Oleh :
Oleh :
i
ii
iii
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
v
Program Studi keperawatan
Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun
2021
ABSTRAK
Terapi bermain adalah salah satu aspek penting dari kehidupan anak dan
merupakan alat yang efektif sebagai upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi
kecemasan anak selama proses perawatan di rumah sakit. Untuk menurunkan tingkat
kecemasan anak selama proses perawatan diberikan terapi bermain puzzle dan
mewarnai. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektifitas terapi bermain puzzle
dan mewarnai terhadap tingkat kecemasan anak usia prasekolah (3-6 tahun) selama
proses perawatan di ruang rawat inap Bougenvile RSUD DR.Soeroto Ngawi.
Penelitian ini menggunakan Pra-Experiment dengan two group pra-post test
design. Jumlah sampel 32 anak yang terdiri dari 16 anak kelompok puzzle dan 16 anak
kelompok mewarnai. Tehnik sampling yang digunakan Purposive Sampling dengan
alat ukur kuesioner, dan dianalisa menggunakan uji Wilxocon dan uji Mann whitney.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terapi bermain puzzle dan mewarnai efektif
terhadap penurunan tingkat kecemasan pada anak usia prasekolah selama proses
perawatan. Dari hasil uji wilcoxon Wilcoxon terapi bermain puzzle didapatkan P Value
0,000 dan pada terapi bermain mewarnai P Value 0,001. Dapat disimpulkan bahwa
terapi bermain puzzle lebih efekfif menurunkan kecemasan pada anak usia pra sekolah
(3-6 tahun) selama proses perawatan di ruang rawat inap Bougenvile RSUD
DR.Soeroto Ngawi. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji Mann Whitney didapatkan
P Value 0,000.
Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan rumah sakit dapat meningkatkan
pelayanan dan memberikan fasilitas bermain sesuai perkembangan anak selama proses
perawatan.
Kata kunci : terapi bermain puzzle dan mewarnai, kecemasan, anak usia prasekolah
vi
NURSING PROGRAM
STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
2021
ABSTRACK
Background : Play therapy is an important aspect of a child's life and an effective tool
that can be made to overcome children's anxiety during the hospital treatment process.
To reduce the child's level of anxiety during the treatment process, play puzzles and
coloring therapy are given to them. The purpose of this study was to determine the
effectiveness of playing puzzle therapy and coloring therapy on the level of anxiety of
preschool children (3-6 years) during the treatment process at Bougenvile inpatient
room at RSUD DR.Soeroto Hospital Ngawi.
The methods of this research : This study used a Pre-Experiment research design
with two group pra-post test design. The number of samples was 32 children
consisting of 16 children in the puzzle group and 16 children in the coloring group.
The sampling technique used was purposive sampling with a questionnaire measuring
instrument, and analyzed using the Wilxocon test and the Mann Whitney test.
The result : The results showed that playing puzzle and coloring therapy was effective
in reducing anxiety levels in preschool children during the treatment process. From the
Wilcoxon Wilcoxon test results, playing puzzle therapy obtained a P value of 0.000
and a P value of 0.001 for playing coloring therapy.
Analisys : It can be concluded that playing puzzle therapy is more effective in
reducing anxiety in pre-school children (3-6 years) during the treatment process in
Bougenvile inpatient room DR.Soeroto Hospital Ngawi. This can be seen from the
results of the Mann Whitney test, the P Value is 0,001.
Discus and Conclusion : Based on the results of this study, it is hoped that the
hospital can improve services and provide play facilities according to children's
development during the treatment process
Key Words : puzzle playing therapy and coloring playing therapy, anxiety, preschool.
vii
DAFTAR ISI
BAB VI..................................................................................................................98
KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................................98
A Kesimpulan..............................................................................................98
ix
B Saran........................................................................................................99
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................101
LAMPIRAN...........................................................................................................103
x
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Tabel Halaman
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Hal
Lampiran 1 Permohonan Izin Pengambilan Data Awal………….................. 102
Lampiran 2 Permohonan Izin Penelitian…………......................................... 103
Lampiran 3 Surat Izin penelitian.............................................................…… 104
Lampiran 4 Surat keterangan telah menyelesaikan penelitian........................ 105
Lampiran 5 Lembar Permohonan Menjadi Responden………………........... 106
Lampiran 6 Lembar Persetujuan Menjadi Responden..………………........... 107
Lampiran 7 Kisi-kisi Kuisioner……..……………………………………..... 108
Lampiran 8 Lembar Kuisioner Penelitian………......................................... 109
Lampiran 9 Satuan Acara Bermain Puzzle...................................................... 113
Lampiran 10 Satuan Acara Bermain Mewarnai................................................ 116
Lampiran 11 Contoh Gambar Merarnai............................................................ 119
Lampiran 12 Lembar Konsultasi....................................................................... 122
Lampiran 13 Rekapitulasi data responden pretest puzzle.................................. 124
Lampiran 14 Rekapitulasi data responden postest puzzle.................................. 125
Lampiran 15 Rekapitulasi data responden pretest mewarnai............................ 126
Lampiran 16 Rekapitulasi data responden postest mewarnai............................ 127
Lampiran 17 Hasil Uji wilcoxon Puzzle............................................................ 128
Lampiran 18 Hasil Uji wilcoxon Mewarnai....................................................... 129
Lampiran 19 Hasil Uji Mann Whitney............................................................... 130
Lampiran 20 Dokumentasi Penelitian............................................................... 131
xiii
DAFTAR ISTILAH
Anxietas : Kecemasan
Coding : Penyuntingan Data
Confidentiality : Aspek yang menjamin kerahasian data
Editing : Penyuntingan data
Inform Consent : Persetujuan atas dasar informasi dalam kesehatan
Pra Post Test Design : Desain Penelitian sebelum dan sesudah
Pre Schooll Anxiety Scale : Alat ukur kecemasan
Purposive Sampling : Pemilihan sampel sesuai kriteria penelit
Puzzle : Permainan bongkar pasang
Quasy Eksperiment : Rancangan Penelitian yang menggunakan sebab
akibat
Scoring : Pemberian skor
Tabulasi : Pengulangan
Two group pra post design : Rancangan sebelum dan sesudah tes dengan dua
grup
Uji Mann Whitney : Uji komparatif dua sampel bebas non parametis
Variable Dependent : Variabel Bebas
xiv
KATA PENGANTAR
Bougenvile RSUD DR.Soeroto Ngawi” skripsi ini disusun sebagai salah satu
penyusunan skripsi ini tidak akan terlaksana sebagaimana yang diharapkan tanpa
adanya bantuan dari berbagai pihak yang telah memberikan banyak bimbingan,
arahan, dan motivasi kepada peneliti. Untuk itu dalam kesempatan ini peneliti
1. dr. Agus Priyambodo, M.Mkes, selaku Direktur RSUD dr. Soeroto ngawi yang
memberikan ijin untuk proses studi pendahuluan, pengambilan data dan tempat
penelitian.
2. Zaenal Abidin, S.KM, M.Kes (epid)., selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
memberikan izin untuk menyusun skripsi ini dengan baik dan meluangkan
3. Mega Arianti Putri, S.Kep. Ns., M.Kep., selaku ketua Program Studi S1
xv
menyelesaikan pendidikan di Program Studi Keperawatan
7. Kedua orang tua dan suami yang senantiasa memberikan doa, nasehat, fasilitas
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas bantuan
Semoga Allah SWT memberikan imbalan atas budi baik serta ketulusan yang
telah mereka berikan selama ini pada peneliti. Peneliti menyadari dalam
adanya kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan penelitian
ini. Peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan kita
semua.
Penulis
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak usia prasekolah merupakan masa kanak-kanak awal yaitu usia 3-6
tahun yang memiliki perkembangan motorik kasar dan halus yang lebih baik
anak usia prasekolah semakin aktif, kreatif dan imajinatif. Disaat kondisi
diri dan cemas. Apabila hal ini dibiarkan dan tidak dilakukan tindakan
tujuan darurat sehingga anak harus tinggal di rumah sakit, dan menjalani
dan cemas. Proses perawatan dan tindakan selama di rumah sakit yang
pasien dan keluarga pasien. Seramah dan tekunnya staf di rumah sakit, pada
1
2
diri anak-anak cenderung akan menarik diri. (Deslidel et al, 2011; Jovan,
dengan menangis, teriak, serta takut terhadap perawat. Disini peran perawat
terapi stimulus kepada anak usia prasekolah, stimulasi yang dapat diberikan
pada anak selama proses perawatan adalah terapi bermain. Bermain adalah
salah satu kebutuhan anak yang tidak bisa dipisahkan seperti makan, minum,
tumbuh kembang anak baik fisik, emosi, mental, dan sosial serta intelektual
jumlah total penduduk Indonesia, dan diperkirakan dari 35% anak menjalani
sakit sebanyak 85% dari 1.194.081 anak usia prasekolah (Dinkes Propinsi
dibanding pasien dewasa, lama perawatan anak yang sakit 20% - 45% lebih
lama daripada pasien dewasa. Anak yang menjalani perawatan di rumah sakit
kecemasan selama proses perawatan di ruang bougenvil. Selama ini jika anak
mendapatkan terapi bermain puzzle dan mewarnai. Data pasien anak yang
bulan Maret – Mei 2020 sebanyak 179 anak, dengan penggolongan usia
sebagai berikut : usia bayi 34 anak, usia todller 31 anak, usia anak pra sekolah
67 anak (rata-rata tiap bualan 20-30 anak), dan usia sekolah 47 anak. Dari
data yang didapatkan menunjukkan jumlah anak usia prasekolah yang dirawat
lebih banyak dibandingkan usia lainnya, hampir semua anak yang dirawat
ditunjukkan anak tidak rewel dan kooperatif saat perawat atau dokter datang
ke pasien.
4
mengganggu tumbuh kembang anak, dan berdampak tidak baik pada proses
berorientasi pada asuhan yang terapeutik, karena bertujuan sebagai terapi bagi
anak. Dengan terapi bermain, anak akan merasa lebih senang dan dapat
terhadap anak yang dikenal dengan sebutan terapi bermain (Deslidel et al,
Terapi bermain adalah salah satu aspek penting dari kehidupan anak
dan merupakan alat yang efektif sebagai upaya yang dapat dilakukan untuk
Manfaat terapi bermain bagi anak usia prasekolah selama di rumah sakit
anak untuk mengekspresikan ide kreatif dan memberi cara untuk mencapai
tujuan terpeutik. Ketika anak sedang bermain tubuh anak rileks, tubuh akan
kecemasan pada anak saat proses perawatan di rumah sakit diantaranya terapi
bermain puzzle dan terapi bermain mewarnai. Terapi bermain puzzle juga
asosiatif dimana pada usia prasekolah anak bisa bermain dengan anak lain
Terapi bermain puzzle memberi efek distraksi pada anak sehingga anak akan
lebih fokus terhadap permainan puzzle dari pada kecemasan selama proses
meningkatkan ketrampilan sosial. Anak akan belajar banyak dari puzzle mulai
dari bentuk, warna, huruf, angka, hewan, tumbuhan, dan masih banyak lagi
pengetahuan yang lain. Anak usia prasekolah senang bermain dan mencari
tahu hal baru sehingga dengan bermain puzzle anak akan fokus untuk
menyusun potongan puzzle. Saat anak bermain maka perhatian anak akan
Azizy, 2010)
sakit karena pada hakikatnya anak usia prasekolah sudah sangat aktif dan
perkenalan pasien dengan gambar dan warna yang cocok untuk diberikan
pada gambar yang ada. (Suparto, 2003 ; Hartono, 2005 ; Murtie, 2015)
terapi bermain dan terapi musik dapat menurunkan stres pada anak usia
tubuh lebih rileks dan membuat perasaan menjadi lebih positif serta koping
A. Rumusan Masalah
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
C. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
bermain. Khususnya pada anak usia pra sekolah, sehingga anak dapat
perawatan.
2. Manfaat Praktis
keperawatan anak.
untuk anak usia pra sekolah yang mengalami kecemasan dalam proses
perawatan.
Hasil dari penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai data dasar dan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Bermain
merupakan stimulasi yang tepat bagi anak, bermain dapat meningkatkan daya
atau kepuasan (Whaley & Wong, 2009 ; Andriana, 2017 ; Alya, 2011).
bermain tidak dapat dipisahkan dari kehidupan anak. Melalui terapi bermain
anak dapat mengeluarkan perasaan takut, cemas yang mereka alami dan terapi
10
11
2. Fungsi Bermain
kelebihan energi.
3. Tujuan Bermain
menjaga kesinambungannya.
saat anak sakit dan dirawat di rumah sakit anak mengalami berbagai
perasaan yang sangat tidak menyenangkan. Pada anak yang belum dapat
d. Dapat beradaptasi secara efektif terhadap sters karena sakit dan dirawat di
rumah sakit.
antara lain :
a. Kesehatan
b. Intelegensi
Semua alat permainan dapat digunakan oleh anak laki-laki atau perempuan
sosial anak. Akan tetapi ada pendapat lain yang menyakini bahwa
permainan adalah salah satu alat untuk membantu anak mengenal identitas
untuk digunakan oleh anak laki-laki. Hal ini dilatar belakangi oleh alasan
adanya tuntutan perilaku yang berbeda antara laki-laki dan perempuan dan
Fasilitas bermain tidak selalu harus yang dibeli di toko atau mainan jadi,
anak, bahkan seringkali mainan tradisional yang dibuat sendiri dari atau
anak untuk kreatif. Keyakinan keluarga tentang moral dan budaya juga
14
ekonominya rendah.
a. Waktu bermain
Waktu yang diperlukan untuk terapi bermain pada anak yang dirumah
sakit adalah 20-30 menit. Waktu tersebut dapat membuat kedekatan antara
orang tua dan anak serta tidak mengakibatkan anak kelelahan akibat
bermain.
perlu rasa nyaman dan yakin terhadap benda yang dikenalinya dan tidak
anak dan usianya. Pada rumah sakit yang ada tempat bermainnya perlu
dilakukan ditempat tidur. Apabila anak harus tirah baring, harus dipilih
Keterlibatan orang tua dalam terapi adalah sangat penting, hal ini
terapeutik.
bermain clay terhadap kecemasan anak usia prasekolah (3-6 tahun) yang
sebanyak 2 kali selama 2 hari (1 hari 1 kali pemberian terapi) dengan waktu
sebesar 5,30.
bermain mewarnai.
1. Pengertian
psikososial pada anak Ball (2012). Puzzle merupakan permainan yang dapat
bermain dengan anak yang lain sehingga puzzle dapat dijadikan sarana
(Fitriyani, 2017)
e. Melatih Logika
f. Melatih Kesabaran
Persiapan :
Cara Bermain:
1. Pengertian
warna dari kata dasar warna yang berarti corak atau rupa. Sehingga dapat
warna pada gambar atau tiruan barang yang dibuat dengan coretan
cara mewarnai gambar, ini berarti mewarnai gambar bagi anak merupakan
mewarnai gambar juga dapat memberikan rasa senang karena pada dasarnya
anak usia prasekolah sudah sangat aktif dan imajinatif selain itu anak masih
(Suparto, 2013).
2) Berkembang kognitifnya
diperhatikan agar aktifitas bermain dapat efektif yaitu perlu energi ekstra,
waktu yang cukup kurang lebih 20 menit, alat permainan, ruang untuk
a. Persiapan
1) Waktu : 5 menit
2) Menyiapkan ruangan
3) Menyiapkan alat
4) Menyiapkan peserta
b. Pembukaan
1) Waktu : 5 menit
c. Kegiatan
1) Waktu : 20 menit
2) Anak diminta untuk memilih gambar yang ingin diwarnai yang sudah
tersedia
d. Penutup
1) Waktu : 5 menit
dengan baik
3) Merapikan alat
4) Cuci tangan
e. Evaluasi proses
bermain
1) Pensil warna
23
detil.
2) Crayon putar
Dapat mewarnai area yang luas lebih baik dan lebih rata daripada pensil
3) Spidol
1) Seperti memegang pensil (cara umum) : Cara ini lebih rapi dan detil
bila digunakan, akan tetapi lebih lambat bila digunakan untuk mewarnai
gambar dengan posisi alat mewarnai “miring” sehingga lebih cepat dan
gambar, Goresan atau arsiran harus searah dan rata, akan tetapi juga
d. Alat lainnya
1) Tangan : Tangan adalah modal utama untuk mewarnai, selain itu juga
perlahan.
3) Alas : Alas kertas gambar diperlukan supaya warna gambar lebih rata,
lebih empuk dan supaya arsiran warna tidak terpengaruh alas gambar
sering lihat, misalnya gambar kartun yang ada di telivisi. Anak usia 5–6
25
tahun lebih baik dalam mewarnai gambar dibandingkan anak usia 3–4
tahun karena perkembangan motorik halus anak usia 5–6 tahun lebih baik.
1) Usia 3–4 tahun : bentuk gambar masih sederhana atau dalam bentuk
2) Usia 4–6 tahun : bentuk gambar sudah jelas, misalkan gambar rumah,
pemandangan, kartun.
D. Konsep Kecemasan
1. Pengertian
spesifik dan kondisi ini dialami secara subjektif. Cemas berbeda dengan rasa
(Supartini, 2010).
spesifik atau objektif yang dapat diidentifikasi secara nyata, sedangkan cemas
sumber penyebabnya tidak dapat ditunjuk secara nyata dan jelas. Cemas
kesehatan, yaitu pada saat dirawat di rumah sakit. Misalnya pada saat anak
sakit dan harus dirawat di rumah sakit akan menimbulkan dampak bagi orang
tua maupun anak tersebut. Hal yang paling umum yang dirasakan orang tua
adalah kecemasan. Suatu hal yang normal, bahkan adaptif untuk sedikit
2. Tingkat kecemasan
a. Kecemasan ringan
perhatian.
b. Kecemasan sedang
lebih terarah. Pada kecemasan sedang seseorang akan kelihatan serius dalam
otot.
c. Kecemasan berat
memusatkan pada sesuatu yang rinci dan spesifik serta tidak dapt berfikir
hati, anoreksia dan diare). Adapun gangguan kecemasan pada anak yang
3. Faktor Predisposisi
a. Teori Psikoanalitik
b. Teori Interpersonal
pada orag tua atau dapat juga pada anak itu sendiri yang mengalami
menimbulkan kecemasan dan ketakutan serta rasa tidak nyaman bagi anak
tersebut dapat membuat orang tua cemas dan takut jika prosedur invasif
c. Teori Perilaku
kenyamanan.
dan dipasang infus akibat adanya hambatan untuk mencapai tujuan yang
(Supartini, 2010).
d. Teori Keluarga
biasa ditemui dalam suatu keluarga. Kecemasan ini terkait dengan tugas
e. Teori Biologis
stressor.
(Saputro, 2017)
a. Faktor Usia
b. Jenis Kelamin
a. Respon Fisiologis
b. Respon Psikologis
sangat waspada.
c. Respon Kognitif
buruk.
d. Respon Afektif
6. Patofisologi Kecemasan
diridarihubungan diridarimasalah,
interpersonal,melarikan terapi dapat
bermain anak
menghindar, dan sangat waspada mengeluarkan
Respon Kognitif perasaan takut, cemas yang merek
Kecemasan dapat mempengaruhi kemampuan berfikir baik proses piker maupun isi piker, diantaran
Respon Afektif
Secara afektif anak akan mengekspresikan dalam bentuk kebingungan, gelisah, tegang, gugup, khaw
kecemasan. Skala ini berfokus pada kecemasan secara umum dan koping
Berilah nilai pada jawaban yang paling tepat sesuai dengan keadaan anda
No Pertanyaan Jawaban
1. Saya merasa lebih gelisah atau gugup dan
cemas dari biasanya
2. Saya merasa takut tanpa alasan yang jelas
3. Saya merasa seakan tubuh saya berantakan
atau hancur
4. Saya mudah marah, tersinggung atau panik
5. Saya selalu merasa kesulitan mengerjakan
segala sesuatu atau merasa sesuatu yang jelek
akan terjadi
35
Cara penilaian tingkat kecemasan Zung Self Rating Anxiety Scale adalah
pada tahun 1956, untuk mengukur semua tanda kecemasan baik kecemasan
mengukur tanda adanya kecemasan pada anak dan orang dewasa. Masing-
masing kelompok gejala diberi penilaian angka (skor) antara 0-4 yang
artinya adalah :
2 = gejala sedang
3 = gejala berat
Adapun hal-hal yang dinilai dalam alat ukur HARS ini adalah sebagai
berikut :
Anxiety Scale) tahun 1994 dan laporan orang tua (Spence Childern’s
Jarang =1
Kadang-kadang =
2 Cukup sering =3
Sangat sering =4
Petunjuk : Berilah tanda (√) pada setiap kolom jawaban yang tersedia
dibawah ini dengan kondisi dan situasi yang anak anda alami berkaitan
dirumah sakit
10 Anak saya takut
akan tempat
keramaian
dan tertutup
11 Anak saya takut
bertemu dan
berbicara
dengan perawat
atau dokter
12 Anak saya
khawatir sesuatu
yang buruk akan
terjadi pada orang
tuanya
13 Anak saya takut
pada perawat dan
dokter
14 Anak saya takut
setiap
akan disuntik oleh
perawat
15 Anak saya takut
berbicara
dengan dokter
pada saat dokter
sedang
visite(keliling
untuk memeriksa)
16 Anak saya takut
sesuatu yang
buruk terjadi
padanya)
sehingga
menangis
apabila ditinggal
oleh orang
tuanya
17 Anak saya takut
jarum suntik
18 Harus memiliki
aktivitas
/permainan untuk
mengalihkan
perhatian pada
rasa takut
42
19 Anak saya
khawatir akan
melakukan
sesuatu yang
memalukan
didepan orang
lain(memukul
dokter/perawat
20 Anak saya takut
pada serangga
dan laba-laba
21 Anak saya
memiliki pikiran
buruk yang terus
muncul berulang
kali
22 Anak saya
menangis jika
ditinggalkan
sendiri dengan
pengasuh
saat dirumah
sakit
23 Anak saya takut
untuk pergi
bermain ketaman
rumah sakit
sendiri dan
bergabung
dengan orang
lain
24 Anak saya takut
dengan tindakan
keperawatan
25 Anak saya sering
mimpi buruk
(ngelindur/
mengigau) saat
tidur dengan
memanggil
orangtua
26 Anak saya takut
dengan
kegelapan
27 Anak saya
harus
43
bermain
untuk
melupakan
hal-hal
buruk
(tindakan
keperawatan)
28 Anak saya
meminta izin
untuk bermain
meskipun itu
tidak perlu
pada skala kecemasan Preschool Anxiety Scale adalah 112. Dua puluh
Jumlah pertanyaan dalam instrument ini terdiri dari 5 sub skala kecemasan
kecemasan anak dan remaja (6-19 tahun). Untuk anak > 9,5 tahun dapat
akurat, menciptakan item yang cocok untuk anak SD, mencakup area
item tes bagus. Instrumen CMAS dikatakan valid dan reliabel (Nursalam,
2009).
45
E. Konsep Hospitalisasi
1. Pengertian
seorang penderita ke dalam rumah sakit atau masa selama di rumah sakit
(Ngastiyah, 2009).
darurat yang mengharuskan pasien untuk tinggal di rumah sakit baik untuk
rumah.
2. Penyebab Hospitalisasi
karena pasien sakit dan harus menjalani terapi serta perawatan. Faktor
sebagai hukuman, sehingga ada perasaan malu dan takut yang ditunjukkan
46
3. Efek Hospitalisasi
meliputi :
antara lain :
a) Tidak aktif
c) Depresi, sedih
e) Tidak komunikatif
menggunakan botol)
atau bergerak
dikenalnya
b. Kehilangan kendali
sehingga ada perasaan malu dan takut yang ditunjukkan dengan reaksi
setiap perawat atau setiap orang yang memakai seragam sama juga akan
menyebabkan nyeri.
48
c. Ketakutan
1) Respon positif
memalingkan muka.
berontak.
2) Respon negatif
terlihat sedih.
perawat.
cara :
dengan terbuka.
anak.
yang lain.
(Ngastiyah, 2009). Anak usia prasekolah adalah anak yang berusia antara 3
sampai 6 tahun. Bagi anak usia prasekolah, sakit adalah sesuatu yang
anak yang berusia 3-6 tahun yang pada masa ini anak memiliki kemapuan
mengontrol diri, berinteraksi dengan orang lain dan sebagai dasar menuju
khusus sesuai dengan pribadinya) dan karena itu semua jenis perlakuan
merawat anak usia 3 dan 4 tahun berbeda dengan anak usia 5 atau 6 tahun.
baik. Sejalan dengan pertambahan usia, anak lebih aktif, kreatif dan
lebih berani untuk mengenal hal baru serta rasa ingin taunya besar.
2) Perkembangan motorik
mewarnai.
53
4) Perkembangan psikososial
sebelumnya.
masing anak.
lain.
1. Pengertian Anak
anak adalah seseorang yang belum mencapai umur 21 tahun dan belum
menikah.
harus berpusat pada keluarga (family center care) dan mencegah terjadinya
kesehatan anak.
perkembangan.
kematangan.
a. Manusia (anak)
2) Toddler : 1-3tahun
baik fisik, mental, sosial, dan tidak semata-mata hanya bebas dari
penyakit atau cacat. Konsep sehat dan sakit merupakan suatu spektrum
menganggunya.
c. Lingkungan
dan budaya.
d. Keperawatan
perkembangannya.
2019
a. Pengertian
terhadap obyek yang tidak jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya
ancaman
58
b. Penyebab
1) Krisis situasional
8) Faktor keturunan
9) Penylahgunaan zat
lain)
Sulit berkomunikasi.
tremor, muka tampak pucat, suara bergetar, kontak mata butuk, sering
2) Penyakit akut
3) Hospitalisasi
4) Rencana operasi
6) Penyakit neurologis
tersendiri
masalah
Intervensi Rasional
Pantau perubahan tanda-tanda vital Perubahan tanda-tanda vital dapat
dan kondisi yang menunjukkan digunakan sebagi indikator terjadinya
peningkatan kecemasan pasien ansietas pada pasien
Berikan informasi serta bimbingan Mempersiapkan klien menghadapi
antisipasi tentang segala bentuk segala kemungkinan, krisis
kemungkinan yang akan terjadi perkembangan dan atau situasional
dimasa yang akan datang
Ajarkan tehnik relaksasi diri dan Tehnik menenangkan diri dapat
pengendalian perasaan negatif atas diguankan untuk meredakan
segala hal yang dirasakan klien kecemasan pada klien yang
mengalami distress akut
Instruksikan untuk melaporkan Membantu memudahkan penyediaan
timbulnya gejala-gejala kecemasan layanan kesehatan untuk
yang muncul yang tidak dapat menganalisis kondisi yang dialami
dikontrol klien
Tingkatkn koping individu klien Membantu klien untuk beradaptasi
dengan persepsi stressso, perubahan
atau ancaman yang menghambat
pemenuhan tuntutan dan peran hidup
Berikan dukungan emosi selama Memberikan dukungan emosi untk
stress menenangkan klien dan menciptakan
penerimaan serta bantuan dukungan
selama masa stress
Kolaborasi pemberian obat jenis anti Agen farmakologi dapat digunakan
depresan apabila klien benar-benar sebagai salah satu pilihan untuk
tidak mampu mengendalikan dirinya meredakan kecemasan klien
61
BAB III
A. Kerangka Konsep
Terapi bermain
1. Terapi bermain
Puzzle
2. Terapi bermain Kecemasan anak usia
Mewarnai prasekolah selama proses
perawatan
Perubahan
Kecemasan
Keterangan:
= diukur
= tidak diukur
= berpengaruh
Gambar 3.1. Kerangka konsep efektifitas terapi bermain puzzle dan mewarnai
terhadap kecemasan anak usia prasekolah selama proses perawatan di ruang
rawat inap bougenvil RSUD Dr.Soeroto Ngawi.
61
62
Dari gambar 3.1 dijelaskan bahwa dampak dari proses perawatan selama
dirumah sakit pada anak usia prasekolah seperti: takut, stress, cemas,
lingkungan yang baru dan orang asing dapat menyebabkan kecemasan pada
anak. Kecemasan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: usia,
dan persepsi anak terhadap sakit. Kecemasan pada anak usia prasekoah
selama proses perawatan dapat diberikan terapi bermain. Terapi bermain yang
digunakan dalam penelitian ini adalah terapi bermain puzzle dan terapi
bermain mewarnai.
B. Hipotesa Penelitian
2008). Hipotesa (Ha) dalam penelitian ini adalah terapi bermain puzzle dan
pada anak usia prasekolah selama proses perawatan di ruang rawat inap
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
menggunakan penelitian Pra Eksperimental dengan two group pre - post test
Pada penelitian ini dilakukan dengan memberikan pre test dalam bentuk
bermain puzzle dan terapi bermain mewarnai terhadap kecemasan anak usia
63
64
1. Populasi
adalah anak usia prasekolah (3-6 tahun) di ruang rawat inap Bougenvil
Rerata anak usia prasekolah yang menjalani rawat inap di ruang rawat inap
2. Sampel
2006). Sampel pada penelitian ini adalah pasien anak usia prasekolah (3-6
n= N.z² p.q.
d (N-1) + z² . p.q
= 15,10
Keterangan :
q = 1 – p (100% – p)
dengan rumus diatas maka besar sampel yang diperlukan untuk masing-
C. Kriteria Sampel
1. Kriteria Inklusi
2. Kriteria Eksklusi
D. Tehnik Sampling
Sampling adalah proses seleksi sample yang berasal dari populasi yang
populasi.
67
Sampel :Pasien anak usia prasekolah (3-6 tahun) diruang rawat inap
Bougenvil RSUD dr.Soeroto Ngawi dengan jumlah 32 responden.
Desain penelitian :
Pra Eksperimental (two group pre - post test design)
Pengumpulan data :
kuesioner
Pengukuran kecemasan 1
Pengukuran kecemasan 1
kesimpulan
Gambar 4.1 kerangka kerja penelitian efektifitas terapi bermain puzzle dan
mewarnai terhadap kecemasan anak usia prasekolah selama proses perawatan
di ruang rawat inap Bougenvil RSUD Dr.Soeroto Ngawi
68
1. Identifikasi variabel
konkrit dan secara langsung bisa diukur. Jenis variabel yang digunakan dalam
(bebas) dalam penelitian ini yaitu terapi bermain puzzle dan terapi bermain
mewarnai.
lain. Variabel dependen (terikat) dalam penelitian ini yaitu kecemasan anak
usia prasekolah (3-6 tahun) selama proses pewaratan di ruang rawat inap
2. Definisi Operasional
dibuat batasan, sehingga semua konsep dan variabel harus didefinisikan dengan
G. Instrumen Penelitian
proses pengumpulan data membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih baik
(Arikunto, 2006).
yang sudah disediakan, spidol, pensil warna, crayon dan meja untuk alas saat
mewarnai. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner
jawaban:
1 = jarang benar
2 = kadang-kadang benar
tingkatan kecemasan. Nilai pada lima sub skala memberikan gambaran dari
3.
6. Apabila ada pasien baru datang atau yang sudah dirawat dan usia pra
7. Pertama dapat pasien saya ambil untuk responden terapi bermain puzzle
dan yang kedua diberi terapi bermain mewarnai sampai mencapai target
11. Kemudian terapi bermain dilakukan sesuai jadwal yang sudah ditetapkan.
72
13. Dua jam setelah pemberian terapi bermain dilakukan observasi kembali
J. Pengolahan Data
(Riwidikdo, 2007) :
1. Editing
konsisten.
2. Coding
a. Jenis kelamin
b. Usia
c. Hari rawat
3. Scoring
4. Tabulating
versi 25.
74
K. Teknik Analisis
Data
data yang telah dikumpulkan yang bertujuan supaya trends dan relationship
1. Analisa Univariat
pada anak sebelum dan sesudah diberikan terapi bermain puzzle dan
kelamin, hari rawat, kecemasan ringan, sedang, berat dan sangat berat
2. Analisa Bivariat.
adalah Uji Wilcoxon dan Uji Mann Whitney. Uji Wilcoxon yaitu uji non
normal. Uji Wilcoxon merupakan uji alternatif dari uji pairing t test apabila
adalah:
Ha = ada perbedaan skor kecemasan pre test dan post test, yang
Dasar pengambilan keputusan dalam uji wilcoxon jika p value .< 0,05,
Dasar pengambilan keputusan dalam uji Mann Whitney jika p value <
L. Etika Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti memohon ijin kepada pihak yang terkait
penelitian meliputi :
seluruh subjek yang akan diteliti, maka peneliti tetap menghormati hak-
hak responden.
3. Confidentility ( Kerahasiaan)
hanya informasi tetentu saja yang akan ditampilkan dalam hasil penelitan.
4. Beneficence
peneliti.
5. Nonmaleficence
penelitian.
78
BAB V
RSUD dr. Soeroto Ngawi adalah rumah sakit tipe C milik Pemerintah
Kabupaten Ngawi terletak di Jalan Dr. Wahidin No. 27 Ngawi. RSUD dr.
Soeroto Ngawi memiliki fasilitas 13 Instalasi Rawat Jalan (Poli THT, Poli
Syaraf, Poli Mata, Poli Bedah, Poli Gigi, Poli Penyakit Dalam, Poli Jiwa, Poli
Kulit, Poli Anak, Poli Tumbuh Kembang, Poli KIA, Poli Fisioterapi, dan Poli
Nusa Indah, Ruang Tulip, Ruang HD, dan Ruang Teratai), Kamar Bersalin,
IGD, ICU, IBS, RR, Laboratorium, Instalasi Gizi dan Instalasi Farmasi.
Ngawi. Ruang Bougenvile merupakan ruang rawat inap anak usia 28 hari
pasien 28 pasien, terdiri dari 1 VIP, 4 ruang kelas I, 3 tempat tidur klas II, 3
78
79
untuk penyakit menular dan tidak menular karena bentuk bangunan Ruang
B. Hasil penelitian
1. Data umum
mengenai jenis kelamin, usia, hari rawat, dan riwayat masuk rumah sakit.
Tabel 5.2 menunjukkan bahwa mayoritas kelompok terapi puzzle berumur 5-6
Hari Kelompok
rawat Kelompok puzzle Kelompok mewarnai
Frekuensi Prosentase Frekuensi Prosentase (%)
(f) (%) (f)
1-3 10 62,5% 11 68,57%
4-6 6 37,5% 5 31,25 %
Total 16 100% 16 100%
Tabel 5.3 menunjukan bahwa kelompok terapi bermain puzzle mayoritas pada
hari rawat 1-3 ( 62,5%) dan pada kelompok bermain mewarnai pada hari
puzzle 8 anak baru pertama kali di rawat di rumah sakit sedangkan pada
terapi bermain mewarnai 10 anak juga baru pertama kali masuk dirumah
sakit.
2. Data khusus
kecemasan anak usia pra sekolah selama proses perawatan diruang rawat
Pada Anak Usia Pra Sekolah Di Ruang Rawat Inap Bougenvil RSUD
dr.Soeroto Ngawi
Tabel 5.5 Kecemasan Anak Usia Pra sekolah terhadap proses perawatan
Sebelum Dan Sesudah Diberikan Terapi Bermain Puzzle di Ruang Rawat
Inap Bougenvile RSUD dr. Soeroto Ngawi pada bulan November 2020
Tabel 5.6 Kecemasan Anak Usia Pra sekolah terhadap proses perawatan
Sebelum Dan Sesudah Diberikan Terapi Bermain Mewarnai di Ruang
Rawat Inap Bougenvile RSUD dr. Soeroto Ngawi bulan November 2020
Berdasarkan tabel 5.7 Hasil uji statistik 16 responden negatif rank dimana
anak usia prasekolah sebelum diberikan terapi bermain puzzle. Hal tersebut
dapat dilihat pada tabel 5.5 bahwa tingkat kecemasan pada kelompok
Signed Ranks Test didapatkan P Value 0,000 sehingga P Value.< 0,05 hal
dilihat pada tabel 5.6 dimana tingkat kecemasan pada kelompok terapi
Signed Ranks Test didapatkan P Value 0,001 sehingga P Value< 0,05 hal
Ngawi
Ranks
Kelompok N Mean Sum Of Ranks
Rank
Hasil terapi Mewarnai16 352,50
bermain Puzzle16 175,50
total 32
Puzzle sebesar 10,97 dan Mewarnai 22,03 jadi dapat disimpulkan bahwa
Rawat Inap RSUD Dr.Soeroto Ngawi. Dari hasil analisa uji Mann
Value < 0,05, hal ini menunjukan bahwa Ha diterima artinya ada
C. PEMBAHASAN
akan berusaha menolak makan, minum, dan sulit tidur sehinga membuat
(Marimbi, 2016).
dirumah sakit adalah agar anak melanjutkan fase tumbuh kembang secara
lebih efektif terhadap stress. Puzzle merupakan alat bermain yang dapat
bermain puzzle merupakan salah satu alat bermain yang dapat membantu
anak senang bermain dengan anak lain sehingga puzzle dapat dijadikan
bermain puzzle mayoritas pada hari rawat 1-3 yaitu 10 anak (62,5%). Hal
ini sesuai dengan teori Perry & Potter (2005) mengungkapkan kecemasan
anak yang dirawat di rumah sakit akan sangat terlihat pada hari pertama
sampai kedua bahkan sampai hari ketiga, dan biasanya memasuki hari ke
empat atau ke lima kecemasan anak akan mulai berkurang. Jadi peneliti
proses perawatan terjadi pada hari pertama sampai hari ketiga, pada hari
2010)
dilakukan terapi bermain puzzle anak usia pra sekolah selama proses
diberikan terapi bermain puzzle gejala ringan dan gejala sedang, karena
anak tidak perlu tenaga dan dapat membantu mengurangi kecemasan saat
anak yang direwat, dengan berbagai kondisi dan situasi dirumah sakit.
Kecemasan yang terus menerus yang dialami oleh anak saat dirawat
dirumah sakit mengakibatkan lamanya hari rawat pada anak saat dilakukan
bermain mewarnai adalah pada usia 4-5 tahun. Semakin dini anak
ringan, 13 anak gejala sedang dan 1 anak masih mengalami gejala sangat
berat.
Berdasarkan tabel 5.7 Hasil uji statistik pada terapi bermain puzzle
diterima, yang artinya bahwa ada perbedaan yang signifikan sebelum dan
Hasil uji statistik pada terapi bermain mewarnai didapatkan P Value 0,001
sehingga P Value < 0,05 hal ini menunjukan Ha diterima, yang artinya
ketrampilan sosial. Anak akan belajar banyak dari puzzle mulai dari
bentuk, warna, huruf, angka, hewan, tumbuhan, dan masih banyak lagi
pengetahuan yang lain. Anak usia prasekolah senang bermain dan mencari
tahu hal baru sehingga dengan bermain puzzle anak akan fokus untuk
masuk rumah sakit. Anak yang baru pertama kali mengalami proses
berat. Kecemasan selama proses perawatan ini timbul akibat anak berfikir
bahwa lingkungan yang baru atau asing itu menakutkan. Kecemasan ini
ditunjukkan dengan anak lebih sering diam atau tidak mau berkomunikasi.
Pada penelitian ini terapi bermain puzzle dan mewarnai efektif dalam
Dari hasil analisa uji Mann Whitney pada tabel 5.9 tersebut
diketahui bahwa P Value sebesar 0,000 sehingga P Value < 0,05, hal ini
antara 2 kelompok pada terapi bermain. Dari tabel tersebut juga dapat
dilihat bahwa rata-rata puzzle sebesar 10,97 dan mewarnai 22,03 jadi dapat
warna yang cocok untuk diberikan pada gambar yang ada (Suparto, 2003).
Terapi bermain puzzle merupakan salah satu alat bermain yang dapat
prasekolah ini anak senang bermain dengan anak lain sehingga puzzle
Anak akan belajar banyak dari puzzle mulai dari bentuk, warna, huruf,
angka, hewan, tumbuhan, dan masih banyak lagi pengetahuan yang lain.
(Fitriyani, 2017)
melatih kesabaran pada anak. Selain itu dengan kedua terapi bermain
D. KETERBATASAN PENELITIAN
1. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah anak usia prasekolah (3-6 tahun),
penelitian.
2. Lokasi penelitian
BAB VI
Pada bab ini akan disajikan kesimpulan dan saran dari hasil penelitian
A. Kesimpulan
Ruang Rawat Inap Bougenvile RSUD dr. Soeroto Ngawi. Dimana rata-rata
Rawat Inap Bougenvile RSUD dr. Soeroto Ngawi sebelum diberikan terapi
Ruang Rawat Inap Bougenvile RSUD dr. Soeroto Ngawi. Dimana rata-rata
Rawat Inap Bougenvile RSUD dr. Soeroto Ngawi sebelum diberikan terapi
98
99
Rawat Inap Bougenvile RSUD dr. Soeroto Ngawi. Dimana didapatkan dari
hasil uji wilcoxon terapi bermain puzzle didapatkan P Value 0,000 dan
pada terapi bermain mewarnai P Value 0,001 sehingga P Value < 0,05 hal
pada anak usia prasekolah selama proses perawatan di Ruang Rawat Inap
Bougenvile RSUD dr. Soeroto Ngawi. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil
uji Mann Whitney didapatkan P Value 0,000 sehingga P Value < 0,05 hal
B. Saran
kecemasan selama proses perawatan pada anak usia pra sekolah dan
perawatan.
anak saat menjalani perawatan dirumah sakit maupun saat akit dirumah.
DAFTAR PUSTAKA
Dengan hormat,
NIM : 201902A002
Sehubungan dengan ini, saya memohon kesedian bapak/ ibu untuk menjadi
responden dalam penelitian yang akan saya lakukan. Kerahasian data bapak/ ibu
akan sangat kami jaga dan informasi yang kami dapatkan akan saya gunakan
Demikian permohonan saya, atas perhatian dan kesediaan bapak/ ibu saya
Peneliti
Nama :
Umur :
Alamat :
Pekerjaan :
Nama :
Jenis kelamin :
Umur :
ini tidak berakibat negatif terhadap saya, oleh karena itu saya bersedia untuk
(....................................)
109
No responden :
Tanggal pengisian :
Petunjuk pengisian
A. DATA RESPONDEN
1. Usia anak
3 - 4 tahun
4 – 5 tahun
5 - 6 tahun
2. Jenis kelamin
Laki - laki
Perempuan
3. Hari rawat :
Pertama
B. KUISIONER
Jarang =1
Kadang-kadang =2
Cukup sering =3
Sangat sering =4
Petunjuk : Berilah tanda (√) pada setiap kolom jawaban yang tersedia dibawah
ini dengan kondisi dan situasi yang anak anda alami berkaitan dengan selama
dirumah sakit.
bougenvil
Hari/Tanggal : Disesuaikan
Waktu : 30 menit
Media : Puzzle
merasa tenang selama proses perawatan di rumah sakit dan tidak takut lagi
terhadap perawat sehingga anak merasa nyaman selama dirawat dirumah sakit
2. Anak merasa senang dan tidak takut lagi dengan dokter dan perawat.
b. Menyiapkan alat-alat
IV. Evaluasi
bougenvil
Hari/Tanggal : Disesuaikan
Waktu : 30 menit
diharapkan merasa tenang selama proses perawatan di rumah sakit dan tidak
takut lagi terhadap perawat sehingga anak merasa nyaman selama dirawat
mampu :
7. Anak merasa senang dan tidak takut lagi dengan dokter dan perawat.
e. Menyiapkan alat-alat
VIII. Evaluasi
125
126
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
Postest - Pretest Negative Ranks 16a 8,50 136,00
Positive Ranks 0b ,00 ,00
Ties 0c
Total 16
Test Statisticsa
Postest - Pretest
Z -3,517b
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000
129
130
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
Postest - Pretest Negative Ranks 15a 8,00 120,00
Positive Ranks 0b ,00 ,00
Ties 1c
Total 16
Test Statisticsa
Postest - Pretest
Z -3,408b
Asymp. Sig. (2-tailed) ,001
Mann-Whitney Test
Ranks
Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
Hasil Terapi Bermain Mewarnai 16 22,03 352,50
Puzzle 16 10,97 175,50
Total 32
Test Statisticsa
Hasil Terapi Bermain
Mann-Whitney U 39,500
Wilcoxon W 175,500
Z -3,352
Asymp. Sig. (2-tailed) ,001
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] ,000b
a. Grouping Variable: Kelompok
b. Not corrected for ties.
132
PENGISIAN KUISIONER
133