Anda di halaman 1dari 10

MATERI SEMESTER II

KELAS VIII (DELAPAN)

MATA PELAJARAN KESENIAN DAERAH

BAB 1 :KARAWITAN INSTRUMENTAL

A. PENGERTIAN KARAWITAN INSTRUMENTAL


Kata instrumen memiliki arti alat atau perkakas. Instrumen dalam karawitan disebut dengan
istilah ricikan. Nama alat/instrumen yang digunakan adalah gamelan. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI) kata instrumental memiliki arti lagu  yang dibawakan dengan
memakai alat-alat musik, tidak dinyanyikan. Artinya karawitan instrumental adalah sajian
karawitan yang hanya disajikan oleh ricikan gamelan tanpa menggunakan vokal/tembang.
Karawitan instrumental dibagi menjadi dua jenis :
 Karawitan Pakurmatan
 Karawitan Bonangan
1. Karawitan Pakurmatan
Pakurmatan dari kata kurmat yang berarti menghormati. Sajian karawitan ini
digunakan untuk menghormati peristiwa-peristiwa penting yang terjadi di
lingkungan kraton. Karawitan Pakurmatan lahir dan berkembang di lingkungan
kraton baik Solo maupun Yogyakarta. Di Solo ada dua tempat cagar budaya yang
memiliki perangkat gamelan pakurmatan yaitu Pura Mangkunegaran dan
Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Di Yogyakarta gamelan pakurmatan terdapat di
Kasultanan Ngayogyakarta.

 Fugsi Karawitan Pakurmatan diantaranya :


a) Sebagai tanda untuk memperingati upacara adat keraton (kelahiran,
kematian, pernikahan).
b) Sebagai tanda upacara penobatan raja
c) Menyambut tamu terhormat kerajaan
d) Menghormati hari-hari besar keagamaan(Contoh= memperingati kelahiran
Nabi Muhammad SAW)
e) Mengiringi prajurit berlatih perang.

 Ricikan Gamelan Pakurmatan


1. Gamelan Sekaten
Perangkat gamelan yang ditabuh untuk memperingati kelahiran Nabi
Muhammad SAW dan menyebarkan agama Islam. Ukuran gamelan dibuat
lebih besar agar hasil suara cenderung keras sehingga para warga dapat
tertarik untuk datang ke masjid mendengarkan syiar agama Islam.
2. Gamelan Carabalen
Berfungsi untuk menyambut tamu penting kerajaan. Gamelan ini diletakan
di sisi pintu masuk gerbang utama.
3. Gamelan Kodhok Ngorek
Perangkat gamelan ini berlaras pelog, namun khusus ricikan gambang
gangsa berlaras slendro. Fungsi Gamelan Kodhok Ngorek:
 Ditabuh saat acara hajatan atau peristiwa pernikahan, khitanan,
ulang tahun keluarga raja.
 kelahiran bayi perempuan dari keluarga raja.
4. Gamelan Monggang.
Monggang dikenal sebagai gamelan patigan (berarti memiliki tiga nada),
disebut juga gamelan senen atau seton ( ditabuh setiap hari senin atau
sabtu). Beberapa fungsi Gamelan Monggang :
 memberi tengara atau tanda pada upacara penobatan dan
jumenengan raja
 mengiringi latihan perang prajurit, adu hewan (perkelahian harimau
dan kerbau)
 pengiring kelahiran bayi laki-laki dari keluarga raja.
 Ciri-Ciri Gamelan Pakurmatan
Karena gamelan digunakan sebagai tengara atau penanda maka secara
bentuk sedikit berbeda dengan perangkat gamelan ageng (gamelan
karawitan yang digunakan pentas pada umumnya). Ukuranya dibuat
cenderung lebih besar agar ketika ditabuh suara yang dihasilkan bisa
terdengar di seluruh penjuru kraton.
2. Karawitan Bonangan
Adalah sajian karawitan yang disajikan hanya tabuhan instrumen saja dimana titik
berat permainan terletak pada tabuhan bonang. Berfungsi untuk memngawali sajian
klenengan atau wayangan sebelum dimulainya acara.
Contoh lagu/gending yang dimainkan dalam Karawitan bonangan :
Ladrang Raja Manggala PL. Nem dan Ladrang Babar Layar PL. Nem
B. TITILARAS/ NOTASI
1. Pengertian
Titilaras adalah tulisan atau tanda untuk menggambarkan atau menyatakan nada di
dalam karawitan.

Jaman dahulu para seniman mempelajari karawitan dengan tradisi lisan yaitu
mengandalkan hafalan yang diberikan oleh guru secara turun temurun. Namun hal
tersebut memiliki kelemahan yaitu sering terjadinya perbedaan notasi antara guru
satu dengan yang lain karena keterbatasan daya ingat. Namun sekarang untuk
mempermudah pembelajaran karawitan di dunia pendidikan, para seniman
menemukan sebuah notasi yang berwujud angka dan simbol.

Fungsi Titilaras :
 Memudahkan dalam mencatat (mendokumentasi) gendhing dan tembang.
 Mempermudah dalam belajar nabuh dan nembang.
2. Macam-macam titilaras menurut wujudnya dibagi menjadi 3:
a) Titilaras berwujud angka
1. Titilaras Kepatihan
Titilaras ini menggunakan angka Digunakan di daerah Surakarta.
Diciptakan oleh KRH. Sastradiningrat IV tahun 1890. Titilaras berwujud
angka dan simbol.
2. Titilaras sariswara
3. Titilaras Daminatila
b) Titilaras berwujud huruf
 Titilaras Dhong-dhing
Ttilaras ini digunakan didaerah Bali.
Terdiri dari 2 macam yaitu :
 Saih Lima
 Saih Pitu
c) Titilaras berwujud gambar
1. Titilaras rante ; titilaras berbentuk gambar seperti rantai
2. Titilaras Anda : titilaras berbentuk gambar seperti andha(tangga)
C. PATHET

BAB II : RAMAYANA

Rama mendapatkan Dewi Sinta dengan cara memenangkan sayembara menthang gendewa
(merentangkan busur panah).

Kisah Anoman Duta :

Adalah kisah diutusnya Anoman oleh Rama Wijaya untuk mencari keberadaan Dewi Sinta di negara
Alengka. Benda yang diberikan Rama Wijaya kepada Anoman untuk diberikan Dewi Sinta adalah
sebuah cincin atau sesotya.

Leksmana adik Rama Wijaya meski berparas tampan ia adalah seorang “wadat”. Wadat adalah
kstaria yang berkomitmen untuk tidak menikah.

Kepulangan Dewi Sinta di Pancawati diragukan oleh rakyat Pancawati. Mereka meragukan kesucian
Dewi Sinta. Dewi Sinta membuktikan kesuciannya dengan menjalankan ritual “pati obong”, ritual
membakar diri hidup-hidup. Dan terbukti Dewi Sinta keluar dari api dengan selamat, hal itu
membuktikan bahwa Sinta masih suci.

BAB III : BENTUK TEMBANG DALAM KARAWITAN

SENI SEKAR/TEMBANG KELAS VIII

I. VOKAL DAN UNSUR DALAM KARAWITAN

Vokal adalah bunyi yang dihasilkan oleh pita suara manusia. Seni vokal adalah seni yang
menggunakan suara manusia sebagai medianya. Orang yang menyajikan seni vokal disebut vokalis.
Dalam karawitan penyaji tembang wanita biasanya disebut swarawati atau pesinden . Penyaji vokal
laki-laki disebut wiraswara.

 Seni sekar/tembang
Istilah seni vokal dalam karawitan disebut dengan seni sekar/tembang. Dalam bahasa jawa ‘sekar’
memiliki arti bunga, namun dalam karawitan digunakan untuk menyebut lagu atau tembang. Seni
sekar/tembang adalah lagu yang disajikan dengan pita suara manusia yang menggunakan titilaras
pelog dan slendro umumnya menggunakan bahasa jawa.

 Unsur dalam tembang


a. Teks atau cakepan

Pengertian cakepan adalah syair yang digunakan dalam lagu tembang karawitan, umumnya
menggunakan bahasa Jawa.

b. Titilaras

Adalah istilah yang digunakan dalam lingkungan karawitan untuk menyebut notasi, yaitu lambang
yang mewakili tinggi rendahnya nada. Sampai saat ini titilaras yang masih digunakan di Surakarta
dan Yogyakarta adalah titilaras Kepatihan (notasi yang diciptakan di Kepatihan). Notasi Kepatihan
mengadopsi notasi angka Cheve yaitu notasi angka yang menggunakan angka 1,2,3,4,5,6,7.
Penambahan titik bawah pada notasi melambangkan nada rendah, penulisan titik atas pada angka
melambangkan nada tinggi. Penulisan yang berbeda adalah penulisan notasi kenong, kempul kethuk,
gong, kendang dsb.

Pembacaan notasi

Notasi Angka Dibaca


1 ji
2 ro
3 lu
4 pat
5 ma
6 nem
7 pi

Titilaras Slendro

Titilaras slendro adalah titilaras yang memiliki lima nada dalam satu gembyangan dengan pola jarak
(interval) yang hampir sama rata. Susunan dan pola intervalnya sebagai berikut :

1__2__3__5__6
Titilaras Pelog

Sistem urutan nada yang menggunakan lima nada dalam satu gembyangan yang
menggunakan pola jarak nada yang tidak sama rata yaitu tiga jarak dekat dua jarak jauh.

1_2_3___ 5_6 = Pelog pathet Nem


Atau
7___2_3___5_6 = Pelog pathet barang

II. BENTUK VOKAL DALAM KARAWITAN

Vokal dibagi menjadi dua yaitu :Vokal Ritmis dan Vokal Metris

A. Vokal Ritmis

Tembang ritmis adalah sajian vokal tidak terikat dengan irama. Di Jawa Tengah, secara umum paling
tidak ada 3 jenis tembang dalam vokal ritmis, yaitu :

 Tembang gedhe (sekar ageng)


 Tembang tengahan (sekar tengahan)
 Tembang cilik (sekar alit) yang sering disebut sekar macapat.

1. Tembang gedhe (sekar ageng)

Tembang gede merupakan jenis tembang yang memiliki aturan lampah dan pedhotan setiap baris.
Tembang gedhe biasaya disajikan sebagai pembuka sebuah gending karawitan yang disebut dengan
bawa.

Contoh judul lagu dalam sekar ageng , yaitu:

 Kusumastuti
 Citramengeng
 Pamularsih
 Mintajiwa
 Kusuma Wicitra
 Bramara Wilastita
 Maduretna.

2. Tembang Madya ( Sekar tengahan)

Tembang tengahan atau tembang madya adalah karya sastra Jawa pada periode yang ketiga,
termasuk jenis waosan berbentuk puisi tradisi Jawa yang di dalamnya tidak terdapat aturan lampah
dan pedhotan. Disebut tembang tengah dimungkinkan karena pemunculannya sesudah tembang
gedhe sebelum tembang macapat.

3. Tembang Alit (Sekar Macapat)

Tembang macapat sebagai salah satu karya sastra tradisi jawa yang di dalam masyarakat Jawa
disebut puisi tradisi, dan memiliki struktur yang terpolakan secara khusus. Unsur terkecil dari
macapat adalah suku kata, yang kemudian disebut wanda. Satuan suku kata dalam jumlah tertentu
membentuk menjadi baris , yang kemudian disebut gatra.

a) Pengertian Tembang Macapat


Pengertian Tembang Macapat adalah hasil karangan atau rangkaian bahasa menggunakan patokan
tertentu yang cara membacanya harus dilagukan dengan seni suara pada jaman dahulu. Patokan
yang ada dalam tembang macapat yaitu guru gatra, guru lagu, dan guru wilangan.

Kata Macapat memiliki arti maca tembang kang kaping papat atau membaca tembang yang
keempat, karena sebelum ada tembang Macapat ada tiga tembang yang diciptakan sebelumnya
yaitu :

1. Tembang Gedhe I (Sekar Ageng kapisan)

2. Tembang Gedhe II (Sekar Ageng kapindo)

3. Tembang Madya (Sekar Tengahan )

b) Makna Tembang

Tembang Macapat berjumlah 11, diantaranya adalah :

Maskumambang, Mijil, Kinanthi, Sinom, Asmarandana, Gambuh, Dhandhanggula, Durma, Pangkur,


Megatruh, Pocung. Rangkaian nama tembang tersebut sering dikaitkan dengan makna kehidupan
manusia di dunia.

1. Maskumambang

Mas kang kumambang sesuatu yang berharga dan belum pasti. Tembang Maskumambang
mengandung filosofi hidup seorang manusia dari awal mula penciptaannya. Manusia ini
digambarkan sebagai embrio yang sedang bertumbuh dalam rahim sang ibunda dan masih belum
diketahui jati dirinya, bahkan belum pula diketahui apakah laki-laki atau perempuan.

Watak tembang : sedih, prihatin, nelangsa

2. Mijil

Memiliki penggambaran kelahiran, dalam bahasa jawa arti kata mijil adalah keluar atau lahir. Jadi,
mijil menjadi perlambangan awal mula perjalanan seorang manusia di dunia fana.Karena merupakan
permulaan, anak ini dianggap masih suci dan begitu lemah sehingga masih membutuhkan
perlindungan dari orang -orang di sekitarnya.

Tembang Mijil mempunyai karakter keterbukaan. Karenanya, tembang inisesuai untuk


menyampaikan nasehat, himbauan.

3. Kinanthi

Kinanthi berasal dari kata ‘kanthi’ yang berarti menggandeng atau menuntun. Filosofi Tembang
Kinanthi dalam hidup mengisahkan kehidupan seorang anak yang masih kecil sehingga masih perlu
dibimbing hingga nantinya dapat berjalan sendiri dengan baik di dunia.

4. Sinom

Kata “Sinom” mempunyai arti pucuk yang baru tumbuh atau bersemi. Filosogi tembang Sinom
mengandung penggambaran dari seorang manusia yang beranjak dewasa, dan telah menjadi
seorang pemuda / remaja yang bersemi. Menjadi seorang remaja, berarti ia bertugas untuk
menuntut ilmu dan mengejar cita-citanya.

5. Asmarandana

Kata Asmarandana berasal dari kata ‘asmara’ yang diartikan sebagai cinta kasih. Filosofi tembang
asmarandana adalah mengenai perjalanan hidup seorang manusia telah tiba waktunya untuk
memiliki rasa tertarik dengan lawan jenis dan memadu cinta kasih bersama jodoh atau pasangan
hidupnya.

6. Gambuh

Kata “Gambuh” mengandung arti cocok, serasi atau pas. Filosofi tembang Gambuh adalah tentang
perjalanan hidup seseorang yang telah menemukan pasangan hidup yang cocok baginya.

7. Dhandhanggula

Kata Dhandanggula berasal dari kata ‘dhandhang’ dan ‘gula’ yang berarti tempat sesuatu yang
manis. Filosofi tembang Dhandhanggula mengisahkan tentang kehidupan pasangan baru yang
tengah berbahagia karena telah mendapatkan apa yang dicita – citakan pasangan dan
pekerjaan/karir.

8. Durma

Kata “Durma” artinya adalah pemberian atau derma. Tembang durma mengandung filosofi yang
mengisahkan tentang kehidupan setelah mendapatkan apa yang kamu cita-citakan baik pasangan
dan pekerjaan maka akan mulai melakukan perbuatan baik.

9. Pangkur

Tembang “Pangkur” berasal dari kata ‘mungkur’ yang artinya pergi atau meninggalkan. Filosofi
tembang pangkur merupakan suatu penggambaran kehidupan setelah dewasa manusia menghindari
berbagai hawa nafsu dan angkara murka yang sifatnya buruk serta mendekat pada Tuhan.

10. Megatruh

Kata Megatruh berasal dari kata ‘megat’ dan ‘ruh’, yang berarti terpisahnya raga dan rohnya atau
telah terlepasnya roh. Filosofi tembang Megatruh adalah tentang perjalanan hidup manusia yang
telah usai di dunia atau telah berpulang pada sang Pencipta. Pada akhirnya, roh manusia pasti harus
putus dari raganya dan pada saat itulah ia harus kembali menghadap Tuhan Yang Maha Pencipta.

11. Pocung

Kata Pocung dalam tembang macapat ini berasal dari kata ‘pocong’ yang menunjukkan kondisi
seseorang yang sudah meninggal, yang mana ia akan dibungkus kain kafan atau dipocong sebelum
dikebumikan. Filosofi tembang pocong menunjukkan adanya ritual untuk melepaskan kepergian
seseorang, yakni upacara pemakaman.

c. Aturan Tembang
Tembang macapat terikat pada 3 aturan :

1. Guru gatra

Guru gatra adalah penyebutan jumlah larik/baris dalam setiap bait sekar macapat.

Contoh :

Cakepan Sekar Macapat Pocung Guru gatra


(baris)

Ngelmu iku Kalakone kanthi laku 1.

Lekase lawan kas 2.

Tegese khas nyantosani 3.

Setya budya pangekese durhangkara 4.

2. Guru Wilangan

Guru wilangan merupakan jumlah suku kata setiap baris.

Contoh :

Cakepan Sekar Macapat Gambuh ( gatra 1 dan 2)

Wonten pocapanipun = won-ten po-ca-pan-i -pun guru wilangannya 7

Adiguna, adigang adigung = A-di-gu-na , a-di-gang, a-di-gung guru wilangannya 10

3. Guru Lagu

Guru lagu adalah suara vokal diakhir baris tembang macapat (a,i,u,e,o).

Contoh :

Cakepan Sekar Macapat Pocung Guru


Lagu

Ngelmu iku Kalakone kanthi laku U

Lekase lawan kas A


Tegese khas nyantosani I

Setya budya pangekese durhangkara A

Tabel guru lagu, guru gatra dan guru wilangan Tembang Macapat :

Nama Tembang Guru Guru Wilangan dan Guru Lagu


Gatra

Maskumambang 4 12i, 6a, 8i, 8a

Mijil 6 10i, 6o, 10e, 10i, 6i, 6u

Kinanthi: 6 8u,8i,8a,8i,8a,8i

Sinom 9 8a, 8i,8a, 8i, 7i, 8u, 7a, 8i, 12a

Asmaradana 7 8i, 8a, 8e, 8a, 7a,8u, 8a

Gambuh 5 7u, 10u, 12i, 8u, 8o

Dhandanggula 10 10i, 10a, 8e, 7u, 9i, 7a, 6u, 8a, 12i, 7a

Durma 7 12a, 7i, 6a, 7a, 8i, 5a, 7i.

Pangkur 7 8a, 11i, 8u, 7a, 12u, 8a, 8i

Megatruh 5 12u, 8i, 8u, 8i, 8o

Pucung 4 12u, 6a, 8i, 12a.

Contoh :

Sekar Macapat Pocung

Laras Slendro Pathet Manyura

6 6 5 3, ! ! ! @ 6 6 5 3
Ba-pak Po-cung du –du wa- tu du - du gu - nung
! @ 6 3 2 1
Sa- ka ta- nah Plem-bang
1 2 1 3 2 1 z2c1 y
Ngon i – ngon-e Sang Bu - pa - ti
y 1 2 3 2 2 1 y 1 3 z1x c2 2
Yen lu-mam-pah si Po- cung lem-be-han gra - na
B. Vokal Metris

Tembang yang menggunakan ketukan ajeg atau terikat. Sebagai contoh adalah vokal
gerongan dan tembang dolanan.

Contoh tembang dolanan :

Tembang Dolanan ‘Jaranan’

Laras pelog pathet nem

[.235 .653 123. 5321


Ja - ra-nan ja – ra - nan ja-ra-ne ja - ran te-ji
.235 .653 123. 5321
Ja - ra-nan ja – ra - nan ja-ra-ne ja - ran te-ji
.!!! 656! .!!! 6545
Sing num-pak ndara be-i sing ngi-ring pa-ra men-tri
.665 .665 123. 5321
Jrek jrek nong jrek jrek nong ja-ra-ne tu-rut lu - rung

j112 3 1 j112 3 1 5 . 5 . j123 2 1 ]


gedebug krincing gedebug krincing prok prok gedebug jedher

Anda mungkin juga menyukai