RABU 04 AGUSTUS 2021, KAMIS 05 AGUSTUS 2021 1. PERSIAPAN Menyediakan Alkitab/BIBEL dan Buku Ende Berdoa dalam hati masing-masing 2. BERNYANYI BE No 257: 1-2 3. DOA PEMBUKA 4. MEMBACA EPISTEL: Yeremia 22: 1-9 (dibaca segara berganti-ganti, bisa Bahasa Batak atau Bahasa Indonesia) Setelah selesai membaca ayat 9, Pemimpin/ Liturgos mengucapkan: “Berbahagialah orang yang mendengar Firman Tuhan dan memeliharanya di dalam hatinya. Amin 5. BERNYANYI BE 30: 1 6. KHOTBAH: Matius 23: 23-28 7. BERNYANYI BE 723: 1 8. DOA SYAFAAT 9. BERNYANYI BE 214: 1+3 (Mengumpulkan Persembahan) 10. DOA BAPAKAMI 11. MENYANYIKAN AMEN, AMEN, AMEN NB: Molo adong Partohonan laos ditutup ma dohot pasupasu!
Lakukanlah Keadilan Dan Kebenaran
Jemaat yang dikasihi oleh Tuhan, sikap munafik adalah salah satu sikap yang tidak disukai oleh manusia. Tetapi terkadang sadar atau tidak sadar kita justru melakukan sikap tersebut. Hidup dalam kepura-puraan agar orang lain tidak melihat sisi negative yang ada didalam diri, agar orang lain memandang kebaikan yang dilakukan, dan mendapatkan pengakuan dari orang lain. Hidup dalam kepura-puraan bisa ditunjukkan dengan perkataan yang “indah” dan tingkah laku yang baik. Mereka menutupi kekurangan dan meleburnya dengan keindahan semu. Tentu, ketika kita menemukan orang yang hidup dalam kemunafikan, kita mungkin akan langsung menegor atau menasehati orang tersebut untuk tidak bersikap munafik. Yesus pun dalam nats Firman Tuhan pada partangiangan kita Yesus mengkritik keras para Ahli Taurat dan orang Farisi karena kemunafikan yang mereka tampilkan. Para orang Farisi dan Ahli Taurat menyuarakan hukum Taurat yang mewajibkan membayar persepuluhan tetapi justru mengabaikan orang-orang yang miskin, dan tertindas. Mereka seolah-olah adalah orang yang “baik” mengikuti hukum Taurat tetapi melupakan hal yang terpenting yaitu keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan (ayat 23). Sikap lain, Yesus mengecam ketamakan atau kerakusan (25-26). Sikap yang memikirkan keuntungan bagi diri sendiri tanpa memperdulikan orang lain yang membutuhkannya. Sikap kemunafikan juga digambarkan seperti kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran" (ay. 27). Di luar tampak putih dan menarik, tapi di dalamnya “busuk”. Artinya perbuatan mereka tidak sesuai dengan apa yang mereka katakan. Jemaat yang dikasihi oleh Tuhan, melalui nats kita hari ini, kita hendaknya juga membenci dan tidak melakukan sikap kemunafikan. Hidup dalam kepura-puraan memang membuat kita “indah” tetapi itu hanya sementara saja. Sikap munafik tidak hanya merugikan orang lain, tetapi juga diri sendiri. Untuk itu, mari kita menyingkirkan hidup yang munafik agar berkat Tuhan mengalir dalam kehidupan kita. Ada pun sifat munafik antara lain: ingin dipuji dan dihormati orang, suka berpura-pura baik dan suka mencari kesalahan orang lain. Firman-Nya tegas, "Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu" (Mat. 7:5). Jika ada kemunafikan dalam hidup kita, apa pun yang kita lakukan akan menjadi sia-sia! Sikap yang mesti dihindari juga adalah sikap mementingkan diri sendiri atau sikap egois. Kita diajak untuk tetap peduli kepada sesama terlebih kepada yang miskin, tertindas, dan yang tersingkirkan. Terlebih dalam masa Covid 19 ini, tentu yang diharapkan dari kita adalah membantu mereka yang terpapar Covid-19, bukan menyingkirkan atau mengucilkan mereka. Tindakan yang bisa kita lakukan adalah memberikan bantuan pangan dengan catatan menerapkan protocol Kesehatan, dan tetap mendoakan mereka. Kepedulian kita untuk membantu mereka dan tidak mengeksploitasi untuk keuntungan diri sendiri. Amin.