Anda di halaman 1dari 3

TUHAN TIDAK MEMANDANG MUKA

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 23 Desember 2014

Baca: Galatia 2:1-10

"...sebab Allah tidak memandang muka..." Galatia 2:6

Sesuatu yang bersifat lahiriah adalah apa yang dipandang baik dan menarik
di mata manusia. Manusia menilai sesamanya dengan memandang muka,
penampilan lahiriah, atau apa yang tampak secara kasat mata. Namun
ukuran yang dipakai Tuhan untuk menilai seseorang itu berbeda. Tuhan
sama sekali tidak tertarik atau berminat dengan apa yang tampak,
sebab "Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa
yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati." (1 Samuel 16:7b). Tuhan
tidak pernah terpesona dengan apa yang kita kerjakan, tapi perhatian Tuhan
adalah motivasi di balik segala sesuatu yang kita kerjakan. Motivasi
berbicara tentang sikap hati seseorang.

Mengapa Tuhan memperhatikan hati? "Seperti air mencerminkan wajah,


demikianlah hati manusia mencerminkan manusia itu." (Amsal 27:19). Hati
adalah dasar untuk menentukan kualitas pikiran, perkataan dan perbuatan
seseorang. Ketika hati kita bersih akan berdampak positif terhadap pikiran,
perkataan dan perbuatan kita. "...dari hati timbul segala pikiran jahat,
pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat."
(Matius 15:19). Oleh sebab itu "Jagalah hatimu dengan segala
kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan." (Amsal 4:23). Kita
bisa saja mengelabui sesama kita dengan penampilan lahiriah kita atau
memakai sesuatu yang tampak dari luar untuk menutupi hatinya. Itulah
kemunafikan! Namun "...tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi di
hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata
Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab." (Ibrani
4:13).

Sikap hati berbicara tentang ketulusan, ketekunan, kesetiaan dan


pengorbanan seseorang dalam mengerjakan sesuatu. Mungkin kita
dipandang sebelah mata oleh orang lain, bahkan kesetiaan, ketulusan dan
pengorbanan kita sepertinya tidak dianggap. Jangan putus asa, tetap lakukan
dengan setia apa yang menjadi bagian kita! "Sengsaraku Engkaulah yang
menghitung-hitung, air mataku Kautaruh ke dalam kirbat-Mu. Bukankah
semuanya telah Kaudaftarkan?" (Mazmur 56:9).

Tuhan tidak pernah terlelap dan tertidur, Dia memperhatikan pergumulan


kita dan melihat hati kita!
PRINSIP DUNIA: Memandang Muka (1)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 21 Desember 2014

Baca: Yakobus 2:1-13

"Saudara-saudaraku, sebagai orang yang beriman kepada Yesus Kristus,


Tuhan kita yang mulia, janganlah iman itu kamu amalkan dengan
memandang muka." Yakobus 2:1

Ada kalimat bijak yang mengatakan, "Don't judge a book by its cover!"
Begitulah kata mereka yang menganggap bahwa isi buku itu jauh lebih
penting daripada kulit luarnya. Namun kita pun tidak bisa memungkiri bahwa
kulit luar buku (cover) juga memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap
orang yang melihatnya, sebab sebelum kita mengetahui isi dari sebuah buku,
maka cover-lha yang pertama kali menarik minat dan perhatian kita sehingga
kita ingin membeli dan memiliki buku tersebut.

Sudah menjadi sifat manusia bahwa mereka suka menilai sesamanya


berdasarkan apa yang terlihat secara kasat mata. Contoh nyata: ketika kita
bertemu dengan orang-orang baru, misalnya relasi bisnis, kesan pertama
yang muncul dalam benak kita adalah penampilan luar orang yang kita temui
tersebut. Yang menjadi pusat perhatian kita adalah kerapiannya dalam
berpakaian, perawakan atau bentuk tubuhnya, kebersihannya, bahkan
ketampanan atau kecantikannya, kemudian barulah kita menilai sikap dan
kualitas orang tersebut. Jujur kita akui seringkali kita mengomentari orang
lain karena penampilan fisiknya. Inilah yang menjadi prinsip orang-orang
dunia dalam menilai seseorang "...manusia melihat apa yang di depan mata,
tetapi TUHAN melihat hati." (1 Samuel 16:7).

Itulah sebabnya salon-salon kecantikan, kursus-kursus kepribadian, dan


juga pusat-pusat kebugaran diserbu oleh banyak orang. Mereka berlomba-
lomba menjaga penampilannya agar tetap menarik, fresh dan semakin
percaya diri karena hal itu adalah nilai plus di mata dunia. Mulai dari cara
berpakaian saja orang sudah memikirkannya begitu rupa: pakaian yang
mereka kenakan bukan sekedar tampak bersih dan rapi, tapi mereka berpikir
bagaimana agar seluruh tatanan luar yang mereka tampilkan itu bersinergi,
berkesesuaian dan berpadu indah, sebab pakaian yang kita kenakan acapkali
memiliki efek langsung pada penilaian orang lain terhadap kita; dan demi
menjaga penampilan luarnya pula seseorang tidak segan-segan
mengeluarkan banyak uang untuk pergi ke salon melakukan perawatan
tubuh, wajah, rambut dan sebagainya.

Menjaga penampilan luar itu sah-sah saja, baik dan berguna bagi tubuh
jasmani kita, tapi jangan sampai hal itu menjadi fokus utama kita!
PRINSIP DUNIA: Memandang Muka (2)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 22 Desember 2014

Baca: Yakobus 2:1-13

"Tetapi, jikalau kamu memandang muka, kamu berbuat dosa, dan oleh
hukum itu menjadi nyata, bahwa kamu melakukan pelanggaran." Yakobus
2:9

Dunia di mana kita hidup adalah dunia yang memiliki kecenderungan untuk
menilai seseorang dengan memandang muka, warna kulit atau melihat
penampilan fisik, padahal Alkitab menyatakan: "Kemolekan adalah bohong
dan kecantikan adalah sia-sia," (Amsal 31:30), dan "Janganlah pandang
parasnya atau perawakan yang tinggi," (1 Samuel 16:7). Bukan hanya itu,
dunia seringkali juga menilai seseorang dari status sosialnya: pangkat dan
harta kekayaan yang dimilikinya, sehingga "Kekayaan menambah banyak
sahabat, tetapi orang miskin ditinggalkan sahabatnya." (Amsal 19:4). Perihal
penampilan luar seseorang, Anaxagoras, seorang filusuf Yunani
mengatakan, "Penampilan fisik hanyalah sekilas dari apa yang sebenarnya
tidak terlihat."

Menilai dan membedakan orang lain dengan memandang muka, warna


kulit dan status sosial ternyata bukan hanya dilakukan oleh orang-orang di
zaman sekarang ini, tapi orang Kristen di era Yakobus pun melakukan hal
yang sama. Mereka memperlakukan orang-orang kaya secara khusus dan
istimewa, sebaliknya mereka memandang rendah dan hina jemaat yang
miskin. Ini dipandang Yakobus sebagai tindakan jahat: "bukankah kamu
telah membuat pembedaan di dalam hatimu dan bertindak sebagai hakim
dengan pikiran yang jahat?" (Yakobus 2:4), padahal Tuhan sendiri tidak
pernah membeda-bedakan umat-Nya. Di hadapan Tuhan semua manusia
sama dan sederajat. "Siapa mengolok-olok orang miskin menghina
Penciptanya;" (Amsal 17:5), artinya siapa bertindak semena-mena terhadap
orang miskin berarti melakukan tindakan bertentangan dengan firman Tuhan,
sebab Tuhan justru sangat mengasihi dan memperhatikan orang-orang yang
dipandang lemah, hina dan miskin di pemandangan manusia.

Banyak orang Kristen: jemaat biasa, bahkan pendeta atau gembala


sidang yang memperlakukan saudara seiman dengan memandang muka.
Yang kaya dan berpangkat begitu dihormati dan diperlakukan secara khusus
di gereja, sehingga banyak orang menjadi kecewa.

Jika kita memandang muka berarti kita tidak hidup dalam kasih, padahal
dasar hidup Kristiani adalah kasih!

Anda mungkin juga menyukai