Materi 5
Materi 5
di dunia ini harus diarahkan kepada manusia sebagai pusat dan puncaknya.
Apakah manusia itu? Di masa silam dan sekarang pun ia mengemukakan
banyak pandangan tentang dirinya, pendapat-pendapat yang beraneka pun
juga bertentangan: seringkali ia menyanjung-nyanjung dirinya sebagai tolok
ukur yang mutlak, atau merendahkan diri hingga putus asa, maka ia serba
bimbang dan gelisah.
Adapun Kitab Suci mengajarkan bahwa manusia diciptakan “menurut gambar
Allah”; ia mampu mengenal dan mengasihi Penciptanya. Oleh Allah manusia
ditetapkan sebagai tuan atas semua makhluk di dunia ini, untuk
menguasainya dan menggunakannya sambil meluhurkan Allah. “Apakah
manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Namun Engkau telah membuatnya
hampir sama seperti Allah, dan memahkotainya dengan kemuliaan dan
hormat. Engkau menjadikannya berkuasa atas buatan tangan-Mu; segala-
galanya telah Kau letakkan di bawah kakinya” (Mzm 8:5-7). Dan Tuhan
menciptakan manusia tidak seorang diri, Ia memberikan penolong yang
sepadan dengan dia. Dan Tuhan melihat semua itu sungguh amat baik.
Keluhuran martabat manusia ini perlu dihargai oleh diri manusia sendiri.
Penghargaan ini bukan hanya oleh orang lain terhadap diri kita tetapi juga
oleh diri kita sendiri. Di dalam kehidupan sehari-hari, ketika seseorang
menerima kita apa adanya, kita merasa bahagia. Kita bahagia sebab kita
semua memang ingin diterima dan dihargai. Kita akan menjadi kecewa
apabila ada orang yang merendahkan diri kita dan menganggap kita seolah-
olah tak berharga atau bahkan tak ada. Sikap menerima diri sendiri dan orang
lain sebagaimana adanya merupakan sikap menghormati martabat luhur
manusia. Namun demikian, kenyataannya masih ada orang yang kurang
peduli terhadap nilai luhur hidup manusia, dengan melakukan suatu tindakan
yang menunjukkan perendahan terhadap martabat hidup manusia.