Ruang Kolaborasi
1. Bagaimana pemikiran KHD dapat dikontekstualkan sesuaikan dengan
nilai-nilai luhur kearifan budaya daerah asal yang relevan menjadi
penguatan karakter murid sebagai individu sekaligus sebagai anggota
masyarakat pada konteks lokal sosial budaya di daerah Anda?
Pendidikan adalah suatu proses yang tidak diam. Pendidikan harus terus berubah
dan berkembang sesuai dengan kondisi zaman dan kondisi peserta didik.
Pendidikan tersebut hendaknya menghasilkan pribadi-pribadi yang lebih
manusiawi, berguna dan berpengaruh di masyarakatnya, yang bertanggungjawab
atas hidup sendiri dan orang lain, yang berwatak luhur dan berkeahlian.
KHD menjelaskan bahwa tujuan pendidikan yaitu menuntun segala kodrat yang
ada pada anak-anak, dalam proses “menuntun”, anak diberi kebebasan namun
pendidik sebagai ‘pamong’ dalam memberi tuntunan dan arahan agar anak tidak
kehilangan arah dan membahayakan dirinya. Seorang ‘pamong’ dapat
memberikan ‘tuntunan’ agar anak dapat menemukan kemerdekaannya dalam
belajar, dengan prinsip serta pandangan hidup menjadi manusia “Ing ngarsa sung
tuladha (di depan memberi teladan), Ing madya mangun karsa (di tengah
memberi kesempatan untuk berkarya), Tut wuri handayani (dari belakang
memberi dorongn dan arahan)”, merupakan jiwa Pendidikan Nasional yang
dapat diterapkan di kelas-kelas sebagai sistem pendidikan dengan ruang lingkup
yang kecil.
· Religius
· Nasionalis
· Sederhana dan;
Seperti penjelasan sebelumnya, bahwa ‘kekuatan kodrat yang ada pada anak-
anak itu’ tiada lain ialah segala kekuatan yang ada dalam hidupbatin dan hidup
lahir dari anak-anak itu karena kekuasaan kodrat. Kitakaum pendidik hanya
dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan-keuatan itu agar dapat
memperbaiki lakunya(bukan dasarnya),
Kekuatan pemikiran KHD yang menebalkan laku murid di kelas atau sekolah
Anda sesuai dengan konteks lokal sosial buday
1. Nilai moral
2. Nilai estetika
3. Nikai Budaya
4. Nilai Pendidikan
5. Nilai kebhinekaan