Materi A
Judul Lagu : Anakhonhi Do Hamoraon Di Au
Pencipta Lagu : Nahum Sirumorang
Tahun Cipta : 1950-an
A1
135
Materi B
Judul Lagu : Ndang Turpukkta Hamoraon
Pencipta Lagu : Dakka Hutagalung
Tahun Cipta : 1978
B1
136
Materi C
Judul Lagu : Anakhonhu
Pencipta Lagu : Dakka Hutagalung
Tahun Cipta : 1978
C1
137
Materi D
Judul Lagu : Didia Rongkaphi
Pencipta Lagu : Dakka Hutagalung
Tahun Cipta : 1978
D1
Teks Asli Denotatif Analisa (Konotatif)
Aha namarsigorgor Apa yang Isi Lagu:
di roham, ale inang berkecamuk - kerisauan anak karena
pangintubu dalam hatimu orangtuanya selalu menangis
138
139
Materi E
Judul Lagu : Poda
Pencipta Lagu : Tagor Tampubolon
Tahun Cipta :-
E1
Teks Asli Denotatif Analisa (Konotatif)
Angur do goarmi nama mu begitu Isi Lagu:
anakhonhu songon harum anakku berisi segala nasehat orangtua kepada
bunga-bungai, seperti bunga- anaknya, diantaranya adalah sbb:
nahushusi Molo bunga yang - anak yang baik adalah anak yang
marparange na harum Jika kamu berperilaku baik dimanapun
denggan do ho di berperilaku yang - anak yang tak lupa untuk berdoa
luat na daoi baik di perantauan menjadikan doa sebagai
Jala ingkon ingot Dan ingatlah kekuatan hidup
ma ho tangiang ido anakku doa
parhiteanmi di adalah landasan
ngolumi hidup mu
anakku
E2
Teks Asli Denotatif Analisa (Konotatif)
unang sai mian jat jangan pelihara iri Isi Lagu:
ni rohai, di bagasan dengki di dalam - anak yang tidak bersikap iri,
rohami. Ai ido mula hatimu karena dengki
ni singkap itulah awal - anak yang selalu berlapang dada
mabarbar, da malapetaka oo - hormat kepada yang lebih tua
hasian Ingkon sayangku engkau
benget do ho haruslah
marroha jala berlapang dada
pantun maradophon anakku dan
140
Materi F
Judul Lagu : Poda Ni Dainang
Pencipta Lagu : Tagor Tampubolon
Tahun Cipta :-
F1
Teks Asli Denotatif Analisa (Konotatif)
Marsinggang ho Mama, engkau Isi Lagu:
inang di lage berlutut di tempat - Digambarkan seorang ibu yang
podomanmi. tidur beralaskan selalu berdoa untuk anaknya
Manangianhon 3x tikar, Mendoakan - Memberi bekal kepada anaknya
hami gellengmon. kami anakmu dengan menyuapi hal yang baik
141
Materi G
Judul Lagu : Boto Lungun Anakhu
Pencipta Lagu : Tagor Tampubolon
Tahun Cipta :-
G1
142
Materi H
Judul Lagu : Tangiang Ni Dainang
Pencipta Lagu : Tagor Tampubolon
Tahun Cipta :-
H1
H2
143
Materi I
Judul Lagu : Boru Panggoaran
Pencipta Lagu : Tagor Tampubolon
Tahun Cipta :-
I1
144
Materi J
Judul Lagu : Anak Na Burju
Pencipta Lagu : Drs. Soaloon Simatupang
Tahun Cipta :-
J1
Teks Asli Denotatif Analisa (Konotatif)
Anakhu naburju, Anakku yang Isi Lagu:
anak hasianhu, baik, anakku - Seperti judulnya anak yang baik
anakhu nalagu tersayang, anakku begitulah harapan orangtua
Ingot do ho amang, terkasih, terhadap anaknya
di angka podani Ingatkah engkau - Dung hupaborhat ho,
natua-tua mi. anakku semua namarsikkolai, dalam kalimat ini
Dung hupaborhat nasehat dapat disimpulkan orangtua
ho, namarsikkolai, orangtuamu. merestui kepergian anaknya
tu luat na daoi Setelah engkau untuk bersekolah
amang. Benget do kuberangkatkan
ho amang, benget bersekolah ke
do ho manaon na perantauan.
dangoli Engkau sabar
menahan semua
pergumulan hidup
ini
J2
145
146
147
148
Materi M
Judul Lagu : Sulangan Mangan
Pencipta Lagu : Robert Marbun
Tahun Cipta :-
M1
149
Materi N
Judul Lagu : Uju Ni Ngolukkon
Pencipta Lagu : Denny Siahaan
Tahun Cipta : 2005
N1
150
151
Materi P
Judul Lagu : Supir Panjang
Pencipta Lagu : Iran Ambarita
Tahun Cipta :-
P1
P2
Teks Asli Denotatif Analisa (Konotatif/Metafora)
Borhat ma jolo au Berangkatlah Isi Lagu:
boru hasian boru buha dahulu aku putriku - Minta restu kepada anak supaya
bajukku terkasih putri di perjalanan selalu selamat
Sai unang lupa ho, lao sulungku
manangiangkon au, Janganlah engkau
Asa tiur sude, nasa lupa mendoakanku
lakkaku Mancai agar ayahmu ini
godang do boru selamat begitu
Akka namasa banyak kejadian di
dipardalanani perjalanan
P3
152
153
P9
Materi Q
154
155
Materi R
Judul Lagu : Putus Singkola
Pencipta Lagu : Firman Marpaung
Tahun Cipta :-
R1
156
Materi S
Judul Lagu : Patik Palimahon
Pencipta Lagu : Joshua Hady Rumapea
Tahun Cipta :-
S1
Teks Asli Denotatif Analisa (Konotatif/Metafora)
Inang pangintubu Ibu yang Isi Lagu:
Unang sai melahirkanku, - Anak yang memperhatikan
tumatangis ho jangan engkau orangtuanya
Tangis doho di menangis lagi
sihabuniani Engkau menagis
Lao mamingkiri di kesendirianmu
hansit ni si taononki Memikirkan
Mekkel doho disi kesulitan yang
hapatarani Lao kuhadapi
makkolipi, Engkau tertawa di
hapogosoni depan umum,
menutupi
kemiskinan
S2
157
S4
Materi T
Judul Lagu : Boru Buha Baju
158
T5
159
Materi U
Judul Lagu : Unang Jaishon
Pencipta Lagu : Tigor Gipsy
Tahun Cipta :-
U1
160
Materi V
Judul Lagu : Sangap Do Ho Amang
Pencipta Lagu : Sudiarto Tampubolon
Tahun Cipta :-
V1
161
162
INFORMAN I
VERBATIM 1
No Data Keterangan
1. Tanggal wawancara Kamis, 30 Oktober 2014
2. Lokasi Kediaman Informan
3. Waktu wawancara 19.30 – 20.00 WIB
4. Judul Rekaman Audio Voice00003
163
164
165
166
167
168
169
170
171
VERBATIM
No Data Keterangan
1. Tanggal wawancara Kamis, 30 Oktober 2014
2. Lokasi Kediaman Informan
3. Waktu wawancara 20.00 – 20.30 WIB
4. Judul Rekaman Audio Voice00005
172
173
INFORMAN III
VERBATIM
No Data Keterangan
1. Tanggal wawancara Jumat, 31 Oktober 2014
2. Lokasi Kediaman Informan
3. Waktu wawancara 15.00–17.00 WIB
4. Judul Rekaman Audio Voice00006
174
175
176
177
178
179
180
181
182
INFORMAN IV
VERBATIM
No Data Keterangan
1. Tanggal wawancara Rabu, 05 November 2014
2. Lokasi Kediaman Informan
3. Waktu wawancara 18.00 – 18.30 WIB
4. Judul Rekaman Audio Voice00007
183
184
185
186
187
188
189
190
Umur : 56 Tahun
Umur : 26 Tahun
Umur : 37 Tahun
4. Nama : M.T.Sinurat
Umur : 64 Tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
129
Aritonang, Jan S
2005 Sejarah Pendidikan Kristen di Tanah Batak. Jakarta: BPK Gunung
Mulia
Dalimunthe, Ichlasiah
1995 Kebudayaan Batak Toba Dan Sosialisasi Nilai Anak. Medan: Fisip
Usu
Djohan
2009 Psikologi Musik. Yogyakarta: Best Publisher
Kartomi, Margaret
Koentjaraningrat
Lubis, Suwardi
1999 Komunikasi Antar Budaya, studi kasus etnik Batak dengan etnik Cina.
Medan: USU PRESS
Lumbantobing, Andar
1992 Makna Wibawa Jabatan Dalam Gereja Batak. Jakarta: Gunung Mulia
Maria
130
Marzali, Amri
Melalatoa, Junus M
Merriam, Alan P
Moleong, Lexy J
Pelly, Usman
1998 Migran Batak Toba Di Luar Tapanuli Utara: Suatu Deskripsi. Medan:
Monora
Salim, Warsani
131
Sianturi, Rosmaida
2003 “Analisis Gaya Musikal Lagu Populer Batak Toba Dengan Perhatian
Khusus Pada Lagu-Lagu Karya Nahum Situmorang”, Skripsi Sarjana
Fakultas Sastra , USU, Medan
Sibarani, Robet
Sihombing, T.M
Simanjuntak, Peninna
2013 Musik Batak Toba:Kajian Sejarah dalam Seni: Fungsi, Perubahan Dan
Makna.Medan: Bartong Jaya
Situmorang, Sitor
Supanggah, Rahayu
Zuska, Fikarwin
________________
132
Sumber Lain
“Jakarta bona pasogit halak batak,” Tapian, Edisi Juni, 2009, hal 10
Vicky Sianipar Satu Dekade Berkarya, TobaDream, hal 8-16 Agustus 2012
Purba, Mauly. “Pemahaman Aspek Metafora Di Dalam Tradisi Musik Lisan Merupakan
Satu Pemahaman Sistem Teori Musik Praktis”
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1677/1/etnomusikologi-mauly.pdf (akses
08 Februari 2014)
133
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32722/4/Chapter%20II.pdf. (akses 04
September 2014)
https://groups.yahoo.com/neo/groups/gbkp/conversations/messages/4360 (akses 23
Oktober 2014)
http://roysianipar.wordpress.com/sianipar-clans-is-one-of-the-out-standing-from-all-
batak-marga-in-indonesiaout-spokenand-conservativeofcourse-notachieveryes/ (akses 23
Oktober 2014)
http://azykom.blogspot.com/2010/04/proses-pembuatan-album-rekaman.html (akses 06
November 2014)
134
Pada bab tiga ini, penulis akan membahas musik populer Batak Toba. Uraian
pada bab ini akan dimulai dengan membahas/menguraikan defenisi musik populer.
mendapatkan gambaran tentang musik populer Batak Toba, penulis akan menguraikan
masing pengertian ‘musik’ dan ‘populer’. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
musik adalah nada atau suara yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung
irama, lagu dan keharmonisan (terutama yang menggunakan alat-alat yang dapat
menghasilkan bunyi itu). Populer berarti dikenal dan disukai orang banyak atau
umum. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa musik populer adalah nada
atau suara yang mengandung irama, lagu dan keharmonisan yang disukai orang
banyak. Namun dalam skripsi ini, musik populer dimaksud bukanlah dalam konteks
Hiburan musik populer merupakan salah satu media yang mudah di dapatkan
dimana-mana, dan merupakan bagian kehidupan yang tidak pernah lepas. Industri
musik telah memproduksi berbagai macam lagu pop untuk kepentingan industri
64
musik populer, para konsumen merasa tidak puas jika hanya sebentar mendengarkan
lagu-lagu kesukaannya hanya diwaktu senggang tetapi ingin terus menerus sehingga
muncul industri-industri rekaman suara, VCD lagu-lagu yang hits, bahkan konser-
perilakunnya. Musik Pop merupakan bagian dari budaya populer serta menjadi
budaya elite dalam masyarakat tertentu sehingga ada sentuhan hegemoni serta
kebutuhan musik populer sebagai bagian dari kehidupan manusia yang ingin lepas
dengan apa yang digambarkan lirik-lirik lagu. Penciptaan citra bahkan makna yang
kesenangan yang luar biasa serta sifat ketergantungan sebuah pelarian dari
aktivitas manusia yang terus menerus berkerja bahkan waktu senggang digunakan
kewajaran bahasa sehingga kata-kata dan frasa yang paling lumrah menjadi tampak
65
festival, music, wawancara dengan bintang pop, film dan sebagainya membantu
Media menjadi sebuah agen perubahan yang besar terkait perubahan secara
mikro dan makro yang ikut andil dalam berperan melanggengkan struktur sosial serta
membuka lebar liberalisasi di mana ada suatu kebebasan dalam pasar global, ikut
musik populer yang berisi beragam lirik-lirik lagu yang tampilan/tayangan serta
adopsi perilaku yang ditampilkan sebagai realitas sosial yang ada dan tentunya bukan
berarti menyajikan fakta yang sebenarnya baik yang berupa data, informasi. Media
musik populer yang ditampilkan media televisi memberikan pengaruh yang besar
terhadap penciptaan konstruksi sosial yang terjadi, bahkan menciptakan kelas sosial,
masyarakat dalam pemaknaan kehidupan yang keras, bahagia, sedih dan berbagai
perasaan, pemaknaan yang tersirat memberikan makna yang sungguh realitas terjadi,
di mana pemaknaan yang tersirat memberikan makna yang sungguh realitas terjadi.
sosial yang akan terjadi lewat media khususnya dalam hal penawaran penjualan yang
pasar modern melalui penayangan video klip music pop sehingga masyarakat
66
bisa dijual. Alat musik dan partitur yang dicetak merupakan komoditi yang dijual
sebelum era rekaman. Alat musik adalah alat untuk membuat musik, partitur adalah
industri rekaman dan siaran musik menjadi industri yang sangat besar. Manusia sudah
bisa menikmati musik dengan membeli kaset dalam bentuk CD, VCD, DVD atau
bentuk lainnya. Musik populer adalah jenis yang paling cocok dengan ideal yang
diharapkan industri musik.Hal ini dikarenakan karakter dari musik populer yang
pendek-pendek, lagu yang mudah dicerna, cocok untuk media penyiaran yang harus
menampilkan acara yang lain. Sehingga setiap acara memerlukan waktu yang tidak
banyak.
Perkembangan iptek dalam konteks ini media cetak dan media elektronik
budayanya kepada orang lain. Musik populer dapat berkembang pesat karena musik
maupun media elektronik misalnya internet, handphone, televisi dan lain-lain. Melalui
media-media ini segala informasi dapat dengan cepat di akses oleh pengguna media
dan diadopsi oleh khalayak umum, dalam konteks ini adalah ‘tren’. Penciptaannya
dilakukan secara terus menerus, satu karya akan digantikan dengan karya berikutnya,
begitu seterusnya, satu seniman akan digantikan oleh juniornya. Musik populer
hakekat orientasinya yaitu bisnis serta hasil komersial sebagai tujuan produknya.
67
bernyanyi vokal solo atau berkelompok, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Selain itu, sejak kecil hingga masa tuanya sering terlibat dalam musik, khususnya
musik vokal, dan juga dikarenakan masyarakat Batak Toba sudah terbiasa dengan
Musik populer Batak Toba adalah musik yang tumbuh dan berkembang di
Toba dan perpaduan dua ensambel antara musik tradisi Batak Toba dan musik Barat
Diakui atau tidak musik populer Batak Toba telah menjadi aset nasional.
Seperti halnya budaya lain, musik populer Toba telah dipengaruhi demikian banyak
oleh unsur-unsur budaya Barat. Misalnya pada kebaktian-kebaktian gereja serta lagu-
lagu rohani gereja yang memakai alat-alat musik tiup dan yang sudah memiliki
struktur yang menggunakan tonalitas Barat yaitu tangga nada diatonis. Musik populer
Batak Toba dari segi bisnis sudah menguntungkan orang Toba, dan dari sisi yang lain
musik populer Batak Toba adalah sebagai ekspresi budaya. Musik populer tidak
hanya memberikan lapangan pekerjaan kepada orang Toba, tetapi juga sebagai
Pemakaian gondang hasapi dan bahasa Batak Toba merupakan ciri khusus yang
68
berkaitan dengan unsur-unsur yang melekat di dalamnya, juga berkaitan erat dengan
fungsi sosial dan sejarah. Musik adalah bahagian dari budaya, yang mencerminkan
aspek sosial kemasyarakatan di mana musik itu hidup, tumbuh, dan berkembang. Ini
merupakan suatu yang khas yang dimiliki oleh suatu daerah membuktikan
Musik populer tidak hanya dipakai oleh kebudayaan lokal tetapi musik
populer sudah merambah ke bidang lain. Musik populer tidak hanya masuk ke dalam
dalam konteks ini adalah upacara adat. Musik populer menjadi salah satu pilihan bagi
orang Toba. Hal ini disebabkan musik populer tidak ribet, mudah untuk dimengerti,
orang banyak mengetahui, dan juga tidak dilarang oleh lembaga gereja.
budaya asing dan berinteraksi dengan budaya Batak Toba. Awalnya musik populer
Batak Toba dipengaruhi oleh musik gereja, yang dapat ditelusuri melalui penggunaan
zaman dan teknologi, masyarakat dan para pemusik Batak Toba banyak mendengar
berbagai jenis irama, dengan media utamanya adalah radio, tape recorder, video
compact disk, dan televisi. Perkembangan dari sektor teknologi tentunya berimbas
pada perubahan musik Batak Toba. Terutama sejak hadirnya radio siaran yang resmi
berdiri tanggal 16 juni 1925 di Batavia (sekarang Jakarta). Sejak masuknya radio di
indonesia yang merupakan titik awal perkembangan musik di tanah air dan tentunya
awal perkembangan musik populer Batak Toba. Berbagai jenis irama yang disiarkan
melalui siaran radio yang tentunya menghadirkan motivasi bagi pemusik batak toba
69
medan lagu-lagu batak mulai diperdengarkan melalui radio, dimana untuk pertama
kalinya muncul pada tanggal 10 januari 1939 yang dimainkan oleh musik band Batak
Musik populer Batak Toba adalah bagian dari kebudayaan massa (cultural
mass) Batak Toba, yang dibentuk oleh golongan rakyat dalam budaya Batak Toba.
Budaya musik populer Batak Toba pula merupakan kontinuitas dari budaya rakyat
yang menjadi milik rakyat. Hal ini dapat dibuktikannya berbagai elemen musik
rakyat atau tradisi rakyat tetap dilanjutkan dalam musik populer Batak Toba.
Penggunaan teks-teks berbahasa Batak Toba yang mengikuti tradisi seni sastra Batak
Toba, begitu pula berbagai konsep musik gondang yang ditransformasikan ke dalam
musik populer Batak Toba, juga teknik bermainnya, judul lagu, dan lain-lainnya,
dan diminati. Setelah ditemukannya media komunikasi seperti radio, televisi, dan
internet, maka seni musik populer Batak Toba meluas persebarannya. Sampai kini,
bahkan seni ini diminati baik oleh masyarakat Batak Toba sebagai pendukungnya,
maupun masyarakat bukan Batak Toba yang juga turut mendukung keberadaannya
Barat juga masuk ke Indonesia, termasuk ke wilayah budaya etnik Batak Toba.
mencipta lagu-lagu (musik) populer Batak Toba, dengan berbagai kreativitas dan
akulturasinya dengan budaya Barat. Pada paruh pertama abad ke-20, muncullah
70
Berkaitan dengan irama, musik populer Batak Toba merupakan musik yang
yang ingin menikmati musik populer Batak Toba tidak membutuhkan perhatian
khusus untuk mencernanya. Orang-orang yang mencintai musik populer Batak Toba,
penulis menyebutnya “penikmat musik”. Dalam hal menikmati musik populer Batak
Toba, penulis tidak ada melakukan pembatasan umur untuk orang-orang yang
menikmati musik populer batak. Karena memang dari anak-anak hinga dewasa
menikmati musik populer Batak Toba. Dan juga, penikmatnya tidak hanya dari
kalangan masyarakat tempat musik berasal, tetapi bisa meluas melalui penyebaran
musik sebagai individu, memiliki arti subyektif masing-masing, yaitu para penikmat
musik menikmati musik karena mereka memberikan makna atau arti tertentu dari
tindakannya. Arti atau makna tindakan menikmati musik populer Batak Toba adalah
dilandasi oleh pola motivasi untuk menempatkan diri mereka sebagai kelompok
kancah industri musik tanah air. Sejumlah production house berdiri dan sengaja
mengkhususkan produksinya pada bidang atau segmen lagu daerah. Hal ini diambil
71
pasaran lokal maupun pada distribusi antar pulau. Berikut ini penulis akan
Tahapan paling awal adalah menyiapkan materi. Dan ini berarti ada proses
penciptaan lagu termasuk proses pembuatan aransemen musik. Dalam bidang seni
proses penciptaan bisa jadi lebih kompleks, dibutuhkan suasana hati yang sesuai,
bahkan karya seni indah yang baru tercipta setelah sang pencipta mengalami dan
merasakan penderitaan akibat suatu tragedi. Semakin banyak lagu yang tercipta,
semakin banyak pilihan dalam menentukan mana yang terbaik untuk masuk ke
dalam album. Untuk tahapan ini, waktu yang diperlukan bisa sangat lama dari jangka
Akhirnya setelah sekian lama berkutat di proses penciptaan, materi pun telah
siap. Proses dimulai dengan persiapan partitur dan menentukan tempo yang tepat.
Lalu penyetingan suara untuk instrumen musik (seperti check sound di panggung)
setelah itu baru mulai satu per satu. Hasil rekam suara per instrumen biasa sebut
selesai. Proses mixing menentukan enak tidaknya suatu lagu terdengar di telinga.
Misalnya, apakah suara gitarnya pas, tidak terlalu keras dibanding vokal. Atau
apakah suara bas sudah hendak ditebalkan atau ditipiskan, dan masih banyak lagi
30
http://azykom.blogspot.com/2010/04/proses-pembuatan-album-rekaman.html (akses 06 November
2014)
72
Setelah proses mixing selesai, hasil rekaman maju ke tahap berikut yang
disebut mastering. Di sini hasil mixing master diperindah dan disesuaikan kualitas
audionya untuk format, kaset, CD, ataupun yang lainnya. Proses mastering memakan
waktu 2 sampai 5 hari karena dilakukan per lagu. Sementara proses mixing dan
keperluan sampul atau kemasan album. Bisa dari foto simpel di depan kelurahan atau
untuk cover album mestinya sudah dirampungkan di tahap ini. Bersamaan dengan
massa, menjalin hubungan dengan jaringan distributor dan toko. Jika memang
dananya ada, bisa juga dilakukan acara launching. Dana untuk pemasaran dan
promosi biasanya sangat besar. Misalnya saja untuk memasang iklan di berbagai
media massa cetak dan elektronik, konser promo keliling berbagai kota.
dihasilkan tidak akan sampai ke penjual. Tanggung jawab tim marketing adalah
memastikan agar semakin banyak orang yang membeli album kita. Jika tidak ada
yang beli, tentunya pengorbanan waktu, pikiran, dan energi yang telah dicurahkan
73
pasar musik. Bila album sukses secara komersial, tentu ini menjadi kabar baik. Bagi
perusahaan rekaman, keuntungan ini menjamin perusahaan tetap berdiri dan bisa
terus menggarap album-album berikut. Bagi seniman, haknya mendapat nafkah dari
bermain musik pun terpenuhi. Hal ini dapat mendorongnya terus berkarya. Namun
bila angka penjualan album minim, maka kerugianlah yang didapat produser dan
seniman. Yang lebih menyedihkan adalah bila kecilnya angka penjualan ini bukan
disebabkan tidak adanya pembeli, tapi karena pembajakan. Jika kabar buruk seperti
ini yang terus terjadi, maka tidak mustahil sang produser enggan berproduksi lagi
74
Bagian ini akan membahas mengenai nilai budaya hubungan anak dengan
orangtua yang terdapat pada lirik lagu populer Batak Toba yang bertemakan
hubungan anak dengan orangtua. Pembahasan pun akan dibatasi hanya pada lagu
Batak populer yang jelas siapa penciptanya. Dalam uraian bab ini akan dibahas bahwa
nilai adalah sesuatu abstrak, sesuatu yang dibangun dan berada di dalam pikiran, tidak
dapat diraba dan dilihat secara langsung dengan pancaindera. Nilai hanya dapat
disimpulkan dan ditafsirkan dari ucapan, perbuatan, dan materi yang dibuat manusia.
dijelaskan bahwa nilai hubungan anak dengan orangtua adalah salah satu penekanan
yang sangat penting di dalam lagu populer Batak Toba. Nilai ini bisa muncul dalam
berbagai nilai konsep budaya 31. Berikut ini adalah beberapa nilai konsep budaya
yang dapat penulis identifikasi dari materi teks lagu populer Batak Toba yang
penulis teliti.
31
Perhatikan bab 2 yang membahas tentang konsep nilai kebudayaan Batak Toba
75
Nilai Pendidikan
Nilai Ekonomi
Teks Lagu Musik
Populer Batak Toba
Nilai Psikologis
Hamoraon
Hagabeon
Nilai Religius
Hasangapon
Analisis
Denotatif/Konotatif Nilai Seni
/Metafora
Nilai Metafora
Nilai Hagabeon
Dari berbagai lagu populer Batak Toba yang ada (lampiran), ada beberapa
nilai yang dapat diidentifikasi sebagai nilai kultural yang diekspresikan atau yang
kehidupan, dan kehidupan itu sendiri merupakan sumber pendidikan. Hanya dengan
76
fungsional dalam kehidupan masyarakat. Nilai ini muncul di berbagai lagu dengan
membantu anak dengan tujuan peningkatan keilmuan, jasmani dan akhlak sehingga
secara bertahap dapat mengantarkan si anak kepada tujuannya yang paling tinggi
yaitu agar si anak hidup bahagia, serta seluruh apa yang dilakukanya menjadi
pembelajaran bagi individu untuk mencapai pengetahuan dan pemahaman yang lebih
mempunyai pola pikir dan perilaku sesuai dengan pendidikan yang telah
diperolehnya.
lebih penting dari segalanya. Ini merupakan kesadaran bangsa Batak setelah berabad-
abad terpuruk dalam peradaban tradisionalis. Bagi suku Batak Toba, jalan menuju
Batak Toba meletakkan pendidikan sebagai hal yang utama dalam kehidupan mereka
yang dilandasi oleh nilai-nilai budaya hidup orang Batak Toba, Hamoraon: kekayaan
Bagi orang Batak, anak merupakan harta yang paling berharga, kehormatan,
sekaligus kekayaan bagi orangtuanya. Pemahaman ini yang mendorong orang Batak
Toba mendidik dan berupaya agar anaknya bisa memperoleh pendidikan setinggi
mungkin. Hal ini dilandasi oleh nilai-nilai filsafat hidup orang Batak Toba, bahwa
77
Toba pada umumnya antara lain bahwa anak haruslah berguna bagi dirinya,
lingkungannya, dan bagi kehidupan manusia pada umumnya. Karena itu anak
lingkungannya secara benar dan baik dan juga pendidikan dipilih untuk pendewasaan
diri, sikap dan tingkah laku yang dapat diteladani serta kemampuan pengevaluasian
diri. Kecakapan atau sikap mandiri, yaitu dapat ditandai pada sedikitnya
ketergantungan pada orang lain dan selalu berusaha mencari sesuatu tanpa melihat
orang lain.
Untuk mencapai pandangan tradisional yang bernilai luhur itu, maka orang
tua pada umumnya selalu berusaha mencari, bekerja dan membanting tulang untuk
pendidikan, tentu arah keluarnya adalah kekayaan. Sebab dari pendidikan yang tinggi
tercipta suatu teknik baru yang menciptakan tenaga kerja yang memiliki keterampilan
tinggi. Untuk itu yang dilakukan untuk menciptakan tenaga kerja yang memiliki
pekerjaan serta jabatan yang lebih baik. Menyekolahkan anak-anak sampai ke jenjang
mereka dapat memperoleh nasib yang lebih baik, meski dengan berbagai
78
yang mudah dan cepat habis. Orangtua rela mengeluarkan biaya besar untuk
kepentingan sekolah anak dengan harapan anak-anaknya akan menjadi anak yang
sukses dan berguna beranggapan bahwa dengan pendidikan maka anak-anak mereka
mengekspresikannya ke dalam lirik lagu. Berikut ini adalah lirik lagu yang
A2
penulisnya tentang semangat masyarakat desa ketika itu dimana pendidikan adalah
cara meningkatkan harkat dan martabat mereka. Pendidikan adalah pra-syarat agar
lain, dan tidak terlindas oleh kemajuan. Karena itu, seluruh jiwa, raga dan harta
dikorbankan demi biaya pendidikan anak-anak. Orangtua akan melakukan apa saja,
mengerahkan semua tenaga dan upaya mencari penghidupan untuk anaknya. Anak
C3
79
Bagian ini adalah pengorbanan orangtua mencari uang agar bisa menyekolahkan
anaknya. Lirik lagu diatas juga menggambarkan orangtua Batak yang pekerja keras.
G2
Pada penggalan lirik lagu diatas digambarkan orangtua hanya bisa memberikan bekal
masa depan anaknya hanya dengan sekolah. Orangtua tidak ada memberikan
limpahan materi untuk masa depan anaknya. Melalui sekolah, orangtua berharap
I1
Anak perempuan juga mendapatkan hak yang sama seperti anak laki-laki. Anak
perempuan tetap disekolahkan orangtua. Tidak ada pembedaan antara anak laki-laki
J1
80
Batak, “pergi merantau untuk mencari sesuatu yang baru”, meskipun dalam hal ini
L2
Kembali pada penggalan lirik lagu diatas digambarkan anak harus sekolah.
Hanya sekolah yang orangtua bisa berikan untuk mengejar kemajuan dari
ketertinggalan. Melalui lirik lagu diatas diekspresikan sifat masyarakat Batak Toba
yang mau mengakui kelebihan orang lain dan itu dijadikan motivasi untuk berbuat
bekerja, hidup penuh prihatin dan bekerja siang malam, demi untuk memastikan
kelanjutan pendidikan putra-putranya diluar kota dan bahkan di luar negeri untuk
Dalam lirik lagu di atas ditekankan begitu pentingnya pengaruh orang tua dan
motivasi untuk berprestasi dan menjadi kebanggan bagi diri dan lingkungannya.
81
kebenaran dengan maksud untuk menegur dan membangun seseorang dengan tujuan
yang baik. Nasehat selalu bersifat mendidik. Anak adalah kekayaan bagi masyarakat
Batak Toba, dan berkat yang harus disyukuri. Anak tidak hanya diberi kebutuhan
fisik, tapi kebutuhan spritual juga harus diberikan. Kebutuhan spritual anak salah
menasehati agar anaknya bisa menjadi pribadi yang lebih baik. Menasehati anak,
Nasehat yang diberikan merupakan suatu didikan dengan maksud menegur dan
membangun sifat anak ke arah yang lebih baik. Orang tua Batak Toba sebagai
Pesan-pesan orangtua kepada anaknya terkhusus dapat kita lihat dalam lagu
Poda (lihat lampiran materi E). Dalam lagu tersebut banyak nasehat yang
• Nama anak akan masyur jika berperilaku yang baik (Angur do goarmi
• Tidak menyimpan iri dan dengki di dalam hati (unang mian jat ni roha)
iboto)
82
baik, sopan, jangan berniat jahat jika di rantau, agar selamat dan berhasil. Sebagai
anak tertua, harapan orang tua kepadanya kelak menjadi generasi penerus yang akan
mengayomi adik-adiknya.
Bukan hanya pada lagu “poda” yang ditemukan nasehat, pada lagu lain juga
ditemukan banyak nasehat orangtua kepada anaknya. Pada lagu “uju dingolukkon”
(lihat lampiran materi N), secara keseluruhan merupakan nasehat kepada anak. Pada
lagu tersebut, orangtua mengingatkan kepada keturunannya untuk berbuat yang baik
Lagu ini sekaligus menjadi tamparan sekaligus kritik bagi masyarakat Batak
Toba secara umum. Sekarang masyarakat Batak Toba secara umum gemar melakukan
sangat minim perhatian yang diberikan keturunannya kepada orangtua. Fenomena ini
Lagu ini berisi jeritan hati orangtua yang dalam kondisi yang sudah tua dan
baik. Hal-hal baik itu tentu bukanlah materi yang diharapkannya, hal baik yang
menopang hidupnya disaat masa tuanya yang telah lemah, bahkan untuk berdiri,
makan, dan mandi-pun tidak lagi mampu dilakukannya. Jika anaknya sudah
83
Bukan kasih sayang dalam kata atau ucapan, tapi kasih dan sayang yang diwujudkan
dalam sikap hidupnya, saat orangtuanya masih hidup, saat orang tuanya masih bisa
Lagu diatas hampir serupa dengan lagu “unang jaishon” (lihat lampiran U)
Anak sebagai jaminan hari tua, keberadaan anak menimbulkan rasa tentram di
hari tua, karena anak merupakan jaminan bagi orang tua pada saat orang tua tidak
dapat bekerja lagi. Anak dapat memberikan suatu ketentraman bagi orang tua kelak
ketika anak tersebut telah bekerja. Anak membalas budi kebaikan orang tua dalam
hal ini adalah bahwa anak mau memberikan bantuan ekonomi, merawat dan
membantu pekerjaan orang tua baik itu semasih orang tuanya masih mampu bekerja
maupun tidak sanggup lagi untuk bekerja mencari nafkahnya sendiri. Orang tua akan
setelah usianya telah lanjut usia. Keberadaan anak dalam keluarga dapat membantu
manfaat ekonomi. Nilai anak dari segi ekonomis yaitu anak di anggap sebagai benda
84
membahagiakan orang tua kelak apabila mereka sudah tua. Bantuan tenaga kerja
anak mempunyai arti penting dalam hal anak sebagai tenaga kerja keluarga dalam
usaha keluarga. Hal ini kita temukan dalam masayarakat yang bermata pencaharian
bertani. Bantuan ekonomi anak dalam bentuk materi, oleh para orang tua diakui
Anak sebagai jaminan sosial atau sumber keselamatan orang tua dimana
dan merawat orang tuannya, apabila orang tuanya sudah tua dan sakit-sakitan serta
tidak mampu lagi untuk mengurus dirinya sendiri. Seorang anak akan melindungi
orang tuanya ketika sudah berusia lanjut. Fenomena yang terjadi, kebanyakan
maupun karirnya, sehingga di masa yang akan datang mereka dapat memperbaiki
kualitas hidupnya menjadi lebih baik dari sebelumnya. Nilai ini juga ditemukan
dalam lirik lagu populer Batak Toba. Diantaranya adalah dapat dilihat pada materi I,
dan materi L
I2
Pada lagu ini dijelaskan, anak menjadi harapan orangtua jika kondisi orangtua yang
sudah lanjut umur, sehingga tidak mampu lagi untuk berbuat banyak. Anak
85
Orangtua yang digambarkan pada lagu yang diatas menggambarkan orangtua yang
tempat sandaran pada hari tua orangtua. Kata “semoga” pada lagu diatas
Nilai ini menjadi salah satu nilai yang selalu menjadi motivasi bagi orang
Toba. Nilai ini juga diarahkan pada cita-cita masyarakat Batak Toba, yaitu 3H. Orang
Toba terkenal dengan sifat pekerja keras, berani menghadapi tantangan. Bekerja keras
menyekolahkan anak. Masyarakat Batak Toba bekerja keras bukan hanya untuk
mendapatkan kekayaan tetapi juga untuk meraih cita-citanya menjadi orang yang
Dalam lirik lagu populer Batak Toba berulang kali para pengarang lagu
menuangkan nilai ini ke dalam lirik lagu, dapat kita lihat pada lagu materi A, dan C.
Semuanya mengekspresikan kerja keras orangtua, apa yang orangtua rasakan saat
lampiran)
A2
86
Penggalan lirik lagu ini menjelaskan bahwa orangtua masyarakat Batak Toba
adalah orangtua yang pekerja keras. Orangtua yang mengerahkan semua tenaga dan
upaya untuk mencari penghidupan bagi anaknya. Disini juga digambarkan orangtua
A3
pekerja keras. Bukit diartikan pekerjaan yang harus didaki puncaknya, seolah-olah di
puncak bukit terdapat sesuatu yang berharga, dan bawah diasumsikan bukit yang lain,
C3
Pada lirik lagu diatas, pengarang lagu mengungkapkan hal yang dirasakan
orangtua. Dingin, panas, hujan diartikan sebagai hal yang harus orangtua rasakan.
Orangtua disini diartikan sebagai orangtua yang tahan banting terhadap apapun demi
mencari penghidupan.
87
orangtua Batak Toba mengerahkan seluruh daya dan kemampuan yang dimiliki untuk
melalui lirik lagu populer Batak Toba tentang miskin harta benda tidak berarti miskin
penghalang untuk mencapai tujuan hidup mendapatkan 3H. Untuk itu, yang penting
dan utama adalah kemauan dan motivasi yang benar dan baik dari orangtua akan cita-
cita masa depan anaknya. Anak dengan berbagai cita-cita perlu didukung oleh dengan
persiapan yang maksimal dan sekuat tenaga dari orangtua. Harta bagi orang Batak
tidak hanya harta fisik, tetapi yang penting adalah adanya anak. Ada anak walau tidak
berlimpah materi sudah merasa kaya, dan juga tidak membuat masyarakat Batak Toba
menjadi masyarakat yang mau menyerah terhadap keadaan. Ketiadaan materi yang
apatis dan menerima apa saja yang di berikan oleh lingkungan. Perubahan hidup akan
di dapati jika pandai memerangi kemiskinan dengan jalan berusaha tanpa putus asa
Berikut ini beberapa lirik lagu yang mengekspresikan keadaan orangtua yang
tidak kaya materi yang mengakibatkan anak harus putus sekolah. Dalam konteks ini,
88
si anak dan keluarga. Melalui lagu ini juga pengarang lagu ingin mengajak
masyarakat untuk tetap semangat, hidup tegar menghadapi hidup. Dapat kita lihat
B1
C2
Masyarakat Batak Toba pada lirik lagu diatas merupakan keluarga yang tidak
memiliki limpahan materi, tidak dilimpahi materi bukan berarti tidak semangat
yang terbaik. Ketiadaan materi dijadikan motivasi untuk harus belajar sungguh-
G2
89
yang lain selain menyekolahkan anak. Orangtua tidak bisa memberikan materi,
fasilitas untuk belajar, dan sebagainya kepada anak. Hal yang bisa orangtua perbuat
adalah hanya mencari biaya untuk menyekolahkan anak. Dan semangat mengejar
kemajuan melalui sekolah, itulah yang selalu orangtua tanamkan kepada anak.
L2
Banyak hal yang bisa ditangkap dari bait lagu diatas. Burjuhon ma singkola
(baik-baiklah sekolah), kalimat ini menandakan sekolah adalah hal yang penting bagi
masyarakat Batak Toba. Na lea binaen ni pogos (hina karena tidak punya apa-apa),
yang membuat masyarakat Batak Toba merasa terhormat. Jujung goar, maksudnya
materi yang tidak ada, jika dengan sekolah sungguh-sungguh, bisa sukses, itulah yang
R2
90
Doa adalah sarana komunikasi antara manusia dengan Tuhan. Di dalam doa
manusia menyatakan ucapan syukur atas berkat yang Tuhan berikan kepadanya,
untuk dibentuk oleh-Nya. Dalam berdoa, manusia mengimani doa tersebut, artinya
doa yang dipanjatkan kepada Yang Maha Kuasa didengar dan dikabulkan.
Melalui lagu populer Batak Toba, para pengarang lagu mengangkat pandangan
umum dan dan utuh dari masyarakat Batak Toba tentang anak. Anak merupakan
berkat sekaligus titipan Tuhan bagi orangtua. Anak dipandang sebagai makhluk
individual yang perlu dijaga dari segi kebutuhan jiwa-raga. Anak juga merupakan
perkembangan kepribadian dengan baik dan benar. Anak memerlukan kasih sayang
dari orangtuanya, maka segala permohonan yang disampaikan kepada Tuhan melalui
Demikian juga dalam lagu populer Batak Toba, segala bentuk permohonan
doa diekspresikan melalui lirik lagu. Dapat kita lihat pada materi E, F, H, J, J, K, O,
E1
Dalam lagu ini, orangtua menasehatkan orangtua kepada anaknya untuk selalu
berdoa. Menjadikan doa sebagai sumber kekuatan. Orangtua percaya bahwa doa
91
ibu-ibu selalu mendoakan anak. Sangat jarang ada lagu yang mengekspresikan
H1
Tangiang ni dainang i Na parorot tondiki
Doa ibulah yangmenjaga jiwaku
Anak percaya bahwa doa orangtua selalu menyertai anak. Anak meyakini juga
bahwa keberhasilan seorang anak tak lepas dari peran orangtua khususnya ibunya
J2
Pada lagu ini, anak yang dulunya adalah anak yang bandal. Orangtua tidak menyerah
J3
92
adalah harapan yang disampaikan manusia kepada Tuhan melalui untaian kata dengan
keikhlasan jiwa.
K2
Lagu ini adalah penggalan lagu yang menceritakan seorang anak perempuan yang
perempuanya untuk tidak lupa berdoa. Mendoakan rumah tangga yang baik, keluarga
O3,
Inang sai tangianghon au inangda
Mama doakanlah aku mama Anakmu yang merana
ini
Di kala dihadapkan pada sebuah persoalan hidup yang membuat sedih orang yang
selalu ada dan selalu menghibur adalah seorang ibu, karena seorang ibu pasti tak akan
membiarkan seoarang anaknya dalam kesedihan atau keterpurukan, seorang ibu akan
selalu memberikan yang terbaik untuk anaknya agar anaknya bahagia. Anak percaya
P2
Ini adalah seorang ayah yang bekerja sebagai supir. Melakukan perjalanan jauh dan
jarang tinggal di rumah. Pada lagu ini, si orangtua (ayah) juga percaya akan kuasa
doa. Tetapi pada lagu ini, sang ayah meminta putrinya untuk mendoakannya, semoga
93
mengejar kemajuan
S4
Pada lagu ini, digambarkan seorang anak yang kurang berhasil dalam hidupnya,
mendapatkan penghidupan yang lebih baik. Si anak tidak minta didoakan kepada
ayahnya.
V3
Jala pagomos martamiang tu Tuhan i
Asa taruli sude pomparanmi
Dan sungguh-sungguhlah berdoa kepada Tuhan ,
Agar terberkati semua keturunanmu
Lagu ini menceritakan semua keturunan orangtua membuat acara yang disebut dengan
bentuk kasih sayang anak kepada orangtua, jalan untuk meminta berkat dari orangtua
dan memohon kepada Tuhan untuk diberikan umur yang panjang kepada orangtua.
maksudnya adalah sejahtera dan parhorasan artinya sehat-sehat. Acara ini juga
sebagai respon dari titah kelima dalam ajaran kristen untuk menghormati orangtua.
miliki. Salah satu nilai yang masih bertahan hingga saat ini yaitu umpasa. Dalam
upacara adat Batak Toba Umpasa adalah satu hal yang tidak boleh dilupakan dalam
acara adat. Umpasa didalam pelaksanaan upacara adat begitu penting bagi orang
Batak. Lebih lanjut, Sihombing dalam bukunya, Dongan Tu Ulaon Adat menyatakan
94
mengandung gagasan, ide, bahkan tujuan yang tersirat di dalamnya. Dengan kata lain
sangat jarang digunakan. Umpasa sering digunakan dalam pelaksanaan adat. Bagi
masyarakat Batak Toba, tidak terasa kebatakannya bila dalam pelaksanaan adat tidak
hamoraon (kekayaan), hasangapon (dihormati), dan saur matua (panjang umur dan
sejahtera).
bentuk lagu. Dibawah ini penulis menjabarkan ragam umpasa yang ada didalam lirik
J3= V3
95
V3
Gaol=kulit batang pisang saling mengikuti lengkung dan diameter yang satu
dengan yang lain dan saling menutup rapat seperti dilem. Suhat dirobean adalah ubi
dilembah yang berlereng saling menyokong, jadi hujan tidak menggerus tanah
pijakan ubi. Artinya saling menguatkan, saling mendukung, saling menghargai, dan
saling berbagi rasa-dalam keadaan sukacita maupun maupun dalam keadaan dukacita
antara satu dengan yang lainnya. Ini adalah nasehat orangtua kepada anaknya,
K1
mempunyai andil pada upacara adat tersebut. Suasana akan menjadi hidup apabila
tersebut mengerti dan memahami upacara adat dengan baik (Pardosi, 2008:102).
96
ulos) putrinya dan menantunya (hela). Arti dari umpasa sama dengan isi umpasa
adalah bagian dari bahasa, metafora berbeda dari bahasa konvensional yang selalu
kita gunakan, karena metafora memberikan arti yang berbeda dari apa yang kita
sebutkan. Atau dengan kala lain, metafora tidak memberikan arti literal, sebaliknya,
Batak Toba merupakan salah satu suku bangsa di Indonesia yang kaya dengan
masyarakat Batak Toba tersebut mengandung nilai-nilai humanis yang sangat efektif
Berikut ini merupakan ungkapan metafora yang penulis temukan didalam lirik lagu
Pohon ini (disebut juga hariara) merupakan pohon yang menjadi ciri khas
budaya Batak yang diturunkan dari beberapa generasi awal, tepatnya ketika pada saat
daerah di sekitar Danau Toba belum dimasuki oleh ajaran-ajaran agama. Maka untuk
32
http://www.gobatak.com/hariara-dalam-filosofi-batak/ (akses 11 Oktober 2014)
97
Pohon hariara ini dulunya digunakan oleh beberapa tetua adat dalam satu desa
untuk mengambil keputusan ketika akan membangun sebuah pemukiman atau huta.
Pertama kali, mereka akan menanam bibit pohon hariara di suatu tempat yang akan
mereka bangun sebagai pemukiman atau huta, kemudian mereka akan memantau
perkembangan bibit pohon tersebut dalam waktu 7 hari. Setelah 7 hari bibit pohon
tersebut ditanam dan tumbuh dengan subur, maka masyarakat pun meyakini bahwa
tanah di tempat tersebut layak menjadi tempat pemukiman dan diyakini tempat
tersebut akan membawa berkah bagi masyarakat yang bermukim di sekitarnya. Begitu
juga sebaliknya, apabila bibit pohon tersebut tidak tumbuh dengan subur atau bahkan
Seperti ditilik dari namanya, Hari=hari dan Ara=tujuh, maka pohon ini sering
disebut sebagai pohon hari ketujuh. Apabila pohon hariara ini dapat tumbuh hingga
hari ketujuh, artinya tanah di kawasan ini cukup baik untuk dijadikan huta (kampung)
hariara hidup setelah hari ketujuh dipercaya bebas tulah, bebas petaka, dan dipercaya
akan membawa kemakmuran pada masyarakat Batak yang tinggal di dalam huta yang
Selain itu, pohon hariara ini diyakini oleh masyarakat sebagai pelindung suatu
desa dari segala marabahaya. Bahkan hingga kini pun pohon hariara ini juga masih
Pohon ini dinamakan hariara yang mempunyai makna sebagai kehidupan yang
sejahtera. Hal tersebut dimaknai dari beberapa filosofi budaya masyarakat Batak
98
mempunyai makna pembawa rezeki dan keberkahan, dan kemudian bagian akar yang
dengan alam di sekitarnya. Sehingga filosofi yang terdapat di pohon ini pun kini
menjadi nasihat bagi masyarakat Batak agar dapat hidup seperti halnya pohon hariara
Hariara juga ditanam sebagai tanda pembatas antara satu huta (kampung)
dengan huta yang lain, bahkan simbol pengawal desa, sebagai tempat mamele (berdoa
pada penghuni alam gaib) atau sebagai tanda kepemilikan satu wilayah atau sebagai
lambang bagi satu klan/marga. Atau bahkan sebagai saksi dalam perjanjian antar
komunitas, seperti perjanjian antar marga (padan). Begitu pentingnya posisi hariara
dalam kehidupan masyarakat Batak sehingga dulu (bahkan kini tidak jarang) dia
Pohon ini juga memiliki makna filosofis bagi orang Batak. Hariara sering
disebut sebagai pohon hidupnnya suku Batak karena pohon ini dapat tumbuh tinggi
besar, kokoh dan tahan terhadap berbagai cuaca dengan masa hidup yang lama.
Daunnya yang lebat membuat daerah sekitarnya menjadi sejuk sehingga sering orang-
orang berteduh dibawah pohon sambil membicarakan banyak hal. Berbagai jenis
Pohon ini menjadi semacam ”kerajaan” tanpa raja yang penuh dengan
anaknya selalu mengingat hariara ”tumbuh tinggi, besar dan kuat, membenamkan akar
jauh ke perut bumi, menjadi sumber hidup dan saluran berkat bagi sesama dan
99
sebagai pohon beringin. Didalam kalimat tersebut, arti literal kata-kata tersebut jelas
tidak terdapat hubungan, tetapi yang penting adalah makna dibalik kalimat tersebut.
Bagi orang Batak, anak adalah harapan orangtuanya. Seperti kita ketahui pohon
beringin adalah pohon yang besar, kokoh, tempat yang rindang untuk bersantai
dibawahnya karena sejuk. Beringin dalam konteks ini adalah anak yang kuat, kokoh,
selalu mengingat hariara ”tumbuh tinggi, besar dan kuat, membenamkan akar jauh ke
perut bumi, menjadi sumber hidup dan saluran berkat bagi sesama dan makhluk hidup
lainnya”
orangtua. Arti literal kata-kata tersebut jelas tidak ada terdapat hubungan, tetapi yang
penting adalah makna dibalik kalimat tersebut. Anak perempuan bagi masyarakat
Bagi manusia, jantung merupakan salah satu organ terpenting tubuh yang
berfungsi sebagai pemompa darah manusia. Jika jantung seorang manusia tidak
bekerja maka boleh dikatakan manusia itu sudah mati. Jantung dalam konteks ini
adalah “sesuatu yang sangat penting, tanpa itu seperti mati kehidupan yang dirasakan
orangtua. Oleh sebab itu, anak perempuan dimetaforasikan dengan jantung untuk
diletakkan di kepala. Bagi orang Batak, nama itu penting. Nama sebagai bagian dari
100
pemiliki nama tersebut (Sibarani, 2004:108). Menurut KBBI, nama adalah kata untuk
Nama dalam konteks ini adalah mengharumkan keluarga. Anak dituntut untuk
sebagai anak yang baik. Jadi, nama dimetaforasikan sebagai sesuatu yang harus
Hagabeon merupakan salah satu dari tiga citacita tertinggi orang Batak.
Ukuran umum hagabeon orang Batak adalah bila mempunyai keturunan baoa (laki)
dan boru (perempuan) yang juga kemudian mempunyai keturunan lagi. Artinya bagi
masyarakat Batak Toba keturunan memberi harapan hidup, karena keturunan itulah
suatu kebahagiaan yang tak ternilai bagi orangtua dan keluarga. Seperti umpasa
Batak Toba yang mengatakan “asa situbu laklak ma hamu, situbu singkoru di dolok
ni purbatua, situbu anak ma hamu si tubu boru, donganmu saur matua” 33.
Keberadaan anak baik dari segi kualitas maupun kuantitas merupakan sesuatu
yang signifikan dalam kehidupan sosial masyarakat Batak Toba. Dari segi kuantitas,
sumorop, maranak hamu riris, marboru pe torop” 35. Umpasa ini menandakan bahwa
keturunan ideal bagi masyarakatBatak Toba adalah adanya anak laki-laki dan anak
perempuan. Dari segi kualitas, anak harus lebih bagus dibanding orangtua, orangtua
33
Lihat pada pardede, 2012:16
34
Umpasa adalah bahasa sastra yang eufemis yang disusun secara puitis, dirangkum dalam satu kalimat
yang indah. Umpasa bermakna “doa”, permohonan berkat (pasupasu), bimbingan, petunjuk dan perlingdungan
Tuhan. Umpasa khusus diucapkan pada upacara adat sedang berlangsung dalam suasan ritual di tempat tertentu
(Pardede, 2012:12)
35
Ibid 18
101
yang sukses nantinya. Hal ini dapat kita lihat pada lirik lagu anakhonhi do hamoraon
di au (lihat lampiran materi A). Dalam lagu ini dapat dilihat, anak harus bersekolah,
A2
Pemahaman inilah yang mendorong masyarakat Batak Toba untuk menikah dan
“maranak sapuluh pitu marboru sampuluh onom” (memiliki anak tujuh belas putra
Hagabeon tidak dapat terjadi begitu saja, hagabeon dicari melalui adanya
tersebut tidak terputus. Dengan kehadiran anak dalam suatu keluarga, orang tua akan
merasa senang karena sudah ada yang akan meneruskan apa yang menjadi cita-cita
dan harapan mereka. Anak sebagai peneruskan garis keluarga, nama keluarga, dan
orang Toba, kebudayaannya memiliki sistem nilai budaya yang amat penting, yang
menjadi tujuan dan pandangan hidup orang Toba secara turun temurun yaitu 3H yang
102
dua individu yang akan hidup bersama, diresmikan dalam pemberkatan pernikahan
dan serangkaian upacara adat. Dalam konteks ini penulis tidak membahas tata cara
pernikahan dalam adat Batak Toba secara mendetail. Penulis hanya menguraikan
secara singkat defenisi pernikahan dalam konteks Batak Toba. Fungsi pernikahan bagi
masyarakat Batak Toba adalah untuk melanjutkan keturunan. Dan hal ini sesuai
dengan ajaran Kristen (orang Toba mayoritas beragama Kristen) yang mengatakan
“bertambah banyak dan beranak cuculah”. Selain menjalankan perintah agama juga
menjalankan norma adat mendapatkan cita-cita hidup orang Toba untuk disebut gabe.
Namun disisi yang lain, sisi negatif hagabeon itu sangat mempengaruhi
perspektif masyarakat Batak Toba. Ketika anak belum menikah pada usia yang
seharusnya menikah, inilah yang menjadi kerisauan orangtua. Jelas hal ini
dan mendapatkan keturunan. Apalagi anak yang menikah tetapi tidak memiliki
keturunan, ini juga menjadi kekhawatiran orangtua, tidak akan disebut gabe. Dari
Pada lirik lagu “Didia Rongkaphi” menceritakan seorang anak yang tidak
tak kunjung menikah menjadi ketakutan bagi orangtua. Berikut ini penulis lampirkan
lagu kerisauan orangtua kepada anaknya yang tak kunjung menikah, dapat kita lihat
D3
103
Lirik lagu diatas juga, penulis mengungkapkan bahwa perempuan Batak jika
sudah diminta untuk menikah umumnya kebanyakan sudah menikah 25 tahun ke atas.
Hal ini dapat ditandai dengan kegelisahan orangtua melihat putrinya yang tak kunjung
Musik merupakan suatu karya seni, suatu karya seni apabila memiliki unsur
104
pendengarnya.
Musik memiliki fungsi komunikasi berarti bahwa suatu musik yang berlaku
masyarakat. Dengan demikian kita dapat mengukur dan melihat sejauh mana
yang dimaksud antara lain tari – tarian, senam, dansa dan lain – lain.
norms)
Musik berfungsi sebagai norma sosial atau ikut berperan dalam norma sosial
105
integration of society)
Artinya suatu musik jika dimainkan secara bersama-sama maka tanpa disadari
Tabel 2
106
17 Lupa do ho Fungsi
- 7=Q1, Q3
18 Putus singkola Fungsi
- 4=R2
19 Patik Palimahon Fungsi
- 1=S1
20 Boru Buha Baju Fungsi
- 1=T1
- 9=T4
21 Unang Jaishon Fungsi
- 1=U1, U3
- 4=U2
- 7=U2, U3
22 Sangap Do Ho Fungsi
Amang - 9=V1, V4
107
musik. Berikut ini, ada beberapa fungsi yang dapat penulis identifikasi dari lagu-
rasa/emosi para penyanyi dan pemain yang dapat menimbulkan rasa/emosi pada para
pendengarnya. Rasa yang diungkapkan sangat beraneka ragam, termasuk rasa kagum
pada dunia ciptaan Tuhan, rasa sedih, rasa rindu, rasa bangga, rasa tenang, dan
sebagainya. Dalam hal ini musik berfungsi sebagai suatu media bagi seseorang untuk
emosi tersebut perlu untuk kesehatan jiwa, karena emosi negatif yang tidak
salah satu aspek yang dapat meresap ke dalam eksistensi manusia, berhubungan
belajar, atau dalam membuat keputusan. Musik merupakan pembangkit emosi yang
hebat bagi masing-masing pribadi, yang berarti bahwa emosi yang dibangkitkan oleh
musik tersebut bisa mempengaruhi masing-masing pribadi dan masyrakat (Kate dan
dijadikan sarana berimajinasi dan ikut merasakan atau menghayati ekspresi jiwa
orang lain yang dituangkan dalam musik. Ekspresi jiwa itu bisa menghasilkan
108
musik dan para penikmatnya telah menyatu. Musik telah menjadi bagian dari
kehidupan mereka, musik memang ekspresi emosi suara manusia. Mengenai ekspresi
pengekpresian diri komponisnya (Djohan, 2009: 87). Musik merupakan suatu seni
pikiran seseorang.
hatinya ke dalam bentuk lagu. berikut ini beberapa ekspresi jiwa yang dapat penulis
A1
Kalimat ini mengungkapkan rasa bangga dan senang orangtua dalam memiliki
anak. Anak adalah sesuatu yang sangat berharga dalam kehidupan masyarakat Batak
Toba.
C1
109
menghargai waktu. Anak yang telah diberi kesempatan untuk sekolah, diharapkan
diharapakan si anak bisa berhasil dalam studinya untuk bisa mengejar kemajuan.
D3
hidup. Anak yang tak kunjung menikah menjadi ketakutan bagi orangtua. Bagi orang
Toba, pernikahan haruslah sekali dalam seumur hidup. Hal ini pengaruh dari ajaran
kristiani yang mengharuskan seperti itu. Jadi untuk menikah haruslah dengan
persiapan yang matang. Orang Toba pada umumnya menikah laki-laki diatas umur
H2
Lagu ini sebagai bentuk ekspresi terimakasih seorang anak kepada ibunya dan
I1
110
dewasa anak perempuan terdidik dan mengambil peran penting untuk mengurus
pekerjaan domestik.
Ketika orangtuanya sudah tua renta, tak berdaya dan sakit-sakitan biasanya
berkah, kehormatan dan ungkapan ketulusan kasih sayangnya bukan hanya kepada
istrinya tapi juga kepada mertuanya selaku hula-hula, yang sudah dianggap sebagai
orangtuanya kandung. Inilah salah satu nilai-nilai adat yang terpatri dalam jiwa
orang Toba.
M2
Kalimat ini adalah konsekuensi dari kebiasaan adat Batak Toba yang harus
merantau (mengejar 3H) yang harus diterima oleh orangtua. Ekspresi orangtua yang
penghidupan yang lebih dari orangtua. Di sisi lain orangtua setelah usia lanjut tak
Q4
Lupa do ho
Engkau lupa
Kalimat ini menggambarkan rasa sedih yang sangat mendalam yang dirasakan
oleh orangtua saat anaknya sudah berhasil dalam perantauan tetapi melupakan
111
V1
Lagu ini mengekspresikan rasa hormat dan peduli anak kepada orangtuanya.
untuk menyenangkan hati orangtua. Ini merupakan salah satu adat Batak Toba yang
diketahui manusia itu hidup maka manusia akan selalu membutuhkan hiburan.
dan kembali bekerja dengan baik. Apalagi dengan tuntutan pekerjaan yang semakin
tinggi, yang mengakibatkan seseorang menjadi semakin cepat stress. Oleh karena itu
diperlukan sebuah sarana hiburan yang dapat menyegarkan pikiran pada saat kita
sedang merasa suntuk dan bosan dalam suatu pekerjaan dan bisa juga untuk mengisi
waktu senggang.
112
tetap bertahan hidup dan bahagia dalam menjalani kehidupannya. Salah satu hal yang
musik mengandung unsur-unsur yang bersifat menghibur. Lagu populer Batak Toba
diciptakan dengan tujuan untuk menghibur. Manusia tidak terlepas dari hiburan,
musik adalah salah satu kebutuhan tambahan yang dibutuhkan orang untuk me-
keadaan- keadaan tertentu apabila senang, sedang jatuh cinta, sedang sedih ataupun
sedang jenuh, semua dilakukan agar dalam dirinya mendapatkan suatu kesenangan,
tenang, melupakan sejenak akan segala problema kehidupan. Musik membuat diri
Hiburan merupakan kebutuhan hidup dan musik merupakan salah satu cara
untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Musik sebagai hiburan, bila ditinjau bahwa
fungsi musik itu untuk menumbuhkan kegembiraan, pengisi waktu luang, sebagai
selingan, hobby atau kegemaran. Musik juga dapat menjadi teman untuk mencegah
Demikian juga dengan lagu populer Batak Toba yang bersifat hiburan. Oleh
karena itu, musik populer Batak Toba hadir dalam konteks yang meriah, untuk tujuan
hiburan semata. Musik populer Batak Toba digunakan sebagai hiburan pada suatu
perayaan misalnya pada acara adat perkawinan, adat saur matua, upacara wisuda,
dan sebaginya.
113
Musik memiliki fungsi komunikasi berarti bahwa sebuah musik yang berlaku
diketahui oleh masyarakat pendukung kebudayaan tersebut. Hal ini dapat dilihat dari
teks atau pun melodi musik tersebut. Musik bukanlah suatu ‘bahasa universal’ yang
dapat dimengerti oleh siapa saja di mana saja, karena setiap jenis musik lahir dan
tumbuh pada suatu masyarakat tertentu dengan kebudayaannya. Pada fungsi ini,
Sebuah lirik lagu yang ditulis oleh musisi dan pengarang memang berguna
untuk menyampaikan sebuah pesan kepada penikmat dan pendengar lagu. sesuatu
yang abstrak sekalipun seperti lagu bisa dikatakan sebagai media penyampai pesan.
Lagu dikatakan sebagai sesuatu yang abstrak karena pada kenyataanya lagu tidak
dapat divisualkan, namun bisa didegar dan dirasakan. Lagu sendiri merupakan
sebuah karya seni yang berasal dari perpaduan antara bahasa dan seni musik. Pesan
Cara kerja lagu sebagai media penyampai pesan sangat sederhana sekali.
pendengarnya. Sehingga terjadi sebuah bentuk komunikasi satu arah yaitu yang
dalam konteks ini adalah penyanyi sebagai pembawa pesan dan pendengar sebagai
penerima pesan.
Kini setiap saat, dimana pun kita, dan dengan kondisi apa pun kita tidak akan
terlepas dengan lagu. Lagu menjadi semacam virus yang membuat pendengarnya
mengalami candu, apalagi ketika lagu yang dipilih sangat sesuai dengan suasana hati.
Lagu bisa dikatakan menjadi media termudah untuk penyampaian pesan karena
114
Permainan bahasa ini dapat berupa permainan vokal, gaya bahasa maupun
penyimpangan makna kata dan diperkuat dengan penggunaan melodi dan notasi
musik yang disesuaikan dengan lirik lagunya sehingga pendengar semakin terbawa
kebiasaan setempat. Selain itu teks nyanyian yang dipakai untuk lagu upacara inisiasi
seringkali berupa nasehat bagi kaum muda untuk menaati peraturan-peraturan adat.
peraturan tak tertulis yang berfungsi sebagai pengatur sikap dan perilaku manusia
dalam pergaulan hidup sehari-hari dalam masyarakat. Norma sosial relatif banyak
menekankan pada sanksi moral sosial sebagai unsur pengawasan terhadap sikap dan
Norma tidak hanya berarti sebagai bentuk aturan yang mendukung suatu
perilaku yang positif saja, akan tetapi norma dapat juga merupakan aturan yang
yang negatif atau perbuatan yang merugikan pihak lain. Norma-norma sosial
biasanya dinyatakan dalam bentuk kebiasaan, tata kelakuan dan adat istiadat atau
hukum adat.
115
musik sebagai norma sosial. Fungsi ini dapat kita lihat pada materi N, Q, U.
N2
Denny Siahaan menggubah lagu tersebut berlandaskan tema menghormati orang tua.
Liriknya mengilustrasikan kisah hubungan antara orangtua dan anak. Klimaks lagu
Q3
Lagu ini sebagai kritikan terhadap anak yang melupakan orangtua. Melalui
lagu ini, pengarang lagu ingin memberikan nasehat kepada semua anak, bahwa anak
U3
116
upacara adat saur matua secara besar-besaran padahal semasa hidup orangtua, jarang
dalam bentuk yang memiliki rasa keindahan. Kesenian sebagai suatu sistem simbol
dapat diartikan sebagai kreasi bentuk-bentuk simbolis dari perasaan manusia. Bentuk
membuatnya menjadi suatu pengalaman umum yang dapat dicerna oleh orang lain.
Jadi bentuk simbolis itu tidak menunjuk pada gejala secara langsung, melainkan pada
pengalaman tersebut.
pembentukan makna dari suatu benda atau lambang atau simbol, baik benda mati
maupun benda hidup, melalui proses komunikasi baik sebagai pesan verbal maupun
maupun perilaku non verbal dan tujuan akhirnya adalah memaknai lambang atau
diberikan orang lain kepada mereka. Perilaku manusia dalam hal ini sebagai
rangkaian pemikiran dan perilaku yang dilakukan secara sadar antara rangsangan
tersebut. Makna yang diberikan pada simbol merupakan produk dari interaksi sosial
117
Lagu-lagu populer Batak Toba mengandung nilai-nilai budaya Batak Toba itu
sendiri. Lagu dijadikan sebagai media untuk melestarikan budaya Batak Toba. Lagu
Tujuannya adalah supaya kebudayaan Batak Toba selalu ada di hati masyarakat
berkembangnya industri kaset, peranan radio-radio swasta, surat kabar, dan majalah
hiburan populer, iklan dan telah menjangkau dunia film 36. Apabila diukur dari
jumlah pendukung, penggemar, dan penikmat musik dapat dikatakan bahwa lagu
pop Batak Toba telah menjadi seni yang banyak digemari orang. Dapat diartikan
sebagai folk music atau musik rakyat yang masih mengandung nada-nada tradisional
Sebagai mass music sudah tentu musik Batak mempunyai lapisan penggemar.
Hampir semua lapisan masyarakat Batak Toba menyukai lagu Batak, yang tidak
kurang sehingga kurang mengerti apa makna lagu yang dinyanyikan. Masyarakat
Batak yang tinggal di kota Medan kebanyakan adalah orang pendatang yang datang
dari bonapasogit 37 (lihat kembali pada bab 2 pada bagian migrasi Batak Toba ke kota
36
Banyak sudah film yang bertemakan budaya Batak Toba memakai bahasa indonesia dan bahasa
daerah. Berbahasa Indonesia sudah diperankan oleh artis-artis nasional seperti Dedy Mizwar (Naga Bonar) dan
dinikmati secara nasional juga sedangkan yang berbahasa daerah masih diperankan oleh Batak itu sendiri dan
pemasarannya masih bagi orang Batak saja misalnya film Anak Sasada(anak tunggal). Hal ini juga
membuktikan bahwa bukan hanya di bidang tarik suara Batak bisa berkaya, di dunia akting pun, Batak tak kalah
jago
37
Bonapasogit adalah sebutan yang digunakan orang Batak untuk menyebut kampunghalaman. Jika
dikatakan bonapasogit yang dimaksud adalah daerah Toba dan sekitarnya.
118
mengingatkan tentang bahasa daerah sendiri yang mungkin sudah jarang didengar
atau di ucapkan karena ragamnya suku di perantauan dan beberapa hal lainnya.
Masyarakat Batak Toba menyadari akan masa depan budaya mereka. Di saat
kebudayan mereka. Salah satu upaya yang dilakukan adalah menciptakan musik
populer dan juga melakukan kontinuitas budaya tradisinya, yang terbentuk dalam
musik populer Batak Toba. Dengan demikian fungsi musik populer Batak Toba
berbeda dengan masyarakat yang berstatus sosial tinggi (golongan elit), kebutuhan
fisik yang sudah terpenuhi. Dalam pemilihan jenis musik lebih memilih musik yang
penuh dengan improvisasi dan dengan keterampilan tinggi seperti jazz dan lain-lain.
Hal inilah yang menyebabkan lagu pop Batak dinikmati lebih banyak oleh
berarti kemampuan kedua belah pihak untuk saling menangkap dan memberi makna
dari penciptaan seni. Seni yang muncul dari dalam masyarakat adalah seni yang
mendapat dukungan, yang akrab dengan lingkungannya. Agaknya, hal inilah yang
dialami oleh musik Batak, meskipun secara statistik belum bisa dibuktikan seberapa
bernyanyi. Hal ini dapat dibenarkan karena sampai pada saat ini masyarakat Batak
119
adat pernikahan, adat kematian. Dan di kota ini banyak terdapat sopogodang
(gedung serbaa guna) yang digunakan untuk melaksanakan upacara adat tersebut.
melibatkan banyak orang. Di kota-kota besar tempat seperti ini sudah banyak
penduduk tidak seperti dulu lagi yang luas, yang memungkinkan untuk mengadakan
upacara adat. Berbeda dengan sekarang pekarangan nyaris tidak ada, yang tak
menghadiri upacara adat tersebut tidak pernah sepi dari manusia. Kondisi ini
Toba terhadap budaya kesenian daerahnya sendiri. Baik melibatkan diri sebagai
Upacara adat yang melibatkan pertunjukan musik Batak Toba yang dilakukan
adat tersebut biasanya diikuti dengan iringan musik. Pengaruh positifnya masyarakat
bisa melupakan segala kepenatan rutinitas sehari-hari dan segala pergumulan hidup.
Amandus Siahaan 38 mengaku senang menghadiri pesta pernikahan. Banyak hal yang
membuatnya senang, diantaranya pesta adalah salah satu tempat yang selalu ramai
(apalagi pesta Batak) yang selalu bertemu dengan orang-orang baru. Musik yang
dimainkan di pesta juga berbeda selain karena iramanya yang selalu mengundang
38
Salah seorang tamu yang hadir pada pesta pernikahan di Martubung
120
yang positif maupun yang negatif. Sangat tidak adil jika hanya menafsirkan
musik/lagu pop Batak Toba sebagai bentuk seni yang “kampungan” atau “tidak
bermutu”. Banyak pencipta lagu Batak Toba menghasilkan karya yang mempunyai
makna dan mengandung pesan moral dan pendidikan, antara lain lagu yang
menasehati anak untuk memberikan yang terbaik pada orangtua selagi orangtua
masih hidup. Dengan kata lain ada kebiasaan masyarakat Batak Toba yang kurang
baik yang dilakukan anak terhadap orangtua sehingga lagu untuk mengkritik
kebiasaan tersebut diciptakan. Banyak lagu pop Batak Toba yang bertema hubungan
anak dengan orangtua dan mengangkat kehidupan masyarakat Batak Toba yang
berjuang bekerja keras demi meyekolahkan anak. Lagu-lagu tersebut mewakili para
kerja keras orangtua untuk bisa belajar dengan sungguh-sungguh sehingga bisa
menjadi orang yang sukses nantinya melalui pendidikannya. Jadi jelas bahwa
kehadiran lagu-lagu pop Batak Toba tersebut sesuai dengan kondisi sosial
menghadapi hidup, mengingatkan anak untuk selalu berdoa, pandai menjaga sikap,
menjadi panutan buat adik-adiknya. Dampak positif lainnya dari maraknya lagu-lagu
pop Batak Toba tentu saja lahirnya kreatifitas untuk menghasilkan karya yang lebih
baik karena musik Batak Toba telah menjadi salah satu sektor seni industri kecil.
Dalam perilaku fisik, lapisan penggemar lagu pop Batak Toba tidak
121
Batak Toba menjadi warna musik pilihan. Akan tetapi dalam kehidupan sehari-hari
apa yang didengar dari lirik lagu tidak begitu berpengaruh ke dalam jiwa dan
perilaku sosialnya. Memang banyak lirik lagu Batak Toba yang mampu
mempengaruhi suasana hati dan perasaan mereka, akan tetapi setelah lagu tersebut
Secara konkrit, tidak diperoleh fakta bahwa lagu pop Batak Toba
mempengaruhi perilaku penggemarnya. Adapun sikap spontan yang terjadi pada saat
musik dimainkan dapat dikatakan sebagai pengaruh seketika seperti joget dengan
berbagai gaya. Tak ada ciri khas penggemar musik Batak Toba, semua kalangan bisa
menjadi penggemar musik ini. Berbeda dengan musik lain, yang memiliki
Sisi lain yang patut disimak dari perkembangan musik dan lagu pop Batak
Toba ialah kebangkitan musik Batak Toba yang pada awalnya disebut “musik
yang dihasilkan tak hanya melestarikan budaya Batak yang sudah mulai terkikis dan
tak menarik lagi di kalangan anak muda tetapi juga karya Vicky juga sudah
menembus pasar nasional yang sudah menjangkau seluruh daerah Indonesia bahkan
ternyata dapat menjadikan khasanah budaya yang satu ini untuk kepentingan bisnis.
Diantaranya adalah menjmurnya industri rekaman musik Batak Toba, cafe Batak,
film bertemakan budaya Batak bahkan pencarian bakat seperti “Toba Idol” dan
39
Vicky Sianipar Satu Dekade Berkarya, TobaDream, hal 8-16 Agustus 2012
122
yang menghasilkan keuntungan yang tidak sedikit. Dari sudut sumber daya manusia
(SDM) semua kegiatan yang bermerek Batak banyak menyerap tenaga untuk
mengerjakannya. Kini, musik dan lagu pop Batak Toba telah membuktikan
pengaruhnya yang besar. Banyak masyarakat yang semula malu menjadi Batak kini
Di atas telah dibahas mengenai dampak positif dari musik dan lagu pop Batak
Toba, maka pada bagian ini penulis akan kemukakan sejauh mana pengaruh negatif
kenyataan bahwa musik dan lagu pop Batak Toba sekarang mengalami penurunan di
kebanyakan berkisar pada persoalan percintaan. Tidak seperti lagu zaman dahulu,
Dan tahun 70-an yang kebanyakan menciptakan lagu tentang anak yang banyak
bercerita kerja keras orangtua demi menyekolahkan anak. Di zaman sekarang para
musik Batak seolah jalan ditempat, tidak ada perubahan. Penulis tidak hanya
melakukan wawancara tapi juga melakukan studi pustaka dari majalah Batak,
Batak 41.
40
https://groups.yahoo.com/neo/groups/gbkp/conversations/messages/4360 (akses 23 Oktober 2014)
http://roysianipar.wordpress.com/sianipar-clans-is-one-of-the-out-standing-from-all-batak-marga-in-
indonesiaout-spokenand-conservativeofcourse-notachieveryes/ (akses 23 Oktober 2014)
41
“Batak keren,” TobaDream, edisi Agustus 2012 hal 8
123
karya, ditambah dengan artis Batak yang merasa cepat puas sebab tujuan utama
latihan dan ritme. Tahun 60-an pencipta lagu menciptakan lagu yang berbobot,
mampu mendunia dan bertahan hingga sekarang. Mencipta lagu dengan penuh
penghayatan, pemilihan kata yang puitis sehingga orang yang mendengarnya mampu
merasuk sukmanya. Hanya dengan iringan gitar biasa saja banyak penyayi Batak
penciptaan lagu yang “cepat saji” dan penggunaan billingual bahasa yang membuat
PENUTUP
Berdasarkan pada uraian di atas maka dapat disimpulkan, tema dari lirik lagu
merupakan hubungan yang sangat erat, berkaitan antara satu dengan yang lain,
memiliki ikatan emosi yang kuat antara anak dan orangtua. Semua nilai-nilai yang
mendapatkan 3H tersebut.
124
PENUTUP
5.1. KESIMPULAN
Setelah diuraikan pada pembahasan diatas maka pada bab V ini penulis akan
menyimpulkan hasil penelitian yang penulis lakukan. Kesimpulan ini dibuat untuk
menjawab dua pokok permasalahan yang ada pada bab I yaitu: (a) Apa saja ekspresi
nilai-nilai budaya dalam lirik lagu populer Batak Toba dengan penekanan pada
yang kedua yaitu: (b) apa fungsi lagu-lagu populer Batak Toba terhadap perilaku
Ekspresi-ekspresi nilai budaya yang terdapat dalam lirik lagu populer Batak
Toba sangatlah beragam. Dalam tulisan ini, penulis mengidentifikasi ada tujuh nilai
budaya yang terdapat dalam lagu-lagu populer Batak Toba. Nilai yang pertama
adalah nilai pendidikan, nilai ini sangat penting bagi masyarakat Batak Toba.
Masyarakat Batak Toba percaya bahwa melalui pendidikan adalah salah satu jalan
untuk mencapai cita-cita tertinggi kehidupan orang Toba. Orangtua akan bersusah
payah mencari uang agar bisa menyekolahkan anaknya hingga ke tingkat yang lebih
pekerjaannya, dengan itu berharap sejalan dengan adanya materi yang didapat dari
pekerjaan.
Nilai yang kedua adalah nilai ekonomi. Dengan memiliki anak, orangtua akan
rasa nyaman terhadap orangtua, kehadiran anak juga dirasakan manfaatnya jika si
orangtua sudah dalam lanjut usia (lansia). Orangtua yang sudah lansia tentunya tidak
memiliki kekuatan yang sama saat masih usia produktif. Orangtua mengharapkan si
125
apabila orangtuanya sudah tua dan tidak mampu lagi mengurus diri sendirinya.
Nilai berikutnya adalah nilai psikologis. Nilai ini menjadi motivasi bagi
masyarakat Batak Toba untuk mengejar kemajuan. Keadaan yang susah tidak
membuat semangat untuk mengejar cita-cita tertinggi masyarakat Batak Toba yaitu
3H tidaklah pudar. Sifat pekerja keras dan berani menghadapi tantangan hidup
merupakan sikap yang harus dipilih masyarakat. Orangtua akan bekerja keras
mencari uang demi bisa menyekolahkan anak. Si anak akan bekerja keras untuk
Nilai yang keempat adalah nilai religius. Masyarakat Batak Toba percaya
bahwa mereka mengimani doa tersebut. Tidak hanya dalam prakteknya saja, tetapi
doa sudah diekspresikan ke dalam bentuk lagu. Orangtua Batak Toba selalu
mendoakan anaknya, agar anaknya selalu sehat, jauh dari segala kejahatan, diberi
berkat oleh Tuhan. Si anak juga dalam lagu Batak Toba sering diekspresikan sebagai
anak yang selalu minta didoakan oleh orangtuanya. Masyarakat Batak Toba
Masyarakat Batak Toba juga sangat mengapresiasi nilai budaya yang mereka
miliki yaitu nilai umpasa. Umpasa berisikan rangkaian kata-kata kiasan yang diikuti
Nilai yang berikutnya adalah nilai yang terdapat dalam ungkapan metafora.
Metafora sendiri memberikan arti yang berbeda dari arti yang sebenarnya.
126
Hagabeon merupakan salah satu cita-cita yang harus dicapai oleh masyarakat
Batak Toba, dan nilai inilah yang menjadi nilai terakhir yang dapat penulis
Toba untuk memiliki keturunan dan keturunan bagi orang Toba merupakan
kebahagiaan yang tak ternilai bagi orangtua dan keluarga. Hagabeon tidak terjadi
begitu saja, hagabeon didapat melalui jalan pernikahan yang tujuannya secara
5.2. SARAN
terulang lagi kasus yang lama, kebudayaan Indonesia diklaim negara lain
sebagai kebudayaannya.
127
128
TOBA
Bab ini akan membahas tentang latar belakang sosial budaya masyarakat
Batak Toba secara umum dan secara spesifik pada masyarakat Batak Toba di kota
Medan. Uraian dimaksud akan penulis mulai dengan deskripsi geografis Tanah
Batak di Sumatera Utara. Dalam konteks ini juga penulis akan menjelaskan deskripsi
geografis kota Medan sebagai daerah tujuan migrasi orang Batak. Pada bagian ini
pendidikan menjadi berubah. Bagian akhir bab ini akan menguraikan konsep budaya
masyarakat Batak Toba. Konsep budaya yang dimaksud disini adalah konsep
kebudayaan yang penting dan sangat mendasar yang berhubungan dengan kehidupan
Sebutan Tanah Batak menunjukkan wilayah yang didiami masyarakat ini dikenal
dalam bahasa Batak Toba dengan “Tano Batak” yang artinya Tanah Batak. Tanah
Batak meliputi daerah Danau Toba, Pulau Samosir, daerah Silindung, Humbang,
Toba Hasundutan, dan Habinsaran (Hutajulu dan Harahap, 2005:2). Wilayah ini
36
wilayah ini luasnya lebih kurang 10.000 km2 dan berada pada ketinggian 700-2.300
Belanda) Tapanuli pada tahun 1910. Keresidenan Tapanuli terbagi atas 4 (empat)
wilayah yang disebut afdeling dan saat ini dikenal dengan kabupaten atau kota, yaitu:
• Afdeling Nias, yang sekarang menjadi Kabupaten Nias dan Kabupaten Nias
Selatan.
mulai dari perbatasan Daerah Istimewa Aceh di utara sampai ke perbatasan dengan
Riau dan Sumatera Barat di sebelah selatan. Wilayah Toba terletak antara 1°30’-2°
4’Lintang Utara dan 98°-100° Bujur Timur di punggung Bukit Barisan dengan
ketinggian 906-1500 m dpl (diatas permukaan air laut) dengan sejumlah dataran
17
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32722/4/Chapter%20II.pdf. (akses 28 April 2014)
37
Daerah Toba, komoditi utamanya dihasilkan dari sektor pertanian, sektor ini
merupakan sektor yang besar potensinya dikembangkan. Sektor ini juga tulang
punggung perekonomian daerah sebagai penghasil nilai tambah, devisa dan penyedia
sumber daya alam, sumber daya manusia yang saling melengkapi untuk
pengembangan pada sektor ini. Produk yang dihasilkan berupa kopi, jagung, sayur-
mayur, buah-buahan.
silangit yang memudahkan akses ke daerah Toba melalui jalur udara. Sekolah-sekolah
38
2014)
MEDAN
Kota Medan adalah ibu kota provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Kota ini
merupakan kota terbesar di Pulau Sumatera. Medan didirikan oleh Guru Patimpus
Sembiring Pelawi pada tahun 1590. Secara geografis, wilayah kota Medan berada
antara 3”30’ – 3”43’ LU dan 98”35’ – 98”44’ BT dengan luas wilayah 265,10 km 18.
Kota Medan dikelilingi oleh Kabupaten Deli Serdang, sebelah selatan, timur, barat
Kota Medan dihuni oleh beberapa etnik yang sebagian adalah penduduk asli
dan sebagian lagi adalah pendatang. Penduduk asli termasuk etnik Batak (Toba,
Simalungun, Karo, Pakpak, dan Mandailing), Nias, dan Melayu. Sementara itu
18
http://ciptakarya.pu.go.id/profil/profil/barat/sumut/medan.pdf. (akses 09 Agustus 2014)
39
sendiri merupakan etnik dengan jumlah penduduk yang relatif besar. Berikut jumlah
Orang Batak sendiri merupakan etnik dengan jumlah penduduk yang relatif besar,
sekitar 30% dari jumlah total penduduk Provinsi Sumatera Utara. Total pendudukan
Sumatera Utara yakni ± 3,672,443 jiwa. Tabel 1 berikut ini merupakan gambaran
Tabel 1
40
Kota Medan adalah sebuah kota yang penduduknya terdiri dari berbagai sub
etnik dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda. Sebagai kota yang
heterogen, kota Medan adalah sebuah kota yang hidup dari segi ekonomi maupun
kultural. Orang Toba sudah mulai masuk ke kota ini sejak 1920-an walaupun dengan
Orang Batak Toba di kota Medan dewasa ini kendati bukan sebagai kultur
dominan tapi keberadaan (eksistensi) mereka sangat nyata di kota Medan. Saat ini
banyak terdapat gedung serbaguna yang hampir setiap akhir pekan selalu diisi oleh
kegiatan adat. Dimana kegiatan adat itu menampilkan berbagai kegiatan sosial,
interaksi antara satu orang dengan yang lain. Bahwa pesta adat itu, disamping
menjalankan norma adat warisan leluhur, juga merupakan wadah untuk bertemu
muka dengan sanak saudara. Hal ini yang memperpanjang atau memperlanggeng
Orang Batak Toba berusaha keras untuk dapat hidup bertahan (survive) di kota
Medan dengan cara meleburkan diri terhadap pola dan tatanan hidup pada
masyarakat pribumi pertama yang tinggal di kota Medan tetapi, hal yang dapat dilihat
Ini sebagai reaksi menjaga, memelihara identitas, membentuk sarana interaksi sosial.
41
yang sudah menikah. Hubungan komunikasi diantara sesamanya dapat dipupuk terus
Pendidikan sudah masuk sekitar tahun 1860-an ke tanah Batak yang dibawa
oleh para misionaris kristen (RMG) 19. Ketika penyebaran agama kristen mengalami
antara sekolah dan gereja tidak terlepas dari keinginan orang Toba yang kuat untuk
Sekolah yang diselenggarakan saat itu, masih setara SD/SMP. Orang yang
berkesempatan untuk melajutkan sekolah ke tingkat yang lebih tinggi, harus keluar
dari desa. Kemudian dari situlah mulai muncul konsep hamajuon (kemajuan),
konsep inilah yang mendorong orang Toba untuk mendapatkan pendidikan dan
19
Lihat aritonang (1988:6)
42
dimilikinya.
Dalam buku Migran Batak Toba di Luar Tapanuli Utara (1998: 1-273)
migrasi orang Toba sudah dimulai sejak tahun 1900-an keluar dari kampung
halamannya di Tapanuli dan kota Medan merupakan salah satu tujuan migrasi orang
Dairi, Asahan, Labuhan Batu, Karo, Serdang, Medan dan kota lainnya. Semua daerah
tersebut didatangi oleh orang Toba untuk membuka perkampungan yang baru akibat
dari luas lahan persahawahan yang semakin sempit di Tapanuli. Sementara itu cita-
padam dalam diri setiap orang Toba. Berbagai keterbatasan yang dihadapi di
Di Medan sendiri, pada tahun 1905 sudah ada 14.250 jiwa penduduk Medan
termasuk orang Toba yang jumlahnya relatif kecil (Purba O.H.S, 1997:98). Sumber
yang sama menyebutkan pada tahun 1919 diperkirakan tidak kurang dari 200 orang
Batak Toba sudah tinggal di Medan yang terdiri dari para pemuda dan yang sudah
berkeluarga. Pada sumber lain disebutkan dalam tahun 1930, hanya ada 820 orang
Batak Toba di kota Medan, tetapi dalam 1981 terdapat 182.686 orang Batak Toba.
Secara kuantitatif populasi Batak Toba meningkat 222 kali lipat (Pelly, 1994:84).
Orang Toba yang melakukan migrasi ke daerah Medan awalnya untuk mencari
orang Toba yang datang ke Medan bukan hanya untuk mencari pekerjaan tetapi juga
untuk melanjutkan pendidikan. Dan pada tahun 1940-an merupakan timing-nya orang
43
2.3.1. KEPERCAYAAN
kepercayaan yang mengakar pada tradisi leluhur. Dengan kata lain, sebelum
Mulajadi Na Bolon sebagai dewa tertinggi mereka, pencipta 3 (tiga) dunia: dunia atas
(banua ginjang), dunia tengah (banua tonga) dan dunia bawah (banua toru). Sebagai
Debata Mulajadi Na Bolon, ia tinggal di langit dan merupakan maha pencipta 20.
Mulajadi Na Bolon adalah Debata Na Tolu yaitu Batara Guru dengan wujud
Sori dengan lambang warna putih, Debata Balabulan sumber kekuatan (hagogoon)
lambang merah.
2.3.2. AGAMA
dengan mendirikan Rumah Sakit dan pendidikan formal (sekolah). Melalui ini
masyarakat Batak Toba mulai tertarik dengan kegiatan para misionaris dan mengikuti
20
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32722/4/Chapter%20II.pdf (akses 10 juli 2014)
44
menjelaskan dengan detail tentang masuknya agama kristen di Tanah Batak. Kristen
datang melalui misionaris dari Eropa yang mengirimkan tiga pemberita injil yaitu
Richard Burton, Nathaniel Ward dan Evans penyebar pertama yang datang membawa
agama Kristen ke Tanah Batak. Mereka bertiga sengaja diutus gereja baptis Inggris
1996:65).
Batak, karena diketahui daerah tersebut sebagaian besar penduduknya masih kafir
Dia tiba di Padang pada bulan Desember 1856, Gubernur Sumatera Barat
kawasan Angkola, dia menunaikan tugas penginjilan. Inilah usaha pertama kali yang
berhasil dilakukan di Tanah Batak. Dengan berbagai usaha dia berhasil membaptis
Jakobus Tampubolon dan Simon Siregar sebagai orang pertama masuk agama Kristen
Pekabaran injil (PI) yang paling kuat dan membuahkan hasil adalah usaha
yang dilakukan Ludwiq Ingwer Nommensen. Dia adalah pendeta yang diutus
Bremen. Ia tiba dikota Padang pada tanggal 14 Mei 1862 setelah menempuh
perjalanan selama 142 hari dengan kapal Laut. Rencana awal dimulai dari Sipirok
45
tetapi bersikap tetap ramah dan lemah lembut. Menurut Nommensen benteng
keberhalaan 21 Batak yang kukuh tidak dapat ditaklukkan dengan kekerasan. Tetapi
harus dengan kesabaran, kesopanan, kerendahan hati dan kasih sayang secara tulus.
Melihat sikap Nommensen yang tetap baik akhirnya ada beberapa orang yang
takluk dan hormat padanya. Nommensen mulai membuka pelajaran katekisasi 22 yang
pertama. Awalnya muridnya hanya beberapa orang lama kelamaan bertambah banyak
setelah sekolah itu banyak tersiar tentang keberadaannya. Berikutnya, para penganut
memberikan upah besar, kuasa dan kehormatan. Hal ini sesuai dengan cita-cita
pendidikan, ambisi dan cita-cita dapat terwujud yang bermuara para cita-cita orang
Toba yaitu 3H. Hal ini memotivasi para orangtua untuk menyekolahkan anak-anaknya
21
Benteng keberhalaan yang penulis maksud adalah sesuatu yang dipakai masyarakat Batak Toba
untuk mempertahankan/membentengi diri dari pengaruh luar
22
Katekisasi adalah kegiatan pengajaran dan bimbingan iman tentang iman kristen yang dilakukan
oleh gereja, diberikan kepada orang-orang sebelum mereka diterima jadi orang Kristen. Martin Luther,
Katekismus Besar (Jakarta:bpk Gunung Mulia, 2001)
23
Sahala adalah kemuliaan, kharisma, hikmat, kewibawaan, kebesaran otoritas, penuh kesaktian.
Setiap orang memilikinya, tetapi tidak sama besarnya untuk semua orang
http://haposanbakara.blogspot.com/2012/02/sahala.html (akses 09 Agustus 2014)
46
lain untuk mendapatkan peluang pekerjaan yang lebih baik. Pandangan masyarakat
terhadap kekayaan juga mengalami perubahan, yang tadinya kekayaan diukur dari
materi berubah menjadi diukur dari keberhasilan anak juga. Keberhasilan anak
Batak Toba. Sadar atau tidak sadar para misionaris telah menjadi wakil budaya
Barat ke dalam tata kehidupan masyarakat Batak Toba tanpa lebih jauh menyadari
Jerman, yang berbeda dengan gaya bangunan Batak dengan atapnya yang indah
kelengkapan gereja Jerman, dijadikan juga sebagai persyaratan untuk gereja Batak
Purba dalam artikelnya “Gereja dan Adat: Kasus Gondang Sabangunan Dan
Tortor” sejak peradaban Barat masuk ke tanah Batak sudah banyak terjadi perubahan
dalam tata-laksana adat, sehingga banyak ketentuan adat lama yang dihilangkan atau
jadi kurang dihargai. Salah satu dampaknya adalah berubahnya konsepsi atau
pemahaman masyarakat Batak Toba tentang tradisi gondang sabangunan, tortor dan
tetapi untuk masa selanjutnya sikap masyarakat Batak Toba mulai terbuka dalam
24
Mauly Purba, “Gereja dan Adat: Kasus Gondang Sabangunan Dan Tortor,” Jurnal Antropologi
Indonesia, No. 62 (Mei-Agustus, 2000), hal 25-41.
47
2.4. Adat
Adat selalu menjadi isu sosial yang selalu diperbincangkan baik para
akademia, dan orang biasa, semua memahami dengan makna yang berbeda-beda. Ada
yang mendefenisikan sebagai norma dan hukum agama yang menjaga hubungan
antara tuhan, manusia, nenek moyang dan keturunan mereka, yang lain menyebutkan
adat sebagai sistem yang sengaja dibuat untuk menjaga keseimbangan dari kekuatan
roh lain dan melindungi manusia antara satu dengan yang lain. Antropolog, Bruner,
mengamati bahwa adat tidak hanya mencakup hukum perkawinan, warisan, dan harta
benda tetapi juga kemelut kehidupan. Adat adalah rangkaian atau tatanan norma-
norma sosial dan religius yang mengatur kehidupan sosial, hubungan manusia dengan
Adat adalah sistem sosial yang terus berubah, prinsip-prinsip etika dan dan
Termasuk mengatur dalam hal pengolahan lahan, pengelolaan pertanian dan irigasi,
sistem pewarisan dan sistem perkawinan. Dalam hal etika sosial adat mengarahkan
masyarakat untuk bersikap yang lebih baik lagi terhadap saudara kerabat dan
lingkungan sekitar 26. Hal ini berhubungan dengan sistem kekerabatan, adat sebagai
penanda identitas, gaya hidup yang dilakukan di berbagai upacara adat Batak Toba.
25
Mauly Purba, “Results Of Contact Between The Toba Batak People, German Missionaries, And
Dutch Government Officials: Musical And Social Change,” Jurnal Etnomusikologi, No 2 (September, 2005), hal
118-143)
26
Ibid
48
pesta adat. Namun, istilah pesta adat tidak harus bingung dengan hukum adat yang
mengontrol sehari-hari kehidupan sosial. Pesta adat adalah kegiatan sosial khas resmi
diatur oleh hukum adat. Adat juga bersifat exclusive yang maksudnya adalah sesuatu
yang resmi, sesuatu sangat terorganisir dan terstruktur, bagian dari kehidupan sosial,
tetapi tidak terjadi setiap hari. Pesta adat memiliki fungsi tertentu, seperti untuk
merayakan hari pernikahan, untuk menyambut bayi yang baru lahir, untuk merayakan
pemakaman, untuk mulai mendirikan sebuah desa baru atau rumah, untuk merayakan
pindah ke rumah baru, untuk merayakan musim padi, untuk merayakan panen, atau
hanya untuk ibadah roh leluhur, dewa, dan kekuatan supranatural lainnya.
Tata cara kehidupan masyarakat Batak Toba secara tradisional diatur dalam
sebuah sistem sosial kemasyarakatan yang disebut dalihan na tolu. Dalihan na tolu
secara harfiah mengandung arti “tiga tungku”. Di atas ketiga tungku itulah tatanan
sosial masyarakat disandarkan. Konsep dasar dalihan na tolu, tingkat tertinggi yang
dihayati sebagai sistem kognitif yang memberikan pedoman bagi orientasi nilai setiap
sikap terhadap apa yang dipahami dan diketahui itu. Dalihan na tolu adalah sistem
nilai sekaligus sebagai sistem aturan mengenai nilai-nilai tersebut. Sebagai sistem,
yang betumpu pada tiga aktor ini menanamkan kepribadian yang mandiri dan sangat
49
berinteraksi dengan keluarga yang menjadi ciri khas spesifik masyarakat Batak yang
tidak dimiliki oleh suku bangsa lain. Prinsip itu juga diterapkan dalam kehidupan
sehari hari. Komunitas Batak yang ada di Brisbane Austaralia juga mengangap bahwa
mereka adalah satu keluarga sehingga sudah layaknya saling menghormati, dan saling
beribadah merupakan salah satu kunci untuk dapat bertahan di negeri orang 27.
pada tiga pilar dasar kemasyarakatan, yaitu: hula-hula (pihak keluarga pemberi istri),
boru (pihak keluarga penerima istri), dan dongan tubu (sesama saudara lelaki dari
Bagi masyarakat Batak Toba, hula-hula dianggap memiliki status yang tinggi,
baik dilihat dari cara bagaimana kelompok Batak Toba ditempatkan secara sosial
maupun dilihat dari cara penghormatan yang diberikan oleh kedua unsur kedua
dalihan na tolu. Orang Batak Toba juga memberikan sebutan kepada hula-hula, yaitu
debata na tarida yang artinya “tuhan yang tampak”. Pandangan ini merupakan
dianggap sebagai pemberi berkat dan ditempatkan pada posisi yang lebih tinggi.
Tingginya penghormatan terhadap hula-hula ini juga dapat dilihat dalam kehidupan
marga sebagai saudara yang berasal dari keturunan yang sama. Begitu juga dengan
boru merupakan hal yang penting bagi masyarakat Batak Toba. Boru dianggap pihak
27
“Dalihan natolu, tetap berkilau di Brisbane,” Tapian edisi juni 2009, hal 18
50
boru, suatu upacara adat tidak akan dapat dilaksanakan. Kendatipun demikian, boru
juga merupakan pihak yang harus diberi perhatian, dilindungi dan dijaga perasaannya.
2.5.1. Hula-hula
penyalur berkat, karena itu harus dihormati. Hula-hula disebut juga parrajaon, artinya
dirajakan, dan mereka sangat dihormati oleh borunya. Rasa hormat terhadap hula-
hula tercermin dalam falsafah dalihan na tolu, bahwa somba marhula-hula artinya
seseorang yang mempunyai hula-hula harus hormat dan patuh kepada hula-hula
walaupun kedudukannya dari segi jabatan dan kepangkatan di luar adat lebih tinggi,
karena mereka dianggap sebagai tempat meminta berkat yang disebut pasu-pasu,
Tidak jarang kita lihat boru pergi mengunjungi hula-hula yang tujuannya
untuk menerima berkat dari Tuhan melalui doa dari pihak hula-hula . Keadaan ini
seolah-olah memberi gambaran bahwa berkat atau pasu-pasu akan tercapai apabila
adalah sebagai tempat meminta nasihat dan bantuan moral agar terlaksananya
28
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32722/4/Chapter%20II.pdf. (akses 04 September
2014)
51
Sebagai juru damai dalam suatu perselisihan, misalnya dalam hal pembagian
2.5.2. Boru
Boru merupakan tiang beban pelaksana setiap horja dalam hubungan formal
dan nonformal. Penerima boru dalam suatu horja berada pada posisi yang lebih
rendah dari hula-hula. Dalam posisi ini kelompok hula-hula harus mengasihi dan
bersikap mengayomi boru yang tercermin dari filsafat elek marboru (baik kepada
boru). Pada upacara adat pihak boru bertindak sebagai parhobas yaitu orang yang
jalannya pesta. Jika masyarakat Batak Toba, hendak melaksanakan suatu horja, pada
saat musyawarah kelompok dongan sabutuha, pendapat dan pertimbangan dari boru
dilaksanakan. Pendapat boru ini sangat penting, karena apa saja keputusan sidang,
pelaksananya adalah boru. Jadi dapat dikatakan peranan utama dari boru dalam adat
adalah memberi sumbangan tenaga, materi, dan pemikiran pada setiap upacara adat.
Selain itu, boru juga memegang peranan penting dalam mendamaikan hula-hulanya
hubungan berdasarkan garis keturunan dari ayah. Namun cakupannya dalam suatu
52
moyang juga termasuk dalam klasifikasi dongan sabutuha. Dari kata “dongan”, yang
artinya adalah teman sudah dapat diartikan bahwa kedudukan mereka adalah sejajar.
Misalnya adalah sebagai berikut, yang namanya org Batak tidak pernah akan
lupa akan budaya aslinya yaitu senang berkumpul dan senang menari serta bernyanyi.
Sekalipun sudah puluhan tahun di negeri orang, budaya Batak tidak bisa lekang,
malah semakin ada kepedulian akan keinginan bahwa orang Batak harus tetaplah
menjaga prinsip dalihan natolu yang salah satunya adalah manat mardongan
sabutuha. Ada anggapan bahwa setiap orang Batak yang berdomisili di luar negeri
(swiss) adalah dongan sabutuha, sehingga dirasa perlu untuk saling bertegur sapa dan
berkumpul dalam sebuah acara. Begitulah mereka tidak lupa akan tradisi yang turun
temurun 29. Dongan sabutuha itu haruslah seia sekata, ringan sama dijinjing berat
dalam pelaksanaan suatu upacara adat adalah sama dengan suhut (pemilik pesta).
Hubungan antara kerabat semarga harus hati-hati dan dijaga sedemikian rupa suaya
tetap langgeng dan serasi yang didasari oleh falsafah manat mardongan tubu yang
artinya hati-hati terhadap teman semarga, maksudnya ialah harus hati-hati dalam
merencanakan upacara adat, tidaklah dapat bertindak menurut kehendak sendiri, tetapi
mardongan tubu merupakan modus umum dalam rangka menjaga keharmonisan diantara
29
“Bangso batak di swiss,” Tapian edisi april 2009, hal 22
53
dalihan na tolu tidak pernah tetap. Seseorang dapat bertukar posisi dan menjadi
anggota salah satu tungku tergantung dengan siapa orang itu berhubungan dan
dilaksanakan oleh dua orang dengan maksud meresmikan ikatan perkawinan secara
hukum agama, hukum negara, dan hukum adat. Pernikahan juga suatu hal yang sakral
dan penting dalam kehidupan dua insan yang bertukar ikrar, termasuk keluarga
mereka yang akan menyatu melalui kedua mempelai. Hubungan perkawinan dalam
perkawinan yang tidak boleh timbal balik (Maria, 1995:18). Misalnya pemuda marga
Pasaribu mengambil gadis marga Tambunan, pemuda marga Tambunan tidak boleh
mengambil gadis dari marga Pasaribu tetapi harus dari marga purba, demikian
seterusnya.
bagi orang Batak Toba ialah antara seorang pemuda dengan putri saudara laki-laki
ibunya. Sistem ini dinamakan marboru ni tulang atau kawin “pariban”. Demikian
juga bila seorang pemudi kawin dengan putra saudara perempuan ayah atau maranak
ni namboru, disebut juga kawin “pariban”. Dulu sebenarnya maksud orang Batak
menjodohkan anak mereka untuk menjaga keutuhan harta keturunan mereka, agar
harta yang mereka miliki jatuh kepada saudaranya sendiri bukan pada orang lain,
54
namboru merupakan hal terlarang. Larangan ini sesuai dengan struktur sosial dalihan
na tolu bahwa bahwa hanya boru yang boleh mengambil istri dari kelompok hula-
hula. Pelanggaran atas larangan ini akan dihukum berat (pengusiran dari desa, tidak
diakui sebagai anggota marga dan dilarang mengikuti upacara adat). Orang Batak
Toba memperkuat hukum adat ini dengan ungkapan: “dang tarpaulak aek tu julu”
atau tidak dapat dilalirkan kembali ke hulu. Dalam persoalan ini hula-hula (keluarga
mempelai perempuan) adalah sumber asal boru. Oleh karena itu, tidak mungkin
proses itu diputar balik. Artinnya, boru menjadi sumber keturunan (secara simbolik
personifikasi dewata Batara Guru dan banua ginjang (dunia atas), sedangkan boru
adalah personifikasi dewata Balabulan dan banua toru (dunia bawah). Itulah sebabnya
kedudukan yang tinggi dari hula-hula tidak dapat dijungkirbalikkan, sama seperti
menukarkan kedudukan dewata Batara Guru dengan Balabulan. Secara realigi hal ini
tidak diperbolehkan dan tidak dimungkinkan. Karena itu adat yang menjadi bagian
pihak, maka prinsip pertanggungjawaban adalah milik kelompok sosial. Setiap unsur
pendukung struktur dan sistem sosial dalihan na tolu terlibat secara langsung dengan
berkepentingan tidak hanya kedua pengantin atau kedua pihak orangtua dan kerabat
dekat, namun juga setiap unsur dalihan na tolu dari kedua kelompok sosial tersebut.
masing kepada pengantin, kedua orangtua pengantin, serta tiap-tiap unsur dalihan na
55
menerima uang mahar (tuhor) dari pihak laki-laki, mereka haurs mengundang secara
lengkap kerabat dalihan na tolu dan membagi tuhor tersebut sesuai dengan adat.
Pihak pengantin laki-laki, sinamot harus dibayar bersama-sama oleh kerabat dalihan
menyerahkan kain adat/ulos kepada orangtua laki dan kepada kedua mempelai.
Dimaksudkan sebagai lambang ikatan yang erat antara dalihan na tolu dengan
menantu baru antara kerabat kedua belah pihak, sekaligus sebagai pelambang
Batak mengenal dua perkawinan, kawin lari/mangalua dan kawin secara biasa
mengikuti semua prosedur yang ada yaitu kawin lari dan kawin resmi. Kawin lari
adalah membentuk rumah tangga tanpa upacara adat umumnya, hal ini terjadi karena
adanya ketidak setujuan dari satu pihak, tetapi sering terjadi karena tidak adanya
biaya. Karena untuk mendakan pesta, dibutuhkan biaya yg tidak sedikit. Secara adat
pasangan ini dianggap belum resmi kawin. Untuk meresmikan harus melalui upacara
adat yang disebut dengan mangadati (diadatkan). Selama belum diadatkan pasangan
membentuk rumah tangga yang baru dengan mengikuti prosedur adat yang
mendahului hadirnya upacara dan beberapa perkataan adat (marhata) antara kerabat
dalihan kedua belah pihak. Suatu upacara perkawinan dianggap resmi bila dihadiri
oleh semua unsur dari dalihan natolu dan diselengrakan menurut prinsip dalihan.
hal yang menarik perhatian, serta mungkin akan menjadi suatu pertanyaan apabila
kata kawin dikaitkan dengan nilai hubungan anak dengan orangtua. Orangtua masih
56
mau, dan masih banyak lagi fenomena yang terjadi pada masyarakat Batak Toba yang
keturunan sangat penting bagi masyarakat Batak Toba. Orang/keluarga yang tidak
memiliki keturunan adalah suatu ‘kekurangan’ di dalam masyarakat Batak Toba. Hal
ini dianggap karena tidak bisa meneruskan silsilah. Keluarga yang tidak memiliki
keturunan merupakan aib bagi keluarga. Keluarga tersebut akan biasanya akan
Warisan adalah hak peralihan dan penerusan harta benda dari suatu generasi
ke generasi berikutnya. Ketentuan ahli waris menurut hukum adat adalah berdasarkan
dengan sistem pewarisan, bahwa hanya anak laki-laki saja yang berhak mewarisi harta
Dalam pembagian warisan orang tua yang mendapatkan warisan adalah anak
laki-laki sedangkan anak perempuan mendapatkan bagian dari orang tua suaminya
atau dengan kata lain pihak perempuan mendapatkan warisan dengan cara hibah.
Pembagian harta warisan untuk anak laki-laki juga tidak sembarangan, karena
pembagian warisan tersebut ada kekhususan yaitu anak laki-laki yang paling kecil
atau dalam bahasa Bataknya Disebut Siapudan. Dan dia mendapatkan warisan yang
57
pada saat ia kawin dan mengikuti suaminya. Ulos tersebut menjadi miliknya dan milik
anak cucunya.
Hak anak tiri ataupun anak angkat dapat disamakan dengan hak anak kandung.
Karena sebelum seorang anak diadopsi atau diangkat, harus melewati proses adat
tertentu yang bertujuan bahwa orang tersebut sudah sah secara adat menjadi marga
dari orang yang mengangkatnya. Tetapi memang ada beberapa jenis harta yang tidak
dapat diwariskan kepada anak tiri dan anak angkat yaitu Pusaka turun-temurun
diberikan pembagian warisan bagi perempuan yaitu, dalam hal pembagian harta
warisan bahwa anak perempuan hanya memperoleh: Tanah (Hauma pauseang), Nasi
Siang (Indahan Arian), warisan dari Kakek (Dondon Tua), tanah sekadar (Hauma
Punsu Tali). Dalam adat Batak yang masih terkesan kuno, peraturan adat istiadatnya
lebih terkesan ketat dan lebih tegas, itu ditunjukkan dalam pewarisan, anak
perempuan tidak mendapatkan apapun. Dan yang paling banyak dalam mendapat
warisan adalah anak bungsu atau disebut siapudan yaitu berupa Tanak Pusaka,
Rumah Induk atau Rumah peninggalan orang tua dan harta yang lain nya dibagi rata
oleh semua anak laki-lakinya. Anak siapudan juga tidak boleh untuk pergi
sebagai penerus ayahnya, misalnya jika ayahnya Raja Huta atau Kepala Kampung,
Jika kasusnya orang yang tidak memiliki anak laki-laki maka hartanya jatuh
58
Dan akibat dari perubahan zaman, peraturan adat tersebut tidak lagi banyak
berpendidikan. Selain pengaruh dari hukum perdata nasional yang dianggap lebih adil
bagi semua anak, juga dengan adanya persamaan gender dan persamaan hak antara
laki-laki dan perempuan maka pembagian warisan dalam masyarakat adat Batak Toba
saat ini sudah mengikuti kemauan dari orang yang ingin memberikan warisan. Jadi
hanya tinggal orang-orang yang masih tinggal di kampung atau daerahlah yang masih
kurang baik oleh masyarakat Batak lainnya. Bila dua orang Batak kebetulan berasal
dari marga yang sama bertemu di perantauan dapat diduga keduanya akan berusaha
dibicarakan adalah nama opung dan kampung asal. Dari dialog ini mereka dapat
menentukan hubungan kekerabatan siapa yang harus memanggil saudara tua, atau
sebagai penunjuk kesatuan keturuanan yang tersusun atas dasar hubungan darah dan
59
sehingga keberadan individu tidak terlepas dari konteks marga. Orang Batak yang
hidup tanpa mengetahui dan mengenai marganya bagikan kacang lupa kulitnya
Pola interaksi antar marga dan inter marga tercermin juga dalam dalihan na tolu:
Tungku2: pihak yang menerima anak perempuan dari marga tertentu yang
Tungku3: mereka yang dilahirkan dan berasal dari satu keturunan dan puya
dalam masyarakat Batak Toba. Penulis adalah bermarga, yang dalam hal ini adalah
boru, yaitu boru Tambunan, berjumpa dengan boru Tambunan juga lalu bersapaan
dan pasti akan martutur. Marga Tambunan terbagi lagi kedalam sub marga yang lebih
kecil kedalam tiga bagian yaitu Pagar Aji, Lumban Pea, Lumban Raja. Penulis masuk
dalam sub marga Pagar Aji. Dalam partuturan tadi dapat diketahui bahwa lawan
bicara penulis tadi boru Tambunan dari sub marga Lumban Pea. Dia akan memanggil
atau menyebut penulis dengan sebutan kakak dan saya menyebut dia dengan adik.
Karena dia berasal dari sub marga Lumban Pea yang dalam silsilah Silahisabungan
adalah adik dari Pagar Aji. Pagar Aji merupakan sub marga Tambunan yang paling
besar. Dilihat dari generasi itu, maka dia pantas memanggil kakak terhadap penulis
walaupun misalnya umur penulis lebih muda dari padanya. Oleh karena itu, perilaku
60
mereka tetap sadar bahwa mereka adalah satu keluarga besar yang hidup menurut satu
adat yang harus dijunjung tinggi. Mereka yakin bahwa semua orang Batak merupakan
turunan dari satu nenek moyang, yaitu si Raja Batak (Lumbantobing, 1996:28).
Karena itulah, apabila terjadi pertemuan antara dua orang Batak yang baru saling
mengenal, yang pertama mereka ingin tahu adalah soal marga; supaya dapat
menentukan sikap terhadapnya sesuai dengan kedudukannya dalam tata laksana adat.
Kebiasaan itu dianggap suatu keharusan, seperti yang diungkapkan dalam sebuah
peribahasa:
Artinya:
Orang Batak tidak menganggap dirinya sebagai pribadi yang berdiri sendiri,
tetapi sebagai bagian dari satu kesatuan Bangso Batak. Oleh karena itu, dia kan
berpikir dalam bentuk “kami”, bukan dalam bentuk “aku”, karena dia merasa dirinya
satu dengan semua orang Batak. Faktor pengikat yang terpenting dalam sistem
pemikiran seperti itu adalah hubungan darah dan kesamaan negeri asal (bona pasogit)
yang dianggap sebagai tempat lahirnya. Oleh sebab itu, mereka merasa dirinya
61
Penutup
Dari uraian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa Tanah Batak adalah
kampung halaman orang Toba, yang masih membutuhkan perhatian semua pihak
terlebih para perantau yang sukses di tanah rantau untuk perlu membenahi bona
pasogitnya.
Demikian juga dengan kota Medan, sebuah kota yang berpenduduk heterogen
yang menerima keberadaan orang Toba untuk hidup dan menetap hingga sekarang. Di
kota Medan orang Toba bertumbuh dengan semua kebudayaan dan adat istiadatnya.
Kebudayaan Batak Toba merupakan sebuah bentuk gagasan yang diwarisi masyarakat
selalu terkait dan diatur oleh nilai-nilai adat. Adat merupakan kewajiban yang ditaati
dan dijalankan. Adat bukan hanya sekedar kebiasaan atau tertib sosial, melainkan
sesuatu yan mencakupi seluruh dimensi kehidupan:jasmanai, dan rohani, masa kini
dan masa depan, hubungan dengan sesama maupun hubungan dengan ‘sang pencipta’.
Sistem kekerabatan yang ada dalam kebuadayaan orang Toba (dalihan na tolu)
sikap hidup orang Toba. Perlu keseimbangan yang absolut dalam tatanan hidup
Toba tidak hanya berada dalam satu posisi saja. Semua orang Toba akan pernah jadi
hula-hula, akan menjadi boru, dan menjadi dongan tubu. Intinya adalah adanya ajaran
62
warisan adalah anak laki-laki, sedangkan anak perempuan mendapatkan bagian dari
pembagian warisan tersebut dikhususkan kepada anak laki-laki terkecil yang disebut
siapudan. Dewasa ini, adat seperti itu tidak lagi sepenuhnya dilakukan, maka
perempuan berhak mendapatkan warisan orangtuanya. Hal positif yang boleh diambil
63
PENDAHULUAN
adalah kehidupan yang berhasil baik di dalam hal perekonomian, jabatan maupun di
dalam hal pendidikan. Falsafah tersebut menjadi patokan yang mendasari atau
lebih maju dari orangtua. Orangtua (ayah dan ibu) yang bersusah payah banting
tersebut 1. Oleh karena itu, banyak orangtua yang begitu tekun mempersiapkan
anaknya di bidang pendidikan akhirnya ‘memetik’ hasil yang gemilang di hari tuanya
yang berkat bimbingan dan hubungan yang baik dengan orangtua, anaknya berhasil
Dari situasi seperti diatas, tercermin suatu kondisi bahwa nilai anak dari
berbagai aspek dan perspektif adalah sesuatu yang sangat penting bagi masyarakat
Batak Toba. Khususnya dalam konteks hubungannya dengan orangtua, maka anak
menjadi sesuatu yang sentral posisinya. Keberadaan anak, baik dari sisi kuantitas
suatu keluarga, dengan kata lain anak memiliki nilai budaya. Nilai dalam konteks ini
1
Contohnya, Tiurma Nainggolan seorang janda dengan dengan empat orang anak. Demi menghidupi
keluarga, dia berjuang menjadi partaganing perempuan (penabuh taganing)di kota Medan. Diundang untuk
mengisi acara pesta adat menjadi partaganing. Perempuan ini sangat mahir layaknya partaganing laki-laki dalam
menabuh taganing. Semua dilakukannya demi menyekolahkan anaknya. (“Tiurma, Perjuangan Partaganing
Perempuan,” Tapian, edisi September, 2009 ,hal 44)
17
Bagi masyarakat Batak Toba nilai anak adalah sangat tinggi (Aritonang,
1988:51). Hal ini sesuai dengan falsafah masyarakat Batak Toba yang mengatakan
Kekayaan dalam konteks ini bukan dimaksud sesuatu yang diukur dengan nilai atau
faktor ekonomis, melainkan kekayaan dalam arti nilai budaya, yaitu begitu penting
utama masyarakat Batak Toba untuk menikah dan kemudian memiliki anak laki-laki
maupun anak perempuan. Kepada mereka (anak) akan diberikan bekal pendidikan
dengan tiga serangkai cita-cita tertinggi masyarakat Batak Toba yaitu : hamoraon
(memiliki kekayaan harta benda), hagabeon (memiliki keturunan dari anak lelaki dan
sosial). Dengan kata lain, hamoraon, hagabeon, dan hasangapon adalah tujuan hidup
masyarakat Batak Toba (Lubis 1999; lihat juga Aritonang 1988: 51).
Pemahaman yang dapat dipetik dari uraian di atas adalah bahwa ketiga konsep
tersebut merupakan wujud dari kebudayaan sebagai ide dan gagasan yang terus
terwarisi dan mendarah daging bagi masyarakat Batak Toba. Sebagai gagasan,
ketiganya disosialisasikan dan diwariskan baik dalam bentuk lisan maupun bentuk
2
Sebuah keluarga dalam adat masyarakat Batak Toba secara umum jika tidak memiliki keturunan
biasanya akan bermasalah (malah disebut malapetaka), baik dalam keluarga besarnya ataupun di lingkungan
masyarakat. Keluarga tersebut banyak mendapat tekanan dari keluarga besarnya sendiri maupun dari
lingkungan.
18
terkandung didalam lirik lagu populer Batak Toba dengan penekanan pada hubungan
anak dengan orangtua di dalam kebudayaan masyarakat Batak Toba. Nilai yang
dimaksud akan ditinjau dari eksistensinya, format dan acuan ekspresinya di dalam
lirik lagu-lagu Batak Toba. Hubungan dalam konteks ini maksudnya adalah
hubungan timbal balik antara anak dan orangtua, bagaimana keduanya bisa
berkomunikasi dengan baik sehingga bisa tercipta hubungan yang harmonis yaitu
Toba tidak saja diekpresikan melalui interaksi keseharian (sosialisasi dalam keluarga
media yang bersifat seni, antara lain musik (nyanyian). Musik adalah tingkah laku
manusia yang simbolik (Langer dalam Merriam 1964: 230). Musik mengandung
unsur ungkapan jiwa melalui nada-nada (Salim, 1982:41). Sebahagian besar dari
kesedihan, yang kesemuanya itu adalah bentuk ungkapan perasaan manusia berupa
lirik lagu. Seni musik termasuk juga seni vokal (lagu) adalah salah satu cabang seni
3
Sejak kecil, masyarakat Batak Toba sudah mensosialisasikan kepada keturunannya bagaimana adat
Batak Toba itu sendiri, bagaimana menjalankan adat tersebut, bagaimana menjalani kehidupan. Biasanya dalam
pensosialisasian ada aktifitas yang menonjol yaitu mendengar, melihat dan menghafal.
4
Lagu-lagu Batak Toba yang ada dipasaran merupakan lagu yang diciptakan oleh para seniman dengan
tujuan menitipkan pesan kepada ataupun mensosialisasikan kebudayaan adat Batak Toba dengan versi lain
(musik).
5
Contohnya di dalam keluarga, orangtua sering melibatkan anak dalam aktivitas di rumah baik dalam
memasak, berladang, membersihkan rumah, bahkan dalam menerima tamu. Secara tidak langsung orangtua
mengajarkan kepada anak bagaimana bersikap yang seharusnya.
19
secara umum, lingkupnya sangat luas. Oleh karena itu, perlu penegasan bahwa musik
yang dimaksudkan di dalam penelitian ini adalah musik populer Batak Toba yang
hanya memiliki lirik lagu, dan memiliki identitas penulis (pencipta) yang jelas. Oleh
karena itu musik tradisi godang sabangunan, tradisi gondang hasapi dan musik
vokal lainnya yang tidak jelas siapa penciptanya tidak akan dibicarakan di dalam
penelitian ini.
Dalam penelitian ini, musik Batak Toba yang menjadi perhatian adalah musik
populer yang berkembang di masyarakat Batak Toba hingga sekarang. Pada dasarnya
musik populer Batak Toba dapat dikategorikan sebagai musik populer yang bersifat
daerah (regional). Musik populer merupakan musik yang mempunyai ciri-ciri dasar,
melodi lagu yang pendek, serta mudah diterima pendengarnya, tema dan suasana
yang akrab dengan sasaran audiens serta musik yang dikemas untuk hiburan,
dipasarkan melalui media massa. Sebagai musik populer daerah, musik ini secara
umum disebut juga musik “pop daerah”. Pop daerah merupakan musik yang berasal
dari daerah tertentu, musik yang menggunakan bahasa lokal dan terkadang
menggunakan instrumen khas daerah tersebut (Purba dan Pasaribu, 2006: 74-77).
Genre musik vokal inilah yang menjadi perhatian khusus di dalam penelitian ini.
keadaan masyarakat itu sendiri. Misalnya, hubungan antara anak dengan orangtua,
20
lagu banyak mempengaruhi sikap dan perilaku masyarakat pecinta lagu tersebut.
kehidupan masyarakat Batak Toba, ada juga yang menjelaskan tentang kegagalan
hidup, sejarah desa atau kampung, legenda, nasib dan penderitaaan hidup, serta hal-
hal terkait dengan silsilah dan pendidikan sosial. Dari beberapa tema dari lagu Batak
Toba, penulis akan memusatkan perhatian khusus pada lagu yang bertemakan
Beberapa hal penting yang akan dibicarakan dalam tulisan ini adalah mengulas
secara khusus bagaimana fungsi lagu-lagu Batak Toba dalam membentuk perilaku
masyarakat Batak Toba. Fungsi disini lebih diartikan adalah suatu konsep tentang
apa yang disampaikan lewat lagu dan bagaimana lagu tersebut menjadi kreasi
budaya, oleh karena itu budaya menentukan pola perilaku seseorang dalam berbagai
posisi sosial.
Hal tersebut menarik perhatian khusus penulis bahwa penulis juga melihat
lagu-lagu Batak Toba yang ada, membuktikan pengaruhnya terhadap psikologi sosial
masyarakat Batak Toba. Menurut hemat penulis belum ada tulisan atau referensi
yang membahas hal tersebut secara detail, padahal untuk mengukur sejauh mana
fungsi lagu-lagu Batak Toba itu sendiri diperlukan pengkajian yang lebih lagi.
Tulisan atau referensi yang belum ada tersebut sama halnya belum adanya
dalam lirik lagu-lagu Batak Toba. Oleh karena itu belum diketahui dengan jelas
berbagai potensi positif maupun dampak negatif dari lagu-lagu tersebut sebagai
6
Sekarang masyarakat Batak Toba secara umum gemar melakukan adat kematian orangtuanya secara
besar-besaran padahal semasa hidup orangtuanya, sangat minim perhatian yang diberikan keturunannya kepada
orangtua tersebut. Fenomena ini kemudian diprotes oleh seniman/pengamat sosial yang memperhatikan hal ini
dan menuangkannya dalam sebuah karya musik/lagu.
21
Karya seni dari suatu etnik biasanya berpedoman kepada sistem budayanya
ada kesenian ‘murni’ pesan budaya etniknya dan ada karya seni yang sudah banyak
mendapat pengaruh dari luar (agama, budaya asing). Lagu-lagu Batak Toba salah
satu yang banyak mendapat pengaruh dari luar maupun nilai budaya baru yang
tersebut semakin banyak karya lagu-lagu Batak Toba yang bermutu baik dalam hal
melodi, aransemen harmoni, struktur musik, atau pesan yang disampaikan lewat lirik.
sebuah konsepsi, eksplisit atau implisit yang khas milik seseorang individu atau suatu
nilai adalah abstrak, sesuatu yang dibangun dan berada di dalam pikiran, tidak dapat
diraba dan dilihat secara langsung dengan pancaindera. Nilai hanya dapat
disimpulkan dan ditafsirkan dari ucapan, perbuatan, dan materi yang dibuat manusia.
7
Misalnya adalah ucapan ‘orang harus menghormati orangtua’ bukanlah sebuah nilai tapi manifestasi
dari suatu nilai yang diungkapkan dalam kata-kata. Perbuatan membungkuk ketika berjalan di depan orangtua
bukan sebuah nilai tapi manifestasi dari nilai yang diungkapkan dalam bentuk perilaku. Sebuah keris yang indah
dan bertuah bukanlah nilai kultural tapi manifestasi dari nilai yang diwujudkan dalam bentuk materi.
22
akan melakukan penafsiran dan penarikan kesimpulan. Peneliti akan menggali, atau
mengungkapkan nilai-nilai yang dihargai oleh suatu masyarakat melalui teks lagu.
Suatu nilai mencakup satu kode (tanda yang mengandung makna) dan satu standar
(pengukuran, penilaian) yang cukup mantap dalam jangka waktu tertentu yang
1998: 15). Nilailah yang menentukan tempat dari suatu tindakan apakah ditolak-
diterima. Dengan mengungkapkan nilai budaya yang terkandung di dalam teks lagu
tersebut peneliti akan melihat tindakan, ucapan, tujuan tindakan masyarakat Batak
diperlukan usaha yang keras, masyarakat selalu dituntut untuk menjadi petarung
pribadi pekerja keras. Bagaimanapun, kunci pembuka hidup yang sukses secara
material adalah kerja keras. Berjuang selagi muda dan tidak segan-segan untuk
kalangan orang batak 9. Harta juga tidak ditafsirkan semata-mata sebagai kekayaan
fisik lagi tetapi pada keberhasilan anak dalam bidang pendidikan dan kebahagiaan
tenaga kerja yang banyak. Untuk kepentingan itu mereka mengharapkan banyak
8
“hamoraon, hagabeon, hasangapon” http://togarsilaban.wordpress.com/2008/06/26/hamoraon-
hagabeon-hasangapon/ (akses 30 januari 2014)
9
“Jakarta bona pasogit halak batak,” Tapian, Edisi Juni, 2009, hal 10
23
Hagabeon merupakan salah satu dari tiga cita-cita tertinggi orang Batak.
Ukuran umum hagabeon orang Batak adalah bila mempunyai keturunan baoa (laki)
dan boru (perempuan) yang juga kemudian mempunyai keturunan lagi. Artinya bagi
masyarakat Batak Toba keturunan memberi harapan hidup, karena keturunan itulah
suatu kebahagiaan yang tak ternilai bagi orangtua dan keluarga. Seperti umpasa
Batak Toba yang mengatakan “asa situbu laklak ma hamu, situbu singkoru di dolok
ni purbatua, situbu anak ma hamu si tubu boru, donganmu saur matua. Hagabeon-
nya menjadi sempurna ketika masih hidup ia masih bisa melihat cucu (apalagi kalau
dari cucu perempuan dan cucu laki-laki). Itulah puncak kesempurnaan hagabeon
Harapan keluarga adalah kelahiran anak laki-laki yang sesuai dengan peran
garis keturunan laki-laki pada sistem kemasyarakatan Batak Toba. Keluarga yang
tidak mempunyai anak laki-laki menganggap hidupnya hampa, namanya akan punah
dari silsilah nenek moyangnya dan tidak akan pernah disebut orang lagi. Keluarga
yang tidak memiliki anak perempuan (boru) juga akan dianggap tidak akan
keluarga. Anak perempuan yang tidak memiliki saudara laki-laki dianggap hambar,
karena tidak ada tempat bertaut dan berlidung si anak perempuan. Anak perempuan
yang tidak memiliki saudara laki-laki tidak berhak mendapat warisan dari orangtua,
dianggap sangat pokok dalam menyelesaikan masalah dalam keluarga, karena boru
10
“hamoraon, hagabeon, hasangapon”http://mataniaribinsar.wordpress.com/2012/07/16/hamoraon-
hagabeon-hasangapon/ (akses 30 januari 2014)
24
mengalami perubahan. Anak laki-laki atau anak perempuan sama saja pentingnya,
walaupun tidak dapat dipungkiri bahwa kehadiran anak laki-laki lah yang sangat
diinginkan kelahirannya. Anak perempuan tetap mendapatkan hak yang sama yaitu
status perolehan melalui proses belajar. Orang yang dianggap terhormat adalah orang
yang memiliki status tertentu, dengan status tersebut harus berperilaku sesuai dengan
statusnya. Misalnya Raja adat, Tokoh Adat, Kepala Desa, (Lubis, 1999:128).
masyarakat dianggap suatu kehormatan bagi dirinya. Saat ini disebut sangap jika
adalah orang baik dan tidak ada cemoohan orang lain, sehingga cukup sulit di saat ini
untuk mencapai tingkat hasangapon ini. Biasanya orang yang sudah sangap berarti
11
“ Hamoraon, hagabeon, hasangapon” http://danijuntak.blogdetik.com/2013/06/17/3h-hamoraon-
hagabeon-hasangapon/ (akses 30 januari 2014)
25
Kaya (mamora) berarti memiliki banyak harta (godang arta). Masyarakat Batak
sekarang sudah hidup di era modern, untuk bisa survive (bertahan hidup) masyarakat
Kekayaan diterima sebagai ganjaran yang wajar dan semestinya dari hasil kerja
keras, disiplin, prestasi dan talenta yang dikembangkan. Sama halnya juga dengan
hagabeon dan hasangapon, sama-sama bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan
Batak Toba selalu difokuskan untuk mewujudkan 3H. Di satu sisi, tindakan ini
kebudayaan (termasuk musik etnik) bukan sekedar berurusan dengan masalah bunyi
dan estetika saja, tetapi lebih kompleks dari itu. Kebudayaan adalah keseluruhan
sistem gagasan tindakan, hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat
yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar (Koentjaranigrat, 1996:72). Bagi
masyarakat tertentu setiap unsur musiknya dapat merupakan simbol yang memiliki
makna, arti, guna, fungsi, dan kedudukan tertentu. Hal tersebut tumbuh dan berakar
26
lagu) dan hubungan teks lagu tersebut dengan musik 12. Dijelaskan lagi teks nyanyian
(lirik lagu) adalah sumber yang paling jelas dan yang paling dapat membantu untuk
mempelajari tingkah lagu manusia dalam suatu kebudayaan yang berkaitan dengan
menentukan rumusan metode yang tidak hanya aspek auralnya 13, tetapi sosial
Dalam tulisan ini penulis memusatkan pembahasan pada poin studi terhadap
teks nyanyian. Teks nyanyian disini adalah lirik-lirik lagu, melalui lirik-lirik lagu
setiap lirik lagu. Untuk bisa memahami atau menangkap maksud setiap kata dari teks
lagu tersebut, penulis harus terlebih dahulu memahami istilah kata tersebut dan
semua analisisnya harus diarahkan pada istilah kata tersebut sehingga bisa betul-betul
pengungkapan makna lirik lagu terdapat pula pada kutipan oleh Feld dalam Purba
(2004:1):
12
Rosmaida Sianturi. Analisis Gaya Musikal Lagu Populer Batak Toba Dengan Perhatian Khusus Pada
Lagu-Lagu Karya Nahum Situmorang. Skripsi, Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara, 2003.
13
Bersangkutan dengan indera pendengaran
27
Metafora adalah pemakaian kata atau kelompok kata bukan dengan arti yang
perbandingan 14. Metafora tidak memberikan arti literal (arti yang mendasar),
metafora memberikan suatu ide atau pandangan di belakangnya 15. Metafora juga
bersatu atau berintegrasi di dalam pikiran dan tindakan manusia. Metafora juga
mengerti satu sama lain karena bahasa merupakan produk dari pemikiran manusia.
Perhatikan salah satu contoh metafora yang diekpresikan dalam kalimat “ho
Arti literal kata-kata tersebut jelas tidak ada terdapat hubungan, tetapi yang penting
adalah makna dibalik kalimat tersebut. Anak perempuan bagi masyarakat Batak Toba
meneguhkan pada hari tua orangtuanya. Bagi manusia, jantung merupakan salah satu
organ terpenting tubuh yang berfungsi sebagai pemompa darah manusia. Jika jantung
seorang manusia tidak bekerja maka boleh dikatakan manusia itu sudah mati. Jantung
dalam konteks ini adalah sesuatu yang sangat penting, tanpa itu seperti mati
kehidupan yang dirasakan orangtua. Oleh sebab itu, anak perempuan dimetaforasikan
14
“Metafora” http://kbbi.web.id/metafora (akses 10 Februari 2014)
15
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1677/1/etnomusikologi-mauly.pdf (akses 08
Februari 2014)
28
Bahasa dan musik saling terkait dalam bentuk formasi teks lagu dan teks lagu
tersebut mempunyai makna khusus dan berfungsi khusus juga. Salah satu contoh
dengan kata dalam konteks lain, Devereux dan La Barre dalam Merriam mengatakan
bahwa "seorang gadis Moi menyanyikan lagu kecil untuk memberitahu saya bahwa
mereka sudah lelah dan ingin pulang. Ditanya mengapa dia tidak memberitahu
dengan bahasa yang biasa, dia menjawab jika melakukan hal tersebut berarti
bentuk lagu, dia membiarkan saya memutuskan mendengarnya hanya sebagai musik
vokal atau ikut memahami maksudnya”. Kasus yang dikutip di atas yang penting
adalah lagu itu memberikan kebebasan untuk mengungkapkan pikiran, gagasan, dan
komentar yang tidak dapat dinyatakan dengan terus terang dalam bahasa normal.
Kemudian, teks lagu memberi sarana yang berguna untuk mendapatkan informasi.
Penggunaan (use) dan fungsi (function) musik (lebih lanjut disebut dengan
lagu) merupakan masalah yang sangat penting dalam Antropologi karena hal ini
bagaimana lagu itu dimainkan, menyangkut cara pemakaian lagu dalam konteksnya
sedangkan fungsi lagu menyangkut tujuan pemakaian lagu dalam pandangan luas:
mengapa lagu tersebut digunakan demikian, sampai sejauh mana lagu itu dapat
29
tertentu biasanya dipakai oleh pemuda untuk merayu gadis idamannya. Namun
pada analisis kita, dapat dikatakan bahwa fungsi nyanyian dalam contoh di atas
bersangkutan (dalam kata lain, supaya masyarakat itu tidak menjadi punah)
kemujarabannya dalam memenuhi kebutuhan yang ada, atau dalam mencapai tujuan
tertentu. Namun sekarang adalah mencari fungsi lagu pada umumnya, tidak hanya
musik yang merupakan adalah fungsi utama musik. Fungsi pengungkapan emosional,
fungsi reaksi jasmani, fungsi yang berkaitan dengan norma-norma sosial, fungsi
mengungkapkan perasaan batinnya. Seperti halnya ragam seni lain, musik merupakan
refleksi perasaan suatu individu atau masyarakat. Musik merupakan hasil dari cipta
dan rasa manusia atas kehidupan dan dunianya. Begitu juga dengan lagu-lagu populer
Batak Toba yang merupakan hasil cipta dari masyarakat Batak Toba dan gambaran
bagaimana kehidupan orang Toba dapat diketahui juga melalui lagu-lagu yang
30
perasaan terasa damai setelah mendengarkan musik. Melalui lirik lagu, masyarakat
yang mendengarnya ikut membenarkan apa yang dikatakan oleh pengarang lagu
pengaruh dari luar sehingga mempengaruhi produk seni yang tercipta. Teori
yang ditandai dengan masuknya elemen kebudayaan baru dan hilangnya atau
tergantinya sesuatu di dalam kebudayaan yang eksis sebelumnya 16. Transkulturasi ini
diaplikasikan pada proses kontak antar budaya. Dalam kondisi tertentu kontak
sebagian/keseluruhan elemen dari tradisi musik. Kontak budaya bisa terjadi dari
16
Margaret Kartomi, “The Processes and Result of Musical Culture Contact: A Discussion of
Terminology and Concepts,” Journal for Society of Ethnomusicology, Vol.3 (1981), hal 275-297
31
5. Musical Abandonment
6. Musical Impoverishment
dominan
1) Apa saja ekspresi nilai-nilai budaya dalam lirik lagu populer Batak Toba dengan
2) Apa fungsi lagu-lagu populer Batak Toba bagi masyarakat Batak Toba itu sendiri
memilih kota Medan adalah karena kota Medan merupakan tujuan migrasi orang
Toba. Di kota ini juga terdapat komunitas Batak Toba yang jumlahnya relatif besar.
Medan juga merupakan salah satu kota besar di Indonesia sehingga di kota Medan
proses perubahan itu sangat cepat. Proses akulturasi di kota sangat cepat terjadi.
32
2) Untuk mengetahui fungsi lagu-lagu Batak Toba bagi masyarakat Batak Toba
Toba yang ingin mengetahui tentang lagu-lagu Batak Toba yang bertemakan
bersifat kualitatif. Penelitian kualitatif untuk memahami fenomena apa saja yang
terjadi dan dialami oleh subjek penelitian misalnya perilakunya, persepsinya dan
lain-lain secara holistik dan melalui cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa
pada suatu konteks khusus yang alamiah dengan memanfaatkan berbagai metode
33
2006:6)
langsung dari sumber asli. Peneliti melakukan analisis teks terhadap lirik lagu
Data yang bersifat tidak langsung, akan tetapi memiliki keterkaitan fungsi
dengan salah satu aspek pendukung bagi keabsahan suatu penelitian. Data
sebagai suatu sarana pendukung untuk mencari dan mengumpulkan data dari
beberapa buku, jurnal, majalah, koran dan hasil penelitian para ahli lain yang
3. Masyarakat biasa
34
Hamoraon,
Hagabeon, Orangtua Anak
Hasangapon
Disosialisasikan lewat
teks lagu/musik
populer/musik dan
dalam praktek hidup
sehari-hari
35
Kata kunci:nilai budaya, lagu populer Batak Toba, hubungan anak dengan orangtua
SKRIPSI
Oleh
FITRI TAMBUNAN
100905046
DEPARTEMEN ANTROPOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2014
PERNYATAAN ORIGINALITAS
SKRIPSI
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk
memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak
terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara
tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.
Apabila dikemudian hari terbukti lain atau tidak seperti yang saya nyatakan disini, saya bersedia
diproses secara hukum dan siap menanggalkan gelar kesarjanaan saya.
Penulis
(Fitri Tambunan)
Kata kunci:nilai budaya, lagu populer Batak Toba, hubungan anak dengan orangtua
Terpuji dan termulialah Engkau Bapa, Tuhan Yesus Kristus, Engkaulah pemilik
kehidupan, Bapa yang penuh kasih, Bapa yang sungguh luar biasa dalam hidupku. Aku
bersyukur ya Tuhan, Engkau perlayakkan aku menyelesaikan penulisan skripsi ini, itu semua
bukan karena kuat dan hebatku, tetapi karena kasihMu yang begitu dashyat dalam hidupku.
Dalam kesusahan dan segala kekhawatiranku, Bapa selalu ada menjadi tempat curhat sejati
Pada kesempatan ini penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan selesai tanpa
dukungan dari berbagai pihak. Karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan
banyak terimakasih kepada ketua jurusan Antropologi Sosial Bapak Fikarwin Zuska. Bapak
menjadi tempat sharing dalam pemilihan judul skripsi dan yang akhirnya bapak mengarahkan
saya sehingga memilih melakukan penelitian sesuai dengan arahan bapak. Semoga bapak
menjadi teladan buat dosen yang lain dan menjadi sahabat buat kerabat-kerabat antro lainnya.
Kepada ibu bapak dosen yang lain, ka Ritha Tambunan, pak Agus Sutrisno, pak Lister
Berutu, pak Zulkifli, pak Ermansyah, pak Nurman Achmad, pak Irfan Simatupang, pak
Yance, ibu Nita Savitri, ibu Sabariah Bangun, ibu Aida Harahap, ibu Mariana Makmur, ibu
Sri Alem Sembiring, terimakasih penulis ucapkan atas ilmu yang telah penulis dapatkan
selama mengikuti perkuliahan di Antropologi. Kepada staf Antropologi, ada ka Nur, ka Sofi,
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Prof. Mauly Purba, Ph.D sebagai
dosen pembimbing, yang telah banyak memberikan bimbingan, nasehat dan masukan kepada
penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Thank you prof untuk kebersamaan yang terjadi
selama bimbingan, untuk saya boleh melihat karya nyata Tuhan yang sungguh luar biasa
hebat ada dalam diri prof. Saya selalu berdoa buat prof, untuk boleh tetap sehat di dalam
semakin terberkati. Walaupun prof bukan dosen di jurusan Antropologi, prof adalah dosen
idolaku.
Tak lupa penulis ucapkan terimakasih juga kepada informan, yaitu amang Drs.Kondar
Lumbantoruan, kak Clara Julieta Lumbantoruan S.Pd, bang Hardoni Sitohang sudah mau
menjadi informan dalam penelitian ini. Pak tua Sinurat juga mengucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya penulis ucapkan. Segala informasi yang penulis dapatkan sangat membantu
dalam hidupku. Terimakasih pak, mak, sudah mau bersusah payah menyekolahkanku hingga
tingkat universitas. Karena doa kalian juga lah aku boleh hingga seperti sekarang ini. Bapak
mama semoga sehat selalu, banyak rejekinya, doakan selalu kami anak-anakmu. Kepada
kakak tersayang Ezra Tambunan S.Hut, bagiku kakak adalah teladan buat kami adik-adikmu,
semoga kaka cepat menemukan teman hidup yang berkenan dihadapan Tuhan dan sukses
terus dalam pekerjaannya. Itoku satu-satunya Ibrian Tambunan Amd, terimakasih untuk doa-
doanya bang, semoga sehat selalu dan kerjaannya lancar, sista Wenty Tambunan, terimakasih
juga dekku sudah menjadi partner di kota Medan ini, walaupun di dalam kebersamaan kita
banyak sikapku yang tidak berkenan dihatimu, aku tetap bersyukur untuk itu, untuk aku boleh
intropeksi diri lagi, untuk boleh belajar sabar menghadapi orang sepertimu, aku berdoa
kuliahmu lancar dan cepat selesai dan selalu menjadi pribadi yang baik. Hehehehehe. Sista
Winda Tambunan, si kembar Devi Deby Tambunan, kalian bertiga adalah adikku yang
palingggg muanis, terimakasih untuk doa-doa kalian dekku sayang, untuk segala sambutan
yang luar biasa hangat jika aku pulang ke rumah. Belajar yang benar ya dek biar bisa nyusul
ke perguruan tinggi juga. Semua kalian adalah permata hatiku, tanpa kalian apalah arti
S.Sos, terimakasih untuk doanya hasian, semangat yang engkau tularkan kepadaku
membuatku merasa lebih tenang. Engkau juga menjadi tempat sharing-sharing saat aku
mengalami kepenatan saat penulisan skripsi ini. Buat bantuan materi yang engkau berikan
biarlah juga Tuhan yang akan membalas segala kebaikanmu. Semoga kedepannya sehat
selalu, banyak rejekimu, panjang umur, pekerjaanmu lancar, engkau semakin menikmati hari
yang Tuhan berikan diisi dengan segala ucapan syukur. Biarlah abang boleh juga menjadi
pribadi yang lebih baik lagi, menjadi teladan buat keluarga besar Pasaribu.
Saya juga mengucapkan banyak terimakasih abang kaka teman adik semua di
pelayanan NHKBP P.BULAN. Kebersamaan dengan kalian adalah jalan terbaik yang kupilih
dalam hidupku. Biarlah setiap kita, pengurus, anggota boleh semakin menikmati pelayanan
yang Tuhan percayakan kepada kita, untuk setiap kita boleh lebih lagi memberikan yang
terbaik buat Tuhan. Teman seperjuangan di sie-keanggotaan, ada Wanda Hutauruk dan
Victory Hutauruk, terimakasih dukungan doa kalian, semoga kedepannya kita lebih kompak
lagi di sie-keanggotaan.
Terimakasih juga buat anggota kost mamre 261 B, kak Peranika Pakpahan, Marupa
Sianturi, pak Angel. Andy F. Noya, bebski Icha Pakpahan, Fidha, Vinta, Tiur. Si risna, Tina,
Mery, Septri, Idham, Royani, Sherly, Arni, Ani, Berdo. Terimakasih penulis ucapkan, karena
di Antro 2010, ada Juju, Eby, Niky, terimakasih atas doa kalian, buat semangat yang kalian
berikan kepada ku, biarlah tiap kita tetap sehat, sukses nanti dalam pekerjaan. Dari diri kalian
selalu bersama, walaupun akhir-akhir ini jarang ada kebersamaan diantara kita, penulis tetap
bersyukur untuk itu. Dan kepada semua kerabat antro 2010 yang tak penulis sebutkan satu
persatu, terimakasih telah menjadi teman dan sahabat selama empat tahun ini.
Akhir kata, atas bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, penulis mendoakan
semoga kasih Tuhan Yesus selalau menyertai kita senantiasa dan berkatnya tiada henti
mengalir buat kita semua dan semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi kita semua.
Penulis
(Fitri Tambunan)
Pengalaman organisasi diantaranya, 2010 sebagai anggota organisasi kampus dan organisasi
luar kampus. Organisasi kampus penulis sebagai anggota di Etnis Budaya dan Pariwisata
(EBPAR). Organisasi luar kampus, penulis aktif di organisasi gereja yaitu tahun 2011-
sekarang sebagai pengurus di NHKBP P.Bulan Medan.
Skripsi ini merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan studi di jurusan
Antropologi Sosial, Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Dalam rangka memenuhi persyaratan tersebut penulis telah menyusun sebuah skripsi dengan
ORANGTUA”
BAB I Pendahuluan, pada bab ini akan menguraikan garis besar penulisan skripsi
secara menyeluruh, antara lain dikemukakan latar belakang masalah, tinjauan pustaka,
perumusan masalah sehingga dapat diketahui apa yang ingin dikemukakan dalam penulisan
skripsi ini. Selanjutnya, akan diuraikan juga lokasi penelitian, tujuan dan manfaat penelitian,
metode penelitian, dan teknik pengumpulan data. Penguraian pada bab ini, dimaksudkan agar
dapat memberikan gambaran secara keseluruhan mengenai materi penulisan yang dimaksud
BAB II Latar Belakang Sosial Budaya Masyarakat Batak Toba. Pada bab ini akan
diuraikan mengenai latar belakang sosial budaya masyarakat Batak Toba secara umum dan
secara spesifik pada masyarakat Batak Toba di kota Medan. Uraian dimaksud akan penulis
mulai dengan deskripsi geografis Tanah Batak di Sumatera Utara kemudian dilajutkan
dengan deskripsi kota Medan sebagai daerah tujuan migrasi orang Batak. Pada bagian ini
Selanjutnya penulis akan menguraikan tentang sistem kepercayaan tradisi leluhur Batak
Toba. Bagian akhir bab ini akan menguraikan konsep budaya masyarakat Batak Toba.
Konsep budaya yang dimaksud disini adalah konsep kebudayaan yang penting dan sangat
mendasar yang berhubungan dengan kehidupan sosial sehari-hari, antara lain: adat, marga,
BAB III Musik Populer Batak Toba Dan Perkembangannya. Pada bab ini akan
diuraikan tentang musik populer Batak Toba dan perkembangannya. Pada bagian pertama
penulis menguraikan apa itu musik populer, kemudian dilanjutkan dengan musik populer
Indonesia. Dilanjutkan dengan musik populer Barat. Penulis juga akan menguraikan
kemunculan musik populer Batak Toba dan bagaimana perkembangannya pada masa ke
masa.
BAB IV Analisis Tekstual Lagu Populer Batak Toba. Bagian ini akan membahas
mengenai nilai budaya hubungan anak dengan orangtua yang terdapat pada lirik lagu populer
Batak Toba yang bertemakan hubungan anak dengan orangtua. Pembahasan pun akan
dibatasi hanya pada lagu Batak populer yang jelas siapa penciptanya. Dalam uraian bab ini
akan dibahas bahwa nilai adalah sesuatu abstrak, sesuatu yang dibangun dan berada di dalam
pikiran, tidak dapat diraba dan dilihat secara langsung dengan pancaindera. Nilai hanya dapat
disimpulkan dan ditafsirkan dari ucapan, perbuatan, dan materi yang dibuat manusia.
BAB V Penutup. Penutup berisikan tentang kesimpulan dan saran. Pada bab ini akan
disimpulkan kembali keseluruhan dari hasil penelitian tentang ekspresi nilai budaya dalam
lirik lagu-lagu populer Batak Toba. Pada akhir bab ini, penulis menyampaikan beberapa saran
yang berguna untuk meningkatkan pengetahuan tentang ekspresi nilai budaya dalam lirik
Sebagai akhir dari tulisan ini, penulis juga membuat daftar pustaka sebagai bahan
referensi dari skripsi ini. Akhirnya, penulis mengharapkan semoga skripsi ini bermanfaat bagi
kita semua. Penulis menyadari bahwa skripsi ini adalah jauh dari sempurna karena
10
yang bersifat membangun dari berbagai pihak untuk menyempurnakan skripsi ini.
Penulis
(Fitri Tambunan)
11
HALAMAN PENGESAHAN
PERNYATAAN ORIGINALITAS.............................................................................. i
ABSTRAK...................................................................................................................... ii
RIWAYAT HIDUP........................................................................................................ vi
DAFTAR ISI................................................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
2.2. Gambaran Umum Wilayah dan Migrasi Batak Toba ke Kota Medan..... 23
12
BAB III KAJIAN ASPEK SOSIAL BUDAYA MUSIK POPULER BATAK TOBA
13
LAMPIRAN................................................................................................................... 119
14
15
16