kalau dari apa juga jadi itu namanya bukan lagu Menurut informan, 5
296 amangboru, dari Batak disebut lagu Batak
297 segi bahasa, dwi haruslah
298 bahasa, misalnya menggunakan
299 bahasa Batak bahasa Batak
300 dicampur dengan
301 bahasa indonesia.
302 ooooo ngak ya ya karena lagu Batak pake menegaskan
303 bahasa Batak dong kembali lagu
304 Batak harus pakai
305 bahasa Batak
306 jadi apalah dibilang itu pencipta lagu yang asal- Menurut informan, 5
307 yang dwi bahasa asalan. Kenapa dia tidak pencipta lagu yang
308 itu? mencari kamus bahasa Batak, menggunakan dwi
309 kamus bahasa Indonesia, kamus bahasa merupakan
310 bahasa Inggris untuk mencari pencipta lagu asal-
311 arti dari kata yang bisa pas asalan
312 dengan lagu Batak itu. Karena
313 lagu Batak,,,koq dicampur
314 iya ya berarti pencipta lagu itu adalah
315 (tertawa) si dua warna sebelah hitam
316 sebelah putih, nah disitu
317 kalau segi nah sekarang begini, eee kita Menurut informan, Apakah itu 6
318 penggunaan apa, harus mengikuti perkembangan kalau dulu lagu hal yang baik
319 alat-alat musiknya zaman. Mengikuti Batak hanya (mengikuti
320 karena sekarang perkembangan teknologi. Kalau diiringi oleh alat perkembanga
321 sudah dulu semua lagu Batak hanya tradisional Batak n zaman)
322 menggunakan alat diiringi gitar, keroncong, Toba maka di
323 musik yang hasapi, gondang sabangunan, zaman sekarang
324 kontemporer lah, suling, garantung atau taganing, haruslah mengikuti

169

Universitas Sumatera Utara


325 ngak memakai yang atau sordam lagi perkembangan
326 tradisional lagi. juga
327 hesek lagi kan gitu, sekarang berapa orang Menurut informan, 6
328 lagikah yang mampu salah satu
329 memainkan alat musik penyebab
330 tradisional Batak, itu salah satu bergesernya
331 penyebab lagu-lagu Batak Toba pemakaian alat
332 bergeser yang akan mengiringi tradisional ke
333 lagu itu, itu disatu sisi, disisi modern
334 yang lain kita harus mampu diakibatkan
335 mensejajarkan diri dengan sedikitnya orang
336 perkembagan zaman. Ada Batak yang
337 keyboard, segala suara ada mampu menguasai
338 disana, memudahkan para memainkan alat
339 pencipta lagu membuat warna musik tersebut.
340 musik dari lagu-lagu tersebut. Akibat dari
341 Nah,,,namun disisi lain mengikuti
342 menghilangkan jati diri budaya perkembangan
343 Batak. Apalagi tadi dia lagu zaman
344 Batak tapi berbahasa yang lain menghilangkan jati
345 itu menghina orang Batak. Saya diri orang Batak
346 pernah meneliti satu tahun itu sendiri tetapi di
347 dalam persiapan skripsi saya sisi lain haruslah
348 bahwa bahwa bahasa Batak mampu
349 adalah bahasa terkaya no 2 di mensejajarkan diri
350 dunia, no 2 terkaya no 1 adalah dengan
351 Prancis, itu sudah kami teliti perkembangan
352 satu tahun. Kenapa dikatakan zaman. Informan
353 terkaya, satu kata benda... mengatakan,
354 bahasa Batak
355 merupakan bahasa
356 terkaya no 2 di
357 dunia setelah
358 Prancis
359 memiliki banyak memiliki banyak arti bukan Informan memberi 5
360 makna makna, jabu, bagas, contoh kalau
361 sibaganding tua, semuanya jabu bahasa Batak itu
362 kaya bahasa.
363 Semua yang
364 disebutkan
365 informan
366 merupakan
367 sinonim dari
368 rumah
369 maksudnya rumah kan gitu,,, dan banyak lagi kata- Menurut informan, 5
370 kata dalam bahasa Batak yang dengan adanya
371 pengertiannya sangat banyak, penelitian yang
372 sinonimnya sangat banyak. Dari dilakukan oleh
373 sisi itulah, skripsi saya sekitar informan, maka
374 tahun 2000 eh tahun 1983 pencipta lagu yang

170

Universitas Sumatera Utara


375 mengatakan bahwa bahasa memakai dwi
376 Batak no 2 terkaya di dunia, bahasa sangatlah
377 dan itu diakui oleh para tidak tepat
378 pembimbing dan penguji saya mengingat bahasa
379 setelah saya memberikan Batak sangat kaya
380 berbagai contoh. Jadi bahasa
381 Batak itu tidak miskin makanya
382 saya katakan tadi kalau ada
383 orang Batak mencipta lagu
384 mencampu-campur bahasa
385 berarti pencipta itu adalah si
386 dua warna. Nah itu...
387 yang terakhirlah yang pertama sekali adalah Menurut informan, Kenapa 7
388 amanboru, saranlah cintailah dalihan na tolu sebagai orang mencintai
389 untuk orang Batak Batak hendaklah dalihan na
390 Toba dalam mencitai dalihan tolu yang
menyikapilah, na tolu harus
boleh dibilang pertama
mencakup secara sekali?
keseluruhan adat
Batak Toba,
misalnya dari
lagunya kah, dari
adatnya kah.
asekkk bagaimana caranya mencintai Menurut informan, 7
itu? Bergabunglah, kalau kamu mencitai dalihan
orang Batak jangan malu na tolu dan
mengatakan kamu itu orang mencintai budaya
Batak, kalau kamu orang Batak Batak maka
jumpa dengan orang Batak banggalah
jangan pake bahasa Indonesia. mengatakan bahwa
Kenapa orang Cina begitu kamu orang Batak,
mempertahankan budaya bila ketemu orang
mereka, bagaimana orang Karo. Batak hendaklah
Kenapa orang Batak baru 3 hari memakai bahasa
di Jakarta sudah berbahasa Batak
Jakarta. Maka untuk itu
cintailah dalihan na tolu dan
cintailah budaya Batak. Itulah
saran dan pesan dari saya kalau
ada hal lain yang akan
didiskusikan mudah-mudahan
yang ditanyakan yang saya
tahu. Jangan ditanyakan yang
saya tidak tahu...
oke terimakasih
amangboru

171

Universitas Sumatera Utara


INFORMAN II

No Data Pribadi Keterangan


1. Nama Clara Julieta Lumbantoruan S.Pd
2. Usia 26 tahun
3. Jenis Kelamin Perempuan
4. Agama Kristen Protestan
5. Alamat Jln.Bunga Ester no 97 B P.Bulan
6. Pekerjaan Tenaga Pengajar Musik
7. Status Belum Menikah
8. Asal Medan

VERBATIM

No Data Keterangan
1. Tanggal wawancara Kamis, 30 Oktober 2014
2. Lokasi Kediaman Informan
3. Waktu wawancara 20.00 – 20.30 WIB
4. Judul Rekaman Audio Voice00005

Baris Pertanyaan Respon Analisa Refleksi Kode


1 sebagai anak muda kalau menurut saya lagu Uju ni Menurut informan, 1
2 zaman sekarang, ngolukkon dari segi lirik itu lagu Batak Uju ni
3 apalagi saudari istilah lebih berisi kepada ngolukhon dari
4 berasal dari nasehat supaya seorang anak segi lirik berisi
5 keturunan orang itu harus menghormati, harus nasehat kepada
6 Toba, bagaimanakah menyayangi orangtuanya gitu anak untuk
7 menurut kaka kan...jadi eeemmm yang menghormati
8 tentang lagu-lagu terutama itu adalah orangtua. orangtua
9 Batak Toba yang ada Seperti dalam reff nya, kalo da
10 apalagi terkhusus mati orangtua itu mau ngapain
11 lagu Uju ni pun dia itu, mau menyembah
12 ngolukkon? pun dia, apapun yang
13 dilakukan dia ngak ada
14 guna...jadi selama orangtua
15 kita masih hidup lakukan yang
16 terbaik yang bisa untuk
17 orangtua kita...itu menurut
18 saya dari segi isi lagu itu.
19 oke....eeemm pada umumnya?
20 kalau...apa sich
21 dampak dari lagu ini
22 bagi masyarakat
23 Batak Toba pada
24 umumnya.
25 hmmmm sangat positip..terutama emmm Menurut informan, contoh
26 mengajak kaum muda dampak dari lagu- berdampak

172

Universitas Sumatera Utara


27 mudigitu kan, apalagi sekarang lagu Batak Toba positif, apa?
28 kan banyak kaum muda-mudi pada umumnya
29 yang terkena dampak berdampak positif
30 perkembangan zaman gitu
31 kan...malah ngak sedikit kita
32 dengar kabar ada anak yang
33 membunuh orangtuanya, anak
34 yang menganiaya orangtuanya,
35 apalagi...macem-maacem lah.
36 Dengan adanya lagu ini
37 semakin mengajak muda mudi
38 orang Batak khususnya untuk
39 menghormati orangtua, untuk
40 mengasihi orangtua dan itu
41 tadi...lakukan yang terbaik
42 kepada orangtua selagi
43 orangtua itu sehat.
44 kalo itu dampak... positip..
45 bukan, sekarang ke kalau ke pribadi ya pertama Respon pertama Menggugah 2
46 pribadinya?? kali dengar lagu itu, tau informan saat rasa dalam
47 liriknya bagaimana yang pasti mendengar lagu hal apa?
48 sangat menggugah rasa, gitu Uju ni ngolukhon
49 kan...bahkan misalnya lagu itu sudah menggugah
50 kita nyanyikan lagu itu rasa
51 dengan...apa
52 namanya..penjiwaan yang
53 benar-benar, pasti bisa
54 nangis,gitu...karena aku juga
55 pernah gitu waktu ikut
56 beberapa acara menyanyikan
57 lagu itu kan, jangankan
58 menyanyikan dengar lagu itu
59 aja, kalau si penyanyi betul-
60 betul menyanyikan dengan
61 penjiwaan yang bagus pasti
62 pesan dari lagu itu nyampe ke
63 kita dan betul-betul kita resapi,
64 kita rimangi apa yang sudah
65 kita lakukan sama orangtua
66 kita, pasti bisa menitikkan air
67 mata, gitu.
68 ke action nya ajalah apa yang akan kita lakukan?
69
70 hmmmm,,dari lagu ya, dengar lagu ini balik ke Menurut informan, 2
71 ini pribadi masing-masing, ada tindakan dari
72 orang dengar, ya cuek aja gitu mendengar lagu
73 kan, kalau aku pribadi denger, Uju ni ngolukhon
74 ya istilah nya aku dengar lagu tergantung ke
75 itu ya semakin menggugah pribadi masing-
rasa semakin, apa namanya ... masing individu

173

Universitas Sumatera Utara


76 semakin ...
77 termotivasi hmm, termotivasi untuk Menurut informan,
78 melakukan yang lebih-lebih menggugah rasa
79 lagi, yang lebih baik untuk yang dimaksud
80 orangtua, istilahnya untuk untuk semakin
81 membanggakan orangtua, termotivasi
82 jangan buat dia bersedih gitu, memberikan yang
83 jangan sampai orangtua terbaik untuk
84 nangis. orangtua
85 emmm,trus kalau kalu di bilang tamparan Menurut informan, 3
86 sifat-sifat lagunya enggak juga gitu kan, karena lagu Uju ni
87 ini, misalnya apakah dari segi lirik dia seperti ngolukhon bersifat
88 lagu ini sebagai mengajak sebenarnya, lebih kepada
89 tamparankah bagi mengajak dan menasehati gitu. sebagai nasehat
90 orang Batak Toba Dari kata pertamanya “hamu kepada orang
91 saat ini, atau anakhonhu gitu, kamu anakku Batak
92 bagaimana? segala macam gitu kan, itu
lebih ke mengajak sebenarnya,
mengajak, ajakan dan nasehat,
itu sifatnya kalau menurutku

INFORMAN III

No Data Pribadi Keterangan


1. Nama Hardoni Sitohang
2. Usia 37 tahun
3. Jenis Kelamin Laki-laki
4. Agama Kristen Protestan
5. Alamat Jln.Bunga Terompet 5 no.8-O P.Bulan
6. Pekerjaan Pemusik Batak Toba
7. Status Menikah
8. Asal Samosir

VERBATIM

No Data Keterangan
1. Tanggal wawancara Jumat, 31 Oktober 2014
2. Lokasi Kediaman Informan
3. Waktu wawancara 15.00–17.00 WIB
4. Judul Rekaman Audio Voice00006

Baris Pertanyaan Respon Analisa Refleksi Kode


1 borhat ma dainang, aku bukan seniman tapi aku
2 unang jaishon, pelaku seni
3 (penulis
4 menjabarkan semua

174

Universitas Sumatera Utara


5 judul lagu yang ada
6 pada skripsi penulis)
7 itulah lagu-laguku
8 bang, jadi yang mau
9 kutanyakan dari apa
10 ya,,,dari kacamata
11 seorang seniman...
12 ooo iyalah dari eee pada prinsipnya seperti apa 1
13 pelaku seni, keq yang pernah,,, ini kan sekarang
14 mana menurut lagi ada acara Jabu Batak di
15 abang lagu tentang Taman Budaya, dimana yang
16 lagu-lagu yang ini memainkan adalah mengangkat
17 tadi? sebuah tema sumpah pemuda.
18 Kenapa??? karena beberapa
19 tahun terakhir ini jiwa
20 patriotisme muda itu tidak ada
21 lagi, berangkat dari sebuah tiga
22 sumpah itu. Berbahasa
23 khususnya bertanah air, tanah
24 air itu pun bukan berarti yang
25 kita injak ini juga seolah disini
26 kita lahir, bukan,,,tanah air itu
27 lebih spesifik dimana kita lahir,
28 kesukuan kita dimana,
29 berangkat dari sebuah itu, apa-
30 apa saja di tanah air itu terkait
31 dalam budaya. Kita ini kan
32 beragam suku, beragam budaya
33 menyatu dalam satu nusantara,
34 itulah tanah air, tanah air
35 Indonesia. Nah jadi, jiwa-jiwa
36 orang muda itu sekarang dalam
37 menghadapi globalisasi itu
38 sudah tidak lagi bersentuhan
39 dengan budaya-budaya leluhur.
40 Budaya leluhur itu maksudnya
41 gini loh kita harus seperti Batak
42 dulu, tapi pesan dan kesan yang
43 ada dititipkan oleh ompung kita,
44 orangtua kita, atau siapapun itu,
45 dalam kehidupan bersosial.
46 Kehidupan bersosial itu kan
47 bagian dari budaya. Trus saat
48 itu ada lagu-lagu, ada kemarin
49 itu diputar saat video horja
50 bius. Horja bius ini mengangkat
51 sebuah kisah si Raja Batak,nah
52 saya bilang disana sangat
53 bangus, kenapa sangat bagus?
54 Ketika kau (pewawancara)

175

Universitas Sumatera Utara


55 tanyakan hal itu, itu dilakukan
56 lewat lagu, apakah kita semua
57 suka baca? Itu pertanyaannya
58 ngak apakah kita suka musik?
59 belum tentu... semua, 99,99 % suka musik.
60 Kenapa? Orang gila begitu
61 dengar musik (menggoyang-
62 goyang kepala)
63 (tertawa) jadi hampir setiap rumah kita,
64 di handphone kita, dimana-
65 mana ada musik
66 jadi itulah medianya suruh baca!. Woi baca dulu ada
67 ya pesan-pesan orangtua dalam
68 buku. Ngak kan ada yang beli
69 itu, percayalah. Kalaupun ada
70 yang beli itu satu dua orangnya
71 itu. Apa yang dilakukan oleh
72 seorang Poltak Tambunan,
73 seorang sastrawan Batak dari
74 Jakarta, mati-matian dia
75 membuat workshop, seminar
76 dan segala macam tentang buku
77 itu. Buku itu tentang pesan
78 tentang kehidupan Batak yang
79 berbudaya yang bermoral, yang
80 bernorma, tapi kan sampai saat
81 ini aku tidak punya buku itu,
82 tapi begitu kutanya anakhonhi
83 do hamoraon di au, tau?
84 tau!! semua orang Batak tau. Kan Menurut informan, sangat dahsyat,
85 kira-kira begitu. Artinya secara lebih baik dalam hal apa?
86 demonstrasinya lebih baik membuat suatu
87 kepada lagu daripada menulis demonstrasi dalam
88 buku. Apa yang dilakukan oleh sebuah lagu.
89 Horja Bius adalah menceritakan informan
90 kisah Raja Isombaon, Raja mencontohkan
91 Sisingamangaraja, diangkat melalui
92 secara liriknya atau lagu. Nah pertunjukan Horja
93 nanti secara pelan-pelan kita Bius yang
94 akan dengar, oo ini rupanya menceritakan Raja
95 silsilah Raja Isombaon, Isombaon Raja
96 akhirnya jadi tahu kita, yang Sisingamangaraja.
97 mereka angkat itu dari sebuah Menurut informan
98 buku, dari sebuah diskusi atau lagu Batak sangat
99 bertanya kepada informan. Jadi, dahsyat
100 artinya kalau kau tanya
101 bagaimana lagu itu, kupikir itu
102 sangat dahsyat. Sangat dahsyat
103 lagu-lagu itu. Ada sedikit lagi,
104 kalau aku lagi mengajar di

176

Universitas Sumatera Utara


105 Nomensen, pesan sekarang ini,
106 dan aku pikir,,,siapa namamu
107 dek?
108 Ida (orang ketiga) aku pikir seorang Ida tak pernah Menurut informan, Kenapa hal ini
109 lagi diboboki dengan sebuah saat ini seorang bisa terjadi?
110 nyanyian pada zaman itu, anak ditidurkan
111 menciptakan sebuah kedamaian, hanya dengan
112 menciptakan sebuah kasih, yang ayunan tangan
113 ada adalah (memperagakan
114 layaknya seorang ibu yang
115 menidurkan anak di tangannya),
116 atau diayunkan
117 (tertawa) iya ya kalau zaman dulu, modom ma Informan
118 bang damang, ale ucokku da na burju membedakan
119 (menyanyikannya) dipesankan antara zaman
120 sebuah burju. Tung sohuloas dahulu dengan
121 rongit i, songgop tu dagingmi, zaman sekarang
122 modom ma damang ale ucokku, dalam menidurkan
123 da na burju. Kalau sekarang, anak
124 bobo adek bobolah sayang,
125 tunggu datang mama dari
126 pekan, membawa pisang satu
127 goni, katanya kan...
128 (tertawa) jadi kan bukan pesan lagi yang informan 7
129 ada gitu loh menegaskan dalam
130 menidurkan anak
131 pada zaman
132 sekarang tidak
133 memberikan pesan
134 iya ya bang, benar akhirnya kasih sayang orangtua Menurut informan, 7
135 terhadap anak itu pun tidak budaya
136 terjadi lagi dengan interaksi memerintah tanpa
137 sebenarnya, yang tercipta kasih bukan
138 sekarang secara sadar tidak budaya orang
139 sadar, “eh, kau anakku jangan Batak
140 kau melawan”, itu yang terjadi,
141 kan gitu. “ambil piring itu, sapu
142 rumah itu” itu yang terjadi
143 artinya jujur, itu bukan budaya
144 kita sebenarnya. Tidak lagi
145 memerintah secara kasih
146 udah ada pergeseran pergeseran nilai-nilai. Karena Menurut informan,
147 lah ya kenapa? Arogansi kehidupan kehidupan orang
148 sekarang ini terkontaminasi Batak sudah
149 sampai terbawa ke rumah. banyak mengalami
150 Contoh, dia misalnya pengajar, pergeseran nilai-
151 kalau agak-agak bandal nilai. Menurut
152 muridnya, pukul. Nah terbawa informan juga
153 lah ke rumah. “Bandal pula sentuhan (kontak
154 kau” katanya pula. Pukul lah di fisik) sangatlah

177

Universitas Sumatera Utara


155 rumah. Kan kira-kira begitu. penting. Informan
156 Nah tidak lagi sentuhan- juga mengatakan
157 sentuhan itu tidak lagi kita anak yang bekerja
158 lakukan dalam kehidupan dan menempati
159 sehari-hari, makanya lagu-lagu posisi penting,
160 itu pun terabaikan secara tidak nama orangtua
161 langsung. Kalau tadi kau bilang otomatis akan
162 lagu-lagu itu dibawa, itu hanya harum
163 dibawa hanya pada moment-
164 moment tertentu. Pigilah ke
165 Samosir, atau kalau di Amerika,
166 kalau setiap acara apapun
167 namanya selalu diakhiri dengan
168 lagu O Tano Batak, dan kalau
169 masih ada yang mengingat lagu,
170 arga do bona ni pinasa, pasti
171 orang akan menangis. Tapi
172 cobalah orang Jakarta
173 menyanyikan anakhu na burju,
174 ah baen ma. Jujung goarhi
175 amang, katanya, kan lirik lagu
176 itu pesan lagu itu sangat luar
177 biasa. Karena kenapa? Hanya
178 orang Bataklah yang punya
179 aturan-aturan budaya yang
180 menyatakan kenapa jujung
181 goarhi amang. Laki-laki lah si
182 boan goar, aku marga sitohang,
183 kalau aku di luar sana tukang
184 tikam, sampai nanti ke
185 kampung, “ah, tukang tikam
186 dope anakmu bah” katanya
187 sama bapakku, tapi coba kalau
188 menteri aku, baik lagi,
189 “memang adanya mentri orang
190 Batak marga sitohang, anaknya
191 pemilik kebudayaan itu. Harum
192 dia kan. Kira-kira begitu
193 trus, dari lagu-lagu yang kau sebut itu
194 yang tadi semua,
195 apa sich dampaknya
196 pada masyarakat
197 pada umumnya
198 bang?
199 jadi secara umum itu tidak ada! Menurut informan 2
200 aja abang dampak dari lagu-
201 melihatnya pada lagu Batak Toba
202 masyarakat? tidak ada
203 dampaknya pada
204 masyarakat

178

Universitas Sumatera Utara


205 kenapa bang? karena kita sudah kehilangan Menurut informan,
206 identitas, kita sudah kehilangan tidak berdampak
207 jati diri, jadi capek capek. karena orang
208 Kutanyalah dulu, dimana Batak sudah
209 dinyanyikan lagu itu? kehilangan jati diri
210 (identitas)
211 di pesta pernikahan di pesta ngapain orang itu?
212 senang-senanglah ngantar tumpaknya kesitu orang Menurut informan,
213 itu orang datang ke
214 pesta hanya
215 ngantar tumpak
216 (membayar adat)
217 (tertawa) udah, dimana lagi?
218 kadang di tempat- jangan dinyanyikan itu di Menurut informan,
219 tempat begini, di rumah, siapa mau menyanyikan lagu-lagu Batak
220 rumah! itu di rumah. Dinyanyikan itu di sering
221 kafe-kafe, bagaimana kita diperdengarkan di
222 menikmati lagu itu kalo kafe-kafe
223 (memperagakan orang mabuk)
224 (tertawa) sampe? Trus, yang informan
225 menyanyikan itu sudah mempertanyakan
226 melakukan, yang menyanyikan apakah pesan dari
227 saja pun tak tahu lagu yang
228 dinyanyikan di
229 kafe-kafe sampai
230 kepada
231 pendengarnya.
232 tapi kan keq aku hanya kau yang menyimpan Menurut informan,
233 masyarakat biasa mp3 nya. Dia ngak? hanya sedikit
234 bisa dengar dari (menunujuk orang ketiga), sori orang yang mau
235 mp3? ya dek, kau menyimpan ngak? menyimpan lagu
236 Batak di hp nya
237 ngak bang yang kau simpan itu kan lagu- Menurut informan,
238 (orang ketiga) lagu yang kau suka, lagu-lagu “tren” sebagai
239 barat atau lagu siapa kan! acuan dalam
240 Inikan masalah tren. Lagu-lagu menikmati musik.
241 Toba itu adalah kampungan...
242 menurut sebagain umum, kutanya lah, kau survei
243 orang bang!
244 jadi ke pribadi dan itu selalu meneteskan air Menurut 2
245 abang sendiri, mataku pengakuan
246 berdampak ngak itu, informan,
247 misalnya dengar mendengar lagu
248 lagu Uju ni Uju ni ngolukhon
249 ngolukkhon, itu kan saja, informan
250 menceritakan unang sudah meneteskan
251 hamu marpesta.... air mata
252 makanya ke pribadi makanya setiap lagu itu Menurut informan, 2
253 abang, apa meneteskan air mataku, lagu Batak Toba
254 dampaknya! jangankan Uju ni ngolukhon, selalu berhasil

179

Universitas Sumatera Utara


255 dao pe nuaeng ho marhuta, itu meneteskan air
256 selalu kurasakan, aku disini oh matanya. Moralitas
257 bagaimana kampungku, apa ya informan hanya
258 yang harus kulakukan, supaya bagaimana
259 kubangun dulu kampungku. Ini mengembangkan
260 pribadiku ya, aku bukan musik tradisi.
261 munafik, karena aku tidak Informan juga
262 punya apa-apa, yang kumiliki menuturkan
263 adalah bagaimana moralitasku bilapun mendengar
264 mengembangkan musik tradisi, sebuah lagu sudah
265 hanya itu yang bisa mengambil pesan
266 kuperjuangkan, jadi kalo kau dari lirik lagu
267 tanya masalah itu, aku pikir tersebut
268 walau aku tidak tahu liriknya,
269 aku hanya tahu melodinya tapi
270 ketika orang menyanyikan itu
271 sudah kuambil pesannya apa!
272 Untuk apa kita bernyanyi, untuk
273 apa kita marpesta, oh...undang
274 ini, undang pejabat, jagoan lagi
275 kita kan, padahal yang kita
276 adopi adalah, maaf, bangkenya
277 orangtua kita.
278 nah, itu sendiri kan siapa?
279 masih sekedar
280 menyikapi, tapi ke
281 action nya
282 bagaimana?
283 lagu-lagu yang tadi, kan da ku bilang tidak ada
284 action
285 ke abang sendiri kalau action nya aku sendiri Menurut informan,
286 sudah pastinya kulakukan, informan
287 sudah kubilang menyanyikan melakukan apa
288 lagu arga do bona ni pinasa dan yang dipesankan
289 o tano Batak atau Pulo Samosir, pada sebuah lagu
290 anggo bangkeku disi tanomon
291 mu, disi udeanku, sarihonma
292 (dinyanyikan). Janganlah pula
293 setelah meninggal baru diantar
294 ke Samosir. Begitu sukses kita
295 bangun rumah di Holywood, di
296 Amerika, di Prancis, di Jerman,
297 di Belanda atau di Australi, trus
298 kita punya apartemen di Jakarta.
299 Kan kira-kira begitu. Begitu
300 meninggal kita, semua itu jadi
301 sampah, yang ada adalah
302 kuburan bangkenya 2 x 7 atau 2
303 x 10. Kan kira-kira begitu.
304 trus bang, keq mana tentunya lagu-lagu pada zaman 3

180

Universitas Sumatera Utara


305 sich sifat lagu ini itu, artinya pada tahun-tahun
306 secara keseluruhan,
307 sifatnya apakah
308 mendidikah, sebagai
309 kritikkah,atau
310 apakah!!
311 sebelum 2000-an kita diberangkatkan dari Menurut informan, 7
312 kampung dengan pesan, burju- orang Batak dalam
313 burju ho inang da, molo ndang hal apapun selalu
314 adong be hepengmu paboa da, diberangkatkan
315 alai saminggu nai antong, alana dengan pesan
316 hauma ta poang so binto dope
317 songon dia, boi do panen
318 manang na ndang. Kan gitu kan,
319 jadi kita selalu diberangkatkan
320 dengan pesan.
321 dengan doa ya bang doa. Artinya lagu-lagu itu Menurut informan,
322 adalah bagian dari doa. lagu-lagu Batak
323 adalah bagian dari
324 doa
325 okelah, kalau dari tadi kan da kusinggung sedikit
326 kacamata pelaku
327 seni, keq manalah
328 menurut abang lagu-
329 lagu Batak yang
330 sekarang?
331 gapapa bang tadi kan da kusinggung sedikit Menurut informan, 7
332 dijelaskan lagi bahwa apa tujuan lagu-lagu itu, lagu-lagu yang
333 sekarang mengarah pada sebuah pesan, diciptakan berisi
334 lagu-lagu yang diciptakan pesan tetapi akhir-
335 sifatnya mendidik moral, tapi akhir ini sudah
336 sekarang bagaimana lagu itu mengarah kepada
337 tercipta kepada tren. Lagu “tren”. Informan
338 siantar man, anak Medan, itu juga memberikan
339 kan tren, jadi kalo datang orang contoh lagu yang
340 Medan ke Jakarta, menyanyikan mengarah kepada
341 ini, karena orang kita yang tren
342 merantau yang disana dalam
343 bersosialisasi dengan budaya
344 disana misalnya Jawa, Sunda,
345 berbicara dengan lembut-
346 lembut, kan kira-kira begitu.
347 Kalau yang disini apalagi di
348 kampung, nah justru kalau kita
349 lihat, pengaruh-pengaruh lagu
350 itu sekarang, kalau kulihat dari
351 kacamataku sendiri, bukan
352 lagi...di kampung-kampung
353 sekarang lebih arogan
354 maksudnya abang di ya karakter,,,

181

Universitas Sumatera Utara


355 kampung?
356 da lebih apa orang ya kitangak usah sebutlah
357 itu gitu?? artinya udah lebih bebas disana
358 melakukan hal apapun terhadap
359 sebuah meresap jiwa.
360 kalau abang lihat tren, udah lebih kepada tren, informan melihat 5
361 dari segi pemakaian jadi bagaimana supaya kita lagu sekarang
362 bahasa, keq mana lucu-lucuan aja, “bang sms sudah lebih ke
363 yang sekarang siapa ini bang, nannanana” trus “tren”
364 dengan yang dulu? apa lagu judika yang bahasa
365 Batak?
366 o duma! bukan! (sambil berpikir)
367 g tau lagi yang agak sedikit....
368 ooo yang pake Jawa oplosan! contoh lagu Batak
369 itu ya, oplosan! yang mengarah
370 kepada “tren”
371 itukan niru-niru itu! itu bukan persoalan meniru-niru tuak merupakan
372 tapi kan di dalam bahasa Batak minuman
373 itu kan oplosan itu seperti tuak beralkohol
374 kan, ada yang dicampur-
375 campurlah baru diminum, kan
376 gitu, udah?? supaya lebih keren
377 lagi lagu itu, apa yang kau lihat,
378 kalau hanya nyanyi kan tidak
379 akan dapat.
380 musik alirannya (geleng-geleng kepala)
381 kurasa?
382 jadi apa dong? ketika poco-poco terkenal,
383 kenapa terkenal?
384 goyangannya begitu poco-poco semua lari Menurut informan,
385 dari kursinya, sekarang kalau goyangan dalam
386 oplosan, goyangannya... sebuah lagu juga
387 mempengaruhi
388 hitsnya sebuah
389 lagu
390 itu kan karena dia ya artinya terkait semua adanya
391 dangdut juga kan hubungan, ngak akan terkenal
392 alirannya lagu oplosan itu, sakitnya
393 dimana?
394 apanya bang? sakitnya dimana? (menunjuk
395 hatinya) (lagu yang sedang tren
396 sakitnya tuch disini)
397
(tertawa) artinya kalau tidak ada disini informan
398
secara praktek, “sakitnya disini” menjelaskan
399
dimana? Tapi anak-anak bahwa anak-anak
400
sekarang (menunjuk hatinya), sudah meniru gaya
401
anak-anak loh, oplosan juga orang dewasa
402
anak-anak bisa tahu berbuat dalam bernyanyi
403
seperti itu
404
iya ya bang anak-anak sentuhannya sampai Menurut informan, tapi tidak

182

Universitas Sumatera Utara


405 keq gitu loh. Berkembang dia, pengaruh media semua kan
406 apa yang terjadi, da rusak kan, kepada masyarakat media seperti
407 inikan pengaruh. Jadi artinya yang merusak itu?
408 ada juga hubungan media yang
409 merusak kita, baik secara vcd,
410 tv banyak itu, banyak yang
411 merusak kita secara
412 pengkarakteran dan merusak
413 moral kita.
414 sebagai pelaku seni, dan inikan selalu kuwacanakan Menurut informan, 4
415 apa harapan abang satu, aku selalu melakukan menyatakan diri
416 yang bisa diberikan workshop tentang musik tradisi, sebagai Batak
417 untuk masyarakat tapi aku tidak pernah terlepas dalam bentuk
418 Batak Toba, kaum dari sentuhan sebuah nyanyian, nyanyian
419 muda... ende-ende tadi, itu satu, yang
420 kedua, menyatakan diri sebagai
421 Batak itu..
422 penting! kenapa? Aku terakhir workshop
423 di HKBP Bekasi, pertanyaanku
424 sejauh mana perilaku Batak
425 setelah mengenal kristen?
426 Makin baikkah atau makin
427 hancur

INFORMAN IV

No Data Pribadi Keterangan


1. Nama M.T.Sinurat
2. Usia 64 tahun
3. Jenis Kelamin Laki-laki
4. Agama Kristen Protestan
5. Alamat Jln.Bahagia 301 A P.Bulan
6. Pekerjaan Wiraswasta
7. Status Menikah
8. Asal Medan

VERBATIM

No Data Keterangan
1. Tanggal wawancara Rabu, 05 November 2014
2. Lokasi Kediaman Informan
3. Waktu wawancara 18.00 – 18.30 WIB
4. Judul Rekaman Audio Voice00007

Baris Pertanyaan Respon Analisa Refleksi Kode


1 Bapatua suka ngak Sangat..
2 dengar lagu Batak

183

Universitas Sumatera Utara


3 Toba?
4 Sangat suka ya... Karena sekaligus saya orang Menurut informan,
5 Batak mendengarkan
6 lagu Batak
7 menyatakan
8 identitas sebagai
9 orang Batak
10 Kenapa bapatua Ya karena itu sekaligus saya Menurut informan, Bagaimana
11 suka dengar orang Batak itu kan lagu orangtua dulu suka dengan
12 tradisional lagu orang Batak, mendengar lagu orangtua
13 kita sangat senang mendengar Batak dan sebagai sekarang?
14 lagu Batak atau orang Batak harus
15 menyanyikannya, memang pandai berbahasa
16 begitulah orangtua dulu. Kalau Batak
17 kau orang Batak harus kau
18 pande mengucapkan bahasa
19 Batak
20 Itu kan bapatua Manfaatnya banyak Menurut informan, 2
21 kalau masih senang mendengar lagu
22 aja dengar, dari segi Batak, banyak
23 lainnya misalnya manfaat
24 manfaatnya ada
25 gitu?
26 Apa itu? Malah kata-kat syairnya itu Pewawancara
27 dalam lagi tidak spesifik
28 menanyakan
29 contoh
30 manfaat
31 kecilnya
32 Contohnya? Anakhonhi do hamoraon, itu Menurut informan, 1/3
33 bukan asal bilang itu, bukan dalam masyarakat
34 asal disebut dan bukan asal Batak Toba adalah
35 diciptakan itu. Karena orang sesuatu yang
36 Batak harus begitu, yang berharga
37 diutamakan perkawinan dalam
38 rumah tangga adalah
39 mengutamakan anak itu. Tidak
40 disebut berapa kekayaanmu,
41 tidak. Tidak disebut itu
42 umpamanya kenal aku sama
43 kau, berapa harta sekarang,
44 lima miliard ada, bukan itu.
45 Berapa pahompu itu nang?
46 Begitu dia
47 Trus lagu-lagu Jadi karena tersirat ataupun Menurut informan, 1/3
48 apa....... tidak tersirat di lagu Batak ini faktor
49 karena anakhonhi do kemajuanlah yang
50 hamoraon, simbol orang Batak mengakibatkan
51 maranak sampulupitu, marboru anak tidak tinggal
52 sampuluonom, itu simbolnya. di depan orangtua

184

Universitas Sumatera Utara


53 Artinya bergotong royonglah terus
54 kalian nanti untuk anakku,
55 supaya jangan kalian satu
56 disana satu disana seakan akan
57 tidak ada hubungan kalian,
58 padahal satu bapak satu mama,
59 begitu dia, dan orangtua itu
60 mengingankan begitu, cobalah
61 perhatikan nanti orang-orang
62 tua kalian. Ah, maunya
63 janganlah tinggal di Jayapura
64 ya, ada di Bekasi, ada di
65 Tangerang, maunya kumpullah
66 kita disini, begitu permintaan
67 orangtua dulu. Tapi lantaran
68 dibarengi dengan kemajuan
69 sekarang, edukasi,
70 pengetahuan luar ataupun di
71 dalam lokal, kita tidak bisa
72 bertahan itu, itu dia
73 Trus lagu apa aja Ya, contohnya lantaran saya Berarti kalau
74 yang suka bapatua orang Samosir, ya lagu pulo tidak dari
75 dengar Samosir Samosir tidak
76 suka dengar
77 lagu itu?
78 Trus kan banyak itu Berdampak
79 yang bercerita
80 tentang anaknya, keq
81 lagu tadi anakhonhi
82 do hamoraon di au,
83 banyak sich temanya
84 tentang anak
85 bapatua, lagu
86 ankhonhu, lagu Uju
87 ni ngolukhon juga
88 bercerita tentang
89 anak, dari lagu-lagu
90 tadi kan bapatua,
91 berdampakkah
92 dalam kehidupan
93 Berdampak
94 bapatua sendiri
95 Misalnya? Ya contohnya begini, kalau Menurut informan, 2
96 umpamanya aku mau keja pak, adat yang
97 ok, syarat sudah masuk, dilakukan saat
98 pinomat seperti itu, kan begitu, memberangkatkan
99 tradisional kalau anak itu mau anak merupakan
100 berangkat, pinomat dia kita doa orangtua untuk
101 kasih makan sebagai pembawa anak
102 doa kita, mengiringi dia

185

Universitas Sumatera Utara


103 sampai tujuan, pinomat ikan
104 mas. Kalau ngak bisa, kalau
105 ada yang lebih, ada lagi uang,
106 ntah motong ayam (sambil
107 tertawa), ntah B2 (daging
108 babi), kan itu
109 (tertawa) Umpamanya ikan mas itu ikan Menurut informan,
110 yang biasa-biasalah. Jadi daging B2 yang
111 umpamanya kalau B2 katanya dipakai
112 bukan sembarangan lagi, tidak menandakan adat
113 hanya yang punya rumah itu, yang dilakukan
114 harus dipanggil, macam bukan
115 kalianlah, kau boru ni tulang sembarangan
116 saya paribanku, aku panggillah
117 kau, karena anakku yang mau
118 ngambil kau, baru pas, begitu
119 dia. Ayo anggi, sikit banyak
120 umpamanya nasi ini sama kita
121 makannya, supaya sama-sama
122 kita berdoa anggi
123 memberangkatkan abangmu
124 ini supaya dapat dia
125 pekerjaannya, nah itu. Itu doa,
126 doa pun dibilang disertai
127 dengan ritual, itulah ritual
128 Adat ya bapatua Hmmm, ya, jadi orang Batak,
129 kenapa di orang Karo ngak ada
130 itu ikan mas, memang ngak itu
131 pula tradisinya, tidak itu
132 tradisinya, begitu dia.
133 Tadi itu kan tentang Yaaa, sebenarnya begitu itu,
134 anak jadi kalau lagu itu, apa tadi kau bilang
135 misalnya yang lagu judulnya itu?
136 orangtuanya yang
137 sudah sakit-sakitan
138 kayak Uju ni
139 ngolukhon,
140 pandangan bapatua
141 sendiri keq mana?
142 So marlapatan
143 marende hamu molo
144 ndung mate au.
145 Uju ni ngolukhon Uju ni ngolukhon, dulu nya Menurut informan, 1
146 berlaku itu... lagu Uju ni
147 ngolukhon tidak
148 berlaku untuk saat
149 sekarang
150 Apanya? Lagu itu...
151 Tapi kan baru baru Diciptakan baru-baru orde baru Menurut informan, Apa anak-
152 ini... ini, karena kalau dulu supaya anak-anak zaman anak zaman

186

Universitas Sumatera Utara


153 tau kalian bedanya dulu sangat hormat sekarang tidak
154 mengapakannya disitu. Kalau pada orangtua hormat lagi
155 dulu memang anak itu hormat pada
156 kali sama orangtuanya, bisa orangtua.
157 kau tanya bapakmu, asal begini Hormat yang
158 kata ompung mu (menunjuk dimaksud,
159 orang) bapakmu sudah tau, gimana
160 berarti marah bapak ini. Jadi contohnya?
161 kalau sekarang, keq gini ku
162 bilang sekarang, kau sebagai
163 anakku, atau parumaenku kau
164 (mata melotot),,,,
165 (Tertawa) Yah, mata amang ini, mata Menurut informan, Situasi apa?
166 amang boru ini,,, begitu dia. zaman sekarang
167 Kalau tempo hari bukan di seakan tidak perlu
168 bilang pun sudah ngerti dia. menghormati
169 Kulihat begini (mata melotot) orangtua
170 oh berarti marah amangboru
171 itu bah, apa salahku ini,
172 mengetok kau dalam hatimu,
173 apa tadi ku kerjakan yang
174 salah. Oooo iya, disuruh
175 amangboru itu tadi aku beli
176 rokoknya, rupanya ngak
177 kuingat, ngggg begitulah dia.
178 Jadi bedanya pada saat
179 sekarang ini, karena sekarang
180 ini seakan-akan tidak perlu ,
181 retak dia, renggang dia antara
182 anak dan orangtua masa-masa
183 perubahan situasi ini
184 Contohnya dia di Jakarta,
185 bapaknya di kampung, kan
186 padahal di Jakarta pun dia,
187 layak dia untuk hidup, berkat
188 berkelimpahan, mungkin
189 berluber, dia tidak
190 tertampungnya lagi lantaran
191 lubernya, tumpah dari sana,
192 datang dari sana, datang berkat
193 dari sana, datang dari sini,
194 ngak tau lagi dia. Akhirnya
195 tangannya pun jadi ,,,tumpah
196 dari sana, tumpah dari sini.
197 Tidak ada, datanglah orang
198 lain, sakit bapakmu, merinding
199 aku jadinya, sakit bapakmu
200 koq ngak pulang kau, tidak ada
201 waktu, artinya uju di ngolumi,
202 waktu hiduplah bapakmu kau

187

Universitas Sumatera Utara


203 kasih makan dan supaya
204 dinikmatinya, itu nya artinya
205 itu. Klen berdua pun begitu.
206 Dimana kau inang, kata bapak
207 sama mama sama kau, ah ngak
208 usah tanya-tanya, aku lagi
209 sibuk ujian
210 Di kampus (tertawa) Padahal kau lagi bicara kau Menurut informan,
211 sama kawanmu sebenarnya
212 yang kau bicarakan itu belum
213 seberapa penting itu, sepele.
214 Apalagi kalau bertanya
215 kawanmu laki-laki, ah ntah
216 siapa-siapa ini salah sambung,
217 bisa saja kau sebut begitu,
218 nanti ketahuan bapak saya
219 mamak saya nelpon aku,
220 begitulah dia. Jadi datang pun
221 umpamanya telepon bapaknya,
222 datanglah dulu kau amang aku
223 lagi keadaan begini-begini,
224 seandainya berobat aku tadi,
225 kata dokter harus opname,
226 ngak ada uangku amang. Udah
227 pulang aja amang, pulang aja
228 pak, nanti seminggu lagi kami
229 datang, berjanji lah si anak ini,
230 rupanya belum seminggu
231 sudah meninggal bapaknya.
232 Jadi kesimpulannya tadi, mati
233 bapaknya itu keberhasilan
234 anaknya. Asik janji-janji. Jadi
235 pas lah ini, meninggallah dia
236 dipanggilah gondang,
237 dipanggilah musik itu, potong
238 kerbo.
239 Baru dia datang ya... Baru dia datang, itupun Menurut informan,
240 terlambat pula, jadi begitulah selagi masih hidup
241 dia, itunya artinya itu. Waktu lah orangtuadi
242 hidup itulah hormati hormati
243 orangtuamu supaya dinikmati
244 bapakmu hormatmu itu dan
245 kau diberkati, begitu dia.
246 Ohhh ini bapatua, Hmmmm
247 pandangan bapatua
248 terhadap anak
249 perempuan
250 mengingat anak laki-
251 laki yang sangat
252 diharapkan dalam

188

Universitas Sumatera Utara


253 adat Batak Toba..
254 Keq mana Sama itu, Balige, Porsea,
255 pandangan bapatua? Tarutung sama Samosir, sama
256 itu.
257 Sama-sama apa Anak laki-laki itu di Menurut informan, Apakah
258 bapatua? utamakan.. daerah Balige, daerah lain
259 Porsea, Tarutung tidak seperti
260 sama-sama itu juga?
261 mengutamakan
262 anak laki-laki
263 Jadi? Anak perempuan tidak
264 seberapa, itu secara umumnya,
265 begitu dia. Padahal waktu
266 hidup dia, itu bedanya, waktu
267 hidup dia lebih senang dia
268 tinggal di tempat anaknya
269 perempuan, begitu, tetapi
270 sesudah bulan depan dia sakit-
271 sakitan, dia harus dia pigi ke
272 tempat anaknya laki-laki,
273 karena berbahaya kepada
274 anaknya perempuan kalau
275 meninggal bapaknya atau
276 mamaknya di rumah
277 perempuan
278 Ooo adat yang Ya,, Menurut informan, Kenapa anak
279 mengharuskan keq adat yang laki-laki yang
280 gitu? mengharuskan lebih
281 anak laki-laki yang diutamakan?
282 lebih diutamakan
283 Kenapa bapatua? Utang, harus bayar utang lagi Kepada siapa
284 dia. harus bayar
285 utang?
286 Anaknya yang laki- Si perempuan, helanya itu. Menurut informan,
287 laki kah yang harus Orang bisa marah. Da tau kau adalah hal yang
288 bayar utang? mertuamu mau meninggal, salah bila orangtua
289 ngapain kau buat di rumahmu si perempuan
290 ini, itu tidak hakmu. tinggal di
291 rumahnya
292 Harus anak laki- Ya, itu hak anak laki-laki. Kau
293 laki? rupanya anaknya, sudah kami
294 tuntut, kami marga Manurung
295 kami tuntut. Ok potong Babi
296 50 kilo, katanya, inilah....
297 Itu kan bapatua ke Ya tidak apa-apa Menurut informan,
298 adatnya yang di dalam keluarga
299 anaknya perempuan informan anak
300 misalnya itu sudah perempuan atau
301 tua jadi misalnya anak laki-laki
302 anak perempuanlah sama saja

189

Universitas Sumatera Utara


303 misalnya semua
304 anak bapatua semua,
305 cemana itu?
306 Berarti pandangan Yah kalau satunya hati dan Menurut informan,
307 bapatua terhadap pikiran mereka tidak apa-apa, dalam konteks
308 anak perempuan contohnya klen berdualah adek adat, anak
309 cemana? kaka, bikinlahklen lima, perempuan yang
310 meninggalah mama, kan tidak memiliki
311 begitu, seandainya pun saudara laki-laki
312 meninggal nanti mama atau masih ada
313 bapak, bisanya kau telpon anak penggantinya yaitu
314 pak udamu atau anak pak anak paktua atau
315 tuamu, artinya kan begitu dia, anak pak uda
316 anak pak udamu atau pak
317 tuamu yang laki-laki, itukan
318 itomu. Kan bapak aja adek
319 berabang, kalu itu sesuai
320 dengan aslinya itu itomu, kau
321 panggil dia...
322 Itulah bapakku ya... Ya, itulah ganti bapakmu, itu Menurut informan,
323 itomu sekaligus predikat anak bapatua bisa
324 orangtua menjadi ito dan
325 orangtua bagi anak
326 perempuan yang
327 tidak memiliki
328 saudara laki-laki
329 Maksudnya lagi kan Kalau tidak di adat, sama, tapi Menurut informan,
330 bapatua, ee kalau di atat jelas sama tidak harus dipisahkan
331 samakah, disamakan sama. antara adat dengan
332 kah posisi anak tidak anak dalam
333 prempuan dengan menentukan
334 anak laki-laki dalam posisis perempuan
335 misalnya dalam
336 keluarga ini gitu?
337 Jadi dalam konteks Jadi contohnya lagi begini dia,
338 adat aja berbeda ya... klenlah umpamanya klen
339 berlima, satu ito kalian, udah,
340 cuman satu laki-laki, ito mu itu
341 di Papua, kau mau menikah,
342 sebelum tiga haris sebelum
343 pernikahan harus kau panggil,
344 karena calon suami mu pun
345 perlu dikenal laenya, jadi
346 itomu tadi pun perlu dikenal
347 calon laenya, laki itonya,
348 begitu dia
349

190

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR INFORMAN

1. Nama : Drs.Kondar Lumbantoruan

Umur : 56 Tahun

Keterangan : Pelaku Adat

Pekerjaan : Kepala bidang programa siaran RRI Medan

Alamat : Jln.Bunga Ester no 97 B

2. Nama : Clara Julieta Lumbantoruan S.Pd

Umur : 26 Tahun

Keterangan : Kaum Muda

Pekerjaan : Tenaga Pengajar Musik

Alamat : Jln.Bunga Ester no 97 B

3. Nama : Hardoni Sitohang

Umur : 37 Tahun

Keterangan : Pelaku Seni

Pekerjaan : Pemusik Batak Toba

Alamat :Jln.Bunga Terompet 15 no.8-O P.Bulan

4. Nama : M.T.Sinurat

Umur : 64 Tahun

Keterangan : Pelalu Adat

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Jln.Bahagia no 301.A P.Bulan

129

Universitas Sumatera Utara


Daftar Pustaka

Aritonang, Jan S
2005 Sejarah Pendidikan Kristen di Tanah Batak. Jakarta: BPK Gunung
Mulia
Dalimunthe, Ichlasiah
1995 Kebudayaan Batak Toba Dan Sosialisasi Nilai Anak. Medan: Fisip
Usu
Djohan
2009 Psikologi Musik. Yogyakarta: Best Publisher

Hutajulu, Rithaony., Irwasyah Harahap


2005 Gondang Batak Toba . Bandung:Pusat Penelitian Dan Pengembangan
Pendidikan Seni
Irianto, Sulistyowati

2003 Perempuan di antara Berbagai Pilihan Hukum. Jakarta: Yayasan Obor


Indonesia

Kartomi, Margaret

1981 “The Processes and Result of Musical Culture Contact: A Discussion


of Terminology and Concepts” ,” Journal for Society of
Ethnomusicology, Vol.3 (1981), hal. 275-297

Koentjaraningrat

1996 Pengantar Antropologi I, Jakarta: Rineka Cipta

Lubis, Suwardi

1999 Komunikasi Antar Budaya, studi kasus etnik Batak dengan etnik Cina.
Medan: USU PRESS

Lumbantobing, Andar

1992 Makna Wibawa Jabatan Dalam Gereja Batak. Jakarta: Gunung Mulia

Maria

130

Universitas Sumatera Utara


1995 Dalihan Natolu Dalam Masyarakat Batak Toba. Medan: Fakultas
Hukum USU

Marzali, Amri

1998 “Pergeseran Orientasi Nilai Kultural dan Keagamaan di Indonesia,”.


Antropologi Indonesia. No 57 Th XXII (sep-des,1998) hal 13-21

Melalatoa, Junus M

1989 “Pesan Budaya Dalam Kesenian,” Berita Antropologi. Th.XXIV.No.62


(Mei-Agustus, 2000), hal 1-6

Merriam, Alan P

1964 Anthropology of Music. Chicago: Northwestern University Press

Moleong, Lexy J

2006 Metodologi Penelitian Kualtatif: Edisi Revisi, Bandung: Remaja


Rosdakarya

Pardede, R.A. Lumongga

2012 Marsisisean Di Ulaon Adat.------ Medan

Pelly, Usman

1994 Urbanisasi Dan Adaptasi, Peranan Misi Budaya Minangkabau Dan


Mandailing. Jakarta: Pustaka LP3ES

Purba, Mauly., Ben Pasaribu

2006 Musik Populer. Jakarta: Lembaga Pendidikan Seni Nusantara

Purba, O.H.S.,Elvis Purba

1998 Migran Batak Toba Di Luar Tapanuli Utara: Suatu Deskripsi. Medan:
Monora

Salim, Warsani

131

Universitas Sumatera Utara


1982 Ilmu Budaya Dasar, Medan: Fakultas Hukum USU

Sianturi, Rosmaida

2003 “Analisis Gaya Musikal Lagu Populer Batak Toba Dengan Perhatian
Khusus Pada Lagu-Lagu Karya Nahum Situmorang”, Skripsi Sarjana
Fakultas Sastra , USU, Medan

Sibarani, Robet

2004 Antropolinguistik, Medan: Poda

Sihombing, T.M

- Dongan Tu Ulaon Adat, Medan: Tapian Raya

Simanjuntak, Peninna

1995 Dalihan Natolu:Pendekatan Sistem dan Analisis Fungsional Terhadap


Sistem Sosial Masyarakat Batak Toba dalam Kaitannya dengan
Pembangunan Nasional, Fakultas Sastra USU, Medan

Situmeang, Harry Dikana

2013 Musik Batak Toba:Kajian Sejarah dalam Seni: Fungsi, Perubahan Dan
Makna.Medan: Bartong Jaya

Situmorang, Sitor

1993 Toba Na Sae. Jakarta :Pustaka Sinar Harapan

Supanggah, Rahayu

1997 “Menuju Etnomusikologi Indonesia,” Koentjaraningrat dan


Antropologi di Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia

Zuska, Fikarwin

1995 Etnografi Suku Bangsa Batak Toba. Medan: Fisipol Usu

________________

132

Universitas Sumatera Utara


2007 Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka

Sumber Lain

“Tiurma, Perjuangan Partaganing Perempuan,” Tapian, edisi September, 2009 ,hal 44

“Bangso batak di swiss,” Tapian edisi april 2009, hal 22

“Jakarta bona pasogit halak batak,” Tapian, Edisi Juni, 2009, hal 10

Vicky Sianipar Satu Dekade Berkarya, TobaDream, hal 8-16 Agustus 2012

“Batak keren,” TobaDream, edisi Agustus 2012 hal 8

“hamoraon, hagabeon, hasangapon”


http://togarsilaban.wordpress.com/2008/06/26/hamoraon-hagabeon-hasangapon/ (akses
30 januari 2014)

“hamoraon, hagabeon, hasangapon”


http://mataniaribinsar.wordpress.com/2012/07/16/hamoraon-hagabeon-hasangapon/
(akses 30 januari 2014)

“ Hamoraon, hagabeon, hasangapon”


http://danijuntak.blogdetik.com/2013/06/17/3h-hamoraon-hagabeon-hasangapon/ (akses
30 januari 2014)

Purba, Mauly. “Pemahaman Aspek Metafora Di Dalam Tradisi Musik Lisan Merupakan
Satu Pemahaman Sistem Teori Musik Praktis”
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1677/1/etnomusikologi-mauly.pdf (akses
08 Februari 2014)

“Metafora” http://kbbi.web.id/metafora (akses 10 Februari 2014)

133

Universitas Sumatera Utara


http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32722/4/Chapter%20II.pdf. (akses 28
April 2014)
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32722/4/Chapter%20II.pdf (akses 10 juli
2014)

http://ciptakarya.pu.go.id/profil/profil/barat/sumut/medan.pdf. (akses 09 Agustus 2014)

http://haposanbakara.blogspot.com/2012/02/sahala.html (akses 09 Agustus 2014)

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32722/4/Chapter%20II.pdf. (akses 04
September 2014)

http://webapps.lsa.umich.edu/umma/exhibits/Batak2009/batak.html (akses 04 September


2014)

http://www.gobatak.com/hariara-dalam-filosofi-batak/ (akses 11 Oktober 2014)

https://groups.yahoo.com/neo/groups/gbkp/conversations/messages/4360 (akses 23
Oktober 2014)

http://roysianipar.wordpress.com/sianipar-clans-is-one-of-the-out-standing-from-all-
batak-marga-in-indonesiaout-spokenand-conservativeofcourse-notachieveryes/ (akses 23
Oktober 2014)

http://azykom.blogspot.com/2010/04/proses-pembuatan-album-rekaman.html (akses 06
November 2014)

134

Universitas Sumatera Utara


BAB III

KAJIAN ASPEK SOSIAL BUDAYA MUSIK POPULER BATAK TOBA

Pada bab tiga ini, penulis akan membahas musik populer Batak Toba. Uraian

pada bab ini akan dimulai dengan membahas/menguraikan defenisi musik populer.

Selanjutnya penulis akan menguraikan musik populer Batak Toba. Untuk

mendapatkan gambaran tentang musik populer Batak Toba, penulis akan menguraikan

musik populer Batak Toba yang membahas dari kajian sejarahnya.

3.1. PENGERTIAN MUSIK POPULER

Untuk mendefenisikan musik populer, penulis perlu menjelaskan masing-

masing pengertian ‘musik’ dan ‘populer’. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,

musik adalah nada atau suara yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung

irama, lagu dan keharmonisan (terutama yang menggunakan alat-alat yang dapat

menghasilkan bunyi itu). Populer berarti dikenal dan disukai orang banyak atau

umum. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa musik populer adalah nada

atau suara yang mengandung irama, lagu dan keharmonisan yang disukai orang

banyak. Namun dalam skripsi ini, musik populer dimaksud bukanlah dalam konteks

nada-nada, irama, dan harmonisasi, melainkan sebuah terminologi yang melingkupi

semua jenis musik yang pendisitribusiannya ke khalayak ramai menggunakan media

massa yaitu media elektronik dan media cetak.

Hiburan musik populer merupakan salah satu media yang mudah di dapatkan

dimana-mana, dan merupakan bagian kehidupan yang tidak pernah lepas. Industri

musik telah memproduksi berbagai macam lagu pop untuk kepentingan industri

sekaligus menawarkan hiburan sementara bagi orang-orang modern yang mengalami

stress pekerjaan maupun permasalahan lainnya.

64

Universitas Sumatera Utara


Hiburan bahkan budaya di masyarakat menjadi produk industri seperti halnya

musik populer, para konsumen merasa tidak puas jika hanya sebentar mendengarkan

lagu-lagu kesukaannya hanya diwaktu senggang tetapi ingin terus menerus sehingga

muncul industri-industri rekaman suara, VCD lagu-lagu yang hits, bahkan konser-

konser para penyanyinya dan masyarakat begitu antusiasnya mengidolakan penyanyi-

penyanyi musik populer sehingga menirukan segala atribut pakaian hingga

perilakunnya. Musik Pop merupakan bagian dari budaya populer serta menjadi

budaya elite dalam masyarakat tertentu sehingga ada sentuhan hegemoni serta

dorongan membentuk suatu budaya yang mempertontonkan hiburan dan memberikan

kesan yang konsumtif.

Kepentingan pihak produksi musik populer yaitu bagaimana mengkonstruksi

kebutuhan musik populer sebagai bagian dari kehidupan manusia yang ingin lepas

dari aktivitas yang membosankan dengan mendengarkan musik maupun mengikuti

konser-konser bahkan mengikuti menyanyi dengan merasakan suasana hati sama

dengan apa yang digambarkan lirik-lirik lagu. Penciptaan citra bahkan makna yang

terkandung di dalam lirik-lirik lagu membangun kesadaran palsu untuk menikmati

kesenangan yang luar biasa serta sifat ketergantungan sebuah pelarian dari

kegelisahan emosi manusia. Konstruksi media musik populer dilakukan secara

bertahap dan berlahan-lahan, dirancang berdasarkan konsep logika pemasaran

perilaku sosial masyarakat.

Lirik-lirik lagu yang didengarkan membuat para pendengarnya terlena dan

memasuki dunia imajinatif untuk menghilangkan kebosanan dan kejenuhan akibat

aktivitas manusia yang terus menerus berkerja bahkan waktu senggang digunakan

sebagai waktu kerja mengkonsumsi musik. Penulis lirik berkerja berdasarkan

kewajaran bahasa sehingga kata-kata dan frasa yang paling lumrah menjadi tampak

65

Universitas Sumatera Utara


penuh acuan dan lelucon. Budaya musik populer dalam lagu, majalah, konser,

festival, music, wawancara dengan bintang pop, film dan sebagainya membantu

memperlihatkan suatu pemahaman identitas di kalangan muda untuk dikonsumsi.

Media menjadi sebuah agen perubahan yang besar terkait perubahan secara

mikro dan makro yang ikut andil dalam berperan melanggengkan struktur sosial serta

membuka lebar liberalisasi di mana ada suatu kebebasan dalam pasar global, ikut

tersentuhnya media audiovisual yang populer di kalangan masyarakat adalah media

musik populer yang berisi beragam lirik-lirik lagu yang tampilan/tayangan serta

menyajikan berbagai sajian tontonan yang menghibur, menciptakan emosional bahkan

adopsi perilaku yang ditampilkan sebagai realitas sosial yang ada dan tentunya bukan

berarti menyajikan fakta yang sebenarnya baik yang berupa data, informasi. Media

musik populer yang ditampilkan media televisi memberikan pengaruh yang besar

terhadap penciptaan konstruksi sosial yang terjadi, bahkan menciptakan kelas sosial,

adanya perbedaan gender dalam menanggapinya sebagai pendengar serta perilaku-

perilaku yang memberikan kesempurnaan hidup yang banyak diimpikan masyarakat.

Media musik populer adalah media yang mudah untuk mempersuasif

masyarakat dalam pemaknaan kehidupan yang keras, bahagia, sedih dan berbagai

perasaan, pemaknaan yang tersirat memberikan makna yang sungguh realitas terjadi,

di mana pemaknaan yang tersirat memberikan makna yang sungguh realitas terjadi.

Pemaknaan ini mengandung kontradiksi yang berlawanan, terciptannya kesenjangan

sosial yang akan terjadi lewat media khususnya dalam hal penawaran penjualan yang

terkait pasar bahkan menciptakan budaya konsumerisme dan berkembangkan pasar-

pasar modern melalui penayangan video klip music pop sehingga masyarakat

menjadi terhegemoni dan terkonstruksi.

66

Universitas Sumatera Utara


Setelah teknologi rekaman hadir, musik menjadi sebuah produk, sesuatu yang

bisa dijual. Alat musik dan partitur yang dicetak merupakan komoditi yang dijual

sebelum era rekaman. Alat musik adalah alat untuk membuat musik, partitur adalah

petunjuk bagaimana memainkan alat musik tersebut. Perkembangan berikutnya,

industri rekaman dan siaran musik menjadi industri yang sangat besar. Manusia sudah

bisa menikmati musik dengan membeli kaset dalam bentuk CD, VCD, DVD atau

bentuk lainnya. Musik populer adalah jenis yang paling cocok dengan ideal yang

diharapkan industri musik.Hal ini dikarenakan karakter dari musik populer yang

pendek-pendek, lagu yang mudah dicerna, cocok untuk media penyiaran yang harus

menampilkan acara yang lain. Sehingga setiap acara memerlukan waktu yang tidak

banyak.

Perkembangan iptek dalam konteks ini media cetak dan media elektronik

memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk menampilkan serta menunjukkan

budayanya kepada orang lain. Musik populer dapat berkembang pesat karena musik

ini pendistribusiannya ke masyarakat menggunakan media sosial, baik media cetak

maupun media elektronik misalnya internet, handphone, televisi dan lain-lain. Melalui

media-media ini segala informasi dapat dengan cepat di akses oleh pengguna media

tersebut secara tidak terbatas.

Ciri-ciri musik populer diantaranya adalah musik tersebut mudah dinikmati

dan diadopsi oleh khalayak umum, dalam konteks ini adalah ‘tren’. Penciptaannya

dilakukan secara terus menerus, satu karya akan digantikan dengan karya berikutnya,

begitu seterusnya, satu seniman akan digantikan oleh juniornya. Musik populer

berpotensi menghasilkan keuntungan yang besar bagi pihak-pihak yang terlibat di

dalamnya. Pertunjukan langsung atau tidak langsung biasanya berhubungan dengan

hakekat orientasinya yaitu bisnis serta hasil komersial sebagai tujuan produknya.

67

Universitas Sumatera Utara


Berbicara musik populer, maka pasti membicarakan strategi pasar (menggunakan

sistim bintang, masuk infotaiment).

3.2. PERKEMBANGAN MUSIK POPULER BATAK TOBA

Masyarakat Batak Toba tidak terpisahkan dari kegiatan bernyanyi, baik

bernyanyi vokal solo atau berkelompok, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Selain itu, sejak kecil hingga masa tuanya sering terlibat dalam musik, khususnya

musik vokal, dan juga dikarenakan masyarakat Batak Toba sudah terbiasa dengan

harmonisasi sudah terbiasa dengan harmonisasi nyanyian koor di gereja yang

kemudian menjadi suatu kebiasaan bernyanyi di luar aktivitas bernyanyi digereja.

Musik populer Batak Toba adalah musik yang tumbuh dan berkembang di

tengah-tengah masyarakat Batak Toba. Lirik lagunya menggunakan bahasa Batak

Toba dan perpaduan dua ensambel antara musik tradisi Batak Toba dan musik Barat

atau mencakup musik tradisional dan musik populer.

Diakui atau tidak musik populer Batak Toba telah menjadi aset nasional.

Seperti halnya budaya lain, musik populer Toba telah dipengaruhi demikian banyak

oleh unsur-unsur budaya Barat. Misalnya pada kebaktian-kebaktian gereja serta lagu-

lagu rohani gereja yang memakai alat-alat musik tiup dan yang sudah memiliki

struktur yang menggunakan tonalitas Barat yaitu tangga nada diatonis. Musik populer

Batak Toba dari segi bisnis sudah menguntungkan orang Toba, dan dari sisi yang lain

musik populer Batak Toba adalah sebagai ekspresi budaya. Musik populer tidak

hanya memberikan lapangan pekerjaan kepada orang Toba, tetapi juga sebagai

wadah ekspresi budaya lokal orang Toba.

Ciri-ciri khusus dari suatu musik dibutuhkan untuk membuktikan identitasnya.

Pemakaian gondang hasapi dan bahasa Batak Toba merupakan ciri khusus yang

68

Universitas Sumatera Utara


membuktikan identitasnya sebagai musik Batak Toba. Musik juga tidak selalu

berkaitan dengan unsur-unsur yang melekat di dalamnya, juga berkaitan erat dengan

fungsi sosial dan sejarah. Musik adalah bahagian dari budaya, yang mencerminkan

aspek sosial kemasyarakatan di mana musik itu hidup, tumbuh, dan berkembang. Ini

merupakan suatu yang khas yang dimiliki oleh suatu daerah membuktikan

identitasnya yang khas.

Musik populer tidak hanya dipakai oleh kebudayaan lokal tetapi musik

populer sudah merambah ke bidang lain. Musik populer tidak hanya masuk ke dalam

kehidupan keagamaan gereja, tetapi juga ke kehidupan masyarakat Batak Toba,

dalam konteks ini adalah upacara adat. Musik populer menjadi salah satu pilihan bagi

orang Toba. Hal ini disebabkan musik populer tidak ribet, mudah untuk dimengerti,

orang banyak mengetahui, dan juga tidak dilarang oleh lembaga gereja.

Musik populer Batak Toba itu berkembang dengan masuknya pengaruh

budaya asing dan berinteraksi dengan budaya Batak Toba. Awalnya musik populer

Batak Toba dipengaruhi oleh musik gereja, yang dapat ditelusuri melalui penggunaan

tangga nada diatonis (diatonic scale) nampak di dalam melodi-melodi yang

diciptakan dan digunakan dalam berbagai peristiwa budaya. Seiring perkembangan

zaman dan teknologi, masyarakat dan para pemusik Batak Toba banyak mendengar

berbagai jenis irama, dengan media utamanya adalah radio, tape recorder, video

compact disk, dan televisi. Perkembangan dari sektor teknologi tentunya berimbas

pada perubahan musik Batak Toba. Terutama sejak hadirnya radio siaran yang resmi

berdiri tanggal 16 juni 1925 di Batavia (sekarang Jakarta). Sejak masuknya radio di

indonesia yang merupakan titik awal perkembangan musik di tanah air dan tentunya

awal perkembangan musik populer Batak Toba. Berbagai jenis irama yang disiarkan

melalui siaran radio yang tentunya menghadirkan motivasi bagi pemusik batak toba

69

Universitas Sumatera Utara


untuk membuat musik batak toba menjadi sesuatu yang baru. Pada masa ini di kota

medan lagu-lagu batak mulai diperdengarkan melalui radio, dimana untuk pertama

kalinya muncul pada tanggal 10 januari 1939 yang dimainkan oleh musik band Batak

Hawaiian Tapiannauli pimpinan F.Toenggoel Hutabarat.

Musik populer Batak Toba adalah bagian dari kebudayaan massa (cultural

mass) Batak Toba, yang dibentuk oleh golongan rakyat dalam budaya Batak Toba.

Budaya musik populer Batak Toba pula merupakan kontinuitas dari budaya rakyat

yang menjadi milik rakyat. Hal ini dapat dibuktikannya berbagai elemen musik

rakyat atau tradisi rakyat tetap dilanjutkan dalam musik populer Batak Toba.

Penggunaan teks-teks berbahasa Batak Toba yang mengikuti tradisi seni sastra Batak

Toba, begitu pula berbagai konsep musik gondang yang ditransformasikan ke dalam

musik populer Batak Toba, juga teknik bermainnya, judul lagu, dan lain-lainnya,

yang bukan suatu kreativitas yang terputus dari tradisinya.

Dengan perkembangan sistem komunikasi, seni dapat tersebar dengan meluas

dan diminati. Setelah ditemukannya media komunikasi seperti radio, televisi, dan

internet, maka seni musik populer Batak Toba meluas persebarannya. Sampai kini,

bahkan seni ini diminati baik oleh masyarakat Batak Toba sebagai pendukungnya,

maupun masyarakat bukan Batak Toba yang juga turut mendukung keberadaannya

atau minimal sebagai peminat musik populer Batak Toba.

Kemudian selaras dengan perkembangan teknologi, budaya musik populer

Barat juga masuk ke Indonesia, termasuk ke wilayah budaya etnik Batak Toba.

Mereka dengan didasari oleh pengalaman kultural sebelumnya dengan antusias

mencipta lagu-lagu (musik) populer Batak Toba, dengan berbagai kreativitas dan

akulturasinya dengan budaya Barat. Pada paruh pertama abad ke-20, muncullah

berbagai komponis ternama dari etnik Batak Toba.

70

Universitas Sumatera Utara


3.2.1. PEMINAT MUSIK POPULER BATAK TOBA

Berkaitan dengan irama, musik populer Batak Toba merupakan musik yang

sederhana. Sederhana dalam hal ini dimaksudkan adalah musiknya mudah

dimengerti sehingga mudah diterima oleh pendengarnya. Masyarakat Batak Toba

yang ingin menikmati musik populer Batak Toba tidak membutuhkan perhatian

khusus untuk mencernanya. Orang-orang yang mencintai musik populer Batak Toba,

penulis menyebutnya “penikmat musik”. Dalam hal menikmati musik populer Batak

Toba, penulis tidak ada melakukan pembatasan umur untuk orang-orang yang

menikmati musik populer batak. Karena memang dari anak-anak hinga dewasa

menikmati musik populer Batak Toba. Dan juga, penikmatnya tidak hanya dari

kalangan masyarakat tempat musik berasal, tetapi bisa meluas melalui penyebaran

media komunikasi massa (Purba dan Pasaribu, 2006:93)

Dalam mengkonsumsi (menikmati) musik populer Batak Toba, para penikmat

musik sebagai individu, memiliki arti subyektif masing-masing, yaitu para penikmat

musik menikmati musik karena mereka memberikan makna atau arti tertentu dari

tindakannya. Arti atau makna tindakan menikmati musik populer Batak Toba adalah

dilandasi oleh pola motivasi untuk menempatkan diri mereka sebagai kelompok

penikmat musik tersebut. Keanggotaan mereka dalam kelompok tersebut memiliki

arti bahwa hal tersebut mempertegas identitasnya.

3.2.2. PROSES PRODUKSI MUSIK POPULER BATAK TOBA

Lagu daerah dewasa ini menunjukkan perkembangan yang sangat baik di

kancah industri musik tanah air. Sejumlah production house berdiri dan sengaja

mengkhususkan produksinya pada bidang atau segmen lagu daerah. Hal ini diambil

71

Universitas Sumatera Utara


mengingat penjualan album lagu daerah cukup menjanjikan dan terhitung laris di

pasaran lokal maupun pada distribusi antar pulau. Berikut ini penulis akan

menuliskan tahapan - tahapan proses produksi sebuah musik populer 30.

Tahapan paling awal adalah menyiapkan materi. Dan ini berarti ada proses

penciptaan lagu termasuk proses pembuatan aransemen musik. Dalam bidang seni

proses penciptaan bisa jadi lebih kompleks, dibutuhkan suasana hati yang sesuai,

bahkan karya seni indah yang baru tercipta setelah sang pencipta mengalami dan

merasakan penderitaan akibat suatu tragedi. Semakin banyak lagu yang tercipta,

semakin banyak pilihan dalam menentukan mana yang terbaik untuk masuk ke

dalam album. Untuk tahapan ini, waktu yang diperlukan bisa sangat lama dari jangka

berbulan-bulan, hingga bertahun-tahun.

Akhirnya setelah sekian lama berkutat di proses penciptaan, materi pun telah

siap. Proses dimulai dengan persiapan partitur dan menentukan tempo yang tepat.

Lalu penyetingan suara untuk instrumen musik (seperti check sound di panggung)

setelah itu baru mulai satu per satu. Hasil rekam suara per instrumen biasa sebut

dengan satu track.

Akhirnya setelah berminggu-minggu atau berbulan-bulan, proses rekaman pun

selesai. Proses mixing menentukan enak tidaknya suatu lagu terdengar di telinga.

Misalnya, apakah suara gitarnya pas, tidak terlalu keras dibanding vokal. Atau

apakah suara bas sudah hendak ditebalkan atau ditipiskan, dan masih banyak lagi

pertimbangan yang rumit. Di sinilah keterampilan dan pengalaman sound engineer

diperlukan. Proses mixing bisa memakan waktu berminggu - minggu hingga

30
http://azykom.blogspot.com/2010/04/proses-pembuatan-album-rekaman.html (akses 06 November
2014)

72

Universitas Sumatera Utara


berbulan-bulan karena setiap track harus diolah dengan hati-hati dengan

mempertimbangkan aspek-aspek keindahan.

Setelah proses mixing selesai, hasil rekaman maju ke tahap berikut yang

disebut mastering. Di sini hasil mixing master diperindah dan disesuaikan kualitas

audionya untuk format, kaset, CD, ataupun yang lainnya. Proses mastering memakan

waktu 2 sampai 5 hari karena dilakukan per lagu. Sementara proses mixing dan

mastering berlangsung, umumnya penyanyi bisa melakukan sesi foto untuk

keperluan sampul atau kemasan album. Bisa dari foto simpel di depan kelurahan atau

menyewa fotografer terkenal. Proses ini biasanya cukup menyenangkan. Desain

untuk cover album mestinya sudah dirampungkan di tahap ini. Bersamaan dengan

selesainya mastering, siaplah master rekaman dibawa ke pabrik penggandaan. Album

rekaman pun akhirnya siap.

Sampai di sini, tim marketing mulai beraksi menerapkan strategi promosi.

Kegiatannya antara lain menyiapkan materi promosi, mengirimkannya ke media

massa, menjalin hubungan dengan jaringan distributor dan toko. Jika memang

dananya ada, bisa juga dilakukan acara launching. Dana untuk pemasaran dan

promosi biasanya sangat besar. Misalnya saja untuk memasang iklan di berbagai

media massa cetak dan elektronik, konser promo keliling berbagai kota.

Tanpa dukungan marketing dan jaringan distribusi, tentu produk yang

dihasilkan tidak akan sampai ke penjual. Tanggung jawab tim marketing adalah

memastikan agar semakin banyak orang yang membeli album kita. Jika tidak ada

yang beli, tentunya pengorbanan waktu, pikiran, dan energi yang telah dicurahkan

dalam menghasilkan album rekaman akan jadi tidak berarti.

73

Universitas Sumatera Utara


Akhirnya, setelah berjuang sekian lama, siap sudah musik beredar di jagat

pasar musik. Bila album sukses secara komersial, tentu ini menjadi kabar baik. Bagi

perusahaan rekaman, keuntungan ini menjamin perusahaan tetap berdiri dan bisa

terus menggarap album-album berikut. Bagi seniman, haknya mendapat nafkah dari

bermain musik pun terpenuhi. Hal ini dapat mendorongnya terus berkarya. Namun

bila angka penjualan album minim, maka kerugianlah yang didapat produser dan

seniman. Yang lebih menyedihkan adalah bila kecilnya angka penjualan ini bukan

disebabkan tidak adanya pembeli, tapi karena pembajakan. Jika kabar buruk seperti

ini yang terus terjadi, maka tidak mustahil sang produser enggan berproduksi lagi

dan seniman pun kehilangan salah satu sumber periuk nasinya.

74

Universitas Sumatera Utara


BAB IV

ANALISIS TEKSTUAL LAGU POPULER BATAK TOBA

Bagian ini akan membahas mengenai nilai budaya hubungan anak dengan

orangtua yang terdapat pada lirik lagu populer Batak Toba yang bertemakan

hubungan anak dengan orangtua. Pembahasan pun akan dibatasi hanya pada lagu

Batak populer yang jelas siapa penciptanya. Dalam uraian bab ini akan dibahas bahwa

nilai adalah sesuatu abstrak, sesuatu yang dibangun dan berada di dalam pikiran, tidak

dapat diraba dan dilihat secara langsung dengan pancaindera. Nilai hanya dapat

disimpulkan dan ditafsirkan dari ucapan, perbuatan, dan materi yang dibuat manusia.

NILAI HUBUNGAN ANAK DENGAN ORANGTUA DALAM LAGU

POPULER BATAK TOBA

Mempelajari berbagai tekstual lagu-lagu musik populer Batak Toba dapat

dijelaskan bahwa nilai hubungan anak dengan orangtua adalah salah satu penekanan

yang sangat penting di dalam lagu populer Batak Toba. Nilai ini bisa muncul dalam

berbagai nilai konsep budaya 31. Berikut ini adalah beberapa nilai konsep budaya

yang dapat penulis identifikasi dari materi teks lagu populer Batak Toba yang

penulis teliti.

31
Perhatikan bab 2 yang membahas tentang konsep nilai kebudayaan Batak Toba

75

Universitas Sumatera Utara


Kerangka berpikir yang penulis gunakan untuk menganalisis nilai budaya yang

terdapat pada lagu populer Batak Toba

Nilai Pendidikan

Nilai Ekonomi
Teks Lagu Musik
Populer Batak Toba

Nilai Psikologis
Hamoraon

Hagabeon
Nilai Religius
Hasangapon

Analisis
Denotatif/Konotatif Nilai Seni
/Metafora

Nilai Metafora

Nilai Hagabeon

4.1. Nilai Pendidikan

Dari berbagai lagu populer Batak Toba yang ada (lampiran), ada beberapa

nilai yang dapat diidentifikasi sebagai nilai kultural yang diekspresikan atau yang

dikomunikasikan lewat lagu diantaranya adalah nilai pendidikan. Pendidikan untuk

kehidupan, dan kehidupan itu sendiri merupakan sumber pendidikan. Hanya dengan

pendidikan, masyarakat dapat mempertahankan kehidupan dan perkembangan yang

telah dicapai. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan masyarakat,

76

Universitas Sumatera Utara


pendidikan sangat dibutuhkan oleh masyarakat, karena itu pendidikan bersifat

fungsional dalam kehidupan masyarakat. Nilai ini muncul di berbagai lagu dengan

format/ekspresi yang berbeda-beda.

4.1.1. Anak Harus Sekolah

Sekolah adalah usaha yang sengaja dipilih untuk mempengaruhi dan

membantu anak dengan tujuan peningkatan keilmuan, jasmani dan akhlak sehingga

secara bertahap dapat mengantarkan si anak kepada tujuannya yang paling tinggi

yaitu agar si anak hidup bahagia, serta seluruh apa yang dilakukanya menjadi

bermanfaat bagi dirinya dan masyarakat. Sekolah diartikan sebagai proses

pembelajaran bagi individu untuk mencapai pengetahuan dan pemahaman yang lebih

tinggi. Pengetahuan tersebut diperoleh secara formal yang berakibat individu

mempunyai pola pikir dan perilaku sesuai dengan pendidikan yang telah

diperolehnya.

Sekola/pendidikan bagi orang Batak merupakan kebutuhan utama bahkan

lebih penting dari segalanya. Ini merupakan kesadaran bangsa Batak setelah berabad-

abad terpuruk dalam peradaban tradisionalis. Bagi suku Batak Toba, jalan menuju

tercapainya kekayaan dan kehormatan adalah melalui pendidikan anak. Masyarakat

Batak Toba meletakkan pendidikan sebagai hal yang utama dalam kehidupan mereka

yang dilandasi oleh nilai-nilai budaya hidup orang Batak Toba, Hamoraon: kekayaan

merupakan keberhasilan yang diukur dari aspek materi dan pengetahuan.

Bagi orang Batak, anak merupakan harta yang paling berharga, kehormatan,

sekaligus kekayaan bagi orangtuanya. Pemahaman ini yang mendorong orang Batak

Toba mendidik dan berupaya agar anaknya bisa memperoleh pendidikan setinggi

mungkin. Hal ini dilandasi oleh nilai-nilai filsafat hidup orang Batak Toba, bahwa

77

Universitas Sumatera Utara


salah satu jalan menuju tercapainya kekayaan (hamoraon) dan kehormatan

(hasangapon) adalah melalui pendidikan.

Pandangan tradisional tentang kehidupan manusia oleh masyarakat Batak

Toba pada umumnya antara lain bahwa anak haruslah berguna bagi dirinya,

lingkungannya, dan bagi kehidupan manusia pada umumnya. Karena itu anak

bersekolah setinggi-tingginya, agar kelak dapat mencapai cita-cita dan tujuannya.

Serta dapat merencanakan hal yang berkaitan dengan kehidupan bersama

lingkungannya secara benar dan baik dan juga pendidikan dipilih untuk pendewasaan

diri yaitu bagaimana kematangan berpikir, kematangan emosional, memiliki harga

diri, sikap dan tingkah laku yang dapat diteladani serta kemampuan pengevaluasian

diri. Kecakapan atau sikap mandiri, yaitu dapat ditandai pada sedikitnya

ketergantungan pada orang lain dan selalu berusaha mencari sesuatu tanpa melihat

orang lain.

Untuk mencapai pandangan tradisional yang bernilai luhur itu, maka orang

tua pada umumnya selalu berusaha mencari, bekerja dan membanting tulang untuk

mencukupi kebutuhan anak-anaknya secara maksimal dan sekuat tenaga. Dengan

pendidikan, tentu arah keluarnya adalah kekayaan. Sebab dari pendidikan yang tinggi

tercipta suatu teknik baru yang menciptakan tenaga kerja yang memiliki keterampilan

tinggi. Untuk itu yang dilakukan untuk menciptakan tenaga kerja yang memiliki

keterampilan baik adalah dengan cara proses pendidikan yang baik.

Makin tinggi pendidikan anak, maka makin besar harapannya memperoleh

pekerjaan serta jabatan yang lebih baik. Menyekolahkan anak-anak sampai ke jenjang

pendidikan yang setinggi-tingginya, merupakan dambaan setiap orangtua agar kelak

mereka dapat memperoleh nasib yang lebih baik, meski dengan berbagai

pengorbanan. Orangtua banyak yang berpendirian, lebih baik memberikan bekal

78

Universitas Sumatera Utara


pengetahuan/pendidikan yang tidak ada habisnya, daripada memberikan bekal uang

yang mudah dan cepat habis. Orangtua rela mengeluarkan biaya besar untuk

kepentingan sekolah anak dengan harapan anak-anaknya akan menjadi anak yang

sukses dan berguna beranggapan bahwa dengan pendidikan maka anak-anak mereka

yang memperoleh pendidikan mampu mengubah status sosial kehidupan.

Dalam lagu populer Batak Toba penulis lagu banyak yang

mengekspresikannya ke dalam lirik lagu. Berikut ini adalah lirik lagu yang

mempertegas pentingnya pendidikan, dapat kita lihat pada lagu materi A, C, G, I, J, L,

dan terjemahannya (lihat lampiran).

A2

Hugogo pe mansari, arian nang botari, lao


pasingkolahon gellenghi
Aku akan dengan sekuat tenaga mencari rejeki demi
menyekolahkan anakku

Lirik lagu di atas mengungkapkan anak harus sekolah, menggambarkan pandangan

penulisnya tentang semangat masyarakat desa ketika itu dimana pendidikan adalah

cara meningkatkan harkat dan martabat mereka. Pendidikan adalah pra-syarat agar

mampu mengikuti perkembangan zaman, tidak ketinggalan dengan anak-anak yang

lain, dan tidak terlindas oleh kemajuan. Karena itu, seluruh jiwa, raga dan harta

dikorbankan demi biaya pendidikan anak-anak. Orangtua akan melakukan apa saja,

mengerahkan semua tenaga dan upaya mencari penghidupan untuk anaknya. Anak

bisa sekolah adalah hal yang utama bagi orangtua.

C3

Martaon ombun, didadang ari, ditinggang udan, do


hami da amang di baliani, holan asa boi
pasingkolahon ho

79

Universitas Sumatera Utara


Kami merasakan dingin, panas, dilanda hujan
orangtuamu ini anakku di ladang itu, demi hanya
untuk menyekolahkan engkau

Bagian ini adalah pengorbanan orangtua mencari uang agar bisa menyekolahkan

anaknya. Lirik lagu diatas juga menggambarkan orangtua Batak yang pekerja keras.

Semua rintangan dihadapi demi bisa menyekolahkan anak.

G2

“Burjuhon damang na marsingkola i


Ido na boi tarbahen au, na lao bohalmi
Baik-baiklah sekolah anakku, Hanya itulah yang
bisa kuperbuat untuk bekalmu”

Pada penggalan lirik lagu diatas digambarkan orangtua hanya bisa memberikan bekal

masa depan anaknya hanya dengan sekolah. Orangtua tidak ada memberikan

limpahan materi untuk masa depan anaknya. Melalui sekolah, orangtua berharap

anaknya bisa berhasil.

I1

Ho do boruku tampuk ni pusupusuki


Burju burju maho na marsingkola i
Asa dapot ho na sininta ni rohami
Engkaulah anak jantung jiwaku
Baik-baiklah engkau sekolah
Semoga cita-citamu tercapai

Anak perempuan juga mendapatkan hak yang sama seperti anak laki-laki. Anak

perempuan tetap disekolahkan orangtua. Tidak ada pembedaan antara anak laki-laki

dengan anak perempuan.

J1

Dung hupaborhat ho, namarsikkolai, tu luat na


daoi amang
Setelah engkau kuberangkatkan bersekolah ke
perantauan

80

Universitas Sumatera Utara


Disini terlihat bahwa orang Batak suka merantau termasuk merantau untuk

bersekolah. Orangtua menyekolahkan anak hingga ke perantauan. Pemahaman orang

Batak, “pergi merantau untuk mencari sesuatu yang baru”, meskipun dalam hal ini

tidak semua orang Batak di perantauan bisa berhasil.

L2

i ale anak hasianku Tung burjuhon ma amang na


singkola i Bereng angka na haseai, Na sinuan tubu
do ni dapot nai
Anakku tersayang baik-baiklah yang sekolah Lihat
orang-orang yang sukses, karena apa yang kita
tanam itu yang kita tuai

Kembali pada penggalan lirik lagu diatas digambarkan anak harus sekolah.

Hanya sekolah yang orangtua bisa berikan untuk mengejar kemajuan dari

ketertinggalan. Melalui lirik lagu diatas diekspresikan sifat masyarakat Batak Toba

yang mau mengakui kelebihan orang lain dan itu dijadikan motivasi untuk berbuat

lebih dari yang orang bisa perbuat.

Pewarisan ilmu yang ditandai dengan keharusan menyekolahkan anak

setinggi-tingginya menjadi tradisi bagi keluarga orang Batak. Rela bersakit-sakit

bekerja, hidup penuh prihatin dan bekerja siang malam, demi untuk memastikan

kelanjutan pendidikan putra-putranya diluar kota dan bahkan di luar negeri untuk

mencapai cita-cita tertingginya.

Dalam lirik lagu di atas ditekankan begitu pentingnya pengaruh orang tua dan

lingkungan dalam menstimulus, memotivasi bagi kesuksesan seorang anak. Lama-

kelamaan dukungan tersebut akan memprogram pikiran anak sehingga tumbuh

motivasi untuk berprestasi dan menjadi kebanggan bagi diri dan lingkungannya.

4.1.2. Mendidik Anak Melalui Nasehat

81

Universitas Sumatera Utara


Nasehat merupakan suatu didikan dan peringatan yang diberikan berdasarkan

kebenaran dengan maksud untuk menegur dan membangun seseorang dengan tujuan

yang baik. Nasehat selalu bersifat mendidik. Anak adalah kekayaan bagi masyarakat

Batak Toba, dan berkat yang harus disyukuri. Anak tidak hanya diberi kebutuhan

fisik, tapi kebutuhan spritual juga harus diberikan. Kebutuhan spritual anak salah

satunya adalah nasehat.

Di dalam menasehati anak, berisi beragam makna, diantaranya adalah cinta

dan kesabaran. Menasehati anak berarti orangtua mencintai anaknya. Orangtua

menasehati agar anaknya bisa menjadi pribadi yang lebih baik. Menasehati anak,

orangtua berarti sabar mengarahkan anak/mengajarkan anak segala yang baik.

Nasehat yang diberikan merupakan suatu didikan dengan maksud menegur dan

membangun sifat anak ke arah yang lebih baik. Orang tua Batak Toba sebagai

pengajar pertama dan utama, penerus tradisi bagi anak-anaknya.

Pesan-pesan orangtua kepada anaknya terkhusus dapat kita lihat dalam lagu

Poda (lihat lampiran materi E). Dalam lagu tersebut banyak nasehat yang

disampaikan orangtua kepada anaknya, diantaranya adalah

• Nama anak akan masyur jika berperilaku yang baik (Angur do goarmi

anakhonhu Molo marparange na denggan)

• Menjadikan doa sebagai kekuatan hidup (tangiang ido parhiteanmi)

• Tidak menyimpan iri dan dengki di dalam hati (unang mian jat ni roha)

• Berlapang dada (ingkon benget marroha)

• Hormat kepada yang lebih tua (pantun maradophon natua-tua)

• Anak yang menjadi teladan buat adik-adiknya (silehon dalan, di anggi

iboto)

82

Universitas Sumatera Utara


Poda atau nasihat dalam lagu ini disampaikan orang tua sebagai petuah pergi

merantau kepada putranya. Pesan nasihatnya agar senantiasa berdoa, berperilaku

baik, sopan, jangan berniat jahat jika di rantau, agar selamat dan berhasil. Sebagai

anak tertua, harapan orang tua kepadanya kelak menjadi generasi penerus yang akan

mengayomi adik-adiknya.

Bukan hanya pada lagu “poda” yang ditemukan nasehat, pada lagu lain juga

ditemukan banyak nasehat orangtua kepada anaknya. Pada lagu “uju dingolukkon”

(lihat lampiran materi N), secara keseluruhan merupakan nasehat kepada anak. Pada

lagu tersebut, orangtua mengingatkan kepada keturunannya untuk berbuat yang baik

kepada orangtua selagi masih hidup.

Uju di ngolukkon ma nian Tupama bahen akka


nadenggan, Asa tarida sasude Holong ni rohami,
marnatua-tua i
Semasa hidupkulah semestinya kamu melakukan
yang baik, agar terlihat semua kasihmu terhadap
orangtua

Lagu ini sekaligus menjadi tamparan sekaligus kritik bagi masyarakat Batak

Toba secara umum. Sekarang masyarakat Batak Toba secara umum gemar melakukan

adat kematian orangtuanya secara besar-besaran padahal semasa hidup orangtua,

sangat minim perhatian yang diberikan keturunannya kepada orangtua. Fenomena ini

kemudian diprotes oleh seniman/pengamat sosial yang memperhatikan hal ini

kemudian menuangkannya ke dalam bentuk lagu.

Lagu ini berisi jeritan hati orangtua yang dalam kondisi yang sudah tua dan

sakit-sakitan. Harapan orangtua di akhir hidupnya, anak-anaknya melakukan hal yang

baik. Hal-hal baik itu tentu bukanlah materi yang diharapkannya, hal baik yang

menopang hidupnya disaat masa tuanya yang telah lemah, bahkan untuk berdiri,

makan, dan mandi-pun tidak lagi mampu dilakukannya. Jika anaknya sudah

83

Universitas Sumatera Utara


melakukan itu maka akan tampak semua kasih sayang anak-anak pada orang tuanya.

Bukan kasih sayang dalam kata atau ucapan, tapi kasih dan sayang yang diwujudkan

dalam sikap hidupnya, saat orangtuanya masih hidup, saat orang tuanya masih bisa

dilihat fisiknya, hidup di alam semesta yang sama.

Lagu diatas hampir serupa dengan lagu “unang jaishon” (lihat lampiran U)

marisuang do i molo dung mate au marembas-


embas ho, mambaen boan horbo ho hape jais
dingolukon, pajong-jong tambak pe, lao
pasangappon au lao patimbohon au, marisuang doi
molo jais dingolukkon
Semua akan sia-sia jika aku sudah meninggal,
engkau menari-nari, daging kerbau yang engkau
sediakan di pestaku, tugu yang engkau dirikan,
untuk menghormati aku, semua itu sia-sia jika
dalam hidupku penuh kesombongan

4.2. Nilai Ekonomi

Anak sebagai jaminan hari tua, keberadaan anak menimbulkan rasa tentram di

hari tua, karena anak merupakan jaminan bagi orang tua pada saat orang tua tidak

dapat bekerja lagi. Anak dapat memberikan suatu ketentraman bagi orang tua kelak

ketika anak tersebut telah bekerja. Anak membalas budi kebaikan orang tua dalam

hal ini adalah bahwa anak mau memberikan bantuan ekonomi, merawat dan

membantu pekerjaan orang tua baik itu semasih orang tuanya masih mampu bekerja

maupun tidak sanggup lagi untuk bekerja mencari nafkahnya sendiri. Orang tua akan

mendapat atau memperoleh bantuan ekonomi maupun bantuan hanya merawat

setelah usianya telah lanjut usia. Keberadaan anak dalam keluarga dapat membantu

melakukan kegiatan rumah tangga yang dapat menambah penghasilan.

Dengan memiliki anak, orang tua akan memperoleh hal-hal yang

menguntungkan. Nilai anak yang menguntungkan (manfaat) diantaranya adalah

manfaat ekonomi. Nilai anak dari segi ekonomis yaitu anak di anggap sebagai benda

84

Universitas Sumatera Utara


investasi, sumber tenaga kerja dan sebagai sumber penghasilan rumah tangga. Nilai

investasi yang dimaksud disini adalah bagaimana seorang anak dapat

membahagiakan orang tua kelak apabila mereka sudah tua. Bantuan tenaga kerja

anak mempunyai arti penting dalam hal anak sebagai tenaga kerja keluarga dalam

usaha keluarga. Hal ini kita temukan dalam masayarakat yang bermata pencaharian

bertani. Bantuan ekonomi anak dalam bentuk materi, oleh para orang tua diakui

sangat penting artinya dalam meringankan beban ekonomi rumah tangga.

Anak sebagai jaminan sosial atau sumber keselamatan orang tua dimana

seorang anak berkewajiban dan bertangungjawab untuk memperhatikan, mengurus

dan merawat orang tuannya, apabila orang tuanya sudah tua dan sakit-sakitan serta

tidak mampu lagi untuk mengurus dirinya sendiri. Seorang anak akan melindungi

orang tuanya ketika sudah berusia lanjut. Fenomena yang terjadi, kebanyakan

orangtua menginginkan anaknya menjadi orang yang sukses dalam pendidikan

maupun karirnya, sehingga di masa yang akan datang mereka dapat memperbaiki

kualitas hidupnya menjadi lebih baik dari sebelumnya. Nilai ini juga ditemukan

dalam lirik lagu populer Batak Toba. Diantaranya adalah dapat dilihat pada materi I,

dan materi L

I2

molo matua sogot au ho do manarihon au


Molo matinggang au inang ho do na manogu nogu
au
Jika aku tua nanti engkaulah yang merawatku, Jika
aku terjatuh engkaulah yang menopangku

Pada lagu ini dijelaskan, anak menjadi harapan orangtua jika kondisi orangtua yang

sudah lanjut umur, sehingga tidak mampu lagi untuk berbuat banyak. Anak

diharapkan merawat orangtua, membantu dalam kesulitan ekonomi juga.

85

Universitas Sumatera Utara


L3
Paima so suda gogoki. Sae sungkaonhu do
pasingkolahon ho, Molo hasea ho muse anggiat boi
ho pangkusadeanhi
selagi aku masih mampu akan kuusahakan untuk
menyekolahkanmu, jika engkau berhasil nanti
semoga engkau bisa jadi tempatku bersandar

Orangtua yang digambarkan pada lagu yang diatas menggambarkan orangtua yang

mempersiapkan anaknya sekolah tinggi-tinggi. Harapan orangtua, anak bisa menjadi

tempat sandaran pada hari tua orangtua. Kata “semoga” pada lagu diatas

menjelaskan bahwa tidak selamanya anak yang disekolahkan diharapkan sebagai

investasi balas budi.

4.2. Nilai Psikologis

4.2.1. Hidup Tegar, Pekerja Keras

Nilai ini menjadi salah satu nilai yang selalu menjadi motivasi bagi orang

Toba. Nilai ini juga diarahkan pada cita-cita masyarakat Batak Toba, yaitu 3H. Orang

Toba terkenal dengan sifat pekerja keras, berani menghadapi tantangan. Bekerja keras

untuk mendapatkan kekayaan yang tujuan akhirnya digunakan untuk bisa

menyekolahkan anak. Masyarakat Batak Toba bekerja keras bukan hanya untuk

mendapatkan kekayaan tetapi juga untuk meraih cita-citanya menjadi orang yang

berhasil dalam studinya.

Dalam lirik lagu populer Batak Toba berulang kali para pengarang lagu

menuangkan nilai ini ke dalam lirik lagu, dapat kita lihat pada lagu materi A, dan C.

Semuanya mengekspresikan kerja keras orangtua, apa yang orangtua rasakan saat

mencari rejeki. Berikut penulis lampirkan syairnya dan terjemahannya. (lihat

lampiran)

A2

86

Universitas Sumatera Utara


Hugogo pe mansari, arian nang botari, lao
pasingkolahon gellenghi
Aku akan dengan sekuat tenaga mencari rejeki demi
menyekolahkan anakku

Penggalan lirik lagu ini menjelaskan bahwa orangtua masyarakat Batak Toba

adalah orangtua yang pekerja keras. Orangtua yang mengerahkan semua tenaga dan

upaya untuk mencari penghidupan bagi anaknya. Disini juga digambarkan orangtua

yang berkorban waktu, semua orangtua lakukan demi anak.

A3

Marhoi-hoi pe au lao tu dolok tu toruan


Mangalului ngolu-ngolu na boi parbodarian
Bersusah payah kebukit ke bawah mencari rejeki
untuk malamnya

Tu dolok tu toruan, artinya dalam konteks ini menandakan orangtua yang

pekerja keras. Bukit diartikan pekerjaan yang harus didaki puncaknya, seolah-olah di

puncak bukit terdapat sesuatu yang berharga, dan bawah diasumsikan bukit yang lain,

yang puncaknya harus didaki. Orangtua digambarkan begitu banyak mengeluarkan

tenaga untuk mencapai bukit satu dengan yang lain.

C3

Martaon ombun, didadang ari, ditinggang udan,


do hami da amang di baliani
Kami merasakan dingin, panas, dilanda hujan
orangtuamu ini anakku
di ladang itu

Pada lirik lagu diatas, pengarang lagu mengungkapkan hal yang dirasakan

orangtua. Dingin, panas, hujan diartikan sebagai hal yang harus orangtua rasakan.

Orangtua disini diartikan sebagai orangtua yang tahan banting terhadap apapun demi

mencari penghidupan.

87

Universitas Sumatera Utara


Pada tiga lirik lagu diatas, pengarang lagu menggambarkan bagimana para

orangtua Batak Toba mengerahkan seluruh daya dan kemampuan yang dimiliki untuk

bisa menyekolahkan anak. Orangtua begitu bersemangat bekerja, mencari

penghidupan demi anak.

4.3.2. Ketiadaan Materi Melimpah Menjadi Motivasi

Pandangan, pengertian dan pemahaman yang diberikan oleh pengarang lagu

melalui lirik lagu populer Batak Toba tentang miskin harta benda tidak berarti miskin

dalam perjuangan mendapatkan kemajuan. Miskin harta benda tidak menjadi

penghalang untuk mencapai tujuan hidup mendapatkan 3H. Untuk itu, yang penting

dan utama adalah kemauan dan motivasi yang benar dan baik dari orangtua akan cita-

cita masa depan anaknya. Anak dengan berbagai cita-cita perlu didukung oleh dengan

persiapan yang maksimal dan sekuat tenaga dari orangtua. Harta bagi orang Batak

tidak hanya harta fisik, tetapi yang penting adalah adanya anak. Ada anak walau tidak

berlimpah materi sudah merasa kaya, dan juga tidak membuat masyarakat Batak Toba

menjadi masyarakat yang mau menyerah terhadap keadaan. Ketiadaan materi yang

melimpah justru semakin memompa semangat masyarakat Batak Toba untuk

bersekolah sungguh-sungguh. Hanya dengan sekolahlah yang bisa mengubah keadaan

orang Toba ke arah kemajuan.

Bagi orangtua Batak kemiskinan bukannya harus di hadapi dengan sikap

apatis dan menerima apa saja yang di berikan oleh lingkungan. Perubahan hidup akan

di dapati jika pandai memerangi kemiskinan dengan jalan berusaha tanpa putus asa

untuk mengubah lingkungan sesuai dengan kebutuhannya.

Berikut ini beberapa lirik lagu yang mengekspresikan keadaan orangtua yang

tidak kaya materi yang mengakibatkan anak harus putus sekolah. Dalam konteks ini,

88

Universitas Sumatera Utara


anak tetap diberi semangat dan doa oleh orangtuanya untuk mengejar kemajuan untuk

si anak dan keluarga. Melalui lagu ini juga pengarang lagu ingin mengajak

masyarakat untuk tetap semangat, hidup tegar menghadapi hidup. Dapat kita lihat

pada materi B, C, G, L, R dan terjemahannya (lihat lampiran).

B1

Unang be sae marsak ho amang, Molo tung gotap


singkolami, Aut na boi marsali au nian, Taotnonhu
do humongkop ho
Janganlah engkau sedih anakku bila sekolahmu
terhenti, Andai aku bisa mengutang akan kulakukan
demi engkau

C2

Ndang na mora au amang, manang parhauma na


bidang Sotung laos marisuang, sasudena halojaonhi
Aku tidak punya kekayaan anakku, dan bukan orang
yang mempunyai sawah yang luas, Jangan sampai
sia-sia semua kerja kerasku anakku

Masyarakat Batak Toba pada lirik lagu diatas merupakan keluarga yang tidak

memiliki limpahan materi, tidak dilimpahi materi bukan berarti tidak semangat

mengejar kemajuan. Keluarga yang tetap memiliki pengharapan untuk mendapatkan

yang terbaik. Ketiadaan materi dijadikan motivasi untuk harus belajar sungguh-

sungguh. Pendidikan dijadikan alat untuk mengejar kemajuan.

G2

Burjuhon damang na marsingkola i


Ido na boi tarbahen au, na lao bohalmi.Ai soadong
hauma hasian, na lao pauseangmi
Burjuhon ma, parhaseangma Hinorus ni hodokki
Baik-baiklah sekolah anakku,Hanya sekolah yang
bisa kuperbuat untuk masa depanmu
Karena tak ada harta yang diwariskan untukmu,
Lakukanlah dan manfaatkanlah Semua kerja
kerasku ini

89

Universitas Sumatera Utara


Kalimat “hanya sekolah yang bisa kuperbuat” artinya orangtua tidak bisa memberikan

yang lain selain menyekolahkan anak. Orangtua tidak bisa memberikan materi,

fasilitas untuk belajar, dan sebagainya kepada anak. Hal yang bisa orangtua perbuat

adalah hanya mencari biaya untuk menyekolahkan anak. Dan semangat mengejar

kemajuan melalui sekolah, itulah yang selalu orangtua tanamkan kepada anak.

L2

i ale anak hasianku Tung burjuhon ma amang na


singkola i. Bereng angka na haseai, Na sinuan tubu
do ni dapot nai. Bereng au na puas puas i,Na lea
binaen ni pogos i, Jujung goarhi amang2x
Anakku tersayang baik-baiklah yang sekolah. Lihat
orang-orang yang sukses, karena apa yang kita
tanam itu yang kita tuai. Lihat orangtua mu yang
susah ini, hina karena tidak punya apa-apa, Junjung
nama orangtua mu ini anakku

Banyak hal yang bisa ditangkap dari bait lagu diatas. Burjuhon ma singkola

(baik-baiklah sekolah), kalimat ini menandakan sekolah adalah hal yang penting bagi

masyarakat Batak Toba. Na lea binaen ni pogos (hina karena tidak punya apa-apa),

kalimat ini mengungkapkan kemiskinan merupakan sesuatu yang hina, kemajuan

yang membuat masyarakat Batak Toba merasa terhormat. Jujung goar, maksudnya

adalah menjungjung nama, menjungjung artinya mengharumkan, nama diartikan

disini namabaik keluarga. Menjungjung nama berarti mengharumkan nama baik

keluarga. Mengharumkan nama baik didapat melalui kesuksesan anak. Kelimpahan

materi yang tidak ada, jika dengan sekolah sungguh-sungguh, bisa sukses, itulah yang

bisa mengharumkan nama baik keluarga.

R2

Unang marsak ho amang sinuan tunas


Ala nang suda gogo au
Putus singkola ho hasian na lagu
Jangan bersedih hatimu anakku
Karena sudah tidak berdaya lagi

90

Universitas Sumatera Utara


Engkau harus putus sekolah anakku

4.3. Nilai Religius: Doa

Doa adalah sarana komunikasi antara manusia dengan Tuhan. Di dalam doa

manusia menyatakan ucapan syukur atas berkat yang Tuhan berikan kepadanya,

mencurahkan segala sesuatu kepada Tuhan, menyerahkan seluruh keinginan manusia

untuk dibentuk oleh-Nya. Dalam berdoa, manusia mengimani doa tersebut, artinya

doa yang dipanjatkan kepada Yang Maha Kuasa didengar dan dikabulkan.

Melalui lagu populer Batak Toba, para pengarang lagu mengangkat pandangan

umum dan dan utuh dari masyarakat Batak Toba tentang anak. Anak merupakan

berkat sekaligus titipan Tuhan bagi orangtua. Anak dipandang sebagai makhluk

individual yang perlu dijaga dari segi kebutuhan jiwa-raga. Anak juga merupakan

makhluk religius, sehingga doa dan didikan nilai-nilai rohani membantu

perkembangan kepribadian dengan baik dan benar. Anak memerlukan kasih sayang

dari orangtuanya, maka segala permohonan yang disampaikan kepada Tuhan melalui

doa-doa, memperoleh berupa jalan kebahagiaan bagi anak.

Demikian juga dalam lagu populer Batak Toba, segala bentuk permohonan

doa diekspresikan melalui lirik lagu. Dapat kita lihat pada materi E, F, H, J, J, K, O,

P, S, V, berikut lampiran dan terjemahannya. (lihat lampiran)

E1

Jala ingkon ingot ma ho tangiang ido parhiteanmi


di ngolumi
Dan ingatlah anakku doa adalah landasan hidup mu
anakku

Dalam lagu ini, orangtua menasehatkan orangtua kepada anaknya untuk selalu

berdoa. Menjadikan doa sebagai sumber kekuatan. Orangtua percaya bahwa doa

membawa pengaruh yang positif di dalam kehidupan.

91

Universitas Sumatera Utara


F1
Marsinggang ho inang di lage podomanmi
Manangianhon 3x hami gellengmon
Mama, engkau berlutut di tempat tidur beralaskan
tikar, Mendoakan kami anakmu

Digambarkan orangtua yang berdoa untuk anaknya. Perempuan Batak khususnya

ibu-ibu selalu mendoakan anak. Sangat jarang ada lagu yang mengekspresikan

seorang ayah mendoakan anaknya.

H1
Tangiang ni dainang i Na parorot tondiki
Doa ibulah yangmenjaga jiwaku

Anak percaya bahwa doa orangtua selalu menyertai anak. Anak meyakini juga

bahwa keberhasilan seorang anak tak lepas dari peran orangtua khususnya ibunya

yang selalu mendoakan anak.

J2

Hutangianghon do, mansai gomos amang, anggiat


muba rohami, Dijalo do amang, dijalo do
tangianghi amang
Mendoakanmu dengan tekun, berharap engkau lebih
baik Doaku didengar oleh yang Maha Kuasa anakku

Pada lagu ini, anak yang dulunya adalah anak yang bandal. Orangtua tidak menyerah

begitu saja. Dengan tekun, orangtua terus mendoakan anaknya, mengharapkan

anaknya bisa berubah. Kesabaran orangtua mendoakan anak mendapatkan buahnya,

anaknya bisa menjadi anak yang baik.

J3

Pagomos ma tangiangmi, tu mula jadi naboloni,


Anggiat ma ture, sude hamu, pinomparhi amang
Perkuatlah berdoa kepada Yang Maha Kuasa,
Semogalah baik hai kamu semua keturunanku

92

Universitas Sumatera Utara


Ini adalah nasehat orangtua kepada anaknya untuk tidak lupa berdoa. Karena doa

adalah harapan yang disampaikan manusia kepada Tuhan melalui untaian kata dengan

keikhlasan jiwa.

K2

Ingot martangiang, Asa horas hamu na lao nang na


tinggal
Ingatlah berdoa, supaya engkau selamat yang
berangkat dan yang tinggal

Lagu ini adalah penggalan lagu yang menceritakan seorang anak perempuan yang

menikah dan akan meninggalkan orangtuanya. Orangtua berpesan kepada anak

perempuanya untuk tidak lupa berdoa. Mendoakan rumah tangga yang baik, keluarga

yang ditinggalkan (mengikuti suami)semuanya sehat-sehat selalu.

O3,
Inang sai tangianghon au inangda
Mama doakanlah aku mama Anakmu yang merana
ini
Di kala dihadapkan pada sebuah persoalan hidup yang membuat sedih orang yang

selalu ada dan selalu menghibur adalah seorang ibu, karena seorang ibu pasti tak akan

membiarkan seoarang anaknya dalam kesedihan atau keterpurukan, seorang ibu akan

selalu memberikan yang terbaik untuk anaknya agar anaknya bahagia. Anak percaya

ibunya akan selalu mendoakannya, bagaimanapun kondisinya.

P2

Sai unang lupa ho, lao manangiangkon au, Asa tiur


sude, nasa lakkaku
Janganlah engkau lupa mendoakanku
agar ayahmu ini selamat

Ini adalah seorang ayah yang bekerja sebagai supir. Melakukan perjalanan jauh dan

jarang tinggal di rumah. Pada lagu ini, si orangtua (ayah) juga percaya akan kuasa

doa. Tetapi pada lagu ini, sang ayah meminta putrinya untuk mendoakannya, semoga

93

Universitas Sumatera Utara


sehat selalu dalam perjalanan. Sang ayah bekerja untuk menghidupi keluarga

mengejar kemajuan

S4

Sai tangianghon au inang dapoton passariani


Doakanlah aku ibu untuk mendaptkan rejeki

Pada lagu ini, digambarkan seorang anak yang kurang berhasil dalam hidupnya,

masih didalam keterpurukan. Si anak meminta supaya ibunya mendoakannya

mendapatkan penghidupan yang lebih baik. Si anak tidak minta didoakan kepada

ayahnya.

V3
Jala pagomos martamiang tu Tuhan i
Asa taruli sude pomparanmi
Dan sungguh-sungguhlah berdoa kepada Tuhan ,
Agar terberkati semua keturunanmu

Lagu ini menceritakan semua keturunan orangtua membuat acara yang disebut dengan

mambahen sipanganon ni natuatua (memberikan makan orangtua). Acara ini sebagai

bentuk kasih sayang anak kepada orangtua, jalan untuk meminta berkat dari orangtua

dan memohon kepada Tuhan untuk diberikan umur yang panjang kepada orangtua.

Arti makanan yang diberikan adalah panggabean dan parhorasan. Panggabean

maksudnya adalah sejahtera dan parhorasan artinya sehat-sehat. Acara ini juga

sebagai respon dari titah kelima dalam ajaran kristen untuk menghormati orangtua.

4.5. Nilai Seni

Masyarakat Batak Toba sangat mengapresasi nilai-nilai budaya yang mereka

miliki. Salah satu nilai yang masih bertahan hingga saat ini yaitu umpasa. Dalam

upacara adat Batak Toba Umpasa adalah satu hal yang tidak boleh dilupakan dalam

acara adat. Umpasa didalam pelaksanaan upacara adat begitu penting bagi orang

Batak. Lebih lanjut, Sihombing dalam bukunya, Dongan Tu Ulaon Adat menyatakan

94

Universitas Sumatera Utara


Ia angka adat dohot uhumna, sai godangan do i
dihatahon marrupahon umpasa manang umpama.
Jala ingkon songon i do antong asa “lebih
meresap” tu pangkilalaan. Molo naeng pasingot
sada halak iba rupani jala nidok “ua jolo tangkas
ma pingkiri hata sidohononmuna”, ba nunga ulinon
i nian. Semua adat dan norma-normanya,
kebanyakan disampaikan dalam bentuk umpama
dan umpasa. Dan harus seperti itulah biar lebih
meresap ke dalam hati. Jika ingin menasehati
seseorang hendaknya terlebih dahulu “harus tahu
dulu apa yang hendak disampaikan” itulah memang
baiknya.

Yang dimaksud dengan umpasa adalah rangkaian kata-kata kiasan yang

diikuti kata tujuan kalimat yang bermaksud menasehati, memperingatkan,

mengarahkan atau membimbing seseorang atau meminta berkat. Umpasa

mengandung gagasan, ide, bahkan tujuan yang tersirat di dalamnya. Dengan kata lain

umpasa merupakan ungkapan kebahasaan yang menuntun manusia pada pemahaman

realitas kehidupan melalui perlambangan atau kiasan (Pardede, 2012:12).

Penggunaan umpasa dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Batak Toba

sangat jarang digunakan. Umpasa sering digunakan dalam pelaksanaan adat. Bagi

masyarakat Batak Toba, tidak terasa kebatakannya bila dalam pelaksanaan adat tidak

menggunakan umpasa. Umpasa lebih cenderung berisi permohonan yang menjadi

cita-cita hidup setiap masyarakat Batak Toba, berupa hagabeon (kebahagiaan),

hamoraon (kekayaan), hasangapon (dihormati), dan saur matua (panjang umur dan

sejahtera).

Di dalam lagu populer Batak Toba penulis lagu mengekspresikannya ke dalam

bentuk lagu. Dibawah ini penulis menjabarkan ragam umpasa yang ada didalam lirik

lagu populer BatakToba. (lihat lampiran J, K, V)

J3= V3

95

Universitas Sumatera Utara


Marsiamin-Aminan, Marsitungkol Tungkolan
Songon Suhat Di Robean i” Saling mendukung,
saling merangkul Seperti keladi di ladang itu

V3

Marsiamin aminan, songon lampak ni gaol,


Marsitukol-tukolan, songon suhat dirobean
tetap bersatu seperti pelepah pisang dan saling
tolong menolong seperti ubi di ladang

Gaol=kulit batang pisang saling mengikuti lengkung dan diameter yang satu

dengan yang lain dan saling menutup rapat seperti dilem. Suhat dirobean adalah ubi

dilembah yang berlereng saling menyokong, jadi hujan tidak menggerus tanah

pijakan ubi. Artinya saling menguatkan, saling mendukung, saling menghargai, dan

saling berbagi rasa-dalam keadaan sukacita maupun maupun dalam keadaan dukacita

antara satu dengan yang lainnya. Ini adalah nasehat orangtua kepada anaknya,

dengan harapan bisa sahata-saoloan (seia-sekata), marsiurupan (saling membantu

dalam untung dan malang), dan mardamedame (membangun hidup rukun).

K1

Tubuan lak-lak ho inang tubu singkoru Tubuan


anak ho inang tubuan boru
tumbuhlah kulit dan biji, semoga engkau cepat
dapat anak laki-laki dan perempuan
Umpasa ini sering diucapkan pada upacara adat pernikahan. Penggunaan

umpasa dilakukan ketika upacara adat perkawinan berlangsung sebagai media

komunikasi dan permohonan kepada Tuhan bagi kelompok-kelompok yang

mempunyai andil pada upacara adat tersebut. Suasana akan menjadi hidup apabila

pembicara dari kelompok-kelompok yang terkait menggunakan umpasa dengan fasih

dan berirama sambil menunjukkan kebolehannya sebagai simbol bahwa kelompok

tersebut mengerti dan memahami upacara adat dengan baik (Pardosi, 2008:102).

96

Universitas Sumatera Utara


Umpasa ini diucapkan saat orangtua pengantin perempuan mangulosi (memberikan

ulos) putrinya dan menantunya (hela). Arti dari umpasa sama dengan isi umpasa

yaitu si perempuan segera mendapatkan anak laki-laki dan anak perempuan.

4.6. Nilai Yang Terdapat Dalam Ungkapan Metafora

Metafora menurut KBBI adalah penggunaan kata-kata bukan arti sebenarnya

melainkan sebagai lukisan yang berdasarkan persamaan atau perbandingan. Metafora

adalah bagian dari bahasa, metafora berbeda dari bahasa konvensional yang selalu

kita gunakan, karena metafora memberikan arti yang berbeda dari apa yang kita

sebutkan. Atau dengan kala lain, metafora tidak memberikan arti literal, sebaliknya,

metafora memberikan suatu "ide" atau "pandangan" dibelakangnya (Purba, 2004:4)

Batak Toba merupakan salah satu suku bangsa di Indonesia yang kaya dengan

ungkapan-ungkapan metafora. Ungkapan-ungkapan metafora yang digunakan oleh

masyarakat Batak Toba tersebut mengandung nilai-nilai humanis yang sangat efektif

untuk mengekspresikan diri, mengungkapkan makna kebenaran, kebaikan,

solidaritas, keindahan dan juga untuk mengungkapkan curahan hati masyarakatnya.

Berikut ini merupakan ungkapan metafora yang penulis temukan didalam lirik lagu

populer Batak Toba. Dapat kita pada lampiran materi E, I, L, N.

• Anak adalah sijujung Baringin (E3)

Makna filosofis pohon beringin 32

Pohon ini (disebut juga hariara) merupakan pohon yang menjadi ciri khas

budaya Batak yang diturunkan dari beberapa generasi awal, tepatnya ketika pada saat

daerah di sekitar Danau Toba belum dimasuki oleh ajaran-ajaran agama. Maka untuk

32
http://www.gobatak.com/hariara-dalam-filosofi-batak/ (akses 11 Oktober 2014)

97

Universitas Sumatera Utara


menjadi panutan hidup, masyarakat Batak mempercayai tentang keberadaan pohon ini

sebagai penentu kehidupan dan pengambilan keputusan.

Pohon hariara ini dulunya digunakan oleh beberapa tetua adat dalam satu desa

untuk mengambil keputusan ketika akan membangun sebuah pemukiman atau huta.

Pertama kali, mereka akan menanam bibit pohon hariara di suatu tempat yang akan

mereka bangun sebagai pemukiman atau huta, kemudian mereka akan memantau

perkembangan bibit pohon tersebut dalam waktu 7 hari. Setelah 7 hari bibit pohon

tersebut ditanam dan tumbuh dengan subur, maka masyarakat pun meyakini bahwa

tanah di tempat tersebut layak menjadi tempat pemukiman dan diyakini tempat

tersebut akan membawa berkah bagi masyarakat yang bermukim di sekitarnya. Begitu

juga sebaliknya, apabila bibit pohon tersebut tidak tumbuh dengan subur atau bahkan

layu maka tanah tersebut tidak layak dijadikan tempat pemukiman.

Seperti ditilik dari namanya, Hari=hari dan Ara=tujuh, maka pohon ini sering

disebut sebagai pohon hari ketujuh. Apabila pohon hariara ini dapat tumbuh hingga

hari ketujuh, artinya tanah di kawasan ini cukup baik untuk dijadikan huta (kampung)

dan perkembangan masyarakat ke depannya. Tanah yang dapat membuat pohon

hariara hidup setelah hari ketujuh dipercaya bebas tulah, bebas petaka, dan dipercaya

akan membawa kemakmuran pada masyarakat Batak yang tinggal di dalam huta yang

ditumbuhi pohon hariara tersebut.

Selain itu, pohon hariara ini diyakini oleh masyarakat sebagai pelindung suatu

desa dari segala marabahaya. Bahkan hingga kini pun pohon hariara ini juga masih

digunakan oleh sebagian masyarakat Batak sebagai tempat melaksanakan suatu

perjanjian atau sebagai simbolisasi marga.

Pohon ini dinamakan hariara yang mempunyai makna sebagai kehidupan yang

sejahtera. Hal tersebut dimaknai dari beberapa filosofi budaya masyarakat Batak

98

Universitas Sumatera Utara


dalam bagian yang terdapat di pohon hariara ini. Seperti pada bagian daun yang

mempunyai makna perlindungan dari segala marabahaya, bagian batang yang

mempunyai makna pembawa rezeki dan keberkahan, dan kemudian bagian akar yang

mempunyai makna persatuan antara manusia dengan manusia serta keselarasan

dengan alam di sekitarnya. Sehingga filosofi yang terdapat di pohon ini pun kini

menjadi nasihat bagi masyarakat Batak agar dapat hidup seperti halnya pohon hariara

yang dapat berguna bagi sesama.

Hariara juga ditanam sebagai tanda pembatas antara satu huta (kampung)

dengan huta yang lain, bahkan simbol pengawal desa, sebagai tempat mamele (berdoa

pada penghuni alam gaib) atau sebagai tanda kepemilikan satu wilayah atau sebagai

lambang bagi satu klan/marga. Atau bahkan sebagai saksi dalam perjanjian antar

komunitas, seperti perjanjian antar marga (padan). Begitu pentingnya posisi hariara

dalam kehidupan masyarakat Batak sehingga dulu (bahkan kini tidak jarang) dia

menjadi tempat/benda yang disakralkan.

Pohon ini juga memiliki makna filosofis bagi orang Batak. Hariara sering

disebut sebagai pohon hidupnnya suku Batak karena pohon ini dapat tumbuh tinggi

besar, kokoh dan tahan terhadap berbagai cuaca dengan masa hidup yang lama.

Daunnya yang lebat membuat daerah sekitarnya menjadi sejuk sehingga sering orang-

orang berteduh dibawah pohon sambil membicarakan banyak hal. Berbagai jenis

makhluk hidup juga hidup dan mencari makan dipohon ini.

Pohon ini menjadi semacam ”kerajaan” tanpa raja yang penuh dengan

kehidupan tanpa kekacauan. Sehingga orangtua Batak sangat mengharapkan anak-

anaknya selalu mengingat hariara ”tumbuh tinggi, besar dan kuat, membenamkan akar

jauh ke perut bumi, menjadi sumber hidup dan saluran berkat bagi sesama dan

makhluk hidup lainnya”

99

Universitas Sumatera Utara


Di dalam kalimat “anak adalah sijujung baringin”, anak dimetaforasikan

sebagai pohon beringin. Didalam kalimat tersebut, arti literal kata-kata tersebut jelas

tidak terdapat hubungan, tetapi yang penting adalah makna dibalik kalimat tersebut.

Bagi orang Batak, anak adalah harapan orangtuanya. Seperti kita ketahui pohon

beringin adalah pohon yang besar, kokoh, tempat yang rindang untuk bersantai

dibawahnya karena sejuk. Beringin dalam konteks ini adalah anak yang kuat, kokoh,

bisa menjadi tumpuan. Sehingga orangtua Batak sangat mengharapkan anak-anaknya

selalu mengingat hariara ”tumbuh tinggi, besar dan kuat, membenamkan akar jauh ke

perut bumi, menjadi sumber hidup dan saluran berkat bagi sesama dan makhluk hidup

lainnya”

• Ho do boruku tampuk ni pusupusuki (engkaulah putriku, jantung hatiku) (I1)

Di dalam kalimat tersebut, anak perempuan dimetaforasikan sebagai jantung

orangtua. Arti literal kata-kata tersebut jelas tidak ada terdapat hubungan, tetapi yang

penting adalah makna dibalik kalimat tersebut. Anak perempuan bagi masyarakat

Batak Toba adalah harapan orangtuanya. Harapan, anak perempuannya menguatkan

dan meneguhkan pada hari tua orangtuanya.

Bagi manusia, jantung merupakan salah satu organ terpenting tubuh yang

berfungsi sebagai pemompa darah manusia. Jika jantung seorang manusia tidak

bekerja maka boleh dikatakan manusia itu sudah mati. Jantung dalam konteks ini

adalah “sesuatu yang sangat penting, tanpa itu seperti mati kehidupan yang dirasakan

orangtua. Oleh sebab itu, anak perempuan dimetaforasikan dengan jantung untuk

menjelaskan betapa si orangtua sangat menjaga dan melindungi anak perempuannya.

• Jujung goarhi amang (junjunglah nama orangtuamu ini anakku) (L2)

Didalam kalimat tersebut, nama dimetaforasikan sebagai sesuatu yang harus

diletakkan di kepala. Bagi orang Batak, nama itu penting. Nama sebagai bagian dari

100

Universitas Sumatera Utara


bahasa yang digunakan sebagai penanda identitas dan memperlihatkan budaya

pemiliki nama tersebut (Sibarani, 2004:108). Menurut KBBI, nama adalah kata untuk

menyebut seseorang, gelar/sebutan, kehormatan.

Nama dalam konteks ini adalah mengharumkan keluarga. Anak dituntut untuk

mengharumkan nama keluarga melalui prestasi di bidang pendidikan, berperilaku

sebagai anak yang baik. Jadi, nama dimetaforasikan sebagai sesuatu yang harus

dijunjung, untuk menjelaskan anak adalah harapan orangtua.

4.7. NILAI HAGABEON (MEMILIKI KETURUNAN)

Hagabeon merupakan salah satu dari tiga citacita tertinggi orang Batak.

Ukuran umum hagabeon orang Batak adalah bila mempunyai keturunan baoa (laki)

dan boru (perempuan) yang juga kemudian mempunyai keturunan lagi. Artinya bagi

masyarakat Batak Toba keturunan memberi harapan hidup, karena keturunan itulah

suatu kebahagiaan yang tak ternilai bagi orangtua dan keluarga. Seperti umpasa

Batak Toba yang mengatakan “asa situbu laklak ma hamu, situbu singkoru di dolok

ni purbatua, situbu anak ma hamu si tubu boru, donganmu saur matua” 33.

Keberadaan anak baik dari segi kualitas maupun kuantitas merupakan sesuatu

yang signifikan dalam kehidupan sosial masyarakat Batak Toba. Dari segi kuantitas,

dapat dilihat pada umpasa 34 yang mengatakan “bintang ma na rumiris, tu ombun na

sumorop, maranak hamu riris, marboru pe torop” 35. Umpasa ini menandakan bahwa

keturunan ideal bagi masyarakatBatak Toba adalah adanya anak laki-laki dan anak

perempuan. Dari segi kualitas, anak harus lebih bagus dibanding orangtua, orangtua

33
Lihat pada pardede, 2012:16
34
Umpasa adalah bahasa sastra yang eufemis yang disusun secara puitis, dirangkum dalam satu kalimat
yang indah. Umpasa bermakna “doa”, permohonan berkat (pasupasu), bimbingan, petunjuk dan perlingdungan
Tuhan. Umpasa khusus diucapkan pada upacara adat sedang berlangsung dalam suasan ritual di tempat tertentu
(Pardede, 2012:12)
35
Ibid 18

101

Universitas Sumatera Utara


mendambakan anak yang berhasil didalam studinya, sehingga mampu menjadi orang

yang sukses nantinya. Hal ini dapat kita lihat pada lirik lagu anakhonhi do hamoraon

di au (lihat lampiran materi A). Dalam lagu ini dapat dilihat, anak harus bersekolah,

apapun dilakukan orangtua demi menyekolahkan anak.

A2

Hugogo pe mansari, arian nang botari, lao


pasingkolahon gellenghi, Da ingkon do singkola, do
satimbo-timbona, sintap ni natuk do gogongki
Aku akan dengan sekuat tenaga mencari rejeki
siang maupun sore demi menyekolahkan anakku,
Mereka haruslah sekolah setinggitingginya selagi
aku masih mampu

Makna yang hakiki dari konsep hagabeon adalah memiliki anak/keturunan.

Pemahaman inilah yang mendorong masyarakat Batak Toba untuk menikah dan

memiliki keturunan. Seperti umpasa (perumpamaan) Batak Toba yang menyebutkan

“maranak sapuluh pitu marboru sampuluh onom” (memiliki anak tujuh belas putra

enam belas putri).

Hagabeon tidak dapat terjadi begitu saja, hagabeon dicari melalui adanya

pernikahan. Tujuan dari pernikahan adalah secara biologis untuk meneruskan

keturunan. Kehadiran anak dalam suatu keluarga sangat di dambakan, anak di

harapkan dapat meneruskan keturunan keluarga sehingga garis keturunan keluarga

tersebut tidak terputus. Dengan kehadiran anak dalam suatu keluarga, orang tua akan

merasa senang karena sudah ada yang akan meneruskan apa yang menjadi cita-cita

dan harapan mereka. Anak sebagai peneruskan garis keluarga, nama keluarga, dan

tradisi keluarga. Kebudayaan Batak Toba dalam pernikahan menurut pandangan

orang Toba, kebudayaannya memiliki sistem nilai budaya yang amat penting, yang

menjadi tujuan dan pandangan hidup orang Toba secara turun temurun yaitu 3H yang

di dalamnya salah satu adalah hagabeon (banyak keturunan).

102

Universitas Sumatera Utara


Pernikahan dalam konteks adat Batak Toba adalah suatu upacara pengikatan

dua individu yang akan hidup bersama, diresmikan dalam pemberkatan pernikahan

dan serangkaian upacara adat. Dalam konteks ini penulis tidak membahas tata cara

pernikahan dalam adat Batak Toba secara mendetail. Penulis hanya menguraikan

secara singkat defenisi pernikahan dalam konteks Batak Toba. Fungsi pernikahan bagi

masyarakat Batak Toba adalah untuk melanjutkan keturunan. Dan hal ini sesuai

dengan ajaran Kristen (orang Toba mayoritas beragama Kristen) yang mengatakan

“bertambah banyak dan beranak cuculah”. Selain menjalankan perintah agama juga

menjalankan norma adat mendapatkan cita-cita hidup orang Toba untuk disebut gabe.

Namun disisi yang lain, sisi negatif hagabeon itu sangat mempengaruhi

perspektif masyarakat Batak Toba. Ketika anak belum menikah pada usia yang

seharusnya menikah, inilah yang menjadi kerisauan orangtua. Jelas hal ini

meresahkan orangtua, karena pemahaman orangtua Batak, anak hendaknya menikah

dan mendapatkan keturunan. Apalagi anak yang menikah tetapi tidak memiliki

keturunan, ini juga menjadi kekhawatiran orangtua, tidak akan disebut gabe. Dari

pernikahan tentunya diharapkan akan adanya keturunan yang bisa memberikan

kebahagiaan kepada keluarga.

Pada lirik lagu “Didia Rongkaphi” menceritakan seorang anak yang tidak

kunjung menemukan jodohnya, yang membuat gusar/resah orangtuanya. Anak yang

tak kunjung menikah menjadi ketakutan bagi orangtua. Berikut ini penulis lampirkan

lagu kerisauan orangtua kepada anaknya yang tak kunjung menikah, dapat kita lihat

pada lagu materi D, dan terjemahannya (lihat lampiran).

D3

Muli dainang, nimmu tu au, ndang na solo au


inang, alai didia rongkaphi, didia rongkapi, Nunga
tung loja au mangalului, ndang jumpang au na hot

103

Universitas Sumatera Utara


di au, So pambahenan na humurang, alai boasa
ingkon sirang
Menikahlah anakku, itulah pesanmu, bukan aku tak
mau, tapi dimana jodohku, dimana jodohku Aku
sudah lelah mencari, tidak kutemukan yang cocok,
bukan perbuatanku yang kurang, tapi mengapa
harus berpisah

Lirik lagu diatas juga, penulis mengungkapkan bahwa perempuan Batak jika

sudah diminta untuk menikah umumnya kebanyakan sudah menikah 25 tahun ke atas.

Hal ini dapat ditandai dengan kegelisahan orangtua melihat putrinya yang tak kunjung

menikah. Pernikahan dalam masyarakat Batak Toba merupakan suatu keharusan.

4.8. ANALISIS FUNGSI LAGU-LAGU POPULER BATAK TOBA BAGI

MASYARAKAT BATAK TOBA

Merriam (1964:218) mengemukakan sepuluh fungsi musik yang merupakan adalah

fungsi utama musik yaitu:

1. Fungsi Pengungkapan Emosional (The function of emotional expression)

Disini musik berfungsi sebagai suatu media bagi seseorang untuk

mengungkapkan perasaan atau emosinya. Dengan kata lain si pemain dapat

mengungkapkan perasaan atau emosinya melalui musik.

2. Fungsi Penghayatan Estetis (The function of aesthetic enjoement)

Musik merupakan suatu karya seni, suatu karya seni apabila memiliki unsur

keindahan atau estetika didalamnya. Melalui musik kita dapat merasakan

nilai-nilai keindahan baik melalui melodi atau dinamiknya.

3. Fungsi Hiburan (The function entertainment )

104

Universitas Sumatera Utara


Sebagai sarana hiburan musik memiliki fungsi hiburan mengacu pada

pengertian bahwa sebuah musik berfungsi sebagai sarana hiburan bagi

pendengarnya.

4. Fungsi Komunikasi (The function of communication )

Musik memiliki fungsi komunikasi berarti bahwa suatu musik yang berlaku

di suatu daerah kebudayaan mengandung isyarat-isyarat tertentu yang hanya

diketahui oleh masyarakat pendukung kebudayaan tersebut. Hal ini dapat

dilihat dari teks ataupun melodi musik tersebut.

5. Fungsi Simbolis (The function of symbolic representation)

Artinya musik berfungsi sebagai simbol dari keadaan kebudayaan suatu

masyarakat. Dengan demikian kita dapat mengukur dan melihat sejauh mana

tingkat kebudayaan suatu masyarakat.

6. Fungsi Respon Fisik (The function of physical response )

Artinya musik berfungsi sebagai pengiring aktifitas ritmik. Aktifitas ritmik

yang dimaksud antara lain tari – tarian, senam, dansa dan lain – lain.

7. Fungsi Norma-Norma Sosial (The function of enforcing conformity to sosial

norms)

Musik berfungsi sebagai norma sosial atau ikut berperan dalam norma sosial

dalam suatu budaya.

8. Fungsi Institusional dan ritual keagamaan (The function of validation of

social institutions and religious rituals)

Artinya musik memberikan kontribusi dalam kegiatan sosial maupun

keagamaan, misalnya sebagai pengiring dalam peribadatan.

9. Fungsi Kesinambungan Kebudayaan (The function of contribution to the

continuity and stability of culture)

105

Universitas Sumatera Utara


Artinya dalam hal ini musik berisi tentang ajaran-ajaran untuk meneruskan

sebuah sistem dalam kebudayaan terhadap generasi selanjutnya

10. Fungsi Pengintegrasian Masyarakat (The function of contribution to the

integration of society)

Artinya suatu musik jika dimainkan secara bersama-sama maka tanpa disadari

musik tersebut menimbulkan rasa kebersamaan diantara pemain atau

penikmat musik itu.

Tabel 2

Fungsi yang terdapat pada lagu-lagu populer Batak Toba

No Judul Lagu Fungsi yang terdapat pada lagu (Fungsi no 1 hingga no


10 yang penulis sebutkan di atas)
1 Anakhonhi do Fungsi
hamoraon di au - 1= A1, A2, A3
- 5= A1
- 9= A1, A3
- 10= A1
2 Dang Turpukka Fungsi
Hamoraon - 1= B1, B5
3 Anakhonhu Fungsi
- 1= C1
- 5= C1
4 Didia Rongkaphi Fungsi
- 1= D1, D3
- 4= D1
- 9= D3
5 Poda Fungsi
- 4= E1, E2
- 5= E1, E2, E3

106

Universitas Sumatera Utara


- 9= E1, E2, E3
6 Poda Ni dainang Fungsi
- 5= F1
7 Boto lungun Fungsi
anakhu - 1=G2
8 Tangiang Ni Fungsi
Dainang - 5=H1
9 Boru Panggoaran Fungsi
- 1=I1
10 Anak na burju Fungsi
- 5=J1, J3
11 Borhat ma Fungsi
dainang - 9=K1

12 Jujung Goarhi Fungsi


Amang - 4=L2
13 Sulangan Mangan Fungsi
- 1=M3
- 4=M2, M3
- 7=M2, M3
- 9=M2, M3
14 Uju Dingolungkon Fungsi
- 5=N1, N2,N3
- 7= N2,N3
15 Inang Fungsi
- 1=O2
16 Supir panjang Fungsi
- 4=P1, P2

17 Lupa do ho Fungsi
- 7=Q1, Q3
18 Putus singkola Fungsi
- 4=R2
19 Patik Palimahon Fungsi
- 1=S1
20 Boru Buha Baju Fungsi
- 1=T1
- 9=T4
21 Unang Jaishon Fungsi
- 1=U1, U3
- 4=U2
- 7=U2, U3
22 Sangap Do Ho Fungsi
Amang - 9=V1, V4

107

Universitas Sumatera Utara


Seperti yang sudah penulis utarakan pada bab 1 dalam tinjauan pustaka ada 10 fungsi

musik. Berikut ini, ada beberapa fungsi yang dapat penulis identifikasi dari lagu-

lagu populer Batak Toba.

1. Fungsi Pengungkapan Emosional (Ekspresi Jiwa)

Musik mempunyai daya yang besar sebagai sarana untuk mengungkapkan

rasa/emosi para penyanyi dan pemain yang dapat menimbulkan rasa/emosi pada para

pendengarnya. Rasa yang diungkapkan sangat beraneka ragam, termasuk rasa kagum

pada dunia ciptaan Tuhan, rasa sedih, rasa rindu, rasa bangga, rasa tenang, dan

sebagainya. Dalam hal ini musik berfungsi sebagai suatu media bagi seseorang untuk

mengungkapkan perasaan atau emosinya. Dengan kata lain si pendengar dapat

mengungkapkan perasaan atau emosinya melalui musik. Terkadang pengungkapan

emosi tersebut perlu untuk kesehatan jiwa, karena emosi negatif yang tidak

tersalurkan dalam kehidupan sehari-hari dapat dituangkan dalam nyanyian.

Penyaluran semacam ini dapat mengurangi rasa frustasi seseorang.

Emosi merupakan faktor penting dalam kehidupan manusia. Emosi adalah

salah satu aspek yang dapat meresap ke dalam eksistensi manusia, berhubungan

secara praktis, ke semua perilaku manusia seperti tindakan, persepsi, memori,

belajar, atau dalam membuat keputusan. Musik merupakan pembangkit emosi yang

hebat bagi masing-masing pribadi, yang berarti bahwa emosi yang dibangkitkan oleh

musik tersebut bisa mempengaruhi masing-masing pribadi dan masyrakat (Kate dan

Richard Mucci, 2002:63)

Ekspresi jiwa merupakan kebutuhan hidup, dan manusia dapat

mengekspresikan jiwa atau mengungkapkan perasaan melalui musik. Musik dapat

dijadikan sarana berimajinasi dan ikut merasakan atau menghayati ekspresi jiwa

orang lain yang dituangkan dalam musik. Ekspresi jiwa itu bisa menghasilkan

108

Universitas Sumatera Utara


kepuasan rohani baik pendengar maupun penciptanya. Hal ini dapat terjadi karena

musik dan para penikmatnya telah menyatu. Musik telah menjadi bagian dari

kehidupan mereka, musik memang ekspresi emosi suara manusia. Mengenai ekspresi

jiwa, Djohan dalam bukunya menyatakan bahwa musik sebagai sarana

pengekpresian diri komponisnya (Djohan, 2009: 87). Musik merupakan suatu seni

suara/bunyi dan seseorang dapat mengekspresikan emosi dalam suara/bunyi yang

diciptakan atau dapat dikatakan bahwa suara/bunyi merupakan ekspresi keadaan

pikiran seseorang.

Dalam lagu populer Batak Toba pengarang lagu mengekspresikan ungkapan

hatinya ke dalam bentuk lagu. berikut ini beberapa ekspresi jiwa yang dapat penulis

identifikasi, dapat kita lihat pada materi A, C, D, G, H, I, L, M, Q, dan V.

A1

Anakhonhi do hamoraon di ahu


Anakkulah harta kekayaanku

Kalimat ini mengungkapkan rasa bangga dan senang orangtua dalam memiliki

anak. Anak adalah sesuatu yang sangat berharga dalam kehidupan masyarakat Batak

Toba.

C=G=L=Sikap Menghargai Waktu

C1

Burju-burju ma ho singkola Sotung marisuang


gogongki
bagus-baguslah engkau sekolah jangan sampai sia-
sia kerja kerasku
G2

Burjuhon damang na marsingkola i


Burjuhon ma, parhaseangma Hinorus ni hodokki
Baik-baiklah sekolah anakku
manfaatkanlah semua kerja kerasku ini
L2

109

Universitas Sumatera Utara


i ale anak hasianku Tung burjuhon ma amang na
singkola i
Anakku tersayang baik-baiklah yang sekolah

Ketiga penggalan lirik lagu diatas menggambarkan ekspresi sikap untuk

menghargai waktu. Anak yang telah diberi kesempatan untuk sekolah, diharapkan

memanfaatkan kesempatan tersebut dengan sekolah dengan sungguh-sungguh. Kelak

diharapakan si anak bisa berhasil dalam studinya untuk bisa mengejar kemajuan.

D3

Muli dainang, nimmu tu au, ndang na so olo au


inang, Alai didia rongkapi, didia rongkapi
Menikahlah putriku, itulah pesanmu, bukan aku tak
mau,tapi jodohku dimana, dimana jodohku

Lagu ini menggambarkan ekspresi seorang anak yang merindukan teman

hidup. Anak yang tak kunjung menikah menjadi ketakutan bagi orangtua. Bagi orang

Toba, pernikahan haruslah sekali dalam seumur hidup. Hal ini pengaruh dari ajaran

kristiani yang mengharuskan seperti itu. Jadi untuk menikah haruslah dengan

persiapan yang matang. Orang Toba pada umumnya menikah laki-laki diatas umur

25 tahun, perempuan diatas 20 tahun.

H2

Mauliate ma inang, di sude pambahenan mi


Terimakasih ibu, untuk semua perbuatanmu

Lagu ini sebagai bentuk ekspresi terimakasih seorang anak kepada ibunya dan

kasih sayang seorang ibu kepada anak.

I1

Ho do boruku tampuk ni pusu-pusuki


Engkalauh anak perempuan jantung hatiku

Kalimat ini mengungkapkan bagaimana orangtua senang memiliki anak

perempuan. Anak perempuan merupakan tumpuan kesayangan dan belahan

110

Universitas Sumatera Utara


jiwa orangtuanya. Pada masyarakat Batak tradisional mulai kecil hingga remaja dan

dewasa anak perempuan terdidik dan mengambil peran penting untuk mengurus

pekerjaan domestik.

Ketika orangtuanya sudah tua renta, tak berdaya dan sakit-sakitan biasanya

anak perempuan sulung yang telah berumahtangga akan membawa orangtuanya

tinggal di rumahnya di tengah keluarganya. Bagi suaminya merupakan suatu

berkah, kehormatan dan ungkapan ketulusan kasih sayangnya bukan hanya kepada

istrinya tapi juga kepada mertuanya selaku hula-hula, yang sudah dianggap sebagai

orangtuanya kandung. Inilah salah satu nilai-nilai adat yang terpatri dalam jiwa

orang Toba.

M2

Ise do hamu na olo loja, lao parosehon ahu, pature-


ture ahu
Siapakah diantara kalian yang mau capek, untuk
memperhatikan dan merawatku

Kalimat ini adalah konsekuensi dari kebiasaan adat Batak Toba yang harus

merantau (mengejar 3H) yang harus diterima oleh orangtua. Ekspresi orangtua yang

ditinggal merantau semua anaknya, berharap ada yang mau mengurusnya,

memperhatikan dan merawatnya. Di satu sisi, anak dituntut untuk mendapatkan

penghidupan yang lebih dari orangtua. Di sisi lain orangtua setelah usia lanjut tak

ingin ditinggal oleh anak-anaknya.

Q4

Lupa do ho
Engkau lupa

Kalimat ini menggambarkan rasa sedih yang sangat mendalam yang dirasakan

oleh orangtua saat anaknya sudah berhasil dalam perantauan tetapi melupakan

orangtuanya. Melukiskan perasaan pilu seorang ibu dalam kemiskinan dan

111

Universitas Sumatera Utara


ketidakberdayaan, bertolak belakang dengan nasib anaknya di tanah rantau. Anaknya

telah menjadi buah bibir orang karena kepintaran dan kesuksesannya.

V1

Sangap do ho amang di hami sude pomparanmon


Dibagasan sadarion ma, sudena gellengmon
Mambahen sipanganon na tabo
Songon na nidok ni, patik palimahon i
Ikkon pasangaponmu na torasmu
Begitu hormatnya engkau ayah bagi kami semua
keturunanmu, Hari ini semua anakmu, Membuat
makanan yang enak, Seperti dikatakan pada titah ke
lima, Hormatilah orangtuamu

Lagu ini mengekspresikan rasa hormat dan peduli anak kepada orangtuanya.

Memberikan makanan kepada orangtua sebagai bentuk penghormatan dan dilakukan

untuk menyenangkan hati orangtua. Ini merupakan salah satu adat Batak Toba yang

masih dipertahankan hingga sekarang.

2. Musik Sebagai Hiburan

Setiap manusia membutuhkan hiburan untuk melepaskan diri dari padatnya

aktivitas sehari-hari. Pekerjaan dan rutinitas yang dilakukan setiap hari

membutuhkan konsentrasi tinggi untuk menjalaninya. Sehingga membuat seseorang

merasa membutuhkan hiburan untuk sejenak melupakan kesibukannya. Sebagaimana

diketahui manusia itu hidup maka manusia akan selalu membutuhkan hiburan.

Setiap manusia membutuhkan hiburan supaya dapat menyegarkan pikirannya

dan kembali bekerja dengan baik. Apalagi dengan tuntutan pekerjaan yang semakin

tinggi, yang mengakibatkan seseorang menjadi semakin cepat stress. Oleh karena itu

diperlukan sebuah sarana hiburan yang dapat menyegarkan pikiran pada saat kita

sedang merasa suntuk dan bosan dalam suatu pekerjaan dan bisa juga untuk mengisi

waktu senggang.

112

Universitas Sumatera Utara


Tidak seperti makhluk hidup lain yang dapat bertahan hidup hanya dengan

memenuhi kebutuhan primernya saja, manusia, membutuhkan hal-hal lain untuk

tetap bertahan hidup dan bahagia dalam menjalani kehidupannya. Salah satu hal yang

sangat dibutuhkan manusia adalah mendapatkan hiburan.

Musik memiliki fungsi hiburan mengacu kepada pengertian bahwa sebuah

musik mengandung unsur-unsur yang bersifat menghibur. Lagu populer Batak Toba

diciptakan dengan tujuan untuk menghibur. Manusia tidak terlepas dari hiburan,

musik adalah salah satu kebutuhan tambahan yang dibutuhkan orang untuk me-

refresh pikiran-pikirannya. Ada sebagian orang yang mendengarkan musik dalam

keadaan- keadaan tertentu apabila senang, sedang jatuh cinta, sedang sedih ataupun

sedang jenuh, semua dilakukan agar dalam dirinya mendapatkan suatu kesenangan,

ketenangan dan untuk merilekskan pikiran. Musik membawa perasaan menjadi

tenang, melupakan sejenak akan segala problema kehidupan. Musik membuat diri

manusia menjadi terhibur.

Hiburan merupakan kebutuhan hidup dan musik merupakan salah satu cara

untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Musik sebagai hiburan, bila ditinjau bahwa

fungsi musik itu untuk menumbuhkan kegembiraan, pengisi waktu luang, sebagai

selingan, hobby atau kegemaran. Musik juga dapat menjadi teman untuk mencegah

kesepian, ini menandakan manusia itu sebagai makhluk sosial, walaupun

mengindentifikasi diri hanya lewat radio atapun mp3.

Demikian juga dengan lagu populer Batak Toba yang bersifat hiburan. Oleh

karena itu, musik populer Batak Toba hadir dalam konteks yang meriah, untuk tujuan

hiburan semata. Musik populer Batak Toba digunakan sebagai hiburan pada suatu

perayaan misalnya pada acara adat perkawinan, adat saur matua, upacara wisuda,

dan sebaginya.

113

Universitas Sumatera Utara


3. Fungsi Musik Sebagai Komunikasi

Musik memiliki fungsi komunikasi berarti bahwa sebuah musik yang berlaku

di suatu daerah kebudayaan mengandung isyarat-isyarat tersendiri yang hanya

diketahui oleh masyarakat pendukung kebudayaan tersebut. Hal ini dapat dilihat dari

teks atau pun melodi musik tersebut. Musik bukanlah suatu ‘bahasa universal’ yang

dapat dimengerti oleh siapa saja di mana saja, karena setiap jenis musik lahir dan

tumbuh pada suatu masyarakat tertentu dengan kebudayaannya. Pada fungsi ini,

penulis melihatnya dari segi tekstualnya (lirik lagu) saja.

Sebuah lirik lagu yang ditulis oleh musisi dan pengarang memang berguna

untuk menyampaikan sebuah pesan kepada penikmat dan pendengar lagu. sesuatu

yang abstrak sekalipun seperti lagu bisa dikatakan sebagai media penyampai pesan.

Lagu dikatakan sebagai sesuatu yang abstrak karena pada kenyataanya lagu tidak

dapat divisualkan, namun bisa didegar dan dirasakan. Lagu sendiri merupakan

sebuah karya seni yang berasal dari perpaduan antara bahasa dan seni musik. Pesan

pada lagu terletak pada substansi lirik lagu itu sendiri.

Cara kerja lagu sebagai media penyampai pesan sangat sederhana sekali.

Yaitu, ketika penyanyi menyanyikan lagu kemudian didengar oleh para

pendengarnya. Sehingga terjadi sebuah bentuk komunikasi satu arah yaitu yang

dalam konteks ini adalah penyanyi sebagai pembawa pesan dan pendengar sebagai

penerima pesan.

Kini setiap saat, dimana pun kita, dan dengan kondisi apa pun kita tidak akan

terlepas dengan lagu. Lagu menjadi semacam virus yang membuat pendengarnya

mengalami candu, apalagi ketika lagu yang dipilih sangat sesuai dengan suasana hati.

Lagu bisa dikatakan menjadi media termudah untuk penyampaian pesan karena

114

Universitas Sumatera Utara


penikmatnya berada di semua kalangan. Sehingga pembuat/pengarang lagu jika ingin

menyampaikan suatu pesan bisa dengan mudah membuat lagu.

Permainan bahasa ini dapat berupa permainan vokal, gaya bahasa maupun

penyimpangan makna kata dan diperkuat dengan penggunaan melodi dan notasi

musik yang disesuaikan dengan lirik lagunya sehingga pendengar semakin terbawa

dengan apa yang dipikirkan pengarangnya.

4. Fungsi yang Berkaitan dengan Norma-Norma Sosial

Musik berfungsi sebagai media pengajaran akan norma-norma atau peraturan-

peraturan. Penyampaian kebanyakan melalui teks-teks nyanyian yang berisi aturan-

aturan. Dalam beberapa masyarakat terdapat lagu-lagu yang bertujuan untuk

pengendalian sosial dengan mengkritik orang-orang menyeleweng dari kebiasaan-

kebiasaan setempat. Selain itu teks nyanyian yang dipakai untuk lagu upacara inisiasi

seringkali berupa nasehat bagi kaum muda untuk menaati peraturan-peraturan adat.

Fungsi ini adalah salah satu fungsi musik yang utama.

Norma-norma sosial dalam kehidupan masyarakat merupakan bentuk

peraturan tak tertulis yang berfungsi sebagai pengatur sikap dan perilaku manusia

dalam pergaulan hidup sehari-hari dalam masyarakat. Norma sosial relatif banyak

menekankan pada sanksi moral sosial sebagai unsur pengawasan terhadap sikap dan

perilaku manusia dalam pergaulan tersebut.

Norma tidak hanya berarti sebagai bentuk aturan yang mendukung suatu

perilaku yang positif saja, akan tetapi norma dapat juga merupakan aturan yang

mendorong seseorang atau kelompok untuk menghindar dari perbuatan-perbuatan

yang negatif atau perbuatan yang merugikan pihak lain. Norma-norma sosial

biasanya dinyatakan dalam bentuk kebiasaan, tata kelakuan dan adat istiadat atau

hukum adat.

115

Universitas Sumatera Utara


Di dalam lagu populer Batak Toba penulis dapat mengindentifikasi fungsi

musik sebagai norma sosial. Fungsi ini dapat kita lihat pada materi N, Q, U.

N2

Somarlapatan marende, margondang, marembas


hamu, Molo dung mate au, Somarlapatan nauli, na
denggan patupaon mu, Molo dung mate au
Tak ada gunanya semua kalian berdendang,
bergoyang, menari, Jika aku sudah meninggal
Tak gunanya perlakuan yang baik yang kalian
lakukan, Tak gunanya perlakuan yang baik yang
kalian lakukan, Saat aku sudah meninggal
Dalam lagu Uju Di Ngolungkon termaksuk pesan yang mengkritisi adat Batak.

Denny Siahaan menggubah lagu tersebut berlandaskan tema menghormati orang tua.

Liriknya mengilustrasikan kisah hubungan antara orangtua dan anak. Klimaks lagu

menekankan pesan orang tua, orangtua mendambakan agar putra-putrinya

menyajikan perlakuan terbaik selagi ia masih hidup.

Q3

Ai dung tarida ma, dagoarmi amang, Sahat tu


ujung ni portibion, Ai gabe lupa do, ho di lage lage
Podoman mi naung maribaki
Setelah namamu begitu harum putraku, Sampai ke
seluruh dunia, Engkau menjadi lupa, Tempat
tidurmu yang usang

Lagu ini sebagai kritikan terhadap anak yang melupakan orangtua. Melalui

lagu ini, pengarang lagu ingin memberikan nasehat kepada semua anak, bahwa anak

haruslah tetap mengingat orangtua apa dan bagaimana kondisinya.

U3

marisuang do i molo dung mate au marembas-


embas ho, mambaen boan horbo ho hape jais
dingolukon
tak ada gunanya jika setelah mati kalian menarinari
walaupun daging kerbau yang engkau sediakan,
padahal tinggi hati saat hidupku

116

Universitas Sumatera Utara


Lagu ini sebagai kritikan dari kebiasaan orang Toba yang mengadakan

upacara adat saur matua secara besar-besaran padahal semasa hidup orangtua, jarang

sekali perhatian yang diberikan.

5. Fungsi Musik Sebagai Simbolis

Kesenian merupakan sebuah sistem simbol yang perwujudannya terungkap

dalam bentuk yang memiliki rasa keindahan. Kesenian sebagai suatu sistem simbol

dapat diartikan sebagai kreasi bentuk-bentuk simbolis dari perasaan manusia. Bentuk

simbolis itu tidak menterjemahkan begitu saja pengalaman sendiri melainkan

membuatnya menjadi suatu pengalaman umum yang dapat dicerna oleh orang lain.

Jadi bentuk simbolis itu tidak menunjuk pada gejala secara langsung, melainkan pada

pengalaman yang sudah disimbolkan yaitu menjadi ungkapan simbolis dari

pengalaman tersebut.

Interaksi simbolik adalah segala hal yang saling berhubungan dengan

pembentukan makna dari suatu benda atau lambang atau simbol, baik benda mati

maupun benda hidup, melalui proses komunikasi baik sebagai pesan verbal maupun

maupun perilaku non verbal dan tujuan akhirnya adalah memaknai lambang atau

simbol (objek) berdasarkan kesepakatan bersama yang berlaku di wilayah atau

kelompok komunitas masyarakat tertentu.

Manusia bertindak terhadap manusia lainnya berdasarkan makna yang

diberikan orang lain kepada mereka. Perilaku manusia dalam hal ini sebagai

rangkaian pemikiran dan perilaku yang dilakukan secara sadar antara rangsangan

tersebut. Makna yang diberikan pada simbol merupakan produk dari interaksi sosial

dan menggambarkan kesepakatan kita untuk menerapakan makna tertentu pada

simbol tertentu pada simbol tertentu pula.

117

Universitas Sumatera Utara


6. Fungsi Musik Sebagai Kesinambungan Kebudayaan

Lagu-lagu populer Batak Toba mengandung nilai-nilai budaya Batak Toba itu

sendiri. Lagu dijadikan sebagai media untuk melestarikan budaya Batak Toba. Lagu

merupakan media yang baik sebagai melestarikan kebudayaan Batak Toba.

Tujuannya adalah supaya kebudayaan Batak Toba selalu ada di hati masyarakat

Batak Toba dan selalu berkesinambungan.

Dilihat dari segi popularitasnya, musik Batak banyak didukung oleh

berkembangnya industri kaset, peranan radio-radio swasta, surat kabar, dan majalah

hiburan populer, iklan dan telah menjangkau dunia film 36. Apabila diukur dari

jumlah pendukung, penggemar, dan penikmat musik dapat dikatakan bahwa lagu

pop Batak Toba telah menjadi seni yang banyak digemari orang. Dapat diartikan

sebagai folk music atau musik rakyat yang masih mengandung nada-nada tradisional

dan menggunakan bahasa daerah.

Sebagai mass music sudah tentu musik Batak mempunyai lapisan penggemar.

Hampir semua lapisan masyarakat Batak Toba menyukai lagu Batak, yang tidak

menyukai mungkin adanya keterbatasan akan kemampuan menguasai bahasa Batak

kurang sehingga kurang mengerti apa makna lagu yang dinyanyikan. Masyarakat

Batak yang tinggal di kota Medan kebanyakan adalah orang pendatang yang datang

dari bonapasogit 37 (lihat kembali pada bab 2 pada bagian migrasi Batak Toba ke kota

Medan). Ketertarikan masyarakat untuk mendengarkan musik Batak bisa sedikit

36
Banyak sudah film yang bertemakan budaya Batak Toba memakai bahasa indonesia dan bahasa
daerah. Berbahasa Indonesia sudah diperankan oleh artis-artis nasional seperti Dedy Mizwar (Naga Bonar) dan
dinikmati secara nasional juga sedangkan yang berbahasa daerah masih diperankan oleh Batak itu sendiri dan
pemasarannya masih bagi orang Batak saja misalnya film Anak Sasada(anak tunggal). Hal ini juga
membuktikan bahwa bukan hanya di bidang tarik suara Batak bisa berkaya, di dunia akting pun, Batak tak kalah
jago
37
Bonapasogit adalah sebutan yang digunakan orang Batak untuk menyebut kampunghalaman. Jika
dikatakan bonapasogit yang dimaksud adalah daerah Toba dan sekitarnya.

118

Universitas Sumatera Utara


bernostalgia (lewat lirik) melepaskan rasa rindu akan kampung halaman. Bahkan

mengingatkan tentang bahasa daerah sendiri yang mungkin sudah jarang didengar

atau di ucapkan karena ragamnya suku di perantauan dan beberapa hal lainnya.

Masyarakat Batak Toba menyadari akan masa depan budaya mereka. Di saat

yang sama globalisasi ataupun internasionalisasi begitu gencarnya masuk ke dalam

kebudayan mereka. Salah satu upaya yang dilakukan adalah menciptakan musik

populer dan juga melakukan kontinuitas budaya tradisinya, yang terbentuk dalam

musik populer Batak Toba. Dengan demikian fungsi musik populer Batak Toba

sangat berkaitan erat dengan eksistensi kebudayaan Batak Toba.

Masyarakat yang datang dari bonapasogit adalah masyarakat kelas menengah,

berbeda dengan masyarakat yang berstatus sosial tinggi (golongan elit), kebutuhan

fisik yang sudah terpenuhi. Dalam pemilihan jenis musik lebih memilih musik yang

penuh dengan improvisasi dan dengan keterampilan tinggi seperti jazz dan lain-lain.

Hal inilah yang menyebabkan lagu pop Batak dinikmati lebih banyak oleh

masyarakat daripada menikmati musik yang rumit.

Komunikasi antara pencipta dan pendukung didasari oleh keakraban, yang

berarti kemampuan kedua belah pihak untuk saling menangkap dan memberi makna

dari penciptaan seni. Seni yang muncul dari dalam masyarakat adalah seni yang

mendapat dukungan, yang akrab dengan lingkungannya. Agaknya, hal inilah yang

dialami oleh musik Batak, meskipun secara statistik belum bisa dibuktikan seberapa

besar dukungan tersebut secara kuantitatif.

Masyarakat kota Medan beretnik Batak Toba sebagian besar beragama

Kristen, lagu-lagu Batak Toba tentunya mendapat perhatian dari masyarakat

pendukungnya. Kebiasaan bernyanyi di gereja juga berperan penting dalam hal

bernyanyi. Hal ini dapat dibenarkan karena sampai pada saat ini masyarakat Batak

119

Universitas Sumatera Utara


Toba yang ada di kota Medan gemar menghadiri upacara adat Batak Toba, seperti

adat pernikahan, adat kematian. Dan di kota ini banyak terdapat sopogodang

(gedung serbaa guna) yang digunakan untuk melaksanakan upacara adat tersebut.

Sopogodang sendiri merupakan tempat pesta atau upacara-upacara yang

melibatkan banyak orang. Di kota-kota besar tempat seperti ini sudah banyak

dijumpai karena keberadaannya yang sangat dibutuhkan. Pekarangan rumah

penduduk tidak seperti dulu lagi yang luas, yang memungkinkan untuk mengadakan

upacara adat. Berbeda dengan sekarang pekarangan nyaris tidak ada, yang tak

memungkinkan lagi untuk mengadakan upacara adat. Itulah yang membuat

keberadaan sopogodang di masyarakat sangat membantu. Masyarakat yang

menghadiri upacara adat tersebut tidak pernah sepi dari manusia. Kondisi ini

mencerminkan kecintaan masyarakat kota Medan khususnya yang beretnik Batak

Toba terhadap budaya kesenian daerahnya sendiri. Baik melibatkan diri sebagai

pemain alat musik, penyanyinya maupun sebagai penonton.

Upacara adat yang melibatkan pertunjukan musik Batak Toba yang dilakukan

di sopo godang tersebut memberikan dampak positif terhadap masyarakat. Upacara

adat tersebut biasanya diikuti dengan iringan musik. Pengaruh positifnya masyarakat

bisa melupakan segala kepenatan rutinitas sehari-hari dan segala pergumulan hidup.

Amandus Siahaan 38 mengaku senang menghadiri pesta pernikahan. Banyak hal yang

membuatnya senang, diantaranya pesta adalah salah satu tempat yang selalu ramai

(apalagi pesta Batak) yang selalu bertemu dengan orang-orang baru. Musik yang

dimainkan di pesta juga berbeda selain karena iramanya yang selalu mengundang

orang yang mendengarnya untuk ikut menggoyangkan badan.

38
Salah seorang tamu yang hadir pada pesta pernikahan di Martubung

120

Universitas Sumatera Utara


Tidak dapat dipungkiri bahwa kehadiran musik dan lagu pop Batak Toba

membawa dampak/pengaruh tersendiri terhadap masyarakat penggemarnya, baik

yang positif maupun yang negatif. Sangat tidak adil jika hanya menafsirkan

musik/lagu pop Batak Toba sebagai bentuk seni yang “kampungan” atau “tidak

bermutu”. Banyak pencipta lagu Batak Toba menghasilkan karya yang mempunyai

makna dan mengandung pesan moral dan pendidikan, antara lain lagu yang

menasehati anak untuk memberikan yang terbaik pada orangtua selagi orangtua

masih hidup. Dengan kata lain ada kebiasaan masyarakat Batak Toba yang kurang

baik yang dilakukan anak terhadap orangtua sehingga lagu untuk mengkritik

kebiasaan tersebut diciptakan. Banyak lagu pop Batak Toba yang bertema hubungan

anak dengan orangtua dan mengangkat kehidupan masyarakat Batak Toba yang

berjuang bekerja keras demi meyekolahkan anak. Lagu-lagu tersebut mewakili para

orangtua menyuarakan hati orangtua terhadap si anak untuk tidak menyianyiakan

kerja keras orangtua untuk bisa belajar dengan sungguh-sungguh sehingga bisa

menjadi orang yang sukses nantinya melalui pendidikannya. Jadi jelas bahwa

kehadiran lagu-lagu pop Batak Toba tersebut sesuai dengan kondisi sosial

masyarakat Batak Toba yang mengorbankan apapun demi menyekolahkan anak.

Selain menggambarkan permasalahan masyarakat, melalui lirik lagu pop

Batak Toba, banyak dijumpai kebijaksanaan untuk menghormati orangtua, sabar

menghadapi hidup, mengingatkan anak untuk selalu berdoa, pandai menjaga sikap,

menjadi panutan buat adik-adiknya. Dampak positif lainnya dari maraknya lagu-lagu

pop Batak Toba tentu saja lahirnya kreatifitas untuk menghasilkan karya yang lebih

baik karena musik Batak Toba telah menjadi salah satu sektor seni industri kecil.

Dalam perilaku fisik, lapisan penggemar lagu pop Batak Toba tidak

menunjukkan gejala yang khusus. Berdasarkan perbincangan dengan tamu yang

121

Universitas Sumatera Utara


hadir di pesta pernikahan, diperoleh fakta bahwa musik dan lagu Batak Toba tidak

mengakibatkan perilaku tertentu. Masyarakat yang tinggal di kota Medan, lagu

Batak Toba menjadi warna musik pilihan. Akan tetapi dalam kehidupan sehari-hari

apa yang didengar dari lirik lagu tidak begitu berpengaruh ke dalam jiwa dan

perilaku sosialnya. Memang banyak lirik lagu Batak Toba yang mampu

mempengaruhi suasana hati dan perasaan mereka, akan tetapi setelah lagu tersebut

selesai dinyanyikan, situasi yang mengharukan tersebut berakhir pula.

Secara konkrit, tidak diperoleh fakta bahwa lagu pop Batak Toba

mempengaruhi perilaku penggemarnya. Adapun sikap spontan yang terjadi pada saat

musik dimainkan dapat dikatakan sebagai pengaruh seketika seperti joget dengan

berbagai gaya. Tak ada ciri khas penggemar musik Batak Toba, semua kalangan bisa

menjadi penggemar musik ini. Berbeda dengan musik lain, yang memiliki

penggemar dengan ciri khas tertentu.

Sisi lain yang patut disimak dari perkembangan musik dan lagu pop Batak

Toba ialah kebangkitan musik Batak Toba yang pada awalnya disebut “musik

kampungan” diaransemen ulang bergenre worldmusic oleh Vicky Sianipar. Karya

yang dihasilkan tak hanya melestarikan budaya Batak yang sudah mulai terkikis dan

tak menarik lagi di kalangan anak muda tetapi juga karya Vicky juga sudah

menembus pasar nasional yang sudah menjangkau seluruh daerah Indonesia bahkan

ke taraf internasional 39.

Bagi kalangan masyarakat berduit, mewabahnya musik pop Batak Toba

ternyata dapat menjadikan khasanah budaya yang satu ini untuk kepentingan bisnis.

Diantaranya adalah menjmurnya industri rekaman musik Batak Toba, cafe Batak,

film bertemakan budaya Batak bahkan pencarian bakat seperti “Toba Idol” dan

39
Vicky Sianipar Satu Dekade Berkarya, TobaDream, hal 8-16 Agustus 2012

122

Universitas Sumatera Utara


lomba cipta lagu Batak. Semuanya bak jamur tumbuh subur di musim penghujan

yang menghasilkan keuntungan yang tidak sedikit. Dari sudut sumber daya manusia

(SDM) semua kegiatan yang bermerek Batak banyak menyerap tenaga untuk

mengerjakannya. Kini, musik dan lagu pop Batak Toba telah membuktikan

pengaruhnya yang besar. Banyak masyarakat yang semula malu menjadi Batak kini

sedikit demi sedikit menghapus anggapan tersebut.

Di atas telah dibahas mengenai dampak positif dari musik dan lagu pop Batak

Toba, maka pada bagian ini penulis akan kemukakan sejauh mana pengaruh negatif

lagu-lagu tersebut terhadap perilaku masyarakat Batak Toba. Berdasarkan hasil

pengamatan maupun data yang diperoleh melalui penelurusan internet, diperoleh

kenyataan bahwa musik dan lagu pop Batak Toba sekarang mengalami penurunan di

banding tahun 60-70 an 40. Lagu-lagu sekarang yang diciptakan sekarang

kebanyakan berkisar pada persoalan percintaan. Tidak seperti lagu zaman dahulu,

penciptaan lagu untuk memberikan semangat. Misalnya lagu perjuangan diciptakan

untuk membangkitkan sifat nasionalis dan semangat berjuang melawan penjajah.

Dan tahun 70-an yang kebanyakan menciptakan lagu tentang anak yang banyak

bercerita kerja keras orangtua demi menyekolahkan anak. Di zaman sekarang para

musisi Batak takut melakukan eksperimen untuk melakukan perubahan sehingga

musik Batak seolah jalan ditempat, tidak ada perubahan. Penulis tidak hanya

melakukan wawancara tapi juga melakukan studi pustaka dari majalah Batak,

penulis mendapatkan informasi bahwa faktor lain penyebab tidak adanya

perkembangan musik Batak adalah kurangnya perhatian untuk melestarikan budaya

Batak 41.

40
https://groups.yahoo.com/neo/groups/gbkp/conversations/messages/4360 (akses 23 Oktober 2014)
http://roysianipar.wordpress.com/sianipar-clans-is-one-of-the-out-standing-from-all-batak-marga-in-
indonesiaout-spokenand-conservativeofcourse-notachieveryes/ (akses 23 Oktober 2014)
41
“Batak keren,” TobaDream, edisi Agustus 2012 hal 8

123

Universitas Sumatera Utara


Demikian juga pencipta lagu sudah terkesan asal-asalan menciptakan sebuah

karya, ditambah dengan artis Batak yang merasa cepat puas sebab tujuan utama

mendambakan rekaman dan bisa bermain di cafe-cafe pinggiran tanpa memerlukan

latihan dan ritme. Tahun 60-an pencipta lagu menciptakan lagu yang berbobot,

mampu mendunia dan bertahan hingga sekarang. Mencipta lagu dengan penuh

penghayatan, pemilihan kata yang puitis sehingga orang yang mendengarnya mampu

merasuk sukmanya. Hanya dengan iringan gitar biasa saja banyak penyayi Batak

yang melanglang buana ke berbagai penjuru negeri. Berbeda dengan sekarang,

penciptaan lagu yang “cepat saji” dan penggunaan billingual bahasa yang membuat

karya yang dihasilkan hanya bertahan sebentar. Pada gilirannya, masyarakat

disuguhi berbagai karya yang kurang bermutu.

PENUTUP

Berdasarkan pada uraian di atas maka dapat disimpulkan, tema dari lirik lagu

populer Batak Toba menjelaskan tentang hubungan anak dengan orangtua

merupakan hubungan yang sangat erat, berkaitan antara satu dengan yang lain,

memiliki ikatan emosi yang kuat antara anak dan orangtua. Semua nilai-nilai yang

telah dipaparkan diatas, arahan outputnya adalah untuk mengejar hamoraon,

hagabeon, hasangapon. Semua tindakan masyarakat Batak Toba diarahkan untuk

mendapatkan 3H tersebut.

124

Universitas Sumatera Utara


BAB V

PENUTUP

5.1. KESIMPULAN

Setelah diuraikan pada pembahasan diatas maka pada bab V ini penulis akan

menyimpulkan hasil penelitian yang penulis lakukan. Kesimpulan ini dibuat untuk

menjawab dua pokok permasalahan yang ada pada bab I yaitu: (a) Apa saja ekspresi

nilai-nilai budaya dalam lirik lagu populer Batak Toba dengan penekanan pada

hubungan anak dengan orangtua? Kemudian dilanjutkan dengan pokok permasalahan

yang kedua yaitu: (b) apa fungsi lagu-lagu populer Batak Toba terhadap perilaku

sosial masyarakat Batak Toba.

Ekspresi-ekspresi nilai budaya yang terdapat dalam lirik lagu populer Batak

Toba sangatlah beragam. Dalam tulisan ini, penulis mengidentifikasi ada tujuh nilai

budaya yang terdapat dalam lagu-lagu populer Batak Toba. Nilai yang pertama

adalah nilai pendidikan, nilai ini sangat penting bagi masyarakat Batak Toba.

Masyarakat Batak Toba percaya bahwa melalui pendidikan adalah salah satu jalan

untuk mencapai cita-cita tertinggi kehidupan orang Toba. Orangtua akan bersusah

payah mencari uang agar bisa menyekolahkan anaknya hingga ke tingkat yang lebih

tinggi. Melalui pendidikan orangtua berharap anaknya bisa sukses dalam

pekerjaannya, dengan itu berharap sejalan dengan adanya materi yang didapat dari

pekerjaan.

Nilai yang kedua adalah nilai ekonomi. Dengan memiliki anak, orangtua akan

memperoleh hal-hal yang menguntungkan. Selain kehadiran anak untuk meberikan

rasa nyaman terhadap orangtua, kehadiran anak juga dirasakan manfaatnya jika si

orangtua sudah dalam lanjut usia (lansia). Orangtua yang sudah lansia tentunya tidak

memiliki kekuatan yang sama saat masih usia produktif. Orangtua mengharapkan si

125

Universitas Sumatera Utara


anak bertanggungjawab untuk memperhatikan, mengurus, dan merawat orangtuanya

apabila orangtuanya sudah tua dan tidak mampu lagi mengurus diri sendirinya.

Nilai berikutnya adalah nilai psikologis. Nilai ini menjadi motivasi bagi

masyarakat Batak Toba untuk mengejar kemajuan. Keadaan yang susah tidak

membuat semangat untuk mengejar cita-cita tertinggi masyarakat Batak Toba yaitu

3H tidaklah pudar. Sifat pekerja keras dan berani menghadapi tantangan hidup

merupakan sikap yang harus dipilih masyarakat. Orangtua akan bekerja keras

mencari uang demi bisa menyekolahkan anak. Si anak akan bekerja keras untuk

memanfaatkan kesempatan bisa bersekolah dan tidak menyianyiakan kerja keras

orangtua. Semua ini dilakukan untuk mengejar kemajuan.

Nilai yang keempat adalah nilai religius. Masyarakat Batak Toba percaya

bahwa mereka mengimani doa tersebut. Tidak hanya dalam prakteknya saja, tetapi

doa sudah diekspresikan ke dalam bentuk lagu. Orangtua Batak Toba selalu

mendoakan anaknya, agar anaknya selalu sehat, jauh dari segala kejahatan, diberi

berkat oleh Tuhan. Si anak juga dalam lagu Batak Toba sering diekspresikan sebagai

anak yang selalu minta didoakan oleh orangtuanya. Masyarakat Batak Toba

menjadikan doa sebagai kekuatan hidup.

Masyarakat Batak Toba juga sangat mengapresiasi nilai budaya yang mereka

miliki yaitu nilai umpasa. Umpasa berisikan rangkaian kata-kata kiasan yang diikuti

kata tujuan kalimat dengan maksud untuk menasehati, memperingatkan,

mengarahkan, membimbing seseorang dan meminta berkat. Di dalam lagu Batak

Toba, umpasa juga diekspresikan melalui lirik-lirik lagu.

Nilai yang berikutnya adalah nilai yang terdapat dalam ungkapan metafora.

Metafora sendiri memberikan arti yang berbeda dari arti yang sebenarnya.

Ungkapan-ungkapan metafora yang digunakan oleh masyarakat Batak Toba

126

Universitas Sumatera Utara


mengandung nilai-nilai humanis yang sangat efektif untuk mengekspresikan diri,

mengungkapkan makna kebenaran, kebaikan, solidaritas dan sebagainya.

Hagabeon merupakan salah satu cita-cita yang harus dicapai oleh masyarakat

Batak Toba, dan nilai inilah yang menjadi nilai terakhir yang dapat penulis

identifikasi. Hagabeon diartikan memiliki keturunan. Penting bagi masyarakat Batak

Toba untuk memiliki keturunan dan keturunan bagi orang Toba merupakan

kebahagiaan yang tak ternilai bagi orangtua dan keluarga. Hagabeon tidak terjadi

begitu saja, hagabeon didapat melalui jalan pernikahan yang tujuannya secara

biologis untuk mendapatkan keturunan.

5.2. SARAN

1. Hendaknya penelitian selanjutnya terhadap musik Batak Toba terus

ditingkatkan ke pengkajian yang lebih mendalam. Karena disamping bisa

mengambil manfaat dari penelitian tersebut, penelitian itu juga bisa

menjadi masukan bagi penelitian musik lainnya sehingga bisa saling

melengkapi antara satu dengan yang lain.

2. Pemerintah hendaknya juga memberikan perhatian yang lebih lagi

terhadap nasib kebudayaan tradisional dalam hal ini berupa penghargaan-

penghargaan, mempromosikan kebudayaan Indonesia ke mata dunia. Bila

perlu mendaftarkan hak paten kebudayaan tradisional tersebut supaya tidak

terulang lagi kasus yang lama, kebudayaan Indonesia diklaim negara lain

sebagai kebudayaannya.

3. Masyarakat khususnya orang Toba diharapkan lebih baik lagi dalam

melestarikan kebudayaan Batak Toba. Mencintai musik Batak dan

127

Universitas Sumatera Utara


memakai bahasa Batak salah satu contoh kecil dalam melestarikan budaya

Batak tanpa harus takut dikatakan “kampungan”.

128

Universitas Sumatera Utara


BAB II

LATAR BELAKANG SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT BATAK

TOBA

Bab ini akan membahas tentang latar belakang sosial budaya masyarakat

Batak Toba secara umum dan secara spesifik pada masyarakat Batak Toba di kota

Medan. Uraian dimaksud akan penulis mulai dengan deskripsi geografis Tanah

Batak di Sumatera Utara. Dalam konteks ini juga penulis akan menjelaskan deskripsi

geografis kota Medan sebagai daerah tujuan migrasi orang Batak. Pada bagian ini

penulis memfokuskan sejarah/latarbelakang kedatangan orang Toba ke kota Medan.

Selanjutnya penulis akan menguraikan tentang sistem kepercayaan tradisi leluhur

Toba, kepercayaan masyarakat Batak Toba yang mengalami perkembangan dengan

masuknya pengaruh Barat yang mengubah cara berpikir masyarakat terhadap

pendidikan menjadi berubah. Bagian akhir bab ini akan menguraikan konsep budaya

masyarakat Batak Toba. Konsep budaya yang dimaksud disini adalah konsep

kebudayaan yang penting dan sangat mendasar yang berhubungan dengan kehidupan

sosial sehari-hari, antara lain: adat, marga, dalihan na tolu, pardongansaripeon

(perkawinan) dalam masyarakat Batak Toba, dan bagaimana sistem pewarisan

(tading-tading) dalam masyarakat tersebut.

2.1. GAMBARAN UMUM WILAYAH BATAK TOBA

Tanah Batak merupakan tempat pemukiman orang Batak (halak Batak).

Sebutan Tanah Batak menunjukkan wilayah yang didiami masyarakat ini dikenal

dalam bahasa Batak Toba dengan “Tano Batak” yang artinya Tanah Batak. Tanah

Batak meliputi daerah Danau Toba, Pulau Samosir, daerah Silindung, Humbang,

Toba Hasundutan, dan Habinsaran (Hutajulu dan Harahap, 2005:2). Wilayah ini

36

Universitas Sumatera Utara


luasnya lebih kurang 10.000 km2 dan berada pada ketinggian 700-2.300 m di atas

wilayah ini luasnya lebih kurang 10.000 km2 dan berada pada ketinggian 700-2.300

meter di atas permukaan laut 17.

Pembagian wilayah Toba pada masa penjajahan Belanda, pemerintah Belanda

membentuk Karesidenan (istilah untuk pembagian wilayah administratif Hindia

Belanda) Tapanuli pada tahun 1910. Keresidenan Tapanuli terbagi atas 4 (empat)

wilayah yang disebut afdeling dan saat ini dikenal dengan kabupaten atau kota, yaitu:

• Afdeling Padang Sidempuan, yang sekarang menjadi Kabupaten Tapanuli

Selatan, Kabupaten Mandailing Natal, Kabupaten Padang Lawas, Kabupaten

Padang Lawas Utara, dan Kota Padang Sidempuan.

• Afdeling Nias, yang sekarang menjadi Kabupaten Nias dan Kabupaten Nias

Selatan.

• Afdeling Sibolga dan Ommnenlanden, yang sekarang menjadi Kabupaten

Tapanuli Tengah dan Kota Sibolga.

• Afdeling Bataklanden, yang sekarang menjadi Kabupaten Tapanuli Utara,

Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten Toba Samosir, Kabupaten

Samosir, Kabupaten Dairi, dan Kabupaten Pakpak Bharat.

Sebagian besar orang Toba mendiami daerah pegunungan Sumatera Utara,

mulai dari perbatasan Daerah Istimewa Aceh di utara sampai ke perbatasan dengan

Riau dan Sumatera Barat di sebelah selatan. Wilayah Toba terletak antara 1°30’-2°

4’Lintang Utara dan 98°-100° Bujur Timur di punggung Bukit Barisan dengan

ketinggian 906-1500 m dpl (diatas permukaan air laut) dengan sejumlah dataran

17
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32722/4/Chapter%20II.pdf. (akses 28 April 2014)

37

Universitas Sumatera Utara


tinggi dan gunung-gunung yang tinggi berkisar antara 1500-2000m dan beriklim sejuk

(20°C) (Situmorang, 1993:28).

Wilayah Toba berbatasan dengan

• Utara berbatasan dengan kabupaten Dairi dan Kabupaten Karo

• Timur berbatasan dengan Simalungun

• Selatan berbatasan dengan Tapanuli Selatan

• Barat berbatasan dengan Tapanuli Tengah.

Daerah Toba, komoditi utamanya dihasilkan dari sektor pertanian, sektor ini

merupakan sektor yang besar potensinya dikembangkan. Sektor ini juga tulang

punggung perekonomian daerah sebagai penghasil nilai tambah, devisa dan penyedia

lapangan kerja kepada penduduknya. Mengingat sebagian besar penduduk Toba

menggantungkan hidupnya dari sektor pertanian. Daerah Toba mempunyai potensi

sumber daya alam, sumber daya manusia yang saling melengkapi untuk

pengembangan pada sektor ini. Produk yang dihasilkan berupa kopi, jagung, sayur-

mayur, buah-buahan.

Dewasa ini pembangunan di daerah Toba sudah banyak kemajuan.

Infrastruktur sudah baik melalui pembangunan di berbagai sektor, sehingga roda

perekonomian di tanah Batak membaik. Salah satunya adalah pembangunan bandara

silangit yang memudahkan akses ke daerah Toba melalui jalur udara. Sekolah-sekolah

mulai dibangun, pembangunan sarana pelayanan kesehatan yang memadai dan

berbagai pembangunan di sektor yang lainnya.

38

Universitas Sumatera Utara


Gambar 1

Peta daerah pembagian suku bangsa di Sumatera Utara

Sumber:http://webapps.lsa.umich.edu/umma/exhibits/Batak2009/batak.html (akses 04 September

2014)

2.2. GAMBARAN UMUM WILAYAH dan MIGRASI BATAK TOBA ke KOTA

MEDAN

Kota Medan adalah ibu kota provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Kota ini

merupakan kota terbesar di Pulau Sumatera. Medan didirikan oleh Guru Patimpus

Sembiring Pelawi pada tahun 1590. Secara geografis, wilayah kota Medan berada

antara 3”30’ – 3”43’ LU dan 98”35’ – 98”44’ BT dengan luas wilayah 265,10 km 18.

Kota Medan dikelilingi oleh Kabupaten Deli Serdang, sebelah selatan, timur, barat

kota Medan. Di sebelah utara berbatasan dengan Selat Malaka.

Kota Medan dihuni oleh beberapa etnik yang sebagian adalah penduduk asli

dan sebagian lagi adalah pendatang. Penduduk asli termasuk etnik Batak (Toba,

Simalungun, Karo, Pakpak, dan Mandailing), Nias, dan Melayu. Sementara itu

18
http://ciptakarya.pu.go.id/profil/profil/barat/sumut/medan.pdf. (akses 09 Agustus 2014)

39

Universitas Sumatera Utara


kelompok etnis pendatang antara lain, etnis Jawa, Cina, dan Tamil. Etnik Batak

sendiri merupakan etnik dengan jumlah penduduk yang relatif besar. Berikut jumlah

penduduk Sumatera Utara yang tersebar di berbagai wilayah di Sumatera Utara.

Orang Batak sendiri merupakan etnik dengan jumlah penduduk yang relatif besar,

sekitar 30% dari jumlah total penduduk Provinsi Sumatera Utara. Total pendudukan

Sumatera Utara yakni ± 3,672,443 jiwa. Tabel 1 berikut ini merupakan gambaran

penduduk yang ada di wilayah Sumatera Utara.

Tabel 1

Jumlah penduduk Sumatera Utara menurut Kab/Kota

No Kbptn/Kota Jml Pend. No Kbptn/Kota Jml Pend.

1 Nias 132.329 17 T.Tinggi 145 180

2 Mand. Natal 403.394 18 Medan 2 109 339

3 Tapsel 264 108 19 Binjai 246 010

4 Taput 278 897 20 Nias Selatan 289 876

5 Tapteng 310 962 21 Humbang 171 687

6 Tobasa 172 933 22 Pakpak Bharat 40 481

7 Labuhan Batu 414 417 23 Samosir 119 650

8 Asahan 667 563 24 Serdang Bedagai 592 922

9 Simalungun 818 104 25 Batu Bara 374 535

10 Dairi 269 848 26 Pdg. Lawas Utara 223 049

11 Karo 350 479 27 Padang Lawas 223 480

12 Deliserdang 1 789 243 28 Lab. Batu Utara 331 660

40

Universitas Sumatera Utara


13 Langkat 966 133 29 Lab. Batu Selatan 277 549

14 Sibolga 84 444 30 Nias Utara 127 530

15 Tanjung Balai 154 426 31 Nias Barat 81 461

16 P.siantar 234 885 32 Padang sidimpuan 191 554

Sumber: Sensus Penduduk 2010-Badan Pusat Statistik

Kota Medan adalah sebuah kota yang penduduknya terdiri dari berbagai sub

etnik dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda. Sebagai kota yang

heterogen, kota Medan adalah sebuah kota yang hidup dari segi ekonomi maupun

kultural. Orang Toba sudah mulai masuk ke kota ini sejak 1920-an walaupun dengan

jumlah yang sedikit. Migrasi besar-besaran terjadi pada tahun 1940-an.

Orang Batak Toba di kota Medan dewasa ini kendati bukan sebagai kultur

dominan tapi keberadaan (eksistensi) mereka sangat nyata di kota Medan. Saat ini

banyak terdapat gedung serbaguna yang hampir setiap akhir pekan selalu diisi oleh

kegiatan adat. Dimana kegiatan adat itu menampilkan berbagai kegiatan sosial,

interaksi antara satu orang dengan yang lain. Bahwa pesta adat itu, disamping

menjalankan norma adat warisan leluhur, juga merupakan wadah untuk bertemu

muka dengan sanak saudara. Hal ini yang memperpanjang atau memperlanggeng

hubungan kekerabatan orang Batak Toba.

Orang Batak Toba berusaha keras untuk dapat hidup bertahan (survive) di kota

Medan dengan cara meleburkan diri terhadap pola dan tatanan hidup pada

masyarakat pribumi pertama yang tinggal di kota Medan tetapi, hal yang dapat dilihat

adalah mereka tetap hidup berkelompok dengan membuat perkumpulan komunitas.

Ini sebagai reaksi menjaga, memelihara identitas, membentuk sarana interaksi sosial.

Mereka membentuk kesatuan-kesatuan hegemonis marga menurut garis keturunan,

41

Universitas Sumatera Utara


kelompok satu daerah asal (sahuta ) dari tingkat pemuda hingga jenjang ke keluarga

yang sudah menikah. Hubungan komunikasi diantara sesamanya dapat dipupuk terus

melalui kumpulan-kumpulan marga.

2.2.1. MIGRASI BATAK TOBA KE KOTA MEDAN

Pendidikan sudah masuk sekitar tahun 1860-an ke tanah Batak yang dibawa

oleh para misionaris kristen (RMG) 19. Ketika penyebaran agama kristen mengalami

perkembangan, umumnya dibarengi dengan pembukaan sekolah. Adanya kesatuan

antara sekolah dan gereja tidak terlepas dari keinginan orang Toba yang kuat untuk

bisa sekolah. Seperti Aritonang menjelaskan dalam bukunya:

“faktor penunjang utamanya adalah kesatuan gereja dengan

sekolah karena gereja yang bertumbuh itu merupakan Gereja

Rakyat, maka dalam ungkapan “kesatuan gereja dan sekolah” itu

terkandung pengertian bahwa rakyat memberi dukungan

sepenuhnya bagi sekolah karena dalam diri mereka tertanam rasa

memiliki atas sekolah-sekolah itu.” (Aritonang, 1988:31)

Sekolah yang diselenggarakan saat itu, masih setara SD/SMP. Orang yang

berkesempatan untuk melajutkan sekolah ke tingkat yang lebih tinggi, harus keluar

dari desa. Kemudian dari situlah mulai muncul konsep hamajuon (kemajuan),

konsep inilah yang mendorong orang Toba untuk mendapatkan pendidikan dan

mendorong orang Toba keluar dari desa. Mendorong mereka mendapatkan

19
Lihat aritonang (1988:6)

42

Universitas Sumatera Utara


pendidikan di luar kota untuk bisa mendapatkan pekerjaan melalui pendidikan yang

dimilikinya.

Dalam buku Migran Batak Toba di Luar Tapanuli Utara (1998: 1-273)

migrasi orang Toba sudah dimulai sejak tahun 1900-an keluar dari kampung

halamannya di Tapanuli dan kota Medan merupakan salah satu tujuan migrasi orang

Toba. Orang Toba melakukan migrasi ke daerah Simalungun, Pematang Siantar,

Dairi, Asahan, Labuhan Batu, Karo, Serdang, Medan dan kota lainnya. Semua daerah

tersebut didatangi oleh orang Toba untuk membuka perkampungan yang baru akibat

dari luas lahan persahawahan yang semakin sempit di Tapanuli. Sementara itu cita-

cita untuk selalu mengejar 3H (hamoraon, hagabeon, hasangapon) tidak pernah

padam dalam diri setiap orang Toba. Berbagai keterbatasan yang dihadapi di

Tapanuli mendorong orang Toba untuk meninggalkan kampung halamannya.

Di Medan sendiri, pada tahun 1905 sudah ada 14.250 jiwa penduduk Medan

termasuk orang Toba yang jumlahnya relatif kecil (Purba O.H.S, 1997:98). Sumber

yang sama menyebutkan pada tahun 1919 diperkirakan tidak kurang dari 200 orang

Batak Toba sudah tinggal di Medan yang terdiri dari para pemuda dan yang sudah

berkeluarga. Pada sumber lain disebutkan dalam tahun 1930, hanya ada 820 orang

Batak Toba di kota Medan, tetapi dalam 1981 terdapat 182.686 orang Batak Toba.

Secara kuantitatif populasi Batak Toba meningkat 222 kali lipat (Pelly, 1994:84).

Orang Toba yang melakukan migrasi ke daerah Medan awalnya untuk mencari

pekerjaan di daerah perkebunan di Langkat, dan Deli Serdang. Di tahun berikutnya,

orang Toba yang datang ke Medan bukan hanya untuk mencari pekerjaan tetapi juga

untuk melanjutkan pendidikan. Dan pada tahun 1940-an merupakan timing-nya orang

Toba keluar dari desa.

43

Universitas Sumatera Utara


2.3. KEPERCAYAAN DAN AGAMA

2.3.1. KEPERCAYAAN

Kepercayaan yang dianut oleh masyarakat tradisional Batak Toba adalah

kepercayaan yang mengakar pada tradisi leluhur. Dengan kata lain, sebelum

kedatangan missionaris Kristen yang berasal dari Jerman di bawah institusi

Rheinische Mission Gesellfschaft (RMG), orang Batak Toba percaya terhadap

Mulajadi Na Bolon sebagai dewa tertinggi mereka, pencipta 3 (tiga) dunia: dunia atas

(banua ginjang), dunia tengah (banua tonga) dan dunia bawah (banua toru). Sebagai

Debata Mulajadi Na Bolon, ia tinggal di langit dan merupakan maha pencipta 20.

Sianturi (2003:22) lebih menjelaskan lagi, wujud pancaran kekuasaannya

Mulajadi Na Bolon adalah Debata Na Tolu yaitu Batara Guru dengan wujud

kebijakan (hahomion) lambang warna hitam, kesucian (habonaron) disebut Debata

Sori dengan lambang warna putih, Debata Balabulan sumber kekuatan (hagogoon)

lambang merah.

2.3.2. AGAMA

Masuknya kekristenan memberikan paradigma berpikir yang baru kepada

masyarakat Batak Toba. Kedatangan para misionaris kristen ke tanah Batak

memberikan nuansa baru. Para misionaris tersebut banyak mengalami tantangan.

Sebagai jalan alternatif, para misionaris melakukan pendekatan budaya, misalnya

dengan mendirikan Rumah Sakit dan pendidikan formal (sekolah). Melalui ini

masyarakat Batak Toba mulai tertarik dengan kegiatan para misionaris dan mengikuti

pendidikan formal. Pendidikan yang dibawa para misionaris membawa perubahan

sosial budaya dan pandangan masyarakat tentang pendidikan secara universal.

20
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32722/4/Chapter%20II.pdf (akses 10 juli 2014)

44

Universitas Sumatera Utara


Lumbantobing dalam bukunya (Makna Wibawa Jabatan Dalam Gereja Batak)

menjelaskan dengan detail tentang masuknya agama kristen di Tanah Batak. Kristen

datang melalui misionaris dari Eropa yang mengirimkan tiga pemberita injil yaitu

Richard Burton, Nathaniel Ward dan Evans penyebar pertama yang datang membawa

agama Kristen ke Tanah Batak. Mereka bertiga sengaja diutus gereja baptis Inggris

sebagai penginjil ke Indonesia khususnya ke Tanah Batak, Sumatera (Lumbantobing,

1996:65).

Setibanya mereka di Bengkulu pada Tahun 1820, Burton ditempatkan di

Sibolga, Evans bertugas di Padang, sedangkan Ward di Bengkulu. Namun setelah 4

Tahun menginjil disana, mereka bertiga mengalihkan penginjilan ke arah Tanah

Batak, karena diketahui daerah tersebut sebagaian besar penduduknya masih kafir

atau belum memiliki agama.

Holland mengirim Van Asselt untuk bekerja sebagai penginjil di sumatera.

Dia tiba di Padang pada bulan Desember 1856, Gubernur Sumatera Barat

mempekerjakannya sebagai pengawas produksi perkebunan kopi milik pemerintah

Belanda di Angkola sekaligus untuk misi penginjilannya. Setibanya di Sipirok

kawasan Angkola, dia menunaikan tugas penginjilan. Inilah usaha pertama kali yang

berhasil dilakukan di Tanah Batak. Dengan berbagai usaha dia berhasil membaptis

Jakobus Tampubolon dan Simon Siregar sebagai orang pertama masuk agama Kristen

di Sipirok bahkan diseluruh kawasan Tanah Batak.

Pekabaran injil (PI) yang paling kuat dan membuahkan hasil adalah usaha

yang dilakukan Ludwiq Ingwer Nommensen. Dia adalah pendeta yang diutus

Rheinische Mision Gesellschaft (RMG) suatu organisasi misionaris Jerman di kota

Bremen. Ia tiba dikota Padang pada tanggal 14 Mei 1862 setelah menempuh

perjalanan selama 142 hari dengan kapal Laut. Rencana awal dimulai dari Sipirok

45

Universitas Sumatera Utara


dengan misi ke Barus. Pengijilan tersebut terus berkesinambungan hingga ke daerah

Batak Toba, Silindung, Tukka, Bungabondar, Simangambat, Huta Banjar, Sigotom.

Pekerjaan Nommensen untuk mengabarkan injil di tanah Batak sangatlah sulit,

dia harus mengalami banyak penolakan, menghadapi ancaman pencobaan

pembunuhan dan hinaan. Diperlakukan begitu tidak membuat Nommensen menyerah,

tetapi bersikap tetap ramah dan lemah lembut. Menurut Nommensen benteng

keberhalaan 21 Batak yang kukuh tidak dapat ditaklukkan dengan kekerasan. Tetapi

harus dengan kesabaran, kesopanan, kerendahan hati dan kasih sayang secara tulus.

Dengan cara tersebut, Nommensen berharap pertahanan tersebut dapat diruntuhkan.

Melihat sikap Nommensen yang tetap baik akhirnya ada beberapa orang yang

takluk dan hormat padanya. Nommensen mulai membuka pelajaran katekisasi 22 yang

pertama. Awalnya muridnya hanya beberapa orang lama kelamaan bertambah banyak

setelah sekolah itu banyak tersiar tentang keberadaannya. Berikutnya, para penganut

agama suku berbondong-bondong minta diterima sebagai jemaat. Mereka berbalik

menyatakan bahwa melalui pendidikannya mereka mendapat sahala 23. Menurut

perhitungan mereka melalui pendidikan akan mendapat kesempatan bekerja yang

memberikan upah besar, kuasa dan kehormatan. Hal ini sesuai dengan cita-cita

masyarakat Batak Toba hamoraon, hagabeon, dan hasangapon (3H).

Timbulnya doktrin terhadap pendidikan meyakini orang Toba bahwa melalui

pendidikan, ambisi dan cita-cita dapat terwujud yang bermuara para cita-cita orang

Toba yaitu 3H. Hal ini memotivasi para orangtua untuk menyekolahkan anak-anaknya

21
Benteng keberhalaan yang penulis maksud adalah sesuatu yang dipakai masyarakat Batak Toba
untuk mempertahankan/membentengi diri dari pengaruh luar
22
Katekisasi adalah kegiatan pengajaran dan bimbingan iman tentang iman kristen yang dilakukan
oleh gereja, diberikan kepada orang-orang sebelum mereka diterima jadi orang Kristen. Martin Luther,
Katekismus Besar (Jakarta:bpk Gunung Mulia, 2001)
23
Sahala adalah kemuliaan, kharisma, hikmat, kewibawaan, kebesaran otoritas, penuh kesaktian.
Setiap orang memilikinya, tetapi tidak sama besarnya untuk semua orang
http://haposanbakara.blogspot.com/2012/02/sahala.html (akses 09 Agustus 2014)

46

Universitas Sumatera Utara


setinggi-tingginya. Kebanyakan anak yang mengecap pendidikan menyebar ke daerah

lain untuk mendapatkan peluang pekerjaan yang lebih baik. Pandangan masyarakat

terhadap kekayaan juga mengalami perubahan, yang tadinya kekayaan diukur dari

materi berubah menjadi diukur dari keberhasilan anak juga. Keberhasilan anak

menjadi kekayaan yang berorientasi kepada penghargaan moralitas kepada orangtua.

Masuknya injil ke tanah Batak juga mengubah paradigma berpikir masyarakat

Batak Toba. Sadar atau tidak sadar para misionaris telah menjadi wakil budaya

bangsanya. Merekalah yang memperkenalkan dan memasukkan unsur-unsur budaya

Barat ke dalam tata kehidupan masyarakat Batak Toba tanpa lebih jauh menyadari

atau memikirkan akibatnya. Misalnya membangun rumah gereja menurut gaya

Jerman, yang berbeda dengan gaya bangunan Batak dengan atapnya yang indah

melengkung. Juga kebiasaan menempatkan lonceng di menara gereja, alat

kelengkapan gereja Jerman, dijadikan juga sebagai persyaratan untuk gereja Batak

(Lumbantobing, 1996: 78)

Purba dalam artikelnya “Gereja dan Adat: Kasus Gondang Sabangunan Dan

Tortor” sejak peradaban Barat masuk ke tanah Batak sudah banyak terjadi perubahan

dalam tata-laksana adat, sehingga banyak ketentuan adat lama yang dihilangkan atau

jadi kurang dihargai. Salah satu dampaknya adalah berubahnya konsepsi atau

pemahaman masyarakat Batak Toba tentang tradisi gondang sabangunan, tortor dan

adat. Tradisi tersebut mengalami proses pendekontekstualisasi (melepaskan tradisi

secara sistematis dari praktek adat dan kepercayaan pra-Kristen), dan

perekontekstualisasi (memberikan fungsi dan konteks baru pada tradisi tersebut)24

tetapi untuk masa selanjutnya sikap masyarakat Batak Toba mulai terbuka dalam

24
Mauly Purba, “Gereja dan Adat: Kasus Gondang Sabangunan Dan Tortor,” Jurnal Antropologi
Indonesia, No. 62 (Mei-Agustus, 2000), hal 25-41.

47

Universitas Sumatera Utara


menerima agama baru (diluar kekristenan). Hal ini merupakan paduan antara

keinginan untuk merubah hidup dan gigihnya pekerjaan para zending.

2.4. Adat

Adat selalu menjadi isu sosial yang selalu diperbincangkan baik para

akademia, dan orang biasa, semua memahami dengan makna yang berbeda-beda. Ada

yang mendefenisikan sebagai norma dan hukum agama yang menjaga hubungan

antara tuhan, manusia, nenek moyang dan keturunan mereka, yang lain menyebutkan

adat sebagai sistem yang sengaja dibuat untuk menjaga keseimbangan dari kekuatan

roh lain dan melindungi manusia antara satu dengan yang lain. Antropolog, Bruner,

mengamati bahwa adat tidak hanya mencakup hukum perkawinan, warisan, dan harta

benda tetapi juga kemelut kehidupan. Adat adalah rangkaian atau tatanan norma-

norma sosial dan religius yang mengatur kehidupan sosial, hubungan manusia dengan

leluhurnya, hubungan vertikal kepada sang Pencipta, serta pelaksanaan upacara-

upacara ritual keagamaan 25.

Adat adalah sistem sosial yang terus berubah, prinsip-prinsip etika dan dan

praktek-praktek agama yang mengatur kehidupan sosial dan keagamaan masyarakat.

Termasuk mengatur dalam hal pengolahan lahan, pengelolaan pertanian dan irigasi,

sistem pewarisan dan sistem perkawinan. Dalam hal etika sosial adat mengarahkan

masyarakat untuk bersikap yang lebih baik lagi terhadap saudara kerabat dan

lingkungan sekitar 26. Hal ini berhubungan dengan sistem kekerabatan, adat sebagai

penanda identitas, gaya hidup yang dilakukan di berbagai upacara adat Batak Toba.

25
Mauly Purba, “Results Of Contact Between The Toba Batak People, German Missionaries, And
Dutch Government Officials: Musical And Social Change,” Jurnal Etnomusikologi, No 2 (September, 2005), hal
118-143)
26
Ibid

48

Universitas Sumatera Utara


Ketika adat dipraktekkan di perayaan-perayaan, itu disebut ulaon adat atau

pesta adat. Namun, istilah pesta adat tidak harus bingung dengan hukum adat yang

mengontrol sehari-hari kehidupan sosial. Pesta adat adalah kegiatan sosial khas resmi

diatur oleh hukum adat. Adat juga bersifat exclusive yang maksudnya adalah sesuatu

yang resmi, sesuatu sangat terorganisir dan terstruktur, bagian dari kehidupan sosial,

tetapi tidak terjadi setiap hari. Pesta adat memiliki fungsi tertentu, seperti untuk

merayakan hari pernikahan, untuk menyambut bayi yang baru lahir, untuk merayakan

pemakaman, untuk mulai mendirikan sebuah desa baru atau rumah, untuk merayakan

pindah ke rumah baru, untuk merayakan musim padi, untuk merayakan panen, atau

hanya untuk ibadah roh leluhur, dewa, dan kekuatan supranatural lainnya.

2.5. SISTEM KEKERABATAN

Tata cara kehidupan masyarakat Batak Toba secara tradisional diatur dalam

sebuah sistem sosial kemasyarakatan yang disebut dalihan na tolu. Dalihan na tolu

secara harfiah mengandung arti “tiga tungku”. Di atas ketiga tungku itulah tatanan

sosial masyarakat disandarkan. Konsep dasar dalihan na tolu, tingkat tertinggi yang

dihayati sebagai sistem kognitif yang memberikan pedoman bagi orientasi nilai setiap

orang batak. Bidang Sosial-dalihan na tolu adalah pengetahuan kolektif yang

menetukan perspektif dan defenisi terhadap realiatas. Kebudayaan-dalihan na tolu

adalah potensi yang bisa didayagunakan untuk mengetahui memahami mengambil

sikap terhadap apa yang dipahami dan diketahui itu. Dalihan na tolu adalah sistem

nilai sekaligus sebagai sistem aturan mengenai nilai-nilai tersebut. Sebagai sistem,

yang betumpu pada tiga aktor ini menanamkan kepribadian yang mandiri dan sangat

menghargai keterbukaan (Dalimunthe, 1995: 15).

49

Universitas Sumatera Utara


Prinsip dalihan na tolu merupakan akar kuat dalam bermasyarakat dan

berinteraksi dengan keluarga yang menjadi ciri khas spesifik masyarakat Batak yang

tidak dimiliki oleh suku bangsa lain. Prinsip itu juga diterapkan dalam kehidupan

sehari hari. Komunitas Batak yang ada di Brisbane Austaralia juga mengangap bahwa

mereka adalah satu keluarga sehingga sudah layaknya saling menghormati, dan saling

mendukung di negeri orang. Pertemuan-pertemuan, saling berkomunikasi dan

beribadah merupakan salah satu kunci untuk dapat bertahan di negeri orang 27.

Dalihan na tolu merupakan sebuah sistem hubungan sosial yang berlandaskan

pada tiga pilar dasar kemasyarakatan, yaitu: hula-hula (pihak keluarga pemberi istri),

boru (pihak keluarga penerima istri), dan dongan tubu (sesama saudara lelaki dari

rahim ibu yang sama).

Bagi masyarakat Batak Toba, hula-hula dianggap memiliki status yang tinggi,

baik dilihat dari cara bagaimana kelompok Batak Toba ditempatkan secara sosial

maupun dilihat dari cara penghormatan yang diberikan oleh kedua unsur kedua

dalihan na tolu. Orang Batak Toba juga memberikan sebutan kepada hula-hula, yaitu

debata na tarida yang artinya “tuhan yang tampak”. Pandangan ini merupakan

cerminan sikap bagaimana orang Batak menghormati hula-hulanya. Hula-hula ini

dianggap sebagai pemberi berkat dan ditempatkan pada posisi yang lebih tinggi.

Tingginya penghormatan terhadap hula-hula ini juga dapat dilihat dalam kehidupan

berkeluarga, interaksi sosial masyarakat ataupun dalam pelaksanaan upacara adat.

Masyarakat Batak Toba juga melihat bagaimana pentingnya hubungan sesama

marga sebagai saudara yang berasal dari keturunan yang sama. Begitu juga dengan

boru merupakan hal yang penting bagi masyarakat Batak Toba. Boru dianggap pihak

27
“Dalihan natolu, tetap berkilau di Brisbane,” Tapian edisi juni 2009, hal 18

50

Universitas Sumatera Utara


yang selalu berperan di dalam keberlangsungan berbagai pekerjaan. Tanpa kehadiran

boru, suatu upacara adat tidak akan dapat dilaksanakan. Kendatipun demikian, boru

juga merupakan pihak yang harus diberi perhatian, dilindungi dan dijaga perasaannya.

2.5.1. Hula-hula

Kedudukan pemberi anak hula-hula dianggap sebagai pemberi kehidupan dan

penyalur berkat, karena itu harus dihormati. Hula-hula disebut juga parrajaon, artinya

dirajakan, dan mereka sangat dihormati oleh borunya. Rasa hormat terhadap hula-

hula tercermin dalam falsafah dalihan na tolu, bahwa somba marhula-hula artinya

seseorang yang mempunyai hula-hula harus hormat dan patuh kepada hula-hula

walaupun kedudukannya dari segi jabatan dan kepangkatan di luar adat lebih tinggi,

namun tetap harus menghormati hula-hulanya . Penghormatan terhadap hula-hula itu

karena mereka dianggap sebagai tempat meminta berkat yang disebut pasu-pasu,

sehingga hula-hula dalam masyarakat Batak Toba dianalogikan sebagai perwujudan

“tuhan yang kelihatan”.

Tidak jarang kita lihat boru pergi mengunjungi hula-hula yang tujuannya

untuk menerima berkat dari Tuhan melalui doa dari pihak hula-hula . Keadaan ini

seolah-olah memberi gambaran bahwa berkat atau pasu-pasu akan tercapai apabila

hula-hula mendoakan borunya. Fungsi hula-hula dalam kehidupan masyarakat Batak

Toba dapat dirinci atas 3 (tiga) bagian, yaitu 28:

 Dalam suatu musyawarah dan mufakat untuk sebuah rencana, hula-hula

adalah sebagai tempat meminta nasihat dan bantuan moral agar terlaksananya

suatu upacara adat.

28
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32722/4/Chapter%20II.pdf. (akses 04 September
2014)

51

Universitas Sumatera Utara


 Pada saat upacara adat berlangsung, hula-hula bertugas memimpin upacara

memberkati dan berdoa, agar acara adat tidak mendapat hambatan.

 Sebagai juru damai dalam suatu perselisihan, misalnya dalam hal pembagian

harta warisan. Hula-hula yang bersusah payah untuk mendamaikan, tanpa

memihak, sering menjadi pertimbangan untuk selesainya suatu permasalahan.

2.5.2. Boru

Boru merupakan tiang beban pelaksana setiap horja dalam hubungan formal

dan nonformal. Penerima boru dalam suatu horja berada pada posisi yang lebih

rendah dari hula-hula. Dalam posisi ini kelompok hula-hula harus mengasihi dan

bersikap mengayomi boru yang tercermin dari filsafat elek marboru (baik kepada

boru). Pada upacara adat pihak boru bertindak sebagai parhobas yaitu orang yang

bertugas mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan kelancaran

jalannya pesta. Jika masyarakat Batak Toba, hendak melaksanakan suatu horja, pada

saat musyawarah kelompok dongan sabutuha, pendapat dan pertimbangan dari boru

juga diminta, terutama mengenai sanggup atau tidaknya rencana keputusan

dilaksanakan. Pendapat boru ini sangat penting, karena apa saja keputusan sidang,

pelaksananya adalah boru. Jadi dapat dikatakan peranan utama dari boru dalam adat

adalah memberi sumbangan tenaga, materi, dan pemikiran pada setiap upacara adat.

Selain itu, boru juga memegang peranan penting dalam mendamaikan hula-hulanya

apabila terjadi perselisihan.

2.5.3. Dongan Sabutuha

Sehubungan dengan kekerabatan dongan sabutuha, dongan sabutuha adalah

hubungan berdasarkan garis keturunan dari ayah. Namun cakupannya dalam suatu

52

Universitas Sumatera Utara


pelaksanaan upacara adat lebih luas lagi, setiap marga yang dianggap satu nenek

moyang juga termasuk dalam klasifikasi dongan sabutuha. Dari kata “dongan”, yang

artinya adalah teman sudah dapat diartikan bahwa kedudukan mereka adalah sejajar.

Sabutuha adalah “satu ayah” dan “satu ibu”.

Misalnya adalah sebagai berikut, yang namanya org Batak tidak pernah akan

lupa akan budaya aslinya yaitu senang berkumpul dan senang menari serta bernyanyi.

Sekalipun sudah puluhan tahun di negeri orang, budaya Batak tidak bisa lekang,

malah semakin ada kepedulian akan keinginan bahwa orang Batak harus tetaplah

menjaga prinsip dalihan natolu yang salah satunya adalah manat mardongan

sabutuha. Ada anggapan bahwa setiap orang Batak yang berdomisili di luar negeri

(swiss) adalah dongan sabutuha, sehingga dirasa perlu untuk saling bertegur sapa dan

berkumpul dalam sebuah acara. Begitulah mereka tidak lupa akan tradisi yang turun

temurun 29. Dongan sabutuha itu haruslah seia sekata, ringan sama dijinjing berat

sama dipikul, sebagai keluarga kandung seibu-sebapak. Fungsi dongan sabutuha di

dalam pelaksanaan suatu upacara adat adalah sama dengan suhut (pemilik pesta).

Hubungan antara kerabat semarga harus hati-hati dan dijaga sedemikian rupa suaya

tetap langgeng dan serasi yang didasari oleh falsafah manat mardongan tubu yang

artinya hati-hati terhadap teman semarga, maksudnya ialah harus hati-hati dalam

bertindak melaksanakan sesuatu dan juga dalam berbicara. Artinya dalam

merencanakan upacara adat, tidaklah dapat bertindak menurut kehendak sendiri, tetapi

harus melalui musyawarah dengan dongan sabutuha.

Filsafat yang mengatakan somba marhula-hula, elek marboru, manat

mardongan tubu merupakan modus umum dalam rangka menjaga keharmonisan diantara

29
“Bangso batak di swiss,” Tapian edisi april 2009, hal 22

53

Universitas Sumatera Utara


ketiga pihak tersebut (Zuska, 1995:20). Posisi orang dalam kaitannya dengan asas

dalihan na tolu tidak pernah tetap. Seseorang dapat bertukar posisi dan menjadi

anggota salah satu tungku tergantung dengan siapa orang itu berhubungan dan

bagaimana hubungan kekerabatannya (Dalimunthe, 1995:15).

2.6. SISTEM PERKAWINAN

Pernikahan adalah upacara pengikatan janji nikah yang dirayakan atau

dilaksanakan oleh dua orang dengan maksud meresmikan ikatan perkawinan secara

hukum agama, hukum negara, dan hukum adat. Pernikahan juga suatu hal yang sakral

dan penting dalam kehidupan dua insan yang bertukar ikrar, termasuk keluarga

mereka yang akan menyatu melalui kedua mempelai. Hubungan perkawinan dalam

masyarakat Batak Toba adalah hubungan asymetric connubium (perkawinan sepihak),

perkawinan yang tidak boleh timbal balik (Maria, 1995:18). Misalnya pemuda marga

Pasaribu mengambil gadis marga Tambunan, pemuda marga Tambunan tidak boleh

mengambil gadis dari marga Pasaribu tetapi harus dari marga purba, demikian

seterusnya.

Pada dasarnya pernikahan di dalam kebudayaan Batak pernikahan yang ideal

bagi orang Batak Toba ialah antara seorang pemuda dengan putri saudara laki-laki

ibunya. Sistem ini dinamakan marboru ni tulang atau kawin “pariban”. Demikian

juga bila seorang pemudi kawin dengan putra saudara perempuan ayah atau maranak

ni namboru, disebut juga kawin “pariban”. Dulu sebenarnya maksud orang Batak

menjodohkan anak mereka untuk menjaga keutuhan harta keturunan mereka, agar

harta yang mereka miliki jatuh kepada saudaranya sendiri bukan pada orang lain,

untuk memperat kekeluargaan, pertalian dengan keluarga ayah/ibu tidak terputus.

Lagu “tabo na marpariban” juga melukiskan betapa enaknya punya pariban.

54

Universitas Sumatera Utara


Sebaliknya, kawin dengan putri dari saudara perempuan ayah atau boru ni

namboru merupakan hal terlarang. Larangan ini sesuai dengan struktur sosial dalihan

na tolu bahwa bahwa hanya boru yang boleh mengambil istri dari kelompok hula-

hula. Pelanggaran atas larangan ini akan dihukum berat (pengusiran dari desa, tidak

diakui sebagai anggota marga dan dilarang mengikuti upacara adat). Orang Batak

Toba memperkuat hukum adat ini dengan ungkapan: “dang tarpaulak aek tu julu”

atau tidak dapat dilalirkan kembali ke hulu. Dalam persoalan ini hula-hula (keluarga

mempelai perempuan) adalah sumber asal boru. Oleh karena itu, tidak mungkin

proses itu diputar balik. Artinnya, boru menjadi sumber keturunan (secara simbolik

adalah pohon kehidupan) bagi hula-hula. Secara ideologis hula-hula merupakan

personifikasi dewata Batara Guru dan banua ginjang (dunia atas), sedangkan boru

adalah personifikasi dewata Balabulan dan banua toru (dunia bawah). Itulah sebabnya

kedudukan yang tinggi dari hula-hula tidak dapat dijungkirbalikkan, sama seperti

menukarkan kedudukan dewata Batara Guru dengan Balabulan. Secara realigi hal ini

tidak diperbolehkan dan tidak dimungkinkan. Karena itu adat yang menjadi bagian

dan kepercayaan keagamaan harus mematuhinya.

Dilihat dari sudut pelaksanaan upacara perkawinan yang melibatkan banyak

pihak, maka prinsip pertanggungjawaban adalah milik kelompok sosial. Setiap unsur

pendukung struktur dan sistem sosial dalihan na tolu terlibat secara langsung dengan

bertanggung jawab sesuai kedudukan sosial adatnya. Dengan demikian yang

berkepentingan tidak hanya kedua pengantin atau kedua pihak orangtua dan kerabat

dekat, namun juga setiap unsur dalihan na tolu dari kedua kelompok sosial tersebut.

Keterlibatan semua unsur dalihan na tolu terwujud dalam tanggungjawab masing-

masing kepada pengantin, kedua orangtua pengantin, serta tiap-tiap unsur dalihan na

tolu dari kedua kelompok yang berhadapan secara langsung.

55

Universitas Sumatera Utara


Dalam upacara perkawian peranan kerabat dalihan na tolu dari kedua pihak

mempunyai peranan penting. Orangtua pengantin wanita tidak boleh sendirian

menerima uang mahar (tuhor) dari pihak laki-laki, mereka haurs mengundang secara

lengkap kerabat dalihan na tolu dan membagi tuhor tersebut sesuai dengan adat.

Pihak pengantin laki-laki, sinamot harus dibayar bersama-sama oleh kerabat dalihan

na tolu pihak laki-laki. Orangtua perempuan bersama dalihan na tolu harus

menyerahkan kain adat/ulos kepada orangtua laki dan kepada kedua mempelai.

Dimaksudkan sebagai lambang ikatan yang erat antara dalihan na tolu dengan

menantu baru antara kerabat kedua belah pihak, sekaligus sebagai pelambang

keharmonisan yang didambakan oleh kedua mempelai (Maria, 1995:18).

Batak mengenal dua perkawinan, kawin lari/mangalua dan kawin secara biasa

mengikuti semua prosedur yang ada yaitu kawin lari dan kawin resmi. Kawin lari

adalah membentuk rumah tangga tanpa upacara adat umumnya, hal ini terjadi karena

adanya ketidak setujuan dari satu pihak, tetapi sering terjadi karena tidak adanya

biaya. Karena untuk mendakan pesta, dibutuhkan biaya yg tidak sedikit. Secara adat

pasangan ini dianggap belum resmi kawin. Untuk meresmikan harus melalui upacara

adat yang disebut dengan mangadati (diadatkan). Selama belum diadatkan pasangan

ini belum boleh menyelenggarakan upacara adat. Perkawinan biasa adalah

membentuk rumah tangga yang baru dengan mengikuti prosedur adat yang

mendahului hadirnya upacara dan beberapa perkataan adat (marhata) antara kerabat

dalihan kedua belah pihak. Suatu upacara perkawinan dianggap resmi bila dihadiri

oleh semua unsur dari dalihan natolu dan diselengrakan menurut prinsip dalihan.

Menyangkut sistem perkawinan pada masyarakat Batak Toba, akan menjadi

hal yang menarik perhatian, serta mungkin akan menjadi suatu pertanyaan apabila

kata kawin dikaitkan dengan nilai hubungan anak dengan orangtua. Orangtua masih

56

Universitas Sumatera Utara


mengharapkan anaknya harus menikah dengan paribannya, sedangkan si anak tidak

mau, dan masih banyak lagi fenomena yang terjadi pada masyarakat Batak Toba yang

menyangkut dengan pernikahan.

Nilai pernikahan bagi masyarakat Batak Toba adalah pertumbuhan.

Pernikahan adalah alat untuk melanjutkan keturunan yang tentunya kelahiran

keturunan sangat penting bagi masyarakat Batak Toba. Orang/keluarga yang tidak

memiliki keturunan adalah suatu ‘kekurangan’ di dalam masyarakat Batak Toba. Hal

ini dianggap karena tidak bisa meneruskan silsilah. Keluarga yang tidak memiliki

keturunan merupakan aib bagi keluarga. Keluarga tersebut akan biasanya akan

dikucilkan dalam kehidupan bermasyarakat.

2.7. SISTEM PEWARISAN

Warisan adalah hak peralihan dan penerusan harta benda dari suatu generasi

ke generasi berikutnya. Ketentuan ahli waris menurut hukum adat adalah berdasarkan

sistem kekeluargaan. Masyarakat Batak Toba yang mendasarkan pada hubungan

genealogik yang patrilineal. Susunan kekeluargaan tersebut sangat erat hubungannya

dengan sistem pewarisan, bahwa hanya anak laki-laki saja yang berhak mewarisi harta

peninggalan orangtuanya. Masyarakat Batak Toba percaya bahwa seorang bapak

dianggap akan terus hidup dalam turunannya yang laki-laki.

Dalam pembagian warisan orang tua yang mendapatkan warisan adalah anak

laki-laki sedangkan anak perempuan mendapatkan bagian dari orang tua suaminya

atau dengan kata lain pihak perempuan mendapatkan warisan dengan cara hibah.

Pembagian harta warisan untuk anak laki-laki juga tidak sembarangan, karena

pembagian warisan tersebut ada kekhususan yaitu anak laki-laki yang paling kecil

atau dalam bahasa Bataknya Disebut Siapudan. Dan dia mendapatkan warisan yang

57

Universitas Sumatera Utara


khusus. Anak perempuan hanya menerima ulos, suatu pemberian untuk dibawa pergi

pada saat ia kawin dan mengikuti suaminya. Ulos tersebut menjadi miliknya dan milik

anak cucunya.

Hak anak tiri ataupun anak angkat dapat disamakan dengan hak anak kandung.

Karena sebelum seorang anak diadopsi atau diangkat, harus melewati proses adat

tertentu yang bertujuan bahwa orang tersebut sudah sah secara adat menjadi marga

dari orang yang mengangkatnya. Tetapi memang ada beberapa jenis harta yang tidak

dapat diwariskan kepada anak tiri dan anak angkat yaitu Pusaka turun-temurun

keluarga. Karena yang berhak memperoleh pusaka turun-temurun keluarga adalah

keturunan asli dari orang yang mewariskan.

Dalam Ruhut-ruhut ni adat Batak (Peraturan Adat batak) jelas di sana

diberikan pembagian warisan bagi perempuan yaitu, dalam hal pembagian harta

warisan bahwa anak perempuan hanya memperoleh: Tanah (Hauma pauseang), Nasi

Siang (Indahan Arian), warisan dari Kakek (Dondon Tua), tanah sekadar (Hauma

Punsu Tali). Dalam adat Batak yang masih terkesan kuno, peraturan adat istiadatnya

lebih terkesan ketat dan lebih tegas, itu ditunjukkan dalam pewarisan, anak

perempuan tidak mendapatkan apapun. Dan yang paling banyak dalam mendapat

warisan adalah anak bungsu atau disebut siapudan yaitu berupa Tanak Pusaka,

Rumah Induk atau Rumah peninggalan orang tua dan harta yang lain nya dibagi rata

oleh semua anak laki-lakinya. Anak siapudan juga tidak boleh untuk pergi

meninggalkan kampung halamannya, karena anak siapudan tersebut sudah dianggap

sebagai penerus ayahnya, misalnya jika ayahnya Raja Huta atau Kepala Kampung,

maka itu turun kepada anak bungsunya (Siapudan).

Jika kasusnya orang yang tidak memiliki anak laki-laki maka hartanya jatuh

ke tangan saudara ayahnya. Sementara anak perempuannya tidak mendapatkan

58

Universitas Sumatera Utara


apapun dari harta orang tuanya. Dalam hukum adatnya mengatur bahwa saudara ayah

yang memperoleh warisan tersebut harus menafkahi segala kebutuhan anak

perempuan dari si pewaris sampai mereka berkeluarga.

Dan akibat dari perubahan zaman, peraturan adat tersebut tidak lagi banyak

dilakukan oleh masyarakat Batak. Khususnya yang sudah merantau dan

berpendidikan. Selain pengaruh dari hukum perdata nasional yang dianggap lebih adil

bagi semua anak, juga dengan adanya persamaan gender dan persamaan hak antara

laki-laki dan perempuan maka pembagian warisan dalam masyarakat adat Batak Toba

saat ini sudah mengikuti kemauan dari orang yang ingin memberikan warisan. Jadi

hanya tinggal orang-orang yang masih tinggal di kampung atau daerahlah yang masih

menggunakan waris adat seperti di atas.

2.8. HAL-HAL PENTING DALAM ADAT BATAK MENYANGKUT MARGA

2.8.1. Sistem Sapaan

Untuk mengetahui hubungan kekerabatan antara seseorang dengan lainnya

dilakukan dengan menelusuri silsilah leluhur beberapa generasi di atasnya yang

disebut martarombo/martutur. Masyarakat Batak yang tidak tahu martutur dianggap

kurang baik oleh masyarakat Batak lainnya. Bila dua orang Batak kebetulan berasal

dari marga yang sama bertemu di perantauan dapat diduga keduanya akan berusaha

mencari hubungan kekerabatan dengan menarik garis keturunan. Hal yang

dibicarakan adalah nama opung dan kampung asal. Dari dialog ini mereka dapat

menentukan hubungan kekerabatan siapa yang harus memanggil saudara tua, atau

saudara muda melalui ikatan nenek moyang leluhur.

Nama marga biasanya ditempatkan dibelakang nama panggilan seseorang,

sebagai penunjuk kesatuan keturuanan yang tersusun atas dasar hubungan darah dan

59

Universitas Sumatera Utara


ditarik secara patrilineal. Demikian pentingnya fungsi marga dalam adat Batak Toba

sehingga keberadan individu tidak terlepas dari konteks marga. Orang Batak yang

hidup tanpa mengetahui dan mengenai marganya bagikan kacang lupa kulitnya

(cunningham dalam Dalimunthe, 1995).

Pola interaksi antar marga dan inter marga tercermin juga dalam dalihan na tolu:

 Tungku1: pihak yang memberikan anak perempuannya untuk dinikahkan

dengan laki-laki dari marga lain

 Tungku2: pihak yang menerima anak perempuan dari marga tertentu yang

menikah dengan laki-laki dari marga mereka

 Tungku3: mereka yang dilahirkan dan berasal dari satu keturunan dan puya

marga yang sama.

Sebagai contoh penulis akan cantumkan untuk memperjelas sistem marga

dalam masyarakat Batak Toba. Penulis adalah bermarga, yang dalam hal ini adalah

boru, yaitu boru Tambunan, berjumpa dengan boru Tambunan juga lalu bersapaan

dan pasti akan martutur. Marga Tambunan terbagi lagi kedalam sub marga yang lebih

kecil kedalam tiga bagian yaitu Pagar Aji, Lumban Pea, Lumban Raja. Penulis masuk

dalam sub marga Pagar Aji. Dalam partuturan tadi dapat diketahui bahwa lawan

bicara penulis tadi boru Tambunan dari sub marga Lumban Pea. Dia akan memanggil

atau menyebut penulis dengan sebutan kakak dan saya menyebut dia dengan adik.

Karena dia berasal dari sub marga Lumban Pea yang dalam silsilah Silahisabungan

adalah adik dari Pagar Aji. Pagar Aji merupakan sub marga Tambunan yang paling

besar. Dilihat dari generasi itu, maka dia pantas memanggil kakak terhadap penulis

walaupun misalnya umur penulis lebih muda dari padanya. Oleh karena itu, perilaku

60

Universitas Sumatera Utara


kami pun dalam pembicaraan akan menyesuaikan diri pada silsilah Silahisabungan

sesuai dengan moral kekerabatan dalihan na tolu.

Pada dasarnya, sekalipun dikalangan suku Batak terjadi banyak perselisihan,

mereka tetap sadar bahwa mereka adalah satu keluarga besar yang hidup menurut satu

adat yang harus dijunjung tinggi. Mereka yakin bahwa semua orang Batak merupakan

turunan dari satu nenek moyang, yaitu si Raja Batak (Lumbantobing, 1996:28).

Karena itulah, apabila terjadi pertemuan antara dua orang Batak yang baru saling

mengenal, yang pertama mereka ingin tahu adalah soal marga; supaya dapat

menentukan sikap terhadapnya sesuai dengan kedudukannya dalam tata laksana adat.

Kebiasaan itu dianggap suatu keharusan, seperti yang diungkapkan dalam sebuah

peribahasa:

Jolo tinitip sanggar, bahen huru-huruan,

jolo sinungkun marga, asa binoto partuturan

Artinya:

Dipotong dahulu pimping, untuk dijadikan sangkar

ditanya dahulu marga, agar jelas hubungan kekeluargaan

Orang Batak tidak menganggap dirinya sebagai pribadi yang berdiri sendiri,

tetapi sebagai bagian dari satu kesatuan Bangso Batak. Oleh karena itu, dia kan

berpikir dalam bentuk “kami”, bukan dalam bentuk “aku”, karena dia merasa dirinya

satu dengan semua orang Batak. Faktor pengikat yang terpenting dalam sistem

pemikiran seperti itu adalah hubungan darah dan kesamaan negeri asal (bona pasogit)

yang dianggap sebagai tempat lahirnya. Oleh sebab itu, mereka merasa dirinya

61

Universitas Sumatera Utara


sebagai anggota dari satu keluarga besar yang wajib mengalami setiap kesenangan

dan kesusahan secara bersama-sama.

Penutup

Dari uraian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa Tanah Batak adalah

kampung halaman orang Toba, yang masih membutuhkan perhatian semua pihak

terlebih para perantau yang sukses di tanah rantau untuk perlu membenahi bona

pasogitnya.

Demikian juga dengan kota Medan, sebuah kota yang berpenduduk heterogen

yang menerima keberadaan orang Toba untuk hidup dan menetap hingga sekarang. Di

kota Medan orang Toba bertumbuh dengan semua kebudayaan dan adat istiadatnya.

Kebudayaan Batak Toba merupakan sebuah bentuk gagasan yang diwarisi masyarakat

pemiliknya dengan membuat tindakan terhadap nilai-nilai budaya. Konsep

masyarakat Batak Toba tentang kehidupan manusia adalah bahwa kehidupannya

selalu terkait dan diatur oleh nilai-nilai adat. Adat merupakan kewajiban yang ditaati

dan dijalankan. Adat bukan hanya sekedar kebiasaan atau tertib sosial, melainkan

sesuatu yan mencakupi seluruh dimensi kehidupan:jasmanai, dan rohani, masa kini

dan masa depan, hubungan dengan sesama maupun hubungan dengan ‘sang pencipta’.

Sistem kekerabatan yang ada dalam kebuadayaan orang Toba (dalihan na tolu)

menggambarkan keseimbangan. Dalihan na tolu sebagai lambang aturan hidup dan

sikap hidup orang Toba. Perlu keseimbangan yang absolut dalam tatanan hidup

diantara unsur-unsur dalihan na tolu. Untuk menjaga keseimbangan tersebut orang

Toba tidak hanya berada dalam satu posisi saja. Semua orang Toba akan pernah jadi

hula-hula, akan menjadi boru, dan menjadi dongan tubu. Intinya adalah adanya ajaran

untuk saling menghormati, saling menghargai dan saling menolong.

62

Universitas Sumatera Utara


Dalam pembagian warisan dalam kebudayaan orang Toba, yang mendapatkan

warisan adalah anak laki-laki, sedangkan anak perempuan mendapatkan bagian dari

suaminya. Pembagian harta warisan untuk laki-laki tidak sembarangan karena

pembagian warisan tersebut dikhususkan kepada anak laki-laki terkecil yang disebut

siapudan. Dewasa ini, adat seperti itu tidak lagi sepenuhnya dilakukan, maka

pembagian warisan sudah berdasarkan keinginan dari keluarga masing-masing, yang

perempuan berhak mendapatkan warisan orangtuanya. Hal positif yang boleh diambil

adalah adanya keadilan antara anak laki-laki dan anak perempuan.

63

Universitas Sumatera Utara


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

Dari berbagai falsafah kehidupan masyarakat Batak Toba, salah satunya

adalah kehidupan yang berhasil baik di dalam hal perekonomian, jabatan maupun di

dalam hal pendidikan. Falsafah tersebut menjadi patokan yang mendasari atau

memotivasi orangtua mendidik anak-anaknya. Orangtua menganggap anak harus

lebih maju dari orangtua. Orangtua (ayah dan ibu) yang bersusah payah banting

tulang demi menyekolahkan anak-anaknya adalah potret yang biasa di masyarakat

tersebut 1. Oleh karena itu, banyak orangtua yang begitu tekun mempersiapkan

anaknya di bidang pendidikan akhirnya ‘memetik’ hasil yang gemilang di hari tuanya

karena keberhasilan anak-anaknya. Banyaknya anak dalam keluarga Batak Toba

yang berkat bimbingan dan hubungan yang baik dengan orangtua, anaknya berhasil

menjadi dokter, pengacara, pengusaha, birokrat (penguasa daerah), bankers, penulis,

artis, politisi, guru/dosen/professor, diplomat dan profesi lainnya.

Dari situasi seperti diatas, tercermin suatu kondisi bahwa nilai anak dari

berbagai aspek dan perspektif adalah sesuatu yang sangat penting bagi masyarakat

Batak Toba. Khususnya dalam konteks hubungannya dengan orangtua, maka anak

menjadi sesuatu yang sentral posisinya. Keberadaan anak, baik dari sisi kuantitas

maupun kualitas, bahkan menjadi suatu parameter di dalam mengukur keberhasilan

suatu keluarga, dengan kata lain anak memiliki nilai budaya. Nilai dalam konteks ini

1
Contohnya, Tiurma Nainggolan seorang janda dengan dengan empat orang anak. Demi menghidupi
keluarga, dia berjuang menjadi partaganing perempuan (penabuh taganing)di kota Medan. Diundang untuk
mengisi acara pesta adat menjadi partaganing. Perempuan ini sangat mahir layaknya partaganing laki-laki dalam
menabuh taganing. Semua dilakukannya demi menyekolahkan anaknya. (“Tiurma, Perjuangan Partaganing
Perempuan,” Tapian, edisi September, 2009 ,hal 44)

17

Universitas Sumatera Utara


maksudnya adalah ‘sifat-sifat (hal-hal) yang penting atau berguna bagi kemanusiaan,

(KBBI 2007; lihat juga Marzali 1998:14).

Bagi masyarakat Batak Toba nilai anak adalah sangat tinggi (Aritonang,

1988:51). Hal ini sesuai dengan falsafah masyarakat Batak Toba yang mengatakan

anakkonhi do hamoraon di au yang artinya ‘anakku adalah harta kekayaanku’.

Kekayaan dalam konteks ini bukan dimaksud sesuatu yang diukur dengan nilai atau

faktor ekonomis, melainkan kekayaan dalam arti nilai budaya, yaitu begitu penting

dan bermaknanya memiliki keturunan 2. Pemahaman inilah yang menjadi pendorong

utama masyarakat Batak Toba untuk menikah dan kemudian memiliki anak laki-laki

maupun anak perempuan. Kepada mereka (anak) akan diberikan bekal pendidikan

setinggi-tingginya dan pendidikan tersebut diharapkan memberikan keuntungan

finansial serta akan pula memperoleh kedudukan/jabatan. Pemahaman ini selaras

dengan tiga serangkai cita-cita tertinggi masyarakat Batak Toba yaitu : hamoraon

(memiliki kekayaan harta benda), hagabeon (memiliki keturunan dari anak lelaki dan

anak perempuan), serta hasangapon (memiliki kharisma, kehormatan dan jabatan

sosial). Dengan kata lain, hamoraon, hagabeon, dan hasangapon adalah tujuan hidup

masyarakat Batak Toba (Lubis 1999; lihat juga Aritonang 1988: 51).

Pemahaman yang dapat dipetik dari uraian di atas adalah bahwa ketiga konsep

tersebut merupakan wujud dari kebudayaan sebagai ide dan gagasan yang terus

terwarisi dan mendarah daging bagi masyarakat Batak Toba. Sebagai gagasan,

ketiganya disosialisasikan dan diwariskan baik dalam bentuk lisan maupun bentuk

2
Sebuah keluarga dalam adat masyarakat Batak Toba secara umum jika tidak memiliki keturunan
biasanya akan bermasalah (malah disebut malapetaka), baik dalam keluarga besarnya ataupun di lingkungan
masyarakat. Keluarga tersebut banyak mendapat tekanan dari keluarga besarnya sendiri maupun dari
lingkungan.

18

Universitas Sumatera Utara


tulisan. Bentuk lisan maksudnya disini adalah penyebarannya dari mulut ke mulut 3

sedangkan bentuk tulisan adalah melalui media musik 4.

Penelitian ini akan mengkaji berbagai ekspresi nilai (budaya) yang

terkandung didalam lirik lagu populer Batak Toba dengan penekanan pada hubungan

anak dengan orangtua di dalam kebudayaan masyarakat Batak Toba. Nilai yang

dimaksud akan ditinjau dari eksistensinya, format dan acuan ekspresinya di dalam

lirik lagu-lagu Batak Toba. Hubungan dalam konteks ini maksudnya adalah

hubungan timbal balik antara anak dan orangtua, bagaimana keduanya bisa

berkomunikasi dengan baik sehingga bisa tercipta hubungan yang harmonis yaitu

kondisi seia sekata, adanya sikap saling mendukung, menghormati, menyayangi di

antara anggota keluarga. Dengan begitu, kondisi tersebut menghantarkan mereka

(anak dan orangtua) kepada kebahagiaan.

Hubungan anak dan orangtua di dalam kehidupan sosial masyarakat Batak

Toba tidak saja diekpresikan melalui interaksi keseharian (sosialisasi dalam keluarga

maupun dalam lingkungan masyarakat)5, tetapi juga diekspresikan lewat media-

media yang bersifat seni, antara lain musik (nyanyian). Musik adalah tingkah laku

manusia yang simbolik (Langer dalam Merriam 1964: 230). Musik mengandung

unsur ungkapan jiwa melalui nada-nada (Salim, 1982:41). Sebahagian besar dari

lagu-lagu yang diciptakan berisi pernyataan doa, ucapan syukur, kebahagiaan,

kesedihan, yang kesemuanya itu adalah bentuk ungkapan perasaan manusia berupa

lirik lagu. Seni musik termasuk juga seni vokal (lagu) adalah salah satu cabang seni

3
Sejak kecil, masyarakat Batak Toba sudah mensosialisasikan kepada keturunannya bagaimana adat
Batak Toba itu sendiri, bagaimana menjalankan adat tersebut, bagaimana menjalani kehidupan. Biasanya dalam
pensosialisasian ada aktifitas yang menonjol yaitu mendengar, melihat dan menghafal.
4
Lagu-lagu Batak Toba yang ada dipasaran merupakan lagu yang diciptakan oleh para seniman dengan
tujuan menitipkan pesan kepada ataupun mensosialisasikan kebudayaan adat Batak Toba dengan versi lain
(musik).
5
Contohnya di dalam keluarga, orangtua sering melibatkan anak dalam aktivitas di rumah baik dalam
memasak, berladang, membersihkan rumah, bahkan dalam menerima tamu. Secara tidak langsung orangtua
mengajarkan kepada anak bagaimana bersikap yang seharusnya.

19

Universitas Sumatera Utara


yang memiliki irama, memiliki daya komunikasi yang demikian tinggi dan seringkali

digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan yang mengandung masalah sosial

dalam kehidupan sehari-hari.

Berbicara tentang musik secara umum ibarat bicara tentang ‘kebudayaan’

secara umum, lingkupnya sangat luas. Oleh karena itu, perlu penegasan bahwa musik

yang dimaksudkan di dalam penelitian ini adalah musik populer Batak Toba yang

hanya memiliki lirik lagu, dan memiliki identitas penulis (pencipta) yang jelas. Oleh

karena itu musik tradisi godang sabangunan, tradisi gondang hasapi dan musik

vokal lainnya yang tidak jelas siapa penciptanya tidak akan dibicarakan di dalam

penelitian ini.

Dalam penelitian ini, musik Batak Toba yang menjadi perhatian adalah musik

populer yang berkembang di masyarakat Batak Toba hingga sekarang. Pada dasarnya

musik populer Batak Toba dapat dikategorikan sebagai musik populer yang bersifat

daerah (regional). Musik populer merupakan musik yang mempunyai ciri-ciri dasar,

melodi lagu yang pendek, serta mudah diterima pendengarnya, tema dan suasana

yang akrab dengan sasaran audiens serta musik yang dikemas untuk hiburan,

dipasarkan melalui media massa. Sebagai musik populer daerah, musik ini secara

umum disebut juga musik “pop daerah”. Pop daerah merupakan musik yang berasal

dari daerah tertentu, musik yang menggunakan bahasa lokal dan terkadang

menggunakan instrumen khas daerah tersebut (Purba dan Pasaribu, 2006: 74-77).

Genre musik vokal inilah yang menjadi perhatian khusus di dalam penelitian ini.

Musik populer Batak Toba banyak mengandung pesan yang menggambarkan

keadaan masyarakat itu sendiri. Misalnya, hubungan antara anak dengan orangtua,

perasaan rindu pulang ke kampung halaman, cinta kasih dengan pasangan,

20

Universitas Sumatera Utara


fenomena-fenomena yang sedang terjadi 6. Di dalam lagu Batak Toba kekuatan lirik

lagu banyak mempengaruhi sikap dan perilaku masyarakat pecinta lagu tersebut.

Pesan yang hendak disampaikan melalui lirik tersebut kebanyakan mengangkat

kehidupan masyarakat Batak Toba, ada juga yang menjelaskan tentang kegagalan

hidup, sejarah desa atau kampung, legenda, nasib dan penderitaaan hidup, serta hal-

hal terkait dengan silsilah dan pendidikan sosial. Dari beberapa tema dari lagu Batak

Toba, penulis akan memusatkan perhatian khusus pada lagu yang bertemakan

hubungan anak dengan orangtua.

Beberapa hal penting yang akan dibicarakan dalam tulisan ini adalah mengulas

secara khusus bagaimana fungsi lagu-lagu Batak Toba dalam membentuk perilaku

masyarakat Batak Toba. Fungsi disini lebih diartikan adalah suatu konsep tentang

apa yang disampaikan lewat lagu dan bagaimana lagu tersebut menjadi kreasi

budaya, oleh karena itu budaya menentukan pola perilaku seseorang dalam berbagai

posisi sosial.

Hal tersebut menarik perhatian khusus penulis bahwa penulis juga melihat

lagu-lagu Batak Toba yang ada, membuktikan pengaruhnya terhadap psikologi sosial

masyarakat Batak Toba. Menurut hemat penulis belum ada tulisan atau referensi

yang membahas hal tersebut secara detail, padahal untuk mengukur sejauh mana

fungsi lagu-lagu Batak Toba itu sendiri diperlukan pengkajian yang lebih lagi.

Tulisan atau referensi yang belum ada tersebut sama halnya belum adanya

penelitian mendalam yang berkaitan dengan nilai-nilai budaya yang terkandung

dalam lirik lagu-lagu Batak Toba. Oleh karena itu belum diketahui dengan jelas

berbagai potensi positif maupun dampak negatif dari lagu-lagu tersebut sebagai

6
Sekarang masyarakat Batak Toba secara umum gemar melakukan adat kematian orangtuanya secara
besar-besaran padahal semasa hidup orangtuanya, sangat minim perhatian yang diberikan keturunannya kepada
orangtua tersebut. Fenomena ini kemudian diprotes oleh seniman/pengamat sosial yang memperhatikan hal ini
dan menuangkannya dalam sebuah karya musik/lagu.

21

Universitas Sumatera Utara


wujud musik rakyat masa kini. Nilai budaya yang dimaksudkan oleh penulis sama

seperti yang diutarakan oleh Melalatoa (1989:26) adalah bagaimana lagu-lagu

tersebut menjawab atau menginterpretasikan permasalahan kehidupan sosialnya,

mengisi kebutuhan atau mencapai suatu tujuan bersama.

Karya seni dari suatu etnik biasanya berpedoman kepada sistem budayanya

yaitu sistem pengetahuan, kepercayaan, nilai, norma-norma yang hidup dalam

budaya masyarakat pemilik kesenian tersebut (Melalatoa 1989:27). Mungkin masih

ada kesenian ‘murni’ pesan budaya etniknya dan ada karya seni yang sudah banyak

mendapat pengaruh dari luar (agama, budaya asing). Lagu-lagu Batak Toba salah

satu yang banyak mendapat pengaruh dari luar maupun nilai budaya baru yang

berkembang di masyarakat. Justru terkadang dengan banyaknya pengaruh dari luar

tersebut semakin banyak karya lagu-lagu Batak Toba yang bermutu baik dalam hal

melodi, aransemen harmoni, struktur musik, atau pesan yang disampaikan lewat lirik.

1.2. TINJAUAN PUSTAKA

Konsep nilai bersumber dari pemikiran C.Kluckhonh (Marzali 1998:14) yaitu

sebuah konsepsi, eksplisit atau implisit yang khas milik seseorang individu atau suatu

kelompok, tentang seharusnya yang diinginkan yang mempengaruhi pilihan yang

tersedia dari bentuk-bentuk, cara-cara, dan tujuan-tujuan tindakan. Sebagai konsepsi,

nilai adalah abstrak, sesuatu yang dibangun dan berada di dalam pikiran, tidak dapat

diraba dan dilihat secara langsung dengan pancaindera. Nilai hanya dapat

disimpulkan dan ditafsirkan dari ucapan, perbuatan, dan materi yang dibuat manusia.

Ucapan, perbuatan, dan materi adalah manifestasi dari nilai 7.

7
Misalnya adalah ucapan ‘orang harus menghormati orangtua’ bukanlah sebuah nilai tapi manifestasi
dari suatu nilai yang diungkapkan dalam kata-kata. Perbuatan membungkuk ketika berjalan di depan orangtua
bukan sebuah nilai tapi manifestasi dari nilai yang diungkapkan dalam bentuk perilaku. Sebuah keris yang indah
dan bertuah bukanlah nilai kultural tapi manifestasi dari nilai yang diwujudkan dalam bentuk materi.

22

Universitas Sumatera Utara


Untuk memperoleh nilai yang terkandung dalam sebuah lirik lagu, peneliti

akan melakukan penafsiran dan penarikan kesimpulan. Peneliti akan menggali, atau

mengungkapkan nilai-nilai yang dihargai oleh suatu masyarakat melalui teks lagu.

Suatu nilai mencakup satu kode (tanda yang mengandung makna) dan satu standar

(pengukuran, penilaian) yang cukup mantap dalam jangka waktu tertentu yang

berfungsi dalam mengorganisasikan atau mengatur satu sistem tindakan (Marzali,

1998: 15). Nilailah yang menentukan tempat dari suatu tindakan apakah ditolak-

diterima. Dengan mengungkapkan nilai budaya yang terkandung di dalam teks lagu

tersebut peneliti akan melihat tindakan, ucapan, tujuan tindakan masyarakat Batak

Toba di kehidupan sebenarnya.

Hamoraon (memiliki kekayaan harta benda) adalah segala sesuatu yang

dimiliki oleh seseorang, kekayaan dalam harta. Untuk mendapatkan kekayaan

diperlukan usaha yang keras, masyarakat selalu dituntut untuk menjadi petarung

pribadi pekerja keras. Bagaimanapun, kunci pembuka hidup yang sukses secara

material adalah kerja keras. Berjuang selagi muda dan tidak segan-segan untuk

mangaranto (merantau) ke negeri orang bahkan ke seluruh penjuru dunia untuk

mendapatkan kekayaan 8. Status namora (kaya) menjadi aspirasi yang berapi-api di

kalangan orang batak 9. Harta juga tidak ditafsirkan semata-mata sebagai kekayaan

fisik lagi tetapi pada keberhasilan anak dalam bidang pendidikan dan kebahagiaan

berkeluarga (Irianto, 2003:139).

Menurut Aritonang (1988:51) hamoraon berkaitan dengan struktur

kekeluargaan, setiap marga membuka huta (kampung) yang tentunya membutuhkan

tenaga kerja yang banyak. Untuk kepentingan itu mereka mengharapkan banyak

8
“hamoraon, hagabeon, hasangapon” http://togarsilaban.wordpress.com/2008/06/26/hamoraon-
hagabeon-hasangapon/ (akses 30 januari 2014)
9
“Jakarta bona pasogit halak batak,” Tapian, Edisi Juni, 2009, hal 10

23

Universitas Sumatera Utara


anak. Makin banyak anak semakin luas lahan yang dapat digarap, semakin kaya:

kaya anak, kaya lahan, kaya produksi.

Hagabeon merupakan salah satu dari tiga cita-cita tertinggi orang Batak.

Ukuran umum hagabeon orang Batak adalah bila mempunyai keturunan baoa (laki)

dan boru (perempuan) yang juga kemudian mempunyai keturunan lagi. Artinya bagi

masyarakat Batak Toba keturunan memberi harapan hidup, karena keturunan itulah

suatu kebahagiaan yang tak ternilai bagi orangtua dan keluarga. Seperti umpasa

Batak Toba yang mengatakan “asa situbu laklak ma hamu, situbu singkoru di dolok

ni purbatua, situbu anak ma hamu si tubu boru, donganmu saur matua. Hagabeon-

nya menjadi sempurna ketika masih hidup ia masih bisa melihat cucu (apalagi kalau

dari cucu perempuan dan cucu laki-laki). Itulah puncak kesempurnaan hagabeon

manusia Batak 10.

Harapan keluarga adalah kelahiran anak laki-laki yang sesuai dengan peran

garis keturunan laki-laki pada sistem kemasyarakatan Batak Toba. Keluarga yang

tidak mempunyai anak laki-laki menganggap hidupnya hampa, namanya akan punah

dari silsilah nenek moyangnya dan tidak akan pernah disebut orang lagi. Keluarga

yang tidak memiliki anak perempuan (boru) juga akan dianggap tidak akan

mempunyai kebahagiaan hidup, karena anak perempuan juga didambakan oleh

keluarga. Anak perempuan yang tidak memiliki saudara laki-laki dianggap hambar,

karena tidak ada tempat bertaut dan berlidung si anak perempuan. Anak perempuan

yang tidak memiliki saudara laki-laki tidak berhak mendapat warisan dari orangtua,

ia dianggap punah tidak dapat melanjutkan silsilah. Peranan anak perempuan

dianggap sangat pokok dalam menyelesaikan masalah dalam keluarga, karena boru

penanggung jawab tersembunyi dan terbuka pada kelompok keluarga. Kelahiran

10
“hamoraon, hagabeon, hasangapon”http://mataniaribinsar.wordpress.com/2012/07/16/hamoraon-
hagabeon-hasangapon/ (akses 30 januari 2014)

24

Universitas Sumatera Utara


anak laki-laki dan anak perempuan dalam suatu keluarga, senantiasa merupakan

kebahagiaan yang tumbuh dalam keluarga masyarakat Batak Toba. Nantinya

keduanya diharapkan akan mempunyai keturunan lagi setelah mereka menikah.

Setelah orang Batak berinteraksi dengan modernisasi, nilai hagabeon

mengalami perubahan. Anak laki-laki atau anak perempuan sama saja pentingnya,

walaupun tidak dapat dipungkiri bahwa kehadiran anak laki-laki lah yang sangat

diinginkan kelahirannya. Anak perempuan tetap mendapatkan hak yang sama yaitu

kesempatan untuk bersekolah.

Hasangapon (memiliki kharisma, kehormatan dan jabatan sosial) suatu

kedudukan seseorang yang dimiliki di dalam lingkungan masyarakat yang biasanya

status perolehan melalui proses belajar. Orang yang dianggap terhormat adalah orang

yang memiliki status tertentu, dengan status tersebut harus berperilaku sesuai dengan

statusnya. Misalnya Raja adat, Tokoh Adat, Kepala Desa, (Lubis, 1999:128).

Kedudukan sosial dapat dikatakan adalah suatu kehormatan, sebagai panutan

masyarakat dianggap suatu kehormatan bagi dirinya. Saat ini disebut sangap jika

memiliki jabatan di pemerintahan, seorang intelektual. Hasangapon, berasal dari kata

sangap (diakui, dihormati, terpuji, memiliki wibawa/nyaris tanpa cela atau

kesempurnaan). Ini adalah status tertinggi dalam kehidupan Batak, baik di

masyarakat atau dikehidupannya (berpikir, berkelakuan, beragama) sangap disebut

adalah orang baik dan tidak ada cemoohan orang lain, sehingga cukup sulit di saat ini

untuk mencapai tingkat hasangapon ini. Biasanya orang yang sudah sangap berarti

sudah memiliki hamoraon dan hagabeon juga 11.

Melalui pembahasan diatas, penulis berasumsi bahwa pada dasarnya orang

Batak sangat menjunjung tinggi 3 H (hamoraon, hagabeon, hasangapon). Kekayaan

11
“ Hamoraon, hagabeon, hasangapon” http://danijuntak.blogdetik.com/2013/06/17/3h-hamoraon-
hagabeon-hasangapon/ (akses 30 januari 2014)

25

Universitas Sumatera Utara


dipandang sebagai kebajikan sementara kemiskinan dianggap sebagai nasib malang.

Kaya (mamora) berarti memiliki banyak harta (godang arta). Masyarakat Batak

sekarang sudah hidup di era modern, untuk bisa survive (bertahan hidup) masyarakat

Batak juga harus mengakomodir nilai-nilai modern termasuk juga kekayaan.

Kekayaan diterima sebagai ganjaran yang wajar dan semestinya dari hasil kerja

keras, disiplin, prestasi dan talenta yang dikembangkan. Sama halnya juga dengan

hagabeon dan hasangapon, sama-sama bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan

masyarakat Batak Toba.

Lebih lanjut dikatakatan oleh Simanjuntak (1995) tindakan sosial masyarakat

Batak Toba selalu difokuskan untuk mewujudkan 3H. Di satu sisi, tindakan ini

mengarah pada penilaian materialistis, arogansi, individualis. Di sisi lain, tindakan

ini akan mewujudkan motivasi ke arah penciptaan, kesejahteraan, kemuliaan dalam

konteks partisipatif emansipatoris yang berfungsi positif terhadap kemajuan

masyarakat Batak Toba.

Dalam Koentjaraningrat dan Antropologi di Indonesia (1997) masalah

kebudayaan (termasuk musik etnik) bukan sekedar berurusan dengan masalah bunyi

dan estetika saja, tetapi lebih kompleks dari itu. Kebudayaan adalah keseluruhan

sistem gagasan tindakan, hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat

yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar (Koentjaranigrat, 1996:72). Bagi

masyarakat tertentu setiap unsur musiknya dapat merupakan simbol yang memiliki

makna, arti, guna, fungsi, dan kedudukan tertentu. Hal tersebut tumbuh dan berakar

dari nilai-nilai yang berkembang di masyarakatnya.

26

Universitas Sumatera Utara


Hal yang perlu diperhatikan dalam musik vokal adalah teks nyanyian (lirik

lagu) dan hubungan teks lagu tersebut dengan musik 12. Dijelaskan lagi teks nyanyian

(lirik lagu) adalah sumber yang paling jelas dan yang paling dapat membantu untuk

mempelajari tingkah lagu manusia dalam suatu kebudayaan yang berkaitan dengan

musik (Merriam 1964: 187).

Menurut Merriam ada enam area pemeriksaan untuk diperhatikan dalam

menentukan rumusan metode yang tidak hanya aspek auralnya 13, tetapi sosial

budaya, psikologi dan estetika yang baik yaitu:

1. Kebudayaan material musik

2. Studi terhadap teks nyanyian

3. Studi terhadap kategori musik

4. Studi terhadap para pemusik

5. Studi dengan penekanan pada penggunaan dan fungsi musik

6. Studi tentang musik sebagai aktifitas kreatif kebudayaan

Dalam tulisan ini penulis memusatkan pembahasan pada poin studi terhadap

teks nyanyian. Teks nyanyian disini adalah lirik-lirik lagu, melalui lirik-lirik lagu

tersebutlah penulis akan mengungkapkan semua makna yang terkandung dalam

setiap lirik lagu. Untuk bisa memahami atau menangkap maksud setiap kata dari teks

lagu tersebut, penulis harus terlebih dahulu memahami istilah kata tersebut dan

semua analisisnya harus diarahkan pada istilah kata tersebut sehingga bisa betul-betul

dapat diinterpretasikan (Sibarani 2004: 52). Lebih lanjut, mengenai hal

pengungkapan makna lirik lagu terdapat pula pada kutipan oleh Feld dalam Purba

(2004:1):

12
Rosmaida Sianturi. Analisis Gaya Musikal Lagu Populer Batak Toba Dengan Perhatian Khusus Pada
Lagu-Lagu Karya Nahum Situmorang. Skripsi, Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara, 2003.
13
Bersangkutan dengan indera pendengaran

27

Universitas Sumatera Utara


"If music teory is coded for verbalization in
a metalanguage, it follows that an of the
structure and usage of that metalanguage is one
guide to the conceptual bases of the music theory..."
“...jika teori musik disandikan untuk diungkapkan
dengan kata-kata dalam metabahasa maka sejalan
dengan itu pula bahwa analisa struktur dan
penggunaan metafora itu jelas merupakan suatu
penuntun untuk mengerti dasar konsepsi teori musik
itu”.

Metafora adalah pemakaian kata atau kelompok kata bukan dengan arti yang

sebenarnya melainkan sebagai lukisan yang berdasarkan persamaan atau

perbandingan 14. Metafora tidak memberikan arti literal (arti yang mendasar),

metafora memberikan suatu ide atau pandangan di belakangnya 15. Metafora juga

bersatu atau berintegrasi di dalam pikiran dan tindakan manusia. Metafora juga

bagian dari bahasa. Dalam berkomunikasi manusia menggunakan bahasa untuk

mengerti satu sama lain karena bahasa merupakan produk dari pemikiran manusia.

Perhatikan salah satu contoh metafora yang diekpresikan dalam kalimat “ho

do boruku, tampuk ni ate-ate ki” (kaulah anak perempuanku, jantung hatiku). Di

dalam kalimat tersebut, anak perempuan dimetaforasikan sebagai jantung orangtua.

Arti literal kata-kata tersebut jelas tidak ada terdapat hubungan, tetapi yang penting

adalah makna dibalik kalimat tersebut. Anak perempuan bagi masyarakat Batak Toba

adalah harapan orangtuanya. Harapan, anak perempuannya menguatkan dan

meneguhkan pada hari tua orangtuanya. Bagi manusia, jantung merupakan salah satu

organ terpenting tubuh yang berfungsi sebagai pemompa darah manusia. Jika jantung

seorang manusia tidak bekerja maka boleh dikatakan manusia itu sudah mati. Jantung

dalam konteks ini adalah sesuatu yang sangat penting, tanpa itu seperti mati

kehidupan yang dirasakan orangtua. Oleh sebab itu, anak perempuan dimetaforasikan
14
“Metafora” http://kbbi.web.id/metafora (akses 10 Februari 2014)
15
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1677/1/etnomusikologi-mauly.pdf (akses 08
Februari 2014)

28

Universitas Sumatera Utara


dengan jantung untuk menjelaskan betapa si orangtua sangat menjaga dan

melindungi anak perempuannya.

Bahasa dan musik saling terkait dalam bentuk formasi teks lagu dan teks lagu

tersebut mempunyai makna khusus dan berfungsi khusus juga. Salah satu contoh

yang menunjukkan perasaan mendalam dalam suatu kelompok yang diungkapkan

dengan kata dalam konteks lain, Devereux dan La Barre dalam Merriam mengatakan

bahwa "seorang gadis Moi menyanyikan lagu kecil untuk memberitahu saya bahwa

mereka sudah lelah dan ingin pulang. Ditanya mengapa dia tidak memberitahu

dengan bahasa yang biasa, dia menjawab jika melakukan hal tersebut berarti

melakukan hal yang tidak sopan. Dengan mengungkapkan keinginannya dalam

bentuk lagu, dia membiarkan saya memutuskan mendengarnya hanya sebagai musik

vokal atau ikut memahami maksudnya”. Kasus yang dikutip di atas yang penting

adalah lagu itu memberikan kebebasan untuk mengungkapkan pikiran, gagasan, dan

komentar yang tidak dapat dinyatakan dengan terus terang dalam bahasa normal.

Kemudian, teks lagu memberi sarana yang berguna untuk mendapatkan informasi.

Penggunaan (use) dan fungsi (function) musik (lebih lanjut disebut dengan

lagu) merupakan masalah yang sangat penting dalam Antropologi karena hal ini

menyangkut makna musik, tidak hanya fakta-fakta mengenai musik. Membicarakan

penggunaan dan fungsi musik tidaklah semata-mata berkenaan dengan fakta-fakta

tentang musik tetapi juga menyangkut makna musik dalam masyarakatnya.

Penggunaan lagu bagaimana suatu lagu itu digunakan, diperlakukan dalam

sekelompok masyarakat, dari segi perilaku praktis atau kebiasaan-kebiasaan dari

bagaimana lagu itu dimainkan, menyangkut cara pemakaian lagu dalam konteksnya

sedangkan fungsi lagu menyangkut tujuan pemakaian lagu dalam pandangan luas:

mengapa lagu tersebut digunakan demikian, sampai sejauh mana lagu itu dapat

29

Universitas Sumatera Utara


memenuhi kebutuhan manusia. Misalnya, sebuah nyanyian dalam suatu masyarakat

tertentu biasanya dipakai oleh pemuda untuk merayu gadis idamannya. Namun

nyanyian tersebut kemungkinan mempunyai fungsi yang bersifat lebih mendalam:

pada analisis kita, dapat dikatakan bahwa fungsi nyanyian dalam contoh di atas

adalah untuk menjamin kesinambungan biologis (keturunan) masyarakat yang

bersangkutan (dalam kata lain, supaya masyarakat itu tidak menjadi punah)

Fungsi sebuah unsur kebudayaan (dalam masyarakatnya) adalah

kemujarabannya dalam memenuhi kebutuhan yang ada, atau dalam mencapai tujuan

tertentu. Namun sekarang adalah mencari fungsi lagu pada umumnya, tidak hanya

dalam satu masyarakat saja. Merriam (1964:218) mengemukakan sepuluh fungsi

musik yang merupakan adalah fungsi utama musik. Fungsi pengungkapan emosional,

fungsi penghayatan estetis, fungsi hiburan, fungsi komunikasi, fungsi perlambangan,

fungsi reaksi jasmani, fungsi yang berkaitan dengan norma-norma sosial, fungsi

pengesahan lembaga sosial dan upacara agama, fungsi kesinambungan kebudayaan,

fungsi pengintegrasian masyarakat.

Musik (lagu) merupakan seni yang melukiskan pemikiran dan perasaan

manusia lewat keindahan suara. Sebagaimana manusia menggunakan kata-kata untuk

mentransfer suatu konsep, musik juga menggunakan komposisi suara untuk

mengungkapkan perasaan batinnya. Seperti halnya ragam seni lain, musik merupakan

refleksi perasaan suatu individu atau masyarakat. Musik merupakan hasil dari cipta

dan rasa manusia atas kehidupan dan dunianya. Begitu juga dengan lagu-lagu populer

Batak Toba yang merupakan hasil cipta dari masyarakat Batak Toba dan gambaran

bagaimana kehidupan orang Toba dapat diketahui juga melalui lagu-lagu yang

berkembang pada daerah itu.

30

Universitas Sumatera Utara


Lagu-lagu yang ada memiliki peran yang penting didalam kehidupan

masyarakat. Lagu tersebut dapat membawa kepada hal-hal tertentu, misalnya

perasaan terasa damai setelah mendengarkan musik. Melalui lirik lagu, masyarakat

yang mendengarnya ikut membenarkan apa yang dikatakan oleh pengarang lagu

dalam lirik lagu tersaebut.

Seperti yang dijelaskan sebelumnya lagu-lagu Batak Toba banyak mendapat

pengaruh dari luar sehingga mempengaruhi produk seni yang tercipta. Teori

transculturation menjelaskan teori ini sebagai satu proses transformasi kebudayaan

yang ditandai dengan masuknya elemen kebudayaan baru dan hilangnya atau

tergantinya sesuatu di dalam kebudayaan yang eksis sebelumnya 16. Transkulturasi ini

diaplikasikan pada proses kontak antar budaya. Dalam kondisi tertentu kontak

budaya dapat menyebabkan terjadinya pengurangan energi musikal (waktu dan

energi yang digunakan untuk membuat/memainkan musik), dan hilangnya

sebagian/keseluruhan elemen dari tradisi musik. Kontak budaya bisa terjadi dari

perang, perdagangan, wisata, penyebaran agama, perkawinan antarsuku, sekolah.

Ada beberapa tipe respon akibat kontak budaya:

1. Virtual Rejection of Impinging Music

Suatu kebudayaan menolak pengaruh musical dari kebudayaan yang

menginvasi (yang mempengaruhi)

2. Transfer of Discrete Musical Traits

Menerima/mengambil secara terpisah suatu aspek dari suatu kebudayaan

3. Pluralistic Coexistance of Music

16
Margaret Kartomi, “The Processes and Result of Musical Culture Contact: A Discussion of
Terminology and Concepts,” Journal for Society of Ethnomusicology, Vol.3 (1981), hal 275-297

31

Universitas Sumatera Utara


Suatu kebudayaan berlanjut terus dan memberikan toleransi terhadap praktek

musik lainnya secara paralel dan terpisah

4. Nativistic Musical Revival

Suatu kebudayaan musical yang didominasi oleh kebuyaan lain, sadar

musiknya bisa punah kemudian berusaha menyelamatkan

5. Musical Abandonment

Hilangnya suatu tradisi secara alamiah dan karena adanya tekanan

6. Musical Impoverishment

Hilang/berkurangnya sebagian musik akibat mengakomodir kebudayaan

dominan

1.3. PERUMUSAN MASALAH

Adapun pokok permasalahan di dalam penelitian ini adalah:

1) Apa saja ekspresi nilai-nilai budaya dalam lirik lagu populer Batak Toba dengan

penekanan pada hubungan anak dengan orangtua

2) Apa fungsi lagu-lagu populer Batak Toba bagi masyarakat Batak Toba itu sendiri

1.4. LOKASI PENELITIAN

Penelitian ini akan dilakukan di kota Medan-Sumatera Utara. Alasan penulis

memilih kota Medan adalah karena kota Medan merupakan tujuan migrasi orang

Toba. Di kota ini juga terdapat komunitas Batak Toba yang jumlahnya relatif besar.

Medan juga merupakan salah satu kota besar di Indonesia sehingga di kota Medan

proses perubahan itu sangat cepat. Proses akulturasi di kota sangat cepat terjadi.

32

Universitas Sumatera Utara


1.5. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1) Untuk mengetahui nilai-nilai budaya tentang hubungan anak dengan orangtua

yang terkandung dalam lirik lagu-lagu Batak Toba.

2) Untuk mengetahui fungsi lagu-lagu Batak Toba bagi masyarakat Batak Toba

Manfaat dilakukannya penelitian ini adalah:

1) Secara akademis penelitian ini diharapkan dapat menambah literatur

Antropologi Sosial yang berkaitan dengan aspek kesenian.

2) Sebagai bahan dokumentasi tentang lagu-lagu Batak Toba yang bertemakan

hubungan anak dengan orangtua.

3) Sebagai sarana untuk memperkenalkan kepada masyarakat diluar etnik Batak

Toba yang ingin mengetahui tentang lagu-lagu Batak Toba yang bertemakan

hubungan anak dengan orangtua.

4) Sebagai gambaran bagaimana masyarakat Batak Toba bersosialisasi dengan

anaknya dan sebaliknya juga.

1.6. METODE PENELITIAN

Dalam melakukan penelitian, penulis menggunakan penelitian deskriptif yang

bersifat kualitatif. Penelitian kualitatif untuk memahami fenomena apa saja yang

terjadi dan dialami oleh subjek penelitian misalnya perilakunya, persepsinya dan

lain-lain secara holistik dan melalui cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa

pada suatu konteks khusus yang alamiah dengan memanfaatkan berbagai metode

33

Universitas Sumatera Utara


kualitatif yaitu berupa pengamatan, wawancara dan studi kepustakaan (Moleong

2006:6)

1.7. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

1.7.1. DATA PRIMER

Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara

langsung dari sumber asli. Peneliti melakukan analisis teks terhadap lirik lagu

populer Batak Toba yang bertemakan hubungan anak dengan orangtua.

1.7.2. DATA SEKUNDER

Data yang bersifat tidak langsung, akan tetapi memiliki keterkaitan fungsi

dengan salah satu aspek pendukung bagi keabsahan suatu penelitian. Data

sekunder berupa sumber-sumber referensi tertulis yang berhubungan dengan

permasalahan penelitian. Data sekunder dalam penelitian ini adalah studi

kepustakaan sebagai teknik pengumpulan data selanjutnya, dimaksudkan peneliti

sebagai suatu sarana pendukung untuk mencari dan mengumpulkan data dari

beberapa buku, jurnal, majalah, koran dan hasil penelitian para ahli lain yang

berhubungan dengan masalah penelitian guna lebih menambah pengertian dan

wawasan peneliti demi kesempurnaan akhir penelitian.

1.7.3. TEKNIK WAWANCARA

Teknik wawancara yang dilakukan adalah ialah teknik wawancara “pendekatan

menggunakan petunjuk umum wawancara” dan teknik “wawancara yang tidak

terstruktur”. Informan yang diwawancarai terdiri dari:

1. Pelaku adat (orang yang masih menjalankan adat Batak Toba)

2. Seniman (orang yang berkecimpung dalam dunia musik)

3. Masyarakat biasa

34

Universitas Sumatera Utara


1.8. MODEL PENELITIAN

Hamoraon,
Hagabeon, Orangtua Anak
Hasangapon

Disosialisasikan lewat
teks lagu/musik
populer/musik dan
dalam praktek hidup
sehari-hari

Analisis Nilai budaya hubungan orangtua


konotatif/denotatif
dan anak dlm masy. Batak Toba
makna lirik lagu

35

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK
Penelitian ini berjudul EKSPRESI NILAI BUDAYA DALAM LIRIK LAGU-LAGU
POPULER BATAK TOBA DENGAN PENEKANAN PADA HUBUNGAN ANAK
DENGAN ORANGTUA. Anak dalam masyarakat Batak Toba merupakan sesuatu yang
bernilai tinggi. Nilai yang dimaksud akan ditinjau dari eksistensinya, format dan acuan
ekspresinya di dalam lirik lagu-lagu Batak Toba. Hubungan anak dan orangtua di dalam
kehidupan sosial masyarakat Batak Toba tidak saja diekpresikan melalui interaksi keseharian
tetapi juga diekspresikan lewat media-media yang bersifat seni, antara lain musik (nyanyian).
Musik merupakan media komunikasi menyampaikan pesan-pesan masalah sosial dalam
kehidupan sehari-hari.
Judul ini dipilih karena mulanya penulis hobby bernyanyi sehingga penulis tertarik
untuk melakukan penelitian tentang lagu-lagu populer Batak Toba dan menggali nilai budaya
Batak Toba lebih dalam lagi dari lagu-lagu populer Batak Toba. Melalui lagu-lagu populer
Batak Toba, dapat diketahui bagaimana kehidupan masyarakat Batak Toba itu sendiri.
Berangkat dari hal tersebut, penulis tertarik ingin mengetahui apa saja nilai-nilai budaya yang
terdapat pada lagu tersebut dan apa fungsi dari lagu-lagu populer Batak Toba terhadap
masyarakat itu sendiri.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apa saja ekspresi nilai budaya yang
terdapat pada lirik lagu populer Batak Toba. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif
kualitatif yang mengutamakan makna dan konteks. Data primer dalam penelitian ini adalah
lagu-lagu populer Batak Toba yang bertemakan hubungan anak dengan orangtua.
Berdasarkan analisis yang penulis lakukan atas wawancara, kajian pustaka, maka dapat
diketahui nilai budaya yang terdapat pada lirik lagu populer Batak Toba muncul dalam
berbagai karakter. Ragam ekspresi nilai budaya tersebut diantaranya adalah nilai pendidikan,
nilai ekonomi, nilai psikologi, nilai religius, nilai umpasa, nilai metafora, nilai hagabeon.
Fungsi lagu-lagu Batak juga melambangkan nilai yang terdapat dalam lagu tersebut.

Kata kunci:nilai budaya, lagu populer Batak Toba, hubungan anak dengan orangtua

Universitas Sumatera Utara


EKSPRESI NILAI BUDAYA DALAM LIRIK LAGU-LAGU POPULER
BATAK TOBA DENGAN PENEKANAN PADA HUBUNGAN ANAK
DENGAN ORANGTUA

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat


Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial
Dalam Bidang Antropologi

Oleh

FITRI TAMBUNAN

100905046

DEPARTEMEN ANTROPOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2014

Universitas Sumatera Utara


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PERNYATAAN ORIGINALITAS

EKSPRESI NILAI BUDAYA DALAM LIRIK LAGU-LAGU POPULER BATAK TOBA


DENGAN PENEKANAN PADA HUBUNGAN ANAK DENGAN ORANGTUA

SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk
memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak
terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara
tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti lain atau tidak seperti yang saya nyatakan disini, saya bersedia
diproses secara hukum dan siap menanggalkan gelar kesarjanaan saya.

Medan, 07 November 2014

Penulis

(Fitri Tambunan)

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK
Penelitian ini berjudul EKSPRESI NILAI BUDAYA DALAM LIRIK LAGU-LAGU
POPULER BATAK TOBA DENGAN PENEKANAN PADA HUBUNGAN ANAK
DENGAN ORANGTUA. Anak dalam masyarakat Batak Toba merupakan sesuatu yang
bernilai tinggi. Nilai yang dimaksud akan ditinjau dari eksistensinya, format dan acuan
ekspresinya di dalam lirik lagu-lagu Batak Toba. Hubungan anak dan orangtua di dalam
kehidupan sosial masyarakat Batak Toba tidak saja diekpresikan melalui interaksi keseharian
tetapi juga diekspresikan lewat media-media yang bersifat seni, antara lain musik (nyanyian).
Musik merupakan media komunikasi menyampaikan pesan-pesan masalah sosial dalam
kehidupan sehari-hari.
Judul ini dipilih karena mulanya penulis hobby bernyanyi sehingga penulis tertarik
untuk melakukan penelitian tentang lagu-lagu populer Batak Toba dan menggali nilai budaya
Batak Toba lebih dalam lagi dari lagu-lagu populer Batak Toba. Melalui lagu-lagu populer
Batak Toba, dapat diketahui bagaimana kehidupan masyarakat Batak Toba itu sendiri.
Berangkat dari hal tersebut, penulis tertarik ingin mengetahui apa saja nilai-nilai budaya yang
terdapat pada lagu tersebut dan apa fungsi dari lagu-lagu populer Batak Toba terhadap
masyarakat itu sendiri.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apa saja ekspresi nilai budaya yang
terdapat pada lirik lagu populer Batak Toba. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif
kualitatif yang mengutamakan makna dan konteks. Data primer dalam penelitian ini adalah
lagu-lagu populer Batak Toba yang bertemakan hubungan anak dengan orangtua.
Berdasarkan analisis yang penulis lakukan atas wawancara, kajian pustaka, maka dapat
diketahui nilai budaya yang terdapat pada lirik lagu populer Batak Toba muncul dalam
berbagai karakter. Ragam ekspresi nilai budaya tersebut diantaranya adalah nilai pendidikan,
nilai ekonomi, nilai psikologi, nilai religius, nilai umpasa, nilai metafora, nilai hagabeon.
Fungsi lagu-lagu Batak juga melambangkan nilai yang terdapat dalam lagu tersebut.

Kata kunci:nilai budaya, lagu populer Batak Toba, hubungan anak dengan orangtua

Universitas Sumatera Utara


UCAPAN TERIMA KASIH

Terpuji dan termulialah Engkau Bapa, Tuhan Yesus Kristus, Engkaulah pemilik

kehidupan, Bapa yang penuh kasih, Bapa yang sungguh luar biasa dalam hidupku. Aku

bersyukur ya Tuhan, Engkau perlayakkan aku menyelesaikan penulisan skripsi ini, itu semua

bukan karena kuat dan hebatku, tetapi karena kasihMu yang begitu dashyat dalam hidupku.

Dalam kesusahan dan segala kekhawatiranku, Bapa selalu ada menjadi tempat curhat sejati

sehingga aku bisa menyelesaikan skripsi ini.

Pada kesempatan ini penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan selesai tanpa

dukungan dari berbagai pihak. Karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan

banyak terimakasih kepada ketua jurusan Antropologi Sosial Bapak Fikarwin Zuska. Bapak

menjadi tempat sharing dalam pemilihan judul skripsi dan yang akhirnya bapak mengarahkan

saya sehingga memilih melakukan penelitian sesuai dengan arahan bapak. Semoga bapak

menjadi teladan buat dosen yang lain dan menjadi sahabat buat kerabat-kerabat antro lainnya.

Kepada ibu bapak dosen yang lain, ka Ritha Tambunan, pak Agus Sutrisno, pak Lister

Berutu, pak Zulkifli, pak Ermansyah, pak Nurman Achmad, pak Irfan Simatupang, pak

Yance, ibu Nita Savitri, ibu Sabariah Bangun, ibu Aida Harahap, ibu Mariana Makmur, ibu

Sri Alem Sembiring, terimakasih penulis ucapkan atas ilmu yang telah penulis dapatkan

selama mengikuti perkuliahan di Antropologi. Kepada staf Antropologi, ada ka Nur, ka Sofi,

terimakasih untuk pelayanannya selama ini.

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Prof. Mauly Purba, Ph.D sebagai

dosen pembimbing, yang telah banyak memberikan bimbingan, nasehat dan masukan kepada

penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Thank you prof untuk kebersamaan yang terjadi

selama bimbingan, untuk saya boleh melihat karya nyata Tuhan yang sungguh luar biasa

hebat ada dalam diri prof. Saya selalu berdoa buat prof, untuk boleh tetap sehat di dalam

Universitas Sumatera Utara


segala aktivitasnya, banyak rejekinya, semua anggota keluarga menjadi keluarga yang

semakin terberkati. Walaupun prof bukan dosen di jurusan Antropologi, prof adalah dosen

idolaku.

Tak lupa penulis ucapkan terimakasih juga kepada informan, yaitu amang Drs.Kondar

Lumbantoruan, kak Clara Julieta Lumbantoruan S.Pd, bang Hardoni Sitohang sudah mau

menjadi informan dalam penelitian ini. Pak tua Sinurat juga mengucapkan terimakasih yang

sebesar-besarnya penulis ucapkan. Segala informasi yang penulis dapatkan sangat membantu

penulis dalam pengerjaan skripsi ini.

Kepada ayahanda M.Tambunan dan Ibunda tercinta R.Manurung, penulis

mengucapkan banyak terimakasih yang sebesar-besarnya. Kalian adalah anugerah terindah

dalam hidupku. Terimakasih pak, mak, sudah mau bersusah payah menyekolahkanku hingga

tingkat universitas. Karena doa kalian juga lah aku boleh hingga seperti sekarang ini. Bapak

mama semoga sehat selalu, banyak rejekinya, doakan selalu kami anak-anakmu. Kepada

kakak tersayang Ezra Tambunan S.Hut, bagiku kakak adalah teladan buat kami adik-adikmu,

semoga kaka cepat menemukan teman hidup yang berkenan dihadapan Tuhan dan sukses

terus dalam pekerjaannya. Itoku satu-satunya Ibrian Tambunan Amd, terimakasih untuk doa-

doanya bang, semoga sehat selalu dan kerjaannya lancar, sista Wenty Tambunan, terimakasih

juga dekku sudah menjadi partner di kota Medan ini, walaupun di dalam kebersamaan kita

banyak sikapku yang tidak berkenan dihatimu, aku tetap bersyukur untuk itu, untuk aku boleh

intropeksi diri lagi, untuk boleh belajar sabar menghadapi orang sepertimu, aku berdoa

kuliahmu lancar dan cepat selesai dan selalu menjadi pribadi yang baik. Hehehehehe. Sista

Winda Tambunan, si kembar Devi Deby Tambunan, kalian bertiga adalah adikku yang

palingggg muanis, terimakasih untuk doa-doa kalian dekku sayang, untuk segala sambutan

yang luar biasa hangat jika aku pulang ke rumah. Belajar yang benar ya dek biar bisa nyusul

ke perguruan tinggi juga. Semua kalian adalah permata hatiku, tanpa kalian apalah arti

Universitas Sumatera Utara


hidupku ini. Kebersamaan dengan kalian tak bisa digantikan dengan apapun. Doaku akan

selalu menyertai kalian semua.

Terimakasih juga penulis ucapkan kepada si babang hasian, Elmanuala Pasaribu

S.Sos, terimakasih untuk doanya hasian, semangat yang engkau tularkan kepadaku

membuatku merasa lebih tenang. Engkau juga menjadi tempat sharing-sharing saat aku

mengalami kepenatan saat penulisan skripsi ini. Buat bantuan materi yang engkau berikan

biarlah juga Tuhan yang akan membalas segala kebaikanmu. Semoga kedepannya sehat

selalu, banyak rejekimu, panjang umur, pekerjaanmu lancar, engkau semakin menikmati hari

yang Tuhan berikan diisi dengan segala ucapan syukur. Biarlah abang boleh juga menjadi

pribadi yang lebih baik lagi, menjadi teladan buat keluarga besar Pasaribu.

Saya juga mengucapkan banyak terimakasih abang kaka teman adik semua di

pelayanan NHKBP P.BULAN. Kebersamaan dengan kalian adalah jalan terbaik yang kupilih

dalam hidupku. Biarlah setiap kita, pengurus, anggota boleh semakin menikmati pelayanan

yang Tuhan percayakan kepada kita, untuk setiap kita boleh lebih lagi memberikan yang

terbaik buat Tuhan. Teman seperjuangan di sie-keanggotaan, ada Wanda Hutauruk dan

Victory Hutauruk, terimakasih dukungan doa kalian, semoga kedepannya kita lebih kompak

lagi di sie-keanggotaan.

Terimakasih juga buat anggota kost mamre 261 B, kak Peranika Pakpahan, Marupa

Sianturi, pak Angel. Andy F. Noya, bebski Icha Pakpahan, Fidha, Vinta, Tiur. Si risna, Tina,

Mery, Septri, Idham, Royani, Sherly, Arni, Ani, Berdo. Terimakasih penulis ucapkan, karena

selama penulisan skripsi kalian memberikan semangat kepada penulis.

Yang terakhir, penulis mau mengucapkan terimakasih juga kepada sahabat-sahabatku

di Antro 2010, ada Juju, Eby, Niky, terimakasih atas doa kalian, buat semangat yang kalian

berikan kepada ku, biarlah tiap kita tetap sehat, sukses nanti dalam pekerjaan. Dari diri kalian

Universitas Sumatera Utara


juga penulis boleh belajar arti kehidupan. Khusus kepada juju sahabat sejak awal kuliah, kita

selalu bersama, walaupun akhir-akhir ini jarang ada kebersamaan diantara kita, penulis tetap

bersyukur untuk itu. Dan kepada semua kerabat antro 2010 yang tak penulis sebutkan satu

persatu, terimakasih telah menjadi teman dan sahabat selama empat tahun ini.

Akhir kata, atas bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, penulis mendoakan

semoga kasih Tuhan Yesus selalau menyertai kita senantiasa dan berkatnya tiada henti

mengalir buat kita semua dan semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi kita semua.

Medan, 07 November 2014

Penulis

(Fitri Tambunan)

Universitas Sumatera Utara


RIWAYAT HIDUP

Fitri Tambunan lahir pada tanggal 26 juni 1991 di


Pematang Siantar. Beragama Kristen Protestan, anak
ke-3 dari 7 bersaudara dari pasangan Bapak
Maraden Tambunan dan Ibu Ratnawati Manurung.
Riwayat pendidikan penulis 1997-2003 SDN
121241, 2003-2006 SMP N 3 P.Siantar, 2006-2009
SMA Swasta Kartika I-4 P.Siantar, 2010-2014
Departemen Antropologi Fakultas Ilmu Sosial Ilmu
Politik Universitas Sumatera Utara. Selama kuliah
penulis aktif dalam mengikuti pelatihan dan seminar
diantaranya: Tahun 2010 penulis mengikuti lomba
pidato bahasa Inggris “New Student English Speech
Contest And Public Speaking” oleh FISIP USU English Club 1st Anniversary. Tahun 2012,
seminar Meneguhkan Komitmen Pemenuhan Hak-Hak Konstitusional Perempuan Korban
Kekerasan Atas Kebenaran, Keadilan Dan Pemulihan oleh KOMNAS PEREMPUAN,
sebagai peserta.

Pengalaman organisasi diantaranya, 2010 sebagai anggota organisasi kampus dan organisasi
luar kampus. Organisasi kampus penulis sebagai anggota di Etnis Budaya dan Pariwisata
(EBPAR). Organisasi luar kampus, penulis aktif di organisasi gereja yaitu tahun 2011-
sekarang sebagai pengurus di NHKBP P.Bulan Medan.

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Skripsi ini merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan studi di jurusan

Antropologi Sosial, Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Dalam rangka memenuhi persyaratan tersebut penulis telah menyusun sebuah skripsi dengan

judul “EKSPRESI NILAI BUDAYA DALAM LIRIK LAGU-LAGU POPULER

BATAK TOBA DENGAN PENEKANAN PADA HUBUNGAN ANAK DENGAN

ORANGTUA”

BAB I Pendahuluan, pada bab ini akan menguraikan garis besar penulisan skripsi

secara menyeluruh, antara lain dikemukakan latar belakang masalah, tinjauan pustaka,

perumusan masalah sehingga dapat diketahui apa yang ingin dikemukakan dalam penulisan

skripsi ini. Selanjutnya, akan diuraikan juga lokasi penelitian, tujuan dan manfaat penelitian,

metode penelitian, dan teknik pengumpulan data. Penguraian pada bab ini, dimaksudkan agar

dapat memberikan gambaran secara keseluruhan mengenai materi penulisan yang dimaksud

dalam penelitian/skripsi ini.

BAB II Latar Belakang Sosial Budaya Masyarakat Batak Toba. Pada bab ini akan

diuraikan mengenai latar belakang sosial budaya masyarakat Batak Toba secara umum dan

secara spesifik pada masyarakat Batak Toba di kota Medan. Uraian dimaksud akan penulis

mulai dengan deskripsi geografis Tanah Batak di Sumatera Utara kemudian dilajutkan

dengan deskripsi kota Medan sebagai daerah tujuan migrasi orang Batak. Pada bagian ini

penulis memfokuskan sejarah/latar belakang kedatangan orang Toba ke kota Medan.

Selanjutnya penulis akan menguraikan tentang sistem kepercayaan tradisi leluhur Batak

Toba. Bagian akhir bab ini akan menguraikan konsep budaya masyarakat Batak Toba.

Konsep budaya yang dimaksud disini adalah konsep kebudayaan yang penting dan sangat

mendasar yang berhubungan dengan kehidupan sosial sehari-hari, antara lain: adat, marga,

Universitas Sumatera Utara


dalihan na tolu, parsohotan (perkawinan) dalam masyarakat Batak Toba, dan bagaimana

sistem pewarisan dalam masyarakat tersebut.

BAB III Musik Populer Batak Toba Dan Perkembangannya. Pada bab ini akan

diuraikan tentang musik populer Batak Toba dan perkembangannya. Pada bagian pertama

penulis menguraikan apa itu musik populer, kemudian dilanjutkan dengan musik populer

Indonesia. Dilanjutkan dengan musik populer Barat. Penulis juga akan menguraikan

kemunculan musik populer Batak Toba dan bagaimana perkembangannya pada masa ke

masa.

BAB IV Analisis Tekstual Lagu Populer Batak Toba. Bagian ini akan membahas

mengenai nilai budaya hubungan anak dengan orangtua yang terdapat pada lirik lagu populer

Batak Toba yang bertemakan hubungan anak dengan orangtua. Pembahasan pun akan

dibatasi hanya pada lagu Batak populer yang jelas siapa penciptanya. Dalam uraian bab ini

akan dibahas bahwa nilai adalah sesuatu abstrak, sesuatu yang dibangun dan berada di dalam

pikiran, tidak dapat diraba dan dilihat secara langsung dengan pancaindera. Nilai hanya dapat

disimpulkan dan ditafsirkan dari ucapan, perbuatan, dan materi yang dibuat manusia.

BAB V Penutup. Penutup berisikan tentang kesimpulan dan saran. Pada bab ini akan

disimpulkan kembali keseluruhan dari hasil penelitian tentang ekspresi nilai budaya dalam

lirik lagu-lagu populer Batak Toba. Pada akhir bab ini, penulis menyampaikan beberapa saran

yang berguna untuk meningkatkan pengetahuan tentang ekspresi nilai budaya dalam lirik

lagu-lagu populer Batak Toba.

Sebagai akhir dari tulisan ini, penulis juga membuat daftar pustaka sebagai bahan

referensi dari skripsi ini. Akhirnya, penulis mengharapkan semoga skripsi ini bermanfaat bagi

kita semua. Penulis menyadari bahwa skripsi ini adalah jauh dari sempurna karena

keterbatasan kemampuan, pengetahuan, materi, dan pengalaman penulis. Penulis, dengan

10

Universitas Sumatera Utara


tidak mengurangi rasa hormat, mengharapkan kritik dan saran maupun sumbangan pemikiran

yang bersifat membangun dari berbagai pihak untuk menyempurnakan skripsi ini.

Medan, 07 November 2014

Penulis

(Fitri Tambunan)

11

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN

HALAMAN PENGESAHAN

PERNYATAAN ORIGINALITAS.............................................................................. i

ABSTRAK...................................................................................................................... ii

UCAPAN TERIMAKASIH ......................................................................................... iii

RIWAYAT HIDUP........................................................................................................ vi

KATA PENGANTAR................................................................................................... vii

DAFTAR ISI................................................................................................................... x

DAFTAR TABEL.......................................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR..................................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah.................................................................. 1


1.2. Tinjauan Pustaka............................................................................. 6
1.3. Rumusan Masalah..................................................................................... 16

1.4. Lokasi Penelitian......................................................................................... 16

1.5. Tujuan dan Manfaat Penelitian................................................................. 17

1.6. Metode Penelitian..................................................................................... 17

1.7. Teknik Pengumpulan Data....................................................................... 18

1.7.1 Data Primer................................................................................ 18

1.7.2 Data Sekunder........................................................................... 18

1.8. Model Penelitian........................................................................................ 19

BAB II LATAR BELAKANG SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT BATAK TOBA

2.1. Gambaran Umum Wilayah Batak Toba................................................... 20

2.2. Gambaran Umum Wilayah dan Migrasi Batak Toba ke Kota Medan..... 23

12

Universitas Sumatera Utara


2.2.1 Migrasi Batak Toba Ke Kota Medan............................................. 23

2.3. Kepercayaan dan Agama.......................................................................... 25


2.3.1 Kepercayaan.............................................................................. 25
2.3.2 Agama........................................................................................ 26
2.4. Adat.......................................................................................................... 29
2.5. Sistem Kekerabatan.................................................................................. 31
2.5.1 Hula-Hula.................................................................................. 32
2.5.2 Boru........................................................................................... 33
2.5.3 Dongan Sabutuha...................................................................... 34
2.6. Sistem Perkawinan................................................................................... 37
2.7. Sistem Pewarisan...................................................................................... 39
2.8. Hal-Hal Penting Dalam Adat Batak Menyangkut Marga........................ 41
2.8.1 Sistem Sapaan............................................................................ 41

BAB III KAJIAN ASPEK SOSIAL BUDAYA MUSIK POPULER BATAK TOBA

3.1. Pengertian Musik Populer......................................................................... 47

3.2 Perkembangan Musik Populer Batak Toba............................................. 51

3.2.1 Peminat Musik Populer Batak Toba........................................ 54

3.2.2 Proses produksi musik populer batak toba.............................. 54

BAB IV ANALISIS TEKSTUAL LAGU POPULER BATAK TOBA

4.1. Nilai Pendidikan..................................................................................... 59

4.1.1 Anak Harus Sekolah.................................................................. 60

4.1.2 Mendidik Anak Melalui Nasehat............................................. 65

4.2. Nilai Ekonomi........................................................................................ 67

4.3. Nilai Psikologis....................................................................................... 69

4.3.1 Hidup Tegar, Pekerja Keras...................................................... 69

4.3.2 Ketiadaan Materi Melimpah Menjadi Motivasi........................ 71

4.4. Nilai Religius:Doa.................................................................................. 74

4.5. Nilai Seni................................................................................................ 78

4.6. Nilai Yang Terdapat Dalam Ungkapan Metafora.................................. 80

13

Universitas Sumatera Utara


4.7 Nilai Hagabeon....................................................................................... 84

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan............................................................................................. 109

5.2. Saran....................................................................................................... 111

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................... 113

DAFTAR INFORMAN................................................................................................. 118

LAMPIRAN................................................................................................................... 119

LAMPIRAN VERBATIM........................................................................................... 145

14

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL

TABEL 1 Jumlah penduduk Sumatera Utara menurut Kab/Kota............................. 24

TABEL 2 Fungsi yang terdapat pada lagu-lagu populer Batak Toba........................ 90

15

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Peta daerah pembagian suku bangsa di Sumatera Utara.......................... 23

16

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai