‘’ PEMINDANGAN ‘’
Dosen Pengampuh Mata Kuliah : Yeni Safitri Lawi S.Pi., M.Si
DISUSUN OLEH :
SRI RAHAYU/S109201921008/THP
JUMRIANA/S109201921020/THP
NADYA NUR FADILLAH/S1092019210
ASDARIANA/S109201921034/THP
JUMLI LELYTA/S109201921002/THP
M.YUNUS/S10920192100
SYAHRUL/S109201921041
ANGGUN CITRA/S20920192100/IKL
SASLI SAFIQ/S209201921007/IKL
INSTITUT TEKNOLOGI BISNIS DAN MARITIM BALIK DIWA
MAKASSAR
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. yang sampai dengan saat
ini masih memberikan kita kesehatan jasmani maupun rohani sehingga kita dapat
merasakan nikmatnya iman dalam persaudaraan. Tak lupa shalawat serta salam
kita haturkan ke junjungan alam nabi besar Muhammad SAW. karena dialah
merupakan satu-satunya suri tauladan terbaik yang harus kita contoh sampai
dengan zaman sekarang ini.
Terima kasih kami ucapkan kepada dosen mata kuliah dasar-dasar
pengolahan yaitu ibu Yeni Savitri A. Lawi,S.Pi, M.Si yang telah memberikan
tugasnya kepada kami.Alhamdulillah tugas dasar-dasar pengolahan kami dapat
terselesaikan tepat waktu. Pada laporan ini, kami berusaha mengungkapkan
mengenai teknik pemindangan ikan
Kami menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan baik bentuk, isi dan penyusunannya, oleh karena keterbatasan
kemampuan dan waktu serta keterbatasan literature. Dengan senang hati kami
menerima saran dan kritikan yang bersifat membangun demi kesempurnaan
laporan ini dan diharapkan dapat memberi manfaat bagi pembaca
1.2. Tujuan
1. Mengetahui proses pengawetan ikan secara tradisional
2. Mengetahui proses pemindangan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Teknik Pemindangan
Pemindangan adalah pengolahan ikan yang dilakukan dengan cara
merebus ikan dalam susana bergaram selama waktu tertentu. Setelah
selesai pemasakan, biasanya wadah di mana ikan disusun langsung
digunakan sebagai wadah penyimpanan dan pengangkutan untuk
dipasarkan.
Berdasarkan cara perebusan ikan dalam suasana bergaram maka
teknik penggaraman dapat dibedakan atas 2 kategori yaitu pemindangan
garam dan pemindangan air garam.
a) Pemindangan garam : Pada teknik ini, lapisan ikan yang digarami
dengan garam kering, disusun berlapis-lapis di dalam wadah yang
terbuat dari plat logam, pendil atau paso tanah (belanja tanah) atau
lainnya. Kemudian direbus dalam jangka waktu yang cukup lama
(sekitar 4 – 6 jam), cairan perebus kemudian dibuang melalui
lubang kecil bagian bawah wadah atau ditiriskan. Pada lapisan atas
ditutup dengan selembar kertas dan di atas permukaan kertas ini
disebarkan merata selapis garam.
b) Pemindangan air garam (brine boiling) : teknik ini ikan ditaburi
garam disusun diatas keranjang atau rak bambu disebut “naya”.
Beberapa naya diisi ikan dan disusun vertikal pada suatu kerangka
lalu dicelupkan kedalam air garam mendidih di dalam wadah yang
terbuka dan lama pembuatan relatif jauh lebih singkat daripada
teknik pemindangan garam. Setelah proses perebusan selesai,
wadah di mana ikan tersusun diangkat, kemudian direndam atau
disiram dan didinginkan untuk siap didistribusikan dan dipisahkan.
2.2. Prinsip pemindangan
Pindang merupakan hasil olahan ikan dengan cara kombinasi
perebusan (pemasakan) dan penggaraman. Produk yang dihasilkan
merupakan produk awetan ikan dengan kadar garam rendah. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, pindang memiliki pengertian "ikan yg
digarami dan dibumbui kemudian diasapi atau direbus sampai kering
agar dapat tahan lama". Setelah selesai pemasakan, biasanya wadah di
mana ikan disusun langsung digunakan sebagai wadah penyimpanan dan
pengangkutan untuk dipasarkan.
Pada dasarnya pemindangan ikan merupakan upaya pengawetan
sekaligus pengolahan ikan yang menggunakan teknik penggaraman dan
pengasapan. Pengolahan tersebut dilakukan dengan merebus atau
dengan memanaskan ikan dalam susana bergaram dalam waktu tertentu
di dalam suatu wadah. Wadah ini digunakan sebagai tempat ikan selama
perebusan atau pemanasan dan sekaligus digunakan sebagai kemasan
selama transportasi dan pemasaran.
Garam yang digunakan berperan sebagai pengawet sekaligus
memperbaiki cita rasa ikan, sedangkan pemanasan mematikan sebagian
besar bakteri pada ikan, terutama pada bakteri pembusuk dan pathogen.
Selain itu pemanasan dengan kadar garam tinggi menyebabkan tektur
daging ikan berubah menjadi lebih kompak..Ikan pindang pun menjadi
lezat dan lebih awet ketimbang masih segar.
2.3. Jenis-jenis ikan pindang
Menurut Wibowo (1996), cara pemindangan ikan yang dilakukan
sangat bervariasi tergantung daerah, jenis ikan, dan kebiasaan pengolah.
Akibatnya proses dan mutu pindang yang dihasilkan sangat beragam.
Karena itu, dapat dibuat beberapa kelompok ikan pindang berdasarkan
proses, wadah yang digunakan, jenis ikan, perlakuan atau bumbu yang
ditambahkan, dan daerah asal.