Anda di halaman 1dari 2

PRINSIP ORANG DUNIA : MEMANDANG MUKA

Saudara-saudaraku, sebagai orang yang beriman kepada Yesus Kristus, Tuhan kita yang mulia,
janganlah iman itu kamu amalkan dengan memandang muka. (Yakobus 2:1)

Ada kalimat bijak yang mengatakan Dont judge a book by its cover! Begitulah kata mereka
yang menganggap bahwa isi buku itu jauh lebih penting daripada kulit luarnya. Namun kita pun
tidak bias memungkiri bahwa kulit luar buku (cover) juga memiliki pengaruh yang sangat kuat
terhadap orang yang melihatnya, sebab sebelum kita mengetahui isi dari sebuah buku, maka
cover-lah yang pertama kali menarik minat dan perhatian kita sehingga kita ingin membeli dan
memiliki buku tersebut.

Sudah menjadi sifat manusia bahwa mereka suka menilai sesamanya berdasarkan apa yang
terlihat secara kasat mata. Contoh nyata: ketika kita bertemu dengan orang-orang yang baru,
misalnya relasi bisnis, kesan pertama yang muncul dalam benak kita adalah penampilan luar
orang yang kita temui tersebut. Yang menjadi pusat perhatian kita adalah kerapiannya dalam
berpakian, perawakan atau bentuk tubuhnya, kebersihannya, bahkan ketampanan atau
kecantikannya, kemudian barulah kita menilai sikap dan kualitas orang tersebut. Jujur kita akui
seringkali kita mengomentari orang lain karena penampilan fisiknya. Inilah yang menjadi prinsip
orang-orang dunia dalam menilai seseorang, .manusia melihat apa yang di depan mata, (1
Samuel 16:7).

Itulah sebabnya salon-salon kecantikan, kursus-kursus kepribadian, dan juga pusat-pusat


kebugaran diserbu oleh banyak orang. Mereka berlomba-lomba menjaga penampilannya agar
tetap menarik, fresh dan semakin percaya diri karena hal itu adalah nilai plus di mata dunia.
Mulai dari cara berpakaian saja orang sudah memikirkannya begitu rupa; pakaian yang mereka
kenakan bukan sekedar tampak bersih dan rapi, tapi mereka berpikir bagaimana agar seluruh
tatanan luar yang mereka tampilkan itu bersinergi, berkesesuaian dan berpadu indah, sebab
pakian yang kita kenakan acapkali memiliki efek langsung pada penilaian orang lain terhadap
kita; dan demi menjaga penampilan luarnya pula seseorang tidak segan-segan mengeluarkan
banyak uang untuk pergi ke salon melakukan perawatan tubuh, wajah, rambut dan sebagainya.

Menjaga penampilan luar itu sah-sah saja, baik dan berguna bagi tubuh jasmani kita, tapi
jangan sampai hal itu menjadi focus utama kita!

Tetapi, jikalau kamu memandang muka, kamu berbuat dosa, dan oleh hukum itu menjadi nyata,
bahwa kamu melakukan pelanggaran. (Yakobus 2:9).

Dunia di mana kita hidup adalah dunia yang memiliki kecenderungan untuk menilai seseorang
dengan memandang muka, warna kulit atau melihat fisik, padahal Alkitab menyatakan:
Kemolekan adalah bohong dan kecantikan adalah sia-sia, (Amsal 31:30), dan "Janganlah
pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, (1 Samuel 16:7). Bukan hanya itu, dunia
seringkali menilai seseorang dari status sosialnya, pangkat dan harta kekayaan yang dimilikinya,
sehingga Kekayaan menambah banyak sahabat, tetapi orang miskin ditinggalkan sahabatnya.
(Amsal 19:4). Perihal penampilan luar seseorang, seorang filsuf pernah mengatakan Penampilan
fisik hanyalah sekilas dari apa yang sebenarnya tidak terlihat.

Menilai dan membedakan orang lain dengan memandang muka, warna kulit dan status social
ternyata bukan hanya dilakukan oleh orang-orang di zaman sekarang ini, tapi orang Kristen di era
Yakobus pun melakukan hal yang sama. Mereka memperlakukan orang-orang yang kaya secara
khusus dan istimewa, sebaliknya mereka memandang rendah dan hina jemaat yang miskin. Ini
dipandang Yakobus sebagai tindakan jahat: bukankah kamu telah membuat pembedaan di
dalam hatimu dan bertindak sebagai hakim dengan pikiran yang jahat? (Yakobus 2:4), padahal
Tuhan sendiri tidak pernah membeda-bedakan umat-Nya. Di hadapan Tuhan semua manusia
sama dan sederajat. Siapa mengolok-olok orang miskin menghina Penciptanya; (Amsal 17:5),
artinya siapa bertindak semena-mena terhadap orang miskin berarti melakukan tindakan
bertentangan dengan firman Tuhan, sebab Tuhan justru mengasihi dan memperhatikan orang-
orang yang dipandang lemah, hina dan miskin di pemandangan manusia.

Banyak orang Kristen; jemaat biasa, bahkan pendeta atau gembala sidang yang
memperlakukan saudara seiman dengan memandang muka. Yang kaya dan berpangkat begitu
dihormati dan diperlakukan secara khusus di gereja, sehingga banyak orang menjadi kecewa.

Jika kita memandang muka berarti kita tidak hidup dalam kasih, padahal dasar hidup Kristiani
adalah kasih!

Amin.

Tuhan Yesus Memberkati.

Anda mungkin juga menyukai