DISUSUN OLEH:
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
iii
iv
KATA PENGANTAR
v
15. Dan tak terkecuali, sesama pekerja praktek magang yang sama-sama telah
melalui tugas dan memberikan bantuan selama di Swiss Belhotel Maleosan
Manado.
Sebagai harapan penulis laporan, semua bantuan yang telah diberikan untuk
membuat karya ini dihargai dan disebutkan pada masa mendatang. Semoga semua
isi laporan ini menjadi berguna bagi banyak orang yang berkepentingan dengan
tugas yang dijalankan.
Penulis
vi
DAFTAR ISI
vii
4.1 Kesimpulan ........................................................................................... 30
4.2 Saran ...................................................................................................... 31
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 34
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
1
Semua tujuan masing-masing pekerja praktek bisa dicapai dengan kegiatan kerja
praktek.
Kegiatan kerja praktek adalah waktu pencarian pengalaman kerja yang
ditawarkan oleh sebuah instansi pada batas waktu tertentu. Biasaya, kerja praktek
terdiri atas pertukaran pelayanan untuk pengalaman antara pekerja magang dan
organisasi terkait. Kerja praktek biasanya menentukan ketertarikan di bidangnya
setelah pengalaman nyata dialami seorang pekerja praktek. Selain itu, kerja praktek
biasanya dilakukan untuk membuat jaringan profesional yang bisa membantu
rekomendasi atau kesempatan pekerjaan di masa depan. Kerja praktek disamakan
dengan kerja profesional dalam beberapa aspek tertentu, tapi tidak seperti pelajar
dalam bidang profesi, dagang atau kerja nonformal. Kurangnya standarisasi umum
dan pengawasan dalam pelaksanaan kebijakan yang berlaku membuat kata “kerja
praktek” bisa didefinisikan secara luas dari masing-masing instansi. Pekerja praktek
bisa berupa murid SMA/SMK, mahasiswa, atau lulusan yang sudah dewasa dan
mengincar karir. Posisi ini bisa saja dibayar penuh hingga dianggap gratis oleh
instansi penyedia praktek dengan tujuan lain, namun pastinya bersifat sementara
dalam jangka waktu yang telah disetujui antara pekerja praktek dengan instansi
yang melakukan sebuah persetujuan bersama. Pekerja praktek bisa dibayar penuh
dengan mata uang yang berlaku, dibayar sebagian dalam bentuk insentif berupa tip
dan akomodasi khusus pekerja, atau hanya diberikan rekomendasi dan nilai setelah
kerja praktek selesai. Pekerja praktek bisa berupa paruh waktu atau satu shift penuh
dan biasanya fleksibel dalam jadwal pelaksanaan, namun ada juga yang memiliki
jadwal yang paten hingga akhir masa tugasnya. Biasanya kerja praktek dilakukan
antara 1 bulan hingga 4 bulan, namun bisa lebih singkat atau lebih lama tergantung
kebijakan organisasi/instansi yang terkait. Meniru cara kerja pekerja tetap bisa juga
dilakukan pekerja praktek, bahkan direkomendasikan jika menguntungkan kedua
belah pihak. Dengan macam ini, sebagian pekerja praktek bisa melakukan tugas
yang diberikan oleh instansi pendidikan masing-masing. Perusahaan organisasi
yang terkait bisa menerima masukan untuk perkembangan atau pekerja praktek bisa
memilih topik dalam lingkup kerja yang telah menjadi pengalamannya. Hasil tugas
dari pekerja praktek akan dimasukkan dalam sebuah laporan yang akan ditunjukkan
kepada instansi pendidikan yang akan menilai kinerja masing-masing siswa atau
2
mahasiswa, serta menjadi acuan rekomendasi kelayakan kerja bagi pekerja praktek
yang megincar karir di bidangnya.
Aspek kerja praktek dalam pariwisata dimana pengalaman yang didapatkan
dari organisasi/instansi yang melibatkan pelayanan jasa sebagai produk utama
dengan barang yang akan didagangkan sebagai pemasukan tambahan. Hal ini
menjadi salah satu unsur dalam pembuatan laporan kerja praktek ini. Dalam isi
laporan ini, subjek utama dalam kegiatan kerja praktek ini adalah produk jasa
layanan seperti pada hotel sebagai lokasinya. Pembuatan laporan ini bisa dilakukan
setelah kerja praktek di hotel, dalam hal ini Swiss Belhotel Maleosan Manado
selesai dilaksanakan. Lokasi Swiss Belhotel Maleosan Manado ini
direkomendasikan setelah staf HRD menerima surat permohonan kerja praktek dari
penulis laporan ini. Setelah penerimaan permohonan kerja praktek dari penulis
kepada staf HRD yang sedang bertugas, maka wawancara dilakukan bersama-sama
dengan para calon pekerja praktek lainnya yang berasal dari berbagai latar belakang
pendidikan tingkat SMA/SMK dan kejuruan terkait karir serta yang berasal dari
universitas lain yang berkaitan baik dengan perhotelan maupun pariwisata. Dari
hasil wawancara dengan staf HRD, maka rekomendasi yang diberikan kepada
penulis laporan ini adalah Housekeeping dan F&B Service karena kebutuhan tugas
fisik yang diperlukan hotel pada kedua departemen bisa dipenuhi dengan pekerja
praktek yang berperan sebagai bantuan kepada pekerja dan staf dari masing-masing
departemen tersebut dalam kurun waktu yang telah ditentukan dari masing-masing
instansi pendidikan asal para pekerja praktek termasuk penulis laporan ini. Maka
untuk menyelesaikan laporan ini, diperlukan pengalaman kerja praktek yang telah
dilaksanakan serta penilaian dari para staf dan pekerja yang berperan sebagai
pengawas dan pembimbing selama berada di Swiss Belhotel Maleosan Manado.
Atas dasar penjelasan sebelumnya, penulis ingin mengetahui bagaimana kerja
praktek bisa bermanfaat bagi kelangsungan hotel serta menjadi bukti tugas kerja
praktek yang diberikan oleh Fakultas Pariwisata Universitas Katolik De La Salle
Manado, maka dari itu penulis membuat laporan ini dengan judul “LAPORAN
KERJA PRAKTEK HOUSEKEEPING DAN F&B SERVICE SWISS
BELHOTEL MALEOSAN MANADO”
3
1.2 Tujuan Kerja Praktek
Sesuai dengan latar belakang yang telah dipaparkan oleh penulis, maka terdapat
tujuan kerja praktek dibagi menjadi dua, yaitu:
1.2.1 Tujuan Umum
Tujuan utama kegiatan kerja praktek di Swiss Belhotel Maleosan
Manado adalah memenuhi syarat dari Unika De La Salle Manado dengan simulasi
kondisi kerja nyata dalam lingkungan yang dipilih dengan persetujuan kedua belah
pihak dalam keterlibatan mahasiswa penulis laporan ini dalam melihat dasar
operasi berdasarkan kebijakan yang berlaku di masing-masing departemen di mana
pekerja magang bekerja menyediakan bukti penelitian. Selain itu, untuk memenuhi
syarat kelulusan untuk pembuatan skripsi.
4
yang disarankan staf HRD yang bertugas sebagai pengawas pekerja praktek di
lokasi.
5
tempat kerja. Tidak ada eksperimen yang dilakukan dan tidak ada variabel yang
dimanipulasi. Pengamatan dilakukan tanpa mengganggu, mempengaruhi atau
mengubah lingkungan atau partisipan dengan cara apapun. Pengamat hanya
menggunakan semua indra mereka untuk mengamati peserta baik dalam
pengaturan alami atau situasi yang terjadi secara alami.
Peneliti juga harus menentukan metode pengambilan sampel dan kapan harus
merekam data. Menurut Widoyoko (2014), observasi merupakan pengamatan
dan pencatatan secara sistematis pada unsur-unsur yang tampak dalam suatu
gejala di objek penelitian. Sedangkan menurut Sugiyono (2018), observasi
merupakan suatu proses rumit yang tersusun dari berbagai proses biologis dan
psikologis. Akhirnya, pengambilan sampel seketika menentukan, terlebih
dahulu, waktu (contoh) tertentu ketika pengamatan akan dilakukan. Walaupun
beberapa kesempatan pelaksanaan metode observasi dilakukan di luar waktu
yang telah ditentukan karena pertentangan kebijakan dari masing-masing
departemen yang terlibat dalam penulisan, laporan ini harus dilakukan demi
memenuhi tujuan kerja praktek penulis.
2. Wawancara
Wawancara dapat didefinisikan sebagai teknik penelitian kualitatif yang
melibatkan melakukan wawancara individu intensif dengan sejumlah kecil
responden untuk mengeksplorasi perspektif mereka tentang ide, program atau
situasi tertentu. Keuntungan dari wawancara termasuk kemungkinan
mengumpulkan informasi rinci tentang pertanyaan penelitian. Selain itu, dalam
jenis pengumpulan data primer ini peneliti memiliki kontrol langsung atas aliran
proses dan orang tersebut memiliki kesempatan untuk mengklarifikasi isu-isu
tertentu selama proses tersebut jika diperlukan. Kerugian, di sisi lain, termasuk
persyaratan waktu yang lebih lama dan kesulitan yang terkait dengan
pengaturan waktu yang tepat dengan anggota kelompok sampel perspektif
untuk melakukan wawancara yang bersifat resmi dan terkesan kaku dalam
pelaksanaannya ketika masih berada dalam situasi kerja praktek yang sedang
berlangsung. Menurut Esterberg (2002), wawancara adalah pertemuan yang
dilakukan dua orang untuk bertukar informasi maupun ide dengan cara Tanya
jawab sehingga dapat disimpulkan menjadi makna topik tertentu.
6
Ada resiko bias orang yang diwawancarai selama proses pengumpulan data
primer dan ini akan sangat membahayakan validitas laporan. Beberapa bias
narasumber dapat dihindari dengan memastikan bahwa pewawancara tidak
bereaksi berlebihan terhadap tanggapan orang yang diwawancarai. Langkah-
langkah lain yang dapat diambil untuk membantu menghindari atau mengurangi
bias narasumber termasuk meminta pewawancara berpakaian tidak mencolok
dan sesuai untuk lingkungan dan mengadakan wawancara dalam pengaturan
pribadi. Namun dalam hal ini, metode tersebut tidak menjadi bentuk
pengumpulan data primer diakibatkan pelaksanaan sebuah interaksi dari
wawancara yang dilakukan penulis dan pekerja/staf hotel bersifat kasual dan
tidak disarankan untuk menjadi bahan acuan utama dalam penulisan laporan,
bahkan tidak disarankan untuk dituliskan pada laporan kerja praktek ini atas
dasar konten wawancara yang memiliki bias. Walaupun begitu, peran dari
metode wawancara dalam penulisan laporan ini adalah sebagai bantuan bagi
metode kerja praktek lainnya yang lebih melibatkan gerak fisik seperti
keterlibatan kerja dan observasi dengan memudahkan kinerja penulis bagi
kelangsungan kerja praktek di lokasi dalam hal ini Swiss Belhotel Maleosan
Manado.
3. Keterlibatan Kerja
Keterlibatan kerja mengacu pada tingkat psikologis dan emosional dimana
seseorang berpartisipasi dalam pekerjaannya, profesinya, dan perusahaannya.
Datang untuk bekerja tepat waktu adalah setengah dari bentuk keterlibatan
kerja. Para pekerja dengan performa tinggi terlibat dalam pekerjaan mereka dan
memiliki keterlibatan kerja yang tinggi. Ada beberapa penelitian yang secara
langsung mengkorelasikan keterlibatan kerja yang tinggi dengan kepuasan kerja
dan bagaimana hal itu membuat perbedaan dalam organisasi. Ketika datang ke
tempat kerja praktek, pekerja praktek akan dihitung sebagai tenaga kerja
tambahan untuk organisasi, dan memberikan dorongan moral bagi karyawan
yang bekerja untuk wajah baru yang terlihat. Adanya pekerja magang di tempat
kerja mengurangi masalah yang tidak perlu yang dihadapi karyawan dengan
mengerahkan pekerja magang untuk membantu memecahkan masalah sepele,
yang meningkatkan efektivitas dan efisiensi operasi organisasi dalam shift
7
harian. Menurut Robbins dan Coulter (2018), keterlibatan kerja adalah tingkat
identifikasi psikologis karyawan dengan secara aktif berpartisipasi dalam
pekerjaannya dengan tujuan menekankan pentingnya pekerjaan demi kebaikan
pekerja.
Sebagai kontributor yang efektif di tempat kerja, dalam beberapa hal pekerja
praktek memiliki masukan dalam keputusan yang dibuat selama operasi setiap
hari. Meskipun pemberi kerja tidak akan mengharapkan pekerja praktek bekerja
dengan kapasitas penuh seperti staf yang berpengalaman, mereka akan
mengawasi keterampilan yang diperoleh melalui studi dan laporan nilai yang
diberikan pada akhir periode masa tugas. Mayoritas pekerja praktek akan
melakukan berbagai tugas pendukung dalam peran yang bersifat trivial. Tugas
khusus pekerja praktek akan sangat bervariasi tergantung pada pemberi kerja,
industri, dan jenis kerja. Tidak seperti pekerjaan konvensional, pekerja praktek
memiliki penekanan pada pelatihan dan pencarian kesalahan dalam kerjanya,
daripada implementasi pekerjaan itu sendiri. Tapi kondisi ini adalah
kesempatan besar bagi pekerja praktek untuk mempelajari bagaimana hotel
beroperasi, bahkan jika hanya melakukan kegiatan dasar (dan mungkin
berkesan biasa).
8
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
Dengan portofolio yang berkembang lebih dari 135 hotel, resor dan proyek,
Swiss Belhotel International mengelola properti di Cina, Vietnam, Filipina,
Malaysia, Indonesia, Bahrain, Irak, Kuwait, Oman, Qatar, Arab Saudi, Uni Emirat
Arab, Australia, Baru Selandia, Bulgaria, Turki, Georgia. Selain Group Corporate
Head Office di Hong Kong, operasi Swiss Belhotel International di seluruh dunia
didukung oleh Regional Operations and Development Offices di Cina, Vietnam,
Indonesia, Yunani, Australia, Selandia Baru, dan Uni Emirat Arab.
Grup ini berkomitmen kuat untuk secara progresif dan substansial
meningkatkan portofolio propertinya dan mempertahankan merek yang diakui
secara global melalui kehadiran pasar yang kuat dan jaringan penjualan dan
9
pemasaran yang luas. Berdasarkan kutipan yang diambil dari Reka Simulasi
Aktivitas Kerja Praktek di Departemen Kitchen (Dimsum) Swiss Belhotel Harbour
Bay Batam terbitan Universitas Internasional Batam, tahun 2018, bahwa misi Swiss
Bellhotel International adalah untuk memimpin dalam hal kompetisi hotel melalui
fasilitas berstandar internasional yang efisien, pelayanan yang teliti serta
kenyamanan dan keamanan layaknya rumah kedua, serta menawarkan gabungan
manajemen Swiss dan keramahtamahan Asia. Sedangkan visinya adalah memimpin
grup manajemen hotel internasional serta reputasi kehebatan pelayanan yang
mendunia. Saat ini, Swiss Belhotel International membawa 16 merek antara lain:
1. Grand Swiss Belhotel (hotel bintang 5)
2. Grand Swiss Belresort (resor bintang 5)
3. Maua (resor bintang 5 dengan fitur budaya lokal New Zealand)
4. Bohemia Collection (hotel bintang 5 dengan menekankan pada gaya hidup
mewah dan sifat kepuasan indivudualis diutamakan)
5. Swiss Belhotel (hotel bintang 4)
6. Swiss Belresort (resor bintang 4)
7. Swiss Belsuites (hotel bintang 4 dengan fitur kamar yang lebih luas seperti
layaknya sebuah Suite Room)
8. Swiss Belrecidences (layanan apartemen)
9. Swiss Belvillas (vila berskala sedang)
10. Swiss Belboutique (hotel butik)
11. Swiss Belinn (hotel bintang 3)
12. Swiss Belcourt (tempat tinggal murah)
13. Swiss Belexpress (tempat tinggal murah dengan tambahan terbaru)
14. Zest Hotel Plus (botel butik murah)
15. Zest Hotel (hotel murah modern)
16. Zest Hotel OK (alternatif modern tempat tinggal tradisional)
Setiap merek menawarkan tingkat kecanggihan yang unik dalam
fasilitasnya tetapi memastikan untuk secara konsisten memberikan layanan yang
benar-benar asli dan bersemangat. Dengan moto Grup “Berkomitmen untuk
Keunggulan dalam Layanan dan Manajemen”, tujuan akhir Swiss Belhotel
International adalah membangun kemitraan dengan pemilik properti sehingga
10
tujuan dan sasaran mereka tercapai dan keberhasilan serta pertumbuhan operasi dan
Swiss Belhotel International dapat dipastikan. Perpaduan unik dari profesionalisme
keramahtamahan Swiss dan semangat serta layanan Asia yang sungguh-sungguh
membedakan Swiss Belhotel International dari perusahaan manajemen hotel
lainnya dari yang sudah disebutkn sebelumnya. Setiap properti Grup dengan bangga
membawa ciri khas Swiss Belhotel International, kombinasi unik dari kualitas,
lokasi yang nyaman, dan dedikasi untuk memberikan nilai yang sangat baik bagi
pelancong bisnis maupun rekreasi. Komitmen ini diabadikan dalam filosofi
"Semangat dan Profesionalisme" Swiss Belhotel International. Penghargaan paling
berharga bagi Swiss Belhotel International adalah tamu kembali untuk menginap,
sebagai pujian tertinggi bagi staf, manajemen, dan Grup ini secara keseluruhan.
Salah satu hotel milik perusahaan Swiss Belhotel International adalah Swiss
Belhotel yang terletak di kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara di Indonesia yang
menjadi lokasi tempat kerja praktek penulis laporan ini dilaksanakan.
11
pembukaan. Dengan hotel ini, Kota Manado memperoleh layanan baru berbasis
akomodasi untuk pendapatan kota tahunan dari aspek pariwisata. Hotel ini memiliki
170 kamar yang terletak pada 10 dari 12 lantai dengan berbagai ukuran yang bisa
ditawarkan pada calon tamu yang akan menginap. Hotel ini dimiliki oleh 5
pemangku kepentingan dalam satu perusahaan, yaitu:
1. Bpk. Harry Pirono
2. Bpk. Bobby Pirono
3. Bpk. Susanto Pirono
4. Bpk. Ir. Arnoldus Thadeus
5. Bpk. Rudi Maswi
12
7. Superior Room dengan luas 30m2 yang terdiri dari 69 unit tanpa fitur khusus
dengan 2 queen size bed pada masing-masing kamar.
13
BAB III
PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK
14
3.2 Deskripsi Front Office Department
F&B Service dalam konteks perhotelan adalah departemen hotel yang
mengurus jenis pelayanan makanan dan minuman kepada para tamu di lokasi
makan seperti restoran maupun jasa layanan kamar membawa pesanan. F&B
Service bertanggung jawab untuk menyediakan tempat hingga mengurus semua
pelayanan yang berhubungan dengan makanan dan minuman yang mengutamakan
kepuasan dari tamu konsumen dari inovasi menu yang menarik serta bentuk aksi
pemuasan. Menurut Soekresno dan Pendit (1996), F&B Service adalah bentuk
pelayanan usaha kebutuhan makanan dan minuman pada system operasi hotel.
Sementara menurut Arief (2005), F&B Service adalah pelayanan yang mengelola,
memproduksi, serta menyajikan makanan dan minuman yang merupakan
kebutuhan hotel yang mencakup kamar, restoran hotel, hingga makanan pekerja dan
staf hotel.
15
perjamuan di acara-acara yang ramai. Kegiatan ini sebagian besar dilakukan pada
shift pagi antara jam 7 pagi hingga jam 3 sore.
Implementasi di tempat kerja sebagai pekerja praktek adalah melaksanakan
tugas, pelaksanaan, atau praktik dari suatu rencana, metode, atau desain, ide, model,
spesifikasi, standar atau kebijakan untuk melakukan sesuatu selama kerja praktek
berlangsung. Dengan demikian, implementasi adalah tindakan yang harus
mengikuti pemikiran awal agar sesuatu benar-benar terjadi. Implementasi apa pun
untuk pekerja praktek yang sebagian besar menangani tugas-tugas kasar untuk
menempatkan karyawan dan staf pada tugas fokus mereka, biasanya
mempertimbangkan supervisor yang bertanggung jawab untuk pengamatan shift
harian di mana pekerja praktek akan ditugaskan berdasarkan keputusan rasional dan
emosional. Di departemen hotel tertentu, sebagian besar pekerja praktek akan
ditempatkan segera jika kebutuhan tenaga kerja staf dan petugas yang aktif tidak
memenuhi kapasitas efektifitas dan efisiensi yang bisa berubah-ubah sekejap
waktu.
Agar proses implementasi berhasil, banyak tugas antara departemen yang
berbeda perlu diselesaikan secara berurutan berdasarkan kebijakan yang diterapkan
pada saat itu. Hotel ini secara khusus berusaha untuk menggunakan metodologi
yang telah terbukti dan meminta bantuan profesional untuk memandu pekerja
praktek melalui penerapan sistem, tetapi kegagalan banyak proses implementasi
sering kali berasal dari kurangnya perencanaan yang akurat pada tahap awal proyek
setelah pengarahan karena sumber daya yang tidak memadai. atau masalah tak
terduga yang muncul, seperti kecelakaan dan kesalahpahaman sepele yang dapat
menunda operasi sehari-hari atau bahkan membuat masalah lebih melelahkan
daripada yang sudah ada.
16
ruangan) dengan dukungan magang menyiapkan peralatan dan perlengkapan,
memastikan untuk tetap memeriksa keselamatan sambil mempertahankan
efektivitas dan efisiensi untuk kinerja maksimum dalam operasi sehari-hari.
Adapun tahapan operasional terkait produk utama hotel yaitu 170 kamar dengan
ukuran berbeda (per 3 Oktober 2018 untuk jumlah kamar), sebagai berikut:
1. Mengecek laporan status kamar untuk memutuskan tempat mana yang menjadi
prioritas utama untuk dibersihkan (kebanyakan kamar dengan status “Vacant
Dirty”) pada daftar kamar, dan juga meminimalkan masalah yang tidak terduga
nantinya saat bekerja. Rata-rata, setiap staf HK ditugaskan untuk bekerja di
kamar tugas pelaksanaan prosedur standar HK tanpa menghitung serta harus
terlibat di kamar yang memiliki status “Vacant Clean”.
2. Mengunjungi ruang pertama yang diatur dengan persetujuan dari staf yang
ditugaskan untuk magang dan menerapkan urutan seperti menekan tombol bel,
sambil menginformasikan departemen mana staf berasal untuk memberi tahu
tugas apa yang harus dilakukan oleh tamu lain (mereka yang bisa lewat melalui
lorong-lorong aula dan meminta berbagai tuntutan tentang kamar mereka
sendiri). Urutan pencet bel dan kata “Housekeeping” ini kebanyakan diulang
sebanyak 3 kali dengan jeda antara 10 sampai 25 detik (kecuali ruangan dengan
status “Vacant Dirty”, hanya sekali untuk efisiensi waktu namun dilakukan jika
tamu masih berada di dalam kamar). Setelah diberi izin oleh tamu kamar status
“Occupied Dirty” untuk masuk, operasi kamar diatur secara berurutan.
3. Membuka tirai di kamar saat ini untuk membiarkan sinar matahari menyinari
ruangan. Cara ini biasanya dilakukan pada shift pagi. Implementasi ini juga
digunakan untuk meningkatkan pemeriksaan kebersihan di dekat jendela untuk
keperluan pembersihan dan pencarian debu yang masuk ke dalam ruangan.
Pastikan kamar dengan status “Vacant Dirty” tidak ada barang berharga yang
ditinggalkan oleh tamu. Tetapi jika ada, letakkan di tempat Hilang dan
Ditemukan (Lost&Found) untuk berjaga-jaga.
4. Membersihkan tempat sampah dan material sampah di kamar dan kamar mandi
serta memastikan tidak ada kotoran yang tersisa sebelum kembali ke lokasi
masing-masing tempat sampah tersebut diambil. Dan pastikan tidak ada debu
di dalam ruangan dengan prosedur yang disebut “dusting”.
17
5. Kemudian, dimulailah prosedur persiapan tempat tidur, sebagai berikut secara
berurutan:
Singkirkan sprei kotor dari tempat tidur.
Lihat bantalan kasur/pelindung kasur untuk melihat apakah ada noda, sobek
atau rusak. Jika tidak diluruskan dan pastikan kasur dan pegas kotak rata.
Selalu sesuaikan matras tempat tidur untuk menghindari cedera sebagai
bagian dari pelaksanaan.
Jika alas kasur ternoda, lepaskan.
Alas kasur yang bersih dan letakkan di atas kasur.
Letakkan pembalut baru di tempat tidur.
Buka lipatan selimut dengan sisi kanan ke atas dan sebarkan secara merata
di tengah tempat tidur.
Hilangkan kerutan dan pastikan untuk menggunakan alas kasur, pelindung
kasur, dan seprai dengan ukuran yang benar.
Jangan gunakan seprai yang bernoda atau sobek. Segera masukkan ke dalam
tas linen kotor, untuk menghindari keluhan tamu yang tidak diinginkan.
Ambil sprei bersih dan sarung bantal/selimut sesuai ukuran tempat tidur.
6. Setelah menyiapkan tempat tidur, ada langkah-langkah untuk memastikan
tempat tidur sudah siap berdasarkan prosedur hotel:
Tarik tempat tidur sedikit menjauh dari kepala tempat tidur untuk
menciptakan ruang agar pekerjaan lebih mudah.
Sebarkan sprei pertama dan selipkan sisi bawah tempat tidur kecuali
keempat sudutnya.
Ambil ujung sprei yang longgar, kira-kira satu kaki dari sudut kepala tempat
tidur dan tarik lurus keluar, hingga lipatannya mengembang. Tarik tutupnya
hingga rata.
Selipkan di bagian sudut yang bebas.
Tarik penutup ke arah anda dan turun ke sisi tempat tidur. Selipkan
penutupnya.
Pindah ke sudut di kaki tempat tidur di sisi tempat tidur yang sama dan
ulangi prosedurnya.
Sebarkan seprai kedua dengan sisi yang salah ke atas, dari tepi kasur.
18
Letakkan selimut lebih rendah dari sprei ke-2.
Sebarkan lembar ketiga di atas selimut.
Lipat lembar kedua di atas selimut dan lembar ketiga dan buat lipatan kira-
kira 15 sampai 20 cm.
Selipkan sprei di bawah kasur dengan erat.
Pergi ke arah kaki tempat tidur dan rapatkan sprei kedua, selimut, dan sprei
ketiga.
Tangani sudut tempat tidur.
Masukkan bantal ke dalam sarung bantal baru dan selipkan di ujung yang
longgar. Ulangi proses ini untuk bantal lainnya.
Letakkan bantal di atas tempat tidur dengan ujung yang terselip menghadap
ke tengah dan penutup yang terselip di sisi lain bantal.
Posisikan sprei di atas tempat tidur dengan jumlah yang sama tergantung di
kedua sisi dan kaki tempat tidur.
Laporkan ke supervisor jika noda terlihat atau robekan di sprei, jika perlu
untuk pemberitahuan lebih lanjut.
Ratakan seprai di atas bantal hingga ke kepala tempat tidur.
Selipkan sisa seprai di bawah tepi depan bantal.
Haluskan permukaan tempat tidur.
Periksa kerataan seprai di kedua sisinya. Hal ini dapat membantu untuk
menekan keluhan tamu hotel.
Dorong sandaran tempat tidur ke sisi kepala tempat tidur pada posisi yang
tepat tanpa merusak semua upaya yang sudah dilakukan sebelumnya.
Keempat sudut tempat tidur harus dipasang dengan benar. Sprei harus bebas
noda dan disetrika dengan benar. Tempat tidur harus kokoh dan nyaman
untuk digunakan tamu hotel.
Jarak bantal dari kepala tempat tidur ke lipatan tempat tidur kira-kira 45 cm.
Pastikan tempat tidur tidak terpengaruh oleh prosedur pembersihan
selanjutnya nanti, untuk berjaga-jaga jika terjadi kesalahan manusia.
7. Setelah semua urusan merapikan tempat tidur dilakukan dengan baik,
membersihkan kamar mandi untuk memastikan kamar siap untuk dijual.
Berikut langkah-langkahnya:
19
Kain lap bersih atau handuk tangan, spons, kain pembersih, sikat kaku dan
perlengkapan pembersih untuk berbagai kegunaan.
Beri ruang untuk pembersihan. Ini membuat pembersihan jauh lebih mudah.
Pindahkan perlengkapan mandi tamu bila perlu.
Letakkan kain cuci bersih atau handuk tangan di tempat itu dan simpan
perlengkapan mandi tamu di atasnya.
Pindahkan perlengkapan mandi tamu dengan waslap atau handuk.
Bersihkan lampu, rak handuk, dan perlengkapan kamar mandi lainnya.
Atur dengan rapi setelah pembersihan selesai.
Cuci asbak, keranjang sampah dan wastafel.
Gosok bagian dalam wastafel dan perlengkapan keran jika ditemukan noda
di dalamnya.
Gosok meja rias dan rak samping. Sesuaikan jumlah air yang digunakan
untuk membersihkan.
Cuci asbak dan keranjang sampah dengan spons, bilas di wastafel dan
keringkan dengan kain bersih.
Isi kotoran asbak di keranjang sampah yang akan diisi pada tempat sampah
troli.
Bilas spons dan pakaian pembersih seperlunya dan lepaskan sumbat
wastafel.
Semprotkan larutan pembersih pada bak cuci, sumbat, luapan dan saluran
pembuangan utama, perlengkapan dan meja rias.
Gunakan sikat kaku untuk membersihkan lubang luapan di wastafel karena
kotoran sering terkumpul di saluran pembuangan wastafel.
Menggunakan spons bersihkan semua permukaan.
Poles dengan kain kering untuk mencegah noda air kemudian lap kering
dengan handuk buang seluruh meja rias, rak samping dan bagian dalam
wastafel. Pastikan tidak ada tanda air, noda, atau sidik jari pada fitur chrome
atau penghitung setelah dibersihkan.
Debu di bawah meja rias, dan di dalam lemari meja rias, yang
menyembunyikan perangkap botol dan perlengkapan pipa.
20
Sapu dan pel di bawah meja rias. Meja rias harus bersih tanpa noda atau
bekas.
Bersihkan semua dudukan toilet, bak mandi atau pancuran berdasarkan tipe
kamar, tirai pancuran, lalu pel ubin dan lantai di dalam kamar mandi
Pastikan untuk mengambil semua peralatan pembersih sebelum
meninggalkan area kamar mandi untuk langkah pembersihan kamar
selanjutnya.
8. Gunakan pel untuk membersihkan lantai kamar. Prosedur ini biasanya diulang
dua kali dengan cara yang berbeda. Pertama, pel kering untuk membersihkan
sisa debu di lantai sebelum mengaplikasikan pel basah untuk memastikan
kebersihannya. Karena area kamar mandi sudah dipel, tidak perlu mengulangi
langkah-langkah tersebut untuk menjaga efisiensi waktu. Tidak boleh ada noda,
jejak kaki, atau kotoran yang tertinggal di lantai setelah dibersihkan. Pastikan
untuk tidak mengepel semua area sebelum penilaian kamar dan tirai ditutup,
tetapi setelah prosedur selesai, pel sampai ke pintu masuk dan tutup pintu untuk
membersihkan kamar berikutnya.
Berdasarkan pengalaman pribadi selama kerja praktek di departemen HK,
langkah-langkah ini dapat dilakukan dengan cepat antara di bawah 30 menit untuk
setiap kamar hingga 1 jam (status kamar dapat memengaruhi penggunaan waktu,
jumlah sampah dan noda di dalam ruangan, kesalahan yang tidak terduga seperti
material dan fasilitas tertentu untuk bekerja, penerapan yang berbeda dari setiap staf
HK tentang prosedur pembersihan kamar, aset hotel yang rusak, permintaan tamu
yang lewat, dan lokasi kamar di lantai yang berbeda) hingga satu jam untuk upaya
maksimal. Setiap staf HK memiliki troli untuk membawa berbagai kebutuhan dan
perbekalan untuk digunakan, sebagai berikut:
Peralatan pembersih seperti pel, kain lap, spons yang berbeda berdasarkan
permukaannya, sikat toilet, dan handuk bersih untuk membersihkan kamar
mandi.
Bahan kimia pembersih seperti Taski R1 untuk permukaan dan ubin kamar
mandi, Taski R2 untuk semua jenis lantai dan dinding, Taski R3 untuk
permukaan kaca, Taski R4 untuk permukaan kayu, dan Emerel R7 untuk
keperluan tugas pembersihan berat.
21
Penyegar udara dengan preferensi pribadi. Taski R5 adalah opsional.
Barang komplementer seperti air minum kemasan, sachet kopi dan teh, sachet
gula dan pemanis, serta sachet krimer.
Perlengkapan mandi seperti sikat gigi, pasta gigi, perlengkapan rias, tisu toilet,
sisir, sampo, sabun mandi, sabun tangan, kondisioner rambut, losion tubuh, tas
sanitasi, perlengkapan cukur, dan perlengkapan menjahit.
Bahan linen seperti sprei dan sarung bantal dengan berbagai ukuran, duvet
cover, handuk mandi dan jubah mandi, handuk muka, handuk tangan, dan bed
cover.
Sandal, pengaduk, pensil, halaman promosi, kartu komentar tamu, katalog
informasi, dan catatan tamu.
22
kebanyakan datang pada jam 3 sore dan memberikan bantuan lebih lanjut karena
shift pagi selesai pada jam 4 sore kecuali kamar masih belum dibersihkan. Sebagian
besar pekerja praktek HK mengikuti jadwal shift pagi untuk membantu staf HK
bahkan supervisor dalam tugas-tugas sepele karena pagi adalah waktu sebagian
besar tamu melakukan check-out dari hotel.
Untuk kegiatan pada departemen HK dalam satu shift berdasarkan
pengalaman pribadi yang didasarkan pada salah satu hari masa tugas kerja praktek
di hari Sabtu tanggal 8 September 2018, adalah sebagai berikut:
Staf dan pekerja praktek HK shift pagi harus hadir paling lama tepat jam 8 pagi
untuk penyampaian briefing tugas di hari tersebut. Sebelum briefing, penulis
laporan serta para pekerja praktek HK dan staf harus mengisi daftar hadir yang
diawasi oleh petugas jaga hotel yang mengawasi area jalur masuk staf hotel.
Untuk penulis laporan serta para pekerja praktek lainnya, daftar hadir biasanya
berbentuk pengisian nama lengkap serta jam datang sesuai dengan jam penjaga
serta tanda tangan. Sedangkan untuk staf hotel, hanya memerlukan fingerprint
pada alat sistem absensi hotel sebelum jam kerja dimulaai agar tidak terkena
potongan gaji untuk bisa masuk kerja. Biasanya briefing menjelaskan tentang
segala bentuk kegiatan pada hari sebelumnya serta evaluasi dari pengawas dan
keluhan tamu hotel selain pembagian tugas kamar dari para staf dan pekerja
praktek yang berperan sebagai tenaga bantuan penyelesaian kerja.
Setelah selesai briefing, para staf dan pekerja praktek mempersiapkan barang-
barang keperluan aktivitas kamar pada troli yang sudah tersedia pada setiap
lantai yang telah ditugaskan. Dalam hal ini, tujuannya adalah 16 kamar yang
terbagi pada lantai 10 serta lantai 15 yang menjadi teratas pada hotel.
Bersama dengan staf yang telah ditunjukkan pada hasil briefing, penulis laporan
harus mengambil barang-barang penting yang kurang jumlahnya pada HK
Office. Jika barang yang diperlukan tidak ada di tempat tersebut maka staf akan
menyuruh penulis laporan untuk mengambilnya di gudang (Storage) dengan
surat permintaan yang telah diberikan sebagai barang bukti kurangnya
keperluan yang tersedia.
Setelah semua keperluan untuk aktivitas kamar telah memenuhi syarat kriteria
daftar tugas kamar, maka penulis laporan dan staf HK akan menentukan
23
prioritas kamar yang harus segera dibersihkan. Prioritas kamar yang harus
segera dibersihkan kebanyakan adalah kamar yang berstatus “Occupied Dirty”
atas permintaan tamu yang bersifat mendesak lalu kamar yang berstatus
“Vacant Dirty” yang harus dibersihkan untuk membuat kamar-kamar berstatus
itu bisa dijual kepada para calon tamu yang akan menginap. Setelah kamar-
kamar dengan kedua status tersebut selesai ditentukan prioritasnya berdasarkan
lokasi asal mulai tugas, maka dengan isi troli yang sudah lengkap milik staf dan
penulis laporan segera menuju pada kamar pertama berdasarkan penentuan
sebelumnya yang sudah disepakati bersama.
Untuk kamar-kamar dengan status “Occupied Dirty” yang menjadi prioritas
utama pada lantai 10, kegiatan pembersihan terbatas antara pembersihan debu
kamar tamu, penggantian kain-kain pada tempat tidur tamu hotel seperti sprei
dan bungkus bantal serta handuk yang sudah tidak layak pakai, pembersihan
kamar mandi dan lantai kamar tamu, atau hanya penambahan barang
komplementer keperluan tamu yang dianggap kurang. Kegiatan ini berlangsung
kurang lebih selama 1 jam dari jam 08.30 hingga 09.30 karena terbatasnya
aktivitas pembersihan kamar tamu yang masih ditempati mempercepat
penyelesaian bagian yang memiliki beban tugas 7 kamar. Biasanya pada
tahapan ini, penulis laporan berperan dalam mengganti bungkus bantal dan
pembersihan debu pada lantai dengan vacuum cleaner serta penambah barang
komplementer. Pada beberapa kesempatan, ada barang-barang dari room
service tamu yang memilih untuk sarapan pagi di kamar yang telah digunakan
harus dibawa ke pantry yang terletak pada lokasi awal tugas, lift staf, untuk
selanjutnya akan diurus oleh pekerja praktek lain yang bekerja pada departemen
F&B Service.
Setelah semua kamar di lantai 10 dengan status “Occupied Dirty” berubah
menjadi “Occupied Clean”, maka penulis laporan dan staf pergi menuju ke
lantai 15 untuk melakukan “Spring Cleaning” pada Presidential Suite yang
berstatus “Vacant Dirty”. “Spring Cleaning” adalah metode pembershian kamar
hotel secara menyeluruh dengan mengutamakan kebersihan secara intensif
dengan memanfaatkan bahan kimia pembersih yang biasanya tidak digunakan
secara umum seperti Emerel R7 serta implementasi pembersihan kamar hingga
24
ke sisi atas kamar sesuai dengan prosedur standar internasional. Kegiatan ini
bisa berlangsung lama untuk satu kamar ini karena luasnya yang mencapai
100m2 yang memakan waktu hingga lebih dari 2 jam dari 09.40 hingga 12.00
dengan bantuan staf HK serta pekerja praktek tambahan yang ditugaskan
sebagai tenaga ekstra.
Setelah mengubah status Presidential Suite yang terletak pada lantai 15 dari
“Vacant Dirty” menjadi “Vacant Clean”, maka penulis laporan dan staf kembali
ke lantai 10 untuk memulai bagian beban tugas kamar dengan status “Vacant
Dirty” supaya bisa digunakan oleh calon tamu hotel. Dimulai dari kamar yang
paling jauh dari lokasi asal mulai kerja yaitu lift staf, standar operasi kamar
status “Vacant Dirty” yang telah dijelaskan di atas dilaksanakan pada 2 kamar
selama 1 jam dari 12.00 hingga 13.00 sebelum waktu istirahat yang telah
disepakati bersama antara penulis laporan dan staf. Waktu istirahat bagi staf HK
berlangsung diantara jam 11.00 hingga 14.00 dengan waktu paling lama satu
jam demi menyelesaikan tugas sesuai waktu shift pagi. Dalam hal ini, penulis
laporan dan staf petugas berisirahat dari 13.00 hingga 14.00.
Setelah istirahat selesai, maka sisa tugas kamar yang belum berubah status dari
“Vacant Dirty” harus diselesaikan oleh penulis laporan dan staf sesuai dengan
urutan kamar berdasarkan jauhnya letak sebuah kamar dari lokasi awal tugas.
Dari ke 6 kamar yang belum selesai perubahan statusnya, penulis laporan
membantu staf petugas HK di lantai 10 pada 4 kamar menjadi status “Vacant
Clean” dari 14.00 hingga 15.30 sebelum dipanggil oleh pekerja praktek lainnya
untuk berkumpul di lantai dasar untuk penyampaian dari petugas HRD atas
selesainya minggu pertama tugas kerja praktek serta kegiatan pengenalan antara
para pekerja praktek di Swiss Belhotel Maleosan Manado. Untuk kedua kamar
yang tidak bisa dibantu oleh penulis laporan karena kegiatan bersama para
pekerja praktek yang dipimpin oleh staf HRD, akan diselesaikan oleh staf sesuai
dengan prosedur standar operasi kamar dengan kesepakatan sebelumnya bahwa
penulis laporan akan membuang sampah yang telah dikumpulkan pada tas
plastik sampah yang berada pada bagian sisi belakang troli staf tersebut setelah
kegiatan tersebut selesai.
25
Setelah selesai mengikuti kegiatan HRD yang berlangsung selama 30 menit,
maka penulis laporan kembali pada staf HK yang telah menyelesaikan kedua
kamar tadi untuk membawa sampah hasil tugas shift pagi staf petugas HK lantai
10 ke area jalur masuk staf hotel di mana tempat pembuangan limbah sampah
berada. Setelah selesai melaksanakan tugas akhir penulis laporan pada hari itu,
maka penulis laporan dan staf HK kembali ke HK Office untuk memberitahukan
penyelesaian tugas shift pagi yang telah selesai demi kepastian pelaksanaan
tugas operasi HK pada staf shift selanjutnya. Penulis laporan serta pekerja
praktek HK lainnya harus memberitahukan kepada staf HK masing-masing
yang bertugas sebagai pengawas pada hari itu untuk izin pulang kerja praktek
sebelum mengisi daftar hadir lagi untuk waktu pulang tugas kerja praktek.
Meski kerja praktek departemen HK hanya berlangsung selama 30 hari,
kebutuhan akan pekerja praktek tetap tinggi. Jadi, HRD menugaskan angkatan kerja
praktek lain dari departemen yang ditugaskan sebelumnya.
26
Gambar 3. 2 Swiss Café
27
(Storage), atau membantu petugas acara di area kerja Banquet pada sebuah
kegiatan event yang akan berlangsung.
Menyediakan minuman selamat datang (Welcome Drink) di area lobi untuk para
tamu setelah sarapan selesai pada jam 10.00. Minuman selamat datang sebagian
besar diambil dari salah satu variasi minuman yang tersedia pada Café
berdasarkan preferensi staf F&B Service dan ketersediaan minuman tersebut.
Membantu staf F&B Service merapikan Café untuk memudahkan pembersihan
sampai jam 11.00 pagi untuk istirahat dan makan siang. Pada saat ini, terkadang
menyiapkan makan siang untuk tamu juga melalui Room Service. Area Café
akan dibersihkan oleh staf HK yang bekerja untuk area publik.
Istirahat dan makan siang dari jam 11 pagi sampai penulis laporan ini serta
pekerja praktek F&B Service lainnya siap untuk melanjutkan pekerjaannya.
Pada saat ini, praktek juga dapat dimanfaatkan untuk mengamati bagaimana staf
beroperasi pada waktu makan siang jika waktu dan kesempatan tersedia.
Sebagian besar istirahat untuk makan siang berlangsung selama 1 jam, secara
resmi sesuai kesepakatan bersama yang sedang berlaku.
Setelah istirahat, membantu staf yang membutuhkan tenaga tambahan, untuk
kesan yang lebih baik dan menambah tenaga kerja (pelaksanaan untuk setiap
praktek dapat bervariasi di sini). Pada saat ini juga, petugas acara area Banquet
mungkin memerlukan bantuan dari pekerja praktek lain untuk membantu jika
acara terlalu berat untuk dioperasikan oleh staf mereka sendiri. Jika tidak ada
permintaan, pekerja praktek akan membantu staf pada tugas tertentu, layanan
kamar (Room Service) atau pemolesan piring-piring dan gelas-gelas serta alat-
alat makan milik Swiss Café (Polishing), seperti yang dilakukan oleh penulis
laporan ini dan beberapa pekerja praktek lainnya pada hari itu.
Pada jam 2 sore, sebagian besar pekerja praktek seperti penulis laporan ini akan
ditugaskan untuk membersihkan dapur (Pantry Cleaning) di setiap lantai
dengan bantuan dari staf HK yang terlihat pada masing-masing lantai. Dengan
troli milik departemen F&B Service, pekerja praktek dapat membawa piring,
gelas, dan peralatan makan yang kotor dengan mudah dari setiap lantai ke area
dapur (pelaksanaannya dapat bervariasi). Ini bisa bertahan sampai shift selesai,
jam 3 sore. Dalam hal ini, penulis laporan bertugas membersihkan dapur pada
28
lantai 8 untuk dibawa ke area F&B Product untuk dibersihkan agar bisa dipakai
pada sesi selanjutnya.
Pengarahan untuk kegiatan hari berikutnya dengan staf dan supervisor F&B
Service di area Swiss Café, diarahkan oleh manajer F&B sebelum pulang selesai
tugas praktek pada hari tersebut.
Kegiatan kerja praktek di departemen F&B Service berlangsung hingga 2
bulan (60 hari). Dengan berbagai acara yang dapat diselenggarakan hampir setiap
hari, lebih banyak tenaga kerja sangat dibutuhkan, bahkan bantuan dari karyawan
dengan posisi lebih tinggi seperti manajer F&B Service sendiri pada beberapa
kesempatan. Karena shift pagi biasanya penuh dengan tamu yang mau sarapan pagi,
observasi tidak disarankan untuk dilakukan antara jam 7 pagi hingga 10 pagi karena
bahkan dengan staf yang dijadwalkan dan tugasnya masing-masing, pekerja praktek
akan selalu disibukkan dengan permintaan dan tuntutan fisik yang tidak terduga
dari staf F&B Service atas dasar tuntutan tamu. Kebanyakan pekerja praktek
berdasarkan pengalaman pribadi penulis laporan ini, tidak melakukan kerja praktek
ke Front Office Department jika tidak ditempatkan di dalamnya dengan
pengecualian bagi yang khusus pekerja praktek di departemen ini untuk keperluan
karir dari awal mula pelaksanaan kegiatan kerja praktek karena staf Front Office
Department memiliki jumlah staf yang memadai untuk mengatasi beban tugas masa
sibuk Swiss Belhotel Maleosan Manado yang pada masa tugas penulis laporan ini,
sedang mengatasi tamu-tamu mancanegara yang kebanyakan datang dari Tiongkok
berdasarkan kebijakan pemerintah yang mendatangkan penerbangan langsung ke
Manado.
29
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kerja praktek penulis laporan ini berlangsung dari tanggal 3 September hingga 3
Desember 2018, meliputi 2 departemen yaitu Housekeeping dan F&B Service.
Untuk kerja praktek HK, berlangsung hingga 6 Oktober 2018, kemudian
dilanjutkan dengan penugasan kerja praktek F&B Service hingga 3 Desember 2018.
Mengikuti setiap implementasi yang disarankan oleh staf Swiss Belhotel Maleosan
Manado yang berbeda sebagai hotel bintang 4 untuk situasi dan kondisi yang tidak
terduga, visi mereka tentang kedepannya untuk menjadikan hotel ini menjadi hotel
bintang 5 mengingat keadaan yang menguntungkan. Dengan moto hotel ini,
“Dengan Semangat, Inovasi, dan Kerjasama”, seluruh staf hotel berjuang bersama
untuk mempertahankan keberadaan Swiss Belhotel Maleosan Manado sebagai titik
penting Kota Manado. Motto ini membantu mereka mencapai hingga 10 tahun sejak
Grand Opening, dan menunjukkan organisasi lain yang berhubungan dengan hotel,
bahwa Swiss Belhotel Maleosan Manado masih dalam persaingan untuk tahun-
tahun mendatang.
Pencapaian hotel ini tidak akan terbukti tanpa adanya semangat kerja dari
para staf terhadap komitmennya terhadap hotel ini, terobosan inovasi untuk ide-ide
30
baru menjadi acuan implementasi di masa depan, dan kerjasama semua departemen
meskipun tujuan kerjanya berbeda, semua ini menjadikan Swiss Belhotel Maleosan
Manado salah satu Hotel yang paling direkomendasikan di Kota Manado untuk
kategori hotel bintang 4, karena hingga laporan ini selesai dibuat sebelum revisi
hanya ada satu hotel bintang 5 di Kota Manado. Meskipun target utama tamu
kebanyakan terkait dengan pemerintah, dalam beberapa tahun terakhir, turis asing
juga mulai menjadi lebih umum, kebanyakan turis Tiongkok.
4.2 Saran
Swiss Belhotel Maleosan Manado tidak akan ada tanpa adanya saran dari
berbagai sumber, baik dari staf, tamu, pekerja praktek, atau bahkan kesan publik.
Ada beberapa rekomendasi yang dapat dipertimbangkan penulis laporan ini
berdasarkan pengalaman, adalah sebagai berikut:
1. Pengingkatan kualitas peralatan kebersihan departemen HK yang lebih baik
untuk mencukupi lebih banyak efisiensi dalam jangka panjang, mengurangi
kemungkinan cedera yang disebabkan oleh masalah peralatan, dan
menambahkan perlengkapan keselamatan untuk aspek tugas tertentu yang
menyebabkan cedera serius terutama bagi staf hotel.
31
2. Penerapan pengelolaan dan pembersihan yang lebih baik untuk menghindari
kecelakaan yang tidak perlu, terutama di area dapur yang lantainya terlalu licin
untuk staf departemen lain yang tidak siap menghadapi lingkungan tersebut.
3. Pengeluaran udara yang lebih baik untuk meningkatkan sirkulasi suhu ruangan,
terutama di area dapur, karena keluhan dari panas dan kelembaban yang
dihasilkan dari kurangnya sistem pembuangan udara panas.
4. Perbaikan lift yang digunakan oleh karyawan, terutama mengenai lantai 9 dan
10 yang tombol liftnya tidak berfungsi sama sekali.
5. Penambahan area pantry untuk meletakkan piring & peralatan makan bekas di
lantai 10 karena pada saat kerja praktek dilaksanakan tidak cukup tempat.
6. Kurangi suara yang dihasilkan oleh troli HK, akibat roda dengan suara mencicit
yang membuat beberapa tamu mengeluh.
7. Penyedot debu yang lebih baik untuk lantai 10 dan di bawahnya, sementara
tambahkan penyedot debu lain khusus untuk tugas area publik. Ini mengurangi
kemungkinan staf HK untuk tidak menggunakan penyedot debu karena
kekurangan alat.
8. Penyesuaian waktu makan di Ruang Makan Karyawan, yang menyebabkan
keluhan dari staf karena makanan terlambat datang.
9. Peningkatan kualitas pengendalian hama, karena masih ada keluhan tentang
lalat di Swiss Café, mungkin jarang terjadi tetapi tetap dapat mempengaruhi
reputasi hotel dalam jangka panjang.
10. Kerjasama yang lebih baik antara masing-masing departemen untuk kapasitas
operasional yang lebih baik, terutama dalam hal pengelolaan sampah.
11. Tambahkan beberapa staf lagi untuk shift pagi.
12. Penambahan kotak P3K untuk semua departemen garis depan untuk
mengurangi cedera dan gangguan yang tidak diinginkan untuk operasional
hotel.
Inilah saran yang dapat dipertimbangkan berdasarkan pengamatan dan
pengalaman pribadi selama magang di 2 departemen seperti yang disebutkan
sebelumnya. Di masa mendatang, rekomendasi ini dapat memperbaiki lebih banyak
masalah yang muncul dan diharapkan dapat diselesaikan. Karena Swiss Belhotel
Maleosan Manado masih beroperasi, harapan untuk memecahkan masalah
32
termasuk masalah di atas akan menjadi lebih penting seiring dengan bertambahnya
usia hotel, lebih banyak pemeliharaan harus dimulai untuk menjaga momentum
operasional dalam kondisi terbaiknya. Beberapa rekomendasi sepele untuk
disebutkan adalah kebijakan perawatan untuk semua staf yang bekerja, manajemen,
untuk magang dan pekerja lepas. Penyesuaian pakaian yang berbeda untuk
departemen yang berbeda. Selain masalah-masalah tersebut di atas, ada masalah
yang dapat diselesaikan dengan implementasi dari masing-masing staf yang
membuat masalah tidak perlu dikhawatirkan pada karyawan struktural yang lebih
tinggi.
33
DAFTAR PUSTAKA
34
LAMPIRAN
LAMPIRAN A
LAMPIRAN A
LAMPIRAN B
LAMPIRAN B
LAMPIRAN C
LAMPIRAN C
DAILY ACTIVITY REPORT
Week 1
LAMPIRAN D
DAILY ACTIVITY REPORT
Week 2
LAMPIRAN D
DAILY ACTIVITY REPORT
Week 3
LAMPIRAN D
DAILY ACTIVITY REPORT
Week 4
LAMPIRAN D
DAILY ACTIVITY REPORT
Week 5
LAMPIRAN D
DAILY ACTIVITY REPORT
Week 6
LAMPIRAN D
DAILY ACTIVITY REPORT
Week 7
LAMPIRAN D
DAILY ACTIVITY REPORT
Week 9
LAMPIRAN D
DAILY ACTIVITY REPORT
Week 10
LAMPIRAN D
DAILY ACTIVITY REPORT
Week 11
LAMPIRAN D
DAILY ACTIVITY REPORT
Week 12
LAMPIRAN D
DAILY ACTIVITY REPORT
Week 13
LAMPIRAN D
LAMPIRAN E